Kill Me, Heal Me | Episode 6 – 1
Do Hyun menawarkan bantuan agar Ri Jin tidak lagi bingung antara dirinya dan Se Gi. Do Hyun mendekatkan wajahnya pada Ri Jin, hendak mencium. Ri Jin sudah menutup mata, dan memonyongkan bibirnya. Tapi ternyata, saat sundah hampir sampai, Do Hyun membatalkannya. Dia terbatuk dan menghela nafas.
Begitu dilihat Ri Jin yang tampak kesal, dan kemudian Ri Jin menarik kerah jas Do Hyun, Do Hyun meminta maaf. Tergagap Do Hyun berkata bahwa dia perlu memastikan sesuatu. Seperti yang Ri Jin tahu, dia tidak menggunakan hatinya sendirian dan berbagi dengan kepribadian yang lain.
“Aku benar-benar tidak tahu si-si-siapa yang membuat hal itu terjadi. Jadi untuk memastikannya—“
“Kenapa kau berhenti?!”
“Apa?” Do Hyun terkejut dengan reaksi Ri Jin yang tak terduga.
Ri Jin bilang jika seorang pria menghunuskan pedangnya, maka harus melakukannya sampai akhir. Tapi kenapa Do Hyun sangat pengecut. Dia juga harus memastikan sesuatu, jadi Do Hyun harus menyelesaikan apa yang sudah dia lakukan. Do Hyun gugup dan berkata bahwa Ri Jin sepertinya sudah sangat mabuk (jadi ngelantur). Tapi Ri Jin malah semakin kencang menarik kerah Do Hyun.
“Meskipun aku menggunakan hatiku sendiri, semuanya membingungkan! Selama beberapa hari ada seekor serangga yang merayap di kepalaku! Maksudku, kenapa aku harus memelihara seekor serangga di kepalaku karena dirimu? Dengan otak yang mendapat nilai ujian 100, kenapa aku harus memelihara serangga? Apa tidak ada yang lain yang bisa kupelihara? Bagus sekali. Karena semuanya sudah terjadi, kita pastikan saja dan akhiri semuanya.”
Ri Jin memajukan bibirnya hendak mencium Do Hyun hingga Do Hyun terjatuh ke lantai.
Tapi sayang, tiba-tiba Ri On masuk dan terkejut melihat pemandangan di depannya. Ri On terduduk lemas dan memanggil-manggil nama ibunya.
Sementara itu Ri Jin dan Do Hyun bergegas bangun dengan salah tingkah.
Ri On merapikan poninya, “Kasus menarik.”
***
Episode 6
Do Hyun memindahkan barang di bagasinya ke depan. Sementara ayah dan Ri On memasukan makanan yang sudah terbungkus rapi ke dalam bagasi. Makanan yang sangat banyak.
Ibu berpesan agar Do Hyun menyimpan kimchi di dalam kulkas dan mengambil lauk sesuai dengan porsi Do Hyun. Dan kalbi juga simpan di dalam kulkas. Do Hyun merasa tak enak, seharusnya ibu tidak perlu memberikan banyak makanan untuknya.
“Aigoo! Aku hanya membungkuskan sedikit untukmu, karena kau bilang kau tinggal sendirian.”
“Aku tahu, kan? Isinya terlalu sedikit. Bukankah Ibu terlalu pelit pada temanku, Bu?” Ri Jin menimpali.
Sedikit? Bagasi pun sampai tak bisa ditutup. Ayah mengambil dua kotak hingga bagasi bisa ditutup dan memberikannya pada Do Hyun untuk dibawa di depan. Ayah bilang seharusnya Do Hyun memanggil sopir pengganti saja, kenapa Do Hyun mencoba menyetir disaat kepalanya sedikit berdengung. Tapi Ri On merasa situasinya tidak tepat.
Mereka pun menoleh pada Ri Jin yang berdiri agak jauh. (Entah apa alasan yang diberikan Ri Jin dan Do Hyun atas kejadian tadi)
Do Hyun segera pamit pergi. Ayah menyuruh Do Hyun datang lagi dan memberitahu jika makanannya sudah habis. Ayah, ibu, dan Ri On tersenyum manis mengantarkan kepergian Do Hyun sambil melambaikan tangan. Begitu mobil menjauh, raut wajah mereka berubah.
