WITCH’S LOVE Episode 13 – 2
Esok hari di Trouble Maker. Ji Yeon yang baru datang langsung menanyakan perkembangan tugas yang dia berikan kemarin. Jae Woong tidak bisa menemukan apapun tidak peduli seberapa keras dia mencarina. Hanbit Medical Center memiliki reputasi yang baik. Tapi ada kejadian serupa di rumah sakit itu tiga tahun yang lalu. Ji Yeon bertanya jenis kasusnya.
“Seorang wanita dengan penyakit jantung datang ke UGD. Tapi.. dia meninggal sebelum operasi.” Jae Woong memberikan materi yang sudah dia dapatkan.
Ji Yeon bertanya apakah Jae Woong sudah menghubungi keluarganya. Jae Woong bilang korban itu tinggal bersama ibunya. Dan ibunya tinggal di fasilitas setelah kejadian itu. Dan saat Jae Woong menghubunginya lewat telpon, ibunya menolak untuk wawancara. Ji Yeon memutuskan untuk mencoba bicara dengan ibunya nanti.
***
Dong Ha dan Soo Chul pergi ke rumah sakit dengan setelah rapi. Mereka membawa bunga dan kotak hadiah. Mereka masuk ke ruang perawatan dan bertanya apakah ada pasien Yoo Mi Sun disana. Mi Sun, mendengar panggilan itu dan langsung berteriak senang melihar Dong Ha dan Soo Chul. Mi Sun adalah siswa yang mengalami kecelakaan, yang teman-temannya menyewa Master of Part-Time untuk mengirimkan hadiah.
Soo Chul menyerahkan kotak hadiah yang diberikan teman-teman Mi Sun. Dan Dong Ha memberikan bunganya. Mi Sun berterima kasih. Mi Sun kemudian melihat kotak hadiah itu, dan dia tak percaya kotak itu hanya berisi sepucuk surat. Soo Chul meminta Mi Sun untuk membacanya dulu.
Mi Sun membaca surat itu. Awal isi surat menanyakan apakah Mi Sun terkejut melihat Self-defense oppas. Kemudian muncul dua orang siswi yang bicara bergantian, seolah bicara pada Mi Sun.
“Kau ingin melihat self-defense oppas itu setiap hari. Jadi, kami semua di kelas mempersiapkan hadiah ini untukmu. Kami menghabiskan semua uang kami untuk pekerjaan Master of Part-Time. Itu membuat mereka menjadi hadiah kami untukmu. Aku iri padamu. Pastikan untuk mengirimkan fotomu dengan oppas dari Master Part -time Jobs. Mengerti? Dadah..”
Dong Ha sedikit kaget ternyata merekalah hadiahnya. Bukan pengantar hadiah, tambah Soo Chul. Mereka pun kemudian berfoto bersama Mi Sun.
Saat Dong Ha dan Soo Chul hendak pulang, mereka melihat keluarga korban kasus terakhir yang berdemo di depan pintu masuk rumah saki. Mereka mempertanyakan bagaimana bisa di sebuah rumah sakit besar tidak ada dokter, dan bagaimana bisa pihak rumah sakit mengirim kembali seseorang yang sedang sekarat.
Sebuah mobil datang, mobil ayahnya Dong Ha. Saat supir akan membukakan pintu untuknya, Soo Chul menghadang dan Dong Ha masuk ke dalam mobil lewat pintu lain. Ayah Dong Ha (Direktur Yoon) terkejut melihat Dong Ha dan bertanya apa yang terjadi. Dong Ha bilang dia melihat berita. Tapi ayahnya bilang berita itu hanya omong kosong. Dia tidak melakukan apapun yang melanggar aturan.
Ayah akan keluar, Dong Ha menahan tangannya. Terjadi kecanggungan. Lalu Dong Ha bilang karena ada orang-orang itu di luar, ayah tidak harus keluar sekarang. Ayah bilang dia tidak punya alasan untuk bersembunyi.
