It’s Okay, That’s Love Episode 10 – 2
“Sunbae, bagaimana menurutmu tentang Jang Jae Yeol yang meninggalkanku dan pindah dari sini?” Hae Soo tiba-tiba muncul di pintu sambil makan apel.
“Hm..aku akan membunuhnya jika dia membuangnya.” Dong Min mengedipkan sebelah mata pada Jae Yeol. Kemudian Dong Min keluar sambil mengambil apel di tangan Hae Soo.
“Wow…Ini dia kekasihku Ji Hae Soo, yang sangat aku rindukan.”
Jae Yeol kemudian mendekat hendak mencium Hae Soo, tapi Hae Soo mengelak. Hae Soo terlihat kesal, apalagi setelah melihat ada kotak di meja Jae Yeol. Jae Yeol menjelaskan kalau dia mulai mengemas barang-barangnya.
Jae Yeol memeluk Hae Soo dari belakang dan bertanya apa Hae Soo akan membantunya.
Hae Soo kembali menolak pelukan Jae Yeol. Jae Yeol mulai merasa tak nyaman dengan penolakan Hae Soo yang kedua. Hae Soo menatap Jae Yeol lalu bertanya kenapa wajah Jae Yeol seperti itu. Jae Yeol menjelaskan kalau seperti itulah wajahnya saat dia bekerja.
“Kau tidak menganggapnya seksi?”
“Tidak, tidak juga. Mengapa, apakah wanita lain berpikir kalau itu seksi?”
Hae Soo menanyakan pekerjaan Jae Yeol, apa Jae Yeol sudah menyelesaikan pekerjaannya. Jae Yeol bilang tidak juga. Hae Soo penasaran apakah menjadi penulis benar-benar layak, karena dia mendengar menjadi penulis terdengar sangat kasar. Jae Yeol menoleh pada Hae Soo dengan pandangan tak nyaman.
Hae Soo kemudian bertanya macam-macam. Makan? Tidur? Dimana? Jae Yeol menjawab semua pertanyaan Hae Soo dengan singkat.
Mendengar Jae Yeol bilang kalau dia tidur di kursi, Hae Soo pun bertanya tidak bisakah Jae Yeol tidur sebentar di bathtub, karena kecuali di kamar mandi Jae Yeol pasti bermimpi buruk. Jae Yeol bilang dia tidak bisa saat dia sedang menulis.
Hae Soo menanyakan makan malam. Jae Yeol bilang dia tidak selera. Hae Soo berteriak yang membuat Jae Yeol kembali menoleh dengan tak nyaman.
“Kau tidak hanya makan ketika kau ingin, kau makan ketika saatnya untuk makan. Aku tidak berpikir aku bisa menjadi pacarmu.”
Jae Yeol menghela nafas panjang mendengar ucapan Hae Soo. Hae Soo kemudian keluar setelah menyuruh Jae Yeol turun untuk makan malam. Walaupun kesal, Jae Yeol mengikuti Hae Soo.
(Duh, wajar sih Jae Yeol kesal. Udah lama gak ketemu, pengen kangen2an malah Hae Soo terus menghindar dan ngomel2, hehe.. Sst..pengalaman jauhan sama suami, hehe..)
***
Dong Min menceritakan sebuah kasus yang sedang dia tangani. Sebuah kecelakaan yang berubah menjadi pembunuhan. Dong Min bilang hal itu terjadi dari waktu ke waktu. Young Jin bertanya apa Dong Min sudah menemukan jawaban untuk masalah yang sedang Dong Min kerjakan itu.
“Pertama. Adik tidak menusuk ayah tirinya dengan pisau, tapi ayah tiri jatuh pada pisau dan itulah bagaimana ia tertusuk. Tapi kakaknya melihatnya sebagai kejahatan pembunuhan.”
“Mereka juga harus mencari tahu mengapa ibu melakukan sumpah palsu di pengadilan. Alasan mengapa ibu tidak bisa bersaksi atas nama kakak karena ia melihat kakak memegang pisau di tangannya.”
Dong Min membenarkan tebakan Young Jin. Young Jin lalu bertanya apakah ada teori tentang mengapa si adik bersumpah palsu di pengadilan. Dong Min mengangguk.
“Ada satu teori yaitu bahwa adik juga mengira kecelakaan menjadi tindak pembunuhan dan ia menuduh kakaknya untuk kejahatan. Namun teori itu terbukti salah beberapa saat yang lalu. Karena adik sudah tahu apa itu 'Tindakan Membela Diri' dan bagaimana hal itu bisa sudah digunakan di pengadilan untuk membantu kasusnya pada usia lima belas. Yang berarti bahwa ia sangat mampu membedakan sebuah kecelakaan dari pembunuhan. Dan ia juga menyadari fakta bahwa kemungkinan dia dinyatakan tidak bersalah bahkan jika ia diadili di pengadilan, adalah sangat tinggi.”
“Apa teori keduamu?”
“Sama seperti yang kakaknya katakan, itu direncanakan matang-matang oleh adik untuk menyingkirkan ayah tiri dan kakak yang kejam pada saat yang sama. Tapi itu tampaknya tidak pas juga. Karena adik punya kesempatan untuk tetap membiarkan kakaknya membusuk di penjara untuk menjaga pembunuhan yang telah dilakukannya tetap tersembunyi dan menutupinya tetapi dia tidak melakukan itu (maksudnya adalah saat Jae Beom menyerang Jae Yeol dengan suntikan, Jae Yeol kan tidak melaporkan kakaknya). Itu jelas bahwa adik mengasihi dan peduli pada kakaknya. Tapi…mengapa dia berbohong di pengadilan tentang kakaknya telah melakukan pembunuhan itu?”
