While You Were Sleeping | Episode 3

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000036307_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000038038_thumb

Polisi dan paramedis berdatangan ke tempat kejadian. Polisi meminta Hong Joo dan Jae Chan untuk ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum dimintai keterangan di kantor polisi. Yoo Bum dari kejauhan memperhatikan mereka. Dia sepertinya juga sedang dimintai keterangan oleh petugas polisi yang lain. Sebelum menyusul Hong Joo masuk ke dalam ambulance, Jae Chan menoleh ke arah Yoo Bum yang menatapnya dengan pandangan sinis.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000065236_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000067735_thumb

Dalam ambulance, Hong Joo menatap Jae Chan sambil mengingat kembali betapa kerennya (ini mah kata aku sih, hehe) Jae Chan saat itu. Jae Chan sadar Hong Joo memperhatikannya dan meminta Hong Joo menghentikannya. Hong Joo mengerti dan berbalik.

Sekarang Jae Chan yang gantian menatap Hong Joo sambil mengingat ucapan Hong Joo saat memeluknya tadi, bahwa Hong Joo percaya pada Jae Chan. Jae Chan lalu bertanya pada Hong Joo, bagaimana bisa Hong Joo percaya pada yang dia katakan sebelumnya, bahwa Hong Joo dan ibunya akan meninggal karena Yoo Bum. Jae Chan tidak akan percaya jika dia jadi Hong Joo, bahkan dia akan marah.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000136622_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000143964_thumb

“Aku tidak marah. Aku benar-benar percaya kau telah menyelamatkanku.”

“Kenapa kau percaya padaku?” tanya Jae Chan lagi. “Ah, aku tidak bilang bahwa aku bohong…”

“Kau memimpikannya, bukan? Dan impianmu terus menjadi nyata. Benar kan?”

Jae Chan terkejut, bagaimana Hong Joo bisa tahu hal itu. Hong Joo lalu bilang bahwa dia juga memiliki mimpi seperti itu. Dan mimpinya selalu menjadi kenyataan, sama seperti Jae Chan. Jae Chan tampak memikirkan sesuatu setelah mendengar pengakuan Hong Joo.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000170974_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000189439_thumb

Seorang gadis, Park So Yoon (Kim So Hyun) memainkan piano di atas panggung pertunjukan. Dia tampak sangat berbakat. Di kursi penonton, seorang ibu tampak kesakitan dan berkeringat. Seorang reporter disamping ibu itu menanyakan keadaannya. Lalu suami ibu itu berkata bahwa udarnya panas dan menggenggam tangan istrinya itu sambil menanyakan keadaannya. Wanita itu bilang dia baik-baik saja, tapi sekilas terlihat dia menepis tangan suaminya.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000208073_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000216354_thumb

Hong Joo dan Jae Chan berbincang setelah mendapatkan perawatan. Hong Joo memberitahu bahwa dia sudah sering bermimpi seperti itu. Namun bagi Jae Chan, ini pertama kalinya. Jae Chan pun penasaran seberapa jauh Hong Joo bisa memprediksi mimpinya menjadi nyata. Jae Chan menekankan bahwa menanyakan hal itu bukan karena dia percaya kata-kata Hong Joo.

“Tidak ada batasan. Bisa sebulan atau besok. Bahkan bisa beberapa menit kemudian.”

“Apa mimpimu pernah salah?”

“Tidak pernah. Ada mimpi yang belum menjadi kenyataan, tapi tidak pernah ada yang salah.”

“Apa kau pernah mencoba mengubahnya?”

“Itu sebabnya kau luar biasa.”

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000234698_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000250967_thumb

Jae Chan bertanya lagi, apakah Hong Joo pernah mencoba mengubahnya? Tidak, karena itulah Jae Chan luar biasa telah menyelamatkannya. Jae Chan bergumam bahwa dia benar-benar telah menyelamatkan seseorang. Hong Joo membenarkan.

