It’s Okay, That’s Love Episode 6 – 1
Entah karena terbawa suasana atau memang Jae Yeol mulai jatuh cinta pada Hae Soo. Setelah melihat Hae Soo yang begitu gembira di dalam air, Jae Yeol mencium Hae Soo. Dua kali. Dan yang kedua, Hae Soo membalas. Tapi kemudian seakan tersadar dari sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan, Hae Soo mendorong Jae Yeol menjauh dan menamparnya.
Jae Yeol terdiam dan menatap Hae Soo yang berjalan menjauh. Hae Soo terlihat seperti sesak nafas dan jantungnya berdegup kencang. Jae Yeol menghampiri dan mengajaknya membeli pakaian baru di kota, dia tak bisa memakai pakaian basah. Hae Soo menolak, mereka bisa mengeringkannya saja.
Jae Yeol melihat Hae Soo yang masih tampak sesak nafas. Dia pun bergumam seperti itukah yang namanya anxiety disorder (gangguan kecemasan – Hae Soo mengalaminya jika kiss dsb).
***
~Episode 6~
Sepertinya Jae Beom menelpon Tae Yong menanyakan Dong Min, tapi Dong Min sibuk. Jae Beom meminta Tae Yong mengatakan pada Dong Min kalau dia akan keluar dari penjara hari jumat (sebelumnya aku sebut remisi, ternyata cuti, jadi keluar satu hari dari penjara gitu..), dan jadwalkan wawancaranya pada Dong Min hari itu.
Jae Beom kemudian bertanya pada temannya, apa dia sudah menyiapkan yang dia minta. Napi itu bilang kalau dia sudah mengaturnya dengan orang-orang di luar. Jae Beom memuji kerja bagus napi temannya itu. (Oow~ apa yang direncanakan Jae Beom??)
***
Dong Min marah-marah pada Tae Yong yang sebelumnya mengatakan padanya kalau Jae Beom orang baik-baik. Dari berkas yang dia peroleh, Jae Beom ternyata pernah teribat pencurian, penyerangan dan percobaan perkosaan. Untuk yang tuduhan yang terakhir Tae Yong membela Jae Beom. Wanita itu mantan pacar Jae Beom yang membuat kebohongan karena marah saat putus.
Jika itu memang benar, tapi apa Tae Yong bisa menjelaskan kasus yang lain. Dong Min menunjuk foto Jae Yeol remaja yang penuh luka.
***
Hae Soo berjalan di depan Jae Yeol. Jae Yeol memintanya untuk berjalan bersama. Hae Soo tidak mau, toh mereka berjalan berdekatan dan mereka tidak berteman. Jae Yeol tersenyum.
***
“Dia anak yang baru 16 tahun tapi sudah cedera begini dan dirawat 16 minggu. Dia hampir mati, Organ dalamnya rusak karena tulang rusuknya patah. Tidak heran ibunya terpaksa melaporkannya ke polisi. Menurut berkas ini, dia juga membunuh ayah tirinya. Tapi, dia malah menuduh adiknya yang membunuh.”
Dong Min berapi-api. Tae Yong masih membela Jae Beom, bagaimana jika dia mau berubah.
“Dia tidak ada sedikit pun rasa bersalah, bagaimana dia bisa berubah? Pengobatan terbaik untuk orang seperti dia, yaitu dibuang dari masyarakat dan dikirim ke penjara. Dia berbeda dengan anak-anak di luar sana yang bersungguh-sungguh menjalani hidup mereka!”
Tae Yong akhirnya membenarkan semua yang dikatakan Dong Min. “Kau benar. Tidak ada kesempatan, untuk Jae Bum. Bahkan sekarang, dia bersumpah mau membunuh Jae Yul jika dia keluar. Tapi...aku tidak bisa menyerahkan Ibunya atau Jae Yeol mati ditangannya! Aku juga akan gila nanti!”
Tae Yong kemudian pergi. Jae Beom heran kenapa Tae Yong marah padanya. Dia lalu teringat wajah ibu yang sungguh-sungguh berterima kasih atas bantuan Dong Min. Dong Min menghela nafas.
***
Hae Soo masih merasa cemas, apalagi saat dia teringat ciumannya dengan Jae Yeol. Jae Yeol sudah berganti pakaian. Mereka ternyata ada di sebuah toko. Jae Yeol menyuruh Hae Soo berganti pakaian. Hae Soo menolak, kenapa Jae Yeol membuang-buang uangnya.
