What Happens To My Family Episode 3 – 1
-=Episode 3=-
Note: Gambar belum lengkap, baru sedikiiiit. Ngantuk banget, nanti ya aku update.. =,=
Bibi terkejut melihat banyaknya nasi yang berkurang di dalam ricecooker. Seo Wool tersenyum malu, dia belum makan apa-apa kecuali nasi dan sup di pagi hari (yang sarapan bareng ayah Cha). Seo Wool meminta maaf. Bibi tak mempermasalahkan, masalah lapar bukanlah hal yang harus dimintai maaf.
Bibi lalu melihat Seo Wool yang seperti sedang tak enak badan. Seo Wool bilang dia sepertinya mengalami gangguan pencernaan karena makan terlalu cepat.
Dal Bong diinterogasi ayah, Kang Jae, dan Kang Shim di kamar ayah. Ayah meminta penjelasan kenapa Seo Wool bisa ada di rumah mereka. Walau Dal Bong bilang ceritanya panjang, ayah tak peduli dan tetap minta dijelaskan secara perlahan, dari awal sampai akhir, tanpa ada rincian yang hilang.
Kang Shim bahkan menuduh Dal Bong tidur dengan Seo Wool. Ayah juga mempertanyakan itu. Dal Bong menyangkal tuduhan dengan keras. Tapi dia juga menyangkal saat ditanya apakah ada masalah uang dengan Seo Wool.
“Kau, jangan sembunyikan apapun dan katakan dengan jujur. Kau tidur? Kau tidur dengan dia?” tanya ayah tergagap, tak sanggup menanyakan hal itu.
“Tidak, Ayah! Aku masih perjaka. Jangan buat aku yang normal ini menjadi tidak normal dengan semua tuduhanmu.” Ujar Dal Bong pada Kang Shim. “Itu sungguh tidak benar, Ayah.”
Dengan semua kecurigaan dan tuduhan dari ayah dan kakak-kakaknya, akhirnya Dal Bong mengatakan pada semuanya kalau Seo Wool tak punya tujuan dan uangnya 1.5 juta won dirampok. Dal Bong merasa bersalah karena Seo Wool datang ke Seoul untuk menemuinya.
Kang Jae si mulut pedas, mencerca Dal Bong yang pengangguran dan tak bisa mengurus diri sendiri, sekarang malah peduli pada orang lain. Dal Bong yang selalu membuat masalah dan membuat terkejut keluarga. Dal Bong kesal dan berteriak marah, dia tak membutuhkan bantuan kakaknya itu.
Kang Jae keluar kamar ayah dan mengambil minum di dapur. Seo Wool meminta maaf pada Kang Jae karena telah membuat keributan di tengah malam. Seo Wool kemudian merasa mual dan minta ijin ke kamar mandi.
Bibi sangat terkejut. Dia menduga Seo Wool hamil dan menanyakan hal itu pada Kang Jae. Kang Jae pun tampaknya menduga hal yang sama. Dia segera kembali ke kamar ayah.
Tanpa babibu, Kang Jae memukul kepala Dal Bong. Dia berkata dengan marah, agar Dal Bong mengaku dan bertanggung jawab. Dal Bong kesal, dia tak mengerti apa yang Kang Jae bicarakan, memangnya di melakukan apa?
Kang Jae: “Aku merasa malu karena seseorang sepertimu adalah adikku.”
Dal Bong mengejar Kang Jae yang keluar. Dal Bong berteriak: “Kau pikir kau saja yang malu? Aku juga! Apa memakai jubah dokter itu segalanya? Sejak kapan kau mengenakan jubah dokter?”
Ayah keluar dan menyuruh Dal Bong diam karena akan membuat semua tetangga kegaduhan. Dal Bong mengutarakan ketidaksukaannya pada Kang Jae yang bilang merasa malu padanya, dan Kang Jae yang memukulnya.