“Sepertinya ada sesuatu yang lain yang kita tidak tahu.”
Dong Min mengangguk.
“Tapi melakukan sumpah palsu tetap saja kejahatan. Itu tidak bisa diampuni, kan?” tanya Young Jin lagi.
“Sumpah palsu, kejahatan, pengampunan…Kita bukan jaksa sini. Aku seorang dokter. Ketertarikanku terletak pada satu hal. Merawat rasa sakit dan bekas luka yang diderita pasien. Bagaimana kita bisa menghibur dan merawat kakak yang menghabiskan 14 tahun terakhir membusuk jauh di penjara setelah kebenaran yang dia katakan itu dikesampingkankan... Dan apakah ibu mereka benar-benar tidak apa-apa. Dan juga...si adik. Setelah menderita melalui tragedi yang menakutkan di usia enam belas tahun, apakah dia benar-benar dapat pulih dengan normal tanpa ada bekas luka atau kerusakan? Dari apa yang aku lihat, dia tampaknya sangat bahagia dan optimis. Aku sangat berharap bahwa apa yang aku lihat bukan tindakannya membela diri, tetapi itu benar-benar adalah tanda dia menyembuhkan dirinya dari luka-lukanya.”
Young Jin menggeleng, berdasarkan pengalamannya, sangat tidak mungkin anak 16 tahun mampu menyembuhkan dirinya sendiri. Meskipun mungkin tidak tepat saat ini, Young Jin yakin akan ada beberapa masalah yang timbul. Karena luka emosional yang mendalam selalu memiliki cara untuk membuat orang jatuh sakit dan buruk. Dan itulah bagian yang paling menakutkan.
Dong Min bilang mereka hanya bisa berharap dan berdoa dia (adik) mempunyai bantuan dan dukungan. Dan juga apa yang dia miliki sekarang adalah anak yang benar-benar baik disisinya. (Maksud Dong Min adalah Jae Yeol yang kini punya Hae Soo, tapi Young Jin tak tahu hal itu.)
Maka Young Jin pun berkata kalau dia tak tahu siapa si adik itu, tapi sepertinya Dong Min merawatnya dengan sangat baik. Dong Min tertawa. Kemudian Young Jin bilang kalau sekarang adalah gilirannya berbagi. Young Jin benar-benar minta maaf tentang apa yang terjadi tempo hari.
“Apa yang kau katakan tentang masih memiliki perasaan bagiku meskipun aku sudah menikah...Apakah itu yang kau maksud?”
Young Jin tersenyum dan mengangguk, “Dan juga…tentang pengendalian kelahiran.”
Young Jin menahan tangisnya. Dong Min kemudian bilang, jika Young Jin akhirnya memiliki bayi, Young Jin tidak akan bisa menjadi dokter yang hebat seperti sekarang.
“Beberapa akhirnya memiliki bayi, dan beberapa akhirnya menjadi dokter. Itu hanya bagaimana hal itu terjadi. Aku mengerti betapa besar keinginanmu menjadi seorang dokter yang baik. Sangat menyenangkan melihatmu telah mencapai tujuanmu.”
Young Jin mengangguk. Dia kemudian berdiri dan hendak pergi. Dong Min menghentikan langkah Young Jin dengan berkata kalau dia benar-benar mencintai Young Jin, apa Young Jin tahu itu. Young Jin menjawab tanpa menoleh, dia tahu.
Dong Min berjalan mendekat, tapi tak terlalu dekat. Dong Min bilang kalau ada sesuatu yang dia pelajari melalui mencintai Young Jin.
“Dan itu adalah, fakta bahwa hubungan terseksi di dunia ini.. adalah persahabatan sejati antara seorang pria dan seorang wanita.”
Akhirnya air mata yang sedari ditahan Young Jin pun menetes. Young Jin menoleh pada Dong Min sambil tersenyum. Dong Min bilang kalau dia benar-benar ingin memeluk Young Jin sekarang, tapi dia tak akan melakukannya.
“Persahabatan seksi yang telah kita lalui selama lebih dari 20 tahun sekarang... Kita tidak bisa membiarkan hal itu menjadi sesuatu yang tidak berharga hanya karena keinginan fisik sesaat. Apakah kau setuju?”
Dong Min hendak mencubit pipi Young Jin, tapi di tepis Young Jin. Young Jin suka dengan ‘persahatan seksi’ itu. Young Jin kemudian pergi. Dan Dong Min memeluk udara.
(Yey~ tepuk tangan untuk Dong Min… XD)
***
Jae Yeol memperhatikan Hae Soo yang sedang menyiapkan makanan untuknya. Jae Yeol kemudian bilang kalau dia tak akan makan dan mengajak Hae Soo bicara. Tapi Hae Soo tidak benar-benar merasa bisa bicara sekarang.
Jae Yeol pun bertanya apa yang membuat Hae Soo sangat marah. Hae Soo bilang dia tak marah, hanya sedikit merasa kesal. Hae Soo menyusun makanan Jae Yeol di meja makan.
