What Happens To My Family Episode 5
Ayah tak mau masuk ke dalam rumah meski hujan dan dibujuk Bibi. Beliau khawatir anak-anaknya akan kehujanan karena tak membawa payung. Bibi yakin kalau mereka akan naik taksi dan sebagainya, jadi ayah Cha tak perlu khawatir. Bibi bilang kalau ayah memiliki cinta sepihak pada anak-anaknya. Dan memang terbukti benar.
Hujan sudah agak reda. Anak ayah yang pulang duluan adalah Kang Jae, lalu Kang Shim, lalu Dal Bong dan Seo Wool. Pada mereka semua ayah bertanya apa mereka kehujanan, dan apa mereka sudah makan.
Kang Jae menjawab kalau dia pulang naik taksi dan sudah makan, lalu masuk ke dalam rumah. Kang Shim menjawab kalau dia diantarkan rekan kerja sampai depan, dan sudah makan, lalu masuk ke dalam rumah. Dal Bong menjawab saat dia turun dari bis sudah tidak hujan dan dia juga sudah makan, lalu beranjak masuk ke dalam.
Namun Seo Wool yang pulang bersama Dal Bong menyindir. Bukan seperti itu seharusnya sikap seorang anak. Jika ayah bertanya apa sudah makan, maka Dal Bong harus bertanya balik. Seo Wool lalu bertanya pada ayah, dan ternyata ayah belum makan. Seo Wool kembali menyindir Dal Bong lagi, seharusnya Dal Bong berkata “Ayah pasti lapar” dan mempersilahkan ayah makan, dan dia yang akan menutup tokonya.
Dal Bong tersentil, maka dia pun mengikuti kata-kata Seo Wool, mempersilahkan ayah makan dan dia yang akan menutup tokonya. Ayah mulanya tak mau, tapi Seo Wool meyakinkan ayah. Ayah pun masuk ke dalam, dan diam-diam tersenyum.
Ayah pergi ke dapur, menyiapkan makanannya sendiri dan makan sendiri. (Hiks..)
***
Kang Shim mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Moon. Jika ada sesuatu yang dibutuhkan, Ketua meminta Kang Shim memberitahu. Bahkan Ketua Moon bilang sekarang dia adalah milik Kang Shim.
Esok hari, Kang Shim memulai harinya di jam 3 pagi. Dia memberitahu ayah kalau dia pindah kerja ke ruangan Direktur, jadi dia harus membiasakan waktu lagi.
Ayah bingung, apa Kang Shim mendapatkan penurunan jabatan? Kang Shim bilang bukan seperti itu. Tapi dia tak menjelaskan lebih lanjut lalu pergi.
Kang Shim mendapatkan bantuan dari beberapa orang. Supir Ketua Moon memberi kabar saat Tae Joo berangkat dari rumah. Resepsionis juga memberi kabar saat Tae Joo sudah sampai di lobi. Sementara itu sejak pagi Kang Shim mengatur ruangan Tae Joo dan bersih-bersih.
Kang Shim menunggu Tae Joo di depan lift dan memberi salah ketika Tae Joo sampai. Tapi Tae Joo bilang dia tidak suka dalam yang hanya formalitas saja. Lalu saat Kang Shim hendak membawakan tasnya, Tae Joo menolak. Dia bilang tas itu adalah bagian dari fashion-nya.
Saat Tae Joo datang dia melihat ruangan menjadi sangat sangat bersih. Tapi sayang, Tae Joo mempersulit Kang Shim. Dia meminta tata letak ruangan dikembalikan seperti semula. Karena dia tidak suka jika apa yang dia simpan di rapihkan orang lain.
Tak hanya itu, Tae Joo menolak teh ginseng plus madu yang disiapkan Kang Shim. Dia beralasan kalau dia hanya minum teh mint, tehnya pun teh seduh. Begitu juga kopi, dia tidak suka apapun yang instan. Kang Shim kesal, tapi dia menahannya. Oya, Tae Joo juga menyuruh Kang Shim menyingkirkan vas bunga yang ada di meja, dan itu adalah hadiah dari Kang Shim.
