What Happens To My Family Episode 2
-=Episode 2=-
Kedatangan Seo Wool yang mengaku sebagai gadis yang dijanjikan untuk menikah oleh Dal Bong membuat ayah lemas, dan membuat terkejut Bibi juga Joong Baek yang ada di rumah pagi itu.
Ayah dan bibi memarahi Dal Bong yang memberikan janji semacam itu pada seorang gadis. Bibi bahkan memukuli Dal Bong. Tapi Dal Bong tak mengerti sama sekali dan tak mengenal siapa itu Kang Seo Wool. Dal Bong berkata dia benar-benar tidak mengenal Seo Wool.
Dal Bong yang kesal turun ke ruang tengah untuk menemui Seo Wool. Tapi alangkah terkejutnya dia ternyata Kang Seo Wool yang dimaksud adalah gadis yang terlibat dengannya seharian kemarin. Jadi secara teknis Dal Bong memang mengenal Seo Wool, walau dia baru tahu namanya.
Dal Bong bingung kenapa Seo Wool ada disana. Sedangkan Seo Wool tersenyum senang karena akhirnya bertemu dengan Dal Bong. Seo Wool mengingatkan bahwa Dal Bong pernah menjanjikannya untuk menikah. Tentu saja hal ini membuat semuanya menganggap Dal Bong memang ada hubungan dengan Seo Wool.
Dal Bong menganggap Seo Wool tidak waras. Maka Seo Wool mengingatkan Dal Bong tentang kejadian 12 tahun yang lalu (di episode 1 aku sebut 11 tahun), dan Dal Bong mengingatnya. Dan ini membuat semuanya benar-benar menganggap Dal Bong dan Seo Wool ada hubungan.
Dal Bong mengajak Seo Wool untuk bicara di luar. Dal Bong mengatakan pada Seo Wool bahwa Seo Wool salah paham, bukan dia yang Seo Wool tolong waktu itu, bukan dia yang jatuh ke dalam air. Tapi Dal Bong membenarkan semua identitas dirinya yang disebutkan Seo Wool.
Seo Wool paham kalau 12 tahun waktu yang sangat lama jadi wajar jika Dal Bong melupakannya, tapi janji adalah janji. Dal Bong jelas berjanji akan menikahinya saat itu.
Dal Bong: “Orang bodoh macam apa yang percaya dengan kata-kata bocah 14 tahun?”
Seo Wool: “Aku percaya karena bocah 14 tahun yang mengatakan itu! Bocah 14 tahun tak mungkin mengacaukan perasaan seorang anak gadis.”
Dal Bong: “Apa yang akan kau lakukan kalau itu adalah lelucon?”
Seo Wool terdiam. Dal Bong tak percaya jika Seo Wool percaya lelucon seperti itu dan berpikir kalau dia benar-benar akan menikah jika mereka bertemu. Dal Bong menyebut Seo Wool tidak normal.
Mereka pun berdebat tentang siapa yang tidak normal, dan menanyakan pendapat Kang Jae yang baru pulang.
Siapa yang salah, apakah Dal Bong yang bercanda tentang pernikahan, ataukah Seo Wool yang percaya kata-katanya? Kang Jae malah menuduh Dal Bong sekarang berkeliling melakukan penipuan pernikahan. Dal Bong tak terima dan menyusul Kang Jae ke dalam, meninggalkan Seo Wool di luar. Sekali lagi Dal Bong juga bilang kalau orang yang jatuh ke dalam air saat itu bukan dia, tapi orang lain.
Di kamar, Dal Bong mengingat lagi kejadian 12 tahun yang lalu. Saat pemuda yang memakai kaon merah tenggelam, ada seorang pemuda lain yang berada di pinggiran sungai, mencoba untuk membantu tapi dia sendiri takut air. Saat itulah datang Seo Wool remaja yang menyelamatakan pemuda berkaos merah.
Seo Wool menarik pemuda itu ke darat dan melakukan pertolongan pertama hingga pemuda itu sadar. Sementara itu, pemuda berkaos abu memperhatikan mereka dari jauh.
