It’s Okay, That’s Love Episode 14 – 2
Dong Min kemudian menunjukkan foto barang bukti kejadian 14 tahun yang lalu. Hal itu memancing ingatan Jae Yeol. Jae Yeol ingat dia melihat ibunya membuat api dan melemparkannya.
“Ibu..ibu tidak melakukan sesuatu yang salah. Ibu tidak melakukan sesuatu yang salah.” Ujar Jae Yeol susah payah.
“Aku tahu.”
“Hyung menyedihkan. Aku…aku…” Jae Yeol kesulitan berucap.
“Jae Yeol, dimana Kang Woo sekarang?” tanya Dong Min kemudian.
Jae Yeol menoleh, dan melihat Kang Woo duduk tersenyum di dekat jendela. Dong Min melihat ke arah pandang Jae Yeol dan bertanya apakah Kang Woo ada disana. Jae Yeol mengangguk.
“Ini adalah rumah sakit dan tempat di mana warga sipil biasa tidak bisa masuk. Mengapa Kang Woo akan berada di sini? Jae Yeol, mengapa?”
Jae Yeol tak menjawab, dia terus menatap Kang Woo.
“Aku tidak bisa melihatnya, tapi kau melihatnya. Beberapa saat yang lalu, dalam video, Kang Woo tidak ada, tetapi kau melihat dia lagi. Apakah ada sesuatu yang tampak aneh?”
Jae Yeol menatap Dong Min dan mengangguk.
“Hal ini aneh, tapi kau mengatakan bahwa kau berpikir Kang Woo ada di sana. Lalu Kang Woo itu apa? Apakah itu sesuatu yang palsu yang dibuat pikiranmu?”
Jae Yeol tampak berpikir, tapi kemudian dia berkata kalau Kang Woo adalah nyata.
“Kang Woo hanya percaya pada aku. Jika aku tidak ada di sana, maka Kang Woo tidak punya siapa-siapa. Semua orang tidak nyaman tentang seseorang yang tidak punya apa-apa dan mengabaikan dia.” Ujar Jae Yeol sambil menatap Kang Woo yang tersenyum padanya.
“Apakah kau pikir aku akan melakukan hal yang sama? Hae Soo, juga?”
Mendengar nama Hae Soo, Jae Yeol menitikkan air mata, “Hae Soo, aku ingin bertemu dengannya.”
“Ketika kau dan ibumu dipukuli, orang-orang seperti itu? Tidak nyaman dan mengabaikan?”
“Pada Hyung juga..” Jae Yeol menangis.
“Kalau begitu Jae Yeol, apakah Kang Woo adalah kau?”
Jae Yeol menggeleng, “Tidak. Kang Woo adalah Kang Woo.”
Dong Min menghela nafas panjang.
***
Jae Yeol didorong perawat dalam kursi roda menuju ruangannya. Dari belakang, Hae Soo dan Young Jin mengawasi. Kemudian Dong Min menghampiri mereka dan memberi penjelasan tentang keadaan Jae Yeol sekarang. Karena obat-obatan, halusinasi visual dan auditori dari Kang Woo mengalami penurunan, tapi Jae Yeol belum menyadari gangguannya.
“Dia setuju bahwa itu aneh bahwa kita tidak dapat melihat Kang Woo, tapi ia percaya bahwa Kang Woo ada.”
“Ini adalah pertanda baik bahwa ia tidak menunjukkan gejala megalomania atau paranoia, yang merupakan gejala umum dari skizofrenia. Tapi obsesinya pada Kang Woo lebih kuat dari yang kita duga. Untuk sementara, aku pikir itu tidak mungkin bagimu untuk melihatnya.” tambah Young Jin.
Hae Soo mengangguk pelan. Young Jin dan Dong Min pamit pergi. Hae Soo menatap ke arah pergi Jae Yeol dan termenung.
