Endless Love | Episode 31 dan 32

Proyek pembangunan kerjasama Kwang Chul dengan Komisioner diberitakan melakukan tindakan yang ilegal. Keluarga In Ae gelisah, karena Hanseo tidak melakukan pekerjaan yang illegal. In Ae mencoba meminta bantuan Kwang Hoon untuk meluruskan masalah itu. Tapi Kwang Hoon tidak bisa, itu bukan kewenangannya. Lagipula dia sudah mengingatkan Kwang Chul sebelumnya untuk berhati-hati terhadap Komisioner, karena dia dijadikan target.

Komisioner sendiri juga marah pada Young Tae yang berani berbuat seperti pada seseorang yang berhubungan darah dengan Presiden. Bahkan Se Kyung juga menghubungi Young Tae untuk menarik berita itu dan meluruskannya. Tapi Young Tae tak bergeming.

Young Tae menghubungi In Ae untuk membuat kesepakatan. Young Tae ingin uangnya kembali. Jika In Ae memberikan uang, maka dia akan menarik berita itu. Se Kyung mengetahui hal ini dan menawarkan diri untuk menemui Young Tae.

Se Kyung pun menemui Young Tae menggantikan In Ae di tempat pertemuan. Se Kyung berkata pada Young Tae, dia sudah tahu kalau Young Tae adalah anak kandungnya. Se Kyung mengancam Young Tae, jika Young Tae mengganggu In Ae dan Kwang Chul lagi maka dia akan memberihukan pada publik bahwa dia adalah anaknya Young Tae. Dengan begitu Young Tae tidak akan bisa meraih impiannya menjadi Kepala Badan Keamanan Negara.

***

Keadaan Nyonya Min semakin memburuk. Ingatannya kembali pada masa mudanya, saat dia belum menikah dan dekat dengan Young Tae. Nyonya Min tidak mengenali anak-anaknya, tapi dia mengenali Young Tae.

Kemudian terungkap masa lalu mereka. Young Tae yang adalah anak dari kepala pelayan keluarga Nyonya Min, berteman dekat dengan Nyonya Min. Tapi neneknya Nyonya Min tidak suka, karena itu Young Tae sering dipukuli olehnya. Hingga suatu hari Young Tae tanpa sengaja memukul nenek dengan batu.

Neneknya Nyonya Min meninggal, tapi yang dijadikan tersangka adalah ayahnya Young Tae. Nyonya Min mengetahui kejadian yang sebenarnya tapi dia berjanji untuk menjaga rahasia itu, asalkan Young Tae mau membantunya mewujudkan impiannya menjadi First Lady.

Ternyata hubungan Park Young Tae dan Min Hye Rin lebih spesial dan lebih kuat dari sekedar skandal.

***

Bersama Tae Kyung, In Ae melihat keadaan Nyonya Min. In Ae merasa kasihan, tapi In Ae juga marah. Dia meluapkan kemarahannya, meminta Nyonya Min untuk segera sadar karena dia selama ini hidup untuk membalas dendam. Dia tidak mau melihat Nyonya Min gila dan mati dengan tenang.

In Ae juga sebelumnya memenuhi panggilan PM Kim dan menemuinya di penjara. In Ae meminta PM Kim untuk tidak merasa bahwa kesalahannya telah ditebus karena sekarang dia berada di penjara. In Ae meminta PM Kim membayangkan rasa sakit ibunya yang menuliskan “kupu-kupu” dengan sisa tenaga dan darahnya, juga In Ae yang waktu itu baru berusia 5 tahun menyaksikan kematian ibunya. In Ae meminta PM Kim untuk tidak menganggap kesalahannya ringan.

In Ae menegaskan bahwa dia menemui PM Kim hanya untuk mengatakan rasa sakitnya. PM Kim menangis. Begitupun In Ae yang menangis tersedu setelah keluar dari penjara.

***

Jendral Chun datang menemui In Ae. Dia meminta bantuan In Ae untuk merancang naskah pidatonya mengenai negara yang demokratis bersama Kwang Hoon. Jendral Chun akan segera memulai pergerakannya. In Ae yang awalnya tidak mau dilibatkan akhirnya setuju. In Ae memberitahu Jendral Chun bahwa Hanseo tidak melakukan pekerjaan illegal.

In Ae dan Kwang Hoon kemudian bekerja bersama merancang naskah pidato itu. Kwang Chul membawakan makanan untuk mereka. Keadaan seperti itu mengingatkan mereka pada masa lalu, saat In Ae dan Kwang Hoon belajar bersama pasti Kwang Chul yang datang membawakan makanan.

Esok paginya saat Kwang Hoon, Kwang Chul dan In Ae sarapan bersama, Hye Jin datang. Dia langsung melabrak In Ae. Hye Jin tidak peduli jika Kwang Hoon disana karena suruhan ayahnya. Dia mengancam akan melaporkan Kwang Hoon dan In Ae untuk perselingkuhan.

Beberapa hari kemudian Hye Jin pergi ke Amerika.

***

Tanpa sengaja Tae Kyung mendengar pertengkaran ibunya dan Se Kyung tentang Young Tae, bahwa Young Tae adalah ayah kandung Se Kyung dan bahwa Young Tae selama ini bertahan untuk Se Kyung. Tae Kyung kemudian bertanya apakah ada yang disembunyikan Se Kyung darinya, tapi Se Kyung menjawab tidak ada.