Lalu apa yang akan terjadi? Jae Chan kembali menegaskan bahwa dia bertanya hal itu bukan karena percaya pada kata-kata Hong Joo. Tapi jika saja dia benar-benar telah mengubah masa depan, apa yang akan terjadi?

“Aku tidak yakin. Saat kau menghentikan air mengalir, itu akan mengalihkan jalurnya. Kau menghentikan sebuah kejadian, seperti menghentikan air yang mengalir. Waktu pun akan berlalu dengan berbeda.”

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000276702_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000280423_thumb

Orang yang selamat dari tabrakan mobil itu (yang dalam mimpi Jae Chan meninggal) adalah Han Woo Tak, seorang petugas polisi. Saat sedang berganti pakaian, rekannya bertanya kenapa dia datang terlambat. Woo Tak meminta rekannya itu tidak bertanya karena dia hampir saja meninggal. Tapi rekannya tak percaya.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000301747_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000317823_thumb

Park So Yoon menggelar konferensi pers setelah pertunjukan. Park So Yoon adalah seorang pianis pertama dari Korea yang berhasil masuk ke final sebuah kompetisi internasional. Ibu yang tadi kesakitan di kursi penonton ternyata adalah orangtuanya. Ibu So Yoo tiba-tiba saja ambruk dan tak sadarkan diri. Tampak kemeja yang dikenakannya kotor seperti bekas telapak sepatu.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000330568_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000336736_thumb

So Yoon menatap ayahnya dengan marah. Sedangkan ayahnya berkata pada reporter yang ada disana bahwa bukan dia yang melakukannya. tapi reporter itu tetap menghubungi polisi dan melaporkan kekerasan dalam rumah tangga. Ayah So Yoon berteriak bahwa bukan dia pelakunya. So Yoon tampak semakin marah dengan ayahnya. So Yoon berusaha membangunkan ibunya.

Kemudian tampak adiknya Jae Chan, Seung Woon baru tiba disana dengan membawa bunga.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000343437_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000351853_thumb

“Jika waktu berlalu dengan berbeda, ke mana arahnya? Ke arah yang lebih baik atau sebaliknya?” tanya Jae Chan lagi.

Tapi Hong Joo belum pernah mencobanya, jadi dia juga tidak yakin. “Tapi yang bisa aku yakinkan padamu bahwa orang tidak akan menyadari bahwa waktu telah berubah. Kemudian dengan seiring berjalannya waktu, perbedaannya akan semakin besar.”

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000363876_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000376174_thumb

Ibunya So Yoon dilarikan ke rumah sakit dengan ambulance, dan ayahnya dibawa ke kantor polisi.

So Yoon termenung sendirian. Seung Woon kemudian mendekati So Yoon dan menanyakan keadaannya. So Yoon terkejut melihatnya, bagaimana bisa Seung Woon ada disana Seung Woon menyembunyikan bunga yang dia bawa dan berkata bahwa dia kebetulan lewat.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000395437_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000426393_thumb

So Yoon mencengkram mantel Seung Won. Dia mengancam Seung Woon untuk tidak menyinggung tentang apa yang terjadi hari itu. “Kau tidak melihat apapun. Kau mengerti?”

Seung Woon bilang dia mengerti dan menggenggam tangan So Yoon. Seung Won berjanji tidak akan memberitahu siapa pun. Tidak akan pernah. So Yoon berterima kasih.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000437498_thumb[1]While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000440348_thumb[1]

“Satu hal yang pasti… Mulai sekarang, waktu akan berlalu dengan cara lain. Entah itu berlalu ke arah yang baik atau buruk.” Ujar Hong Jo.

Jae Chan pun merasa seperti itu.

Sekarang giliran Hong Joo yang membombardir Jae Chan dengan pertanyaan. Kenapa Jae Chan menyelamatkannya, padahal dia hanya sebuah mimpi bagi Jae Chan? Kenapa Jae Chan menyelamatkannya bahkan hingga mobilnya hancur dan terluka? Jae Chan bilang dia tidak tahu. Hong Joo ragu Jae Chan tidak tahu, karena dia saja tahu alasannya. Apa yang Hong Joo tahu? Hong Joo menghela nafas panjang sebelum kembali bicara.

