The Lonely Shining, Goblin | Episode 9 - 3

Kim Shin heran melihat Eun Tak tidak membawa barang-barangnya. Bukankah Eun Tak mau pulang ke rumah? Eun Tak bilang dia hendak pergi bekerja. Perusahaan membayarnya lebih banyak sejak Natal. Eun Tak beruntung dia tidak dipecat. Setelah pekerjaannya selesai, dia akan pulang ke rumah. Kim Shin bertanya sampai kapan Eun Tak akan tinggal disana? Sampai Februari saat semua salju di resort sudah mencair. Eun Tak menyuruh Kim Shin pulang sendiri.

Kim Shin menelepon Kakek Yoo. Kim Shin membutuhkan bantuan Kakek Yoo untuk memecat seseorang menggunakan koneksinya. Atau kalau tidak dia akan mencarikan semua salju di ski resort.

Dan Kim Shin berhasil dengan rencananya. Dia berhasil mengajak Eun Tak pulang. Kim Shin menggunakan kacamata dan membawa Tuan Buchwheat. Wang Yeo sudah menunggu disana. Eun Tak meminta maaf, pasti Wang Yeo khawatir.

“Aku tidak begitu khawatir. Orang ini yang khawatir. Duk Hwa yang menemukanmu.”

“Dan aku membawamu pulang.” Tambah Kim Shin.

Eun Tak tidak pernah punya tempat untuk pulang, dia jadi merasa aneh. Hari ini tempat itu benar-benar terasa seperti rumah. Kim Shin kesal, kenapa Eun Tak mulai berkata seperti itu lagi? Apa Eun Tak punya kisah sedih untuk semuanya? Eun Tak menakutinya hingga dia takut mengajak Eun Tak pulang.

Wang Yeo lalu mengajak Kim Shin bicara berdua.

“Uri ajussi, mau kau bawa kemana? Aku mudah tersinggung pada hal seperti ini.” Ujar Eun Tak memasang badan di depan Kim Shin.

“Dia menyebut aku sebagai miliknya.” Ujar Kim Shin dalam hati, dia senang mendengar Eun Tak menggunakan kata ‘uri’.

“Aku mendengar semuanya, kau goblin murahan!” Wang Yeo membentak Kim Shin.

Eun Tak bingung dan menoleh pada Kim Shin. Kim Shin menggeleng pada Eun Tak, dan memberi tanda untuk diam pada Wang Yeo. Wang Yeo memberitahu Eun Tak kalau Kim Shin senang mendengar Eun Tak menyebutnya dengan ‘uri’. Wang Yeo menyuruh Kim Shin segera mengikutinya dan jangan membawa Tuan Buckwheat.

Kim Shin pergi ke tempat kerja Wang Yeo. Sepertinya Wang Yeo meminta bantuan Kim Shin untuk menulis pernyataan alasan. Kim Shin bertanya apakah surat pernyataan itu langsung diberikan pada Tuhan? Wang Yeo bilang tidak sampai setinggi itu. Kim Shin lalu penasaran, bukankah tulisan tangannya harusnya sama. Wang Yeo kesal, Kim Shin tulis saja. Dia akan bilang kalau dia menulisnya dengan menggunakan tangan kiri.

Kim Shin menyinggung soal Sunny. Kim Shin bilang Sunny cantik. Wang Yeo panik, lebih baik jika Kim Shin tidak mengatakan hal yang tidak berguna. Kim Shin tidak yakin kalau yang dia katakan berguna. Wang Yeo makin panik, apa Kim Shin memberitahunya kalau dia pencabut nyawa? Kim Shin bilang Wang Yeo juga memberitahu Eun Tak tentang menarik pedang itu akan membunuhnya.

Wang Yeo tertawa menduga Kim Shin bercanda. Tapi Kim Shin terus saja tersenyum menggoda. Dia menikmatinya. Wang Yeo kembali kesal, Kim Shin benar-benar memberitahunya?

Kemudian mereka dikejutkan oleh kedatangan seorang manusia, yang masih hidup. Bagaimana bisa? Pintu itu tidak bisa dilihat orang yang masih hidup? Pria itu ternyata ingin ke toilet. Kim Shin menunjukkan arahnya.