Ternyata Tae Joo mendapatkan bocoran tentang Kang Shim dari salah satu staf kesekretariatan di kantor Ketua Moon yang sudah bekerja selama 1 tahun bersama Kang Shim. Staf itu bilang kalau Kang Shim adalah pecandu pujian, alergi penolakan, dan penggila kerja.
Jadi Tae Joo menyimpulkan bahwa dia jangan pernah memuji Kang Shim, menolak semuanya dengan segala cara, dan memperlakukan dia sebagai sekretaris biasa, untuk menjatuhkan Kang Shim dalam sekejap. Tapi staf itu bilang Tae Joo harus mengendalikan intensitasnya, karena Kang Shim mungkin saja akan meledak, dan Ketua Moon saja menjaga jarak saat Kang Shim seperti itu.
Tapi sayangnya Tae Joo tidak tahu bahwa Kang Shim sudah tahu kalau staf itu memberikan bocoran padanya. Karena Kang Shim lah yang menyuruh staf itu memberikannya pada Tae Joo, saat staf itu melapor kalau Tae Joo meminta bertemu diam-diam dengannya.
Tae Joo melancarkan lagi aksinya. Dia memberikan pekerjaan yang sangat banyak pada Kang Shim dalam waktu yang singkat. Kang Shim kesal tapi tetap menyanggupinya. Dan beruntung dia mendapatkan ide untuk menyelesaikan semua itu tepat pada waktunya.
Membuat Tae Joo heran bagaimana Kang Shim bisa melakukannya, padahal saat dia intip Kang Shim sedang asyik santai dimejanya, tidak tampak sedang mengerjakan sesuatu. Tae Joo bertanya pada Kang Shim bagaimana Kang Shim melakukannya. Tapi Kang Shim bilang itu adalah rahasia kerjanya. (aku juga penasaran, Kang Shim pakai cara apa..)
Saat di rumah, Kang Shim diminta ayah untuk ikut kencan buta dengan seorang pria yang direkomendasikan bibi. Kang Shim menolak, karena sudah lama sekali dia bilang kalau dia tidak ingin menikah. Kang Shim kesal pada bibi, juga pada ayah yang mengatakan pada bibi kalau dia mendapatkan penurunan jabatan padahal dia sudah bilang bukan seperti itu.
Bibi juga menyinggung Kang Shim yang mencium orang tak dikenal saat mabuk. Bibi bilang itu adalah tanda kalau Kang Shim membutuhkan seorang pria. Ayah membekap mulut bibi untuk agar tak mengatakan apapun lagi.
Kang Shim kesal, dia merasa dirumah itu dia tak punya hak dan privasi. Kang Shim kembali membuka tabungan dan katalog apartemen. Dia bertekad untuk meninggalkan rumah agar dia bisa hidup.
***
Ternyata beginilah awal mulanya Dal Bong dan Eun Ho bermusuhan:
Kejadiannya di SMP setelah pertemuan mereka dengan Seo Wool di sungai, tepatnya setelah Seo Wool menolong Eun Ho yang dia kira Da Bong.
Diam-diam Dal Bong menyukai Seo Wool. Dia kelas dia memandangi foto Seo Wool. Eun Ho datang mengejek dan merebut foto Seo Wool dari tangan Dal Bong. Eun Ho kemudian meremas dan membuang foto itu. Dal Bong marah dan memukul Eun Ho. Lalu mereka pun berkelahi.
(Ah…ternyata Dal Bong diam-diam sudah suka pada Seo Wool sejak 12 tahun yang lalu..)
Seo Wool pergi ke café tempat kemarin dia dibawa Eun Ho untuk mengambil sepatu yang ketinggalan. Pelayan café memberikan kartu nama Eun Ho agar Seo Wool menghubungi Eun Ho jika ingin mengambil sepatu itu.
