Falling in Love With Soon Jung | Episode 14 - 2
Bangun tidur, Min Ho memegang dadanya. Mungkin dia merasakan sesuatu yang tak biasa. Min Ho sudah rapi dan mengambil bunga untuk dikirimkan pada Soon Jung.
Woo Shik datang dengan tergesa-gesa, memberi kabar buruk. Perusahaan menghadapi gugatan. Sebuah gugatan paten untuk produk baru.
Tak hanya itu, juga ada perintah untuk menghentikan semua penjualan, dan sehingga mereka tidak bisa menjual produk mereka. Min Ho segera mengajak Woo Shik pergi, dan melupakan bunganya.
Soon Jung keluar rumah sambil tersenyum. Dia terkejut melihat tidak ada bunga seperti biasanya. Soon Jung bahkan mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencari bunga itu. Tapi memang tak ada. Soon Jung pun berjalan pergi.
Min Ho sudah sampai kantor. Dia masih tak mengerti dengan tuntutan paten itu. Direktur Yoon maju untuk menjelaskan bahwa perusahaan asing telah mengajukan gugatan paten untuk produk baru mereka. Min Ho bilang mereka kan mendapat hak paten pertama kali.
Tapi Direktur Yoon kembali menjelaskan bahwa perusahaan itu dengan percaya diri bersikeras bahwa perusahaan mereka pertama kali mendaftarkan hak paten.
“Aku bertanya-tanya mengapa begitu tenang akhir-akhir ini. Lee Joon Hee, bajingan itu, yang melakukan ini. Karena ini sudah terjadi, sampai sidang selesai, kita tidak bisa menjual produk baru.”
Orang dibicarakan muncul di depan rombongan sambil memamerkan senyum kemenangannya. Min Ho bicara pada Joon Hee. Dia mendengar Joon Hee hidup melalui keterampilan hukumnya. Min Ho melihat Joon Hee menggunakan keterampilan itu saat ini.
Joon Hee bilang dia mempertajam keterampilan itu selama 6 tahun, sambil melobi jaksa juga. Min Ho menyindir, apakah itu sesuatu yang pantas dibanggakan?
“Seseorang seperti kau tidak akan tahu. Bertahun-tahun aku bertahan dengan hidup seperti anjing. Hubungan pribadi yang aku dapatkan saat itu, maka mereka sekarang merupakan sumber emasku.”
“Oh. Apakah begitu?” Min Ho mencibir.
Joon Hee lalu memberikan saran sebagai seseorang yang berpengalaman dengan hukum. Joon Hee bilang orang-orang itu menyeret gugatan itu sampai akhir, selama mereka bisa. Tapi Min Ho tak perlu khawatir, Min Ho akan memenangkan gugatan itu. mungkin setelah tiga tahun. Ini sih bukan saran, tapi sindiran.
Min Ho yang kesal mengumpat Joon Hee. Tapi Joon Hee belum selesai, dia bilang saat itu (tiga tahun lagi) Hermia akan bangkrut dan lenyap. Termasuk produk untuk ekspor, kali ini bukan hanya seratus ribu unit tapi satu juta unit akan terbang keluar jendela. Joon Hee menyuruh Min Ho menggunakan dengan baik penggunaan uang muka yang dia peroleh terakhir kali.
Joon Hee lalu berjalan pergi, dengan menyenggol bahu Min Ho. Arrgghh.. pasti hati Min Ho panas tuh, mungkin kepalanya juga.
***
Min Ho meminta sekretaris untuk memanggilkan semua orang dari tim hukum ke kantornya. Kemudian Mi Roo menyela, ada sesuatu yang perlu Min Ho lihat lebih dulu. Mi Roo menyerahkan sebuah amplop coklat. Itu ternyata adalah surat panggilan dari kejaksaan.
Kantor kejaksaan telah mengajukan tuduhan kelalaian profesional terhadap Min Ho. Yoo Mi pikir Min Ho harus berurusan dengan tuntutan itu lebih dulu. Min Ho menghela nafas kesal.