Ibu berjalan paling depan, dan berhenti di depat Ri Jin.
“Ah, apa? Ah, kenapa?” ujar Ri Jin pada keluarganya yang sedang menatapnya dengan raut wajah kesal. Tapi Ri Jin tak berani mengangkat kepala dan menunjukkan wajah. Dia hanya menunduk dan menutupi wajahnya dengan rambut.
“Kau tahu pintu gudangnya rusak. Seorang wanita harus tahu caranya jual mahal. Ck.”
“Kau itu seorang eolppa dan geumsappa. Auh…” (Eolppa: orang yang jatuh cinta pada orang yang tampan, Geumsappa: orang yang mudah jatuh cinta)
“Karena dengungannya sudah hilang, sekarang kau malu, kan? Cepat masuk!”
Setelah semuanya berjalan pergi, barulah Ri Jin berteriak membela diri, “Aku tidak mengurungnya dengan sengaja! Kenapa kalian tidak mendengar ucapanku?”
Ri Jin menghentakkan kaki dengan kesal.
Belum jauh dari rumah Ri Jin, Do Hyun menghentikan mobilnya. Teringat apa yang diucapkan dan dilakukannya tadi. Do Hyun menggeleng dan menyandarkan kepalanya ke setir. Membuatnya melonjak kaget karena klakson berbunyi.
Ri Jin malah curhat pada anjingnya, Rin.
“Aku gila, benar-benar gila, aku pasti sudah gila! Aku tidak melakukannya, kan? Alkohol yang melakukannya, kan? Kenapa kau tidak mengatakan apapun, huh? Seharusnya aku tidak minum? Itulah! Kenapa aku melakukannya?”
Ri Jin berguling di tanah memeluk Rin dan terus mengatakan kalau dirinya bodoh.
***
Do Hyun selesai membersihkan diri. Dia menatap dirinya di cermin. Mengingat perkataan Ri Jin, meski hatinya milik sendiri tapi dia bingung dan ada serangga merayapi kepalanya, kenapa dia harus memelihara serangga di kepalanya karena Do Hyun.
Do Hyun tersenyum mengingatnya. Lalu tersadar dan segera keluar dari kamar mandi.
Lalu muncul Se Gi, sama seperti Do Hyun, menatap diri di cermin dengan aura kemarahan. Se Gi mengetuk-ngetuk tangannya.
***
Do Hyun terbangun. Lalu terkejut melihat tulisan bercat merah di dinding, “Kubunuh kau”. Do Hyun terbatuk. Matanya kembali terbelalak melihat lantai kamarnya penuh dengan botol minuman dan puntung rokok.
Dan begitu keluar, rumah Do Hyun sudah berantakan. Barang-barang patah, becah, dan berantakan di lantai. Begitupun CCTV yang dipasang Do Hyun. Do Hyun mengambil CCTV itu dan melihat ke sekitar. Tak lama, terdengar suara Se Gi.
“Lama tak jumpa, Cha Do Hyun. Kau membuat rumahmu menjadi penjara sejak aku pergi. Sangat mengagumkan. Kau membuat rumahmu menjadi penjara sejak aku pergi. Sangat mengagumkan.” Se Gi bertepuk tangan dalam video yang direkam Se Gi semalam. “Kau punya cara menghabiskan uang, karena kau kaya. Apa kau benar-benar berpikir kau bisa mengurungku seperti ini?”
Do Hyun menatap rekaman itu sambil menahan amarah. Do Hyun menggenggam erat CCTV yang ada di tangannya.
“Kenapa? Setelah mengurungku seperti ini, saat aku tidak disini, apa kau akan menemui wanitaku lagi?”
“Wanitaku?” Do Hyun tak mengerti.
“Beraninya kau merampas waktuku di momen paling membahagiakan!? Orang bodoh yang tidak tahu melakukan apapun selain bersembunyi, menghindar, dan kabur, berani mencium wanitaku!?” Se Gi tampak marah.
Do Hyun pun mengerti siapa wanita yang dimaksud Se Gi.
“Dengarkan baik-baik apa yang aku katakan sekarang. Jika kau menyentuh wanitaku, wanitamu akan dalam bahaya.” Se Gi menunjukkan foto Chae Yeon.