Seo Wool pun bertanya Eun Ho di restoran miliknya. Eun Ho membelikan patbingsoo (es serut). Eun Ho pun bertanya tentang hubungan Seo Wool dan Dal Bong. Dari Seo Wool, Eun Ho pun tahu kalau Seo Wool adalah orang yang menyelamatkannya saat itu. Tapi Seo Wool mengira kalau itu Dal Bong, karena Eun Ho berbohong menggunakan nama Dal Bong.
Eun Ho pun menelpon Dal Bong untuk mengkonfirmasi hal itu. Dal Bong lalu menemui Eun Ho di kantornya. Eun Ho menyebut Dal Bong keterlaluan karena sudah menipu Seo Wool, seorang gadis desa berhati murni. Eun Ho bilang kalau yang jatuh di air adalah dia bukan Dal Bong. Eun Ho bahkan mengancam untuk memberitahu Eun Ho.
Dal Bong kesal karena Eun Ho sendiri yang dari awal bercanda seperti itu dan memperumit semuanya. Memakai namanya dan bahkan memintanya untuk menikah. Eun Ho bilang Dal Bong bisa meluruskan semuanya kapan saja, tapi kenapa Dal Bong diam saja.
Eun Ho bilang haruskah dia memberitahu Seo Wool dan memintanya memulai hubungan, atau haruskah dia rahasia sementara waktu dan bermain-main saja? Karena ternyata Kang Seo Wool lebih manis dari yang dia bayangkan. Dal Bong yang kesal hendak memukul Eun Ho, tapi keburu datang Seo Wool yang kemudian meminta mereka berdamai. Dal Bong tidak mau dan segera pergi.
Tapi ternyata yang sampai rumah duluan adalah Seo Wool. Seo Wool menunggu Dal Bong pulang sambil membantu menjaga restoran Joong Baek. Saat bertemu Seo Wool, Dal Bong bertanya apa Eun Ho mengatakan sesuatu? Seo Wool bilang Eun Ho tak mengatakan apapun. Dal Bong lalu marah karean Seo Wool pergi menemui Eun Ho, orang yang paling dia benci.
Seo Wool lalu memberikan sepatu itu, Seo Wool bilang dia pergi menemui Eun Ho untuk mengambil itu. Seo Wool lalu bilang, meski Dal Bong merasa hidup itu berat, mestinya Dal Bong bisa hidup selagi menunduk melihat sepatu ayah sesekali.
“Sebagai seorang putra, kau bahkan tak peduli kapan ayahmu terakhir makan, dan kau bahkan tak tahu sepatu apa yang dipakainya. Rasanya seakan dia akan berada di sini selamanya, kan? Tidak. Sama sekali tidak. Orang tua tidak akan menunggumu. Jadi jangan sesali nanti, dan lakukanlah yang baik-baik selagi dia ada di sampingmu. Paham?”
Seo Wool lalu menyuruh Dal Bong memakaikan sepatu itu pada ayah, dan minta 1000 won untuk membayar sepatu itu. Dal Bong ragu, tapi Seo Wool bilang apa Dal Bong akan menungguk 100 tahun lagi. Dal Bong pun masuk ke toko ayah setelah didorong Seo Wool.
Yang pertama kali ayah tanyakan saat Dal Bong muncul adalah apa Dal Bong sudah makan? Dal Bong mengiyakan. Dia lalu menunduk dan melihat sepatu ayah yang sudah rusak. Dal Bong terdiam. Dal Bong lalu meminta uang 1000 won.
Ayah memberikan uang pada Dal Bong, 1,000 won ditambah 10,000 won. Ayah bilang Dal Bong pasti ingin berbelanja. Dal Bong tersenyum dan mengembalikan yang 10,000 won. Dal Bong meminta ayah duduk. Lalu mengeluarkan sepatu yang sudah dibeli Seo Wool. Dal Bong bilang dia menjual sepatu itu pada ayah seharga 1,000 won.
Ayah termenung, ayah terdiam meski Dal Bong memintanya untuk memakai sepatu itu. Ayah bilang kenapa tiba-tiba Dal Bong membeli sepatu, ayah masih bisa memakai sepatu yang sedang dia pakai sedikit lebih lama. Dal Bong tak mengatakan apapun dan langsung memakaikan sepatunya pada ayah.