(Aku menduga kalau Dal Bong sebenarnya adalah pemuda yang berkaos abu-abu. Si pemuda berkaos merah memang berlelucon pada Seo Wool dengan berjanji akan menikahinya dan menggunakan nama Dal Bong…)
Ketua Moon sudah kembali ke kantor, dia tak ingin berlama-lama di rumah sakit. Kang Shim bilang Ketua mestinya beristirahat di rumah.
Ketua Moon: “Bahkan kalau aku pulang, itu adalah sebuah rumah yang kosong. Bahkan tempat yang tak terluka akan mulai sakit kalau di sana. Di sini lebih nyaman.”
Kang Shim kemudian menyalakan televisi untuk Ketua Moon, di televisi sedang menayangkan wawancara seorang artis senior. Ketua Moon mengomentari riasan artis itu yang tebal sekali hari ini, tapi kemudian tertawa melihat warna bibirnya.
Kang Shim keluar dari ruangan sambil tersenyum tersipu setelah mendengar ocehan Ketua Moon tadi. Dan Tae Joo yang melihatnya langsung bertanya dengan sinis, apa Kang Shim selalu tersenyum pada Ketua Moon seperti itu? Kang Shim tak menanggapinya.
Tae Joo bicara berdua dengan Kang Shim, dia mempertanyakan Kang Shim yang belum memecat Sopir Lee (di episode 1 aku sebut Pak sopir) sesuai perintahnya semalam. Kang Shim menjelaskan kalau itu adalah keputusan Ketua Moon.
Kang Shim juga menyampaikan pesan Ketua Moon bahwa Tae Joo tidak berhak memecat Sopir Lee yang sudah bekerja padanya lebih dari 20 tahun. Ketua Moon juga bilang: “Memiliki dia di sebelahku selama 20 tahun, itu artinya aku percaya padanya dan merasa nyaman dengannya. Hanya karena seseorang menjadi semakin tua, bukan berarti dia jadi tidak berguna.”
Tae Joo mendebat Kang Shim tentang Sopir Lee yang sudah tua dan kemungkinan terjadinya kecelakaan lagi. Tae Joo menunjuk wajah Kang Shim, apa Kang Shim akan bertanggung jawab jika itu terjadi? Kang Shim berusaha sabar menghadapi Tae Joo.
Kang Shim: “Kalau Direktur begitu khawatir, mengapa bukan Direktur sendiri yang mengemudikan mobil Ketua? Atau aku akan memberikan posisiku. Direktur sendirilah yang membantu Ketua.”
Tae Joo: “Sekretaris Cha!”
Kang Shim: “Seorang putra yang tidak peduli tentang ulang tahun ayahnya, dan sekarang dia meminta ini dan itu. Turut campur dan perhatian yang berlebihan seperti itu...membuat tak nyaman dan memberatkan.”
Tae Joo: “Kalau kubilang harus kau lakukan, maka lakukanlah!”
Kang Shim: “Maaf, tapi aku hanya menerima perintah dari Ketua, Direktur.”
Setelah memperingatkan Tae Joo yang menyebutnya ‘wanita ini’ untuk tidak bicara sembarangan di tempat kerja, karena akan dianggap sikap yang serius, Kang Shim permisi. Meninggalkan Tae Joo yang menahan kesal pada Kang Shim.
Ayah mengajak Seo Wool sebelumnya jongkok di depan pagar rumah untuk sarapan. Seo Wool makan dengan lahap karena dia belum makan sejak kemarin. Ayah lalu memberikan penjelasan pada Seo Wool bahwa Dal Bong tak bisa menikah dengan Seo Wool.
Bukan karena ayah tak menyukai Seo Wool seperti yang dia duga, tapi karena Dal Bong yang tak memiliki pekerjaan yang tetap dan bahkan tak bisa mengurus dirinya sendiri. Dan mengurus kehidupan orang lain akan sedikit menyusahkan.
Seo Wool: “Aku tahu sekali itu. Aku juga tak bilang akan menikahinya sekarang. Akan tetapi, aku pikir setidaknya dia mengingatku. Aku tak tahu dia akan berpura-pura tak tahu dan tak mengenalku sama sekali. Tapi aku penyelamat hidupnya.”