Kim Shin rasa keputusasaan membawanya membuka pintu itu. Wang Yeo tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Jika kau percaya pada Tuhan yang gaib, kenapa kau tidak bisa percaya pada keputus asaan manusia? Itu adalah apa yang disebut dengan tekad oleh manusia. Kekuatan mengubah takdir mereka sendiri.”

“Bagaimana bisa manusia meninggalkan tanda di ruang teh para almarhum? Bagaimana aku melaporkannya?” Wang Yeo kesal.

Wang Yeo menghentikan Kim Shin yang hendak kabur. Kim Shin harus menulis alasan yang barusan juga, karena itu kesalahan Kim Shin. Kim Shin mengajak Wang Yeo untuk menyuruh Duk Hwa yang menulisnya. Wang Yeo memukul meja dengan kesal.

***

Sunny mewawancarai calon pekerja paruh waktu di kedainya yang baru. Tak ada yang cocok. Sunny kesal. Kemudian Eun Tak muncul dan memperkenalkan diri seperti baru pertama kali melamar kerja disana. Sunny berkaca-kaca. Eun Tak juga menahan air mata harunya. Sunny senang Eun Tak kembali dan langsung menyuruh Eun Tak bekerja. Eun Tak menemukan kedai baru Sunny dengan bantuan para hantu.

Eun Tak membuang sampah ke lorong di belakang kedai. Dia melihat seorang anak kecil yang diganggu beberapa anak yang lebih besar darinya. Mereka meminta uang dan memukul anak kecil itu. Anak kecil itu melawan dengan pura-pura punya kekuatan. Mereka kemudian berkata bahwa ibu anak kecil tadi kabur dari rumah karena anak tadi terlalu banyak menonton kartun.

Eun Tak berteriak menghentikan anak itu dipukul lagi. Anak-anak itu kabur. Eun Tak menanyakan keadaan anak kecil tadi dan menghiburnya bahwa suatu saat dia akan bisa menggunakan kekuatan itu. Eun Tak juga menanyakan rumah anak itu, tapi anak itu tak menjawab dan berjalan begitu saja.

***

Eun Tak tidak tenang, hasil tes masuk universitasnya pasti sudah ada, apa yang harus dia lakukan? Eun Tak kemudian memeriksanya di internet. Eun Tak sangat senang mengetahui dia lolos masuk jurusan komunikasi. Eun Tak menghubungi pihak universitas untuk memeriksa uang kuliah yang harus dia bayar. Tapi pihak universitas bilang uang kuliah Eun Tak sudah dibayar oleh seseorang yang meminta petugas untuk menyebutkan namanya jika Eun Tak bertanya. Kim Shin.

Eun Tak tersenyum senang dan berdiri di depan kamar Kim Shin. Eun Tak lalu mengetuk pintu kamar Kim Shin dan masuk ke dalam. Eun Tak bertanya apa Kim Shin membayar uang kuliahnya. Kim Shin pura-pura kesal, dia kan sudah meminta mereka untuk merahasiakannya. Tapi Eun Tak tahu dari mereka bahwa Kim Shin meminta mereka menyebutkan namanya.

Kim Shin beralasan dia tak punya pilihan karena mereka terus menanyakan namanya. Tapi Eun Tak tahu, mereka terus menanyakan nama mahasiswanya tapi Kim Shin terus mengatakan namanya. Kim Shin tak bisa beralasan lagi. Dia menunjukkan tas yang waktu itu diberikan pada Eun Tak dan diambilnya kembali. Kim Shin sedang mempertimbangkan untuk memberikannya pada Eun Tak sebagai hadiah masuk universitas. Eun Tak dengan sangat gembira menerimanya.

Kim Shin mengucapkan selamat pada Eun Tak. Eun Tak sangat senang dia mendapatkan kembali tas, parfum, dan...tidak ada uangnya. Kim Shin membayar uang kuliah Eun Tak dengan uang itu. Kim Shin meminta Eun Tak untuk tidak terharu, karena dia hanya meminjamkan pada Eun Tak.

“Itulah maksudku. Kenapa awalnya kau memberikannya padaku dan sekarang kau bilang itu pinjaman? Bagaimana bisa hati seseorang berubah?”