Tae Kyung menemui ayahnya di penjara. Tae Kyung bertanya mengapa ayahnya itu tidak mencintai ibunya. Itu adalah masalah terbesar dalam keluarga mereka. PM Kim menjelaskan bahwa sejak awal mereka tidak saling mencintai, Nyonya Min tidak pernah mencintainya. Mereka menikah dengan tujuan saling menguntungkan. Dan akhirnya sekarang PM Kim menyadari kalau itu salah.

Oya, Tae Kyung kembali bekerja. Bukan di perusahaannya, tapi di perusahaan Hanseo. In Ae datang ke kantornya untuk memberikan selamat. In Ae lalu memeluk Tae Kyung (yang adalah adiknya). Dia berkata bahwa dia tidak pernah menyalahkan Tae Kyung maupun Se Kyung untuk semua yang telah terjadi padanya.

In Ae malah berterima kasih, karena Tae Kyung juga harus menderita karena dirinya. Tae Kyung dulu sering disuruh pergi ke luar negri agar tidak bisa bertemu dengan In Ae.

***

Setelah pertemuan terakhirnya dengan Young Tae, Se Kyung tidak pergi bekerja. Kwang Chul datang dan mengajak Se Kyung piknik. Kwang Chul mengajak Se Kyung keluar untuk menghiburnya. Kwang Chul meminta Se Kyung kembali ke kantor daripada mengurung diri di rumah.

***

Komisioner membawa In Ae menemui presiden dan ibu negara. Ibu negara ternyata adalah fans In Ae saat In Ae bermain fim sebagai Tess Korea. Dan karena In Ae bicara pada mereka, maka masalah proyek pembangunan itu telah selesai. In Ae berhasil meyakinkan mereka bahwa Hanseo dan Komisioner tidak melakukan pekerjaan illegal.

***

Malam sebelum pidato Jendral Chun, In Ae menemui Kwang Hoon di gereja. Kwang Hoon menyerahkan sebuah amplop dan sebuah kunci tempat penyimpanan di bank. Kwang Hoon meminta In Ae untuk membukanya jika sesuatu terjadi padanya besok. Itu semua adalah tentang siapa dirinya yang sebenarnya.

Esok paginya Kwang Hoon meminta Jendral Chun bertukar mobil. Jadi Kwang Hoon mengendarai mobil Jendral Chun. Sepertinya Kwang Hoon punya firasat jelek setelah semalam ada beberapa orang mencurigakan yang memeriksa mobilnya.

Benar saja, mobil Jendral Chun yang dikendari Kwang Hoon meluncur dengan bebas saat jalan menurun. Rem mobil itu blong. Kwang Hoon melompat dari mobil sebelum mobil itu menabrak dan terbakar (di dalamnya ternyata juga terpasang bom).

Kwang Hoon terluka parah. Sebelum tak sadarkan diri dia memberikan nomor telepon rumah In Ae pada petugas. Kwang Chul dan In Ae panik, mereka segera ke rumah sakit. Kwang Chul menyuruh Chil Sung untuk memberitahukan keadaan Kwang Hoon pada Jendral Chun.

Jendral Chun yang tidak tahu tentang keadaan Kwang Hoon melanjutkan rencana pidatonya. Sementara itu Young Tae, yang ternyata berada di balik bom mobil itu merasa kesal karena anak buahnya salah sasaran.

Jendral Chun menyampaikan pidatonya tentang negara demokratis yang berpihak pada rakyat. Jendral Chun mengusulkan untuk melakukan pemilihan presiden dengan pemilihan langsung oleh rakyat. Hal ini disambut dengan gembira oleh rakyat.

Selesai pidato Chil Sung memberitahu bahwa Kwang Hoon kecelakaan. Tapi Jendral Chun bukannya bergegas ke RS, dia malah melanjutkan agenda kegiatannya dan mengutus Kepala Keamanan untuk ke RS menggantikannya.

Kwang Chul dan In Ae merasa kesal, terutama Kwang Chul. Dia merasa kakaknya itu dibuang begitu saja oleh Jendral Chun dan tidak dianggap keluarga. Kwang Chul menyebut Jendral Chun lebih mementingkan imagenya di depan para wartawan. Kwang Chul tetap tidak terima meski Kepala Keamanan mencoba menjelaskan bahwa Jendral Chun yang sekarang tidak bisa lebih dulu mementingkan urusan keluarga.

Park Young Tae yang pura-pura mendukung pergerakan Jendral Chun mengantarnya ke RS. Jendral Chun masuk ke ruangan dimana Kwang Hoon dirawat. Kwang Hoon sebenarnya sudah sadarkan diri, tapi dia pura-pura tidur.

Dia mendengar Kwang Chul yang meluapkan kemarahannya pada Jendral Chun. Juga mendengar luapan kekecewaaan In Ae terhadap Jendral Chun yang sikapnya kini berbeda dengan saat memintanya merancang naskah pidato. Kwang Chul dan In Ae marah karena Jendral Chun tidak memerintahkan penyelidikan atas kejadian yang menimpa Kwang Hoon dan mempercayai perkataan orang bahwa itu hanya sebuah kecelakaan. In Ae lalu menegaskan bahwa dia akan menemukan pelaku terror yang telah melukai Kwang Hoon.

***

Setelah pidato Jendral Chun selesai, Se Kyung dan Tae Kyung menemui ayah mereka. Mereka meyakinkan PM Kim untuk kembali ke kancah politik. Se Kyung bilang sekarang adalah waktunya PM Kim untuk mengembalikan reputasinya. Sebelum pidato Jendral Chun juga menemui PM Kim, mengajaknya kembali ke politik dan dia akan memberikan 25% suara miliknya untuk PM Kim.

***

Bersambung ke episode 33~