Ayah pun keluar dan langsung di berondong oleh para wartawan yang berkumpul disana, bahkan di cengkram oleh orang yang berdemo. Dong Ha keluar mobil dan berkata dalam hati bahwa ayahnya masih sangat percaya diri, tidak peduli apakah orang lain terluka atau tidak. Soo Chul kemudian mengajak Dong Ha pergi.
***
Ibunya Young Chae sedang menjemur pakaian. Seseorang memberikan ponselnya karena ada telpon masuk. Yang menelpon adalah Ji Yeon. Ji Yeon bilang dia ingin menanyakan sesuatu tentang Young Chae, tiga tahun lalu di Hanbit Medical Center. Ibu menolak untuk membicarakan hal itu.
Ji Yeon bilang dia memahami itu sangat menyakitkan. Ibu Young Chae menyela, dia tidak punya apapun lagi yang bisa dikatakan dan menutup telponnya. Ji Yeon menghela nafas.
***
Na Rae dan Min Goo sedang mengintai Ibu dan CEO Kwon yang sedang berkencan. Min Goo penasaran bagaimana mereka bertemu. Na Rae mengingatkan Min Goo untuk menurunkan suaranya dan jangan memperhatikan mereka. Tapi tetap saja Min Goo penasaran.
CEO Kwon menuangkan air minum untuk ibu. Ibu menilai CEO Kwon yang sensitif. CEO Kwon mengelak, itu kebiasaan. CEO Kwon kemudian bertanya apakah ada yang ibu khawatirkan. Ibu bilang hanya ini dan itu.
“Tapi bagimu…kau membesarkan anakmu dengan baik. Ketua Tim Ban sangat pintar dan menjaga dirinya sendiri dengan sangat baik. Tidak ada seorang putri yang sebijaksana dirinya.”
Ibu tersenyum mendapat pujian itu, “Tidak ada seorang putri yang seperti Ji Yeon.”
CEO Kwon memandang lembut Ibu. Dia kemudian mengambil suatu kotoran dari baju ibu. Ibu tersenyum.
Na Rae datang menghidangkan sup perkedel ikan. CEO Kwon mencobanya dan merasa aneh. Rasa kaldunya sangat lebih baik hanya dalam beberapa hari. Ibu tertawa, dia yang memberikan Na Rae beberapa saran. Saran? Tanya CEO Kwon sedikit tak mengerti.
Ibu membenarkan, “Perubahan rasa didasarkan pada bagaimana kau merebus kaldu meskipun kau menggunakan bahan yang sama.”
“Benar. Jika kau merebus kaldu dua kali terpisah, rasanya akan mendalam.”
Ibu terkejut CEO Kwon mengetahui hal itu. CEO Kwon bilang ibunya selalu merebus kaldu dua kali. Ibu pun tak heran jika CEO Kwon memiliki cita rasa yang tinggi.
CEO Kwon mencoba kaldunya lagi, “Rasa kaldunya sangat bersih dan menyegarkan.”
“Benar. Rebus kaldu dua kali dan pada akhirnya…”
“..tambahkan anggur beras.” Ucap ibu dan CEO Kwon bersamaan. Wajah mereka pun menjadi berdekatan tanpa sengaja. Mereka saling menatap dan saling berkata dalam hati masing-masing bahwa lawannya adalah pria dan wanita yang sempurna.
***
Ji Yeon terkejut mendengar ibu dan CEO Kwon makan malam bersama dari Na Rae dan bukan hanya satu kali. Ji Yeon kesal kenapa Na Rae baru memberitahunya sekarang.
“Mengapa kau jadi marah padaku? Mereka tidak sengaja bertemu satu sama lain terakhir kali. Mereka datang bersama-sama malam ini. Tapi anehnya mereka terlihat baik bersama-sama.” Na Rae tersenyum.
Ji Yeon malah makin kesal, “Dia (Ibu) begitu sembrono! Benar…Aku harusnya sudah tahu ketika dia mulai bertanya padaku ini dan itu tentang pria tua keras kepala itu. Mengapa pria tua keras kepala dari semua orang?”
