Plus Nine Boys Episode 6 - 1
= Kang Min Goo (19) =
“My Destiny.. Satu arah dari sini!”
= Goo Kwang Soo (39) =
“Misteri satu dekade-ku.. Masih tidak tahu mengapa aku dibuang,”
= Kang Jin Goo (29) =
“Aku telah jujur untuk pertama kalinya.. Tapi aku tidak bisa memberitahunya apa yang benar-benar ingin aku katakan.”
***
Jin Goo masih belum mendapatkan balasan dari Se Young. Begitu duduk di mejanya di kantor, Jin Goo mendapati Se Young yang sudah menaruh buku dan kotak tisu di dinding pembatas meja mereka. Jin Goo berdecak.
Kemudian dari balik pembatas Se Young meminta Jin Goo untuk mencetak semua foto dari perjalanan mereka kemarin karena direktur menginginnkannya dicetak, dia membutuhkannya. Jin Goo bilang dia mengerti.
“Ada yang lebih panjang, dinding yang lebih kokoh daripada Tembok Cina. Itu adalah pikiran seorang wanita yang tertutup pada seorang pria.”
Dan perang dingin pun dimulai. Se Young menghindar pergi dengan pura-pura menelpon saat Jin Goo datang bergabung untuk mengobrol dengan yang lain.
Se Young menunjukkan wajah masamnya saat mereka akan makan bersama dengan Jae Bum dan Go Eun. Se Young juga lebih memilih duduk disamping Jae Bum dan menganggap Jin Goo tak ada disana.
***
Track 6
We Love Aliens
***
Kwang Soo dimarahi atasannya karena para penulis skrip programnya lari dari tanggung jawab dan rating penonton yang rendah. Atasan Kwang Soo juga meragukan apakah tayangan untuk minggu ini akan berjalan dengan baik. Tak hanya itu, dia juga kesal karena Kwang Soo ingin kembali ke program Music Camp.
Kwang Soo meminta atasannya itu untuk tidak khawatir, dia akan menghubungi dan menemui para penulis skrip itu.
“Lakukanlah dengan baik. Jika rating tetap jatuh seperti ini, aku akan mengirimmu ke Departemen Programing.”
Kwang Soo langsung keluar tanpa mengatakan apapun lagi dan duduk ke mejanya. Young Hoon menghampiri dan meminta Kwang Soo mentraktirnya makan daging karena Kwang Soo pasti memegang gaji penulis skrip yang menghilang.
“Apa rahasiamu? Bagaimana kau membuat semua gadis lari seperti itu?”
Kwang Soo kesal seharusnya penulis skrip itu memberitahunya jika dia ingin keluar. Kwang Soo menyebutnya tidak sopan. Young Hoon berpendapat lain, dia pasti pernah mengatakan sesuatu, karena setiap perpisahan pasti ada tanda-tanda. Young Hoon juga yakin kalau Da In memberikan tanda pada Kwang Soo sebelum meninggalkan Kwang Soo. Young Hoon menyebut Kwang Soo idiot karena tak mengenali tanda itu.
Kwang Soo kesal karena Young Hoon membawa-bawa Da In lagi di saat dia sudah melupakannya.
“Menurut istriku, kata-kata seorang wanita mempunyai ratusan arti yang berbeda.”
Kwang Soo mendesah, kenapa tidak mengatakannya langsung daripada berbelit menghabiskan tenaga. Young Hoo bilang Kwang Soo perlu untuk mempelajari bahasa yang dikatakan wanita jika dia ingin menikah. Lupakan saja, Kwang Soo bilang dia akan tetap melajang.
Tapi sepertinya itu hanya omong kosong, karena Kwang Soo melamun mengingat Da In. Tepatnya mengingat ekspresi Da In yang tampak kesal, tapi Da In bilang dia tidak kesal.
“Aku hebat dalam mengisi soal dalam ujian SAT.. tapi bahasa wanita selalu membuatku tidak mengerti.”
***
Chang Hee memberikan sebuah ide pada Min Goo untuk mengetahui apakah Soo Ah menyukai Min Goo atau tidak. Yaitu dengan mengirim pesan. Kirim pesan seperti ini: “Apa kau tidak menyukaiku?”, jika Soo Ah menjawab “Huh? Kau?” berarti dia antara suka dan tidak suka. Jika Soo Ah menjawab “Apa? Kenapa?” itu berarti dia menyukai Min Goo.