Ayah tertawa senang. Sepatu itu pas seperti sudah diukur. Ayah lalu bertanya mengapa Dal Bong membeli sepatu itu, karena mungkin Dal Bong tak punya uang.
“Aku minta maaf, ayah. Aku ingin bergegas dan berhasil dan menghasilkan uang, agar aku bisa buat ayah hidup dalam kemewahan. Tapi aku tak tahu mengapa aku hanya bisa hidup seperti ini.”
“Hei. Kau masih muda, dan ini barulah awal. Perjalananmu masih panjang membentang. Ayah akan hidup yang lama. Ayah akan hidup untuk menerima bakti darimu, jadi kau jangan khawatir. Cobalah sedikit demi sedikit. Hidup takkan mengkhianati mereka yang berusaha. Inilah yang sebenarnya. Jadi, tegakkan bahumu dan jangan merasa tidak semangat atau merasa kecil.”
Dal Bong terharu, matanya berkaca-kaca. Dal Bong kemudian bertanya apa sepatunya nyaman dipakai. Ayah membenarkan, rasanya sangat nyaman. Ayah tertawa senang dan terus melihat sepatu itu.
Dal Bong kemudian menoleh pada Seo Wool yang ada diluar, dan berterima kasih. Seo Wool pun ikut tersenyum bahagia.
***
Direktur Kwon ternyata memang berniat menjadikan Kang Jae sebagai menantu dan penerusnya, karena dia tak mempunyai seorang putra. Direktur Kwon telah memilih Kang Jae selama mencari. Tapi istrinya bilang mungkin keluarga Kang Jae berharap besar pada Kang Jae yang seorang dokter. Direktur Kwon bilang kalau Kang Jae masih punya seorang anak laki-laki. Kwon Hyo Jin, tampaknya benar-benar menyukai Kang Jae.
Kang Jae diminta Direktur Kwon untuk menggantikannya menemani istri dan anaknya menonton konser. Bahkan Hyo Jin datang sendiri ke RS untuk menjemput Kang Jae. Maka Kang Jae pun ikut bersama Hyo Jin.
Young Jin beberapa kali mencoba menghubungi Kang Jae, tapi tak mendapat jawaban. Young Jin memutuskan untuk mencari Kang Jae ke rumah.
Di depan rumah dia bertemu Seo Wool, Dal Bong, dan ayah. Mereka terkejut karena Young Jin memanggil ‘Ayah’ pada ayah.
***
…Bersambung ke episode 5…
Note:
Tertampar dengan kata-kata Seo Wool. Orang tua tak akan menunggu kita. Dan tersentil dengan perkataan bibi. Orang tua memiliki cinta sepihak pada anak-anak.
Tentang uang 1,000 won. Seo Wool menyuruh Dal Bong meminta 1,000 won, dan ayah malah memberi 10x lebih banyak. Aku rasa Seo Wool sengaja, untuk menunjukkan pada Dal Bong bahwa orang tua sangat menyayangi anak dan memberikan lebih bahkan disaat sebenarnya dia sendiri membutuhkannya. Ayah merasa sepatunya masih layak dipakai, dan memberikan uang yang seharusnya dibelikan sepatu pada anaknya.
Intinya, orang tua itu selalu memberikan segalanya untuk anak, dan menyingkirkan kebutuhannya sendiri. Tapi seringkali anak lupa akan hal itu dan sibuk dengan dirinya sendiri.
Yay! ep 5~~ XD
ReplyDeletemakasih mba sinopnya.. suka deh sama drama ini. simpel, tp ngena banget maknanya. apalagi ada hyungsiknyaa~ walaupun sempet ngarep yg jd seo wool nam jihyun 4minute (blm move on stlh nnton romantic idol XD)
dilanjut terus ya mbaa, ditunggu selalu update-annya c:
Makasih sinopnya y mbak semangat!
ReplyDeleteTerharuuu
ReplyDeleteJadi pengen nonton hiks
Aku juga melihat kondisi ibu ku aku jadi menyesal. Karena keegoisanku
ReplyDelete