Hae Soo akhirnya berganti pakaian setelah terus dipaksa Jae Yeol. Hae Soo merasa aneh, dan dia berjanji akan mengganti uang Jae Yeol saat sampai di Seoul.
“Aku tidak pernah mengambil uang dari wanita yang sudah kucium. Bagimu aneh aku tidak mau menerima uang dari wanita yang kucium? Lebih aneh kalau aku menerimanya.”
Hae Soo meminta Jae Yeol bicara tentang ciuman, ciuman tadi hanya dari 1 pihak saja. Hae Soo tidak mengakui kalau dia juga mencium Jae Yeol. Jae Yeol kesal dengan reaksi Hae Soo barusan, tapi jika itu karena penyakit Hae Soo, dia akan memakluminya.
Hae Soo mengelak, penyakitnya dan situasi itu sama sekali tidak berhubungan. Siapa yang tidak akan panik, dia sedang bermain air, tiba-tiba Jae Yeol menciumnya dan bukan hanya sekali tapi dua kali. Jae Yeol membela diri, yang kedua Hae Soo juga menyukainya, sama seperti dirinya.
Hae Soo tetap mengelak, jika tidak suka dia akan bilang tidak suka. Apa Jae yeol pikir hanya dia yang benar, bagaimana dengan pikirannya. Jae Yeol bilang mereka tidak sedang membicarakan pikiran Hae Soo, tapi perasaan Hae Soo.
“Aku tidak menyukainya. Aku akan katakan dengan jelas. Aku tidak menyukaimu! Kau mencium sembarang orang.”
“Tidak sembarang orang. Hanya wanita yang membuatku tertarik. Dan bukan ciuman biasa, aku tulus melakukannya tadi. Bukan hanya tertarik, tapi aku menciummu karena aku menyukaimu.”
Hae Soo nampak tak percaya, “Kau menyukaiku? Jujurlah, Jang Jae Yeol. Kau tadi cuma spontan saja. Cuacanya bagus, lingkungannya bagus, dan kau merasa bergairah. Dan mencium dengan spontan.”
Jae Yeol mengakuinya, tapi tidak membuat Hae Soo menghentikan kemarahannya. Tetap saja jadi masalah lain. Hae Soo menyebut Jae Yeol aneh. Tapi Jae Yeol tak merasa itu aneh. Apa Hae Soo suka pria yang merencanakan kiss, pria yang mengatur waktu dan tempatnya agar wanita itu luluh padanya.
Hae Soo menghentikan perdebatan mereka dengan meminta Jae Yeol melupakannya saja. Hae Soo membuka pintu mobil, tapi Jae Yeol menahannya, baginya pembicaraan mereka belum selesai. Jae Yeol mengajak Hae Soo berkencan dan akan memberikan waktu berpikir untuk Hae Soo. Tapi Hae Soo dengan cepat menolak.
Jae Yeol tidak meminta dua kali dan menyuruh Hae Soo melupakannya saja. Dia menyuruh Hae Soo yang membuka pintu belakang untuk duduk di depan karena dia bukan sopirnya.
Hae Soo memberi peringatan terakhir, “Jika kau coba lakukan lagi..perbuatan dilembah tadi..”
“Itu tidak akan terjadi lagi. Jangan khawatir.” Kata Jae Yeol tanpa menunggu Hae Soo selesai bicara.
“Terima kasih mau mengakhiri semua ini dengan cepat.” Hae Soo kemudian masuk mobil.
***
Soo Kwang dan So Nyeon jalan bersama di pasar. So Nyeo meminta Soo Kwang membelikannya makanan. Soo Kwang menolak, dia bukan tas uang So Nyeo dan meminta So Nyeo melupakan kalau dia pernah bilang So Nyeo imut.
“Setelah kau terus mengabaikanku, dan hanya mengambil uangku. Akhirnya aku sadar.” Soo Kwang melipat tangan. “Jang Jae Yeol membolehkanku mempekerjakanmu di kafe jika aku mau. Tidak. Aku tidak mau melakukannya. Kenapa? Karena aku sudah sadar sekarang.”
So Nyeo tersenyum melihat Soo Kwang yang ngambek. Dia mengajak Soo Kwang makan ramen di rumahnya. Dia menyuruh Soo Kwang mengikutinya jika ingin dia membuatkan ramen untuk Soo Kwang. Sambil berjalan So Nyeo mengingatkan agar Soo Kwang jangan menyesal nanti jika tak mengikutinya sekarang.
