Sinopsis SECRET Episode 16 – 2 (END)

“Bodoh, bodoh, bodoh! Bagaimana kau akan hidup dengan anakmu jauh darimu?” Ja Yoo memarahi Yoo Jung atas keputusannya tidak mengambil kembali San.

“Eonni, aku tidak membuatnya berpisah dariku. Hanya karena menjadi seorang ibu, tidak membuatmu harus hidup dengan memegang anak dipangkuanmu. San-ku bahagia, itu sudah cukup untukku. Kau tidak tahu bagaimana bahagianya senyuman San-ku.”

“Ou, ou aku sangat frustasi. Ou aku tidak tahu. Jika anakku diambil seperti itu, aku akan pergi ke ujung dunia untuk menemukannya.” Mata Ja Yoon berkaca-kaca.

“Aku juga berpikir aku akan seperti itu.” Yoo Jung menggeleng. “Aku tidak bisa melakukannya. Karena saat San diambil dariku, aku sangat terluka, dan aku merasakan perasaan seperti sekarat.” Yoo Jung kembali menggeleng. “Aku tidak bisa mengambilnya kembali. Saat keluarga itu pertama kali membawa San, mereka bilang dia menangis sangat kencang. Mencari ibunya, sepanjang minggu, bahkan tanpa memakan apapun, mereka bilang dia menangis seperti itu.” Yoo Jung menangis. “Jadi bagaimana bisa aku mengambil San kembali? Kehilangan ibu itu, San yang akan menangis sepanjang hari..bagaimana bisa aku mengambilnya?”

Yoo Jung menangis tersedu-sedu. Bukan menyesali keputusannya, tapi hanya melepaskan perasaannya saja.

(Aku setuju dengan keputusan Yoo Jung. Sekarang yang bisa dia lakukan hanya memperhatikannya dari jauh, dan berperan sebagai kerabat orang tua angkatnya jika sesekali ingin bertemu. San masih dalam usia yang tidak akan mengerti dengan ‘ibu kandung’ dan ‘ibu angkat’. Yoo Jung hanya harus bersabar hingga San sampai di usia dimana dia bisa mengerti, bahwa ibu kandungnya bukan dengan sengaja meninggalkannya. Toh ibu angkatnya pun berkata tidak akan menutupi kenyataan itu.)

***

Se Yeon menemui Min Hyuk di ruangannya. Dia mengeluarkan kontrak perjanjian pra nikah dan menyobeknya.

“Kau sepertinya terlalu berlebihan menilaiku. Bahkan jika kau tidak melihatku, aku berpikir aku bisa mengatasinya, tapi aku tidak bisa. Mari kita akhiri sekarang.”

“Se Yeon..”

Se Yeon berjalan pergi, dan berhenti di dekat pintu. Dengan menahan tangisnya, Se Yeon berkata: “Jo Min Hyuk. Jangan khawatir. Aku adalah Shin Se Yeon.” Se Yeon tersenyum, lalu keluar.

Min Hyuk tersenyum haru.

***

Min Hyuk menyerahkan semua sahamnya pada Se Yeon. Ketua Jo marah. Tapi Min Hyuk bilang itu bukan untuk Se Yeon, tapi untuk Shin Ah Foundation. Min Hyuk yakin Se Yeon akan menggunakannya dengan baik. Ketua Jo heran, apakah terjadi sesuatu kepala Min Hyuk. Tapi Min Hyuk kembali mengatakan bahwa dia akan mengembalikan hak manajemen.

“Min Hyuk! Itu bukan sebuah keputusanyang bisa kau buat dengan ceroboh.” Gwang Min yang juga ada disana mengingatkan.

“Aku tidak memutuskannya dengan ceroboh, tapi aku memutusakannya secara rasional. Kau lebih baik daripada aku, Hyung. Aku mengatakan ini untuk Grup K, bukan sebagai anakmu.” Ujar Min Hyuk pada Ketua Jo.

“Jadi, melawan segala rintangan, apakah kau mengatakan kau inging pergi ke wanita yang tidak masuk akal itu?” tanya Ketua Jo.

Min Hyuk tersenyum, “Tidak. Aku sekarang ingin menemuinya, tapi aku tidak bisa, karena aku merasa malu.”

“Malu?” tanya Ketua Jo lagi.