“Sejak kapan? Sejak kapan kamu jatuh cinta padaku?”

Jae Chan terkejut dengan pertanyaan Hong Joo itu, “Apa? Jatuh cinta? Siapa? Aku? Padamu?”

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000486696_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000488419_thumb

Hong Joo membenarkan. Jae Chan menggeser duduknya menjauhi Hong Joo. Sepertinya Hong Joo salah paham. Hong Joo menebak Jae Chan jatuh cinta padanya saat dia memeluk Jae Chan. Jae Chan bilang dia hanya membalas pelukan Hong Joo, tidak ada perasaan apapun. Hong Joo tak percaya karena Jae Chan memeluknya dengan erat dan bahkan menepuk-nepuk punggungnya. Apa Jae Chan tipe pria yang suka memeluk sembarang wanita?

“Tidak.” Tegas Jae Chan.

Hong Joo senang dengan jawaban itu, “Berarti aku bukan sembarang wanita? Apa yang begitu spesial dariku? Apa yang kau sukai dariku?”

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000527231_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000538803_thumb

Jae Chan malah bingung kenapa Hong Joo berpikir seperti itu. Hong Joo kemudian meralat, Jae Chan kan memeluknya setelah menyelamatkannya, jadi bukan sejak itu Jae Chan menyukainya. Apakah saat di halte bus? Atau mungkinkah saat Jae Chan mengantar kue beras? Tanya Hong Joo sambil mendekati Jae Chan. Jae Chan yang terkejut dengan serangan mendadak Hong Joo terjatuh ke lantai.

“Ya ampun, ternyata benar! Apa kau jatuh cinta dengan suaraku? Daebak! Tunggu, bukan itu. Apa kau pindah rumah ke dekat rumahku karena aku?”

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000540285_thumb

Jae Chan syok dengan semua praduga Hong Joo, “Wah…kau membuatku gila.”

Jae Chan adalah si Orang Baik.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000556002_thumb

Sementara itu Yoo Bum yang sedang dalam perjalanan mendapatkan telepon dari seseorang yang berada di kantor polisi.

Yoo Bum adalah si Orang Jahat.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000564802_thumb

Melihat Jae Chan yang tidak menyangkal, Hong Joo pun yakin Jae Chan pindah rumah karena dirinya.

Dan Hong Joo adalah si Orang Aneh.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000594112_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000610800_thumb

Esok pagi Hong Joo terbangun dari tidurnya dengan wajah ceria. Seperti biasanya Hong Joo menuliskan mimpinya. Hong Joo lalu tersenyum mengingat Jae Chan.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000623413_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000666507_thumb

Di rumah sebelah, Jae Chan kesal karena dibangunkan oleh adiknya padahal hari sudah siang. Saat sarapan, Seung Won sepertinya hendak mengatakan tentang apa yang terjadi pada So Yoon, tapi niatnya itu dia urungkan mengingat janjinya semalam pada So Yoon. Seung Won lalu menanyakan apa yang terjadi pada Jae Chan dan Hong Joo, apa mereka pacaran? Jae Chan kesal, apa hidup sudah membosankan dan Seung Won mau mati? Seung Won kesal karena Jae Chan malah marah padanya.

“Kenapa? Hyung sangat mengkhawartirkan dia. Hyung menyelamatkannya meski menghancurkan mobil barumu.”

Jae Chan hanya bisa mengunyah sarapannya.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000690892_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000696599_thumb

Sementara itu dengan wajah penuh senyuman Hong Joo berkata pada ibu bahwa Jae Chan jatuh cinta padanya. Tetangga sebelah yang masih muda dan ganteng. Hong Joo bahkan membentuk hati dengan bekal yang sedang dia buat. Namun saat ibu menanyakan Yoo Bum, Hong Joo meremas nasinya dengan kesal. Hong Joo meminta ibu untuk tidak membicarakan Yoo Bum, karena Yoo Bum hampir saja memanfaatkannya Hong Joo untuk kehidupan Yoo Bum sendiri.