“Mengapa kau merasa kesal? Apakah karena aku pindah?”
“Katakan saja padanya. Bukan hanya dengan tatapanmu, tetapi dengan kata-kata.” Ujar Soo Kwang yang juga ada disana.
Hae Soo memperingatkan Soo Kwang agar jangan melibatkan diri. Lalu, apa Hae Soo benar-benar berpikir bahwa Jang Jae Yeol akan tinggal di sana selamanya, saat dia punya semua uang dan rumah. Hae Soo tak suka mendengar perkataan Soo Kwang.
“Jika kita jujur, itu jauh lebih baik baginya untuk pindah demi kalian berdua. Dengan Dong Min dan aku tinggal di rumah ini, bagaimana bisa kalian bebas menjalani hubungan? Kalau aku jadi kau, aku akan melompat kegirangan sekarang. Kau bisa bebas dan bergairah dalam rumah Jae Yeol..”
Dong Min yang baru masuk menyela Soo Kwang, “Bebas dan bergairah tentang apa? Bebas dan bergairah tentang apa? Aku memberitahu kalian berdua sekarang, ini adalah rumah bujang. Bahkan jika itu murni dari pertimbangan untukku yang tidak beristri dan Soo Kwang yang tak punya pasangan, kalian akan lebih baik menjaga diri kalian sendiri. Jika aku mendengar sesuatu di tengah malam, Soo Kwang dan aku akan berjalan ke kamarmu, dan merebut semua selimutmu.”
Dong Min meledek Soo Kwang, apa yang Soo Kwang tahu tentang gairah. Soo Kwang malah bertepuk tangan untuk kata-kata Dong Min tadi (suara tengah malam). Soo Kwang merasa itu akan menjadi pemandangan untuk dilihat.
Hae Soo menarik rambut Soo Kwang dan menutup mulutnya dengan tangan yang satu lagi. Hae Soo meminta Soo Kwang tutup mulut. Soo Kwang pun meminta maaf. Hae Soo kemudian berjalan pergi, dan menyuruh Jae Yeol duduk dan makan.
Setelah Hae Soo pergi, Soo Kwang jadi bertanya-tanya, mungkinkah Jae Yeol sekarang ingin menikahi Hae Soo hanya karena mereka sudah tidur bersama satu kali. Soo Kwang bilang itu tak masuk akal, dan dia merasa malu untuk Jae yeol. Tapi dia tetap mengerti.
Jae Yeol tak menanggapi perkataan Soo Kwang dan berjalan pergi. Soo Kwang berteriak mengingatkan bahwa lebih baik Jae Yeol duduk dan makan, kecuali Jae Yeol ingin Hae Soo putus dengannya. Apa Jae Yeol masih tak tahu watak Hae Soo.
Dengan sangat terpaksa Jae Yeol duduk dan makan. Walau Soo Kwang tertawa meledek bahwa Hae Soo sudah melatihnya seperti anjing rumahan. Soo Kwang bahkan memberikan perintah pada Jae Yeol untuk diam-makan-diam-makan. Soo Kwang tertawa-tawa puas. Jae Yeol yang tak tahan lagi, tanpa babibu langsung menyiram Soo Kwang dengan air.
***
Hae Soo curhat pada Dong Min tentang Jae Yeol. Hae Soo pikir apa yang terjadi pada Jae Yeol saat kecil mempengaruhinya lebih banyak daripada apa yang mulanya Hae Soo pikirkan.
“Aku bisa mengabaikan dia tidur di kamar mandi karena itu setidaknya memungkinkan dia untuk tidur. Tapi aku tidak berpikir dia mampu melakukannya bahkan ketika dia menulis. Jika dia tidak bisa tidur, kemudian dia kehilangan kemampuannya untuk berkonsentrasi. Yang berarti dia tidak bisa menulis, dia merasa lebih cemas, dan dia tidak benar-benar bisa makan. Aku yakin itu merusak kesehatannya dengan lingkaran buruk itu semua.”
Dong Min mendengarkan Hae Soo dengan seksama.
Hae Soo menambahkan, dia juga takut jika tidak melakukan apapun mengenai itu hanya akan membuatnya menjadi lebih buruk. Meskipun mereka tidak bisa mencoba melakukan perawatan lain saat dia bekerja, Hae Soo ingin setidaknya meresepkan sesuatu untuk Jae Yeol.
Tapi karena Hae Soo tidak tahu kondisi persisnya, Hae Soo merasa Jae Yeol perlu diperiksa terlebih dahulu. Hae Soo meminta Dong Min melakukannya.
“Mungkin pekerjaannya bukanlah yang terbaik untuknya, kan?” tebak Dong Min.
Hae Soo mengangguk, “Untuk Jang Jae Yeol, tulisannya mungkin semua adalah yang dia miliki. Bisakah kau membantu Jae Yeol?”
“Aigo.. Kau benar-benar jatuh cinta padanya, kan?” Dong Min mencubit gemas pipi Hae Soo.
Hae Soo tersenyum. Dia bilang dia tidak bisa membiarkan Jae Yeol tahu hal itu, tahu kalau dia benar-benar jatuh cinta. (Tuh kan…Hae Soo udah jatuh cinta, tapi dia tidak mau mengaku dulu pada Jae Yeol..)