“Kau…Jangan kau berani bertindak seperti kau sudah tahu. Jangan katakan padanya aku yang memberitahumu. Ini adalah urusan pribadi mereka.”
“Lalu kenapa kau menelepon untuk memberitahuku?”
Ternyata Na Rae punya alasan lain untuk menelpon Ji Yeon, tapi dia lupa. Min Goo mengingatkan bahwa Na Rae ingin meminjam buku. Na Rae ingin Ji Yeon membawakan buku untuknya jika nanti berkunjung lagi, buku klasik atau esai, apapun yang membantu dengan perawatan sebelum melahirkan.
Ji Yeon menuju rak buku. Menurutnya, jika bayi Na Rae satu selera dengan ibunya, seharusnya yang dibaca buku komik. Tapi Ji Yeon tidak punya komik. Ji Yeon kemudian melihat majalah pernikahan dan katalog. Ji Yeon bertanya apakah Na Rae yang menyimpannya disana. Na Rae memberitahu bahwa Shi Hoon yang membawanya dari wedding planner, agar Ji Yeon bisa memilih gaun pengantinnya di rumah karena Ji Yeon sibuk. Ji Yeon lalu menutup telponnya.
Ji Yeon mengambil majalah itu dengan perasaan sedih. Lalu dia melihat buku yang ditinggalkan Dong Ha di dekat majalah tadi. Ji Yeon mengambil dan membuka halaman buku itu. Dia teringat pesan yang dititipkan Shi Hoon pada Dong Ha.
“Kau tidak perlu merasa buruk. Ini belum terlambat untuk Ban Ji Yeon.”
Ji Yeon melihat tulisan tangannya di buku Dong Ha, sebagai jawaban dari pertanyaan Dong Ha. Ji Yeon menulis, “Maaf..karena terlambat…” (red: Ji Yeon terlambat menyadari perasaannya untuk Dong Ha.)
Ji Yeon baru menyadari maksud dari pesan Shi Hoon untuknya, adalah tentang dia dan Dong Ha. Ji Yeon juga baru menyadari Shi Hoon membaca tulisan itu. Ji Yeon menangis.
***
Dong Ha dan Soo Chul bersulang untuk keberhasilan mereka mendapatkan member dua kali lipat dalam dua minggu dan pendapatan mereka yang jauh lebih banyak daripada yang mereka perkirakan. Soo Chul yakin mereka akan menjadi kaya dengan keadaan seperti itu.
“Inilah sebabnya mengapa inovasi dan pergeseran kekuatan diperlukan. Citra Master Part-time Jobs berubah dengan CEO baru.” Dong Ha menyombongkan diri.
“Ha! Haruskah kita melakukan pertemuan pemegang saham? Beraninya kau di depan pemegang saham terbesar?”
“Tentu, lakukan pertemuan. Ini hanya kau dan aku.” Dong Ha tertawa.
Lalu Soo Chul mendesah, dia melihat Dong Ha tampaknya akan melakukan yang lebih baik dari yang dia harapkan. Dong Ha tak mengerti. Soo Chul khawatir pada Dong Ha tentang masalah rumah sakit ayah Dong Ha dan juga Ji Yeon.
Dong Ha tidak khawatir tentang urusan ayahnya, dan..Ji Yeon juga tidak akan menikah dengan Shi Hoon. Soo Chul terkejut mendengarnya, kenapa tidak jadi menikah. Tapi Dong Ha juga tidak tahu, karena Ji Yeon tidak mau bicara tentang hal itu.
Soo Chul mendekatkan wajahnya pada Dong Ha dan tersenyum. Dong Ha tak nyaman diperhatikan seperti itu dan meminta Soo Chul menjauh.
“Kalau begitu…kau tidak jadi pindah?” Soo Chul memasang puppy eye.
“Aku harus tetap pindah. Aku sudah bilang padamu. Aku merasa tidak enak untuk mengandalkanmu.”
