Kill Me, Heal Me | Episode 1 – 1
Seorang pria menggunting koran-koran lama yang berisikan artikel tentang tragedi berturut-turut yang menimpa Grup Seung Jin. Tragedi yang dimulai dengan meninggalnya Ketua Grup Cha Gun Ho dan menantunya Min Seo Yeon dalam sebuah kecelakaan mobil misterius.
Selanjutnya Cha Joon Pyo yang merupakan anak tertua dari Cha Gun Ho menjadi Ketua Grup Seung Jin berikutnya. Kemudian terjadi kebakaran misterius di kediaman keluarga Seung Jin. Beruntung, pewaris selanjutnya berhasil di selamatnya. Tapi bisakah pewaris itu hidup bahagia setelah melalui tragedi yang terus terjadi dalam keluarganya?
***
Musim Gugur 2004 - Amerika
Pewaris itu adalah Cha Do Hyun, anak dari Cha Joon Pyo. Do Hyun bersekolah di Amerika, dan dia sepertinya adalah seorang pemain football yang hebat. Seorang temannya merasa dunia ini tidak adil. Pertama kali dia bertemu Do Hyun dia menduga-duga Do Hyun ini Kristen, Mormon, atau Amish.
Dan dia bertaruh Do Hyung seorang Mormon. Bukan karena Do Hyun terlihat memiliki banyak hasrat seksual, tapi karena Do Hyun adalah seorang yang pekerja keras, ekonomi dan jujur. Tapi juga hebat dalam bermain football. Dia merasa semuanya tampak tidak nyata.
“Aku bertanya karena aku sungguh penasaran. Apakah hidup seperti ini benar-benar tidak melelahkan bagimu?”
“Hidup seperti ini? Memangnya bagaimana hidupku?” tanya Do Hyung santai.
Ternyata hidup yang dimaksud teman Do Hyun adalah Do Hyun yang sangat baik pada semua orang. Termasuk pada semua kelompok minoritas di sekolah mereka, hingga Do Hyun terlihat seperti Gandhi bagi mereka. Teman Do Hyun sepertinya tidak suka Do Hyun terlalu baik seperti itu.
Seorang siswa memanggil Do Hyung, dia adalah Abigail yang bersama-sama dengan Do Hyun di Persatuan Siswa (kayak OSIS gitu mungkin ya..). Abby meminta tolong Do Hyun untuk menyerahkan agenda rapat minggu depan Persatuan Siswa pada Jennifer, sambil Do Hyun pulang sekolah.
Teman Do Hyun tadi menilai Abby memanfaatkan Do Hyun yang terlalu baik dan merasa kesal, kenapa tidak Abby saja yang menyerahkannya. Abby bilang dia kehilangan kontak dengan Jennifer dan Jennifer tidak masuk sekolah sudah beberapa minggu. Abby memohon. Do Hyun tidak keberatan.
Tapi teman Do Hyun kesal, dia menilai Abby sudah kasar dan menyarankan Do Hyun untuk tidak melakukan permintaan Abby. Tapi Do Hyun tidak keberatan, karena rumah Jennifer searah dengan rumahnya. Teman Do Hyun hanya bisa memukuli dadanya sendiri.
Do Hyun pergi ke rumah Jennifer dan memencet bel, tapi bukan jawaban yang Do Hyun dapatkan melainkan suara kegaduhan dari dalam rumah. Suara seorang pria yang memaki seorang wanita. Pintu rumah tidak terkunci, Do Hyun pun masuk dan mendapati Jennifer yang terjatuh dari tangga karena didorong seorang pria.
Do Hyung menghampiri Jennifer dan menanyakan keadaannya, tapi pria itu mendorong Do Hyun menjauh dan memukuli Jennifer.
Saat Do Hyun mencoba menghalangi pria itu, malah Do Hyun ikut di pukuli juga. Saat di pukuli itu Do Hyun mendapat kilasan masa kecilnya, ada seorang pria yang mendesaknya ke dinding dan hendak memukulnya.