***
Ibu menyiapkan banyak makanan untuk makan malam. Ibu yang sedang membersihkan lantai menyuruh Jae Beom untuk segera makan. Jae Beom yang menonton televisi tak mengindahkan ibu.
“Jae Beom, kau harus makan.”
“Aku tidak makan.”
Ibu menatap Jae Beom dengan sedih.
Di luar rumah, Tae Yong juga sedang makan malam bersama Editor. Editor heran, bukankah Tae Yong seharusnya berada di dalam. Tae Yong menjelaskan, sesuai permintaan Dong Min dia tidak boleh ikut campur antara mereka berdua jika tidak perlu dan hanya mengawasinya saja.
Tae Yong menaruh makanan di sendok kosong milik Editor. Editor terkejut dan memakannya sambil menatap Tae Yong. (tindakan itu kan sebagai salah satu tanda kalau seseorang perhatian pada orang yang disayang.. sepengetahuanku sih gitu..he..)
Ibu masih belum menyerah menyuruh makan Jae Beom yang tadi siang juga tidak makan. Jika Jae Beom tidak berselera, Ibu menawarkan diri untuk membuat bubur. Ibu tahu Jae Beom suka dengan bubur.
“Astaga, benar-benar! Kau sangat berisik!” Jae Beom bangkit dan menepis makanan yang ada di pinggir meja hingga berserakan di lantai. “Kenapa kau menyeka lantai terus menerus?! Menyeka lantai bersih berulang-ulang. Berulang-ulang!” Jae Beom melemparkan lap yang dipegang ibu.
Tae Yong masuk. Ibu yang tampak syok, tapi memahami Jae Beom, menyuruh Tae Yong keluar saja dan lanjutkan makan. Tapi Tae Yong tidak keluar dan membantu ibu membersihkan lantai.
Jae Beom menggalau. Dia menelungkupkan wajahnya di lantai, tak lagi fokus pada televisi.
***
Jae Yeol duduk termenung di pinggir kasur. Dia menatap pantulan dirinya di kaca.
***
Soo Kwang pergi ke restoran keluarga Hae Soo dan makan disana. Soo Kwang melihat ibu yang mencoba menelpon Hae Soo, tapi tak juga di jawab.
Ibu kemudian bertanya pada Soo Kwang, apakah Hae Soo sudah putus dengan Jae Yeol? Soo Kwang membenarkan. Ibu bertanya lagi, jika memang putus, kenapa Hae Soo tidak mengangkat telponnya. Soo Kwang bilang mungkin baterainya habis, atau mungkin Hae Soo sibuk.
“Katakan pada Hae Soo bahwa jika dia berbohong, dia akan melihat aku mati.” Ujar Ibu kemudian pergi.
Kakak ipar Hae Soo kemudian menambahkan, katakan pada Hae Soo bahwa unni dan ibu benar-benar marah, dan jangan berpikir untuk berbohong. Soo Kwang meyakinkan kalau Hae Soo dan Jae Yeol putus.
“Aku terlihat bodoh, tapi aku tajam dalam menangkap hal-hal semacam itu. Kau disini hari ini karena adik ipar memintamu untuk memata-matai.” Kakak ipar menoleh pada ayah. “Merawat ayah kami yang sakit sudah cukup sulit. Dia benar-benar tidak bisa. Pastikan untuk memberitahunya.”
Soo Kwang termenung dan menatap ayah.
Kemudian So Nyeo menelpon. Soo Nyeo bilang kalau dia tadi bertanya apa Soo Kwang akan membantunya membayar uang kuliah jika nanti dia pergi ke perguruan tinggi. Tapi kenapa Soo Kwang malah menghindar daripada menjawab.
“Mengapa aku membayar kuliahmu? Aku pacarmu, bukan sumber uangmu. Bahkan jika aku mencintaimu, aku tidak akan berurusan dengan keuanganmu. Uruslah sendiri.” ujar Soo Kwang tegas.