Chae Yeon masih tidur, dengan…Ki Joon. Ponselnya bergetar, tapi Chae Yeon tak juga menjawabnya meski Ki Joon sudah memberitahu. Ki Joon mengambil ponsel Chae Yeon dan melihatnya. Telpon dari Cha Do Hyun. Ki Joon bangun untuk menjawabnya.
Dari seberang terdengar suara Do Hyun yang panik menanyakan keberadaan Chae Yeon. Apa ada yang salah? Apa Chae Yeon selamat? Chae Yeon baik-baik saja? Ki Joon menyuruh Do Hyun bertanya satu-satu. Do Hyun sedikit terkejut, ternyata yang menjawab adalah Ki Joon.
“Mengapa kau memeriksa keselamatan wanita milik orang lain begitu pagi di akhir pekan? Katakan padaku apa yang ingin kau sampaikan. Cha Yeon yang putus asa mencarimu sedang tidur.”
“Mungkinkah…kau bersama Chae Yeon kemarin?”
Ki Joon bertanya balik, jika dia mengiyakan, apakah itu artinya keselamatan dan keamanan Cha Yeon sudah di pastikan semua. Kalau begitu Do Hyun bisa percayakan sisanya. Do Hyun berterima kasih pada Ki Joon.
Ki Joon yang membuat kopi menghentikan sejenak kegiatannya. Ki Joon kesal mendengar Do Hyun dan mengira Do Hyun mabuk semalam. Ki Joon menyuruh Do Hyun menutup telponnya jika hanya akan bicara omong kosong. Ki Joon hendak menutup telpon, tapi Do Hyun meminta Ki Joon menunggu sebentar.
Ki Joon sudah malas, apa masih ada yang ingin diperiksa Do Hyun? tapi Do Hyun bilang dia ingin meminta tolong pada Ki Joon.
Telpon sudah ditutup. Ki Joon kembali ke kamar dengan secangkir kopi di tangan. Chae Yeon bangun mencium aroma kopi itu dan menanyakan siapa yang menelpon. Saat tahu Do Hyun yang menelpon, Cha Yeon langsung membuka mata dan duduk. Chae Yeon bertanya mengapa Do Hyun menelpon.
Ki Joon menjelaskan bahwa Do Hyun menelpon untuk menanyakan keadaan Chae Yeon semalam. Chae Yeon menanyakan jawaban Ki Joon. Ki Joon bilang dia mengejek Do Hyun dengan mengatakan bahwa Chae Yeon semalam bersamanya, jadi Chae Yeon pasti aman.
“Dia tidak mengatakan apapun lagi?”
“Dia bilang jangan pernah meninggalkanmu sendirian. Dia bilang agar selalu berada disisimu. Aku hampir menangis.” Ki Joon tertawa kecil. Mengejek.
Tapi Chae Yeon tampak merasa aneh, “Apa dia sedang melepaskan adiknya untuk menikah atau semacamnya?”
***
Do Hyun mondar mandir sambil bergumam bahwa Chae Yeon punya Ki Joon, tidak akan terjadi apa-apa, dan Chae Yeon selamat. Video Se Gi muncul kembali.
Se Gi mengejek Do Hyun yang tampak menyedihkan. Karena tepat 10 menit, Do Hyun baru saja menelpon Chae Yeon dan memastikan keselamatannya. Bahkan setelah Do Hyun tahu dia selamat, Do Hyun masih gelisah.
“Bagaimana? Bagai tinggal di neraka, kan? Jika kau tidak mau melewati neraka ini lagi, perhatikan peringatanku baik-baik. Jika kau berurusan dengan wanitaku, wanitamu akan dalam bahaya. Ini peraturan pertama untuk kita agar kita bisa hidup bersama dengan damai. Kau mengerti?”
Do Hyun tak bisa menahan amarahnya lagi. Dia mengumpat Se Gi dan berteriak, lalu menarik paksa layar yang ada di dinding.
Sekretaris Ahn yang baru saja masuk segera menyadarkan Do Hyun agar lebih tenang.
“Apa yang terjadi disini? Bagaimana ini bisa terjadi?” Sekretaris Ahn bingung melihat keadaan rumah yang berantakan.
“Mulai sekarang aku akan menganggap ini sebagai taruhan.” Ujar Do Hyun.