Ayah Cha: “Itu karena bocah nakal itu masih belum tumbuh dewasa. Aku benar-benar minta maaf.”
Seo Wool menghapus air matanya: “Ah, tidak. Ini bukanlah sesuatu yang harus Ayah ucapkan maaf. Jangan terlalu mengkhawatirkannya. Meskipun kelihatannya seperti ini, aku ini perempuan dengan harga diri. Aku akan melupakannya dengan keren.”
Ayah kemudian bertanya apa Seo Wool punya uang cukup untuk ongkos. Seo Wool tersenyum meminta ayah untuk tidak khawatir. Dia melanjutkan makan dengan sedih. Dari jendela restoran, Dal Bong mengintip dan menghela nafas.
Ayah pulang dan memberitahu Bibi bahwa Seo Wool sudah pergi. Bibi merasa lega dan juga heran karena begitu mudah menyelesaikan masalah itu. Lalu Bibi mengomentari Dal Bong yang pergi untuk mengembalikan suplemen perusahaan multi-level itu. Bibi mendengar sekali masuk, sulit untuk keluar.
Ayah memarahi Bibi yang kembali bicara sembarangan. Bibi ngambek, dia bilang dia akan menutup mulutnya.
Seo Wool hendak pulang kampung. Dia kesulitan membaca peta rute subway. Tiba-tiba Dal Bong muncul dan menawarkan diri untuk mengantar Seo Wool ke stasiun Seoul. Seo Wool menurut. Dal Bong bahkan membawakan tas milik Seo Wool.
Di dalam kereta, ada seorang pria yang duduk disamping Seo Wool dan sengaja meregangkan kakinya agar tempatnya lebih luas, lalu pura-pura tidur. Dal Bong menyuruh Seo Wool bertukar posisi. Dal Bong meregangkan kakinya mendesak pria tadi, dan menatap tajam pria itu yang hendak protes. Seo Wool tertawa melihatnya.
Masih di dalam kereta, ada yang berjualan suplemen yang sama dengan Dal Bong. Orang itu juga menawarkan suplemen itu pada Dal Bong. Itu membuat Dal Bong kesal dan menunjukkan suplemen miliknya yang ada di tas. Orang itu mengancam Dal Bong agar Dal Bong tidak mengambil lahannya itu.
Dal Bong turun duluan dan menyuruh Seo Wool turun di empat stasiun lagi, itulah stasiun Seoul. Tapi Dal Bong meninggalkan ponselnya di kereta, dan membuat Seo Wool mengikuti Dal Bong turun dari kereta hingga ke perusahaan multi-level yang didatangi Dal Bong.
Dal Bong bermaksud mengembalikan produk suplemen dan mengambil surat perjanjian yang di cap jempol tanpa kesadarannya. Dal Bong kesal pada seniornya yang telah menipunya. Dal Bong kesal karena di hari ulang tahun ayahnya, dia malah membuat ayahnya datang ke kantor polisi disaat dia ditangkap karena mencoba menjual produk itu.
Dal Bong menyadari kalau itu kesalahannya, makanya dia ingin berhenti. Tapi senior Dal Bong dan juga sang Manajer tak bisa memberikan surat perjanjian itu karena Dal Bong mengembalikan produk dalam keadaan rusak. Label yang kisut karena terkena air. Mereka menyuruh Dal Bong membayat 1,5 juta won jika ingin berhenti.
Perdebatan itu berakhir dengan Dal Bong yang memukuli seniornya. Lalu Dal Bong dipukuli oleh lima orang preman suruhan sang Manajer. Seo Wool menyaksikan itu semua. Dia meringis setiap kali melihat Dal Bong di pukuli. Dan saat Dal Bong dipukuli itu, di rumah ayah tak sengaja menumpahkan tahu yang baru saja dia buat.
Saat perkelahian berlangsung lebih sengit dan Dal Bong kehilangan kendali, Seo Wool berteriak sangat kencang menyuruh mereka untuk berhenti. Semuanya berhenti. Seo Wool memarahi pada preman yang mengeroyok dengan lima orang untuk menaklukkan satu orang lemah seperti Dal Bong. Seo Wool menyebut mereka tak tahu malu.