Do Hyun lalu merasakan perasaan yang aneh, dia tidak tahu perasaan apa itu. Mata Do Hyun berubah menjadi biru, tapi kemudian menghitam lagi. Do Hyun terus dipukuli. Dia menyuruh Jennifer menghubungi polisi. Lalu terdengar suara sirine polisi.
Polisi masuk ke dalam rumah dan menyuruh pria tadi yang hendak menghampiri Jennifer untuk berhenti.
Polisi rupanya mendapat pengaduan dari tetangga. Polisi itu bertanya pada Jennifer apakah pria itu, yang ternyata adalah ayahnya, memukulnya? Polisi itu bertanya lagi, tapi Jennifer tetap diam. Lalu Jennifer mengacungkan tangan, menunjuk seseorang, yaitu Do Hyun.
“Dia menyerang kami terlebih dahulu. Ayah saya menemukan saya. Dia memukul saya.”
“Jennifer..” Do Hyun tak percaya Jennifer mengalihkan tuduhan.
Do Hyung lalu dibawa polisi. Do Hyung meronta dan berkata pada Jennifer untuk mengatakan yang sebenarnya. Do Hyun bilang Jennifer tidak akan pernah bisa keluar dari neraka itu jika terus berbohong. Tapi Jennifer tak menghiraukan Do Hyun, dia sepertinya takut pada ayahnya.
Hari berganti malam saat Do Hyun pulang ke rumah. Ada telpon masuk dari Sekretaris Ahn. Tapi karena Do Hyun menjawab, Sekretaris Ahn bicara melalui pesan suara. Sekretaris Ahn mendapat telpon dari pengacara mereka yang memberitahu bahwa Do Hyun menerobos masuk dan melakukan kekerasan. Beruntung Ketua dan Nyonya Shim belum tahu tentang hal itu.
Sekretaris Ahn yang sedang dalam perjalanan bisnis di San Francisco akan datang mengunjungi Do Hyun secara diam-diam dengan jet pribadi dan akan mendengarkan penjelasan Do Hyun nanti.
Do Hyun melihat luka-lukanya di depan cermin. Do Hyun memegang luka di perutnya. Dia merasa kesakitan lalu teringat pada pukulan yang diterima Jennifer tadi siang. Do Hyun mendongak, matanya berubah menjadi biru. Do Hyun berteriak kesakitan. Do Hyung terjatuh, tak bisa menopang tubuhnya. Do Hyun lalu berusaha menggapai botol obat yang tersimpan di rak.
Do Hyun berhasil menggapainya, tapi obat itu terlepas. Do Hyun berpegangan erat pada ujung rak. Lalu kemudian pegangan itu mengendur, dan menjadi tenang. Jari tangan kanan yang memegang meja, bergerak, mengetuk-ngetuk meja. Do Hyun perlahan berdiri.
Do Hyun menatap dirinya di cermin. Matanya berubah sepenuhnya menjadi biru. Dia lalu menyeringai tajam.
Do Hyun yang sudah berganti pakaian pergi ke rumah Jennifer. Dia memukuli ayah Jennifer, tanpa ampun dan belas kasihan. Setelah puas memukuli ayah Jennifer, tangannya mengetuk-ngetuk di paha. Do Hyun lalu memperingatkan ayah Jennifer agar tidak memukul Jennifer lagi.
“Jika kau pernah menyentuhnya lagi, aku akan datang kembali dan mematahkan setiap bagian tulangmu.”
Ayah Jennifer mengangguk ketakutan.
Do Hyun lalu bersiap keluar. Do Hyun menoleh ke atas dan melihat Jennifer yang berterima kasih padanya sambil menangis. Do Hyun tersenyum.
Do Hyun terbangun di kamarnya. Dia teringat kejadian semalam saat dia merasakan sakit yang teramat sangat, tapi tidak berhasil minum obat karena botolnya terjatuh. Do Hyun bangkit dan bingung mendapati dirinya yang berpakaian tak biasa dan dipenuhi percikan darah, juga tangannya yang memerah seperti bekas memukul sesuatu.
