The Lonely Shining, Goblin | Episode 9 - 2

Kupu-kupu putih terbang di sekitar resort ski, dan mendarat di sebuah bangunan. Ada Eun Tak dibangunan itu. Eun Tak bekerja di bagian penyewaan alat ski. Saat istirahat, Eun Tak memeriksa ponselnya dan melihat berita tentang kabut dan super moon.

Duk Hwa menemukan Eun Tak dan memberitahu Kim Shin.

Eun Tak berjalan di hamparan salju. Dia teringat dengan perkataan Kim Shin saat mabuk waktu itu. Kim Shin bilang hanya Eun Tak yang bisa mencabut pedang di tubuhnya. Eun Tak harus mencabut pedangnya agar dia...jadi tampan. Eun Tak ingat dengan janji mereka untuk mencabut pedang itu di hari pertama salju. Eun Tak menghela nafas, ada begitu banyak salju disana.

Eun Tak kemudian berbalik dan melihat Kim Shin. Kim Shin berjalan mendekati Eun Tak. Kim Shin mengajak Eun Tak pulang ke rumah, Eun Tak tidak boleh sendirian seperti itu. Tapi Eun Tak bilang kalau dia tidak punya rumah. Tidak ada satupun tempat yang dia anggap sebagai rumah adalah rumahnya.

“Orang-orang hanya membuatku dekat. Beberapa karena uang asuransi, dan beberapa karena mereka ingin mati.” Eun Tak menyindir Kim Shin. “Sekarang aku tahu semuanya. Dia bilang aku hanyalah alat yang akan mengakhiri hidup abadi goblin.”

Kim Shin berusaha menjelaskan bahwa dia melewatkan waktu yang pas untuk memberitahu Eun Tak. Dan dia senang melewatkannya. Jika memungkinkan dia akan melewatkannya sampai dia mati.

“Tapi aku tidak boleh begitu. Terdapat ribuan darah orang lain dan bobot masing-masing kehidupannya dalam pedangku. Aku tidak punya hak untuk memutuskan itu. Karena itu cabut pedang ini. Tolong.”

Eun Tak terdiam beberapa saat, “Tidak. Aku tidak mau. Bahkan jika aku mati. Jadi jangan mencariku. Biarkan aku sendiri. Pura-puralah kita tidak saling mengenal. Tetap menjauh dariku dan hiduplah dengan sangat lama, Kim Shin-ssi. Kau mengerti? Jangan pernah muncul lagi. Jika aku melihatmu lagi, saat itu akan benar-benar akan membunuhmu.”

Eun Tak kemudian berbalik pergi meninggalkan Kim Shin.

Kim Shin terus datang dan memperhatikan Eun Tak dari jauh, tanpa Eun Tak sadari. Kim Shin bahkan mengikuti Eun Tak berjalan di luar. Hingga akhirnya di dalam hutan, Eun Tak menyadari kehadiaran Kim Shin.

Eun Tak berhenti berjalan dan berbalik, tapi tidak ada Kim Shin. Saat Eun Tak kembali menghadap ke depan, Kim Shin ada di hadapannya.

Kiim Shin berjalan mendekat dan menyerahkan kartu nilai Eun Tak. Kim Shin bilang Eun Tak melakukannya dengan baik. Eun Tak dengan dinginnya bertanya, apakah itu alasan? Kim Shin bilang dia senang punya alasan, jadi dia bisa datang dan menemui Eun Tak.

“Untuk apa kau menemuiku? Kenapa kau menginginkan alasan? Kau ingin aku hidup denganmu atau mati denganmu? Bukankah sudah aku bilang aku akan membunuhmu jika kau muncul lagi?”

Kim Shin terdiam. Eun Tak menyuruh Kim Shin mendekat. Dia akan mencabut pedangnya jika memang itu yang Kim Shin inginkan. Kim Shin mendekat, dan menarik tangan Eun Tak ke dadanya sambil menatap Eun Tak. Jangan lakukan, ujar Eun Tak sambil menarik tangannya. Tapi Kim Shin menyuruh Eun Tak melakukannya. Eun Tak harus melakukannya.