“Tidak ada satupun di dunia ini yang hidup tanpa dosa. Itu penting bagaimana kau membayarnya.” Min Hyuk kembali tersenyum. “Wanita itu memberitahuku. Aku…akan membayar untuk dosa-dosaku.” Min Hyuk meminta Ketua Jo mengirimnya ke tempat terpencil, dimana tidak ada karyawan yang mau pergi kesana. Dia akan bekerja keras dengan lebih serius.

***

Gwang Soo memberikan transfer kontrak kepemilikan toko roti pada Yoo Jung. Tapi Yoo Jung tidak mau menerimanya, dia membayar lunas semua hutangnya. Tapi Gwang Soo memaksa, karena kalau tidak dia akan berada dalam masalah. Yoo Jung bisa membayar hutangnya pelan-pelan. Sedikit saja dalam satu waktu, pelan-pelan. Min Hyuk telah mendengar dari Yoo Jung walaupun seperti itu, sehingga Min Hyuk bisa bertahan.

Agak ragu, lalu Gwang Soo berkata, “Presdir..pergi ke Armenia hari ini.”

“Pergi?” Yoo Jung terkejut.

“Dia tidak akan kembali untuk beberapa saat.”

Yoo Jung terlihat sedih dan tampak berpikir.

Maka, disinilah Yoo Jung, di bandara mengejar Min Hyuk. Yoo Jung berlari mencari-cari Min Hyuk, tapi tidak ditemukannya. Mereka berpapasan. Lalu Yoo Jung terdiam di dekat papan jadwal.

Yoo Jung berbalik dan disana ada Min Hyuk. Min Hyuk memandangnya. Dan Yoo Jung juga memandang balik.

Min Hyuk bergerak seperti akan mendekati Yoo Jung. Yoo Jung tersenyum.

Lalu dia pun berjalan seperti menyongsong Min Hyuk. Kenyataannya, mereka berdua saling menghindar seperti tidak saling mengenal. Min Hyu berusaha tegar, sedangkan Yoo Jung menangis sedih.

***

Do Hoon menemui Se Yeon di galeri. Se Yeon tersenyum dan menyapa Do Hoon. Do Hoon merasa heran dengan semua lukisan yang diturunkan. Se Yeon menjelaskan bahwa dia akan menutup galerinya dan pergi. Dan sebelum pergi, dia ingin bertemu Do Hoon.

“Kau pasti sudah mendengar berita mengenai aku. Apakah kau tetap ingin menemuiku? Aku akan didakwa minggu depan. Orang yang membunuh Seo Ji Hee bukanlah Yeo Jung, tapi aku.”

Se Yeon memandang iba pada Do Hoon, “Itulah mengapa aku lebih ingin menemuimu. Karena aku berpikir aku harus memberitahumu sebelum aku pergi. Orang yang membunuh Seo Ji Hee itu bukan kau Do Hoon, tapi aku.”

Flashback.

Se Yeon duduk berhadapan dengan Ji Hee. Dia berkata bahwa dia sudah memberitahu Ketua Jo bahwa dia akan menikahi Min Hyuk. “Bersama Min Hyuk, ini adalah sejauh yang bisa aku terima.”

“Aku hamil.” Kata Ji Hee.

“Kami akan mengurus bayinya.” Ujar Se Yeon yang hendak di protes Ji Hee, tapi Se Yeon belum selesai berkata. “Bayi itu, apakah kau pikir Ketua akan menerimanya? Tidak, apakah kau pikir dia akan membiarkanmu melahirkannya?”

Ji Hee terdiam. Lalu Se Yeon memberikan amplop yang berisi uang pada Ji Hee dan meletakannya di meja. Se Yeon juga bertanya apakah dia harus pergi dan mengatakan pada Ketua Jo bahwa Ji Hee sedang mengandung, karena dia belum tahu. Ji Hee berkaca-kaca.

“Menghilang. Dari hadapan Min Hyuk. Selamanya. Hingga dia mati. Ini adalah peringatan terakhirku. Lain waktu, tidak akan ada lagi hal seperti ini.” Ucap Se Yeon kemudian lalu pergi.

Ji Hee menangis tanpa bisa mengatakan apapun lagi. Flashback end.

Se Yeon berkata dia tidak berpikir Ji Hee akan benar-benar mati. ‘Aku berharap dia mati’, pada saat itu Se Yeon benar-benar berpikir seperti itu. Jika itu terjadi, dia berpikir bahwa dia akan hidup bahagia dengan Min Hyuk. Tapi sepertinya mereka berdua tidak ditakdirkan untuk bersama.