***
Soon Jung melihat-lihat rumah yang akan dia sewa bersama seorang ahjumma dari kantor real estate. Rumah yang cukup luat dan benar-benar bersih. Rumah itu juga dekat dengan kantor Soon Jung dan murah di pasaran. Ahjumma itu bilang Min Ho bisa masuk tanggal 15.
Soon Jung merasa sangat beruntung bisa menemukan rumah itu. Dia meminta ahjumma untuk membuat kontrak sementara, dan kontrak resminya besok. Ahjumma tak masalah. Soon Jung lalu mendapat telepon dari Ahjussi Ma.
***
Min Ho memenuhi panggilan jaksa. Jaksa itu menunjukkan berkas yang sangat tebal berisi banyaknya tuduhan kelalaian profesional yang berasal dari para pemegang saham saja.
Min Ho tampak tenang menghadapi jaksa ini. Min Ho tahu kalau jaksa itu dan Joon Hee adalah teman sekolah.
“Kau pasti pintar di sekolah. Kau seorang pengacara yang pintar di sekolah, tapi kau membiarkan sebuah perusahaan besar memanfaatkanmu?”
Jaksa itu meninggikan suara menyebut nama Min Ho. Merasa tak terima dengan apa yang dikatakan Min Ho. Tapi Min Ho tak peduli. Dia lelah, dan menguap.
Dalam perjalanan pulang Woo Shik bilang Min Ho benar-benar akan melalui masa sulit. Woo Shik kesal karena mereka terlalu berlebihan. Apa kesalahan Min Ho, hingga Min Ho diperiksa selama 7 jam.
Min Ho lalu bertanya apa yang sudah Woo Shik ketahui. Woo Shik melaporkan bahwa pengadilan daerah sudah membuat koneksi dengan Gold Partners. Lebih dari itu, Joon Hee juga seorang pengacara.
“Bahkan jika salah satu dari kita mati, mari kita pergi sampai akhir.”
“Ya, mari kita lakukan itu.”
***
Soon Jung menemui Ahjussi Ma. Soon Jung merasa sedikit canggung karena itu adalah pertama kalinya dia bertemu Ahjussi Ma setelah hari itu (hari Joon Hee mengungkapkan tentang jantung Dong Woo). Ahjussi Ma tertawa, kenapa Soon Jung harus canggung, kan bukan Soon Jung yang memiliki jantung Dong Wook.
Menurut Ahjussi Ma, Soon Jung terlihat lebih baik setelah keluar dari perusahaan dan bertambah berat badan. Soon Jung protes, memberitahu seorang wanita bahwa dia bertambah berat badan, bukanlah pujian. Ahjussi Ma kembali tertawa dan meminta maaf.
“Aku dengar kau akan segera menetap di Hwaseong.”
“Iya. Aku juga sudah menemukan pekerjaan di sana, dan aku juga sudah membuat kontrak untuk rumah hari ini.”
Ahjussi mengerti. Soon Jung menambahkan bahwa dia merasa semuanya berjalan dengan baik, sehingga membuatnya merasa senang. Ahjussi bilang itu bagus untuk diketahui. Tapi ahjussi tidak merasa baik mendengarnya. Soon Jung tak mengerti.
“Kau sudah memiliki waktu yang sulit selama ini, aku berharap kau tidak akan mengatakan kata-kata itu. Itu adalah masalah juga untuk putraku. Dan ada CEO Kang juga.”
“Aku minta maaf tentang apa yang terjadi dengan CEO Kang.”
“Tidak, tidak. Mengapa kau menyesal tentang itu?”
Soon Jung bilang Ahjussi telah begitu memahami dan bahkan memberikan izin, tapi Soon Jung merasa sepertinya dia hanya memberikan kebingungan untuk ahjussi. Tidak, ahjussi bilang tidak ada kebingungan di pihaknya.
“Soon Jung-ah.. Apakah kau menyadari hal ini? Aku mendengar kau mengatakan kepada CEO Kang bahwa kau ingin melindunginya.”
“Ah, itu…”
“Dong Wook adalah seseorang yang melindungimu diam-diam. Tapi aku pikir CEO Kang adalah seseorang yang ingin kau lindungi. Yang aku maksud adalah, pada akhirnya, mereka berdua… kau mencintai mereka berdua dengan cara yang berbeda.”