Soo Kwang tak terpengaruh dan hendak berjalan ke arah lain. Sementara So Nyeo terus menjauh dengan percaya diri kalau Soo Kwang akan mengikutinya. Dan memang benar, beberapa detik kemudian Soo Kwang berlari mengejar So Nyeo. Lalu memberikan alasan atas keputusannya itu.
“Aku mengikutimu bukan karena aku menyukaimu. Itu karena aku telah menghabiskan banyak uangku padamu. Aku harus makan ramen buatanmu, agar kita impas! Jangan kira aku menyukaimu!”
***
Dong Min sedang membaca berkas Jae Beom lagi di rumah. Ketika Jae Yeol dan Hae Soo pulang Dong Min segera memasukkan berkas itu ke dalam amplop. Dong Min menanyakan apa Jae Yeol sudah makan, tapi Jae Yeol bilang dia tidak nafsu makan.
Hae Soo menawarkan Jae Yeol ramen, dia bersiap akan membuat ramen. Jae Yeol tak mengatakan apapun dan hanya menatap Hae Soo. Dengan jutek Hae Soo bertanya apa Jae Yeol marah dia bicara padanya, apa Hae Soo tak mau dia bicara dengannya. Soo Kwang heran melihat sikap mereka, ada apa dengan mereka berdua. Dong Min menengahi.
“Kenapa kalian berdua? Kalian tertawa bersama kemarin. Tapi, kenapa hari ini dingin begini? Hah? Ada sesuatu terjadi malam tadi? Katakan padaku. Kalian bertengkar?”
“Bukan apa-apa.” Ujar Jae Yeol sambil lalu menuju kulkas.
Soo Kwang bertanya lagi pada Hae Soo, ada apa dengan Jae Yeol. Hae Soo meminta mereka pahami saja Jae Yeol, karena dia habis menamparnya setelah Jae Yeol menciumnya hari ini. Jae Yeol menoleh dan membenarkan.
Hae Soo tertawa, menyebut Jae Yeol tak tahu malu karena mengakuinya dengan santai. Jae Yeol bilang memang apa yang mau disembunyikan, itu memang benar. Jae Yeol kemudian berkata pada Soo Kwang dan Dong Min.
“Aku menciumnya karena aku punya perasaan...terhadap Ji Hae Soo. Saat aku menciumnya, dia menerimanya saja. Tapi sekarang tidak lagi.”
Hae Soo membalas, “Dia spontan menyukaiku, dia juga spontan menyerah. Spontanitas...pasti tertanam dalam dirimu.”
“Kau sungguh tidak merasakannya? Yang kita rasakan saat bersama tadi, kau tidak merasakannya?” ujar Jae Yeol sinis.
Hae Soo menyuruh Jae Yeol untuk berhenti. Tapi Dong Min menyebut Hae Soo gadis aneh dan menyuruh Jae Yeol terus menanyai Hae Soo, apa yang terjadi pada mereka berdua. Soo Kwang setuju, karena dia tak akan bisa tidur kalau tidak tahu.
“Sungguh...kau tidak merasakannya?” tanya Jae Yeol lagi.
Hae Soo menoleh pada Soo Kwang dan Dong Min yang juga menunggu jawaban. Hae Soo pun menggeleng, “Bahkan jika kau tanyakan puluhan kali, jawabanku tetap tidak.”
Tanpa babibu, Jae Yeol langsung naik ke atas. Hae Soo berteriak Jae Yeol yang salah tapi Jae Yeol yang marah. Hae Soo melempar celemeknya, dia sudah kehilangan nafsu makan, lalu naik ke atas.
Dong Min dan Soo Kwang berdiskusi. Mereka merasa Hae Soo tidak seperti biasanya. Jika Hae Soo mengalami pelecehan seksual, Jang Jae Yeol pasti sudah mati olehnya. Soo Kwang bilang ada yang mencurigakan. Dan Dong Min yang sepertinya menebak sesuatu segera ke kamar Hae Soo.
Dong Min mengetuk pintu kamar Hae Soo, dari pelan hingga kencang saat Hae Soo beralasan kalau dia mau mandi. Soo Kwang menegur Dong Min, pintunya akan rusak nanti. Dong Min menatap Soo Kwang dengan kesal.
Dong Min menggedor pintu kamar Hae Soo lagi. Kali ini Jae Yeol membuka pintu kamarnya dan menegur Dong Min, tidak bisakah mereka hidup tenang. Dong Min ribut sekali.