Dong Min mengenang masa lalu. Rasanya baru kemarin Hae Soo pingsan setelah menciumnya saat Hae Soo magang. Tapi Hae Soo sudah tumbuh dewasa sekarang, tidur dan jatuh cinta dengan seorang pria. Hae Soo merasa malu Dong Min mengungkit hal itu.
Mereka tertawa bersama. Hae Soo kembali meminta Dong Min untuk membantu Jae Yeol. Dong Min setuju. Hae Soo kemudian berterima kasih dan memberikan ciuman di udara. Dong Min membalas. Lalu setelah Hae Soo keluar kamarnya, Dong Min menghela nafas panjang.
Dong Min mendapatkan pesan dari Choi Ho. Choi Ho bilang dia sudah membuat janji untuk bertemu dengan Jaksa Kang, yang menangani kasus awal Jae Beom. Choi Ho mengajak Dong Min ikut serta, karena dia pikir itu ide yang bagus. Jae Beom berpikir sejenak, lalu menyetujui ajakan Choi Ho untuk menemui Jaksa itu.
***
Tae Yong akhirnya pergi ke kantor polisi. Dia terpana saat polisi menunjukkan rekaman CCTV Jae Yeol yang bertarung sendirian. Tae Yong tergagap bertanya rekaman apa itu, dan kenapa Jae Yeol seperti itu. Polisi berkata kalau mereka berpikir ada sesuatu yang salah dengan Jang Jae Yeol.
“Tidak ada yang salah dengannya!” Tae Yong berteriak sambil berdiri dari duduknya. “Aku yakin ada alasan yang masuk akal kenapa Jae Yeol bersikap seperti itu.”
Tae Yong kemudian mengancam polisi, jika mereka membocorkan rekaman itu, maka Tae Yong akan menuntut mereka semua untuk pelanggaran privasi dan pencemaran nama baik. Tae Yong mengambil dompet Jae Yeol lalu keluar.
Di pintu, Tae Yong berusaha menenangkan emosinya. Lalu memutuskan pergi ke sebuah tempat.
Polisi sebelumnya memberitahu bahwa mereka pergi ke tempat yang di sebutkan Jae Yeol setelah dia melaporkan kejadian itu pada mereka. Tapi rumah itu adalah rumah kosong, dan tak ada anak bernama Han Kang Woo. Dan saat mereka mencari lebih dalam, walaupun alamat berubah dan nomor rumahnya berbeda, rumah tua yang terbakar itu adalah rumah yang sama yang pernah ditinggali Jae Yeol muda.
Tae Yong pergi ke rumah itu. Rumah tua sisa terbakar. Dan rumah itu memang rumah Jae Yeol. Tae Yong juga melihat kamera CCTV yang terpasang tak jauh dari sana.
Tae Yong kemudian menghubungi Jae Yeol untuk menanyakan sekolah serta nomor ponsel Kang Woo. Jae Yeol bilang Kang Woo sekolah di SMA Soonjung di Yangsoori, tapi untuk apa Tae Yong ingin nomor ponselnya. Tae Yong kemudian beralasan dia ingin bertemu dengan Kang Woo untuk melihat apa Kang Woo punya sesuatu untuk di terbitkan.
Hae Soo masuk kamar Jae Yeol dan memeluknya dari belakang. Hae Soo tersenyum menyebut Jae Yeol anak baik karena sudah memakan makan malamnya. Tapi Jae Yeol menepisnya dengan kasar. Hae Soo pun heran.
Jae Yeol kembali bicara dengan Tae Yong. Dia senang mendengar Tae Yong yang berminat pada Kang Woo. Jae Yeol bilang dia akan mengirimkan alamat dan nomor telpon Kang Woo pada Tae Yong.
Hae Soo duduk di kasur dan menatap Jae Yeol dengan tanya. Ada apa dengan tatapan dingin Jae Yeol?
Tae Yong mendapat kiriman kontak Kang Woo. Tae Yong mencoba menghubungi nomor telpon rumahnya, tapi ternyata itu nomor kosong (tidak ada). Tae Yong mencoba menghubungi nomor ponsel, tapi lagi-lagi nomor itu juga nomor kosong.
Tae Yong terhenyak. Dia merasa lemas menyadari kemungkinan ada sesuatu yang salah pada Jae Yeol. Tae Yong jatuh terduduk.
***
Hae Soo meminta Jae Yeol duduk disampingnya, karena lehernya mulai sakit mendongak menatap Jae Yeol.
“Mungkinkah..hanya karena aku katakan bahwa aku sangat mencintaimu kau tidak menganggap itu berarti kau dapat melakukan apapun yang kau inginkan denganku, kan? Jika itu masalahnya, maka jangan lakukan. Karena itu membuatmu terlihat sangat tidak perhatian.”
Hae Soo tak percaya mendengar Jae Yeol berkata seperti itu, “Kita berpacaran, kan?”
“Kau benar-benar masih bingung tentang hal itu? Bahkan setelah tidur bersama? Ketika kau sedang bekerja, aku pastikan dulu bahwa tidak apa-apa bagiku untuk menelepon dan aku hanya meneleponmu ketika kau telah memberiku izin untuk menelepon. Karena aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu, yang sangat kau cintai. Alasanku pindah…”
“Itu karena kau tidak bisa bekerja di sini.” Sela Hae Soo. “Ini karena pekerjaanmu, kan? Kau pikir aku tidak bisa mengerti itu ketika aku memiliki pekerjaanku sendiri? Pindah? Aku berencana mengusirmu keluar jika kau ingin mengatakan kepadaku bahwa kau tidak akan pindah.”