Soon Jung terdiam, tak bisa mengatakan apapun lagi.
Dalam perjalanan pulang, Soon Jung masih memikirkan kata-kata Ahjussi. Bahwa dia mencintai Dong Wook dan Min Ho dengan cara yang berbeda.
Tiba-tiba Min Ho menyapa Soon Jung. Soon Jung terkejut melihat Min Ho duduk di tangga. Melihat Soon Jung yang tampak lebih baik, Min Ho yakin Soon Jung pasti cocok menjadi pengangguran.
Soon Jung bertanya kenapa Min Ho ada disana. Min Ho bertanya balik, apakah semua tangga itu milik Soon Jung? Min Ho keluar untuk istirahat dan cuacanya juga bagus. Min Ho lalu berkata kalau dia melihat Soon Jung akan segera pindah ke Hwaseong.
Soon Jung membenarkan. Dia sudah mulai mengemasi barang-barangnya dan Ok Hyun mengatakan dia akan membantunya pindah.
“Kau mendapatkan pekerjaan? Bagaimana rumah?”
“Semuanya berjalan dengan baik.” Soon Jung tersenyum.
Min Ho merasa senang mendengar semuanya berjalan dengan baik untuk Soon Jung. Soon Jung bilang itulah sebabnya dia pikir dia bisa melepaskan semuanya dan memulai lagi.
“Kau tahu, setelah berpisah denganmu, aku hanya bisa memikirkan hal-hal yang tidak bisa aku lakukan untukmu. Aku hanya berpikir tentang hal-hal sia-sia aku lakukan, dan semua waktu saat aku memperlakukanmu dengan kasar.”
Soon Jung terdiam.
“Ketika kau pergi ke tempat lain, aku harap kau hanya menerima cinta dan bahwa hanya akan ada hal-hal yang baik untukmu.”
Sekarang Soon Jung tersenyum, “Ya. Aku berencana untuk melakukannya.”
“Terima kasih. Untuk menunjukkan wajahmu padaku. Aku butuh obat yang kuat hari ini. Aku akan menganggap melihat wajahmu sebagai obat untukku saat ini.”
Min Ho lalu pamit pergi dan berjalan menjauh menuruni tangga. Soon Jung memandang punggung Min Ho yang menjauh. Sepertinya Soon Jung menyadari bahwa ada yang salah dengan Min Ho.
***
Young Bae menemui Joon Hee di gedung apartemennya. Tapi mereka bicara di luar. Joon Hee menyindir, Young Bae tidak memiliki rasa takut hingga berani datang kesana. Young Bae bilang gedung itu adalah apartemen mahal, sehingga punya CCTV di setiap beberapa unit banyak memiliki penjaga keamanan. Jadi Young Bae yakin Joon Hee tidak akan menyakitinya.
“Jika kau tahu bagaimana menggunakan otakmu untuk mengetahuinya, mengapa kau tidak dapat menghitung dengan baik? Kau seharusnya sudah menyerahkan kotak hitam itu. Dimana kotak hitam itu?”
“Aku tidak bisa memberikannya padamu karena kau menanganinya dengan cara seperti ini ini. Beraninya kau menggunakan preman padaku? Kau.. Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?”
Joon Hee bilang mereka tidak mempunyai hubungan apapun yang bisa membuat Joon Hee memperlakukan Young Bae dengan baik. Bagaimanapun mereka bertemu karena mereka membutuhkan sesuatu dari satu sama lain. Dan Young Bae lah yang melanggar aturan pertama kali. Young Bae tidak seharusnya menemui Soon Jung.
“Kau bajingan, beritahu aku dengan jujur. Kau tidak mencari ginjal untuk istriku. Kau tidak pernah mencobanya!” Young Bae mencengkram pakaian Joon Hee.
“Ya. Aku tidak melakukan sama sekali.” Ujar Joon Hee dengan ekspresi tanpa dosa.”