Bibi datang dan berkata dengan kalau Dal Bong memang layak dipukul. Bibi bilang kalau Dal Bong menyembunyikan sesuatu. Bibi juga bertanya tentang Seo Wool yang muntah-muntah, sudah berapa bulan?
Semuanya terkejut, termasuk Dal Bong. Ayah memegang dadanya. Kang Shim memukul kepala Dal Bong. Sedangkan Dal Bong bengong, dia bingung, karena bukan dia yang melakukannya.
Dal Bong bertanya pada Seo Wool yang baru keluar dari kamar mandi, apa yang terjadi padanya. Seo Wool bilang dia juga tidak tahu, tapi dia pikir dia mengalami gangguan pencernaan. Belum banyak Seo Wool bicara, Seo Wool kembali mual dan berlari ke kamar mandi. Maka Dal Bong jadi sasaran kemarahan ayah, dia dipukuli ayah.
***
Kang Jae marah pada Lee Young Jin (dokter jaga yang ada di episode 1) karena melakukan transfusi pada pasien yang baru saja menjalani operasi. Young Jin beralasan kalau hemoglobin pasien itu hanya 7. Kang Jae bahkan membentak Young Jin di depan perawat. Dan mereka berdebat di ruang tunggu dokter.
Kang Jae menuduh Young Jin tidak mau menunggu hingga pasien itu lebih membaik. Sedangkan Young Jin bersikeras kalau dia mengikuti apa yang ada di buku. Tapi ternyata Young Jin salah, di buku tertulis seperti apa yang dikatakan Kang Jae. Young Jin meminta maaf. Dia melupakan itu karena tidur tiga jam sehari saja tidak dia dapatkan.
Kang Jae menyuruh Young Jin mengundurkan diri jadi dokter jika ingin bersikap seperti itu dan menyebutnya anjing kampung, karena melakukan semua hal sesukanya. Young Jin tidak terima dan meminta Kang Jae meminta maaf. Kang Jae bertanya kalau dia tidak mau meminta maaf, apa yang akan Young Jin lakukan?
Young Jin mendorong Kang Jae ke meja dekat dinding, membuat beberapa barang berjatuhan, dan menciumnya.
Di luar, ternyata para intern menguping mereka dan terkejut mendengar kegaduhan. Mereka khawatir pada Young Jin karena suaranya seperti seseorang melemparkan sesuatu.
Kang Jae mendorong Young Jin. Apa yang Young Jin lakukan, dia kan sedang bertugas. Young Jin balik bertanya, apa dia tak boleh melakukan itu? Kang Jae menjawabnya dengan mencium balik Young Jin dan mendorongnya ke meja di tengah, menjatuhkan beberapa barang.
Di luar rekan-rekan Young Jin makin khawatir, mereka pikir situasinya semakin serius. Kemudian seorang dokter senior datang (sepertinya rekan Kang Jae), dan bertanya apa yang mereka lakukan di depan ruangan. Mereka memberitahu bahwa Young Jin sedang dalam situasi yang serius dengan Kang Jae.
Begitu dokter itu akan membuka pintu, Kang Jae keluar. Dokter itu bertanya apa yang terjadi, tapi Kang Jae bilang tak ada apa-apa. Kemudian Young Jing keluar sambil menutup mulut dan segera berlari menjauh ke arah yang berlawanan dengan Kang Jae. Dan tanpa disadari oleh yang lain, Young Jin dan Kang Jae sama-sama tersenyum. (What? Mereka pacaran kah??)
Kesalahpahaman pun terselesaikan. Seo Wool memang hanya mengalami gangguan pencernaan. Dal Bong ngambek karena mereka tak percaya padanya. Kang Shim membela diri, siapapun yang melihat akan salah paham. Seo Wool meminta maaf.
Masalah baru datang. Kang Shim keberatan jika Seo Wool tinggal di rumah mereka. Karena bagaimanapun mereka tidak mengenal baik Seo Wool dan dia tak ada hubungan apapun dengan Dal Bong. Kang Shim juga bilang kalau rumah itu bukan rencana cadangan untuk semua kekacauan yang Dal Bong buat.
