Plus Nine Boys Episode 6 – 2
Min Goo termenung di kamarnya. Mengingat perkataan Soo Ah sebelumnya.
Soo Ah bilang jika mereka tidak turun di lantai yang sama berarti mereka bukan takdir. Min Goo bertanya pada Soo Ah apa mereka harus kekanakan seperti itu, apa Soo Ah benar-benar butuh konfirmasi?
“Ya. Kau bilang aku adalah takdirmu. Jika kita benar-benar turun di lantai yang sama, aku akan menganggapmu sebagai takdirku.”
Min Goo kemudian menerima telpon dari Ki Chan yang memberitahu kalau dia menemukan sebuah cara agar Min Goo bisa turun di lantai yang sama dengan Soo Ah. Ki Chan meminta tanda tangan semua member A Pink sebagai imbalan.
***
Ibu yang pinggangnya terasa sakit karena mengangkat sampah ke depan pintu menggerutu, dia punya tiga laki-laki di rumah, tapi tak ada yang ingin membantunya membuang sampah.
Jin Goo beralasan kalau dia sudah menawarkan membuang sampah itu tadi malam, tapi ibu bilang membuang sampah malam itu membawa nasib buruk. Jin Goo menawarkan diri untuk membuangnya sekarang sebelum kerja, tapi ibu melarang Jin Goo kerja saja.
Ibu menyuruh Min Goo, tapi Min Goo tidak mau karena dia sekarang sudah besar dan dia punya sesuatu yang penting hari ini. Min Goo langsung melesat untuk berganti pakaian.
Sasaran ibu selanjutnya adalah Kwang Soo yang baru saja bangun dan akan pergi bekerja siang. Kwang Soo menolak, tapi ibu memaksa karena itu bagus agar perut Kwang Soo tak lagi menonjol, dan bisa mendapatkan sinar matahari.
Sementara itu Dong Goo yang patah hati minta pindah sekolah akting. Ibu bertanya alasannya, apa karena Min Joon.
“Tidak, kenapa aku harus peduli padanya!” ujar Dong Goo emosi mendengar nama Min Joon.
Ibu menenangkan Dong Goo, nanti setelah gigi depan Dong Goo tumbuh, Dong Goo akan menjadi yang paling manis. Jin Goo tersenyum memperhatikan si bungsu yang merengek.
Ibu meminta Dong Goo belajar akting dengan baik disana, karena tempat itu adalah tempat les akting terbaik, semua aktor cilik yang terkenal berasal dari sana. Lagipula Dong Goo bisa bertemu Baek Ji setiap hari disana.
Ibu kemudian menyuruh Dong Goo memakan bayam dan teri yang mengandung banyak kalsium, agar gigi Dong Goo cepat tumbuh. Tanpa babibu, Dong Goo memakan teri dengan semangat.
***
Kwang Soo membuang sampah, dengan tampilan yang acak-acakan karena bangun tidur dan belum mandi, masih memakai celana kolor pula. Dari kejauhan tampak Da In yang juga hendak membuang sampah, dan juga Jin Goo yang memanggil Da In.
Mereka tampaknya baru bertemu sejak Da In pindah ke apartemen itu. Jin Goo memberitahu kalau dia tinggal di bangunan 403, apartemen nomor 902. Da In bertanya apa hubungan Jin Goo dengan Dong Goo. Jin Goo bilang Dong Goo adalah adiknya yang paling kecil, lalu bagaimana bisa Da In mengenal Dong Goo?
Da In bilang dia tinggal di apartemen nomor 1002. Ooh..Jin Goo pun menebak kalau Da In adalah orang yang bertengkar dengan keluarganya karena kegaduhan. Da In tertawa itu hanya kesalahpahaman dengan tetangganya.
Kwang Soo yang sudah menyadari kehadiran Da In dan Jin Goo cepat-cepat mengeluarkan sampah dari kantongnya dan pergi ke arah yang berlawanan untuk menghindar. Saking buru-buru, kantong plastik tak sengaja nyangkut di kaki. Tapi sayang, Jin Goo melihatnya dan memanggilnya. Kwang Soo diam ditempat, Jin Goo menariknya mendekati Da In.
Jin Goo mengenalkan Da In pada Kwang Soo sebagai temannya yang bekerja di café favoritnya, dan mengenalkan Kwang Soo pada Da In sebagai pamannya. Jin Goo yang tak tahu dengan hubungan masa lalu mereka terang-terangan menjodohkan.