“Maafkan aku. Do Hoon telah tertangkap dalam apa yang aku ciptakan di tempat yang salah di waktu yang salah.”

Do Hoon berkata dia selalu bertanya-tanya mengapa berakhir seperti ini, dia berpikir dan terus memikirkannya. “Jika hari itu aku tidak pergi kesana, jika itu tidak hujan, jika aku tidak pergi kembali, itu tidak adil. Aku menggertakkan gigi dalam kesengsaraan itu yang sepertinya hanya datang padaku. Aku sangat takut bahwa segalanya yang telah aku perjuangkan akan hancur dalam satu waktu. Dan juga Yoo Jung, anakku, dan keluargaku menjadi seperti ini.”

“Do Hoon…”

“Orang yang membunuh Seo Ji Hee, adalah aku. Itu adalah kesalahanku.” Do Hoon tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Se Yeon atas waktunya selama ini dan mengucapkan semoga Se Yeon mendapatkan perjalanan yang aman.

Do Hoon kemudian berjalan pergi. Se Yeon memanggilnya dan berterima kasih pada Do Hoon karena Do Hoon tidak mengungkapkan berkas Shin Ah Foundation sampai akhir.

Do Hoon tersenyum. “Aku akan merindukan lukisanmu.” Lalu Do Hoon kembali berjalan pergi. Se Yeon memandang kepergiannya dengan haru.

***

Do Hoon menaiki tangga menuju Kantor Kejaksaan. Dia berhenti sejenak menatap gedung, kemudian membuka pin tanda pengacaranya dan menjatuhkannya begitu saja. Do Hoon kembali berjalan meninggalkan pin itu.

***

Kini, Do Hoon berada di kursi pesakitan pengadilan dengan Hyun Suk sebagai jaksa penuntutnya.

“Mengenai penculikan Kang Woo Chul sebulan yang lalu, apakah kau mengakuinya?” (sebulan yang lalu maksudnya pengajuan tuntutannya ya..)

“Ya.”

“Kejadian tabrak lari di Rute 6, 4 tahun yang lalu, daripada Kang Yoo Jung yang menjalankan hukuman pada waktu itu, fakta bahwa itu kau tersangka yang mengemudi, apakah kau mengakuinya?”

Do Hoon menunduk tidak menjawab.

“Fakta bahwa kau yang mengantar korban saat itu pada kematiannya, aku bertanya apakah kau mengakuinya?” tanya Hyun Suk lagi dengan tegas.

Do Hoon mengangkat wajahnya.

Flashback.

Do Hoon sarapan bersama dengan ayah dan ibunya. Do Hoon mengambil kunci mobil dari ayahnya. Ayah bertanya Do Hoon hendak kemana membawa mobil, apa yang akan dilakukan Do Hoon. Tapi Do Hoon hanya berkata bahwa ada beberapa hal yang harus dia kerjakan. Do Hoon menerima kunci mobil dari ayahnya.

“Ya, kau butuh mobil agar membuatmu sampai disana tepat waktu.” Ibu tersenyum. “Kau harus lebih baik kali ini. Jika kau melakukannya seperti saat terakhir…” (mungkin maksud ibu kencan buta. Do Hoon kan menemui kencan butanya dulu sebelum bertemu untuk melamar Yoo Jung.)

Do Hoon tidak menanggapinya. “Ibu, aku terlambat. Aku akan kembali.” Do Hoon pamit dan langsung berdiri.

Ibu memanggil Do Hoon dan memintanya untuk memakan telur. Ibu menyuapinya. Do Hoo lalu bergegas pergi. Ibu tersenyum dan meminta Do Hoon hati-hati.

Lalu ibu menghampiri ayah dan bertanya apakah ayah sudah memperbaiki wiper mobil yang rusak. Tapi ayah meminta ibu agar tidak khawatir, “Aku mendengar di televisi, pasti tidak akan hujan hari ini, jadi jangan khawatir.”

“Aigo..itu pasti akan mennyenangkan hidup tanpa rasa khawatir sepanjang waktu.” Ibu lalu memakan sup sisa Do Hoon.

***

Do Hoon dan Yoo Jung pulang dari café. Do Hoon menghentikan mobilnya karena wipernya tidak berfungsi. Do Hoon turun untuk memperbaikinya. Bersamaan dengan itu, lewat Gwang Soo dari arah berlawanan menuju café. Gwang Soo sedang menghubungi Min Hyuk dan berkata dia sedang menuju café.