Berbeda dengan Kang Shim, ayah dan bibi tak keberatan, karena Seo Wool tidak punya tempat untuk didatangi, dan mereka tak bisa begitu saja mengusir seorang gadis. Akhirnya dengan mengabaikan keberatan Kang Shim, ayah memutuskan Seo Wool boleh tinggal di rumah mereka hanya untuk satu bulan. Dal Bong dan Seo Wool berteriak senang.
Dal Bong membawakan bantal dan selimut untuk Seo Wool ke rumah atap. Seo Wool sangat senang dengan sambutan ayah untuknya. Dia lalu mempertanyakan Dal Bong yang bilang kalau dia dirampok. Dal Bong bilang itu tercetus begitu saja, yang penting Seo Wool bisa tinggal di rumahnya. Seo Wool tersenyum dan mengelus kepala Dal Bong.
Dal Bong terkejut dan bertanya apa yang Seo Wool lakukan. Seo Wool bilang itu tanda seperti sedang memuji kerja keras Dal Bong.
Dal Bong: “Tapi bagaimana bisa seorang gadis menyentuh rambut seorang pria tanpa izin!”
Seo Wool: “Anjing kami menyukainya ketika aku melakukan ini padanya.”
Dal Bong tak percaya dia disamakan dengan anjing kampung. Seo Wool tak menanggapi dan mengajak Dal Bong masuk. Dal Bong kemudian berteriak tak terima dia disamakan dengan anjing kampung. (Aiihh.. adegan ini mengingatkanku pada Yoon Dong Ha di Witch Love..hehe)
Kang Shim yang tak terima dengan keputusan ayah, terus menyatakan keberatannya. Kang Shim bilang rumah mereka bukanlah hotel yang menerima siapapun. Ayah bilang Seo Wool adalah orang yang dikenal Dal Bong. Mereka ada kamar ekstra, dan mereka hanya perlu menambahkan sendok ekstra di meja.
Kang Shim bilang ayah juga dulu seperti itu pada bibi dan anaknya, dan bahkan sekarang menantunya. Kang Shim merasa tidak nyaman melakukan kontak mata dengan orang asing. Masih ada beberapa hal yang tetap tidak nyaman antara keluarga. Ayah menyuruh Kang Shim istirahat saja setelah bilang kalau ayah akan mengusir Seo Wool setelah satu bulan.
Kang Shim: “Ayah, bagaimana bisa Ayah selalu memikirkan orang lain lebih penting daripada anak-anak Ayah sendiri?”
Ayah: “Apa yang kau bicarakan, Kang Shim?”
Kang Shim: “Bagaimana bisa Ayah selalu menempatkan orang asing sebelum anak-anak Ayah sendiri? Ketika aku sudah dewasa, aku pikir aku akan bisa memahami apa yang Ayah lakukan. Tapi tidak peduli berapa banyak aku memikirkannya, aku benar-benar tidak bisa memahami cara hidup Ayah. Semua cara bagaimana Ayah hidup, aku tidak suka satu pun!”
Kang Shim keluar kamar ayah dengan marah. Dan ternyata di luar bibi mendengarkan semua yang dikatakan Kang Shim. Bibi berkata dengan sedih.
Bibi: “Apa aku bukan keluarga? Apa aku orang asing? Sudah 20 tahun sejak aku mulai memasak makananmu dan mengerjakan cucianmu. Aku adalah seseorang yang bekerja membayar hutangku tinggal di rumah ini. Separuh dariku adalah ibumu! Tidak semestinya kau bicara dengan sangat tidak berpikir begitu!”
Kang Shim malah menyuruh bibi tidur, lalu masuk kamar. Dengan mata yang berkaca-kaca bibi menyebut Kang Shin tidak tahu berterima kasih dan masih memperlakukannya sebagai orang asing. Bibi menyebut juga Kang Shim kasar dan tidak hormat.