Ibu pun bertanya apakah Hong Joo mau putus dengan Yoo Bum? Hong Joo bilang haruskah dia tetap menemui Yoo Bum? Yoo Bum bisa saja menghancurkan mereka berdua. Jadi sekarang Hong Joo mau pacaran dengan tetangga sebelah?

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000732207_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000745378_thumb

“Tidak, bukan begitu. Bukannya aku ingin mengganti pacarku. Aku hanya akan membalasnya.”

“Membayar? Membayar apa?”

“Jae Chan-ssi telah menyelamatkan hidup kita berdua. Aku harus membayarnya selama sisa hidupku. Hanya itulah hal yang tepat untuk dilakukan.”

Ibupun bertanya bagaimana caranya Hong Joo akan membayar. Hong Joo merasa sepertinya Jae Chan tidak pernah berkencan, jadi dia harus menyelamatkannya. Ibu merasa ide itu tidak bagus. Tapi Hong Joo semakin bersemangat, seperti Romeo dan Juliet.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000771914_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000783335_thumb

Hong Joo yang begitu bersemangat, dimata Jae Chan hanyalah seorang wanita gila karena Jae Chan pikir Hong Joo menyukainya. Hong Joo adalah seseorang yang narsis. Jadi Jae Chan rasa Hong Joo harus pergi ke terapis. Jae Chan malah menginginkan ada hukum yang membedakan orang gila seperti Hong Joo agar dia bisa menghindarinya. Jae Chan merasa sangat tidak beruntung karena bertemu dengan Hong Joo.

“Tapi hyung bilang sendiri bahwa dia tampak sangat sedih dalam mimpimu.”

“Dia tidak sedih! Tapi agak menakutkan.” Jae Chan sewot. “Ya, aku menyelamatkannya karena dia menakutkan. Tidak. Sebenarnya aku tidak menyelamatkannya. Aku tidak pernah mengatakan apapun tentang mimpiku. Orang akan menganggap aku gila jika mereka mendengar tentang mimpiku.”

Seung Won pun mengalah.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000821881_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000841645_thumb

Kemudian terdengar bunyi bel pintu. Itu adalah Hong Joo. Dengan riangnya Hong Joo memuji suara Seung Won dan memintanya memperlihatkan wajah karena penasaran. Seung Won sedikit terkejut dengan sikap Hong Joo itu. Maka Jae Chan pun kembali meyakinkan Seung Woon bahwa Hong Joo itu gila.

Hong Joo datang ke rumah mereka untuk mengantarkan bekal yang telah dia buat sebelumnya, bola-bola nasi bentuk hati. Jae Chan lalu bilang kalau dia tidak percaya mimpi Hong Joo, jadi dia bukan menyelamatkan Hong Joo dan Hong Joo tidak perlu membalasnya. Jae Chan menolak bekal Hong Joo dan berharap Hong Joo paham apa yang dia katakan.

“Oh, kau tidak percaya?” ujar Hong Joo sendirian. Hong Joo lalu mengeluarkan beberapa memo dari dalam saku mantelnya. “Aku sangat paham maksudmu.”

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000866914_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000879134_thumb

Kemudian kita diperlihatkan Hong Joo dan Jae Chan berjalan di jalan yang sama, tapi dalam waktu yang berbeda. Sepertinya lebih dulu Hong Joo ya karena dia duluan pergi.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000931213_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000945011_thumb

Ketika di taman ada seorang anak TK yang balonnya terlepas dan nyangkut di pohon, Hong Joo memberitahu anak itu bahwa nanti akan ada seorang ahjussi yang sangat tinggi dengan lengan yang sangat panjang dan namanya adalah Jung Jae Chan.

