Let’s Eat Season 2 | Episode 16 - 1

Joo Seung tergesa-gesa membereskan barangnya dan segera keluar meninggalkan kamarnya yang berantakan. Joo Seong terus berlari menjauhi vila tanpa menyadari pergerakannya terekam oleh kotak hitam mobil Dae Young.

Joo Seong pergi ke gunung untuk mengambil uangnya. Tapi disana ternyata terpasang garis polisi dan beberapa orang terlihat sedang menggali. Petugas polisi mendekati Joo Seong dan bertanya apa yang sedang Joo Seong lakukan.

Joo Seong beralasan kalau dia seorang pendaki. Polisi lalu meminta Joo Seong mengambil rute yang lain. Dan saat di tanya alasannya, polisi tidak bisa mengatakannya pada Joo Seong dan hanya memintanya turun.

Joo Seong bingung dan panik. Dia segera berlari dan pergi ke termintal bis. Dia menyerahkan uang pada petugas dan meminta tiket kemana saja, asal dalam bis yang paling cepat berangkat.

Saat itulah Joo Seong melihat berita di televisi bahwa para polisi tadi sedang mencoba menemukan artefak lain setelah beberapa pendaki menemukan artefak di lokasi itu. Joo Seung pun mengerti bahwa polisi belum menemukan tentang dirinya.

Joo Seong tak jadi naik bis. Dia hanya menyimpan tasnya di dalam loker, lalu berlari pergi kembali.

***

Dae Young dan Soo Ji kembali berdebat tentang makanan. Dae Young yang hanya ingin sosis tanpa bumbu agar lebih terasa sosisnya, dan Soo Ji yang lebih memilih sosis dengan bumbu untuk menghilangkan bau tak enak dari sosis. Pemilik restoran yang tak sabar menunggu akhirnya menyarankan agar mereka memesan setengah porsi saja untuk masing-masing sosis.

Begitu makanan tersaji, Dae Young dan Soo Ji menikmati sosis dengan selera mereka masing-masing. Kemudian ada satu hal yang mereka sepakati bersama, yaitu usus dimakan lebih dulu daripada sosis, karena usus jika terlalu matang akan keras. Selain itu, mie yang dipesan Dae Young juga sama dengan yang ada di pikiran Soo Ji.

Soo Ji takjub, “Apa yang terjadi? Hari ini kita benar-benar berpikiran sama!”

“Tidak. Ini adalah cara pacarku memakannya.” Ujar Dae Young.

Kemudian terdengar suara seorang wanita memanggil Dae Young. Dae Young menoleh. Itu adalah pacarnya. Dae Young permisi pergi pada Soo Ji karena pacarnya sudah menunggu. Soo Ji syok.

Soo Ji terbangun. Ternyata tadi hanyalah mimpi. Soo Ji merasa itu adalah mimpi buruk. Dan dia meyakinkan diri bahwa itu bukan mimpi tentang Dae Young, tapi tentang sosis bumbu. Karena dia ingin memakan sosis sejak beberapa hari yang lalu.

Soo Ji lalu bersiap keluar untuk berolahraga. Ketika hendak membuka pintu, Dae Young juga hendak keluar. Soo Ji tidak jadi membuka pintu dan menguping Dae Young yang sedang menelepon. Dae Young janjian makan siang dengan orang yang meneleponnya. Soo Ji penasaran apakah itu adalah pacarnya?

Ahjumma Mi Ran mengeluhkan pembangunan kembali yang terhenti karena penemuan artefak. Tapi Hye Rim merasa itu seperti impian romantis, penemuan artefak itu. Dae Young bergabung. Dae Young merasa artefak itu bisa ditemukan di Sejong karena ibu kota Baekjae saat itu tidak jauh dari sana.

Ahjumma kesal karena artefak itu hanya menguntungkan museum dan tidak memberi keuntungan pada orang biasa.