***
Ri Jin baru bangun, dan teringat kejadian memalukan semalam. Saat Do Hyun tidak jadi menciumnya dan dia marah karena Do Hyun berhenti. Ri Jin menghentakan kali di dalam selimut.
Lalu ponselnya berdering, dari “Tarik nafas sebelum diangkat”.
Ri Jin melonjak kaget, lalu mengambil sikap duduk rapi, “Yobo…”
“Siapa sayangmu, dasar! Kau pikir masa percobaan itu hal bagus?” Ternyata yang menelpon adalah Dokter Park.
(maksud Ri Jin akan mengucapkan ‘Yoboseyo’ yang artinya halo. Karena Dokter Park memotong, jadi hanya terdengar ‘Yobo’ yang artinya sayang.)
Ri Jin menyangkal. Tapi Dokter Park mempertanyakan Ri Jin yang tidak muncul di rumah sakit sekarang. Dokter Park menyuruh Ri Jin segera datang ke rumah sakit seperti petir Usain.
Dokter Park bahkan berteriak, “Sekarang!”
Ri Jin segera melompat dari kasur sambil berkata bahwa dia mengerti.
***
Sampai di rumah sakit, Ri Jin diberitahu bahwa seorang pasien VIP ingin bicara dengannya. Ri Jin bingung, VIP macam apa yang ingin bicara dengan orang yang baru magang satu tahun.
Dokter Park bilang dia tidak tahu, pasien itu langsung memilih Ri Jin dan meminta Ri Jin untuk segera datang. Ri Jin semakin penasaran siapa orang itu.
“Dia pasien VVIP yang membuat Ketua Yayasan meminta secara khusus pada kita, jadi perhatikan.”
Dokter Park menyuruh Ri Jin menandatangani kontrak kerja. Ri Jin heran kenapa dia harus menuliskan sesuatu seperti itu. Tapi kemudian matanyanya terbelalak begitu melihat nama si pasien. Shin Se Gi.
Dengan panik Ri Jin langsung meminta Dokter Park untuk mengirimkan orang lain selain dirinya. Ri Jin bilang mulutnya murahan (comel), jadi dia tidak menjamin bisa menjaga rahasia pasien itu.
“Dasar..apa kau dalam situasi untuk mengatakan seperti itu? Pergi, pergi! Cepat pergi! Keluar!” Dokter Park menarik Ri Jin untuk segera keluar.
“Dokter Park! Please, please!”
“No, thank you. Cepat pergi! Aku harus ganti baju! Cepat pergi!” Dokter Park mendorong Ri Jin keluar.
Ri Jin mendesah. Dan di luar sudah ada seseorang yang menunggunya. Dan mengantarnya ke sebuah rumah.
Ri Jin turun di depan rumah itu dan melihat mobil merah yang pernah dia naiki dengan Se Gi. Hal itu mengingatkan Ri Jin pada Se Gi yang menyuruhnya memilih antara dia dan Do Hyun, serta ciuman itu.
“Aku tidak mau menghabiskan waktu ini bersama dengannya. Aku tidak ingin cemas tentang kapan aku bisa menghilang saat bersamamu. Tidurkan Cha Do Hyun, agar dia tidak bisa bangun selamanya.”
Mengingat hal itu, Ri Jin hendak berjalan pergi. Tapi kemudian dia teringat nasihat Dokter Park, bahwa hal itu bukan sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan Ri Jin menghindari Se Gi. Semakin Ri Jin menghindari Se Gi, maka obsesinya semakin buruk. Ri Jin menatap ke rumah itu dan menghela nafas kesal.
Ri Jin masuk ke dalam rumah, dan terkejut melihat rumah yang berantakan. Ri Jin melihat sesosok pria yang menghadap jendela. Ri Jin menyangka itu adalah Se Gi.
“Shin-gun, ini semua adalah kerjaanmu? Mengapa kau membuat kekacauan besar kali ini? Ah, lupakan. Kenapa kau memanggilku kali ini?”
Pria yang Ri Jin kira Se Gi tidak menjawab, bahkan tidak menunjukkan wajahnya.
“Hei, Shin-gun, aku orang sibuk. Aku tidak punya waktu untuk bermain dengan pesan palsumu dan pertunjukan VIP. Cepat katakan. Apa? Apa kau menyuruhku untuk memilih antara Shin-gun dan Cha-gun lagi? Atau, kau akan menyuruhku membuat Cha Do Hyun tidur selamanya lagi?”