Benar saja, Jae Chan membantu mengambil balon itu. Anak tadi berterima kasih sambil menyebut nama Jae Chan. Jae Chan tampak bingung darimana anak itu tahu namanya.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000973224_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_000986085_thumb

Sekarang Hong Joo masuk ke kedai kopi dengan riang. Namun bukannya memesan kopi, Hong Joo memberitahu kasir apa yang akan dipesan Jae Chan nanti. Jadi saat Jae Chan datang, kasir sudah tahu minuman apa yang akan dipesannya. Jae Chan pun kembali bingung.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001056375_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001064000_thumb

Hong Joo kemudian naik subway sama persis di gerbong yang akan dinaiki Jae Chan. Hong Joo sepertinya naik di stasiun sebelumnya, karena saat Jae Chan naik Hong Joo sudah duluan ada disana. Mereka duduk hanya terpisahkan oleh seorang ahjussi. Jae Chan terkejut melihat Hong Joo ada disana.

Hong Joo mencondongkan badannya ke arah Jae Chan sambil tersenyum, membuat ahjussi yang di tengah sedikit risih. Dia bertanya apakah mereka saling mengenal dan apakah Hong Joo ingin bertukar tempat? Meski Jae Chan memberikan dua jawaban tidak, tapi Hong Joo sebaliknya. Maka dia pun bertukar tempat dengan ahjussi itu dan berterima kasih. Jae Chan nampak kesal.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001076750_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001104258_thumb

Hong Joo berkata pada Jae Chan, “Kau pasti punya banyak pertanyaan sekarang. Kau pasti bertanya-tanya apakah aku mengikutimu. Tapi bukan, karena aku sudah ada dikereta sebelum kamu. Rasanya seperti kebetulan yang aneh. Benar kan?”

“Apa kau sedang membaca pikiranku sekarang?”

Hong Joo buru-buru membenarkan, bahwa dia memang mengikuti Jae Chan karena dia melihar Jae Chan dalam mimpinya. Balon, kopi, subway, dan stasiun tujuan Jae Chan. Hong Joo menempelkan memo-memo yang dia bawa di tangan Jae Chan.

“Sudah kubilang aku bisa meramal masa depan dalam mimpiku. Jadi memang benar bahwa kau telah menyelamatkanku. Dan memang benar aku berutang budi besar padamu. Benar kan?”

Tapi Jae Chan diam saja tak menanggapi.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001160181_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001161423_thumb

Saat turun dari subway, Hong Joo pun bertanya mengapa Jae Chan diam saja padahal dia mengikuti Jae Chan untuk mendengar jawabannya. Hong Joo juga memberikan payung yang dia bawa, nanti Jae Chan akan memerlukannya.

Jae Chan kemudian berkata bahwa dia tidak percaya dengan kata-kata Hong Joo. Hong Joo mengingatkan bahwa Jae Chan bilang dia memimpikannya. Jadi kenapa Jae Chan menyangkalnya?

“Aku tidak menyangkalnya. Aku hanya tidak mempercayainya. Aku tidak ingin mempercayainya. Aku tidak akan pernah percaya bahkan jika aku memimpikan hal yang sama lagi. Aku tidak peduli siapa yang meninggal dalam mimpiku.”

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001199920_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001202425_thumb

“Kenapa?”

“Jika aku mempercayainya. Aku harus menyelamatkan siapa pun yang akan meninggal. Jika aku tidak bisa melakukannya, aku akan terus menyalahkan diriku sendiri. Aku tidak bisa menanggungnya. Bisakah kamu?”

Hong Joo terdiam. Jae Chan bilang, jika Hong Joo tidak bisa menanggungnya Hong Joo harus mengabaikan semua mimpi Hong Joo seakan tidak pernah terjadi maka penderitaan Hong Joo akan berkurang. Jika Hong Joo benar-benar ingin membuat perubahan, carilah orang lain. Jae Chan mengembalikan payung Hong Joo lalu berjalan pergi.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001224104_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001248279_thumb

“Aku tidak bisa menemukan orang lain.” Hong Joo menghentikan langkah Jae Chan yang menjauh. Mereka terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berbalik dan saling berhadapan kembali. Hong Joo lalu bilang dia juga tidak tahu kenapa harus Jae Chan (yang merubah mimpinya).