“Bagaimana pendapatmu tentang pamanku? Dia terlihat tua, tapi dia masih lajang.”
Da In bilang kalau dia sudah bertemu Kwang Soo sebelumnya. Jin Goo bilang mereka berdua terlihat cocok bersama. Jin Goo bertanya berapa umur Da In, pamannya terlihat tua tapi masih berumur 30an walau hampir 40.
Kwang Soo mengusir Jin Goo untuk segera pergi kerja. Jin Goo mengerti dan berkata bahwa mereka berdua harus ngobrol dan berteman. Jin Goo kemudian pergi setelah sebelumnya memberikan semangat pada Kwang Soo.
Da In berlari membuang sampah meninggalkan Kwang Soo. Sedangkan Kwang Soo kembali menggalau sambil melihat Da In. Saat Da In hendak pulang, Kwang Soo kembali mencoba bicara. Da In menyela dan berkata kalau Kwang Soo terlihat baik. Kemudian pergi.
***
Di kantor Kwang Soo menceritakan hal itu pada Young Hoon. Young Hoon merasa Da In tetap memasang dindingnya pada Kwang Soo. Kwang Soo mendesah, mengapa dia bertemu Da In saat sedang membuang sampah. Young Hoon heran, kenapa Kwang Soo meributkan hal itu, kan Kwang Soo sudah melupakan Da In. Kwang Soo bilang dia tadi menggunakan celana pendek yang sangat pendek.
Young Hoon bilang sekarang dia tahu kenapa Da In mencampakkan Kwang Soo. Dia menebak kalau Kwang Soo melamar Da In yang tidak menggunakan make up. Apalagi itu lamaran yang disaksikan banyak orang. Istrinya saja kalau mau pergi jogging, sudah dandan 30 menit sebelumnya. Kwang Soo membela diri, kalau Da In tidak peduli dengan hal semacam itu.
“Itu apa yang kau pikirkan. Wanita adalah spesies yang berbeda.” ujar Young Hoon.
***
Ki Chan membeberkan rencananya untuk membantu Min Goo agar bisa turun di lantai yang sama dengan Soo Ah. Dia dan Chang Hee akan pergi duluan ke gedung itu lalu memberikan minuman sebagai suap pada penjaga kamera keamanan dia ruang kontrol. Mereka akan mengecek berapa nomor yang dipencet Soo Ah dan mengirim pesan secepatnya pada Min Goo.
Min Goo tak yakin apa Ki Chan bisa melihat nomor dari rekaman kamera CCTV, Chang Hee juga tak yakin apa di dalam lift ada sinyal ponsel.
Ki Chan meminta mereka untuk tidak khawatir karena dia sudah mencoba semua sebelumnya. Itu semua adalah strategi yang direncanakan dengan simulasi yang sangat teliti. Min Goo memuji Ki Chan.
Chang Hee kemudian bertanya apa Min Goo harus melakukan ini jika Soo Ah memang takdirnya. Min Goo bilang mereka harus membuat takdir mereka sendiri. Ki Chan juga bertanya jika Min Goo sukses apa Min Goo akan langsung berkencan? Tentu saja. Min Goo bilang dia sudah memiliki Soo Ah, tapi dia akan membuatnya lebih gamblang hari ini.
***
Se Young makan dengan kesal, ternyata dia harus lembur lagi malam ini. Da In bertanya bagaimana dengan Jin Goo. Se Young bilang dia tidak tahu. Da In bertanya lagi apa Se Young belum baikan dengan Jin Goo? Se Young merasa mereka tak perlu baikan, mereka hanya teman kerja.
Tapi Da In bilang kalau itu tidak nyaman. Se Young tak merasa tidak nyaman sama sekali, mengapa dia harus merasa tidak nyaman. Tapi Da In melihat dengan jelas kalau Se Young merasa tak nyaman.
Go Eun yang baru datang dari kamar mandi meminta Da In untuk menceritakan kelanjutan tentang PD mantan Da In, kenapa Da In mencampakkan dia saat lamaran. Da In bilang kalau dia tak mencampakkannya. Lalu kenapa mereka putus, tanya Se Young.
“Sudahlah. Itu semua masa lalu. Kau harus menguburnya dalam ingatanmu.” Ujar Da In.
Tapi Se Young tahu Da In suka membaca cerita di internet, Da In sangat tertarik pada kehidupan cinta orang lain. Da In bilang itu menarik membaca cerita yang tak asing. Da In mencoba mengalihkan pembicaraan pada cerita di internet, tapi Se Young menghentikannya dan meminta Da In menceritakan kisahnya sendiri.