So Nyeo cemberut, “Kau tidak menyukaiku lagi karena temanku, yang mengunjungi café beberapa hari yang lalu, bilang bahwa kau tampan, ya?”
“Apakah aku ini kau? Mengurus keuangan secara terpisah, dan cinta bersama-sama. Itulah yang aku maksud.”
So Nyeo pun tersenyum, “Oke. Aku mencintaimu, Park Soo Kwang.”
Yoon Soo memberitahu So Nyeo kalau dia berhenti bekerja mulai hari ini.
“Hae Soo adalah seorang dokter hebat, jadi ketika dia menyembuhkan Jae Yeol—“ So Nyeo melihat Yoon Soo yang menatapnya tajam. “Aku memiliki gangguan perilaku. Harap mengerti.”
***
Jae Yeol berjalan ke dekat jendela dan menatap keluar. Jae Yeol terlihat kacau. Wajahnya pucat, bibirnya kering, dan matanya sayu tak bercahaya. Perawat kemudian masuk untuk memberikan obat. Jae Yeol meminum obat itu dan membuka mulutnya, untuk memastikan kalau dia memang meminum obatnya. Perawat memujinya, lalu beranjak keluar.
“Perawat…” Jae Yeol memanggil perawat kembali. “Apakah aku... benar-benar tampak seperti seorang penderita skizofrenia?”
“Kau sudah jauh lebih baik.” jawab perawat.
Jae Yeol termenung. Mengingat kejadian saat Hye Jin hendak bunuh diri dan Hae Soo mengatakan sesuatu tentangnya. Bahwa Hye Jin dan Yoon Chul sulit untuk bertahan dengan cinta saja, bahwa Hae Soo tidak yakin mereka akan bersama selamanya. Dan Hae Soo yang menyalakan lilin untuk mendoakan mereka.
Jae Yeol juga teringat keluarga pasien skizofrenia yang datang ke café Yoon Chul, yang merasa kecewa karena keluarganya yang sakit dibebaskan dari rumah sakit. Dan Hae Soo yang meminta Yoon Chul untuk tetap berhati-hati dengan kondisi Hye Jin, karena bisa saja kambuh lagi.
Jae Yeol juga teringat pada Hae Soo yang menangis melihatnya terluka.
Sepertinya Jae Yeol berusaha untuk memahami seperti apa dan bagaimana penyakitnya.
***
Hwan Hee (pasien penggambar alat kelamin) menemui Hae Soo dan memberikan gambar Hae Soo. Benar-benar gambar Hae Soo. Hae Soo terkejut karena perkembangan Hwan Hee meningkat. Hwan Hee bilang kalau dia juga pergi ke sekolah sekarang. Hae Soo pun bercanda kalau semua itu berkat dirinya.
“Internet menjadi gila tentang bagaimana Penulis Jang Jae Yeol memiliki skizofrenia. Apakah kau tahu tentang hal itu?”
Hae Soo mengangguk.
“Aku dengar dia di rumah sakit ini.”
“Aku tahu. Dia pacarku.” Hae Soo tersenyum. Walau Hae Soo terlihat tegar, tapi matanya sembab, menandakan dia sering menangis karena Jae Yeol.
Hwan Hee terdiam mendengarnya. Hae Soo kemudian menyuruh Hwan Hee untuk pulang karena dia ada pekerjaan. Hae Soo bangkit dan berterima kasih atas gambar yang diberikan Hwan Hee.
“Dokter!” panggil Hwan Hee. “Jangan lupa tentang banyak pasien yang kau sembuhkan. Bersemangatlah.” Hwan Hee mencoba memberikan semangat pada Hae Soo, kemudian pamit pergi.
Dari arah berlawanan tampak ibu datang dan berdiri di hadapan Hae Soo. Hae Soo meminta ibu pulang saja, dia akan segera pulang setelah dia selesai bekerja. Ibu bilang dia akan menunggu. Lalu duduk di bangku. Hae Soo tak bisa melarang lagi dan berjalan menuju ruangannya.