Dong Min berteriak, “Tutup mulutmu! Pelaku pelecehan seksual tidak punya hak bicara begitu! Hae Soo...sudah seperti adik bagiku, brengsek. Aku tidak peduli walau kau pemilik rumah ini!”
Blam! Jae Yeol membanting pintu kamarnya. (Hohow, auranya panas. Semua sedang emosi…)
Hae Soo membuka pintu kamar dan mempersilahkan Dong Min masuk. Soo Kwang akan ikut masuk, tapi dilarang Dong Min. Maka Soo Kwang pun menguping dari balik pintu.
Di dalam kamar, Hae Soo bilang kalau dia juga kesal, tapi yang Jae Yeol lakukan bukan pelecehan seksual seperti yang dikatakan Dong Min. Lalu Dong Min pun menebak Hae Soo merasakan sesuatu pada Jae Yeol. Hae Soo protes, kenapa Dong Min berkata seperti itu.
Dong Min yang tahu kalau Hae Soo menghindar memintanya untuk tidak usah menggunakan modus pertahanan, karena mereka berdua sudah saling mengenal. Hae Soo tetap tak mau bicara dan membalik badan. Dong Min kembali meminta Hae Soo untuk tidak menggunakan modus pertahanan dan melihatnya. Dia sedang tak bercanda. Hae Soo pun berbalik melihat Dong Min.
“Kau mau terus gunakan modus pertahananmu ini, untuk mengubah orang yang menyukaimu, menjadi pelaku pelecehan seksual? Modusmu itu cuma menghalangi hidupmu. Kau mau membiarkan penyakitmu selamanya?”
Hae Soo tertunduk, meresapi kata-kata Dong Min.
“Bukan sebagai sunbae-mu, tapi aku bertanya sebagai dokter, dan juga sebagai atasanmu. Saat kau berciuman dengan Jang Jae Yeol, kau memikirkan ibumu atau tidak?”
Hae Soo tak menjawab. Dong Min bertanya lagi dengan nada tinggi, Hae Soo memikirkan ibunya atau tidak.
Hae Soo kemudian menggeleng, “Tidak.”
Dong Min menghela nafas, ini baru pertama kalinya. Bersama Choi Ho, Hae Soo selalu memikirkan ibunya. Dong Min bertanya lagi, Hae Soo menyukainya atau tidak. Hae Soo agak ragu menjawab, tapi akhirnya dia bilang kalau dia tidak menyukainya.
“Berhenti bersikap begitu, kau menyukainya atau tidak? Katakan dengan jelas.”
Hae Soo mengangguk, “Aku menyukainya. Tapi aku...aku tidak tahu. Aku tidak tahu menghadapi perasaan ini. Aku tidak mengerti...kenapa aku harus memiliki perasaan ini dengan playboy sombong seperti dia.”
Dong Min menyuruh Hae Soo tidur, lalu keluar kamar.
***
Soo Kwang bicara dengan Dong Min. Dia merasa ingin menangis mendengar Hae Soo bilang dia tidak memikirkan ibunya saat dia dan Jae Yeol berciuman, dan saat dia bilang dia menyukainya. Dong Min bertanya dengan lembut, apa Soo Kwang iri pada Hae Soo.
“Aku harap aku bisa menyembuhkan cacatku juga. Saat aku berciuman dan tidur bersama wanita.. Betapa menyenangkannya, jika sekali saja penyakitku tidak kambuh.”
Soo Kwang tersenyum getir, lalu masuk ke kamarnya. Dong Min menghela nafas.
***
Jae Yeol menatap dirinya di cermin. Mengingat kenangannya bersama Hae Soo. Saat mereka berlari bersama menghindari kejaran polisi, saat mereka berbaring di bebatuan setelah menyelamatkan Hye Jin, dan saat mereka berciuman di lembah.
Kemudian terdengar alarm Hae Soo. Jae Yeol berjalan keluar.
Hae Soo membuka pintu kamar dan mendapat Jae Yeol sedang mengganti lilin. Jae Yeol menatap Hae Soo sebentar. Sementara Hae Soo tetap disana memperhatikan Jae Yeol.
Setelah selesai Jae Yeol memberitahu kalau alarm Hae Soo cukup keras. Sehingga dia terbangun dan mengganti lilinnya. Kemudian kembali ke kamarnya.
***
Dong Min menceritakan masalah Hae Soo pada Jae Yeol. Bahwa luka yang di dapat dari seorang anak menyaksikan ibunya berselingkuh, ternyata lebih besar dari yang dipikirkan. Sejak saat itu, Hae Soo menganggap cinta, ciuman dan seks adalah bentuk pengkhianatan. Dan menjadi hal yang negatif baginya. Itulah fobia.