Joon Hee menepis lengan Young Bae. Dia bilang Young Bae tidak bisa pergi ke polisi bagaimanapun, karena Young Bae adalah kaki tangannya. Orang yang membunuh adalah dia, tapi orang yang menutupinya adalah Young Bae. Jadi Young Bae sebaiknya tahu diri. Karena sekarang Joon Hee tidak merasa takut.
Young Bae heran mengapa Joon Hee menjadi seperti itu. Joon Hee meminta Young Bae segera menyerahkan kartu memori kotak hitam itu. Young Bae harus mengirim anak-anaknya ke sekolah, dan dari mana Young Bae akan mendapatkan biaya pemakaman istrinya jika bukan darinya.
“Jika kau mengancamku lagi seperti terakhir kali, aku tidak yakin apa yang akan aku lakukan padamu. Ingatlah hal ini dengan jelas.”
Young Bae menghela nafas, menahan amarah dan rasa sakit di tubuhnya.
Young Bae memijat tangan istrinya yang terbaring lemah di rumah. Young Bae tak tahan lagi dan mengajak istrinya untuk pergi ke RS dan tinggal di tempat tidur RS meskipun dia tidak bisa cuci darah. Tapi istri Young Bae menolak, dia tidak ingin suaminya itu membuang uang.
Young Bae meminta istrinya untuk tidak menyerah. Dia akan mencari ginjal dengan lebih keras.
“Ayah Jeung En! Sudah cukup, sekarang. Mereka mengatakan bahwa aku tidak memiliki harapan apapun. Karena aku mengalami stenocardia sekarang, bahkan jika kau menemukan ginjal, mereka tidak dapat melakukan operasi padaku. Jadi..untuk menyelamatkanku dengan sia-sia, jangan melakukan kejahatan, kumohon.”
Young Bae menangis.
***
Min Ho dan Joon Hee bertemu kembali di kantor. Joon Hee memastikan pada Min Ho bahwa akan diadakan rapat pemegang saham dalam waktu dekat. Min Ho membenarkan. Joon Hee bilang kali ini mereka harus memilih CEO yang tepat.
“Siapa pun yang akan dipilih, itu bukan kau, bajingan!” Min Ho berteriak. “Aku sudah bilang padamu, aku tidak akan tertipu olehmu lagi.”
Tapi menurut Joon Hee, itu bukan keputusan Min Ho atau tidak. Gold Partners dan dirinya akan meletakkan semua kekuatan besar mereka dalam rapat itu sebagai pengingat ini adalah kesempatan terakhir.
“Apakah hanya bumerang ku yang memiliki kualitas baik?”
“Apa?”
“Itu akan kembali kepadamu, apa yang kau lakukan, dengan cara yang sama.” Min Ho memperingatkan.
“Tidak. Aku tidak mengubah jalur seperti seseorang. Hanya pecundang emosional, seperti kau, mendapat bumerang.” Ujar Joon Hee sombong.
“Baik. Mari lakukan. Jika tidak semuanya, maka tidak akan ada apa-apa. Antara kau dan aku, salah satu dari kita akan mendapatkan semua dan yang lainnya akan kehilangan segalanya.” Min Ho berkata dengan mantap.
Joon Hee setuju dengan tantangan Min Ho itu. Mereka lalu bubar.
***
Min Ho rapat bersama Direktur Yoon dan Direktur Kim. Min Ho menanyakan usulan pemegang saham, apakah usulan itu untuk memberhentikan CEO? Direktur Yoon menjawabnya dengan meminta maaf, artinya memang benar.
Direktur Kim menjelaskan bahwa para pemegang saham bereaksi kera. Nilai saham juga menurun tajam. Lalu Direktur Na dan Han Jin Newspaper memberitahu bahwa hal itu akan diberitakan di internet dan surat kabar malam dalam satu jam. Bisa dipastikan nilai saham akan turun lagi sampai ke dasar.
Min Ho teringat kembali perkataan Soon Jung yang memberinya semangat karena ada 4500 karyawan yang bergantung padanya. Min Ho pun bersemangat kembali. Dia mengajak para direktur itu untuk tidak merasa sengsara dan membuat tim penanggulangan. Juga memilih pengacara yang mengkhususkan diri dalam hak paten.