Jae Yeol duduk disamping Hae Soo dan bertanya dengan emosi yang lebih tenang. Jae Yeol bertanya apa yang ingin dikatakan Hae Soo padanya tentang dia yang tidak perhatian pada Hae Soo, dan apa maksud Hae Soo saat Hae Soo bilang tak bisa menjadi kekasih Jae Yeol.
Hae Soo pun menjawab, maksud dia tentang Jae Yeol yang tidak perhatian adalah bahwa Jae Yeol hanya fokus pada pekerjaan tanpa makan atau tidur sama sekali hanya untuk muncul bertindak seperti brengsek tanpa menghubungi selama lima hari, dan untuk membuatnya kesal dan menyakiti perasaannya.
“Adapun pernyataanku sebelumnya tentang tidak bisa menjadi kekasihmu... aku hanya mengatakan itu karena hatiku sakit melihat betapa menderita dirimu.”
Hae Soo menahan tangisnya.
Jae Yeol pun terdiam mendengar penjelasan Hae Soo itu dan tersenyum. Hae Soo berkata lagi, Jae Yeol bahkan tidak bisa mengatakan apapun untuk apa yang sudah dia katakan.
“Aku merindukanmu.”
“Dan ada satu hal lagi. Ketika kau bilang kau akan pindah.. Apakah kau harus mengatakan itu dengan jelas kepadaku ketika aku sama sekali tidak siap untuk itu? Aku tahu kau tidak akan menusuk dari belakang, tetapi apakah kau harus begitu terang-terangan tentang hal itu?”
Jae Yeol bilang Hae Soo biasanya selalu sangat tenang tentang segala hal, jadi dia tidak berpikir Hae Soo akan terkejut. Hae Soo tertawa kecil, apa hanya itu yang Jae Yeol tahu tentang dirinya. Jae Yeol tersenyum lagi.
“Tapi itu bagus, mendengar bahwa kau terkejut dengan hal itu. Hampir terdengar seolah-olah kau benar-benar mencintaiku.” kata Jae Yeol.
Hae Soo lalu bertanya kapan mereka akan bertemu setelah Jae Yeol pindah, dan bagaimana peraturannya pada semua wanita yang pernah Jae Yeol kencani. Jae Yeol bilang selama dia tidak menulis, mereka bisa bertemu kapanpun mereka mau. Tapi saat dia menulis, maka hanya sesekali saja.
“Apa itu berlaku untukku juga?”
“Beraninya kau membandingkan dirimu dengan mereka?”
Hae Soo tersenyum, pernyataan Jae Yeol barusan berarti peraturan tadi tidak berlaku untuknya. Maka Hae Soo pun mengusulkan agar mereka bertemu setiap hari jumat. Karena Hae Soo bekerja setiap senin sampai kami, jumat bisa menjadi harinya mereka.
Tapi jadwal Jae Yeol bukan sesuatu yang bisa didikte begitu sederhana seperti Hae Soo. Hae Soo bilang Jae Yeol akan merusak diri sendiri jika terus tetap bekerja dengan langkah itu. Hae Soo meminta Jae Yeol untuk mengambil kesempatan itu dan belajar lebih disiplin tentang jadwal kerjanya sendiri. Hae Soo tak bisa menyerah pada hal itu, dan Hae Soo akan menghabiskan malam juga bersama Jae Yeol.
Akhirnya Jae Yeol setuju.
Hae Soo yang senang merebahkan diri di kasur. Hae Soo menyebutkan aturan berikutnya. Kencan yang tak terjadwal, harus disepakati bersama oleh kedua belah pihak sebelumnya, dan sentuhan fisik ringan diperbolehkan.
Jae Yeol setengah berbaring disamping Hae Soo dan membelai kepalanya lembut. Jae Yeol menanyakan tentang tempat kencan mereka. Hae Soo bilang semua tempat yang layak kecuali rumah itu dan motel.
Karena Dong Min yang nokturnal dan Soo Kwang dengan pendengaran tajam tinggal di rumah itu. Dan Hae Soo tak suka dengan motel. Jae Yeol menawarkan rumah Seochodong. Hae Soo tak keberatan, itu bukan ide buruk.
Jae Yeol hendak mencium Hae Soo, tapi Hae Soo buru-buru mendorong Jae Yeol. Hae Soo tak suka tindakan spontan seperti itu. Jae Yeol menutup mata dan menghela nafas.
“Kau terlalu sulit bagiku. Kau kejam, jahat dan berhati dingin dan kau memiliki kontrol yang besar terhadapku. Soo Kwang mengatakan kepadaku bahwa aku sudah seperti anjing rumahanmu yang terlatih.”
Hae Soo tersenyum, karena kesulitan yang dirasakan Jae Yeol itu, Hae Soo akan memberikan satu permohonan Jae Yeol. Apa yang Jae Yeol inginkan? Jae Yeol ingin Hae Soo menjadi tamu di acara radionya lusa. Hae Soo memukul Jae Yeol pelan. Tak percaya kalau Jae Yeol lebih menginginkan hal itu daripada ciuman.