Di kamar, ayah terdiam merenungkan perkataan kasar Kang Shim tadi. Lalu ayah memegang perutnya, tampak kesakitan.
Kang Shim kesal dan berniat pergi dari rumah karena dia tak suka berada di rumah, seperti yang orang lain lakukan. Kang Shim bahkan melihat buku tabungannya dan katalog apartemen sambil tersenyum.
Tae Joo membaca CV milik Kang Shim. Dia tak menemukan sesuatu yang istimewa. Tae Joo menduga Kang Shim berhasil dengan hanya kegigihan pantang menyerah, kesabaran dan ketekunan. Dengan kata lain, Tae Joo menyebut Kang Shim tipe wanita yang melelahkan.
Tae Joo kemudian berusaha memikirkan cara untuk memisahkan Kang Shim dengan Ketua Moon. (Masih ingat kan ya, Tae Joo mencurigai Kang Shim sebagai kekasih rahasia ayahnya)
Kang Shim menolak permintaan seorang Direktur temannya Ketua Moon yang ingin mengajak Ketua Moon bermain golf dengan salah satu rekan bisnisnya. Kang Shim bilang Ketua Moon masih tidak dalam kondisi terbaik setelah kecelakaan mobil. Dan seperti yang Direktur itu tahu dengan baik, Ketua Moon tidak bermain golf dengan para politisi.
Direktur itu tetap memaksa. Menurutnya Ketua akan mendengarkan perkataan Kang Shim, karena itulah dia meminta tolong pada Kang Shim. Kang Shim bilang dia tetap tak bisa berapa kalipun Direktur itu meminta.
Direktur tadi mengeluhkan sikap Kang Shim pada dua direktur lain (tiga direktur ini adalah Direktur Jung, Direktur Park dan Direktur Ha, tapi aku belum bisa bedain.. >.< Mereka teman-temannya Ketua Moon yang tidak disukai Tae Joo).
Mereka bergosip, dengan sikap Kang Shim seperti itu pada akhirnya dia akan memegang kendali atas Ketua. Mereka tertawa dan juga berkata bahwa tidak butuh waktu lama bagi ‘Sekretaris’ untuk menjadi ‘Nyonya’. Kalau hal itu benar-benar terjadi, Ketua Moon akan hancur. Mereka tertawa dengan keras. Tanpa menyadari kehadiran Tae Joo yang duduk tak jauh dari mereka.
Tae Joo yang gerah ayahnya digosipkan di belakang dengan kesal menghampiri mereka. Tae Joo membenarkan bahwa ayahnya akan hancur jika apa yang mereka katakan terjadi. Tapi pembicaraan mereka yang tulus dan setia tentang ayahnya (nyindir nih), Tae Joo bilang dia akan menyimpan semuanya di kepala tanpa melupakan sedikit bagianpun.
Tae Joo yang kesal melihat Kang Shim dari kejauhan menyambut Ketua Moon di pintu lift. Tae Joo juga melihat Kang Shim dan Ketua Moon saling melempar senyum tak biasa. Tae Joo pun curiga.
Dia mengikuti mereka dari jarak yang agak jauh. Tae Joo mengintip ke dalam kantor dan kembali melihat mereka tersenyum tak biasa. Tae Joo memutuskan masuk ke kantor Ketua Moon tanpa permisi, tanpa mengetuk pintu. Tae Joo ternganga.
Dia melihat Ketua Moon dan Kang Shim memegang kotak cincin. Kang Shim segera menyembunyikan kotak itu dibelakang punggung saat menyadari kehadiran Tae Joo. Tae Joo meminta penjelasan pada ayahnya.
Tapi ayahnya bilang itu bukan urusan Tae Joo. Ketua Moon bahkan mengancam Tae Joo melanggar hukum karena mencampuri urusan pribadinya. Ketua Moon menyuruh Tae Joo pergi, jangan menggonggongi pohon yang salah. Tae Joo pun pergi dengan kesal.