Pria itu mendekati Ri Jin, “Sepertinya, kau berbohong padaku.”
Ri Jin menatap pria itu dan sadar kalau itu Do Hyun, bukan Se Gi.
Do Hyun mengingatkan, terakhir kali dia bertanya, Ri Jin bilang tidak pernah diminta apapun sebagai dokter oleh Se Gi. Ri Jin menjelaskan bahwa itu tidak bohong. Se Gi memintanya setelah dia bertemu Do Hyun. Kemarin dia hendak memberitahu Do Hyun, tapi dia sangat mabuk.
“Tapi..aku pikir kaulah yang berbohong. Apa alasanmu memanggilku kesini dengan nama Shin-gun?”
“Aku sedang bertaruh.”
“Apa maksudmu bertaruh?”
“Jika Se Gi memanggilmu…kau akan datang atau tidak. Akankah kau mengingat peringatan ku dan menghindarinya. Atau akankah kau mengabaikan peringatanku dan tetap datang menemui Se Gi. Tergantung pada hasilnya, aku akan memutuskan apakah aku harus mewaspadaimu atau membuatmu berada pihakku.”
Berdasarkan penjelasan Do Hyun, Ri Jin menganggap Do Hyun sedang mengujinya. Do Hyun tak menyangkal. Ri Jin lalu menanyakan keputusan Do Hyun.
Do Hyun bilang Ri Jin dan Se Gi ternyata lebih dekat dari yang dia perkirakan. Se Gi serius pada Ri Jin, dan Ri Jin juga bisa jadi serius pada Se Gi. Karena itu Do Hyun punya pikiran bahwa mereka bisa bekerja sama untuk membuatnya tertidur. Dan itu berbahaya, cukup berbahaya. Dan karena itu Do Hyun perlu mencari cara untuk bisa bertahan.
“Jadi, kau memutuskan untuk mewaspadaiku?”
“Tidak, kebalikannya. Aku berpikir untuk membuatmu berada di pihakku. Apa kau akan melakukannya jika aku membuat permintaan yang sama dengan Se Gi?” Do Hyun semakin mendekat pada Ri Jin. “Oh Ri Jin-ssi, maukah kau menjadi psikiater rahasiaku?”
***
Chae Yeon yang sedang berolahraga, teringat perkataan Ki Joon. Ki Joon bilang Chae Yeon tak perlu bingung, mulai sekarang Do Hyun tidak akan masuk perangkap Chae Yeon. Do Hyun membuat batas, dan menurut Ki Joon itu artinya Do Hyun punya pacar.
Chae Yeon dengan kesal mematikan alat olahraganya.
***
Ri Jin bilang dia datang untuk menghilangkan satu masalah, tapi dia malah dapat satu lagi. Ri Jin meminta maaf, Do Hyun sudah salah alamat. Dia bukan seorang profesional, dan tidak pernah menangani pasien DID.
Do Hyun bilang, Ri Jin memang bukan seorang profesional tapi tidak ada orang lain yang lebih baik menjadi psikiater rahasia untuknya selain Ri Jin.
“Aku bukan profesional, tapi aku cocok untuk pekerjaan ini?”
“Sampai sekarang Se Gi tidak pernah bekerjasama dengan dokter manapun.”
“Lalu apa?”
“Sebelumnya dia mendengarkanmu.”
“Apa? Dia hanya sekali bersikap seperti binatang peliharaan (nurut).”
Do Hyun bilang Se Gi serius pada Ri Jin. Anggap saja begitu, ujar Ri Jin. Lalu apa? Do Hyun merasa Ri Jin bisa membujuk Se Gi. Tapi Ri Jin bingung apa yang harus dia bujukan pada Se Gi.
“Keamananku dan pengikutsertaan aktif dalam perawatan gabungan yang akan dimulai setelah tiga bulan.”
“Tapi kenapa setelah tiga bulan? Jika kau sangat ingin melenyapkan Se Gi kau bisa mendapat perawatan sekarang, tentu saja dari seorang ahli.”
Do Hyun bilang ada sesuatu yang harus diselesaikannya selama tiga bulan itu. Setelahnya Do Hyun berencana kembali ke Amerika dan secara resmi mendapat perawatan. Jadi Ri Jin hanya perlu menghentikan Se Gi saat berada disisinya sampai saat itu. Do Hyun tidak akan menolak jika Ri Jin juga bisa melenyapkannya.