Soo Chul pun kecewa. Dong Ha lalu mengakal Soo Chul tidur, besok dia akan mampir ke Rumah Cinta sebelum pergi bekerja. Dong Ha pun bangkit. Soo Chul pun mengeluh untuk apa punya pendapatan banyak, mereka tidak punya apapun untuk dibanggakan (maksudnya, uang Dong Ha kan selalu diberikan ke Rumah Cinta). Soo Chul meminta Dong Ha untuk santai saja, dia pikir Dong Ha sudah melakukan sebanyak yang dia bisa untuk Rumah Cinta.
***
Dong Ha mengendarai skuternya menuju Rumah Cinta.
Sementara itu di Rumah Cinta, sudah ada Ji Yeon yang menemui ibunya Young Chae untuk mencoba membujuk agar ibu mau diwawancara tentang kejadian tiga tahun lalu. Ibu bilang, seperti yang dia katakan sebelumnya itu bukanlah kecelakaan, tidak ada yang bersalah.
“Apa yang saya ingin tahu tentang ini... Saya ingin tahu apakah dia tidak menerima perawatan darurat yang tepat.”
“Saya sudah katakan…tidak seperti itu kejadiannya. Saya tidak tahu mengapa anda menanyakan ini pda saya saat ini. Terlalu banyak orang yang terluka karena apa yang terjadi. Jangan mencoba untuk mencaritahu. Saya memohon pada anda.”
“Itu bukan kecelakan dan tidak ada yang bersalah. Mengapa ada begitu banyak orang yang terluka? Juga, mengapa Anda tinggal di sini, Ibu?”
“Jangan..datang lagi.” Ibu menolak menjawab, lalu pamit pergi.
Ji Yeon akan pulang. Tanpa sengaja dia melihat Dong Ha yang pamit pulang pada pimpinan panti asuhan. Dong Ha pun kemudian melihat Ji Yeon.
Mereka berjalan bersama. Ji Yeon memastikan jika Rumah Cinta yang pernah disebutkan Dong Ha adalah tempat itu. Dong Ha membenarkan dan balik bertanya apa yang dilakukan Ji Yeon disana. Ji Yeon menjelaskan bahwa dia sedang menulis sebuah topik. Dong Ha heran Ji Yeon menulis topik disana. Ji Yeon bilang dia perlu mencari sesuatu.
Ji Yeon pamit pergi. Dong Ha mengajak Ji Yeon pergi bersama, karena di daerah itu tidak banyak bus tersedia. Ji Yeon setuju, dan Dong Ha mengantarnya ke Trouble Maker.
Ji Yeon turun dan berterima kasih. Dong Ha kemudian bilang bahwa dia penasaran apakah Trouble Maker berjalan baik tanpa dirinya. Ji Yeon tertawa, kata-kata Dong Ha terdengar seperti Dong Ha ini mantan Kepala Editor. Dong Ha membela diri, dia adalah asisten seseorang yang mirip Kepala Editor.
Ji Yeon tertawa. Dong Ha memanggil nama Ji Yeon. Ji Yeon menegur, beraninya Dong Ha memanggilnya seperti itu. Dong Ha tidak peduli, toh Ji Yeon bukan atasannya lagi. Dong Ha menagih janji Ji Yeon untuk mengadakan pesta perpisahan untuknya nanti malam. Tapi Ji Yeon tidak bisa dia ada rapat. Dong Ha pun tak memaksa dan pamit pergi.
Young Shik mengajak tim Ketua Tim Byun untuk membuat sebuah pesta kejutan untuk Ji Yeon yang akan menikah. Dan semuanya akan disponsori oleh CEO Kwon. Ketua Tim Byun tentu saja tidak mau melakukannya, walaupun Young Shik bilang itu untuk rekan kerja mereka. Eun Chae setuju dengan rencana itu, dan menurutnya itu akan menyenangkan. Rin Ji juga setuju dan mengusulkan untuk meminta bantuan Master of Part-Time.