Sekretaris Ahn datang, lalu masuk karena Do Hyun tidak menjawab. Sekretaris Ahn terkejut melihat keadaan Do Hyun dan menanyakan apa yang terjadi. Bukannya menjawab, Do Hyun meminta tolong pada Sekretaris Ahn.
“Ya. Ya. Anda harus memberitahu saya apa terjadi agar saya bisa melakukannya.” Ujar Sekretaris Ahn yang masih bingung dengan apa yang terjadi.
“Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya...” Do Hyun juga bingung menjelaskannya.
Do Hyun kembali menatap dirinya tak terlihat berbeda di cermin.
“Aku pertama kali menyadarinya saat itu. Kenyataan bahwa ada sebuah monster hidup di dalam diriku. Namanya adalah Shin Se Gi. Dia diusia yang sama sepertiku.”
***
2014 - Amerika
Do Hyun sedang berkonsultasi dengan seorang dokter. Do Hyun bilang saat Se Gi muncul, sekelilingnya berubah menjadi pertumpahan darah. Dokter tampak terkejut mendengarnya.
Do Hyung menenangkan dokter dengan berkata bahwa Se Gi hanya menggunakan kekerasan saat dia marah, dan dia tidak akan pernah melakukan kekerasan terhadap anak-anak kecil atau perempuan. Dokter mempersilahkan Do Hyun untuk melanjutkan.
“Dia muncul tanpa izin dan mencuri waktu serta tubuh saya. Namun sayangnya, karena dia mencuri tubuh dan hati saya, saya tidak ingat apa yang saya lakukan sama sekali. Jadi kadang-kadang…”
[Kilas balik] Do Hyun terbangun di tempat pembutan tatto. Se Gi membuat tato di tangan dengan gambar yang bertuliskan ‘Mors Sola’ yang dalam bahasa Latin artinya adalah mati sendirian.
“Saya berakhir di tempat saya tidak kenal. Dan seseorang yang saya tidak kenal, mengenal saya.”
[Kilas balik] Do Hyun duduk di sebuah café. Seorang wanita menghampirinya dan berkata kalau hari ini dia tampak lembut. Wanita itu bilang dia suka ketika Do Hyun berpenampilan seksi seperti kemarin. Mungkin yang dimaksud wanita itu adalah Se Gi.
Do Hyun dengan sopan bertanya siapa wanita itu, tapi malah mendapatkan siraman air dari pria itu.
“Kadang-kadang, karena sesuatu yang saya tidak lakukan, saya harus berurusan dengan konsekuensinya.”
[Kilas balik] Do Hyun disiksa, digantung terbalik dan kepalanya di masukkan ke dalam air oleh wanita yang menyiram Do Hyun sebelumnya.
Dokter tampak terkejut mendengarnya. Dia bertanya pada Do Hyun, apa Do Hyun menyadari apa yang terjadi pada dirinya dengan semua kejadian itu. Do Hyun bilang dia sadar. Dokter yang menanganinya sebelumnya mengatakan kalau dia menderita DID atau Dissociative Identity Disorder. Orang-orang sering menyebutnya Multiple Personality Disorder atau berkepribadian ganda.
“Jadi berapa banyak orang hidup dalam diri Anda, Mr. Cha?”
“Dari apa yang saya ingat orang-orang yang pernah muncul…si kejam Se Gi, Perry Park, Yoo Seob yang mencoba untuk membunuh dirinya berkali-kali..”
Belum selesai Do Hyun menjelaskan, Dokter segera berdiri dengan gugup. Dokter meminta maaf, dia pikir dia tidak punya kemampuan untuk mengobati Do Hyun. Do Hyun protes, karena sebelumnya dokter bilang pernah mengobati penderita DID sebelumnya. Dokter bilang kalau itu bohong.
Dokter segera pergi. Do Hyun memanggilnya. Tapi Dokter itu meminta Do Hyun untuk tidak mendekat karena dia takut pada Do Hyun. Do Hyun pun tak bisa apa-apa lagi.
“Aku tidak yakin berapa banyak orang yang hidup dalam diriku. Aku tidak tahu apakah akan ada kepribadian lain yang akan menunjukkan diri mereka di masa depan.”
