The Lonely Shining, Goblin | Episode 11 - 3

Kim Shin menunjukkan kartu nama itu pada Eun Tak. Kartu nama Eun Tak. Eun Tak terkejut, dia akan mati? Kim Shin meminta Eun Tak mendengarkannya. Dia sudah menyembunyikan itu dari Eun Tak. Eun Tak pernah memintanya untuk tidak menyembunyikan apapun, tapi dia melakukannya. Dan sekarang dia tidak berpikir dia harus terus menyembunyikannya dari Eun Tak.

“Kau akan mati jika kau tidak menarik pedangku. Itu takdirmu sejak kau lahir sebagai pengantin goblin. Jika kau tidak menarik pedangnya, kematian akan terus datang padamu. Seperti ini.”

“Jadi jika aku tidak menarik pedangmu, kematian akan terus datang padaku sampai aku mati? Terus datang?”

Kim Shin mengangguk. Eun Tak pun sadar semua kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan itu. Kim Shin membenarkan. Saat Eun Tak diculik para preman, di resort ski, kecelakaan pada hari Eun Tak hendak wawancara, dan ketika dia hampir membunuh Eun Tak.

Eun Tak menghela nafas, “Tuhan sangat kejam..padamu dan padaku.”

Eun Tak merenungkan takdir yang kejam itu. Eun Tak lalu memutuskan untuk mati, dan Kim Shin tetap hidup, jadi dia akan datang dan menemui Kim Shin saat nanti di bereinkarnasi.

“Tetap disini. Aku akan datang mencarimu. Aku berjanji.”

Tapi kemudian, Eun Tak kembali dengan ide yang berbeda. Lebih baik mereka menarik pedangnya saja. Jika dia mati, Kim Shin harus hidup sendirian dan mungkin tidak akan menemukan pengantin lain. Kemudian lagi, Eun Tak kembali dengan ide yang berbeda lagi. Dia mengajak Kim Shin untuk mati bersama, itu akan lebih baik. Pada waktu bersamaan. Jadi tidak ada yang harus menderita sendiri dengan patah hati. Kali ini Eun Tak menangis.

Kim Shin meminta Eun Tak menatapnya, “Kau tidak akan mati. Aku tidak akan membiarkan kau mati. Aku akan menghentikannya. Aku akan selalu menghentikannya.” Kim Shin memeluk Eun Tak. “Maafkan aku.. telah menempatkanmu dalam kesulitan ini. Tapi kita harus bisa melewati ini. Aku tidak tahu pintu apa yang akan terbuka, tapi aku tidak akan membiarkanmu pergi. Aku berjanji. Jadi percayalah. Aku mungkin orang yang lebih hebat dari yang kau pikirkan.”

Eun Tak menangis dalam pelukan Kim Shin.

***

Kim Shin menghadang Eun Tak yang akan pergi, karena berbahaya. Eun Tak hendak pergi bekerja. Dia mendengar dan mengerti semua yang dikatakan Kim Shin, tapi dia tidak bisa menghabiskan hidupnya dengan dikurung di rumah seperti ini. Menghabiskan sisa hari-hari dengan gemetar dalam ketakutan tidak akan membuatnya hidup sama sekali.

“Bahkan jika aku mati besok, aku harus hidup hari ini. Aku akan pergi bekerja dan mempersiapkan diri untuk pergi ke universitas. Aku akan berjalan trotoar dan pulang seperti biasa. Itulah hidup.”

Karena itu Eun Tak meminta Kim Shin untuk melindunginya dengan hidup Kim Shin sendiri. Eun Tak akan melakukan yang terbaik untuk tetap hidup, dan dia percaya pada Kim Shin. Eun Tak punya banyak alasan untuk hidup, ibu yang telah membesarkannya dan sekarang dia masuk universitas. Dan satu yang sangat besar adalah Kim Shin.

Kim Shin mengerti. Dia meminta Eun Tak untuk memanggilnya jika Eun Tak merasa dalam bahaya dan jangan memanjat ke tempat yang tinggi. Eun Tak meminta Kim Shin untuk tidak khawatir dan pamit pergi.

Setelah kepergian Eun Tak, Kim Shin mondar-mandir di rumah dengan khawatir. Hingga akhirnya datang panggilan Eun Tak.

Eun Tak memanggil Kim Shin, karena lampu jalan berkedip-kedip dan tampaknya sangat berbahaya.

Eun Tak memanggil Kim Shin, karena pria yang berjalan di depannya tampak begitu tampan. Pria tampan itu sangat berbahaya.

Eun Tak memanggil Kim Shin, karena melihat pakaian yang begitu cantik. Pakaian yang cukup membahayakan saldo tabungannya.

Eun Tak memanggil Kim Shin, karena dia sangat merindukan Kim Shin hingga dita tidak bisa bernafas. Hidupnya dalam bahaya. Kim Shin pun terseyum. Dia juga merindukan Eun Tak.

Lalu bunga bermekaran di dekat mereka berdiri.