Ki Chan bertanya, bagaimana jika Soo Ah tidak menjawab. Simpel, berarti Sop Ah tidak peduli. Ki Chan setuju dengan Chang Hee dan menyuruh Min Goo untuk mengirim pesan. Ki Chan juga bilang kalau dia punya feeling Soo Ah akan mengacuhkan Min Goo.
“Hanya pecundang yang akan melakukan itu. Dia adalah…”
“Takdir.” Ujar Chang Hee dan Ki Chan berbarengan menyambung kata-kata Min Goo.
Lalu mereka menertawakan Min Goo, dan berencana mengirimkan pesan seperti itu pada gebetan mereka masing-maing.
Min Goo keluar dari aula latihan dan hendak mengirimkan pesan seperti yang Chang Hee bilang tadi, tapi urung dilakukan. Min Goo tak punya keberanian untuk menerima hasilnya nanti. Dia pun mengambil selfie dan mempostingnya ke kakao story.
“Kau seharusnya tidak meragukan tentang takdirmu.”
***
Min Goo mencegat Soo Ah di depan tempat les. Min Goo memberikan hadiah kecil untuk Soo Ah, sekotak kopi susu, lagi.
“Kau suka kopi susu? Coba tebak apa yang aku suka?” Min Goo mencondongkan badan pada Soo Ah, “I love you.” Dan tak lupa mengedipkan mata.
Soo Ah tak mengatakan apapun dan berjalan masuk. Min Goo berteriak pada Soo Ah kalau mereka sudah kencan selama 10 hari. Min Goo melambaikan tangan, sedangkan Soo Ah diam-diam mencibir Min Goo.
Soo Ah mengeluh pada teman-temannya kalau Min Goo adalah pria yang paling kekanak-kanakan diantara semua pria yang dia kenal. Soo Ah juga memberitahu kalau Min Goo mengatakan ‘I love you’ setelah memberinya kopi susu. Teman Soo Ah yang berambut panajang tertawa, karena Min Goo mengatakan hal itu. Teman Soo Ah yang gemuk bilang kalau atlet bisa menjadi cute.
“Aku berpikir untuk bermain-main dengannya karena dia manis. Tapi ini terlalu menakutkan.”
Soo Ah kesal karena Min Goo selalu mengikutinya kemanapun dia pergi, dan Min Goo terlalu mendramatisir. Min Goo menjaga Soo Ah dari desakan para penumpang di bis dan berteriak pada mereka untuk tidak menyakiti Soo Ah. Soo Ah merasa malu karenanya.
Soo Ah bilang dia mencari kejantanan dari seorang atlet judo, siswa SMA tidak memilikinya. Apalagi Min Goo selalu mengatakan kalau dia adalah takdirnya. Soo Ah merasa kesal karena itu sangat kekanakan.
Teman Soo Ah bertanya apa yang akan dilakukan Soo Ah, apa akan mencampakkan Min Goo. Tidak, Soo Ah akan membuat Min Goo pergi sendiri. Dia punya rencana.
***
Ketua Jo memarahi Jin Goo karena ada masalah dengan produk kencan romantis yang dia buat. Ketua Jo melihat di internet bahwa program jodoh di TV dibatalkan karena ada skandal, sebuah kecelakaan pada bintang tamu. Dan itu akan berakibat pada produk romantis mereka yang diusulkan Jin Goo. Ketua Jo marah karena Jin Goo mengaitkan produk mereka dengan program TV itu. Padahal menurut Jin Goo, Ketua Jo yang menyuruhnya melakukan itu.
Tak hanya pada Jin Goo, dia juga marah-marah pada Se Young karena sudah mengirim materi ke percetakan. Ketua Jo marah karena Se Young melakukannya dengan cepat. Jin Goo melawan Ketua Jo dan berkata dengan nada tinggi. Se Young tidak bersalah dan dia akan mengambil semua tanggung jawab.
Akibatnya Ketua Jo semakin marah dan menyuruh mereka berdua kerja lembur untuk membuat laporan proses dan solusi karena dia akan melaporkan hal itu pada atasannya minggu depan.
***
Dong Goo berlatih akting dengan Baek Ji. Dia akan memperagakan seorang pria yang menyatakan cinta. Baek Ji sudah tersenyum saat Dong Goo mengambil tangannya dan menaruhnya di dada. Namun, saat Dong Goo berkata dengan mengeja, wajah Baek Ji berubah tak nyaman. Apalagi setelah itu Dong Goo lupa dengan dialognya.
Kemudian Min Joon mengambil tempat Dong Goo untuk latihan, dan kali ini Min Joon mengucapkan dialognya dengan lancar. Membuat Baek Ji terpesona dan merasa gugup. Bahkan setelah duduk kembali, Baek Ji terus menatap Min Joon dengan tersenyum, mengacuhkan Dong Goo.