Jae Yeol bilang dia mencintai Hae Soo. Hae Soo bilang dia belum mencintai Jae Yeol.
Hae Soo kemudian berjalan pergi, tapi belum sampai luar dia kembali dan duduk di dekat Jae Yeol.
“Kau tahu…Aku sudah sering memikirkan hal ini... dan masalah terbesar yang kau dan aku miliki adalah kita berdebat terlalu banyak tentang segala sesuatu.”
“Jadi intinya?”
“Kau katakan padaku bahwa kau mencintaiku, dan kau berdebat denganku di sana-sini tapi kau masih biarkanku menang. Namun aku masih belum mengatakan padamu bahwa aku mencintaimu. Bahkan aku harus mengakui bahwa aku terlalu keras.”
“Jadi intinya?”
Hae Soo tersenyum menggoda, “Bolehkah aku mematikan lampu?”
Perlahan Jae Yeol memberikan jempolnya. Hae Soo pun memeluk Jae Yeol, dan lampu dipadamkan.
***
Tae Yong pergi ke SMA Soonjung, dimana Kang Woo sekolah, seperti yang disebutkan Jae Yeol. Tapi apa yang dia dapatkan disana malah membuatnya tambah khawatir dengan keadaan Jae Yeol.
Di sekolah itu tidak ada seorang pelajar yang bernama Han Kang Woo. Ada pelajar bernama Kim Kang Woo, tapi bukan dia yang Tae Yong cari.
Tae Yong kemudian menghubungi Sang Sook, cinta pertama Jae Yeol. Tae Yong mengajaknya untuk bertemu.
***
Ibu sedang menyapu di depan restoran. Sebuah mobil putih berhenti di dekatnya. Jae Yeol keluar dari mobil sambil membawa bingkisan dan memanggil ibu. Saking terkejut dan senang, ibu menjatuhkan sapu yang dipegangnya untuk menyambut Jae Yeol.
Ibu memukul pelan lengan Jae Yeol, “Apa yang membuatmu begitu lama untuk datang! Aku sudah menunggumu untuk datang!”
Jae Yeol tersenyum, lalu menanyakan kabar ibu.
Jae Yeol membawa banyak foto Hae Soo saat liburan. Jae Yeol yang menunjukkannya pada ayah, dan ayah sangat senang.
Jae Yeol kemudian makan dengan lahap nasi goreng yang disiapkan kakak ipar. Ibu mengingatkan Jae Yeol untuk makan pelan-pelan. Tapi Jae Yeol bilang itu adalah nasi goreng terenak yang pernah dia makan. Ibu berkata dia sudah pernah bilang kalau mereka memiliki makanan yang enak.
“Aku akan meneleponmu dan memarahimu jika kau tidak datang pada akhir minggu. Beraninya kau tidak meneleponku untuk memberitahuku bahwa kau dan Hye Soo sekarang berpacaran?”
Jae Yeol tersenyum.
“Ibu, kau benar-benar sedang sangat kasar.” Kakak ipar menyahut. “Kau memperlakukan menantumu yang sebenarnya seperti budak, tapi kau menuangkan semua cintamu pada Jae Yeol.”
“Siapa tahu, mungkin dia akan menjadi menantuku juga!”
“Siapa di jaman sekarang yang menikah hanya karena pergi satu kali liburan bersama? Apakah kau setuju, Jae Yeol?”
Jae Yeol tersenyum dan berkata dengan hati-hati pada ibu kalau dia dan Hae Soo sama-sama masih menikmati karir pekerjaan mereka. Ibu sepertinya tak mengharapkan jawaban itu.
Kakak ipar tahu pasti Jae Yeol pikir dia datang kesana untuk makanan gratis, tapi ibu malah mengaitkan pengikat pada Jae Yeol. Jae Yeol tertawa dan bilang kalau dia sangat suka nasi goreng. Sedangkan ibu masih melongo.
***
Hae Soo mendapat telpon dari Yoon Soo yang membicarakan pernikahan. Hae Soo heran kenapa Yoon Soo membicarakan pernikahan, karena dia sudah menetapkan kalau dia akan melajang seumur hidup.
Jika Hae Soo tidak berpikir untuk menikah, lalu kenapa Hae Soo tidur bersama Jang Jae Yeol dan membiarkannya mengunjungi ibu di restoran. Yoon Soo penasaran dengan apa yang dipikirkan Hae Soo. Hae Soo yang tidak tahu Jae Yeol pergi ke restoran sedikit terkejut.
“Ibu sudah menganggapnya sebagai menantu. Dan bagaimana kau menetapkan diri untuk melajang seumur hidup? Kehidupan ikatan pernikahan sudah ditanamkan dalam darah kita, kau tahu itu? Kau pikir kau dapat menghindari sifat yang diturunkan ibu kepada kita?”
“Aku belum pernah mendengar bahwa keinginan untuk menikah adalah sesuatu yang turun temurun.” Elak Hae Soo.
Kemudian Yoon Soo menyarankan Hae Soo untuk belajar dari contoh. Apa Hae Soo tahu kenapa dia sampai sekarang tidak menceraikan suaminya yang setiap hari minum dan terlibat hutang?
“Karena tak peduli seberapa lemah dan sakit, sekali suamimu, akan selalu menjadi suamimu. Loyalitas ibu untuk ayah kita...aku belajar darinya sebagai contoh. Kau tahu?”