Dae Young lalu menanyakan kondisi nenek pada Hye Rim yang sebelumnya menengok. Hye Rim bilang kondisi nenek masih sama. Dae Young mengajaknya bersyukur karena setidaknya kondisi nenek tidak bertambah parah. Dae Young lalu pergi.

***

Saat menunggu lift, Soo Ji mendengar dua orang PNS membicarakan Sang Woo yang sudah mempunyai pacar, seorang penulis yang sangat cantik. Begitulah kata pegawai pria yang membuat Soo Ji tersipu.

Tapi kemudian pegawai wanita bilang pacar Sang Woo biasa saja, tidak secantik itu, dia mendengar penulis itu bukan dikenal karena kecantikannya, melainkan karena latar belakang keluarganya. Dia mendengar penulis itu adalah putri dari seorang anggota DPR. Soo Ji terbelalak mendengarnya.

Begitu tiba di ruangan, Soo Ji mendapat sindiran dari In Ah. Padahal Soo Ji merasa dia tidak terlambat karena belum tiba waktunya jam rapat. Tapi In Ah bilang Soo Ji biasanya datang 10 menit lebih awal. Dia menuduh Soo Ji datang terlambat karena sekarang sudah pacaran dengan Sang Woo. Soo Ji mengelak.

In Ah memberitahu kalau mulai sekarang hanya mereka berdua yang akan rapat, karena tinggal masalah pemasaran saja. Soo Ji bilang kalau dia sudah mendengarnya dari Sang Woo, dan Sang Woo sibuk dengan penemuan artefak itu.

Hal itu menjadi tuduhan baru untuk In Ah. Karena Soo Ji sudah tahu tentang itu makanya Soo Ji datang terlambat. Soo Ji berusaha sabat dan mengatakan kalau bukan itu alasannya.

Kemudian ada seorang pegawai wanita masuk. Dia beralasan ingin In Ah memeriksa sebuah dokumen, padahal sebenarnya dia ingin memastikan pada In Ah bahwa Soo Ji adalah pacarnya Sang Woo. Soo Ji melihat bisik-bisikan mereka. Soo Ji lalu permisi ke kamar mandi. Setelah Soo Ji pergi, In Ah menjelekkan Soo Ji.

Di kamar mandi, dua orang pegawai membicarakan Soo Ji, penulis yang menjadi pacarnya Sang Woo. Seorang pegawai bilang kalau dia mendengar penulis itu tidak punya keluarga yang bagus dan menggunakan tubuhnya untuk bisa kencan dengan Sang Woo.

Soo Ji yang berada di dalam salah satu bilik mendengarnya dan tak tahan. Soo Ji keluar dan menegur mereka. Apa bagus seorang PNS yang digaji membicarakan orang lain di belakang seperti itu? Setelah itu Soo Ji segera pergi.

***

Dae Young sudah menunggu di restoran, dia menelepon seseorang yang seharusnya dia temui disana. Orang itupun datang setelah terlambat 1 menit. Itu bukan pacar Dae Young, tapi temannya sesama agen asuransi yang sudah pindah perusahaan. Mereka pun saling menanyakan kabar.

Dae Young menanyakan alasan temannya itu datang jauh-jauh dari Seoul. Teman Dae Young bilang dia hanya datang karena ada urusan pekerjaan, lalu dia teringat pada Dae Young dan mengajak bertemu.

Pesanan Dae Young datang. Teman Dae Young tak masalah dengan makanan apapun yang dipesan Dae Young, tapi dia tidak mengerti mengapa orang memesan kimchi selain makanan pendamping.

Dae Young tak percaya mendengarnya. Dia lalu menjelaskan. Bahwa dalam sebuah keluarga, kimchi adalah makanan yang tidak pernah lepas dari hidangan makan, hingga tampak seperti kimchi adalah salah satu lauk.

Kimchi bisa dimasak dengan apa saja, bahkan hanya kimchi dan nasi pun rasanya sudah enak. Dan untuk mereka yang tinggal sendirian, memakan kimchi akan membuat mereka merasa sedang berada dalam pelukan ibu dan membuat lupa bahwa mereka tinggal sendirian.