***
Min Goo menepati janjinya untuk menemui Soo Ah setelah Soo Ah selesai belajar. Soo Ah kemudian bertanya pada Min Goo, kapan Min Goo akan berhenti mengikutinya.
“Tidak akan pernah, selamanya. Kau kau adalah takdirku.”
Soo Ah bertanya dari mana Min Goo tahu kalau dia adalah takdirnya. Min Goo bilang dia bisa merasakannya. Kalau begitu Soo Ah meminta Min Goo membuktikannya. Jika Min Goo bisa membuktikannya, maka dia akan percaya pada Min Goo.
Min Goo bilang kalau itu tak bisa dilihat mata. Min Goo menaruh tangan Soo Ah di dadanya, untuk menunjukkan kalau itu bisa dirasakan disana. Kemudian Soo Ah meminta Min Goo untuk melakukan tes, apakah dia benar-benar takdirnya atau bukan.
Tes itu adalah dengan menaiki lift yang berbeda, dan menentukan tujuan. Jika mereka bisa keluar di lantai yang sama, berarti mereka takdir. Tapi jika mereka berbeda lantai, berarti mereka bukan takdir. Ki Chan merasa itu tidak masuk akal, dan terlihat sulit. Persentase keberhasilan hanya 1 banding 15 (ada 15 lantai).
Chang Hee berpendapat kalau Soo Ah pasti tidak menyukai Min Goo. Dia membuat rencana seperti itu karena Min Goo selalu mengatakan tentang takdir. Walau Min Goo tampak ragu, dia membela Soo Ah dengan bilang kalau Soo Ah bukanlah gadis biasa. Dia manis dan suka hal-hal yang romantis seperti itu.
Ki Chan menebak mungkin Soo Ah akan memencet tombol lantai dengan nomor kesukaannya. Sedangkan Chang Hee menebak Soo Ah akan memencet tombol lantai 1. Itu semua sebuah trik, karena biasanya orang akan memencet tombol untuk naik ke atas, maka Soo Ah akan memencet tombol lantai 1 dan tetap berada disana.
Ki Chan membenarkan tebakan Chang Hee karena tidak akan ada yang memikirkan lantai 1. Chang Hee menambahkan, itu semua untuk menyingkirkan Min Goo. Ki Chan lalu bertanya apa Min Goo akan berhenti menemui Soo Ah jika dia gagal.
Min Goo membenarkan, tapi dia yakin kalau dia akan berhasil. Setidaknya itulah yang dia rasakan.
***
Young Hoon dan Kwang Soo makan siang bersama. Mereka masih membahas penulis skrip yang masih belum bisa dihubungi. Young Hoon bilang berdasarkan pengalamannya menikah selama beberapa tahun, pria tidak akan pernah mengerti wanita jika pria menggunakan alasannya. Jadi, terlalu berpikir banyak, Kwang Soo hanya perlu mengatakan kalau semua adalah kesalahannya dan meminta maaf.
Kwang Soo bilang dia tak mengerti apa kesalahannya, penulis skrip itu seharusnya tidak menghilang seperti itu. Young Hoon menghela nafas, karena itulah Kwang Soo dalam kekacauan sekarang ini. Terlihat sangat jelasn. Da In juga pasti lari karena Kwang Soo seperti itu. Kwang Soo kesal karena Young Hoon membawa-bawa Da In lagi.
***
Se Young dan Go Eun sedang di café Da In. Menceritakan penderitaan akibat Ketua Jo yang membuat Se Young harus lembur. Da In bertanya apa Jin Goo juga pergi lembur. Se Young hanya menghela nafas.
Tapi Go Eun bilang Jin Goo benar-benar keren. Dia melawan Ketua Jo untuk Se Young. Hingga Go Eun merasa hatinya berdebar. Jin Goo selalu bercanda, tapi dia serius saat bekerja. Go Eun berpikir pria pekerja keras itu hot. Da In membenarkan, pria pekerja keras memang hot, tapi itu bisa menyulitkan wanita.
“Pria yang paling buruk adalah pria yang sibuk.”
Go Eun pun menebak kalau Da In pernah mengalaminya dan meminta Da In untuk bercerita. Go Eun penasaran dan ingin tahu tipe pria seperti apa yang disukai Da In. Se Young ikut penasaran, apa Da In pernah berkencan dengan pria yang super sibuk?