Da In mengalah dan akhirnya bercerita. Mereka tak pernah sekalipun pergi liburan bersama karena pacar Da In itu sangat sibuk.
October 2004. Mereka berencana untuk pergi ke Pulau Jeju karena mereka jarang bertemu. Da In sudah menunggu Kwang Soo di bandara. Dia mendapat pesan dari Kwang Soo yang bilang kalau dia akan sedikit terlambat. Da In tampak kecewa.
Kemudian Da In keluar dari bandara sambil bertelpon dengan Kwang Soo. Dia bilang seharusnya Kwang Soo menelponnya, karena dia sudah menunggu sangat lama. Rupanya mereka tak jadi pergi. Kwang Soo meminta maaf, dia sangat ingin sekali pergi dengan Da In. Da In tak mempermasalahkan karena dia tahu Kwang Soo sibuk, mereka bisa pergi lain kali.
Kwang Soo kemudian menutup telpon dengan cepat karena ada yang harus dia kerjakan. Saat itu Da In tak mempermasalahkan karena Kwang Soo sering tidak datang di janjian mereka. Tapi Da In tak bisa berhenti menangis.
“Aku tahu dia pria yang hebat. Tapi sepanjang waktu itu benar-benar terasa seperti cinta satu pihak.”
“Unni pasti merasa sangat kesepian.”
“Semakin aku mencintainya, semakin kesepian yang aku rasakan.”
Go Eun kemudian bertanya kenapa Da In putus. Da In bilang dia tidak bermaksud untuk putus begitu saja.
Da In menunggu Kwang Soo untuk bicara terus terang, apa yang harus mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah itu (masalah Kwang Soo yang sibuk dan suka tak datang). Tapi Kwang Soo langsung membawanya ke sebuah acara tanpa mendengarkan Da In dulu.
Maka saat di acara itu Kwang Soo tiba-tiba melamarnya, Da In tak punya pilihan kecuali melarikan diri. Da In memukul Kwang Soo lalu pergi.
Da In bilang pria itu selalu seperti itu, mengatakan maaf tapi tidak pernah mendengarkan Da In. Pria itu ingin melakukan semua hal dengan caranya sendiri. Da In merasa dia selalu merasa kesepian bersama pria itu.
Se Young bilang pria itu adalah pria paling buruk. Se Young bertaruh kalau pria itu masih lajang. Go Eun menambahkan, bagaimana bisa seorang PD begitu clueless (tidak menyadari tanda-tanda).
Sementara itu Kwang Soo sedang memarahi asistennya yang sangat clueless, lagu yang dia gunakan tidak cocok dengan tayangan. Kwang Soo bilang PD yang clueless seperti asisten itu tak berguna.
***
Min Goo yang gugup mengurut tangannya lagi, mencegah sindrom ususnya menyerang kembali. Sementara itu Chang Hee dan Ki Chan sudah siap di posisi.
Soo Ah datang, dan Min Goo memastikan padamya jika mereka turun di lantai yang sama maka mereka akan pacaran. Soo Ah mengangguk. Lalu Min Goo juga memastikan, jika mereka tidak turun di lantai yang sama, maka dia tidak akan pernah mengganggu Soo Ah lagi.
Mereka bersiap naik ke lift yang berbeda menuju lantai atas. Min Goo masih tampak gugup, sedangkan Soo Ah tersenyum licik.
Mereka naik. Min Goo menunggu pesan dari Ki Chan. Saat Soo Ah menekan tombol lantai 9, Ki Chan yang melihatnya dari rekaman CCTV segera menyuruh Chang Hee mengirim pesan pada Min Goo.
Min Goo tersenyum senang menerima pesan itu dan segera menekan tombol lantai 9. Min Goo dan Soo Ah sama-sama merapikan diri.
Tiba-tiba lift yang ditumpangi Min Goo berhenti di lantai 7 karena ada yang akan naik. Petugas yang sudah tua dan membawa banyak galon air. Min Goo membantunya agar lift segera naik lagi. Min Goo sampai di lantai 9, tapi tak ada siapapun disana.
Kemudian terdengar suara lift yang satu lagi baru sampai, Min Goo harap-harap cemas, siapa tahu kan itu Soo Ah. Tapi sayang, yang keluar dari lift adalah Ki Chan dan Chang Hee. Mereka memberitahu kalau Soo Ah sudah turun lagi.