***
Ibu minum soju di dapur. Hae Soo keluar dari kamar ayah dan memberitahu ibu kalau bangku ayah terlalu berair. 2 liter per hari terlalu banyak untuk pasien yang tetap berbaring sepanjang hari. Turunkan ke 1 liter. Itu akan lebih mudah bagi Ibu juga. Hae Soo duduk di dekat ibu dan menuangkan soju untuk ibu.
“Kau, hiduplah dengan nyaman.”
“Apa maksudmu?”
“Apa maksudku?” Ibu tak percaya Hae Soo tak paham maksud dari perkataannya tadi.
Hae Soo menghela nafas, lalu berkata, “Aku putus dengan Jang Jae Yeol—“ Plak! Ibu menampar Hae Soo sebelum dia menyelesaikan perkataannya.
“Beraninya kau menipu ibumu.”
“Aku mengatakan yang sebenarnya. Nanti, kau harus meminta maaf karena menamparku. Karena itu sungguh benar.” Hae Soo terlihat menahan tangisnya.
“Jika benar, maka itu melegakan. Jika tidak, maka kau akan mendapatkan pukulan ribuan lebih dari kau dapatkan sekarang.”
“Ibu..”
“Jangan mengatakan bahwa kau belajar dariku. Yoon Soo, mengatakan bahwa kau bilang dia belajar bagaimana menjadi setia kepada suaminya dengan melihatku. Apakah aku benar-benar begitu (setia)?”
“Mungkin, menyaksikan—“ Plak! Lagi, ibu menampar Hae Soo sebelum dia menyelesaikan perkataannya.
“Hidup denganku, itukah semua yang kau lihat? Mengapa melupakan hubunganku dengan Presiden Kim karena aku sangat lelah dan terbebani oleh ayahmu? Bahkan jika itu hanya untuk sementara, mengapa melupakan bertemu Presiden Kim setelah kalian tertidur?”
Ibu juga mengingatkan dia yang marah pada Hae Soo karena Hae Soo ingin pergi sekolah kedokteran. Ibu memaki Hae Soo dan menyebutnya dia pengertian. Mengapa Hae Soo lupa bagaimana ibu berteriak padanya untuk semua itu.
Hae Soo mulai tampak kepayahan menahan tangisnya.
“Jika ayahmu tidak sakit, bagaimana mungkin seorang ibu mengatakan hal-hal seperti itu pada anaknya yang ingin belajar? Apakah kau tahu apa rasanya hidup dengan pasien? Tidak mengenali istrinya, tidak mengenali putrinya.”
“Ibu, jangan bicara gegabah tentang ayah.”
“Ayahmu tidak tahu apa-apa! Dia tidak datang ke sini sekarang meskipun aku memukulmu. Percaya bahwa pikirannya jelas meskipun ia tidak bisa bicara, itu delusiku. Aku menipu diriku sendiri, sehingga aku bisa hidup.” Ibu menitikkan air mata.
“Ibu..” Hae Soo menangis.
“Bahkan jika kau tidak memanggilku ibu, aku ibumu. Itu sudah cukup. Kau benar-benar harus mengakhiri hubungan dengan Jang Jae Yeol. Dengan sungguh-sungguh.”
Ibu kemudian menyuruh Hae Soo pergi dan beranjak masuk ke kamar. Hae Soo menangis.
Di dalam kamar, ibu menangis. Dia mendengar suara Hae Soo yang mencuci piring, ibu menyuruh Hae Soo pergi tanpa mencuci piring. Ibu melihat ayah yang duduk bersandar, sedang menangis. Ibu mengambil handuk dan menyeka air mata ayah.
“Jangan menangis. Aku tidak bisa menyuruh Hae Soo untuk hidup sepertiku. Kau jangan pernah sedih tentang hal ini.”
Yoon Soo pulang dan berpapasan dengan Hae Soo yang hendak pergi.