Ketua Jo menjawab sebuah telpon dan berkata pada orang yang disebrang dia berpikir bahwa Min Hyuk sedang pergi untuk menemui Ji Hee. “Tidak peduli apapun yang terjadi, bawa anak itu padaku.” (ini…aku gak tau siapa yang menelpon Ketua Jo, tapi sepertinya Gwang Soo. Gwang Soo kan menurut juga pada Ketua Jo, seperti waktu itu dia menahan Min Hyuk yang akan membawa Yoo Jung.)

Ji Hee yang berpayung merah berdiri di depan café hendak menyetop taksi, tapi tidak ada yang berhenti. Lalu mobil Gwang Soo datang dan masuk ke parkiran café. Ji Hee mengenali Gwang Soo yang turun dan mobil dan masuk ke dalam café. Ji Hee menyadari Gwang Soo datang untuk mencarinya, dia kemudian berjalan menjauh dari sana dan menuruni tangga.

Saat sedang berjalan, Ji Hee mendengar klakson mobil truk dibelakangnya. Ji Hee berlari untuk menghindari truk itu.

“Aku mencintaimu!” Yoo Jung menatap Do Hoon. Do Hoon tersenyum, lalu terkejut dan membanting stir karena tiba-tiba ada truk melaju di depan mereka dari arah berlawanan. Genggaman tangan Yoo Jung terlepas, dan tubuhnya terbentur kanan kiri dan kedepan. Mobil mereka berputar-putar ke area jalan yang sedang diperbaiki.

Disana ada Ji Hee yang sedang berjalan. Ji Hee terkejut dengan kedatangan mobil yang tiba-tiba dan tidak bisa menghindar.

Mobil itu menabrak Ji Hee. Tapi Do Hoon dan Yoo Jung tidak menyadarinya. Mobil terus berputar-putar tapi tetap maju, dan menabrak beberapa barang yang ada di jalan.

Sampai akhirnya Do Hoon bisa menginjak rem, tepat di depan sebuah truk yang parkir yang ada besi panjang di belakangnya.

Do Hoon berjalan ke belakang, memeriksa apa yang tadi ditabraknya. Do Hoon menemukan Ji Hee yang tergeletak lemah dan berlumuran darah dibahu jalan di dekat tumpukan barang. Do Hoon menghampirinya dan hendak memeriksa. Terlihat wajah terkejut dan ketakutan. Lalu di dengarnya Yoo Jung memanggil.

“Oppa! Oppa!” Yoo Jung berjalan memanggil Do Hoo yang tak juga dilihatnya. Tiba-tiba Do Hoon muncul dari samping, dan memarahi Yoo Jung karena dia sudah melarang Yoo Jung turun dari mobil. Yoo Jung menanyakan apa yang mereka tabrak. Do Hoon terlihat bingung dan khawatir Yoo Jung akan tahu, dia lalu menunjuk drum yang ada di tengah jalan.

“Oh, aku sangat lega. Melegakan sekali!” Yoo Jung tersenyum. Do Hoon kemudian mengajaknya pergi. “Tunggu sebentar. Biarkan aku membersihkan jalannya. Mobil lain juga mungkin bisa kecelakaan.” Yoo Jung kemudian mendorong drum ke pinggir jalan, dibantu Do Hoo yang tidak sabar untuk pergi. Lalu Mereka kembali ke dalam mobil.

 

Keesokan paginya. Drum yang Yoo Jung pinggirkan semalam diangkut ke dalam mobil dan di bawa pergi. Kemudian polisi datang tepat setelah mobil yang mengangkut drum itu menjauh. (oohh..mungkin itu sebabnya Det. Choi bilang drum yang disebut Yoo Jung tidak ada di tempat kejadian. Karena Yoo Jung mendorongnya ke sisi jalan yang berlawanan dengan tempat kejadian, jadi drum itu tidak masuk ke dalam area police line saat malam polisi patroli menemukan Ji Hee kecelakaan. Jadi aja tadi diangkut oleh orang proyek.)

Flashback end.

“Terdakwa, apakah kau mengakuinya?” Hyun Suk bertanya lagi.

Do Hoon tersenyum, “Ya.”

Hakim mengetuk palu.

Secret

Beberapa waktu kemudian.