Kang Shim menyerahkan kotak cincin itu dan memberi saran agar Ketua Moon memberitahu Tae Joo. Ketua Moon tidak bisa. Dia ingin mendapatkan persetujuan terlebih dulu dari kekasihnya (artis senior yang ada di acara televisi yang ditonton Ketua Moon di episode 2).
Ketua Moon: “Bayangkan aku beritahu aku bertemu seseorang yang akan jadi ibu tirinya, tapi akhirnya justru ditolak. Itu akan sangat memalukan. Aku akan melamar lebih dulu dan mendapatkan persetujuan wanita itu, barulah kemudian memberitahu Tae Joo.”
Kang Shim mengerti. Ketua Moon lalu merasa tak enak karena Kang Shim disalahpahami dengan sia-sia. Kang Shim tak mempermasalahkan hal itu, karena itu kesalahpahaman yang akan segera dijernihkan.
Tae Joo yang kesal masuk ke kantornya. Hal ini membuat sekretarisnya yang sedang sarapan tersedak. Dia tak tahu kalau Tae Joo akan datang sepagi itu.
Tae Joo kemudian masuk ke ruangannya. Dia teringat ketiga Direktur yang menggosipkan ayahnya dan Kang Shim. Lalu dia membayangkan ayahnya melamar Kang Shim dengan cincin yang tadi dia lihat. Dalam bayangannya Kang Shim tersenyum manja dan berpelukan dengan Ketua Moon.
Tae Joo mengeluarkan sebuah bingkai foto. Fotonya saat masih sekolah menengah bersama ibunya. Tae Joo menghela nafas. Tampaknya dia belum siap menerima ibu baru, atau bahkan dia tak mau menerima sama sekali.
Seo Wool menyapa dengan riang semua tetangga yang tinggal di dekat rumah Dal Bong. Tampaknya perkampungan itu adalah perkampungan yang semuanya membuka toko di depan rumah.
Seo Wool bertemu Joong Baek yang sedang menyapu di depan restoran. Joong Baek menyebut Seo Wool sebagai pacarnya Dal Bong. Joong Baek juga mengenalkan Seo Wool pada beberapa orang yang lewat sebagai pacarnya Dal Bong. Dan malah menimbulkan rumor bahwa Dal Bong akan menikah.
Dan rumor itu sampai ke telinga ayah dari seorang pembeli tahu. Ayah bingung dengan maksud pembeli itu, bahwa Dal Bong akan menikah. Seo Wool lalu masuk toko dan menyapa ayah. Pembeli itu pun memuji Seo Wool yang cantik dan mengucapkan selamat pada ayah sebelum pergi.
Seo Wool menawarkan diri untuk membantu ayah, dia punya tangan yang kuat. Ayah menanyakan kondisi perut Seo Wool, apakah sudah sembuh. Seo Wool mengiyakan, lalu menanyakan dimana Dal Bong.
Ayah bilang bagi Dal Bong, saat itu masih waktu tidur. Jadi masih beberapa lama lagi baru Dal Bong bangun. Seo Wool terkejut, karena matahari sudah tinggi. Seo Wool bilang itu tak bisa dibiarkan, dia akan membangunkan Dal Bong. Sebelum pergi Seo Wool kembali berterima kasih pada ayah.
Seo Wool: “Sekali lagi, aku sungguh-sungguh berterima kasih. Karena sudah berhutang pada Ayah, aku merasa bersalah. Dan juga merasa berterima kasih. Tapi, aku benar-benar mencintai tempat ini.”
Seo Wool lalu pergi dengan riang. Ayah tertawa melihat sikap Seo Wool yang periang.