“Sikap kasarnya padamu, bukan karena tidak menyukaimu. Itu modus pertahanan dirinya... terhadap memori yang menyakitkan.”
“Aku akan mengingatnya.”
“Aku mengatakan semua ini agar kau tidak usah main-main dengan Hae Soo jika kau tidak tulus padanya. Penampilanmu pasti membuatnya salah paham. Yang seperti playboy sombong. Seperti aku saat dulu.”
Dong Min menertawakan kalimat terakhirnya, lalu kaget karena ada Hae Soo di belakangnya. Hae Soo menyebut Dong Min bermulut ember karena mengatakan semuanya pada Jae Yeol. Dong Min membela diri kalau Hae Soo kan sudah tahu mulutnya memang ember.
Hae Soo minum air putih dari gelas Jae Yeol. Hae Soo kemudian mengaku pada Jae Yeol bahwa kemarin dia merasakan sesuatu pada Jae Yeol. Tapi hanya pada saat itu, dan dia tak berpikir untuk mendalami perasaan itu. Karena Jae Yeol sudah ahli, Jae Yeol pasti mengerti maksudnya.
“Ketuk pintuku 3 kali..atau biarkan ponselku berdering 3 kali. Lakukan itu jika kau ingin mendalami perasaan itu. Jika kau tidak menyukaiku, jangan lakukan apapun. Seperti sekarang.”
Jae Yeol mengambil kembali gelasnya dan meminum airnya, lalu mengembalikannya lagi pada Hae Soo. Jae Yeol kemudian pergi.
Hae Soo bergumam, Jae Yeol pikir siapa dirinya. Dari jauh Dong Min yang ternyata mendengarkan percakapan itu memanggil Hae Soo.
“Ji Hae Soo! Selain penyakitmu, gengsimu itu juga bermasalah. Pasien harus punya kemauan untuk sembuh. Kau sendiri yang bilang begitu pada pasien. ‘Kau harus punya keinginan untuk sembuh’. Aigoo, dasar...”
***
Pasien yang memotong tangannya sendiri berjalan keluar RS bersama istri dan anaknya. Pasien itu terlihat sedih. Pasien itu ternyata percaya lengannya terkena kanker. Dengan gangguan nyeri, gangguan delusi, gangguan penyesuaian dan juga depresi (perasaan kesedihan dan kehilangan minat yang terus menerus), menurut Hae Soo itu adalah kasus yang rumit.
“Pria pemalu memotong lengannya sendiri...agar bisa meringankan perasaan tanggung jawab dan rasa bersalah pada keluarganya yang miskin. Sama seperti pecandu alkohol yang memecahkan setiap masalah dengan alkohol.” Tambah Young Jin.
Seorang intern bilang kalau istri si pasien bilang dia ingin anak kedua. Tapi si pasien terlalu pendiam sehingga dia bahkan tak bisa menolak istrinya. Dan intern itu pikir hal itu yang menjadi beban terbesar si pasien. Intern kacamata menambahkan, pasien tidak bisa bekerja dengan lengannya seperti itu. Bukankah seharusnya melarangnya melarangnya dulu keluar dari RS. Tapi menurut Hae Soo, pasien yang tidak ingin tetap di RS, jadi mereka bisa apa.
Setelah menyuruh para intern pergi, sambil melihat pasien yang berjalan pergi, Young Jin berkata bahwa dia mendengar pasien itu seorang tukang kayu yatim piatu. Situasinya sangat mirip dengan ayah Hae Soo. Dan yang paling menjengkelkan bagi Hae Soo adalah, anak mereka masih kecil sekali.
Young Jin kemudian bertanya Hae Soo akan datang diperingatan perceraian kan? Hae Soo bilang Young Jin dan Dong Min saja yang merayakannya berdua. Young Jin bilang kalau dia sungguh berharap bisa seperti itu. Tapi Young Jin menggelengkan kepala.
***
Ibu sungguh terkejut Jae Yeol tak keberatan menemui hyung-nya. Asal ibu senang, Jae Yeol tidak apa-apa. Ibu menyentuh pipi Hae Soo dan memuji Jae Yeol anak yang baik. Jae Yeol tersenyum.
“Ibu senang Hyung akan datang?”
“Tentu saja. Anakku bisa dapat cuti keluar sebentar dari tempat yang mengerikan itu.”