Teman Dae Young takjub, ternyata Dae Young masih membuka mulutnya seperti itu sebelum makan. Dia juga menebak Dae Young masih memotret piring kosong dan mempostingnya. Dae Young membenarkan.

Lalu mereka pun makan, dengan menu dominan kimchi.

Selesai makan teman Dae Young akhirnya jujur, bahwa sebenarnya ada yang ingin dia katakan dengan datang jauh-jauh dari Seouk. Dae Young sudah punya firasat bahwa akan seperti itu. Dae Young memperingatkan temannya itu, jangan meminjam uang, karena dia juga sedang tak ada.

Teman Dae Young ternyata menawarkan pekerjaan baru untuk Dae Young di perusahaannya sekarang. Perusahaannya mempunyai formula baru dan dia rasa keuntungannya akan lebih baik daripada perusahaan Dae Young yang sekarang. Teman Dae Young mengajak Dae Young kembali ke Seoul.

***

Soo Ji kesal dengan orang-orang yang membicarakannya di belakang. Soo Ji berpikir, apakah dia seharusnya lebih keras menegur mereka? Tapi Soo Ji pikir karena mereka sudah dewasa dan seorang pegawai, mereka seharusnya sudah mengerti dengan teguran tadi. Soo Ji menenangkan diri.

Kemudian In Ah masuk ruangan dengan hebohnya. Dia mengabarkan pada Soo Ji bahwa dia mendengar Soo Ji memukul pegawai lain. Soo Ji kesal mendengarnya, dia menjelaskan bahwa dia hanya menegur mereka untuk tidak membicarakan orang di belakang. In Ah pun mengerti, dia juga tak merasa Soo Ji akan memukul orang lain.

“Tapi, kenapa kau menimbulkan rumor di tempat kecil seperti ini dimana orang-orang banyak bicara?” tanya In Ah tanpa dosa. “Jangan khawatir. Jika seseorang bertanya padaku, aku akan mengatakan pada mereka bahwa kau tidak memukulnya.”

In Ah bahkan memutuskan untuk memberitahu mereka sekarang dan segera pergi. Soo Ji kesal, meminta In Ah yang sudah pergi untuk tidak mengatakan apapun. Soo Ji lalu merasakan sakit di perutnya.

***

Setelah melepas kepulangan temannya, Dae Young mendapati mobilnya yang tergores. Karena tak ada CCTV di tempat itu, Dae Young lalu memeriksanya dari kotak hitam.

Setelah memeriksa kotak hitam, ternyata goresan itu bukan didapatkan di tempat tadi. Dae Young melihat rekaman yang lain. Ada Soo Ji. Saat Soo Ji marah, juga senang. Semuanya tertangkap di kotak hitam. Dae Young tersenyum melihatnya.

Dia lalu melihat Soo Ji yang memandang ke arah rumahnya setelah berolahraga. Dae Young heran, kenapa Soo Ji memandang ke arah rumahnya.

Selain itu, dari rekaman, tertangkap gerak-gerik mencurigakan Joo Seong. Joo Seong yang membawa koper besar dan juga sekop. Dae Young terkejut dan segera menemui Taek Soo.

Dae Young meminta file tentang Lee Joo Seong yang seharusnya sudah diterima Taek Soo. Tapi sayangnya, Taek Soo yang komputernya rusak belum memeriksanya. Dae Young meminta Taek Soo untuk segera memberitahu jika dia sudah memeriksa file itu.

Setelah Dae Young pergi, barulah Taek Soo sadar kalau dia punya smartphone. Ha! Seharusnya kan dia sudah bisa memeriksa email melalui ponsel miliknya. Taek Soo pun segera membuka email di ponselnya.

***

Joo Seong ternyata kembali ke gunung. Dan tentu saja disana masih banyak petugas, bahkan semakin ramai karena banyak warga yang ingin melihat dari dekat proses pencarian artefak.