“Kaulah orang yang sebenarnya disini. Kau belum tahu tentang itu? 5200 won perbulan selama 80 tahun. Jangan menunggak satu bulan pun.”

“80 tahun?”

“Ya. Kau tidak boleh membayar lunas lebih cepat sedikitpun. Kenapa? Kau tidak mau?”

Tidak, Eun Tak setuju saja jika itu memang keinginan Kim Shin. Eun Tak lalu mengajak Kim Shin kencan.

Mereka makan es krim. Kim Shin sebenarnya hendak membawa tas itu ke ski resort, tapi Wang Yeo menghentikannya. Eun Tak bilang Kim Shin harus berterima kasih pada Wang Yeo, kalau tidak dia pasti sudah menarik pedang Kim Shin disana. Eun Tak lalu bertanya apakah mungkin ada cinta di dalam tas itu?

“Carilah. Aku sudah berusaha menyimpannya.”

Eun Tak tersenyum. Kim Shin juga.

***

Sekretaris Kim memberikan daftar hadiah yang disukai para gadis. Sekretaris Kim menirukan gerakan dance BTS dan EXO karena Kakek Yoo tidak tahu. Kakek Yoo tertawa, jadi sekretarus ternyata pekerjaan yang sulit. Kakek Yoo lalu memilih daftar nomor 3, digital kamera. Sekretaris Kim hendak memperagakan, tapi Kakek Yoo sudah tahu. Kakek Yoo tertawa lagi.

***

Duk Hwa selfie dengan kamera baru. Dia terkejut melihat Eun Tak. Eun Tak bingung kenapa Duk Hwa terkejut, apa Duk Hwa berbuat salah? Duk Hwa mengelak, dia terkejut dengan wajah gantengnya. Duk Hwa menunjukkan foto-fotonya pada Eun Tak. Eun Tak heran, Duk Hwa tidak punya uang koq punya kamera?

Duk Hwa bilang kamera itu punya Eun Tak, hadiah dari kakeknya. Sedangkan selfie nya adalah hadiahnya untuk Eun Tak.

Eun Tak membaca kartu ucapan dari Kakek Yoo dan merasa terharu. Duk Hwa iri pada Eun Tak, satu-satunya hadiah yang pernah dia terima adalah sebuah gedung, pasti sangat menyenangkan mendapatkan sebuah kamera.

“Katakan pada kakekmu bahwa aku sangat sangat berterima kasih. Dan tolong berikan kameranya padaku.”

Duk Hwa ingin meminjamnya 10 menit saja. Kembalikan. 5 menit. Kembalikan. Mereka pun rebutan kamera.

Kim Shin dan Wang Yeo yang sedang minum bersama memperhatikan mereka. Anak-anak benar-benar membuat sebuah rumah lebih hidup. Kim Shin bertanya apa Wang Yeo mendapatkan lagi kartu nama Eun Tak? Wang Yeo pasti sudah memberitahu Kim Shin jika dia mendapatkannya. Wang Yeo bertanya apa yang akan dilakukan Kim Shin selanjutnya.

Kim Shin mengingatkan Wang Yeo pada pria yang kemarin masuk ke ruangan Wang Yeo. Wang Yeo tidak lupa, bagaimana mungkin dia lupa.

“Keputusasaan seorang manusia bisa membuka pintu manapun. Mungkin satu pintu yang terbuka dengan cara seperti itu bisa menjadi variabel dalam rencana Tuhan. Aku berencana untuk mulai mencari. Dengan keputus asaan. Pintu apa yang harus aku buka untuk mengubah rencana Tuhan? Mungkin butuh waktu 100 tahun, atau mungkin 10 bulan, tapi untuk sekarang aku memutuskan untuk tinggal disampingnya. Lalu, aku mungkin berakhir dengan membuka sebuah pintu.”

“Aku hanya berharap itu bukan pintu menuju ruanganku.”

Tapi..Kim Shin heran kenapa Tuhan peduli dengan urusan buang hajat manusia, apa pentingnya? Wang Yeo kesal mendengarnya, dia kan tadi sedang terharu.. Kim Shin tertawa.