“Kita berikan Hyung...pesta cuti yang meriah. Kita habiskan banyak uang.”
Ibu tersenyum.
Kemudian Kepala Editor datang mengingatkan Jae Yeol bahwa mereka akan rapat. Jae Yeol meminta ibu menelponnya jika Jae Beom sudah datang. Jae Yeol mencium kening ibu lalu beranjak pergi. Ibu menatap Jae Yeol dengan perasaan gembira, karena untuk pertama kalinya (mungkin) Jae Yeol sendiri yang bersedia menemui Jae Beom.
***
Dong Min meneliti artikel tentang kasus 3 tahun yang lalu, mengenai penyerangan Jae Beom pada Jae Yeol. Dong Min baru percaya kalau rambut Jae Beom benar-benar berubah jadi abu-abu. Yang artinya dia memang menderita stress yang berat.
Dong Min kemudian menghubungi Tae Yong untuk membawa Jae Beom menemuinya. Dong Min ingin menemuinya sebelum memutuskan apakah tidak apa dia bertemu keluarganya.
Dong Min kemudian menerima seorang pasien.
***
Jae Yeol di dalam mobil bersama Kang Woo. Rupanya Jae Yeol menceritakan tentang ciumannya dengan Hae Soo. Kang Woo menilai Hae Soo bukan mengalami gangguan kecemasan, dia mungkin sok menolak saja. Karena Hae Soo balas mencium Jae Yeol, bersrti dia hanya sok jual mahal saja pada Jae Yeol. Jae Yeol menyebut Kang Woo terlalu bersemangat.
“Tapi...Kenapa kau tidak mengejar wanita lain yang tidak menolakmu?”
“Masalahnya wanita lain tidak seperti dia. Dia sangat menarik. Bagaimana mengatakannya ya...”
“Bagimu, dia seperti..orang yang akan menyelamatkan jiwamu? Seperti Hyun Joo-ku?”
Mereka berdua tertawa. Jae Yeol kemudian menanyakan kemajuan Kang Woo dan Hyun Joo. Tidak begitu baik, Kang Woo hanya ingin konsentrasi menulis. Jae Yeol menyebut Kang Woo bodoh dan bertanya lagi apa Kang Woo masih terus memandang Hyun Joo dari depan rumah.
“Kupikir semakin aku melihatnya, Dia semakin cantik saja.”
Melihat jari tangan Kang Woo yang masih kaku, Jae Yeol meyakinkan apa Kang Woo sungguh tidak mau ke RS. Sambil mengurut jarinya yang kaku, Kang Woo bilang tidak apa-apa. Dia akan memberitahu Jae Yeol jika mulai sakit lagi.
Tiba-tiba dari arah depan muncul empat mobil dari arah berlawanan. Jae Yeol menghindari tabrakan dan berhenti. Jae Yeol kesal dengan apa yang mereka lakukan, karena mobil-mobil itu berbalik kembali. Kang Woo juga bilang kalau mereka mulai lagi. Jae Yeol kemudian memperingatkan Kang Woo untuk tidak bersepeda di daerah itu, berbahaya. Kang Woo akan kecelakaan nanti.
(aku perhatikan jalannya, berdasarkan tanda panah di jalan Jae Yeol berada di jalur benar koq.. entah ini ada hubungan dengan penyakitnya atau tidak)
***
Jae Yeol mengantar Kang Woo ke dekat rumahnya di samping sawah. Jae Yeol menanyakan dimana letak rumah Kang Woo. Kang Woo menunjuk sebuah rumah di belokan. Kang Woo kemudian pamit dan keluar dari mobil.
Jae Yeol mengeluarkan kepalanya lewat jendela mobil, “Fokuslah menulis, sampai batas waktu kompetisimu nanti! Lain kali, kita makan makanan yang enak!”
“Ya.”
Jae Yeol dan Kang Woo kemudian meneriakkan yel-yel debut untuk Kang Woo.
“Bersenang-senanglah dengan Hyungnim-mu. Kalian harus berdamai kali ini, ya?”
“Ya, fighting!”
Kang Woo melambaikan tangan pada Jae Yeol.
Lalu terdengar jeritan ibunya keluar dari rumah dan dikejar ayah tirinya. Ayah tiri Kang Woo memukuli ibu. Sambil berusaha melindungi ibunya, Kang Woo terus berteriak agar ayahnya itu berhenti.