Yoo Jung membuka teralis toko roti. Dia kembali menjalankan usaha roti peninggalan ayahnya. Yoo Jung tersenyum memandang roti-roti itu.

Min Hyuk masuk ke ruangan Presiden. Dia berkata pada seseorang yang berdiri disana, “Wow, inikah penampilanmu sebagai presiden.” Orang itu yang ternyata adalah Gwang Min, tersenyum dan bertanya kapan Min Hyuk tiba. Min Hyuk bilangdia tiba pagi tadi, dan bertanya apakah persiapannya lancar (mungkin inagurasi).

“Apakah kau benar-benar tidak akan menyesalinya?” tanya Gwang Min kembali menanyakan keputusan Min Hyuk.

“Aku sudah cukup menyesalinya hingga sekarang.” Min Hyuk tersenyum.

“Ahjussi!” tiba-tiba Min Joo datang dan memanggil Gwang Min. Min Hyuk menyapa Min Joo. Min Hoo hanya berkata, “Ah, kau sudah tiba.” Dan berjalan begitu saja melewati Min Hyuk lalu menggamit lengan Gwang Min. Min Joo mengajak Gwang Min segera pergi karena akan terlambat (sepertinya pergi ke inagurasi). Kemudian mereka pun berjalan pergi. Gwang Min tersenyum pada Min Hyuk, dan Min Joo merapikan dasinya.

Gwang Soo tersenyum melihatnya. Min Hyuk merasa aneh, “Mereka berdua…ada apa dengan mereka?”

“Sekarang, mereka berdua berkencan.” Gwang Soo menjelaskan, membuat Min Hyuk tersenyum.

 

Lalu ponsel Gwang Soo berbunyi, ada sms.

Dari: Hae Ri-ku. Pesan: “Oppa, apa kau sibuk?”

Min Hyuk mengintip sms itu, “Kau juga (berkencan)?”

Gwang Soo tidak menjawab, dia menelpon Hae Ri sambil tersenyum dan berkata, “Oppa akan segera tiba disana.”

Lalu Gwang Soo pamit pada Min Hyuk dengan menunduk seperti biasa, dan menepuk punggung Min Hyuk. Membuat Min Hyuk terkejut. Min Hyuk tertawa, “Hei, Gwang Soo! Gwang Soo!”

***

Ketua Jo sedang minum teh bersama In Joo. In Joo bercerita bahwa dia bertemu istri dari Perwakilan Shin di toko kemarin, dan semangatnya terlihat turun. “Perwakilan Shin mungkin tidak bisa ikut dalam pemilihan presiden ini, kan?”

“Aku tidak tahu. Karena mereka adalah tipe orang yang akan merangkak bagaimanapun juga, hingga membersihkan debu.” Ujar Ketua Jo melipat tangan.

In Joo lalu bertanya apakah Ketua Jo benar-benar tidak akan pergi ke acara inagurasi presiden. Ketua Jo berkata Gwang Min akan melakukannya dengan baik.

“Kau pernah mengatakan dia terlihat seperti seorang anak, tapi itu sebuah kebohongan. Apakah kau masih ingin memberikannya pada Min Hyuk?” tanya In Joo.

Ketua Jo hanya menghela nafas. In Joo berkata Min Hyuk sudah melakukan sebanyak yang dia bisa. “Sekarang biarkan dia hidup dengan melakukan apapun yang dia inginkan. Pengacara Choi…Ah, Presiden Choi pasti akan melakukannya dengan baik.”

“Well..Sebagai satu-satunya putra yang aku miliki..”

Tapi disamping itu, In Joo bertanya apa yang akan mereka lakukan tentang Min Joo. Perbedaan usianya dengan Gwang Min agak terlalu banyak. Min Joo terus meminta untuk menikah. Ketua Jo bilang pasti Min Joo akan seperti In Joo. In Joo juga hidup dengan baik selama 20 tahun setelah bersama dengannya. Mereka berdua kemudian tersenyum.

***

Do Hoon menatap keluar selnya. Seorang petugas memanggilnya. Do Hoon memiliki nomor tahanan yang sama dengan Yoo Jung, 2008. Do Hoon mendapatkan sebuah surat. Do Hoon meneriam surat itu yang ternyata adalah kartu pos. Seorang teman heran dengan peristiwa apa yang terjadi kerena Do Hoon menerima surat. (Sepertinya biasanya tidak.)