Min Ho bahkan mengajak tos para direktur. Min Ho kemudian menerima telepon dari seseorang yang membuatnya terkejut.
***
Soon Jung membuat kontrak untuk rumah yang akan dia sewa. Ahjumma meminta Soon Jung membayar sisa depositnya lusa. Soon Jung yang sudah memiliki nomor rekeningnya berjanji akan membayar deposit tepat waktu.
“Nona, kau benar-benar beruntung. Meskipun di sini adalah tempat pedesaan, harga ini benar-benar murah.”
“Aku kira begitu. Aku merasa sepi karena aku pindah ke tempat ini, pertama kalinya. Pada akhirnya, kau menemukan tempat yang baik untukku. Aku benar-benar berterima kasih padamu.”
“Sama-sama. Kau benar-benar diberkati.”
Setelah meninggalkan kantor real estate itu, Soon Jung menyadari bahwa ponselnya tertinggal. Soon Jung kembali ke kantor itu. Begitu masuk, ahjumma tadi sedang menerima telepon dari seseorang sekertaris.
“Seperti yang kau minta, aku mencocokan harga yang diinginkannya. Jangan khawatir. Aku menanganinya dengan baik tanpa dia menyadarinya.”
Soon Jung diam disana mendengarkan percakapan ahjumma itu. Soon Jung tampak curiga, bahwa dialah yang sedang dibicarakan. Kemudian saat ahjumma itu mencatat nomor fax dari si penelpon, Soon Jung yakin dialah yang dibicarakan. Karena itu adalah nomor fax kantor sekertaris Hermia.
Setelah ahjumma itu menutup telepon, Soon Jung menyapanya. Soon Jung bertanya apa yang baru saja ahjumma katakan di telepon.
***
Yang menghubungi Min Ho ternyata adalah Young Bae. Min Ho berteriak memanggil Young Bae, lalu terkejut karena wajahnya babak belur. Young Bae memperingatkan Min Ho untuk tidak berteriak karena seseorang mungkin akan mendengarnya. Tapi Min Ho tak peduli, siapa yang akan mendengar mereka.
Min Ho lalu bertanya apa yang terjadi, apa yang ingin Young Bae minta darinya. Young Bae bilang dia mendengar Min Ho tidak memiliki hubungan yang baik dengan Joon Hee. Min Ho membenarkan, mereka tidak memiliki hubungan baik. Memangnya kenapa?
“Pada saat itu, kau bilang kau akan tetap mengawasi aku.”
“Aku tahu kau adalah seorang kaki tangan dalam kasus bahan berbahaya dan kasus Detektif Ma.”
“Jika aku membantumu, apa yang bisa kau lakukan untukku?”
“Apa yang kau bicarakan?”
“Aku.. memiliki kotak hitam kecelakaan itu.”
Min Ho menatap Young Bae, mencari kejujuran dimata, apakah itu benar? Young Bae membenarkan. Jika Min Ho membantunya dia akan memberikan kartu memori kotak hitam itu pada Min Ho.
Min Ho bertanya lagi, apa yang Young Bae inginkan sebagai pertukaran. Uang. Young Bae meminta uang yang cukup untuk dihabiskan anak-anaknya tanpa merasa tidak nyaman di rumah kerabat ibu mereka selama Young Bae di penjara. Karena jika dia menyerahkan diri ke polisi, dia akan dihukum dan tidak bisa mencari uang.
“Aku akan menerima hukuman dan kau mengurus anak-anakku di masa depan. Dalam kotak hitam, ada juga rekaman tentang kasus bahan berbahaya. Dengan itu, itu akan cukup untuk menangkap Gold Partners dan Direktur Lee.”
Min Ho menatap Young Bae dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.
***
Soon Jung memikirkan penjelasan dari ahjumma tadi. Ahjumma itu bilang seseorang yang merupakan sekretaris satu perusahaan, mengatakan bahwa CEO nya ingin membelikan rumah untuk Soon Jung dengan harga yang murah. Atasannya yang memerintahkannya. Jadi rumah itu dibeli Min Ho untuk disewakan pada Soon Jung dengan harga murah.