Do Hyun mengendarai mobilnya kembali. Dia menatap dirinya sendiri di cermin.
Do Hyun sampai di rumah dan mendapati Sekretaris Ahn yang sudah ada di dalam rumah. Do Hyun tersenyum senang melihatnya, tapi dia heran kenapa Sekretaris Ahn datang tanpa memberitahunya lebih dulu. Sekretaris Ahn bilang dia rindu pada Do Hyun dan dia datang untuk melaksanakan perintah Ketua.
“Apa yang Nenek inginkan?”
“Dia ingin Anda untuk kembali ke Korea dan menyelesaikan hal-hal di sini.”
Do Hyun duduk dan tampak berpikir. Seperti yang Sekretaris Ahn tahu, saat ini pengobatannya belum berakhir. Do Hyun khawatir, apakah penyakitnya itu bisa disembunyikan dan jika dia kepada nenek dan ibunya, akankah mereka mengerti?
“Mereka bilang keadaan saya sangat berat. Jadi saya tidak bisa pergi. Tidak dalam keadaan mengerikan seperti saya sekarang.”
Tapi beberapa waktu kemudian Do Hyun terbangun di dalam pesawat. Dia terkejut dan panik. Pada Oh Ri On yang duduk disampingnya, Do Hyun dengan sopan bertanya kemana pesawat itu menuju. Belum sempat Ri On menjawab, pramugari mengumumkan bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat di Bandara Incheon.
Ri On tersenyum, kesanalah mereka menuju. Do Hyun yang panik akan menggunakan ponselnya, tapi pramugari yang kebetulan lewat melarangnya. Ri On lalu menawarkan ponsel miliknya, ini kan kelas pertama. Do Hyun sudah merasa senang, tapi kemudian Ri On meralat kalau ponselnya juga tidak bisa digunakan.
“Aku sangat lucu, bukan?” Ri On menertawakan candaannya sendiri.
Lalu dia memperhatikan Do Hyun yang sedang melamun dengan wajah serius, beda dengan wajah konyolnya tadi.
Ternyata yang membawa Do Hyun ke dalam pesawat adalah Shin Se Gi. Dan dia meninggalkan pesan video pada Do Hyun.
“Bagaimana perasaanmu kembali ke negaramu setelah sebelas tahun, teman? Lihat sini, lihat sini. Jangan melihatku dengan tatapan seperti itu. Seorang pria harus memiliki ambisi. Tidakkah kau ingin menjadi pemilik Seung Jin Grup? Aku sudah mengirim semua barangmu. Saat kau tiba, jagalah barangku dengan baik. Gaya ini... adalah yang terburuk.”
Se Gi sengaja berpakaian seperti Do Hyun dan naik pesawat menuju Korea, dengan tujuan agar Do Hyun mau kembali. Do Hyun segera berlari setelah membaca pesan itu di bandara.
Sebuah mobil melaju dengan kencang, dan parkir hanya dengan sekali belok di parkiran bandara. Dia adalah Oh Ri Jin. Ri Jin lalu menjawab telpon masuk. Dia berteriak mengatakan kalau dia bukanlah penulis Omega ataupun Oscar. Ri Jin meminta orang itu agar tidak menelponnya kembali.
Saking kesalnya Ri Jin mengacak-acak rambutnya sendiri. Ri Jin berteriak kembali, “Kau mati hari ini!”
Ri Jin keluar dari mobil dan segera berlari.
Do Hyun menelpon seseorang dan menyuruhnya segera membeli tiket kembali ke New York. Tidak peduli apakah itu bisnis atau kelas utama, pokoknya yang tercepat berangkat.
Tapi sayang, beberapa pria suruhan Ketua sudah datang menghampiri Do Hyun. Mereka akan mengawal Do Hyun ke mobil. Do Hyun pun tak bisa berbuat apa-apa lagi, dan hanya mengangguk dengan terpaksa.
“Hei!” Ri Jin datang dan menunjuk ke arah Do Hyun. Ri Jin juga berjalan cepat menghampiri Do Hyun.