Seo Wool juga menggigit tangan Dal Bong yang tak mau melepaskan cengkraman tangannya pada si preman.
Seo Wool lalu membayar uang 1,5 juta untuk menyelesaikan semua masalah Dal Bong. Dia tak ingin Dal Bong diseret lagi ke kantor polisi yang menyebabkan ayah di panggil. Dal Bong ingin protes, tapi dia tak bisa melakukan apapun.
Dan sebagai imbalan karena menyelamatkan hidup Dal Bong untuk yang kedua kali, Seo Wool meminta Dal Bong mengijinkannya tinggal di rumah Dal Bong. Setidaknya sampai Dal Bong membayar kembali uang itu, karena dia tak punya uang lagi untuk kembali ke kampung dan dia tak mengenal siapapun di Seoul.
Dal Bong juga tak punya pilihan lain selain memenuhi permintaan Seo Wool itu. Apalagi Seo Wool mengancam akan memberitahu ayah tentang uang itu, dan Seo Wool memelas untuk penantian 12 tahunnya yang bahkan Dal Bong tak menepati janjinya.
Setelah Seo Wool berjanji kalau dia tak akan mengungkit masalah pernikahan dan tak akan memberitahu Ayah Cha tentang uang 1,5 juta won, Dal Bong membawa Seo Wool ke rumah. Dengan mengendap-endap. Berusaha agar tak terlihat ayah dan juga Bibi.
Dal Bong masih menggenggam tangan Seo Wool hingga mereka masuk ke pekarangan dan duduk bersama. Seo Wool yang menyadari itu lebih dulu. Dal Bong langsung melepaskan tangannya. Seo Wool tertawa dan bilang kalau Dal Bong memiliki tangan jantan. Dal Bong tampak gugup, tapi dia bilang kalau Seo Wool orang aneh.
Dal Bong menyembunyikan Seo Wool di atap (rumah atap), yang tampak seperti gudang. Dal Bong melarang Seo Wool membuka jendela kamar meski udaranya panas, jangan mencicit, dan bahkan jangan menyalakan lampu. Dal Bong hanya mengijinkan Seo Wool diam saja disana. Seo Wool mengerti.
Dal Bong: “Aku akan mencoba untuk membayarmu kembali secepat mungkin.”
Seo Wool: “Tidak perlu terburu-buru, bayar kembali perlahan-lahan, paham? Perlahan-lahan.”
Dal Bong berkata dengan kesal kalau dia akan membayar kembali secepat dia bisa, sesegera mungkin. Dal Bong lalu berkata pada dirinya sendiri kalau dia tak tahu apa yang dia lakukan ini sudah benar atau tidak.
Kang Shim menemui Ketua Moon yang memintanya datang saat dia dalam perjalanan pulang. Ketua Moon hendak menemui seseorang, tapi orang yang dia tunggu akan terlambat datang, jadi dia memanggil Kang Shim untuk menitipkan sesuatu.
Ketua Moon menitipkan amplop (yang sepertinya berisi uang) untuk diberikan pada Ayah Cha sebagai ungkapan penyesalannya atas Kang Shim yang jadi tak bisa mengurus ulang tahun ayah karena mengurus kecelakaan kemarin malam.
Kang Shim menolak, tapi Ketua Moon bilang itu untuk ayah, jadi tak semestinya Kang Shim menolak. Ketua Moon juga meminta Kang Shim untuk menyampaikan ucapan selamat ulang tahunnya.
Kang Shim akhirnya menerima. Lalu sebagai rasa terima kasihnya, Kang Shim menawarkan diri untuk menemani Ketua Moon sampai teman makan malamnya datang.
Di rumah, bibi menyiapkan kimchi tahu rebus yang disukai Dal Bong. Dal Bong berterima kasih, dan bilang kalau dia akan makan dengan lahap. Kang Jae yang ikut makan bersama mengomentari masakan bibi yang asin. Kang Jae meminta bibi menahan penggunaan garam karena makanan asin buruk untuk perut. Bibi bilang dia mengerti tapi dengan raut wajah ngambek.