Eun Tak mulai menangis dan menarik tangannya. Eun Tak meminta Kim Shin melepaskan tangannya.Kim Shin pun melepaskan tangan Eun Tak. Sambil menangis Eun Tak berkata bahwa dia sadar maksud Kim Shin waktu itu, saat Kim Shin memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Yaitu saat Kim Shin bilang di hotel waktu itu bahwa dia akan mencintai Eun Tak jika Eun Tak membutuhkannya.

“Jadi, apa kau mencintaiku? Tidak? Kau bahkan tidak mencintaiku?”

“Aku takut.” Ujar Kim Shin kemudian. “Aku sangat takut. Itulah sebabnya aku ingin kau terus mengatakan bahwa kau membutuhkanku. Aku juga ingin kau memintaku untuk melakukannya. Aku ingin beberapa alasan yang akan membuatmu melakukannya. Dengan alasan itu, aku harap aku bisa terus hidup. Denganmu.”

Kali ini Kim Shin mengutarakan isi hatinya pada Eun Tak.

Eun Tak merenung di kamarnya. Di luar, Kim Shin berdiri di dekat pohon menunggu Eun Tak. Kim Shin melihat ke arah kamar Eun Tak.

***

Eun Tak mengantarkan papan ski yang ingin dibersihkan oleh salah seorang pelanggan. Tapi petugas yang disana jadwal kerjanya sudah berubah. Dia meminta Eun Tak menunggu petugas lain yang akan segera datang. Eun Tak pun duduk menunggu disana. Lalu tanpa Eun Tak sadar, salju yang tadi masih menempel di papan mulai berjatuhan, dan papan-papan ski juga mulai berjatuhan, membuat rak yang ada disana rubuh dan menimpa Eun Tak. Eun Tak terjatuh dan tak sadarkan diri.

Kim Shin pulang ke rumah. Lalu merenung di kamarnya, sejak pagi hingga malam tiba. Wang Yeo kemudian datang. Kenapa Kim Shin sendirian? Kim Shin tidak bertemu Eun Tak? Kim Shin bilang dia bertemu Eun Tak, tapi Eun Tak tidak mau pulang.

Wang Yeo bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dia tidak pernah mendapatkan sertifikat kematian secepat ini. Wang Yeo mendapatkan nama Eun Tak. Wang Yeo memberikan sertifikatnya pada Kim Shin. Kim Shin tidak bisa melihat namanya, sertifikat itu kosong. Maka dia ragu, apa Wang Yeo yakin nama Eun Tak ada disana?

“Ada. Namanya disana. Apa yang sebenarnya terjadi? Seperti seseorang menginginkan kematiannya. Itu bukan aku dan yang pasti bukan kau.”

“Itu mungkin aku. Aku harus mati agar dia bisa hidup. Jika aku hidup, dia akan mati. Itulah takdir kami. Inilah hukumanku. Ini adalah rencana Tuhan yang lebih besar.”

“Jangan lemah. Bahkan jika itu apa yang diinginkan Tuhan, itu bukan yang diinginkan aku ataupun kau. Kita punya waktu 1 jam. Penyebab kematian, hypothermia. Cepat.”

Kim Shin pun pergi ke resort dan mencari Eun Tak. Ponsel Eun Tak mati. Kim Shin mencari ke tempat tinggal Eun Tak, ke tempat penyewaaan alat. Tapi Eun Tak tidak ada. Kim Shin lalu ke lapangan. Kim Shin teringat ucapan Dewi Merah, bahwa kematian akan terus datang menghampiri Eun Tak, dia yakin itu sudah terjadi beberapa kali. Dan akan datang yang lebih buruk, lebih banyak kecelakaan, lebih sering dan lebih berbahaya.