Beberapa lama kemudian Sunny berjalan di jalan yang sama. Dia bingung melihat bunga yang mekar di musim dingin, apakah pohon itu akan mati?

***

Wang Yeo menatap cincin Sunny, lalu memutuskan untuk pergi ke kedai ayam. Tapi Sunny sudah tidak ada. Wang Yeo masuk ke dalam dan melihat ponsel Sunny. Wang Yeo membuat topi dan menyimpannya di meja. Saat Wang Yeo mengeluarkan cincin, dia mendengar sebuah suara. Wang Yeo terkejut hingga membuat cincinnya terjatuh. Wang Yeo hendak mengambil cincin itu, tapi Sunny masuk ke dalam. Wang Yeo kemudian memakai topinya.

Sunny berjalan melewati Wang Yeo seperti tidak melihat apapun. Dia mengambil ponsel di meja dan berjalan keluar. Wang Yeo kemudian mengambil cincin itu. Tapi Sunny kembali ke dalam sambil membawa ranting bunga sakura. Sunny berdiri di dekat Wang Yeo.

Setelah memperkirakan tinggi badan Wang Yeo, Sunny menepiskan wanting bunga tadi ke arah Wang Yeo. Topi Wang Yeo terjatuh, dan Wang Yeo pun muncul di hadapan Sunny. Rupanya tadi Sunny sempat melihat Wang Yeo sebelum menggunakan topi, tapi dia pura-pura tidak melihatnya.

Wang Yeo dan Sunny sama-sama terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, terlebih Sunny. Sunny akhirnya tahu siapa sebenarnya Wang Yeo, tapi dia masih tak mengerti.

“Kau ini apa? Aku mungkin akan gila.”

Sunny tak bisa percaya dengan apa yang terjadi. Tapi semuanya masuk akal, bagaimana Wang Yeo tahu namanya, mengapa Wang yeo tidak punya nama, dan mengapa semua jawaban Wang Yeo sangat canggung. Wang Yeo mengepalkan tangannya tanpa mengatakan apapun.

Sunny meminta Wang Yeo untuk tidak melakukan sesuatu yang pernah dilakukan padanya sebelumnya, apapun itu. Wang Yeo bilang dia tidak akan melakukannya, dia hanya akan membiarkan Sunny mengetahui jati dirinya. Sunny kembali bertanya, Wang Yeo itu apa dan siapa?

“Aku adalah malaikat maut. Aku tahu itu tidak mungkin, tapi aku memimpikan akhir yang bahagia. Namun, seperti yang diperkiran, itu adalah sebuah tragedi. Haruskah kita...berpisah?”

***

Eun Tak mengirimkan pesan pada Kim Shin. Bahwa dia telah selesai orientasi dan akan berkeliling kampus. Dua hantu biasa muncul menggoda Eun Tak untuk mengirimkan emoticon hati. Hantu jaket merah bilang dia juga pernah punya masa musim semi yang hangat di hidupnya, hanya saja sekarang dia gentayangan hidupnya menjadi gelap dan suram. Andai saja Eun Tak bisa bertemu dengan pria itu sekali, dia berharap Eun Tak menanyakan satu pertanyaan. Eun Tak kemudian setuju untuk balas dendam, apa yang harus dia lakukan pada pria itu?

Sebelum menemui pria itu, Eun Tak memastikan pemantik apinya berfungsi. Eun Tak menemui pria yang adalah suami dari hantu jaket merah yang bernama Lee Jung Hwa itu. Eun Tak bilang dia ingin mengatakan sesuatu tentang Jung Hwa dan memintanya bicara di tempat lain.

Eun Tak mengikuti pria itu ke atas gedung. Eun Tak langsung pada menyampaikan pesan Jung Hwa pada pria itu. Singkatnya, pria itu membelikan pacar barunya sebuah tas dengan uang asuransi Jung Hwa. Jung Hwa ingin bertanya, apakah itu sebabnya pria itu mendorongnya dari atap malam itu?

Eun Tak terkejut mendengarnya. Ternyata hal besar telah terjadi. Kartu nama Eun Tak berubah tanggalnya menjadi tanggal hari ini. Nyawa Eun Tak terancam dalam bahaya. Jika pria itu membunuh Jung Hwa dengan mendorongnya dari atap, dia bisa melakukannya juga pada Eun Tak kan? Apalagi Eun Tak tahu ada catatan rencana kejahatan suaminya itu dengan pacarnya.

Pria itu bertanya dari mana Eun Tak mengetahui hal itu? Dan pada siapa Eun Tak bicara? Eun Tak tak menjawab. Eun Tak terus bicara pada Jung Hwa. Eun Tak mengingatkan Jung Hwa bahwa mereka tidak bisa sembrono seperti ini atau hal itu akan mencelakakan mereka semua. Jung Hwa dengan egoisnya berkata kalau dia sudah mati. Eun Tak pun bertanya, lalu bagaimana dengannya?