Soon Jung pergi ke perusahaan yang menerimanya bekerja untuk membuktikan kecurigaannya. Dan ternyata benar. Pimpinan perusahaan itu menerima Soon Jung karena permintaan CEO Kang. Perusahaannya berafiliasi dengan Hermia. Mereka sepakat untuk mengembangkan kosmetik menggunakan bahan-bahan farmasi.
Soon Jung berjalan sambil memikirkan semua keberuntungan yang baru-baru ini dia rasakan dalam rangka kepindahannya ke Hwaseong. Payung. Koper. Taksi.
Soon Jung juga teringat perkataan Min Ho yang berharap Soon Jung hanya menerima cinta dan hanya hal-hal yang baik terjadi pada Soon Jung di tempat lain.
***
Joon Hee menerima telepon dari Young Bae. Joon Hee bertanya apakah Young Bae sudah memikirkan tentang harga untuk kotak hitam itu?
“Aku tidak akan mengambil apapun kali ini. Aku sekarang tepat di depan kantor polisi.”
“Apa yang kau bicarakan?” Joon Hee terkejut.
“Apa lagi yang aku maksud? Aku datang ke sini untuk menyerahkan diri ke Detektif Na Ok Hyun, yang sudah mengejarmu.”
Joon Hee tampak panik, apa Young Bae sedang bercanda sekarang. Young Bae tertawa, Joon Hee pasti sekarang merasa takut.
Young Bae memberitahu satu hal lagi, bahwa memori kotak hitam itu ada di tangan Min Ho. Joon Hee akan segera menjadi terkenal di media. Min Ho juga akan mengaitkan Joon Hee dengan kasus bahan berbahaya dan bahkan pembunuhan.
“Apa kau sudah gila?”
“Ya. Aku gila. Karena kau! Karena kau, istriku telah meninggal!”
Joon Hee berusaha bicara pada Young Bae. Tapi Young Bae tak member Joon Hee kesempatan. Karena Joon Hee tidak bisa menyelamatkan istrinya, Young Bae tidak akan mengambil uang Joon Hee. Dia tidak akan mengambil uang Joon Hee, dan akan mengirim Joon Hee ke penjara. Lihat saja.
Young Bae langsung menutup teleponnya. Dan Joo Hee tampak sangat emosi, juga panik. Dia memikirkan cara agar bisa terlepas dari semua itu.
***
Young Bae benar-benar menyerahkan diri dan mengatakan pada Ok Hyun bahwa ada rekaman kotak hitam dari mobilnya. Young Bae menegaskan bahwa Joon Hee telah melakukan pembunuhan dengan mobilnya.
“Aku… aku adalah saksi dan kaki tangan.”
“Dan kartu memori dari kotak hitam itu? Dimana sekarang?”
***
Min Ho pergi ke kantor berita Han Jin. Min Ho berjalan menuju gedung. Kemudian dia menerima panggilan telepon dari Soon Jung. Min Ho gugup. Bahkan tes suara sebelum menjawabnya.
Min Ho menjawab telepon Soon Jung dengan tenang. Soon Jung menanyakan keberadaan Min Ho. Min Ho bilang dia sedang berada di depan gedung Han Jin, ada beberapa urusan yang harus dia lakukan. Soon Jung memberitahu bahwa dia akan menemui Min Ho.
“Sekarang? Kau tidak pergi ke Hwaseong?” Min Ho tampak senang.
“Aku baru saja kembali ke Seoul. Aku ingin memberitahu sesuatu padamu. Aku ingin menemuimu. Jika kau sedang sibuk, aku bisa menunggumu.”
“Tidak, tidak, tidak, tidak! Tidak apa-apa. Haruskah aku pergi menemuimu? Kau di mana?” Min Ho menunda urusannya memberikan memori kotak hitam itu ke harian kabar.
Soon Jung bilang dia yang akan datang ke tempat Min Ho sekarang. Min Ho pun akan menunggu Soon Jung. Setelah menutup telepon Min Ho kebingunan dimana dia harus menunggu Soon Jung. Min Ho mengedarkan pandangannya.