Da In membenarkan, dia sangat sibuk, paling sibuk di dunia. Seorang PD TV. Da In pun mulai bercerita. Pria itu yang merupakan Kwang Soo adalah seorang pria yang baik. (tapi Da In tak menyebutkan nama Kwang Soo pada Se Young dan Go Eun)
Saat itu dia sangat sibuk sebagai asisten produser. Dia selalu tidur dalam setiap kencan. Awalnya Da In merasa kasihan padanya, tapi Da In jadi kecewa karena itu terus berlangsung.
Lalu saat dia harus bertemu teman Da In untuk pertama kalinya, dia datang tapi dengan penampilan yang kacau (Kwang Soo penuh keringat karena dia berlari menuju tempat itu). Da In melihat Kwang Soo sangat sibuk hingga dia tak sempat mandi. Da In tampak tak nyaman dengan penampilan Kwang Soo dan Kwang Soo yang makan dengan lahap.
Da In merasa bersyukur dia menyempatkan waktu untuk datang. Tapi mungkin karena belum dewasa saat itu, Da In merasa kecewa. Go Eun setuju, karena seharusnya pria itu tampak baik di depan teman Da In. Bagaimana bisa pria itu tak mengerti hal seperti itu.
Tapi Se Young bilang setidaknya pria itu datang, dia pasti bekerja sebelum datang. Menurut Se Young pria yang datang dengan rapi jali dan bermain mata dengan teman kita, adalah yang paling buruk.
“Aku mengerti karena itu adalah pekerjaan sibuk. Tapi terus berkata tidak apa-apa dan akhirnya dia benar-benar berpikir kalau itu tidak apa-apa.”
Da In bilang pria itu benar-benar pekerja keras. Dia ambisius dengan mimpi besar, dia tak suka kalah. Karena itulah Da In jatuh cinta pada pria itu. Tapi dia menempatkan karirnya di depan kehidupan cintanya.
Seakan menjawab perkataan Da In, Kwang Soo yang masih bersama Young Hoon bilang kalau itu tidak mungkin. Dia melakukan yang terbaik untuk Da In. Young Hoon membenarkan, Kwang Soo pernah hampir di pecat karena Da In. Bukan hanya itu, Kwang Soo bilang dia juga hampir mati. Kwang Soo kemudian bercerita.
Kwang Soo bergadang semalaman dan dalam rangka menemui Da In, dia tak berhenti meminum minuman penambah energi. Kapanpun dia melihat Da In tertawa, semua kelelahannya akan menghilang.
Kwang Soo saat itu menemui Da In. Kwang Soo bilang pada Da In kalau dia merasa lelah, tapi merasa bertenaga kapanpun dia melihat Da In. Da In saat itu bilang kalau Kwang Soo juga manis saat tidur.
Kwang Soo bilang mata besar Da In sangat cute saat dia tertawa. Dan saat itu, saat Da In memintanya bertemu dengan temannya, Kwang Soo bertekad untuk memenuhi permintaannya. Bahkan dia berlari sangat jauh agar tidak terlambat datang, karena jalanan macet. Kwang Soo bilang dia melakukan semua yang diinginkan Da In.
Tapi Da In bilang pada Se Young dan Go Eun, bahwa paling tidak pria itu seharusnya sering menelpon, atau mengirim pesan yang mengatakan kalau dia rindu. Go Eun membenarkan, pria selalu punya waktu untuk merokok, tapi tak punya waktu untuk mengirim pesan.
“Itu lebih baik daripada seorang pria yang mendapatkan pesan dari jutaan wanita.” Ujar Se Young.
Go Eun penasaran, apakah karena hal itu Da In putus dengan pria itu. Da In bilang dia putus karena hari itu. Go Eun dan Se Young penasaran dengan yang terjadi di hari itu.
Disaat yang bersamaan Young Hoon juga membicarakan tentang hari itu. Dia berpikir hari itu pasti ada alasan yang penting. Kwang Soo keukeuh kalau hal itu tidak ada. Young Hoon merasa itu sebuah misteri, dia tetap berpikir ada sesuatu yang terjadi sebelumnya.
Kwang Soo kesal, tidak bisakah Young Hoon urus saja masalahnya sendiri. Young Hoon tertawa. Dia merasa masalah Kwang Soo itu menarik. Kwang Soo yang kesal kemudian pergi duluan.
Kwang Soo berjalan dengan sendu, ternyata dia memikirkan apa yang dikatakan Young Hoon tadi.
“Apakah benar-benar ada tanda sebelum perpisahan? Perpisahan datang dengan tak diduga-duga untuk pria.”
***
Dong Goo tanpa sengaja mendengar Min Joon yang meminta Baek Ji menjadi pacarnya. Dong Goo kemudian mengintip mereka.