Ji Yeon datang, dan semuanya langsung cepat-cepat bubar. Ji Yeon memandang mereka dengan tajam, Ji Yeon merasa tersinggung dengan sikap mereka seperti itu. Young Shik segera mengatakan bahwa dia mendapatkan foto bagus di rumah sakit kemarin. Ji Yeon pun menyuruh Young Shik untuk mengikutinya.
Young Shik menunjukkan foto saat Direktur Yoon (ayahnya Dong Ha) dicengkram oleh orang yang berdemo. Young Shik tertawa senang karena fotonya sangat bagus. Young Shik menjelaskan bahwa Direktur Yoon berjalan keluar tanpa satu katapun. Karismanya mengagumkan. Tapi Ji Yeon menolak foto itu. Menurutnya itu tidak bagus untuk berita, karena Young Shik berada diantara fotografer, jadi kemungkinan yang lain pun punya foto seperti itu.
Young Shik sebenarnya punya foto lain. Foto yang menangkap keberadaan Dong Ha bersama Direktur Yoon bersama di dalam mobil. Tapi Ji Yeon tidak terkejut, dan membuat Young Shik bingung. Young Shik menduga Ji Yeon tahu hubungan Yoon Dong Ha dengan Direktur Yoon, dan akhirnya Young Shik pun menyadari bahwa Dong Ha adalah anaknya Direktur Yoon.
Ji Yeon bilang dia juga baru tahu. Young Shik menilai Dong Ha seperti bawang, berlapis-lapis dengan banyak rahasia. Seorang part-timer, mahasiswa kedokteran, dan sekarang putra Direktur Hanbit Medical Center.
***
Soo Chul memanggil Dong Ha yang baru pulang dengan panik. Soo Chul memberitahu bahwa Trouble Maker akan membuat pesta kejutan untuk Ji Yeon jam 7 malam. Pesta untuk merayakan pernikahannya. Soo Chul bertanya apa yang harus mereka lakukan, karena Dong Ha bilang Ji Yeon tidak akan menikah. Para rekan kerjanya tidak tahu hal itu, mereka menelpon Master of Part-Time untuk membantu mereka menyiapkan pestanya. Tapi Soo Chul menolaknya dengan alasan jadwal yang bentrok.
Dong Ha memikirkan sesuatu. Sekarang jam 3, dan dia ada pelajaran renang jam 5. Dong Ha pamit keluar lagi. Tampaknya dia berpikir untuk menghalangi Ji Yeon.
***
Ji Yeon akan pergi ke kantor polisi dan langsung pulang setelah dari sana. Young Shik langsung bilang Ji Yeon tidak boleh pulang dan harus kembali ke kantor. Ji Yeon bertanya alasannya, apa Young Shik mencoba untuk mengontrol jadwalnya. Young Shik pun beralasan mereka harus mengerjakan breaking news, dan mereka harus rapat. Young Shik juga berjanji akan mengedit semua foto yang dia dapatkan.
“Kau selalu mencoba untuk mencari jalan pulang. Kau…orang akan mati dalam sekali tembakan jika kau berperilaku luar biasa.” Ji Yeon menyindir Young Shik yang tidak biasanya seperti itu.
Ji Yeon kemudian pamit pergi. Young Shik ditegur Ketua Tim Byun karena Young Shik hampir tidak bisa membuat Ji Yeon kembali. Ketua Tim Byun ternyata bersedia membantu mengadadakan pesta itu karena dia berpikir setelah Ji Yeon menikah dia tidak akan punya kesempatan menjadi Kepala Editor, dan otomatis posisi itu akan menjadi miliknya.
Ketua Tim Byun memimpin yang lain untuk menghias ruangan rapat. Bukan memimpin sih tepatnya, suruh ini suruh itu.