***
Joon Hee menelepon preman yang waktu itu. Joon Hee ingin preman itu dengan cepat mengurus seseorang dan mengambil barang yang ada di tangan orang itu. Joon Hee meminta preman itu untuk mengurusnya dalam 20 menit, dan tidak boleh gagal. Dia telah mengirimkan lokasi dan informasi orang itu.
***
Min Ho menunggu Soon Jung di pinggir jalan. Min Ho tak tenang. Dia terus melihat ke arah jalan. Hingga akhirnya Soon Jung turun dari taksi di seberang Min Ho.
Min Ho tersenyum melambaikan tangan pada Soon Jung. Soon Jung sedikit membungkukkan badan. Lalu Min Ho memberikan isyarat agar Soon Jung berjalan menuju zebra cross yang tak jauh dari sana. Soon Jung menurut.
Soon Jung berjalan, dan Min Ho juga ikut berjalan. Min Ho terus melihat ke arah Soon Jung sambil tersenyum. Min Ho bahkan berjalan terbalik dan menggerakan kepalanya dengan lucu. Soon Jung tersenyum, meski sedikit.
Mereka tiba di zebra cross di persimpangan jalan. Min Ho memberi isyarat bahwa dia yang akan menghampiri Soon Jung. Soon Jung mengangguk. Min Ho hendak menyebrang, Soon Jung juga melangkahkan kakinya, padahal belum saatnya. Min Ho tertawa karena berhasil mengerjai Soon Jung. Soon Jung pun tertawa.
Saat benar-benar akan menyebrang, ada sepeda motor melaju kencang dari sebelah kiri Min Ho. Soon Jung dan Min Ho sama-sama melihatnya, tanpa curiga. Begitu mendekat, pengendara motor mengeluarkan tongkat besi dan memukul kepala Min Ho.
Min Ho ambruk, dengan darah mengucur dari kepalanya. Soon Jung panik dan berteriak memanggil Min Ho.
***
Bersambung ke episode 15~
Komentar:
Nonton episode ini bikin deg-degan. Menanti kebenaran Young Bae yang menyerahkan memori itu pada Min Ho. Juga menanti apa yang akan dilakukan preman itu pada Min Ho. Dan aku cukup terkejut, ternyata Min Ho dipukul tongkat besi.
Sekarang hanya bisa berharap semoga kartu memori itu masih ada di saku Min Ho. Kan si preman mukul pake motor, gak mungkin turun kan, disana kan banyak orang. Atau meskipun ternyata berhasil di ambil, Min Ho sebelumnya sudah membuat duplikatnya. Atau Young Bae juga membawa copy nya pada Ok Hyun.
Takutt bgt aku baca ceritanya mbak, aduhh gmn ini nasib minho??
ReplyDeletesambil nunggu postingan part 2,liat2 ke youtube dn pas JTBC jg posting preview ep 15,kyaknya soon jung udah bisa trima min ho.dn sprtnya kejahatan joon hee udah terungkap krn dy diserbu sma wartawan,dn smoga min ho gk mati soalnya dy ketemu dokter.jo gk tau ngmongin apa.
ReplyDeletejumat lama bnget sih.mksh mb.mumu
Aaarrrrhhh..,.. deg2aaannnn.....
ReplyDeleteSenapsaraaannn....
Kamsahamnida mba mumu & mba ima *bow
Tenkyu mbak mumuuuuuu....
ReplyDeleteHmmmm tgl mggu depan aja drama ini udh tamat...hmmmm g sabar liat ep15-16 heheee...
beneran merinding bacanya...
ReplyDeletemin ho-ya, bagaimanakah nasibmu?? huhuhuuu :'(
_mae
Aku bacanya sambil nahan napas wehh
ReplyDeleteNado....sama kayak komen tmn2x aja deh
ReplyDeletehimniseyo bak Mumu...
Hwaiting!.
Kenapa gak Young Bae ajah yg bawa memory card nya ke Wendy...
ReplyDeleteKenapaah...kenapaah....
Ending epi 14 tegang penasaran tp sempet ktawa2 dl...kang min ho why you are so funny and it works make soonjung smile to you....
ReplyDelete