Jae Yeol yang melihat itu keluar dari mobil dan berlari ke arah mereka. Jae Yeol menghajar ayah tiri Kang Woo. Ayah tiri Kang Woo melawan dan berhasil memukul Jae Yeol hingga jatuh di rerumputan. Dari saku celana Jae Yeol terjatuh sebuah benda kotak berwarna biru (awalnya aku pikir ponsel, tapi sepertinya bukan..mirip buku catatan kecil..).
Ayah tiri Kang Woo memukuli Kang Woo dan ibunya. Jae Yeol yang melihat itu teringat kenangan masa lalunya.
Ayah tirinya memukuli Jae Beom di depan Jae Yeol. Jae Yeol lalu mengambil pisau yang ada di meja.
Jae Yeol melihat Kang Woo mengambil sebuah batu dengan emosi, sama sepertinya yang mengambil pisau waktu itu. Jae Yeol menghampiri Kang Woo dan memintanya untuk sadar. Jae Yeol bahkan sampai memukul Kang Woo agar dia sadar dari emosinya. Jae Yeol menyuruh Kang Woo membawa ibunya dan kabur. Kang Woo menatap Jae Yeol, lalu menjatuhkan batu yang ada ditangannya.
Jae Yeol menghajar ayah tiri Kang Woo lagi lalu menyuruh Kang Woo membawa ibunya. Kang Woo pun membantu ibunya berdiri dan mengajaknya pergi. Tak jauh dari sana ternyata ada CCTV terpasang.
Jae Yeol yang terjatuh ditendangi ayah tiri Kang Woo, meringkuk dan Jae Yeol melindungi kepalanya dengan kedua tangan sambil meringis. Persis masa lalunya.
Jae Yeol meringkuk di lantai. Dan yang melindunginya adalah ibu. Ibu menerima tendangan dan pukulan ayah tirinya untuk Jae Yeol.
Jae Yeol emosi, balik menyerang ayah tiri Kang Woo hingga mereka bergulingan di rumput. Jae Yeol menghajar ayah tiri Kang Woo seperti sebagai pelampiasan karena dulu dirinya tak bisa melawan.
***
Hae Soo memasak nasi. Dia bergumam kalau Jae Yeol sangat tidak beruntung. Itu makanan terlezat yang pernah dia buat, tapi Jae Yeol tidak ada disana. Hae Soo melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 9 malam lebih. Hae Soo menyuruh Soo Kwang menelpon Jae Yeol dan menanyakan kapan dia pulang.
“Telpon saja sendiri, noona. Telpon dia 3 kali.” ujar Soo Kwang
“Apa aku saja yang menelponnya 3 kali dering dengan ponselmu?” tambah Dong Min menggoda Hae Soo.
Hae Soo kesal dan berteriak agar mereka tidak melakukannya. Hae Soo lalu baru menyadari penampilan Soo Kwang yang berubah, kenapa Soo Kwang berpenampilan seperti itu.
“Bagaimana menurutmu? Dia meniru gaya Jang Jae Yeol” ujar Dong Min. Lalu Dong Min berkata pada Soo Kwang, “Kenapa kau tidak operasi plastik agar mirip dengannya dan juga mematahkan kakimu agar sama tinggi dengannya.. Kau tidak punya harga diri!”
“Kalian dirumah ini yang menghancurkan harga diriku! Aku sudah habiskan banyak uang. Tak bisakah kau memujiku walau cuma bohongan?” Soo Kwang merajuk.
“Aku juga punya mata ya! Apa mataku sudah buruk?” Dong Min menunjuk mata Soo Kwang dengan kakinya.
“Aku suka kau lebih tampan begini. Kau seratus kali lebih tampan dari si playboy sombong Jang Jae Yeol itu.” kata Hae Soo.
Soo Kwang berbisik pada Dong Min kalau dia tahu pujian Hae Soo terlalu berlebihan. Karena dia sudah jadi milik Jang Jae Yeol. Hae Soo mendengarnya.
“Hei, kalian! Kalian harus tahu, aku tidak ada hubungan dengan Jang Jae Yeol, mengerti? Apa kalian tahu betapa kerasnya aku menjaga keperawanaku selama ini? Jadi, kenapa aku menyerahnya pada playboy itu?”
“Jangan berikan itu padanya. Simpan saja keperawananmu sampai ke liang kubur.” Dong Min menyindir. “Sebaiknya begitu. Jika tidak...”
“Baik, aku akan begitu!” Hae Soo menyela.
***
Jae Yeol yang babak belur mendatangi kantor polisi melaporkan kejadian yang menimpa Kang Woo. Tapi petugas bilang rumah Kang Woo yang disebutkan Jae Yeol, Yangsuri 119-7 adalah rumah kosong.