Dal Bong memberitahu bibi dan ayah kalau dia sudah mengurus masalah kemarin dengan bersih, tanpa ada masalah. Kang Jae yang bermulut tajam mengungkit Dal Bong yang membuat masalah dengan perempuan. Dal Bong bilang itu bukan salahnya, hanya kesalahpahaman.
Kang Jae: “Itulah selalu masalahmu. Kau menyebabkan semua masalah, tetapi kau mengatakan itu bukan salahmu.”
Dal Bong kesal. Tapi Kang Jae terus memojokkan Dal Bong yang mempunyai keadaan seperti itu. Menyedihkan, malas, tak berguna, sama sekali tak ada baiknya. Sederhananya, Dal Bong adalah sisa-sisa yang tak kompeten. Dal Bong semakin kesal dan berteriak.
Kang Jae menyalahkan ayah yang selalu menutupi keadaan untuk Dal Bong, sehingga menjadikannya bengal.
Dal Bong berteriak pada Kang Jae: “Benar! Aku bengal, lantas mengapa? Memangnya jadi kakak itu adalah segalanya?”
Ayah: “Dal Bong! Hentikan sekarang. Tak semestinya kau begitu pada kakakmu. Kakakmu sudah terjaga dua hari berturut-turut, jadi dia sedang sangat sensitif.”
Dal Bong: “Ayah, karena Ayah selalu memenuhi maunya dia, dia jadi memandangku rendah! Ayah hanya peduli dengan Kakak si hebat. Ayah jadi begitu lemah lembut saat menyangkut dia! Memangnya aku anak yang Ayah pungut? Aku juga putra Ayah! Aku juga anggota dari keluarga ini. Ayah tak bisa melakukan ini kepadaku padahal kita adalah keluarga!”
Dal Bong kemudian bergegas masuk kamar. Ayah hendak menyusul, tapi Kang Jae menghentikan ayah untuk menghibur Dal Bong karena dia hanya akan jadi manja. Ayah pun diam. Bibi geleng-geleng kepala mendengar perkataan tajam Kang Jae.
Dal Bong kesal pada Kang Jae, jika dia bukan kakak mungkin Dal Bong sudah menghajarnya. Tapi Dal Bong kemudian pusing bagaimana dia memberitahu ayah tentang Seo Wool. Sementara itu, Seo Wool mencium bau kimchi tahu rebus, dia kelaparan. Perutnya pun mulai berbunyi.
Tae Joo datang ke restoran yang sama dimana Ketua Moon berada. Dia melihat Kang Shim yang tertawa di depan Ketua Moon. Tae Joo pun semakin yakin dengan pikirannya.
Kang Shim berjalan hendak keluar restoran karena teman Ketua Moon hampir sampai. Dan teman makan Ketua Moon adalah aktris senior yang tadi siang acaranya dilihat Ketua Moon.
Kang Shim di cegat Tae Joo, membuat Kang Shim terkejut. Tae Joo mengungkapkan kecurigaannya pada Kang Shim yang selalu tersenyum saat bersama Ketua Moon, serta Kang Shim yang selalu menggunakan kekuasannya. Dia menuduh Kang Shim memiliki hubungan khusus dengan ayahnya itu, kekasih rahasia.
Kang Shim tak percaya mendengar Tae Joo menuduhnya seperti itu. Tapi kemudian dia panik melihat teman kencan Ketua Moon. Kang Shim mengajak Tae Joo bicara di tempat lain. Tae Joo tidak mau dan malah menuduh Kang Shim ingin melarikan diri.
Tak ada cara lain agar Tae Joo tak melihat teman kencan Ketua Moon yang sebenarnya, Kang Shim memalingkan wajah Tae Joo dengan paksa. Membuat wajah Tae Joo jadi manyun-manyun. Setelah melihat tirai ruang makan Ketua Moon tertutup, Kang Shim baru menyadari apa yang telah dilakukannya barusan. Dia segera minta maaf.
Tae Joo tak terima, apa semua itu sesuatu yang bisa dijelaskan dengan kata maaf? Kang Shim tak bisa mengatakan apapun selain kata maaf. Kang Shim pamit hendak pergi, tapi Tae Joo menahan dan mengingatkan Kang Shim agar tidak bermimpi sesuatu yang lebih besar selain Sekretaris.