Hae Soo sedikit kesal dengan omelan Yoon Soo, pasti Yoon Soo mulai tua.
Yoon Soo bilang kalau Jae Yeol itu benar-benar ahli. Yoon Soo bertaruh Jae Yeol tidak akan terganggu jika putus dengan Hae Soo. Karena Yoon Soo yakin itu hanya akan menjadi hubungan lain dan perpisahan lain untuknya. Tapi Yoon Soo tahu Hae Soo. Meskipun Hae Soo mungkin tidak bertindak seperti itu, tapi Hae Soo akan gila dan hidupnya akan berantakan.
Hae Soo yang tak nyaman segera menutup telponnya. Tapi Yoon Soo belum selesai bicara, jadi dia mengirim pesan.
“Kalian bukanlah anak-anak. Bahkan jika kau berakhir putus, tetap pikirkan pernikahan dengan serius. Dan jika Jae Yeol menunjukkan ketidak-tertarikannya pada pernikahan, maka segera akhiri. Jadi kau tidak akan berakhir dengan terluka di tengah jalan.”
Hae Soo tertawa, bagaimana bisa keinginan untuk menikah adalah keturunan. Hae Soo menyebutnya omong kosong.
***
Jae Yeol tiba di stasin SBC dan menunggu Hae Soo di lobby. Dengan tergesa Hae Soo menghampiri Jae Yeol dan memanggilnya. Hae Soo meminta maaf karena terlambat.
Di dalam lift Hae Soo bilang kalau lalu lintasnya begitu mengerikan. Hae Soo mendekat dan hendak mencium Jae Yeol. Jae Yeol langsung mencegah, tak seperti biasanya. Jae Yeol menghadapkan Hae Soo pada kamera CCTV yang ada disana. Hae Soo pun mengerti.
Lalu Hae Soo memuji penampilan Jae Yel yang ‘wow’. Jae Yeol bilang paling tidak itulah yang bisa dia lakukan untuk Dokter Ji. Hae Soo bertanya apa ada alasan kenapa Jae Yeol bicara formal padanya. Jae Yeol tak menjelaskan, dia bilang lebih baik Hae Soo juga mulai bicara formal padanya. Hae Soo bingung kenapa dia harus melakukan itu.
Setelah menuntun (menunjukkan jalan) pada Hae Soo saat turun lift, Jae Yeol menjelaskan alasannya. Karena sejauh ini orang-orang tahu mereka hanya pernah bertemu satu kali sebelumnya pada acara talk show. Orang-orang bahkan tidak tahu kalau mereka tinggal bersama. Hae Soo bertanya apa alasan untuk semua kebohongan itu.
“Aku tidak mau repot-repot menjelaskan kepada semua orang.” Ujar Jae Yeol enteng.
Hae Soo menghentikan langkahnya dan teringat ucapan Yoon Soo yang bilang kalau Jae Yeol adalah ahli, dan dia tak akan terganggu bila mereka putus.
“Ya, kami berkencan. Apakah mengucapkan kata-kata itu akan mengganggumu? Atau kau hanya tidak ingin membiarkan orang lain tahu karena bagaimanapun kau akan berakhir putus denganku?”
Jae Yeol menatap Hae Soo.
“Mengapa kau menatapku seperti itu? Apakah aku salah dengan apa yang aku katakan?”
Jae Yeol menahan tangan Hae Soo yang sedang berjalan. “Apa? Seorang wanita yang akan aku putuskan?” tanya Jae Yeol tak suka.
“Itu benar, wanita yang akan kau putuskan. Kau secepatnya putus dengan semua wanita kecuali jika kau berniat untuk menikahinya, kan?”
Jae Yeol berjalan meninggalkan Hae Soo.
“Mengapa kau tidak mengatakan apapun? Hah?” Hae Soo menuntut sebuah jawaban.
“Apa yang bisa aku katakan? Saat kau benar tentang apa yang kau katakan.” Ujar Jae Yeol dingin.
***
Bersambung ke episode 11 ~
***
# Selalu ya… Jae Yeol dan Hae Soo bertengkar, baikan, bertengkar, baikan. Tapi inilah yang aku suka dari drama ini. Benar-benar nyata.
# Tae Yong tampaknya masih ingin percaya kalau Jae Yeol tidak punya masalah apapun. Makanya dia mengajak Sang Sook untuk bertemu. Sepertinya untuk mencari titik terang tentang apa yang sebenarnya terjadi.
# Sekali lagi, aku suka Dong Min. Yang menjaga perasaannya pada istri yang jauh disana, juga perasannya pada sahabatnya Young Jin.
Teori dong min menarik...entah itu di ingatan Siapa,tapi ada. Yg ingat kalao setelah kejadian tertusuknya ayah tirinya jae yol..terlihat di cermin ibu yg seolah sedang pegang kertas atao korek utk membakar...trus keadaan rumah lama jae yol di yungsori yg juga terbakar..apakah ada hubungannya kesepakatan ,penghianatan saling tuduh,kesaksian palsu yg dilakukan jae yol dan jae bum...semua demi melindungi Ibu...menurtku ada benarnya(ha ha ha sok tau).gereunde...kamsahamnida bak muzy
ReplyDeleteada diingatan Jae Yeol, di episode 9 kayaknya..