Dalam tidurnya Dal Bong tersenyum mengingat elusan Seo Wool di kepalanya semalam. Seo Wool datang dan membangunkan Dal Bong dengan mendorong pelan dahinya dengan jari. Tapi Dal Bong tak mau bangun. Seo Wool menyebut mental Dal Bong bobrok. Dia lalu mengeluarkan jurus ampuh untuk membangunkan Dal Bong.
Seo Wool menyentil dahi Dal Bong dengan keras, yang juga membuat Dal Bong berteriak dengan keras.
Bibi yang sedang mencuci piring saja sampai terkejut mendengar suara itu. Seo Wool turun sambil berlari. Bibi bertanya suara apa tadi? Seo Wool bilang bukan apa-apa, itu hanya suara Cha Dal Bong bangun tidur.
Dal Bong turun sambil memegang dahinya yang terasa sakit. Dengan kesal dia bertanya apa yang Seo Wool lakukan tadi.
Seo Wool: “Aku sedang apa? Aku sedang bangunkan seseorang yang sudah tidur terlalu lama.”
Dal Bong: “Oh, astaga. Itu jelas bukan jari seorang gadis. Jarimu terbuat dari baja? Kusangka kau sudah buat lubang di kepalaku.”
Seo Wool bilang kalau ayah sudah bangun jam 4 pagi dan membuka toko. Kang Shim sudah bangun jam 6 dan pergi bekerja. Bibi sudah membuat sarapan dan membersihkan rumah sejak pagi dan juga mencuci baju. Tapi Dal Bong hanya berbaring dan tidur.
Dal Bong beralasan setiap orang punya siklusnya sendiri. Karena dia baru bisa tidur setelah jam 3. Tapi ternyata Dal Bong tidur jam 3 karena bermain game. Bibi yang memberitahu itu pada Seo Wool. Dal Bong merengek. Karena sudah bangun, bibi menyuruh Dal Bong sarapan. Lalu bibi juga meminta Dal Bong mencoba bangun tepat waktu agar bibi tak perlu menghidangkan sarapan dua kali di usianya sekarang.
Dal Bong pun merasa malu. Seo Wool bilang hanya dengan sekali lihat dia bisa melihat kenapa hidup Cha Dal Bong begitu terkungkung. Dal Bong kesal dan ingin memukul Seo Wool, tapi dia tak bisa. Saat bibi kembali memanggil, Seo Wool menepuk bokong Dal Bong menyuruhnya segera ganti baju dan sarapan, persis seperti ibu pada anaknya. Dal Bong ternganga mendapat perlakuan seperti itu.
***
…Bersambung ke bagian 2…
Note: Gak suka sama Kang Shim di episode ini.. Perkataannya begitu kasar pada Ayah yang selama ini membesarkannya. Kang Shim dengan tega bilang kalau ayah lebih mementingkan orang lain, hanya karena masalah Seo Wool. Kang Shim lupa belasan bahkan puluhan tahun ayah membesarkan dia dan adik-adiknya. Walau ayah (dan sebagaimana orang tua lain) tak meminta balasan, tapi setidaknya Kang Shim tak boleh menyakiti perasaan ayah.
Keluarga ini benar kacau...terutama sikap kang shim dan kang jae...tp aku rasa justru anak yg paling memahami ayah adalah dal bong walopun dengan segala kekuranganya....
ReplyDeletesetujuuuuuu... ;)
Deleteadooohh, sbnernya pengen nntn ini drama karna ada seo wool >< tapi apa daya gak kuat klo smpe 50 eps :( untng ada sinop nya! aku baca di blog mba mumu aja deh udah ckup x)))
ReplyDeletegomawoyoooo eonni yaa ~~ ♡ kk
Bner2 ga suka sma kang shim di episod ini...kasar banget sma ayahnya pdhal apa yg dia ucapkn pun sbnarnya sma dengan yg udh dia lakukan..karena lebih mementingkan pekerjaan daripada keluarganya terutama ayahnya sendiri..btw thanks buat mba mumu udh mau buat sinopsis drama ini
ReplyDelete