“Rumah itu tidak kosong.” Jae Yeol meyakinkan. “Ada anak, Ibunya, Dan ayahnya yang kasar tinggal di sana.”
Jae Yeol kemudian mencatat nama dua petugas polisi yang ada didpeannya. Dia akan memastikan mereka harus memproses kasus kekerasan rumah tangga itu. Sebelum pergi, Jae Yeol bilang kalau dia akan menghubungi mereka lagi.
Seorang petugas bingung, apa memang ada orang yang tinggal di rumah kosong itu. Mereka saling bertatapan terkejut. (Mungkinkah mereka berpikir itu hantu, atau teringat kejadian dulu yang pernah terjadi disana?)
***
Bersambung ke bagian 2~
***
Sepertinya penyakit Jae Yeol juga parah ya? Melihat halusinasinya yang “wah”. Dia bahkan berhalusinasi melihat Kang Woo dan ibunya di pukuli ayah tirinya. Wajahnya yang babak belur, siapa yang memukulinya kalau bukan dia sendiri?
Di tempat itu juga ada CCTV, pasti tak lama lagi ketahuan oleh petugas polisi kalau Jae Yeol sendirian disana. Jae Yeol pasti syok berat saat tahu Kang Woo hanya hayalan dan wajahnya yang babak belur akibat pukulannya sendiri.
Tebakan baru. Jae Yeol melihat Jae Beom dipukuli ayahnya. Jae Yeol yang ingin menolong kakaknya mengambil pisau yang terletak di atas meja. Mungkin Jae Yeol kemudian mengancam ayahnya atau sekedar berdiri sambil mengacungkan pisau di dekat mereka. Lalu untuk membela diri, Jae Beom mendorong ayahnya. Dan ayahnya tanpa sengaja jatuh ke arah pisau yang diacungkan Jae Yeol. Jae Yeol syok dan pingsan. Saat dia mulai mendapat kesadarannya, dia melihat Jae Beom yang memegang pisau di dada ayahnya. Sehingga mereka punya keyakinan berbeda mengenai siapa yang membunuh ayah mereka.
after waiting for a long time *lebay* akhirnya ep 6 keluaaaaar *sebar bunga* ^^
ReplyDeletekomen mba mumu masuk akal sih. ep ini bikin bingung karna setelah kita dikasih liat kalo kangwoo itu khayalan, tp jaeyeol malah liat anggota keluarga kangwoo yg lain bahkan dia dipukulin. yah we'll see di ep selanjutnya. mungkin bakal ada pencerahan haha
makasih mba sinopnya dan ditunggu lanjutannya
Daebaaak... analisany mb mumu, mask akal jg sih kl mang kejadianny spt itu... Ditnggu part 2ny y... Gomawo... :)
ReplyDeleteella
Sependapat sm analisis ttg kjadian kematian ayah mreka. Kykx emg gt. Diliat dr cara megang pisaux,kyk sbg pertahanan diri & sdkt ngancem supaya brenti nyiksa. Trs posisi ayahx pas mw ketusuk,justru ayahx yg kyk menjatuhka diri di pisau.
ReplyDeleteThanx.yg part 2 kak yg jae youl nunjukin kamar mandinya
ReplyDeletekamar mandinya w0w.w.w keren loh.
SETUJ bgt ama.analisa mba fanny,semangat ...mksh ^_^
ReplyDeleteOmg ini drama bikin penasaran setengah mati. Keep fighting mba mumu lanjut terus sinopsis nya
ReplyDeletembak mumu di tunggu part2 nya ..
ReplyDeletesemangat mbak ...
HP_
iya aku jg nebak kyak mbak muzi gitu :) makasih ya mbak sinop nya
ReplyDeleteq pgen liat rekaman cctv, pastinya jae yul berkelahi sendiri,
ReplyDeletedan q melihat ada sesuatu yang jatuh dari saku jae yul saat berkelahin dan itu warnanya biru...
Screencap nya keren mba mumu^^
ReplyDeleteAku ga nyangka Soo Kwang benar2 tamvan ketika sedang iri. Hohoho... muka cute dio ga bisa diliangin apa? Bikin aku teriak aja *alay kumat XD
Akhirx bisa baca lagi epsd 6.......
ReplyDeleteAkhirx bisa baca lagi epsd 6.......
ReplyDeleteDeuh... jd tambah penasaran. Ternyata penyakit itu macam2 y..
ReplyDelete