Ri Jin kesal, kenapa Se Gi dan Do Hyun melakukan itu padanya. Mereka bukan karakter permainan dan dia bukan pemain yang ahli. Tapi kenapa mereka memintanya untuk melenyapkan satu sama lain.
Do Hyun mengingatkan bahwa dia belum mendengar jawaban Ri Jin. Maka Ri Jin langsung menolaknya. Tapi itu bukan jawaban yang Do Hyun inginkan. Ri Jin bilang Do Hyun tidak bisa hanya mendengar jawaban yang dia inginkan.
Kalau begitu Do Hyun akan mencari cara agar jawabannya berubah. Tapi Ri Jin tetap menolak, dan tak akan mengubah keputusannya. Ri Jin berjalan pergi, dan terhenti saat mendengar Do Hyun menghubungi Ketua Yayasan.
Ri Jin berteriak marah, apa yang Do Hyun lakukan. Do Hyun menjelaskan Ri Jin baru saja dari pengangguran. Ternyata Do Hyun meminta Ketua Yayasan RS untuk memproses penghentian kerja magang Ri Jin disana. Do Hyun bilang dia berpikir untuk menawarkan pekerjaan yang bagus untuk Ri Jin, dengan gaji di luar bayangan Ri Jin.
Chae Yeon sampai di depan rumah Do Hyun dan keluar dari mobilnya. Dia lalu terkejut melihat Ri Jin keluar dari rumah Do Hyun. Sementara itu tampak raut wajah Ri Jin yang kesal. Ri Jin berjalan pergi.
Chae Yeon mulai berpikir, mungkinkah benar apa kata Ki Joon, bahwa Do Hyun sudah punya pacar?
Di dalam rumah, Do Hyun merenung. Mengingat perkenalan resminya dengan Ri Jin. Saat itu Ri Jin menanyakan namanya. Juga teringat ciuman itu.
“Menggunakan wanitanya Se Gi untuk melenyapkan Se Gi. Apakah itu maksud anda?” Sekretaris Ahn keluar dari ruang kontrol CCTV.
Do Hyun menggeleng, “Tidak. Aku melindungi wanitanya Se Gi dari Se Gi. Itulah maksudnya.”
Tapi menurut Sekretaris Ahn, dengan membuat Ri Jin di dekat Do Hyun itu akan menjadi lebih berbahaya. Do Hyun bilang dia tidak akan membiarkan Ri Jin berada di pihaknya, dan tidak akan membiarkan Ri Jin merasakan perasaannya. Akan diperlukan sebuah perjanjian.
“Tapi menurut ancaman Se Gi, Ketua Tim Han akan dalam bahaya.” Sekretaris Ahn mengingatkan.
“Ki Joon berada disamping Chae Yeon, tapi Oh Ri Jin berbeda. Hanya karena aku menghindari Oh Ri Jin, jika Se Gi pergi mencari Oh Ri Jin maka tidak ada gunanya. Lebih baik, membuatnya berada disisiku sebagai psikiater rahasia akan melindungi kedua wanita itu dan satu-satunya cara untuk melindungiku.”
Ponsel Do Hyun berdering, dari Chae Yeon. Chae Yeon meminta Do Hyun untuk membuka pintu rumah karena dia ada di depan. Chae Yeon menarik-narik pintu. Tapi sepertinya Do Hyun bilang kalau dia tak ada di rumah. Chae Yeon kesal.
“Kenapa kau seperti ini? Kenapa kau tiba-tiba berbohong? Kenapa kau tidak ada di rumah? Baru saja, aku melihat seorang wanita meninggalkan rumahmu. Apa kau ingin aku menghubungi keamanan dan mendobrak pintu?” Chae Yeon berteriak.
Kemudian Do Hyun dan Chae Yeon bertemu di sebuah café. Chae Yeon menyuruh Do Hyun mengangkat kepala. Karena dengan menunduk seperti itu, Do Hyun tampak seperti seseorang yang sedang berhutang. Do Hyun pun mengangkat kepala dan menatap Chae Yeon.
“Kapan kau tahu Ki Joon oppa adalah tunanganku? Apa kau melalui masa sulit dan stres karena masalah itu?”