***
Ji Yeon menemui teman detektifnya untuk mendapatkan informasi mengenai kecelakaan tiga tahun lalu itu, yang melibatkan RS Hanbit. Teman detektif itu heran kenapa Ji Yeon meminta dokumen itu, padahal kecelakaan itu bukan kecelakaan besar dan bukan tabrak lari. Ji Yeon bilang dia harus memeriksa sesuatu.
Detektif itu kemudian menjelaskan kejadiannya secara singkat. Sebuah sedan menabrak sebuah bus desa. Para penumpang bus baik-baik saja, hanya pengemudi sedang yang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. RS Hanbit, karena tempat itu yang terdekat dari lokasi kejadian. Supir itu mendapatkan operasi.
Ji Yeon melihat ada korban meninggal satu orang dari kecelakaan itu. Detektif menjelaskan kembali bahwa yang meninggal itu adalah penumpang bus, tapi dia mengidap penyakit. Dia mengalami kejang pada saat kecelakaan dan dikirim ke rumah sakit. Tapi itu sia-sia.
“Apakah penyebab kematiannya adalah terkait dengan kecelakaan atau penyakit yang dideritanya.. Ini kontroversial. Profesional menegaskan bahwa itu terkait dengan penyakit yang dideritanya. Pelaku beruntung tidak ditahan untuk kematian korban.” Tambah Detektif.
Lalu Ji Yeon melihat data korban yang bernama Jung Young Chae, dan yang pertama kali melapor adalah Yoon Dong Ha. Dong Ha juga merupakan penumpang di bus itu. Ji Yeon pun menyadari bahwa Jung Young Chae adalah kekasih Dong Ha. Ji Yeon termenung.
***
Di kantor, pesta untuk Ji Yeon sudah siap lengkap dengan spanduk dan kue. Ketua Tim Byun menanyakan keberadaan Ji Yeon pada Young Shik.
Ji Yeon sedang berjalan sambil berpikir. Dia yakin jika Jung Young Chae adalah kekasih Dong Ha. Dan dokter yang dipanggil untuk mengoperasi pelaku tabrakan, Ji Yeon berpikir mungkinkah itu adalah Direktur Yoon.
Dong Ha menjalankan skuternya dengan kecepatan penuh untuk mencegah Ji Yeon menghadiri pesta kejutan itu. Dong Ha khawatir Ji Yeon akan malu atau terluka. Saat Dong Ha sampai di depan kantor, Ji Yeon sudah berjalan masuk. Dong Ha berlari menyusul.
Young Shik mendapat kabar bahwa Ji Yeon ada di lobi. Young Shik bilang dia akan menunggu di kantor. Ketua Tim Byun segera menyuruh semuanya bersembunyi dan mematikan lampu.
Ji Yeon berjalan di lorong. Dong Ha menunggu lift untuk naik.
Ji Yeon masuk ke dalam kantor yang gelap. Tiba-tiba lampu menyala. Semua orang muncul dan bertepuk tangan. Young Shik menyodorkan kue pada Ji Yeon. Ji Yeon menatap satu persatu wajah mereka. Ji Yeon bertanya apa yang terjadi pada Young Shik. Young Shik menjelaskan, tentu saja pesta kejutan untuk merayakan pernikahan Ji Yeon.
Bukannya Ji Yeon senang, tapi dia malah marah-marah. Mengatakan bahwa semua itu tidak panting dan membuang-buang uang. Ketua Tim Byun kesal, karena Ji Yeon malah marah-marah. Ji Yeon membela diri, dia tidak meminta untuk dibuatkan pesta dan dia juga tidak akan menikah. Semuanya terkejut dan Ketua Tim Byun mulai menjelekkan Ji Yeon. Ji Yeon emosi dan memukul Ketua Tim Byun dengan kepalanya hingga hidungnya berdarah.
Dong Ha tersadar dari lamunannya. Ternyata tadi itu hanya lamunan Dong Ha. Melihat lift yang tidak juga muncul, Dong Ha memutuskan untuk naik lewat tangga biasa, melewati lorong seperti Ji Yeon tadi. Dong Ha terus berlari.