Sang Woo juga ada disana. Sang Woo menghubungi Soo Ji yang tampak lemas di dalam bus. Rupanya sakit diperut Soo Ji masih berlangsung. Soo Ji menjawab telepon Sang Woo setelah beberapa penumpang menegurnya. Sang Woo mengajak Soo Ji ketemuan. Dia akan pergi ke rumah Soo Ji setelah pulang kerja.

Soo Ji dengan halus menolak. Sang Woo pasti lelah, jadi lebih baik Sang Woo pulang dan istirahat.

Tapi mendengar suara Soo Ji yang tak biasa Sang Woo menebak Soo Ji lah yang sedang lelah. Sang Woo juga bertanya apa ada masalah.

Soo Ji teringat dengan permintaan Sang Woo agar dia tidak menyembunyikan apapun lagi darinya. Tapi Soo Ji tetap berbohong dengan berkata kalau dia tidak ada masalah dan akan segera pulang.

Soo Ji turun di RS. Soo Ji ternyata mengalami kram perut. Dokter bilang mungkin Soo Ji belakangan ini punya banyak pikiran (stress). Soo Ji sendiri merasa kesal karena dia harus mengalami hal semacam itu.

Selesai membayar tagihan, Soo Ji menjenguk nenek yang masih ada di ruang ICU.

Soo Ji meminta nenek untuk segera bangun dan pulih kembali karena semua orang sangat merindukan nenek. Soo Ji juga bilang bahwa memakan masakan nenek memberinya kekuatan di saat dia sedang sulit dan lelah.

Soo Ji berjanji akan membuatkan makanan enak untuk nenek jika nenek sudah sembuh. Soo Ji menangis melihat nenek, tapi tampaknya Soo Ji lebih cenderung menangisi dirinya sendiri.

Keluar dari ruang ICU Soo Ji bertemu dengan Dae Young. Dae Young heran melihat Soo Ji menangis. Soo Ji bilang dia hanya merasa menyesal karena tidak memperlakukan nenek dengan baik sebelumnya. Dae Young meminta Soo Ji untuk tidak khawatir, dia yakin nenek akan segera bangun.

Dae Young melihat wajah Soo Ji yang tampak lelah dan kurus. Dae Young yang menduga Soo Ji terlalu ketat diet berkata bahwa belakangan pria tidak suka wanita yang terlalu kurus. Dae Young juga bilang Soo Ji malah akan sakit saat mencoba terlihat baik di depan Sang Woo.

Dae Young hendak mengajak Soo Ji makan bersama. Tapi dia urungkan karena menduga Soo Ji punya janji dengan Sang Woo. Soo Ji dengan canggung membenarkan kalau Sang Woo akan menjemputnya. Dae Young pun berkata kalau dia sudah terlalu berlebihan mengajak seseorang yang sudah punya pacar untuk makan bersama dan menyuruh Soo Ji meminta Sang Woo membelikan makanan enak untuknya.

Soo Ji mengangguk lalu pergi. Dae Young tampak sekali sedang menguatkan hati.

***

Joo Seong masih di hutan, menunggu orang-orang pergi.

***

Esok hari, Soo Ji mendengar gossip tentang In Ah. Bahwa In Ah sudah berpisah lama dengan suaminya. Soo Ji sangat terkejut mendengarnya.

Soo Ji kembali ke ruang rapat dan mendapati In Ah yang sedang menyembunyikan wajahnya di atas meja. Dengan hati-hati Soo Ji memanggil In Ah dan bertanya haruskah mereka melanjutkan rapatnya lain kali saja?

In Ah mengangkat wajahnya yang sudah berantakan karena menangis. Soo Ji bahkan terkejut melihatnya. In Ah mengajak Soo Ji minum bersama.

***

Bersambung ke bagian 2~

Komentar:

Dampak dari ketebukaan Sang Woo tentang hubungannya dengan Soo Ji adalah rumor yang tidak menyenangkan. Dan sepertinya In Ah akan kena batunya setelah menyebarkan rumor pacaran Soo Ji.