Deleteiya memang, yang kejadian setelah penusukan itu belum terungkap semuanya, kenapa rumahnya jg bisa kebakaran dan Jae Yeol nuduh Jae beom..
Trz gman ki lnjtany mw pts ap mw nkh
ReplyDeleteSumpah demi apa, semakin penasaran sama cerita nya, mungkin krna telalu semangat baca 1 part berasa pendek bgt,
ReplyDeletegak sabar tunggu next episode
gomawo mba mumu keep fighting tulis sinopsis nya
Makin seru....! Ditunggu kelanjutannya ya, mbak muzi..semangat....!!!
ReplyDeleteTeori ke 2 Dong min tentang kasus terbunuhnya ayah tiri menurut q msk akal,kaya emg udh direncanain m jae yol kecil..buat blas dendam ma ayah tiri jae bum yg suka ngebully,,tapi aneh jga scr wkt jae yol pegang pisau kan jae bum yg ngedorong ayah ke arah jae yol..bener2 dibuat berfikir m drama ini..susah ditebak..
ReplyDeleteAtau mungkin sebenarnya jaeyeol dan jaebeom yg ngerencanain semua itu utk membunuh ayah tiri mereka,krn jaeyeol sdh ngerti ttg hukum mungkin dia yg nyusun skenario, jd jaeyeol nyuruh jaebeom buat ngaku (supaya dpt kasih sayang ibunya?). mereka sm2 berpikir kalau hukumannya cm 2/3 tahun tp ternyata malah 11 tahun, jdnya jaebeom blg kalau jaeyeol yg bunuh dan tentu saja jaeyeol gk mau ngaku yg bunuh dan mengkhianati jaebeom dan blg kalau jaebeom. (agk mirip sama kasus si kembar di I hear your voice). eh tp gak mungkin juga ya hahaha scr kita semua tau kalau jaeyeol itu baik.
ReplyDeletealasan knp jaeyeol nuduh jaebeom mungkin krn dlm ingatan jaeyeol, jaebeom yg bunuh, entah itu episode brp. tp msh gk ngerti knp ibu mereka malah memberikan kesaksian palsu, apa krn jaeyeol lebih kecil dr jaebeom,
pusing
Kirain cuma aku saja yg pusing mikirin nih drama..
ReplyDeleteYg jelas kayaknya memang sang Ibu yg membakar rumahnya,dia juga yg paling tahu kisah pembunuhan yg sebenarnya...
Matiin lampu...??hmmmm..
ReplyDeletejika penyakit jae yol di ketahui publik q berharap he soo 'n dong min akan semakin bersemangat unt menyembuhkn'y and than jika nanti benar ending'y jae yol meninggal...moga aja ninggalin kado indah buat he soo (hamil) toh he soo g mau menikah kepingin melajang seumur hidupnya hahaha cerita lg menghibur diri dr kegalauann...mumu oenni fighting sehat selalu ya.
ReplyDeletembak mumu gomawo :)
ReplyDeletesemakin mendekati akhir malah penasaran dengan jae yol-ssi,
ini makin bikin penasaran endingnya... semoga ga sad ending
Dong min adalah type yag paling baik untuk di jadikan teman. Deabaaak, Senengnya kalo ada sosok dong min di dunia nyata. Hehehe
ReplyDeleteSedikit takut sama jae yol. Hee Soo-aah.... Hadeeeh ni cewe.
Fighting onnie... Ditunggu kelanjutannya yaaa..
makasih banyak mbak :) kerenn banget episode ini, persahabatan seksi dong min dan young jin aw aw aw :D trus hubungan percintaan hae so dan jae yol itu seperti nyata, kdang aku suka bandingin kok kayak hubungan percintaanku yah haha berantem baikan berantem baikan, tapi aku suka dengan keterbukaan mereka,apa yg gak disuka slalu diomongin,jadi bisa saling ngertiin deh.
ReplyDeletemakasih banyak mbak :) kerenn banget episode ini, persahabatan seksi dong min dan young jin aw aw aw :D trus hubungan percintaan hae so dan jae yol itu seperti nyata, kdang aku suka bandingin kok kayak hubungan percintaanku yah haha berantem baikan berantem baikan, tapi aku suka dengan keterbukaan mereka,apa yg gak disuka slalu diomongin,jadi bisa saling ngertiin deh.
ReplyDeleteWoow... Benr" penuh misteri... Jd nebk" ap yg trjadi... Tatapn jae yeol itu lho mengisaratkn sesuatu... Sempurna d bikn qt pusing + penasarn...
ReplyDeleteJae yeol sembuhkanlah luka hatimu dan kembali lagi untuk liburan k okinawa bersama hae soo. Hmm.. gak tau lagi mau komen apa, yang pasti aku galau.
ReplyDeletemba makasih banyak buat sinopsis2nya.
Gomawo mbak 😙
ReplyDeleteMakin dalem ceritanya, makin dalem ngehayatin dramanya, makin dalem galaunya ...
ReplyDeleteHuuuu!!!!
Pengen cepet" tau endingnya, biar ga menggila tiap kelar nonton .. TT
Makin lama makin tambah penasaran sama ceritanya
ReplyDeleteThanks unnie Faghting,,,,, !!
Kang Woo itu hantuu yaaa.... yg cuman bisa diliat sama jae yul jebbal... kenpa Kangwoo itu hantuuu T-T
ReplyDelete