Sementara itu Eun Tak masih di tempatnya terjatuh. Eun Tak tampak sangat kedinginan. Eun Tak mengingat momen kebersamaannya bersama Kim Shin. Eun Tak juga mengingat ucapan Kim Shin terakhir kali bahwa dia berharap Eun Tak terus membutuhkannya.

Lalu dengan lirih Eun Tak berkata, “Aku membutuhkanmu. Lakukan itu juga. Aku mencintaimu.”

Lampu di lapangan salju mendadak mati. Kim Shin mendengar ucapan Eun Tak. Kim Shin pun menemukan Eun Tak. Kim Shin menyelimuti Eun Tak dengan jaketnya. Lalu Kim Shin memangku Eun Tak pergi dari sana.

***

Eun Tak terbangun di rumah sakit. Beberapa dokter berkumpul di dekat ranjangnya. Salah satu dokter memberitahu kalau Eun Tak ada di rumah sakit. Eun Tak mengalami hypothermia dan gegar otak, tapi Eun Tak beruntung. Jika mereka telah menemukan Eun Tak, itu akan berbahaya. Eun Tak bertanya bertanya berapa lama dia tak sadarkan diri. Satu hari setengah.

Eun Tak melihat ke sekeliling kamar yang tampaknya merupakan kamar VVIP. Eun Tak bertanya berapa tagihan rumah sakit yang harus dia bayar. Dokter meminta Eun Tak untuk tidak khawatir. Dokter bertanya apa hubungan Eun Tak dengan Grup Chunwoo karena Ketua Grup Chunwoo datang sendiri untuk mengurus perawatan Eun Tak, bahkan rumah sakit dibuat kalang kabut.

Dokter bilang Eun Tak bisa pulang, tapi sarannya Eun Tak harus istirahat lebih lama lagi. Eun Tak memotong pembicaraan dokter dan meminta korek api. Dokter bingung dengan permintaan Eun Tak. Eun Tak hanya tersenyum.

Eun Tak kembali ke resort. Dalam kereta gantung Eun Tak menyalakan korek api dan meniupnya, berharap Kim Shin muncul. Tapi Kim Shin tidak muncul. Eun Tak bingung dan mulai menebak-nebak apa yang terjadi. Eun Tak hendak menangis. Tapi kemudian dia tersenyum, melihat Kim Shin sudah menunggunya di tempat pemberhentian.

Mereka saling melempar pandangan. Begitu kereta Eun Tak hampir tiba, Kim Shin mengulurkan tangannya untuk Eun Tak. Eun Tak turun dan memukuli Kim Shin. Eun Tak kesal. Dia kira Kim Shin tidak akan lagi datang. Kim Shin menatap Eun Tak.

Kim Shin bilang dia datang lebih awal dan menunggu Eun Tak. Tapi Eun Tak tidak memintanya. Kim Shin harus muncul saat dia meniup api, Kim Shin harus datang padanya, Kim Shin harus ada di hadapannya. Kim Shin berpikir untuk datang lebih cepat dan menggengam tangan Eun Tak. Eun Tak tak mau mendengarnya lagi. Eun Tak lalu berjalan keluar.

Kim Shin memeluk Eun Tak dari belakang.

“Aku juga.” Ujar Kim Shin.

“Apa?”

“Lupakan saja kalau kau tak tahu.”

“Aku tahu.”

“Kalau begitu bagus.”

Eun Tak tersenyum. Maksud Kim Shin tadi adalah ‘aku juga mencintaimu’. Itu adalah jawaban Kim Shin untuk Eun Tak yang berkata mencintainya sebelum tak sadarkan diri.

Eun Tak lalu bilang kalau dia ingin mengatakan sesuatu pada Kim Shin. Eun Tak melepaskan pelukan Kim Shin dan berbalik menghadapnya.

“Sekarang, aku tidak bisa melihat apapun di tubuhmu. Kau hanya pria tinggi yang menggunakan pakaian mahal dengan mata yang sangat indah. Hanya itu semua yang bisa aku lihat. Jadi..sekarang aku tidak akan bisa menarik pedang ajussi. Aku tidak akan melakukannya meskipun kau tersenyum. Di mataku, kau sekarang sangat tampan.”