Do Hyun terpana, dia tak mengenal Ri Jin yang seakan mengenalnya dan marah padanya. Do Hyun teringat dengan wanita yang menyiramnya dengan air dan dia berakhir dengan penyiksaan. Do Hyun khawatir kejadian itu akan terulang kembali.
Ri Jin berdiri di depan Do Hyun, “Keluarlah selagi aku berbicara baik.”
“Saya sudah di sini, jadi seberapa lebih jauh lagi saya harus keluar?” tanya Do Hyun gugup.
Tapi bukan Do Hyun yang Ri Jin maksud, melainkan Ri On yang bersembunyi di balik Do Hyun. Ri Jin menjewer kuping Ri On dan menariknya. Tapi Ri On berpegangan pada Do Hyun dan menjadikan Do Hyun tameng.
Ri Jin berkata dengan kesal sambil berusaha meraih Ri On. Ponselnya dibanjiri telpon dari para wartawan karena Ri On, dan itu membuatnya merasa tidak nyaman. Ri Jin berhasil kembali menjewer telinga Ri On. Ri On meminta pertolongan Do Hyun.
“Permisi, mohon tenang. Saya tidak tahu apa yang terjadi tapi saya pikir akan lebih baik untuk..” Do Hyun berusaha membantu Ri On.
“Minggirlah kalau anda tidak tahu!”
Do Hyun pun minggir. Tapi Ri On tetap mengikutinya sambil berkata kesal pada Do Hyun yang minggir begitu diperintah Ri Jin, padahal ada dirinya yang buthuh perlindungan. Ri Jin berhasil menarik Ri On dari belakang Do Hyun dan menjewer kedua telinganya.
Ri On meminta Ri Jin melepaskan telinganya dan bicara baik-baik. Dia bilang kekerasan bukanlah hal yang baik. Tapi Ri Jin tidak mau. Sampai kapan Ri On akan terus menggunakan namanya. Ri Jin lalu mendapat ide untuk mengungkapkan jati diri Ri On selagi mereka ditempat ramai. Ri Jin melepaskan telinga Ri On dan berteriak pada orang-orang.
“Yeorobun! Orang yang di sini adalah Penulis Oh Ri On!” Ri Jin berteriak. Ri On membekap mulut Ri Jin saat Ri Jin hendak melanjutkan perkataannya.
“Omona! Omona!” Ri On pura-pura menangis sedih. “Apa yang harus dilakukan! Maafkan saya! Maafkan saya! Saudara perempuan saya memiliki masalah... di sini.” Ri On menunjuk kepala Ri Jin. “Dia benar-benar sakit...di sini! Dongsaeng-ah... Oppa akan membawamu ke rumah sakit. Mari kita pergi.”
Ri On menarik Ri Jin mundur sambil tetap membekap mulutnya, meski Ri Jin berteriak dan meronta. Do Hyun memperhatikan mereka hingga mereka menjauh.
***
Ri On mengendarai mobil sambil bernyanyi dengan botol kosong sebagai mikrofon dan meminta Ri Jin ikut bernyanyi. Ri Jin memukuli Ri On dengan botol itu, apakah Ri On ini punya kepribadian ganda. Ri On bilang bahkan jika Ri Jin berkata seperti itu, dia tidak akan bisa menulis di sebuah rumah dengan dua orang yang berpenyakit mental (dirinya dan Ri Jin).
“Berapa lama kau akan menjadi seorang penulis misteri dan menggunakan keluarga sebagai penggantimu?”
“Menjadi seorang penulis misteri adalah identitasku.”
Ri On bangga dengan hal itu, dia bahkan bisa naik pesawat di kelas utama. Dan hal itu menjadikanya seorang oppa yang keren. Jadi Ri jin harus puas dengan hal itu. Tetap saja, Ri Jin bilang seharusnya Ri On mempunyai nama pena yang baik.
“Apa itu Omega? Ada banyak nama lain yang bisa digunakan.”
“Ini sangat transparan dan jelas. Aku sangat mencintai Omega-3.”