Do Hoon menghadap cermin membalik kartu pos itu. Dan itu adalah lukisan Se Yeon. Do Hoon tersenyum. Senyum yang tulus.

***

Yoo Jung membawa keluar roti pizza. Hae Ri langsung menyerbu. Ja Yoon bertanya inikah bisnis waralaba kopi yang dikatakan Yoo Jung. Yoo Jung menjelaskan karena pendaftarannya belum lengkap, dan sepertinya itu tidak akan siap sampai bulan depan.

Hae Ri bilang dialah yang akan menjual kopinya, karena dia sangat rajin sehingga dia bisa pergi ke Barista Hagwon. Ja Yoon kesal, Hae Ri tidak bisa menggunakan alasan itu untuk tidak membayar sewa. Yoo Jung tertawa dan menanyakan Ahjumma Wang.

Ahjumaa Wang pun datang dengan perut buncitnya dan mengucapkan selamat pada Yoo Jung. Hae Ri bertanya dimana Alex.

“Apakah kau menyebut seekor anjing tetangga? Apa maksudmu dengan ‘Alex’ pada kakak iparmu?” kata Ahjumma Wang kesal. “Alex-ku…dia mengatakan mengundang kalian semua! Dia bilang dia akan membuat banyak sekali makanan Nigeria.”

Lalu Ahjumma Wang melihat penampilan baru Ja Yoon dan berkata bahwa Ja Yoon terlihat lebih cantik dengan rambut lurusnya seperti itu. Ja Yoo memang sudah seharusnya membuat dirinya sendiri cantik seperti itu.

“Apanya yang bagus? Si kepala kentang yang mengatakan bahwa aku akan terlihat cantik jika rambutku lurus, mengencani gadis manis yang ada disini.”

Hae Ri tampak berpikir, lalu tersenyum.

Dan kebetulan Gwang Soo tiba. Gwang Soo tersenyum pada semua orang dan mengucapkan salam yang aneh bersama Hae Ri. Berjingkrak-jingkrak. Lalu Hae Ri menyuapi Gwang Soo roti.

Ahjumma Wang bertanya pada bayi di dalam perutnya yang dia beri nama Alexandra, roti mana yang ingin dimakan. Ahjumma Wang memegang dua roti sekaligus dan menggigit salah satunya. Lalu dia terhenti seperti menahan sesuatu. Semua orang ikut terdiam melihat Ahjumma Wang. Lalu serentak panik.

“Dia keluar. Dia keluar!”

“Hei, Eonni, Eonni!”

“Rumah sakit, rumah sakit, rumah sakit, pergi ke rumah sakit!”

Dengan sigap, para sahabat siaga itu membawa Ahjumma Wang masuk ke dalam mobil.

“Masuk dulu, masuk. Tidak apa-apa, tidak apa-apa, itu tidak apa-apa.”

Semua masuk mobil kecuali Yoo Jung. Dia akan membereskan segala sesuatunya disana kemudian menyusul.

Yoo Jung bergegas masuk ke dalam toko dan melepas celemeknya. Dia lalu terkejut melihat sesuatu dan tersenyum. Yoo Jung lalu menghampiri seseorang. Min Hyuk. Min Hyuk yang sedang memakan roti sambil melihat foto yang terpasang didinding. (foto Yoo Jung bersama ayahnya, bersama San, dan bertiga bersama San dan ibu angkatnya. Berarti Yoo Jung selama ini sering mengunjungi San.)

“Ini manis. Aku tidak suka hal yang manis.” Tapi Min Hyuk memakan habis rotinya.

Yoo Jung masih tersenyum. Min Hyuk menghadap Yoo Jung dan berkata bahwa dia datang bukan untuk bertemu Yoo Jung, tapi dia datang karena ingin tahu sesuatu. Min Hyuk mengambil roti kembali dan menanyakan apa yang diminta Yoo Jung saat di kuil (saat mereka jalan-jalan berdua itu).

“Aku sudah bilang itu adalah rahasia.”

“Dimana rahasianya, rahasia? Saat ini sudah berakhir.”

“Sekali saja aku membiarkan kau mengetahui semuanya, itu tidak akan menyenangkan. Presdir, kau tidak mengukai hal yang tidak menyenangkan.”

Min Hyuk tiba-tiba mengangkat Yoo Jung dan mendudukannya di meja roti. Mereka berhadapan, sangat dekat.