Kim Shin mengelus kepala Eun Tak. Eun Tak pun tersenyum. Kim Shin juga.

***

Sunny pergi ke peramal lagi. Sunny menceritakan tentang Wang Yeo. Pria dengan wajah pucat, bibir merah, mengenakan pakaian serba hitam dan kadang membawa topi. Peramal itu terkejut. Peramal bertanya apa Sunny memberitahu namanya? Pria itu adalah pencabut nyawa. Peramal itu bilang dia sudah memperingatkan Sunny untuk hati-hati pada pria yang memakai topi hitam.

Sunny kesal, dia perawan tua yang tidak bisa lalu memilih-milih pira. Sunny mengira peramal itu sudah membohonginya, seharusnya peramal itu lebih meyakinkan lagi. Setelah memberikan uang, Sunny beranjak pergi. Tapi kemudian dia berbalik dan menanyakan tentang Kim Shin.

“Lalu siapa pria ini? Dia sangat tinggi dan terlihat lebih tua dariku. Wajahnya seperti dinosaurus. Mendengar suaranya membuatku merasa sedang berada di dalam cafe terkecil didunia.”

“Gong Yoo?”

Sunny semakin kesal (Tapi aku ngakak. Hehe..). Peramal lalu bertanya, apa Sunny belakangan ini menerima barang yang berkilauan? Sunny terkejut mendengar peramal itu mengetahuinya. Peramal menyuruh sunny membuangnya. Sunny tidak boleh menerima barang tanpa tahu pemilik sebelumnya. Dendam, dosa, dan keinginan pemilik aslinya, semuanya ada di dalam barang itu.

Sunny menatap barang berkilauan itu, cincin yang diberikan Wang Yeo. Sunny penasaran dendam, dosa, dan keinginan apa yang ada dalam cincin itu. Wang Yeo kemudian muncul di kedai Sunny, tapi sebagai pencabut nyawa, jad Sunny tak melihatnya. Sunny kesal pada Woo Bin yang menghilang. Wang Yeo meminta maaf karena itu bertentangan dengan keinginannya.

Sunny mengambil ponselnya dan hendak menghubungi Woo Bin. Wang Yeo panik. Dia mencoba membuka kode ponselnya, takut ponselnya berdering seperti waktu itu. Sunny menulis pesan sambil berkata dalam hati, dan Wang Yeo menjawabnya tanpa Sunny dengar.

“Apa kau sibuk?”

“Ya, sangat sibuk.”

“Kau sedang apa?”

“Aku sedang mencoba membuka kunci ponsel agar aku bisa mematikannya. Aku khawatir akan berbunyi lagi.” Wang Yeo kehabisan kesempatan membuka ponsel, dan harus menunggu 1 menit.

“Kenapa kau tidak membalas pesanku?”

“Itu.. pertama, aku minta maaf karena sudah menghapus ingatanmu. Kedua..” Wang Yeo teringat pada adiknya Kim Shin. ”Aku pikir aku telah selingkuh. Maafkan aku. Aku juga bingung dengan diriku sendiri.”

Lalu ponsel Wang Yeo berbunyi tanda pesan masuk. Sunny mengirim pesan bahwa dia merindukan Wang Yeo. Wang Yeo juga.

Sunny mendengar suara ponsel itu. Dia ketakutan kenapa hal itu selalu terjadi padanya. Sunny mencoba menghilangkan ketakutannya dan berteriak pada hantu yang ada disana. Wang Yeo tersenyum melihatnya.

***

Bersambung ke bagian 3~

Komentar:

Masih penasaran dengan keberadaan kupu-kupu putih. Apa benar sepert yang dikatakan Kim Shin, bahwa itu adalah perwujudan Tuhan? Lalu apa maksud dan rencananya untuk Kim Shin dan Eun Tak.

Dan akhirnya..Kim Shin mengutarakan isi hatinya pada Eun Tak. ^^