Ri On lalu protes pada Ri Jin yang memanggilnya, Oppa-nya, dengan ‘Hei’. Ri Jin bilang dia tidak cukup puas dengan tidak berdebat dengan Ri On. Ri On mengangguk, karena akan menjadi masalah besar jika Ri Jin merasa puas.
Ri On lalu mengatakan sesuatu tentang si kembar di kerajaan Inggris. Ri Jin bingung kenapa percakapan mereka sampai sejauh itu. Ri Jin memukuli Ri On dengan kesal. Sementara Ri On berusaha menghindar karena dia sedang mengemudi.
Mobil berhenti. Ri Jin melamun sambil menyandarkan kepalanya ke jendela. Ri On membuka pintu, dan membuat Ri Jin kaget. Ri Jin masih tampak begitu kesal pada Ri On. Mereka sudah sampai di depan rumah sakit, Ri On benar-benar membawa Ri Jin ke rumah sakit. Ri Jin turun dari mobil dan menatap kesal pada Ri On.
Ri On memegang pundak Ri Jin, “Bahkan jika apa yang ada di dalam rumah sakit ini begitu besar, aku harap kau akan mampu bertahan. Jangan lupa bahwa kita selalu bersama-sama di dalam hati kita.”
“Lupakan tentang kita selalu bersama, dan jangan membuat reporter menelponku!”
Ri On tertawa, “Jangan melihatku seperti itu! Dapatkah psikiater memperbaiki kebiasaanmu menyimpan dendam untuk waktu yang lama? Oppa menyesal, maaf.”
Ri On membelai kepala Ri Jin. Ri Jin menepisnya. Ri On bilang dia merasa lega karena Ri Jin sehat. Ri Jin mengangguk, dia akan pergi.
Sebuah ambulance datang, dan menarik perhatian Ri Jin. Dari dalam ambulance di bawa keluar seorang ahjussi yang merontak ingin dilepaskan. Ri Jin tersenyum dan bergegas menghampiri ahjussi itu.
Ri Jin menyapa ahjussi itu dengan riang, tapi ahjussi tak suka melihat Ri Jin lagi dan meminta untuk di lepaskan. Ri Jin berusaha menenangkan ahjussi itu dengan berkata kalau dia akan memarahi orang yang membuat ahjussi itu jadi seperti ini.
Begitu masuk ke dalam gedung rumah sakit dan beberapa dokter serta menghampiri, Ri Jin memberikan pengarahan tindakan untuk ahjussi itu. Ahjussi berteriak.
“Apa? Memompa perutku? Kau tidak bisa melakukan itu padaku! Hey!Aku memiliki semua kekuasaan di Korea! Apa kau tidak takut?! Hey!” ahjussi itu terus berteriak.
Ri Jin menatap ahjussi yang terus didorong menjauh dengan khawatir. Ri Jin lalu membuka jaketnya. Dia ternyata memakai jas dokter dan di saku jasnya tertulis ‘Dokter Kejiwaan Oh Ri Jin’. Ri Jin menghela nafas dan segera menyusul.
Di ruang UGD, ahjussi tadi mengamuk dan mengacungkan tiang infus. Dia berteriak agar orang-orang tidak mendekatinya. Ri Jin yang sampai kemudian berusaha tenang dan meminta ahjussi menyerahkan tiang infus itu.
“Mengapa kau selalu menyela? Aku masih tidak bisa mengatakan apakah kau seorang dokter atau pasien! Aku tidak akan membiarkanmu. Jika kau datang lebih dekat, aku akan...” ahjussi mengarahkan tiang itu pada Ri Jin.
Ri Jin berusaha menenangkan ahjussi itu dengan mengatakan mereka akan memeriksa perut ahjussi nanti dan mengajaknya bicara setelah ahjussi meletakkan tiang itu.
“Jika Anda mendengarkan saya, saya akan memberikan alkohol, oke? Saya tahu sebuh tempat dengan anggur beras yang enak. Sementara Anda minum sedikit alkohol ceritakan apa yang telah menyulitkan anda. Saya akan mendengarkan semuanya. Saat anda keluar dari rumah sakit, anda mengatakan kepada saya bahwa anda ingin berhenti minum alkohol dan menjalani rehabilitasi. Minum satu minuman terakhir dengan saya, dan lepaskan semua dendam dan kemarahan dalam hati Anda. Oke?”