Ji Yeon masuk ke dalam kantor. Dong Ha berhasil menyusul dan menahan Ji Yeon. Ji Yeon terkejut melihat Dong Ha dan bertanya apa yang Dong Ha lakukan. Dong Ha meminta Ji Yeon untuk ikut dengannya. Ji Yeon bilang tidak bisa, dia ada rapat. Dong Ha bilang tidak ada rapat, itu bohong.
Ji Yeon tak mengerti. Tapi Dong Ha keburu menariknya pergi.
Sementara yang lain sudah merasa tidak sabar akan kedatangan Ji Yeon. Ketua Tim Byun merasa Ji Yeon sudah dekat, tapi kenapa tidak muncul. Semuanya sudah merasa pegal karena jongkok dan menahan keinginan pergi ke toilet.
Ji Yeon terus ditarik Dong Ha keluar. Ji Yeon bertanya Dong Ha hendak membawanya kemana. Dong Ha meminta Ji Yeon untuk tidak banyak bicara dan ikuti saja dia. Tapi Ji Yeon tetaplah Ji Yeon, dia mengklaim Dong Ha telah melakukan penculikan. Ji Yeon juga terus bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dong Ha tak menjawab dan memakaikan helm. Walau kesal, Ji Yeon ikut Dong Ha.
Dong Ha membawa Ji Yeon ke taman bermain. Ji Yeon berkomentar, “Kau menculikku untuk membawaku ke taman bermain?”
“Apa yang salah dengan taman bermain? Ini seperti surga dibandingkan dengan kantormu.” Dong Ha menghadap Ji Yeon, “Mereka mempersiapkan sebuah pesta perayaan pernikahan untukmu.”
“Pesta apa?”
“Perayaan pernikahanmu.”
“Kau tidak akan menikah. Kau lebih baik di sini daripada di sana.”
“Bagaimana kau tahu aku tidak akan menikah?”
“Aku mendengar kau bicara dengan ibumu.”
Dong Ha dan Ji Yeon duduk di ayunan. Ji Yeon merasa heran pada sikap rekan-rekannya di kantor. Mereka bahkan mempekerjakan seorang pekerja paruh waktu untuk membuatnya sibuk. Ji Yeon kembali bertanya kenapa Dong Ha membawanya kesana, bagaimanapun mereka akan tahu kalau Ji Yeon tidak akan menikah. Ji Yeon memilih menyelesaikannya dengan rasa malu.
“Astaga..kau bersikap seolah itu tidak sulit lagi. Dan kau sangat sakit karena itu.”
Ji Yeon hanya menoleh tanpa mengatakan apapun.
Dong Ha kembali berkata, “Ada dua hal yang aku ingin tahu sekarang. Aku hanya akan bertanya salah satu dari mereka.” Dong Ha lama terdiam. Ji Yeon menatap Dong Ha, menunggu apa yang akan ditanyakan Dong Ha.
“Apakah kau lapar?” itulah yang keluar dari mulut Dong Ha, “Aku lapar.”
Ji Yeon tersenyum dan mengajak Dong Ha makan. Dong Ha bilang dia yang akan mentraktir Ji Yeon kali ini. Ji Yeon tak percaya dengan yang di dengarnya. Dong Ha pun tersenyum.
***
Sekarang mereka sedang berjalan pulang. Dong Ha yang membawakan paket milik Ji Yeon sangat penasaran kenapa Ji Yeon mendapatkan paket hampir setiap hari. Dong Ha bertanya apakah Ji Yeon menjalankan bisnis online. Ji Yeon bilang apa yang dia terima tidaklah banyak di usianya. Beberapa wanita mendapatkan dua atau tiga paket setiap hari. Ada banyak barang dengan harga yang layak di internet.
“Mengapa kau butuh sangat banyak barang saat tinggal sendirian?” Dong Ha masih tak habis pikir.
“Apakah itu perawan tua yang tinggal sendirian atau…sebuah keluarga yang hidup sepuluh tahun bersama…semua sama saja. Orang adalah orang.”