Pria itu kembali bertanya dengan siapa Eun Tak bicara? Eun Tak bilang dia bicara dengan istri yang dibunuh pria itu. Dan benar saja, pria itu menakutkan. Dia menyimpulkan Eun Tak juga ingin mati dnegan mengikutinya kesana. Masuk akal, dia akan membunuh Eun Tak yang mengetahui kejahatannya. Pria itu mendekati Eun Tak. Eun Tak pun baru sadar bahwa dia bisa mati karena terjatuh seperti apa yang tertulis di kartu nama itu.

Eun Tak memperingatkan pria itu, dia benar-benar tidak ingin menggunakan hidup pacarnya. Eun Tak khawatia seberapa buruk hukuman yang akan diberikan pacarnya. Tapi pria itu terus memojokkan Eun Tak ke pinggir. Eun Tak lalu meniup api dari pemantik api.

Kim Shin datang menebaskan pedangnya pada pria itu. Pria itu terguling di tangga dan kesakitan. Eun Tak meminta maaf pada Kim Shin yang tampak sangat marah.

Kim Shin menggiring pria itu ke depan kantor polisi. Kim Shin menyuruh pria itu menyerahkan diri dan menerima hukuman atas kejahatannya. Jika dia menerima hukuman darinya, maka dia akan mati. Pria itu kemudian masuk ke kantor polisi sambil bergumam kalau dia membunuh seseorang, istrinya.

Kim Shin lalu menghampiri Eun Tak dan teman hantunya. Hantu Jung Hwa meminta maaf pada Kim Shin. Dia hanya ingin suaminya itu tahu kalau dia marah, sakit, dan minta bantuan. Dia hanya ingin mengatakan semua hal yang tidak bisa dia katakan saat itu. Kim Shin yang marah hendak mendekati Jung Hwa. Eun Tak menghadang, dia kan sudah minta maaf.

Kim Shin kesal, “Apa kau bercanda? Kau hampir saja mati!”

“Aku tahu. Aku minta maaf.” Ujar Eun Tak.

Eun Tak lalu menyuruh Jung Hwa unuk menyebrang ke tempat yang lebih baik. Jung Hwa berterima kasih atas bantuan Eun Tak, dan terima kasih karena Eun Tak mau mendengarnya. Mereka kemudian pergi.

Eun Tak masih mendapatkan tatapan kemarahan dari Kim Shin. Bahkan sampai di rumah. Eun Tak bertanya, apakah Kim Shin masih marah? Kim Shin pasti marah. Kim Shin berbalik dan memeluk Eun Tak.

“Aku tidak marah. Aku hanya khawatir.”

“Lalu kenapa kau merasa seperti sedang dimarahi? Hatiku sakit.”

“Tidak sesakit milikku. Kau tidak tahu apa yang telah aku lalui dalam waktu satu jam.”

Eun Tak bergumam kalau mereka berdua sangat menyedihkan. Tidak, ujar Kim Shin. Eun Tak lalu bergumam kalau mereka berdua malang. Tidak juga. Kalau begitu apa Kim Shin sudah selesai marah padanya? Tidak juga. Eun Tak bilang kalau dia akan banyak kencan buta dan mengenakan rok pendek. Tidak! Suara Kim Shin meninggi karena cemburu. Eun Tak merasa senang dan semakin kencan memeluk Kim Shin.

***

Wang Yeo sedang bersama dengan juniornya. Junior Wang Yeo merasa Wang Yeo tampak kusam. Wang Yeo kesal, apa hal itu tampak lucu untuk juniornya itu? Junior Wang Yeo hanya ingin melucu karena Wang Yeo tampak sedang sedih. Wang Yeo lalu menanyakan maksud juniornya itu mengajak bertemu.

Junior Wang Yeo kemudian menjelaskan, Wang Yeo seharusnya melaporkan dua kasus jiwa yang hilang, tapi mereka hanya mendapatkan satu. Jadi mereka meminta Wang Yeo untuk menyerahkan pernyataan alasan. Dan Wang Yeo harus lebih sering membuka emailnya.

Wang Yeo lalu berkata bahwa dia tidak tahu apa yang harus dilaporkan. Sudah sekitar 20 tahun yang lalu. Dia mendatangi arwah yang meninggal, tapi tidak punya informasi tentangnya. Sepertinya arwah itu sudah gentayangan dalam waktu yang lama dan tak kenal takut. Wang Yeo tidak pernah melihat arwah yang tidak takut pada malaikat maut. Wang Yeo merasa aneh, dan tidak dia laporkan adalah arwah itu.

Dan arwah itu diperkenalkan hantu teman Eun Tak sebagai pendatang baru yang bertemu dengan malaikat maut 20 tahun yang lalu.

Dan itu adalah Park Joong Won. Arwahnya tampak menyeramkan dengan aura hitam. Dia muncul di hadapan Eun Tak.

“Senang bertemu denganmu. Jadi kau pengantin goblin.”

***

Bersambung ke episode 12~

Komentar:

Serem abis liat arwah Park Joong Won. Sekian. XD