Tapi ahjussi itu malah semakin mengamuk dan berusaha menyerang Ri Jin. Tapi pada akhirnya Ri Jin berhasil menjatuhkan ahjussi dengan satu jurus (katanya jurus Yudo). Ri Jin segera meminta perawat untuk menyiapkan Ativan (obat penenang untuk rasa cemas dan tegang).
Setelah disuntik, ahjussi itu dibawa perawat ke ruang perawatan atas petunjuk Ri Jin. Dan Ri Jin masih tetap peduli pada ahjussi itu.
“Ahjusshi, jangan khawatir. Saya akan membelikan Anda beberapa anggur beras, oke?”
“Ya…tolong berikan pada saya.” Ujar ahjussi itu memelas.
Ri Jin pun merasa tenang. Dia lalu menanyakan keadaan perawat dan dokter lain. Dan langsung merawat pasien yang lain.
Ri On menyaksikan kejadian tadi dan bergumam, “Kau keren, Dongsaeng.”
Ri On lalu menatap Ri Jin sambil tersenyum manis.
Ri On kembali ke mobilnya sambil bersenandung. Ri On lalu mencari kabel USB untuk mengisi ulang baterai ponselnya yang habis. Ri On mengeluarkan isi tasnya. Ada beberapa majalah.
Lalu Ri On menatap agak lama sebuah buku yang dia keluarkan dari tas. Itu adalah kliping mengenai tragedi yang terjadi dalam keluarga Seung Jin Grup, dan ada gambar Cha Do Hyun.
Sementara itu Do Hyun sampai di kediaman keluarga Seung Jin Grup. Sebelum turun, Do Hyun menenangkan dirinya sendiri.
Do Hyun lalu turun dan masuk ke dalam rumah yang sangat besar itu. Sekretaris Ahn menyambut kedatangan Di Hyun. Lalu terdengar suara seorang wanita, “Omoni!”
Nyonya Shin duduk dengan Ketua Seo, yang adalah neneknya Do Hyun. Nyonya Shin kesal karena Ketua Seo tak menghiraukan panggilannya.
“Apakah dia kali ini juga terluka di suatu tempat? Dimana Anda sembunyikan dia? Omoni. Ini sudah dua puluh dua kali Anda telah memindahkannya. Apakah dia adalah kuda di papan catur? Apakah Anda pikir tubuhnya akan lebih baik jika Anda memindahkannya seperti itu?”
Ketua Seo membaca koran sambil masih mengacuhkan Nyonya Shin.
“Omoni! Sungguh, ada apa dengan Anda?! Anda memindahkan dia ketika saya mencoba menemukan dimana dia dirawat. Ketika saya akhirnya menemukannya, anda memindahkannya lagi. Mengapa anda terus membuat usaha saya sia-sia?”
Kali ini Ketua Seo menoleh, “Di dunia mana kau belajar bicara seperti itu? Kau tidak bisa berbicara kecuali yang vulgar, ya?”
Nyonya Shin membenarkan. Bahkan jika semua orang tidak tahu, dia berhak tahu (keberadaan orang yang disebutkan sebelumnya). Ketua Seo menanyakan siapa Nyonya Shin hingga merasa berhak seperti itu, apa yang bisa dibanggakan Nyonya Shin, apa Nyonya Shin punya seorang penerus atau putra?
“Saya..saya.. Mengapa saya tidak memiliki seorang putra? Do Hyun-ku, putra Joon Pyo, cucu Anda, satu-satunya penerus Seung Jin, dia keluar dari perut saya!”
Ketua Seo meletakkan koran dengan kasar di meja, “Apa yang kau lakukan? Berapa kali aku harus bilang padamu bahwa dia bukan putramu?! Apakah kau menyesali keputusanmu, setelah memutus hubunganmu dengan dia?”
Ketua Seo yang sedang marah berdiri. Lalu terkejut karena Do Hyun sudah ada disana. Ketua Seo terdiam. Do Hyun memberi hormat.