“Aku berhenti dari pekerjaanku di café. Bahwa kau telah berakhir dengan Jang Jae Yeol, aku percaya dengan sepenuh hati. Kau tahu bahwa aku pergi ke perguruan tinggi karenamu, bukan? Jika kau memiliki hati nurani, bertindaklah dengan baik.”
Setelah mengatakan itu, Yoon Soo masuk ke kamarnya. Hae Soo terdiam.
***
Hae Soo berjalan dengan tak bersemangat menuju rumah sakit. Hae Soo melihat data perkembangan kondisi Jae Yeol. Intern mengingatkan kalau Hae Soo tak boleh melakukan itu. Tapi Hae Soo tak mendengarkan.
“Pada hari ketiga wawancara, ia tidak melihat Kang Woo. Itu melegakan.” Hae Soo menutup berkas. “Biarkan aku hanya melihat wajahnya.”
“Jika dia melihatmu, karena rasa bersalah, ia mungkin memiliki episode lagi (berhalusinasi lagi). Bersabarlah.”
Hae Soo meyakinkan kalau dia hanya akan melihat wajah Jae Yeol. Tapi Intern tetap tak mengijinkan, jika Young Jin dan Direktur RS tahu, mereka akan diskors.
Hae Soo bilang mereka bisa memastikan untuk tidak membiarkan Young Jin dan Direktur tahu. Dia tak akan memberitahu Young Jin, dan Intern tak perlu mengatakan apapun pada Direktur RS. Hae Soo pun bertanya apa hobaenya itu akan melapor.
“Kalau begitu dari luar kamarnya.” Intern menyerah.
Hae Soo menggeleng, “Di dalam ruangan, hanya kami berdua.”
Intern pun menggeleng, tak mengijinkan. Hae Soo menyindir, Intern itu sudah banyak berkembang karena tak mendengarkan apa yang dikatakan sunbae tingkat tinggi. Hae Soo bilang intern itu akan menjadi dokter yang hebat.
“10 menit saja.” Ujar Intern itu pada akhirnya.
“15 menit.” Tawar Hae Soo lalu berjalan pergi.
Jae Yeol sedang membaca buku di dalam kamar. Hae Soo mengetuk pintu dan masuk ke dalam. Jae Yeol terpaku melihat Hae Soo. Hae Soo melambaikan tangan menyapa Jae Yeol lalu duduk disampingnya.
Hae Soo menujukkan ponselnya yang sudah berganti wallpaper, dari Yoon Chul ke Jae Yeol.
Jae Yeol tampak senang melihatnya. Dia menatap Hae Soo tanpa mengatakan apapun.
Hae Soo tersenyum, lalu mengambil buku yang sedang dibaca Jae Yeol. Hae Soo ingin melihat apa yang sedang dibaca pacarnya itu. Jae Yeol tak melepaskan pandangannya dari Hae Soo.
“Ketika angin bertiup, biarkan ia datang, tinggal, dan pergi. Ketika rasa rindu datang, biarkan ia datang, tinggal, dan pergi. Rasa sakit akan datang. Ini akan tinggal dan hidup. Ini akan hidup kemudian pergi.” Hae Soo membaca puisi dari buku itu.
Hae Soo kemudian menggenggam tangan Jae Yeol dan berkata sambil menatap wajah Jae Yeol, “Puisi ini benar-benar hebat. Jang Jae Yeol, seperti puisi ini, semuanya akan berlalu.”
Jae Yeol membalas menggenggam tangan Hae Soo, dan masih tak melepaskan pandangannya pada Hae Soo.
Jae Yeol mengingat pertemuan pertama mereka dan semua hal yang sudah mereka lalui bersama. Hingga akhirnya mereka pacaran dan liburan ke Jepang.
Hae Soo mengecup bibir Jae Yeol. Hae Soo bilang Jae Yeol terlihat baik. Tampak jelas di wajahnya kalau Jae Yeol merasa bahagia bisa bertemu Hae Soo.