Dong Ha bilang bagaimanapun Ji Yeon tidak menyerah sama sekali. Ji Yeon menyebut Dong Ha pemberontak. Dong Ha tidak terima, karena sudah lama sejak dia keluar dari Trouble Maker, mengapa Ji Yeon menyebutnya pemberontak sekarang.
Mereka masuk. Ji Yeon menyuruh Dong Ha menyimpan paket di meja, dan dia akan mengambilkan minuman untuk Dong Ha.
Melihat Ji Yeon di dapur, Dong Ha berjalan menuju rak buku dan melihat bukunya masih ada di tempat terakhir dia menyimpannya. Dong Ha mengira Ji Yeon belum membacanya. Dong Ha mengambil buku itu dan membukanya. Mata Dong Ha terbelalak, melihat ada tulisan lain disana, tulisan Ji Yeon.
“Maaf…karena terlambat…”
Dong Ha pun teringat pesan Shi Hoon yang dia titipkan padanya waktu itu. Shi Hoon yang meminta Ji Yeon untuk tidak perlu merasa buruk dan bahwa itu belum terlalu terlambat untuk Ji Yeon.
Dong Ha segera menyembunyikan buku di belakang punggung saat Ji Yeon datang. Dong Ha memandang Ji Yeon dari belakang. Dia sadar jika Ji Yeon sebenarnya menyukainya.
Ji Yeon memulai pembicaraan dengan memberitahu Dong Ha bahwa dia sedang bekerja pada cerita tentang Hanbit Medical Center.
Dong Ha tak mendengarkan, dia duduk di dekat Ji Yeon dan menyimpan buku itu di meja. Melihat Dong Ha yang meletakkan itu, yang berarti Dong Ha mungkin sudah membaca tulisannya, Ji Yeon mengakhiri pembicaraan dan beranjak bangun. Ji Yeon ingin menghindar. Namun Dong Ha tidak membiarkannya.
“Ada sesuatu yang ingin aku ketahui.” Ucap Dong Ha menghentikan langkah Ji Yeon dan membuatnya berbalik. Dong Ha melanjutkan, “Mungkinkah… itu karena aku? Kau putus dengannya?”
“Itu bukan kau.” Jawab Ji Yeon tanpa menatap Dong Ha secara langsung. Ji Yeon berbalik pergi lagi, hendak pergi.
Dong Ha menarik tangan Ji Yeon, dan mendekap Ji Yeon dalam pelukannya. Dong Ha berkata, “Aku tidak bodoh. Ini tidak terlalu terlambat bagi kita.”
***
Bersambung ke episode 14~
Preview: Ji Yeon dan Dong Ha menikmati kebersamaan mereka. Sweet moment. ^^
***
Cuap-cuap:
Ya ya ya, akhirnya Dong Ha bisa tersenyum lagi…
Jjjyyyyaaaahh....ssuuuiiitt...ssuuiiittt....jd snyum² dw bc sinop ini,,,kira² bpknya DH stju g ya pnya mantu JY yg beda usia....smga g brat ni rintangnx....heheeee,,,gomawo author mumu
ReplyDeleteGomawo untuk part 2nya, tinggal 3 episode lagi dech
ReplyDeleteampyunnn unyu2 bgt si dongha in,
ReplyDeleteYe...ye... Akhirnya dongha ma ji yeon, semangat terus mbk mumu & mbk irfa buat lanjutin sinopnya
ReplyDeleteTerimakasih tuk sinopsis nya... ^^
ReplyDeleteAsyik..asyik..asyik..akhirnya mrka kmbali brsama..
ReplyDeleteg sbr nih sma next eps..pingin lht k brsamaan mrka br2
Gak sabar liat sinopsis 15, apa JY & DH jd liburan ke Pulau Jeju?
ReplyDeleteGak sabar liat sinopsis 15, apa JY & DH jd liburan ke Pulau Jeju?
ReplyDelete