Kang Shim bilang Tae Joo sudah salah paham. Tae Joo bilang dia akan sangat berterima kasih kalau ini berakhir dengan hanya kesalahpahaman darinya.
Tae Joo kembali ke kantor dan menyuruh Sekretarisnya untuk membawa file yang berhubungan dengan Kang Shim dari HRD. Dari latar belakang keluarga sampai peringkat kinerja dan evaluasi kinerja kerja. Tanpa melupakan satu pun, temukan semua yang berhubungan dengan Kang Shim. Tae Joo meminta sekretaris untuk merahasiakan hal itu dari Kang Shim.
Tapi sekretaris itu menghubungi Kang Shim dan memberitahukan hal itu. Kang Shim kesal mendengarnya, tapi dia menyuruh sekretaris Tae Joo untuk setia pada Tae Joo dan melakukan perintahnya. Kang Shim mengerti kalau sekretaris itu khawatir padanya, jadi Kang Shim bilang dia yang akan mengurusnya nanti.
Kang Shim yang sedang makan ramen di minimarket mengumpat Tae Joo, “Mengapa menggali latar belakangku? Bagaimana kalau dia menggalinya? Apa yang akan dia lakukan dengan itu?”
Tae Joo yang ada di kantornya seolah menjawab pertanyaan itu, “Apa lagi yang akan kulakukan? Kau akan tahu.”
Tae Joo lalu mengingat senyum-senyum Kang Shim saat bersama Ketua Moon, juga Kang Shim yang menangis saat ibunya meninggal.
Ayah bicara dengan Dal Bong yang pura-pura tidur. Ayah meminta Dal Bong meminta maaf pada Kang Jae besok pagi.
Ayah: “Aku tak berpihak padanya. Kalian berdua sudah salah. Tapi, dalam kasus seperti ini, orang yang lebih muda yang meminta maaf. Paham? Kau harus melakukan itu.”
Saat ayah akan keluar, Dal Bong bangkit dan hendak memberitahu ayah tentang Seo Wool yang ada di atas. Tapi ayah salah mengerti, mengira Dal Bong akan menjelaskan tentang Seo Wool yang meminta pernikahan.
Ayah bilang dia percaya pada Dal Bong, dan meminta Dal Bong tidak khawatir karena dia sudah menyuruh Seo Wool pulang. Dan Seo Wool berjanji tak akan melekat pada Dal Bong. Dal Bong pun tak bisa mengatakan apapun lagi.
Ayah ke kamar Kang Jae yang masih mengerjakan sesuatu untuk koferensi besok. Ayah menyuruh Kang Jae istirahat karena sudah dua hari tidak tidur. Ayah kemudian memberi nasehat.
Ayah: “Kau adalah putra tertua serta pilar keluarga ini. Di rumah kita, kau mengambil tempatku. Kau tahu itu, kan? Yang termuda masih belum matang dan sulit diatur, jadi dia mungkin tak sesuai dengan keinginanmu. Tapi tetap saja, seperti seorang kakak, seperti seorang putra sulung, berhati besarlah dan pahami dia dan rangkullah dia. Dia jauh lebih muda darimu.”
Kang Jae tak menanggapi dan bilang kalau dia sibuk. Kang Jae mengusir ayah secara halus. Ayah meminta maaf karena sudah mengganggu dan segera keluar. Setelah ayah keluar, Kang Jae menghempaskan pulpennya ke meja dengan kesal. Entah kesal pada ayah yang menurutnya membela Dal Bong, atau pada ayang yang mengganggunya, atau pada ayah yang mengingatkan kalau dia pengganti ayah nantinya.
Ayah kemudian masuk ke kamar Bibi (bibi kayak lagi nonton film GHJ, tapi bukan IOTL, hehe..). Ayah meminta bibi memaklumi sikap Kang Jae. Bibi juga sudah tahu kalau Kang Jae makan berbagai makanan yang hambar. Ayah pikir dia lebih seperti itu setelah menjadi spesialis kanker perut.