Jae Yeol mencoba mengatakan sesuatu dengan suara seperti berbisik, “Kata-kata… Kata-kata tidak datang padaku dengan baik. Sulit untuk berjalan, juga.”
Hae Soo mengangguk mengerti, “Ini karena obat.”
“Aku ingin melihatmu, tapi tiba-tiba mengantuk.” Jae Yeol tampak sedih.
“Tunggu sebentar. Nanti, tidak akan seperti itu.”
“Bahkan sekarang, melihat kau dalam beberapa saat, aku ingin membuatmu tertawa. Tapi aku… tidak tahu bagaimana untuk membuatmu tertawa. Aku tidak bisa memikirkan kata-kata.”
“Nanti, kau akan bisa melakukannya.” Hae Soo menenangkan Jae Yeol.
“Aku ingin memelukmu, tapi aku tidak berpikir aku bisa. Aku tidak seksi, ya?” Jae Yeol menitikkan air mata.
Hae Soo memeluk Jae Yeol. Hae Soo ingin menangis, tapi dia menahannya. Jae Yeol memanggil Hae Soo.
“Hae Soo…biarkan aku keluar. Disini.. aku... tidak merasa seperti diriku.” Jae Yeol menatap ke arah bangku, dia melihat Kang Woo sedang duduk membaca buku disana. “Jika melihat Kang Woo adalah gangguan, maka aku akan memperbaikinya dengan kehendakku sendiri.”
Hae Soo menoleh ke arah Jae Yeol menatap, dia pun menangis menyadari Jae Yeol memiliki episode baru karena bertemu dengannya.
“Percayalah, dan biarkan aku keluar. Aku tidak akan melihat Kang Woo lagi. Berada di sini, aku merasa begitu kecil.” Jae Yeol menangis. “Aku tidak suka perasaan ini. Biarkan... aku keluar.”
Hae Soo memegang wajah Jae Yeol dan mengecupnya lagi. Lalu menghapus air mata Jae Yeol.
“Se..seharusnya aku tidak mengatakan hal-hal seperti ini? Lalu.. kau akan pergi?”
“Aku akan kembali lagi.”
Jae Yeol menahan tangan Hae Soo yang hendak pergi. “Jika aku menahanmu, maka mereka akan menyuntik aku dengan obat-obatan lagi, kan?”
Hae Soo mengangguk, “Kau harus percaya padaku. Kang Woo adalah halusinasi. Aku nyata. Ada batas untuk pengobatan. Bahkan jika kau melihat Kang Woo, kau harus tahu bahwa itu adalah halusinasi, untuk memperbaiki gangguanmu. Kau harus tahu bahwa Kang Woo adalah refleksi dari dirimu yang kau buat. Menemukan ilusi itu dan kontradiksi tidak dilakukan oleh dokter, tetapi olehmu.”
“Aku akan menemukannya di rumah.” ujar Jae Yeol sedih.
Hae Soo menghapus air mata Jae Yeol lagi, “Bahkan jika aku pergi keluar, jangan panggil aku. Itulah bagaimana aku bisa datang kembali kepada kau lagi.”
Hae Soo kemudian berjalan pergi.
“Hae Soo-ya…Hae Soo-ya..” Jae Yeol memanggil Hae Soo. “Hae Soo-ya..” Jae Yeol berusaha bangun untuk menyusul, tapi dia tak bisa.
Dan disana, Jae Yeol masih melihat Kang Woo yang duduk di bangku.
Di luar kamar, Hae Soo kemudian menangis. Sedih melihat kondisi kekasihnya.
Hae Soo menemui Intern.
“Kau benar. Seharusnya aku tidak melihatnya. Ada episode lain. Beritahu Young Jin sunbae bahwa dia tidak harus menurunkan dosis obat. Aku pikir kita harus memperpanjang periode perawatan lebih dari yang kita perkiraan.”
Hae Soo kemudian berjalan pergi, sekali lagi menoleh ke arah ruangan Jae Yeol.