Duk Hwa lalu datang memotret pada uncle. Eun Tak nyempil di tengah, ingin ikut berfoto. Duk Hwa meminta Wang Yeo pindah, dia ingin memotret pasangan. Wang Yeo tidak mau, dia kan duduk duluan disana. Setelah senggol-senggolan dengan Eun Tak. Akhirnya mereka tertawa dan berfoto bersama.

Wang Yeo bertanya tentang masalah wanita lagi pada Eun Tak. Eun Tak bilang mengemudi terbalik dengan sangat cepat (entah benar apa engga artinya.. XD), mengerjakan soal matematika dengan pensil, tersenyum saat dia bicara, lindungi dari kendaraan yang melaju. Eun Tak bilang Wang Yeo tidak akan pernah tahu apa yang wanita inginkan, jadi bersiap untuk apapun.

Wang Yeo berjalan dengan canggung bersama Sunny, dia bahkan membuat Sunny sulit berjalan. Sunny bingung apa yang sedang dilakukan Wang Yeo setelah meneleponnya dulua. Wang Yeo ingin Sunny berjalan di trotoar. Dengan bersikap canggung seperti itu? Sunny meminta Wang Yeo untuk mengatakannya jika Wang Yeo ingin mengatakan sesuatu.

Wang Yeo lalu bilang kalau dia tidak punya agama. Sunny heran hal itu masih dipikirkan Wang Yeo. Wang Yeo tidak sempat mengatakannya terakhir kali. Wang Yeo tersenyum. Sunny juga heran kenapa Wang Yeo dari tadi terus tersenyum, apa ada yang salah dengan make-up nya?

“Apa kau tidak berpikir aku manis?”

“Tidak. Kenapa kau tidak menemuiku saat Natal? Kau manis jika kau melakukannya. Apa yang kau lkaukan? Kau tidak mungkin ada di gereja.”

Bagi Wang Yeon Natal terasa canggung, karena itu ulang tahun seseorang. Tapi apa Sunny benar-benar tidak menganggapnya manis? Sunny kemudian merasa dejavu, dia merasa pernah melihat Wang Yeo dalam ingatannya.

***

Kim Shin mengantar Eun Tak ke kedai ayam. Eun Tak bilang Kim Shin tidak perlu mengantarnya. Lalu kenapa Eun Tak baru bilang sekarang setelah mereka sampai? Eun Tak tertawa. Dia lalu melihat Wang Yeo ada di dalam kedai. Penghasilan terbesar kedai mereka adalah dari kantong Wang Yeo, tidak seperti seseorang.

“Berapa harga ayam goreng? Aku bisa membeli seluruh kedai.”

“Ye.. kau takut darah ayam. Aku membacanya di buku goblin.”

Kim Shin mengelak, dia bukan takut hanya menjaga jarak saja. Eun Tak kemudian sadar, apakah itu alasan Kim Shin memberinya pekerjaan di kedai ayam? Agar dia menjauh? Kim Shin bilang itu kan sudah lama. Eun Tak pun tahu dugaannya benar dan menyuruh Kim Shin pulang karena dia akan disana sampai 1000 tahun lagi.

Eun Tak menyebut Kim Shin penakut. Kim Shin tak terima, dia baru pertama kali mendengarnya, tidak pernah ada seorang pun yang berkata demikian padanya. Orang-orang biasanya mengelu-elukan dirinya. Haruskah dia menunjukkannya pada Eun Tak, seberapa beraninya dia? Kim Shin masuk ke dalam kedai.

Kim Shin menatap Sunny. Wang Yeo memberi tanda pada Eun Tak untuk membawa pergi Kim Shin, Eun Tak juga memberi tanda agar Wang Yeo segera pergi dengan Kim Shin.

Sunny berbisik tapi dengan suara keras pada Eun Tak, apakah itu adalah pria yang membuat masalah dengan Eun Tak? Eun Tak hanya tertawa dan mengingatkan bahwa semua bisa mendengar. Lalu giliran Kim Shin yang berbisik dengan suara keras pada Wang Yeo, ‘kau tahu suaraku. Ini bukan suara orang itu.’ Apakah telepon itu? Wang Yeo tertawa, mereka bisa mendengarnya, Wang Yeo menyuruh Kim Shin diam.