Ayah: “Tapi tetap saja, aku makan kimchi rebus malam ini dengan sangat lahap. Itu benar-benar lezat. Sangat.”
Bibi: ” Aku sudah terbiasa dengan lidah tajam Kang Jae. Setelah dia menjadi dokter, dia merendahkanku.”
Ayah: “Bukan begitu yang sebenarnya dia rasakan. Dalam hatinya, dia benar-benar peduli padamu.”
Bibi tak ingin berdebat dan menyuruh kakaknya itu untuk beristirahat saja di kamar. Ayah pun pamit.
Ayah mematikan lampu ruang tengah dan masuk kamar untuk istirahat.
Seo Wool yang kelaparan masuk ke dalam rumah, sesaat setelah ayah masuk kamar. Dia segera mengendap ke dapur dan membuka tempat nasi. Seo Wool senang melihat nasi.
Seo Wool mengambil mangkuk dan menimbulkan bunyi. Ayah mendengarnya dan membuka pintu kamar, bertanya apa itu bibi. Tapi tak ada yang menjawab maka ayah pun mengira dia hanya salah dengar.
Saat Seo Wool mencari-cari makanan, Dal Bong mengendap keluar kamar untuk keluar rumah. Dal Bong naik ke atas untuk menemui Seo Wool. Karena tak ada jawaban saat Dal Bong mengetuk jendela, Dal Bong pun masuk ke dalam. Tapi di dalam, Seo Wool juga tak ada. Dal Bong kaget kemana Seo Wool.
Kang Shim pulang dan langsung menuju dapur untuk mengambil air minum dari kulkas. Dia juga menyalakan lampu dapur. Seo Wool yang sedang makan sambil berjongkok di dekat meja makan terkejut, tapi tetap diam di tempat.
Sampai akhirnya Kang Shim melihat Seo Wool dan berteriak sangat kencang, membuat semua penghuni rumah berkumpul. Mereka pun melihat Seo Wool. Kang Shim heran pada ayah dan bibi yang mengenal Seo Wool.
Yang terakhir datang adalah Dal Bong, dia menanyakan apa yang terjadi sambil memasang kuda-kuda. Semuanya menunjuk ke arah Seo Wool dengan gerakan kepala. Dal Bong menoleh dan melihat Seo Wool. Dia bingung kenapa Seo Wool ada disana, apa yang Seo Wool lakukan. Seo Wool meminta maaf, ia hanya lapar. Dal Bong pun kesal dibuatnya.
***
…Bersambung ke episode 3…
Note: Ayah yang bijaksana dan pengertian. Sebelum tidur, dia berusaha membuat hati anggota keluarga lebih nyaman, satu persatu.
Yang membuatku tertarik pada drama ini bukan ceritanya yang tak biasa, justru karena ceritanya yang biasa mengungkap kenyataan yang terjadi sesungguhnya dalam kehidupan kita. Dimana kita sering lupa pada orang yang telah membawa kita ke dunia dan terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri.
Oya mian ya kalau sinopsisnya tidak lengkap seperti biasa, rencananya sih ingin mengejar ketertinggalan 10 episode. Semoga bisa, dan semoga readers juga menyukai drama ini, biar lebih semangat nulisnya.. Hehe…
ska critany rngan menarik,jd ga sbar nunggu eps slanjtny.mga trus updet snops-ny.smgat truss
ReplyDeleteMakasih sinopsisnya mbak, lanjut y mbak :D
ReplyDeleteLanjut dung sinopnya... ditunggu ditunggu
ReplyDeleteUdah nonton dramanya tp ada yg kelewatan jd seneng ada yg mau buat sinopnya
ReplyDeleteaku suka ceritanya. menarik, bikin penasaran sama kelanjutannya.
ReplyDeletetulisan dan komentar autornya juga cocok, sukses terus deh buat blog ini.
salam kenal
akan di update koq teman-teman, jadwalnya hari kamis/jumat ya.. :)
ReplyDeleteduh jadi gasabar nunggu kamis jumaaaat~ ttp ditunggu kok mba lanjutannya penasaran sama hyungsiiiik >< btw baru tau ini blog lain mba mumu XD yg dulu kenapa emang mba? *kepo*
ReplyDelete