“Cari orang lain dengan lebih keras. Jika ada 2, pasti ada 3 dan 4 juga.”

Jae Chan kembali berjalan pergi. Hong Joo bergumam, bahwa tidak ada orang lain selain Jae Chan.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001367270_thumb[1]While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001395895_thumb[1]

Seorang anak perempuan berambut pendek bilang pada ayahnya bahwa semalam dia bermimpi aneh. Dia mimpi ayahnya itu meninggal. Ayah bergurau dengan bertanya apakah ada banyak darah? Karena jika banyak darah berarti pertanda baik. Anak itu lebih lanjut menceritakan bahwa bus yang dikendarai Ayah mengalami ledakan. Seorang tentara muda yang memiliki granat dan senjata akan naik bus itu. Tapi ayah tak percaya.

“Sungguh! Dia melempar granat ke dalam bus. Lalu semua orang meninggal. Ayah, bisakah ayah tidak pergi kerja hari ini? Impianku tampak begitu nyata.”

Ayah setuju asalkan anak itu mau memanjangkan rambutnya. Tapi anak itu tidak mau.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001367270_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001395895_thumb

Jae Chan keluar dari stasiun, dan hujanpun turun. Itulah sebabnya Hong Joo memberikan payung padanya. Tapi sayang Jae Chan mengembalikan payung itu. Jae Chan mengumpat.

Tak berapa lama kemudian muncul atasan Jae Chan, sepertinya Kepala Jaksa. Jae Chan menyapanya. Jae Chan yang merasa tak enak karena tak punya payung menawarkan diri untuk pergi ke supermarket untuk membelinya. Tapi kemudian muncul Hee Min dan menyapa kepala Jaksa. Hee Min yang membawa payung menawarkan tumpangan pada Kepala Jaksa yang tidak membawa mobil.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001419013_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001434248_thumb

Hee Min bilang pada Jae Chan bahwa payungnya terlalu kecil untuk tiga orang. Jae Chan tak masalah dan mempersilahkan mereka. Hee Min pun pergi bersama Kepala Jaksa. Kepala Jaksan heran kenapa Jae Chan bicara banmal (santai) pada Hee Min, padahal Hee Min adalah Jaksa yang lebih senior. Hee Min menjelaskan mungkin karena Jae Chan adalah seniornya di universitas. Kepala Jaksa bilang Jae Chan pasti tidak tahu kalau dikantor mereka harus hormat sesuai jabatan. Hee Min membenarkan, jalan Jae Chan masih panjang.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001457347_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001466826_thumb

Ayahnya So Yoon (Tuan Park) menyaksikan rekaman CCTV. Itu adalah rekaman dirinya yang menendang istrinya berkali-kali di dalam lift. Ternyata memang benar ada kekerasan rumah tangga.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001477905_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001491377_thumb

Tuan Park berada di kantor Yoo Bum. Yoo Bum yang datang terlambat berkata bahwa Tuan Park berlebihan kali ini. Karena menurut laporan medis, Tuan Park telah mematahkan enam tulang rusuk istrinya. Yoo Bum juga bilang bahwa pegawainya mengalami kesulitan untuk menyingkirkan rekaman CCTV tersebut. Tapi karena itulah Tuan Park membayar mahal.

(Yoo Bum membuka jam tangan dan meletakannya di meja. Aku tidak tahu apakah nantinya ada arti khusus atau tidak seperti kebiasaan Yoo Bum menyobek dan menggulung sobekan kertas dengan jarinya.)

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001503964_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001526641_thumb

Disini Yoo Bum menawarkan solusi untuk membuat kasus itu hanya sebagai tuduhan penyerangan bukan penyerangan (yang menyebabkan cedera). Tentu saja hal ini dilakukan agar Tuan Park terhindar dari penjara. Untuk itu diperlukan formulir persetujuan yang ditandatangani oleh istrinya. Istri Tuan Park akan menandatangani formulir itu kan?

“Jika tidak, itu artinya dia akan memasukkanku ke penjara. Jangan khawatir. Dia tidak akan pernah membuat So Yoon menjadi anak seorang terpidana.”