***
Bersambung ke episode 15~
***
# Gak bohong, apalagi lebay. Saya menangis sambil menulis sinopsis ini, terutama adegan Jae Yeol bertemu Hae Soo. Sedih melihat betapa bahagianya Jae Yeol bertemu Hae Soo, dan betapa frustasinya dia berada disana. Dan sedih juga karena Jae Yeol belum juga menyadari kalau dia itu sakit.
Padahal dia sendiri melihat Kang Woo baik-baik saja setelah kecelakaan kemarin. Jika akal yang sehat, pasti merasa kalau itu tidak mungkin. Tapi tidak demikian dengan Jae Yeol.
# Maklum dengan sikap keluarga Hae Soo yang tiba-tiba begitu menentang hubungan Hae Soo dengan Jae Yeol setelah tahu Jae Yeol sakit. Bukannya mereka tidak pengertian atau tidak kasihan pada Jae Yeol. Tapi mereka lebih kasihan pada Hae Soo jika terus bersama Jae Yeol, seumur hidup harus bersama dengan pasien. Seperti ibu.
Ibu sudah tahu bagaimana sulit dan tertekannya hidup dengan pasien, walaupun ibu mencintai ayah. Tak bisa dipungkiri, pria yang seharusnya menjadi tulang punggung, malah membuat susah keluarganya. Ibu tidak ingin apa yang dia alami juga dialami Hae Soo. Ibu mana yang ingin melihat anaknya menderita, bahkan mungkin ayah juga merasa demikian. Semua orang tua pasti ingin anaknya menjalani hidup yang lebih bahagia dan lebih nyaman.
Sedih banget .. Baca sinopnya aja udh nangis-nangis .. Apalagi nontonnya ..
ReplyDeleteKhusus nya pas hae soo ketemu sama jae yeol .. Sedihnya pake banget T.T
Betul bak muzy...aku dak lanjut nonton episode ini,cuma baca sinop bak muzy doang,gak kuat liat mata sembab hiso sama jae yul,hyo jin dan insung...aktingnya total banget...beraza beda ketika jae yul di rumah sakit...pancaran matanya.seakan redup(padahal kan cuma akting),tp kayak sungguhan....bak muzy gumapshimnida...semoga SW nim berbaik hati tidak membuat mati karakter jae yul..(tp sw noh..sudah kelar nulis scripnya ya??)semoga happy ending...
ReplyDeleteZip... Mbk mu", tidk ad orng tua yg mau ankny menderita... Sumph 2episod ini bkn sedh palagi pas hae soo ktemu sm jae yul... Bc adegnny aj nyesek ni hati gmn nontnny... Pol d Actngny mrk bikn qt kbawa... Thx sist.. Semangt 2 episod lg... ^^
ReplyDeleteAku udah nnton berkali2 tetap aja nangis T.T dan barusan baca sinopsis nya nangis lagi :( ..
ReplyDeleteMenurutku adegan paling bkin nyesek i2 pas HS smpai di tempat JY kecelakaan dan lgsung meluk JY ya ampun akting nya bener DAEBAK dehh .. maaf curhat heheh..
dan jga makasi ya buat mbak yg udh nyempatin nulis sinop ini ditengah smua kesibukannya .. MAKASI MBAK :*
Daebak ni drama beda ma yg lain critanya....tks mbk mu2 sinopnya....moga happy ending
ReplyDeleteSeperti yg sudah aku share di forum soompi, aku merasa Hae Soo akan meninggalkan Jae Yeol untuk sementara. Dari pertemuannya terakhir dgn Jae Yeol, ia tahu kehadirannya memperparah kondisi Jae Yeol. Krn itu ia memberi pesan bahwa Jae Yeol hrs memiliki tekad utk menyembuhkan dirinya sendiri.