“Pasti ada hal yang disebut sebagai takdir. Kita sudah siap-siap, tapi mereka tak bertemu.” Ujar Chang Hee pada Ki Chan. (jadi takdirnya mereka tak bertemu..haha..)
Ki Chan menyarankan Min Goo agar meminta Soo Ah melakukannya sekali lagi, karena yang tadi itu tak bisa dihitung (ada gangguan dari petugas galon air).
Chang Hee tak yakin apa Soo Ah akan melakukannya lagi, karena saat tadi dia keluar dari lift dan melihat ke sekitar tak ada Min Goo dia langsung kembali turun, tak menunggu beberapa saat untuk Min Goo. Chang Hee bilang Soo Ah tidak tertarik pada Min Goo.
Chang Hee ini memang orangnya blak-blakan, tak melihat kalau Min Goo sedang kecewa berat. Tapi Chang Hee tak mengerti walau Ki Chan sudah membungkam mulutnya. Ki Chan yang pengertian mengajak Min Goo untuk makan bersama.
“Mengapa para gadis membutuhkan kepastian dalam cinta? Mereka bisa saja mencintai lebih dulu dan menegaskannya secara berangsur-angsur.”
***
Da In menjemput Eun Suh dari sekolahnya. Saat di mobil, Da In memutar sebuah lagu dan ibu mengingatkannya pada sebuah kenangan bersama Kwang Soo.
Setelah kejadian di acara lamaran, Kwang Soo menyusul Da In ke apartemennya. Kwang Soo berusaha membuka pintu dan memencet bel, meminta Da In membuka pintu dan mengajaknya bicara. Sambil menangis Kwang Soo bilang kalau dia perlu tahu kesalahan apa yang sudah dia lakukan.
Di dalam apartemen, Da In termenung dan menangis. Mengabaikan Kwang Soo yang menangis di luar dan mengakui kesalahannya.
Kwang Soo mendengarkan musik yang sama dan termenung di kamarnya. Ibu yang masuk ke kamar Kwang Soo menyebutnya sangat menyedihkan.
***
Jin Goo dan Se Young lembur lagi. Jin Goo meminta Se Young memeriksa pekerjaan akhir yang sudah dia kirimkan dan bertanya siapa yang akan melakukan presentasi nanti, haruskah dia saja yang melakukannya. Jin Goo rupanya mencoba untuk baikan. Tapi Se Young bilang dia tak peduli (siapa yang akan presentasi).
Mendapat respon seperti itu, Jin Goo pun bertanya kapan Se Young akan berhenti bersikap seperti itu. Se Young tak menanggapi pertanyaan itu, dia hanya bilang Jin Goo bisa melakukan presentasi sendirian, dan Se Young menyodorkan hasil perhitungan yang sudah dia kerjakan pada Jin Goo. Tapi rupanya Se Young lupa kalau ada pembatas lebih tinggi yang dia buat. Se Young menjatuhkan kotak tisu ke meja Jin Goo.
Jin Goo menjatuhkan kotak tisu ke meja Se Young dan meminta Se Young cukup sampai disini saja (marahannya). Tapi Se Young memasang kembali pembatas kotak tisu itu, bahkan melebarkan tisu yang keluar dari kotak.
“Akankah kau berhenti bersikap kekanak-kanakan?” tanya Jin Goo dengan nada tinggi.
“Kekekanak-kanakan?”
“Kau tidak berpikir seperti itu? Kau bersikap sangat tidak ramah dan kau membangun dinding dengan barang!” Jin Goo menjatuhkan kotak tisu.
Se Young tak mengatakan apapun, tapi jelas sekali dia masih kesal. Se Young menaruh kembali kotak tisu dengan kasar.
Jin Goo menghela nafas. Lalu dengan nada bicara yang lebih tenang dia mengajak Se Young untuk bicara, Jin Goo bilang ada sesuatu yang ingin dia katakan pada Se Young. Se Young diam tak menjawab. Membuat Jin Goo kembali bertanya kapan Se Young akan berhenti bersikap seperti itu.
Se Young bilang baginya sulit untuk melihat Jin Goo. Jin Goo kembali bertanya kapan Se Young akan berhenti, karena apa yang dilakukan Se Young membuat mereka lebih tidak nyaman.
“Kau selalu melakukan apapun yang kau inginkan. Mengapa aku tidak bisa melakukan apa yang aku inginkan?”
“Lalu kau nyaman mengabaikanku seperti ini? Apa kau baik-baik saja dengan ini?”