“Itu tidak menyenangkan, jadi beritahu aku apa yang membuatku penasaran.”

“Aku tidak mau.”

“Mengapa?”

“Karena itu harus menjadi rahasia, jadi Presdir bisa terus mencariku.”

“Aku bukan lagi seorang Predir.”

“Benarkah?”

“Jadi, jangan panggil aku “Predir” tapi panggil namaku. Kau masih memliki banyak hutang tersisa. Lakukan seperti apa yang aku beritahukan. Katakan itu.”

“Min Hyuk.”

Min Hyuk mendekat, “Lagi.”

“Min Hyuk.”

Min Hyuk semakin mendekat, “Lagi.”

“Min Hyuk.”

Min Hyuk mendekat seperti akan mencium, lalu menjauh, dan tersenyum menggoda, “Katakan lagi.”

Yoo Jung tidak sabar dan langsung menarik Min Hyuk untuk diciumnya. Merekapun berciuman melepas rindu.

Mereka saling menatap dan tersenyum.

***

THE END.

 

Komentar:

Yup, akhirnya drama ini mempunyai akhir yang bahagia seperti yang diharapkan para penonton dan pembaca. Yoo Jung yang selama ini menderita akhirnya bisa kembali berbahagia dengan pria yang benar-benar tulus mencintainya, dan bukan karena memanfaatkannya.

Drama ini berakhir manis. Ketua Jo bahkan sudah mau menerima Min Hyuk apa adanya, dan menyerahkan Grup K pada Gwang Min. Orang yang selama ini sangat setia padanya.

Bingung mau komentar apalagi.. kita kupas ‘secret’ yang ada di SECRET ini saja ya…:

1) Yang menabrak Ji Hee, sudah jelas adalah Do Hoon. Tidak ada campur tangan orang lain. Se Yeon yang mengaku juga membunuh Ji Hee, pada kenyataannya dia hanya mengancam Ji Hee agar pergi meninggalkan Min Hyuk pada siang hari sebelum kejadian.

2) Yang membuat San terlihat seperti disiksa Yoo Jung dipenjara adalah Hye Jin, dan atas perintah Do Hoon.

3) Yang membuang ayah Yoo Jung, jelas juga adalah Do Hoon. Dia membuang ayah karena takut ayah akan mengatakan pada orang-orang bahwa dialah yang mengendara malam itu.

4) Min Joo memang bukan anak kandung In Joo. Dia sendiri sudah tahu sejak dia masih di sekolah menengah. Min Joo pura-pura tidak tahu untuk membuat dirinya sendiri dan In Joo nyaman. Lebih baik begitu kan, jadi mereka tidak canggung. Dan aku mengambil kesimpulan Min Joo di adopsi dari panti asuhan, bukan anak hasil selingkuh dsb.

5) Yang membocorkan rahasia-rahasia perusahaan adalah Do Hoon. Dengan bantuan Jae Ha untuk menyebarkan rumor, dan Se Yeon sebagai sumber informasi.

6) Dan San. Sudah jelas akhirnya terkuat San masih hidup, dan yang menyembunyikannya selama ini adalah ibunya Do Hoon.

7) Doa yang dipanjatkan Yoo Jung saat di kuil…itu rahasia! Yoo Jung tidak mau mengatakannya.. hehe..

8) Ada lagi kah? Apakah aku melewatkan rahasia lain?

Oya, drama ini memang bagus ceritanya, lain dari drama biasanya. Tapi setiap drama pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Kekurangan drama ini adalah plot waktu yang tidak jelas. Tidak pernah disebutkan kita sudah meloncat berapa tahun atau berapa bulan kemudian. Seperti Yoo Jung saat melahirkan. Dari diceritakan hamil, lalu pindah ke adegan melahirkan tanpa dikasih tahu sudah loncat waktu. Lalu saat Yoo Jung keluar dari penjara. Dan di adegan episode terakhir ini, entah sudah berapa lama Min Hyuk pergi, aku menebaknya setahun saja.

Lalu kekurangan yang lain adalah, ada beberapa peristiwa yang tidak digambarkan dalam adegan, sehingga membuat kita bingung. Seperti Min Hyuk yang terluka kakinya, lalu saat Min Hyuk dan Se Yeon menikah, dan juga saat Gwang Min dipenjara.

Akhir kata, terima kasih readers karena sudah sabar menunggu.. sampai ketemu di projek selanjutnya.. :)