Sementara itu So Yoon berada di rumah sakit menemani ibunya.

***

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001559510_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001576246_thumb

Hong Joo di sebuah café sedang menunggu kedatangan Yoo Bum. Hong Joo bicara sendiri kalau Yoo Bum akan berpikir semuanya tidak masuk akal, karena dia disalahkan atas sesuatu yang tidak dia lakukan dan melihat Hong Hoo memeluk orang lain. Saat Yoo Bum datang Hong Joo mengingatkan diri sendiri untuk tenang dan bicara dengan baik-baik. Rupanya dia hendak memutuskan hubungan dengan Yoo Bum.

Yoo Bum menolak tawaran kopi dari Hong Joo. Dia hanya sebentar saja. Dia datang karena banyak yang ingin dia dengar dari Hong Joo. Misalnya, permintaan maaf. Hong Joo berusaha bersikap tenang dan berkata bahwa dia tahu Yoo Bum kecewa dengan sikapnya saat kecelakaan itu. Yoo Bum senang Hong Joo menyadari itu.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001610478_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001612520_thumb

Hong Joo bilang dia tahu apa yang sedang dia lakukan sekarang sama sekali tidak masuk akal. Dan dia juga tahu bahwa Yoo Bum tidak melakukan kesalahan. Tapi dia akan tidur nyenyak jika dia mengakhiri hubungan mereka. Suara Hong Joo mulai meninggi. Yoo Bum tampak bingung. Hong Joo ingin mengakhiri hubungan mereka. Yoo Bum boleh memaki atau memanggilnya gila. Sudah tak ada lagi yang bisa dikatakannya.

Hong Joo juga meminta maaf sambil berteriak, “Maaf!”

“Apa kau menyebut ini permintaan maaf?” Yoo Bum tak terima.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001630151_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001631400_thumb

“Ya, ini adalah permintaan maaf. Suaraku menjadi lebih keras saat aku merasa sangat menyesal.” Teriak Hong Joo lagi. Kali ini sambil berdiri. Hong Joo melanjutkan, “Semuanya salahku. Aku pantas disalahkan. Aku dengan tulus meminta maaf!”

Semua orang yang ada di café memperhatikan mereka karena suara keras Hong Joo, bahkan ada yang memotret mereka. Yoo Bum tampak saling tingkah dan hanya bisa menghela nafas.

***

Hari itu hujan. Ayah tetap bekerja, mengendarai bus. Anak itu naik ke dalam bis. Dia tidak sekolah karena merasa khawatir dengan ayahnya akibat mimpi yang dia punya malam sebelumnya. Ayah sedikit kesal. Jika anak itu bermimpi seperti itu lagi mungkin dia akan berhenti sekolah.

While.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001681645_thumbWhile.You.Were.Sleeping.E03.mkv_001712848_thumb

Kemudian seorang prajurit mengetuk pintu bus yang telah tertutup. Ayah membuka pintu dan membiarkannya masuk. Anak itu bilang pada ayah bahwa dia melihat prajurit itu di mimpinya. Tapi ayah bilang itu hanya kebetulan.

Anak itu tak tenang. Dia pikir prajurit itu membawa senjata dalam tasnya. Ayah tak menanggapi dan hanya melirik sekilas prajurit itu.

Kemudian terdengar berita dari radio bahwa ada seorang prajurit yang meninggalkan pangkalan militer dengan senapan terisi penuh peluru dan membawa dua granat. Dia menembak seorang petugas polisi di sebuah toko di Seoul. Polisi dan tentara sedang mencari prajurit itu. Petugas polisi yang tertembak tewas di tempat.

Pelan-pelan ayah mengecilkan volume radio.