Min Joon berjanji pada Baek Ji kalau dia akan bermain dengan Baek Ji setiap hari, dan mereka bisa bersepeda dengan sepeda miliknya. Mereka juga bisa bermain piano bersama, dan Min Joon akan mentraktir Baek Ji. Tanpa ragu, Baek Ji menyetujuinya.
Min Joon kemudian menggandeng Baek Ji pergi darisana. Tanpa menyadari ada hati yang terluka. Dong Goo patah hati.
“Aku menghabiskan tiga tahun dalam hidupku bersama Baek Ji. Seperti itulah bagaimana kami putus.”
***
Go Eun memberikan makanan untuk Se Young dan Jin Goo karena mereka akan lembur. Go Eun juga memberikan semangat untuk mereka.
Jae Bum menghampiri Se Young dan menawarkan bantuan. Se Young menolak, dia hampir selesai. Jae Bum menawarkan untuk membelikan makan malam. Se Young juga menolak dan mempersilahkan Jae Bum pulang saja. Jae Bum mengerti dan meminta Se Young untuk cepat pulang karena akan segera hujan, dan jangan bertengkar lagi dengan Jin Goo. Jae Bum pun pamit pada Se Young dan Jin Goo.
Jam 9 malam. Jin Goo dan Se Young masih bekerja dalam diam. Jin Goo beberapa kali mengintip Se Young dari balik tumpukan buku dan kotak tisu. Jin Goo kemudian bertanya apa Se Young mau makan malam. Se Young bilang dia tidak lapar.
Jin Goo tersenyum tipis, dia lalu pergi keluar untuk membeli makan.
Tapi begitu sampai di bawah, dia sadar dompetnya tertinggal dan kembali ke atas. Dia mendapati Se Young sedang makan mie instan dengan lahap.
Se Young sadar Jin Goo melihatnya, tapi dia pura-pura biasa saja. Jin Goo tampak kesal dengan kebohongan dan sikap Se Young. Dia mengambil dompetnya, lalu pergi lagi.
Waktu bergulir kembali. Se Young dan Jin Goo harus menunggu di luar ruangan karena ruangan akan dibersihkan oleh seorang petugas.
Mereka menunggu di luar dengan berjarak. Se Young tampak sibuk dengan ponselnya, sementara Jin Goo terus melirik Se Young.
Jam 11 malam. Se Young menghubungi seseorang, untuk bertanya bagaimana caranya mencari jumlah rata-rata dalam excel. Se Young melakukan seperti petunjuk, tapi dia tak berhasil. Jin Goo yang mendengar itu kemudian menghampiri Se Young dan melakukannya untuk Se Young.
Se Young yang tak ingin dihampiri Jin Goo memilih pergi sambil masih menelpon. Jin Goo menghela nafas.
***
Bersambung ke bagian 2~
***
Rupanya ada kesalahpahaman antara Da In dan Kwang Soo. Mereka kurang berkomunikasi. Da In tak enak menuntut lebih dari Kwang Soo yang sangat sibuk, dan Kwang Soo menduga Da In memang sudah mengerti dirinya. Jadi inget Hae Soo dan Jae Yeol, mereka membicarakan yang membuat mereka tak enak secara terbuka. Harusnya Da In dan Kwang Soo seperti itu, hehe…
Min Goo yang polos, kasihan sekali.. Gadis yang dia sebut sebagai takdirnya malah tidak merasa demikian. Jadi penasaran dengan hasil tes mereka. Semoga Min Goo bisa keluar di lantai yang sama ya..
Jin Goo dan Se Young. Memang akan tak nyaman rasanya jika dua bersahabat pria dan wanita, salah satunya memiliki rasa yang lebih dan mengungkapkannya. Sebenarnya memang akan lebih baik jika Jin Goo tak menyatakan perasaannya dan tetap berteman seperti itu. Apalagi ada peristiwa pedih di masa lalu di antara mereka.
Tapi lagi-lagi, jika saja Se Young mau mendengarkan penjelasan Jin Goo dengan kepala dingin, mungkin mereka tidak akan berakhir dengan musuhan seperti itu. Semoga di bagian 2 hubungan mereka membaik ya..
*note: mulai bagian ini dan untuk selanjutnya, paragraf yang aku miringkan adalah kilas balik atau penuturan kilas balik ya..
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya. Tapi mohon maaf komentar akan dimoderasi ya.. jadi gak akan langsung muncul di halaman post.. Dan pasti akan saya baca semua, walau tidak saya balas. XD