Sunny terkejut tahu kalau Kim Shin dan Wang Yeo berteman. Sunny juga memberitahu Eun Tak kalau Kim Shin waktu itu datang ke kedai. Eun Tak berbisik, apa yang Wang Yeo katakan waktu itu (yang membuat Sunny kesal)? Tidak banyak, ujar Kim Shin. Sunny membenarkan.

Sunny dan Kim Shin lalu beradu argumen karena Kim Shin tidak mau menjawab berapa usianya. Sunny menuduh Kim Shin mengelak. Tapi Kim Shin bilang dia tidak mengelak, tapi menolak untuk menjawab. Sunny kesal kenapa Kim Shin berkata tidak sopan padanya. Kim Shin juga ingin tahu kenapa. Yang pasti dia lebih tua dari Sunny dan dia pria yang cukup rumit.

Eun Tak dan Wang Yeo was-was. Eun Tak menyuruh mereka pulang jika sudah selesai makan. Tapi Kim Shin bilang dia masih makan. Wang Yeo kesal, Kim Shin sudah selesai makan dan menyuruhnya pulang karena Kim Shin membuat keadaan jadi sangat aneh.

“Pelanggan? Kau juga harus pulang. Ayo cepat keluar.” Ujar Eun Tak.

“Tidak mau!” jawab Kim Shin dan Wang Yeo bersamaan.

Wang Yeo mengerjakan soal matematika (LDW ganteng!). Kim Shin heran apa yang sedang dilakukan Wang Yeo. Wang Ye bilang Kim Shin tidak tahu tentang wanita. Tapi Kim Shin tahu Wang Yeo tidak tahu jawabannya. Wang Yeo kesal dan menyuruh Kim Shin untuk minum saja.

“Permisi, Kim Sun-ssi?” Wang Yeo minta dua gelas minuman.

Kim Shin terkejut mendengar nama itu. Sunny juga. Sunny mengajak Wang Yeo bicara berdua di luar. Kim Shin memperhatikan.

Sunny mempertanyakan Wang Yeo yang menyebutnya dengan Kim Sun. Sunny bingung darimana Wang Yeo tahu namanya karena dia tidak pernah memberitahu Wang Yeo nama aslinya. Wang Yeo pun ingat saat dia menghapus ingatan Sunny adalah setelah Sunny memberitahukan nama aslinya. Sunny kembali menanyakan hal itu. Wang Yeo mengelak, dia sepertinya tadi bilang Kim Sunny.

Wang Yeo kemudian hendak masuk mengambil mantel untuk Sunny. Sunny yang belum selesai bicara meraih tangan Wang Yeo. Wang Yeo terkejut menatap tangannya. Karena Wang Yeo memegang tangan Sunny, Wang Yeo pun bisa melihat siapa Sunny di kehidupan sebelumnya. Wajah Sunny di kehidupan sebelumnya mirip dengan wajah adiknya Kim Shin. Kim Shin menatap mereka.

Wang Yeo menatap Sunny. Sunny bingung melihat Wang Yeo menatapnya seperti.

“Sebenarnya...kenapa?” tanya Wang Yeo.

***

Bersambung ke episode 10~

Komentar:

Kenapa? Jadi..Wang Yeo ini mempertanyakan, jika memang Sunny di kehidupan sebelumnya adalah adiknya Kim Shin, kenapa Sunny dan adiknya Kim Shin membuatnya menangis? Ada apa sebenarnya? Kira-kira begitu.

Ada yang saya lupakan sebelumnya. Di drama Wang Yeo ini hanya dipanggil sebagai pencabut nyawa, ajussi pencabut nyawa. Saya menyebutnya Wang Yeo karena di dramawiki, seperti itulah yang tertulis. Dan saya baru sadar nama ‘wang’ itu kan adalah nama pangeran di istana. Jadi pasti benar Wang Yeo adalah reinkarnasi dari raja, dan Sunny yang aslinya bernama Kim Sun adalah reinkarnasi dari ratu. Maka wajar saja Wang Yeo menangis. Karena rasa bersalahnya pada ratu yang dia cintai. Kisah Wang Yeo dan Kim Sun akan diceritakan lebih dalam di episode 10 ya..