ReplyDeleteSelain itu, selama Jae Yeol dirawat di rumah sakit Hae Soo tidak pulang ke rumah dan menginap di kantornya di rumah sakit. Tp setelah pertemuan dengan Jae Yeol, ia terlihat berjalan menuju pintu.
aku menduga Hae Soo akan pergi berkelliling dunia spt keinginannya yg sempat ia utarakan di Okinawa. Dan selama Hae Soo pergi, Jae Yeol akan berusaha menyembuhkan dirinya. Hal ini sesuai dgn preview eps 15 dan juga adanya dugaan lompatan waktu 1-2 tahun ke depan. Mungkin setelah 1-2 tahun, Hae Soo dan Jae Yeol akan bertemu kembali dan happy ending
Tapi ini baru dugaan, karena writer Noh sudah terbukti mampu membuat crt yg tidak kita sangka-sangka :)
Aku setuju sama prediksinya mbak Fanny,aku juga sempat berfikir seperti itu,tapi kalau menurut aku apapun endingnya ya drama ini juga akan tetap oke,kita jadikan pembelajaran hidup aja.
ReplyDeleteAku sendiri punya pengalaman punya teman yg mengidap skizofrenia waktu masih SMA,coba saja bayangkan mbak Mumu dan mbak Fanny tiga orang kakaknya dan ibunya kena skizofrenia,sementara temanku ini anak terakhir yg bagi sang ayah adalah harapan terakhir bisa normal tidak seperti saudaranya yg lain.Tapi begitu dia menginjak sekitar kelas 2 SMA,tanda2 penyakit itupun mulai nampak,sering bengong,bicara sendiri,tertawa sendiri yg paling parah dia sering banget kecelakaan motor gara2 bercanda sendiri sambil naik motor,padahal kalau dilihat dari luar selai punya wajah ganteng,dia juga anak yg cerdas dan aktif kegiatan sosial,tapi begitu datang penyakitnya tidak ada satu temanpun yg mau dekat2 dengan dia,termasuk juga dengan aku,dulu aku takut sekali dengan dia.Semenjak dia dikeluarkan dari sekolah gara2 penyakitnya, sampai sekarang aku tidak tahu kabar dia bagaimana.
Tapi yg aku dengar dari teman2ku sih sampai sekarang penyakitnya tambah parah,yg tidak bisa dibayangkan adalah bagaimana nasib dia dan 3saudaranya juga ibunya kalau ayahnya nanti meninggal.
Setelah nonton drama ini aku jadi ingat dia lagi,mungkin kalau seandainya keluarganya berkecukupan/ cepat mendapat perawatan masih banyak kesempatan buat mereka untuk sembuh.
Yang perlu di ingat penyakait ini datang bukan hanya karena tekanan mental atau depresi yg over,tapi juga bisa karena keturunan,nah loh...
Oh..ya mohon maaf ya jadi kepanjangan ceritanya..yah cuma sekedar info aja..bahwa dikehidupan nyata penyakit ini juga benar2 ada dan banyak juga yg membahayakan nyawa orang lain,seperti peristiwa2 pembunuhan sadis yg pelakunya katanya mendapat bisikan2 untuk membunuh atau bunuh diri.
asli mba mumu akupun begitu pas scene jae yeol ketemu sama hae soo feelnya dapet bgt, jadi ngerasa gimana kalo kita di posisi hae soo :(
ReplyDeletekeren komplit, campur aduk. speechless.
ReplyDeleteWah kayanya happy ending ny mengasikan nhhhhh gx bakal ketinggan dech tinggl beberapa episod lagi. faighting '''' ;-)
ReplyDeleteDua episode terakhir ini bener-bener bikin nangis bombay. Wuaaa, semangaaat buat Mbaknya! Fighting!!!!! :)
ReplyDeleteBaru baca...
ReplyDeleteDan harus nahan nangis di kereta pagi.. hiks
Makasih sinopsisny
Apa saya aja ya yang ga nangis baca dan nonton episode ini? :(
ReplyDeleteasli nangis baca sinopnya.....
ReplyDelete