“Ya.” Jawab Se Young tanpa pikir panjang.
Jin Goo sesaat terdiam, lalu berkata, “Lalu bagaimana dengan semua waktu yang sudah kita habiskan bersama? Bagaimana dengan Tim Miss Piggy? Apa itu tak berarti apapun untukmu? Benar?”
“Kau yang membuatnya menjadi seperti ini.” Se Young merasa tak nyaman, kemudian pergi.
Di dalam lift, Se Young berusaha menahan tangisnya dengan melihat ke atas. Se Young mengatur nafasnya yang sedang merasa kesal. Sementara itu, Jin Goo masih termenung di tempatnya.
Se Young keluar gedung, dan ternyata sedang hujan. Se Young akhirnya memutuskan berjalan dalam hujan. Tak berapa lama, ada sebuah payung yang melindunginya dari hujan. Jin Goo.
Se Young menatap Jin Goo yang memintanya mengambil payung itu. Se Young tak menanggapi dan kembali berjalan, kali dengan lebih cepat karena berusaha menghindari Jin Goo.
Jin Goo mengejar sambil terus memayungi Se Young. Jin Goo tidak mau Se Young sakit. Se Young bilang dia tak membutuhkannya dan terus berjalan. Jin Goo juga terus mengikuti Se Young dan memintanya mengambil payung itu.
Se Young yang kesal berbalik pada Jin Goo lalu kembali berjalan menjauh. Kali ini Jin Goo yang menyusul, tapi kemudian berteriak, “Maafkan aku!”
Se Young berhenti berjalan. Jin Goo menyusul dan memayungi Se Young.
“Aku hanya…aku hanya tidak bisa mengatakan maaf. Aku seharusnya mengatakan itu lebih dulu. Ada begitu banyak alasan yang membuatku merasa sangat menyesal. Itu sebabnya aku tidak bisa mengatakannya. Dan.. aku mengerti bagaimana perasaanmu. Semua yang kau katakan adalah benar. Tapi Miss Piggy, aku…tidak ingin kehilangan seorang teman baik karena ketamakanku. Orang bilang kita seperti sebuah lubang kunci dan kunci. Kang Jin Goo membutuhkan Ma Se Young. Ma Se Young membutuhkan Kang Jin Goo. Aku setuju. Aku tidak berpikir aku bisa tanpa Miss Piggy.”
Se Young terdiam mendengarkan semua perkataan Jin Goo.
“Jadi mari kita…hanya menjadi teman seperti sebelumnya. Itu semua yang ingin aku katakan.”
Se Young menatap Jin Goo.
Jin Goo meraih tangan kanan Se Young, tapi Se Young menepisnya. Jin Goo kemudian meraih tangan kiri Se Young dan membuatnya memegang payung. Jin Goo meminta Se Young membawa payung itu, karena jika Se Young sakit dia akan merasa lebih bersalah.
Se Young masih terdiam. Jin Goo lalu meminta Se Young untuk tidak membangun dinding itu mulai besok. Jin Goo tersenyum, lalu pamit.
Se Young melihat ke arah Jin Goo berlari.
“Ini mungkin..jarak yang sempurna diantara kita.”
***
Di dalam bis, Se Young dan Jin Goo menggalau. Mereka berbeda bis, tapi Jin Goo menoleh seolah mereka dalam satu bis.
Se Young melihat pada payung yang diberikan Jin Goo tadi. Sedangkan Jin Goo mengingat kebersamaan mereka sebelumnya di dalam bis.
***
“Alasan pria dan wanita bertengkar sangat lama adalah karena mereka berbicara dalam bahasa yang berbeda.”
“Dalam rangka menjadi pria yang baik, aku harus menangkap setiap kata, setiap ekspresi wajah yang dia buat.”
“Kita semua jatuh cinta dengan aliens.”
***
Bersambung ke episode 7~
***
Poor Min Goo, dia harus kehilangan takdirnya..
Bersyukur akhirnya Jin Goo bisa mengucapkan maaf pada Se Young, dan memutuskan untuk berteman saja dengan Se Young, dari pada dia kehilangan Se Young karena ketamakannya yang menginginkan lebih dari sekedar teman.
Tapi, akankah hubungan Se Young dan Jin Goo seperti dulu lagi? Semoga saja..
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya. Tapi mohon maaf komentar akan dimoderasi ya.. jadi gak akan langsung muncul di halaman post.. Dan pasti akan saya baca semua, walau tidak saya balas. XD