Nyonya Shin memanggil Do Hyun dengan senang dan menghampirinya. Nyonya Shin memegang pipi Do Hyun. Do Hyun tersenyum pada ibunya itu.
Tapi tatapan Do Hyun lebih banyak tertuju pada neneknya. Nyonya Seo bilang Do Hyun pasti merasa kesal (mendengar pembicaraan tadi). Ketua Seo tak menunjukkan ekspresi apa, tetap saja bersikap dingin dan segera pergi dari sana.
***
Bersambung ke bagian 2~
Komentar:
Aku masih agak bingung… Cha Joon Pyo, ayahnya Do Hyun itu sudah meninggal atau belum. Lalu siapa yang dibicarakan Nyonya Shin dan Ketua Seo, apakah Cha Joon Pyo? Mungkinkah Joon Pyo sedang sakit dan disembunyikan Ketua Seo?
Dan apa maksud dari Ketua Seo kalau Do Hyun bukan anaknya Nyonya Seo? Dan apa maksud Nyonya Shin memutus hubungan dengan Do Hyun? Apakah mungkin Nyonya Shin adalah istri siri Joon Pyo? Dan istri aslinya adalah Min Seo Yeon yang meninggal dalam kecelakaan mobil bersama Cha Gun Ho (kakek Do Hyun dan suami Ketua Seo)?
Jadi Do Hyun dalam daftar keluarga disebutkan sebagai anaknya Min Seo Yeon. Seperti Kim Tan di Heirs? Mungkin..
Mian, aku masih bingung… gak ada penjelasan awal tentang keluarga Do Hyun. Atau mungkin memang aku yang kelewat dan tidak menemukannya. Mian ya…
Jadi, kepribadian ganda Do Hyun yang banyak itu pertama kali muncul di tahun 2004 saat Do Hyun masih SMA (sama dong kayak aku, hehe..). Oya lupa, Do Hyun ini ceritanya masih diumur 28 tahun. Sejak kemunculan pertama, Do Hyun tidak pernah pulang lagi ke Korea, karena dia takut keluarganya tahu tentang penyakitnya itu. Do Hyun berobat, tapi masih belum bisa menyembuhkan penyakitnya itu.
Do Hyun sepertinya adalah orang yang baik. Bahkan terlalu baik pada orang lain. Dan sepertinya dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya begitu saja seperti orang lain. Dia terlihat lebih hati-hati. Mungkin karena itu kepribadiannya yang lain muncul. Dan mungkin juga karena kenangan buruk masa kecilnya yang sempat muncul sebelum Se Gi keluar.
Masih episode awal, jadi sementara hanya bisa menebak-nebak saja.
Thank eonni sinop ny ☺
ReplyDeleteBanyak miSteri di drama ini.
Baru muncul beberapa kepribadian di do hyun aja aq udah pusing mw ngapalin namany mereka atu atu.
Sinopsis Pinocchio nya blm ya mbak?? Maaf komen diartikel ini.. Dari kmaren nungguin bolak balik.. Hehe
ReplyDeletemaaf mbak, boleh tanya first impressionnya gimana ga mbak?
ReplyDeletembak juga pernah nulis IOTL juga, jadi penasaran hehe
oya, ini project bareng siapa mbak? atau mbak nulis sendiri? soalnya mbak dyah dan mbak lilik juga barengan nulis episode 2nya :P
gomawo mbak mumu ^^
Jjjjyyyaahahaaa...ngakak liat tampangx PSJ smpe' pangling,,mgkin d buat gtu biar g saingan sm Jsung hahahaa....tp keduax Kyeopta gomawo unn ^_^
ReplyDeletefirst comment........akhir'a muncul juga sinop'a
ReplyDeletetp kenapa rambut'a oh ri jin kaya gitu sih.....???
jisung oppa tetep keren dah.....
Hmm.. ini niru kisah Sybil, wanita berkprubadian 16 yg msh diperdebatkan apa bnar kisah nyata ato tlah ditambah2in sama dokter yg nmerawatx dan nulis kisah itu bbrp th stlah sybil meninggal
ReplyDelete