***

Bersambung ke Episode 4 ~

Komentar:

Hong Joo merasa punya harapann setelah Jae Chan menyelamatkannya. Harapan untuk mematahkan mimpinya untuk tidak jadi kenyataan. Makanya dia berusaha menunjukkan pada Jae Chan bahwa mimpinya memang benar. Sayangnya Jae Chan memilih untuk tidak mempercayainya. Dia tidak mau menyalahkan dirinya sendiri jika nantinya dia tidak bisa menyelamat seseorang yang meninggal dalam mimpinya. Alasannya cukup bisa diterima. Kita bisa lihat sendiri pada Hong Joo. Hong Joo begitu frustasi saat pria dalam mimpinya meninggal dalam ledakan di pom bensin karena dia yang tidak bisa mencegahnya. Aku pikir pasti ada rasa bersalah. Karena itulah Jae Chan memutuskan untuk mengacuhkan mimpinya.

Aku rasa Jae Chan memutuskan untuk menyelamatkan Hong Joo pun karena rasa penasaran. Apakah mimpi yang dia punya benar-benar menjadi nyata. Tapi kembali lagi, dia memilih untuk tidak percaya.

Sekarang aku penasaran dengan waktu yang telah berubah. Tindakan Jae Chan menyelamatkan Hong Joo dan mengubah masa depan sudah pasti akan menimbulkan perubaha takdir dan waktu. Apakah Jae Chan hanya menunda kematian Hong Joo dan apakah nantinya Hong Joo tetap akan meninggal dengan cara yang lain? Sepertinya kita baru akan menemukan jawaban di episode-episode selanjutnya.

Comments

  1. Mbak notice juga soal jam tangan yoo bum yg ditaruh di meja itu. Yoo bum emang penuh teka teki.

    soal mimpi hong joo yg ga pernah salah jg...kalo gitu mimpinya ttg ibunya meninggal apa bakal jd nyata?
    Kalo mimpi jae chan akhirnya ga kejadian kan yg nabrak won tak itu?

    Btw mbak, di hp saya blog mode hp ini tulisannya cukup kecil. Gapapa sih kalo buat mbak ga masalah hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mimpinya Hong Joo gak pernah salah, tapi kan sekarang mimpinya Hong Joo bisa dicegah Jae Chan jadi kenyataan. Yang membuat alur waktu berubah. Nah yang sekarang bikin penasaran, apakah kematian ibu dan Hong Joo benar-benar dicegah dan tidak akan terjadi, atau itu hanya berubah waktunya saja?

      Pernah nonton film Final Destination gak? Itu kan agak mirip. Pemeran utamanya mimpi juga kalau dia dan teman2nya bakal meninggal karena kecelakaan. Dia berhasil mencegarnya terjadi, tapi kematian datang lagi dengan cara yang berbeda dari mimpinya.. Makanya aku penasaran apakah ibu dan Hong Joo akan seperti di film ini? Gitu...

      soal blog, iya nih gak tau..padahal aku pake tema bawaan dari blogger, tapi dia gak nyediain tampilan hp nya... biar gak kecil tulisannya, layar hp nya di landscape aja ya.. hehe... mian..

      Delete
    2. Haha iya mau ngomongin final destination jg kemarin tp kok rasanya terlalu melebar soalnya di final destination diliatin dia cm mimpi soal waktu mati itu sementara hong joo ga lol

      Oh...oke oke.
      Ini dira mbak ^^

      Delete
    3. kan aku bilang juga agak mirip...hehe...

      iya tau koq ini Dira. ^^

      Delete
  2. Akhirnya rasa rindu baca sinop mba Muzi terbayar sudah .. Hehe ..

    Baca sinop dari mba Fanny dan Mba Muzi membuat drama ini rasanya jdi lebih menarik .. Beneran loh kaga bohong .. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe,, makasih lho sudah berkunjung kembali.. berkunjung terus ya.. yah..walopun telat2 postingnya.. XD

      Delete

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya. Tapi mohon maaf komentar akan dimoderasi ya.. jadi gak akan langsung muncul di halaman post.. Dan pasti akan saya baca semua, walau tidak saya balas. XD

Popular posts from this blog

Sinopsis SECRET Episode 16 – 2 (END)

Sinopsis MASTER’S SUN Episode 17 – 2 (end)