“Kenapa aku harus melalui masa sulit dan stres karena kalian berdua?”
“Karena aku cinta pertamamu.”
Do Hyun tersenyum. Chae Yeon meminta Do Hyun untuk tidak menyangkalnya.
“Kau tahu selama ini dan kau bersikap seperti kau tidak tahu. Aku mengingat wajahmu yang memiliki sesuatu yang sangat dibenci, jadi aku tersenyum sedikit.”
“Sesuatu yang sangat dibenci?”
“Kau cinta pertamaku, itu benar. Tapi setelah mengetahui kau punya perasaan pada Ki Joon, aku segera menyerah. Tanpa kerutan, bekas luka, atau bukti apapun, itu mudah untuk menyerah. Setelah itu.—“
Chae Yeon menyela, bahkan setelah itu Do Hyun masih mencintainya. Do Hyun bertanya, bagaimana Chae Yeon begitu percaya diri hingga menebak seperti itu.
Chae Yeon menjelaskan, saat dia sedang mempersiapkan pameran di New Yorl Gallery, Do Hyun membawakan bunga dan meminta fotonya dengan alasan untuk dipasang di pamplet. Tapi setelah Do Hyun menunjukkan padanya beberapa foto, Do Hyun mengambil satu dan menyembunyikannya.
Do Hyun lalu teringat dengan video ancaman Se Gi yang menunjukkan foto Chae Yeon. Rupanya foto itu yang di maksud Chae Yeon.
“Tidak buruk. Diperlakukan sangat berharga oleh seseorang. Itulah apa adanya kau untukku. Seseorang yang ingin kau—“
“Chae Yeon-ah.” Do Hyun tersenyum. “Hentikan memasang perangkapmu. Sekarang aku tidak masuk ke dalam perangkapmu.”
“Apakah ini terlihat seperti aku sedang memasang perangkap?”
“Kau tidak menginginkanku tapi kau tidak ingin memberikanku pada orang lain. Kau tidak ingin aku berada disisimu karena aku seorang anak selingkuhan. Daripada ditaruh dalam perangkap dan kadang-kadang dilemparkan pada pertemanan. Hentikan melakukan itu. Sekarang itu membosankan.”
Do Hyun bangkit dan meminta Chae Yeon untuk tidak mencarinya lagi karena hal itu mulai sekarang. Peringatan yang dia berikan sebelumnya adalah sungguhan. Do Hyun permisi pergi. Chae Yeon bilang lagipula tidak ada yang spesial dari Do Hyun. Do Hyun bersikap polos, tapi karena seorang wanita Do Hyun membuang 20 tahun persahabatan mereka.
“Kalau begitu kau ingin mencampakkan Ki Joon hyung dan datang padaku?”
Chae Yeon terdiam.
“Kau tidak bisa melakukannya, kan? Kalau begitu mulai sekarang, di hadapanku, jangan bersikap seperti seorang wanita.”
Do Hyun kemudian pergi meninggalkan Chae Yeon yang termenung dan berkaca-kaca.
Do Hyun menatap Chae Yeon dari luar café dan melihat Chae Yeon mengusap air matanya.
***
Bersambung ke bagian 2~
Komentar:
Melihat Se Gi yang mulai mengancam keselamatan orang-orang di sekitarnya, Do Hyun tak bisa tinggal diam. Dia harus segera mengambil tindakan pencegahan. Dan menurutnya, dengan membuat Ri Jin di depan matanya akan membuatnya mudah mengontrol Se Gi. Seperti Se Gi yang ingin memanfaatkan Ri Jin, Do Hyun juga ingin memanfaatkan rasa suka Se Gi pada Ri Jin.
Ow~ Chae Yeon tampaknya juga menyukai Do Hyun. Tapi dia tidak bisa, karena Do Hyun hanya anak dari wanita simpanan.
Wuah ...ternyata episode 6 ada di blognya bak mumu juga,padaha bolak balik nengok di bak diyah dedee, Gumapshimnida bak mumu, sudah mulai serius nih ceritanya. Makin jarang ketawanya...kecuali waktu scene ri jin pelihara serangga tuh....he he he
ReplyDeleteCk, Chae Yeon menyebalkan. Ingin di anggap berharga tapi bersikap murahan. Bila benar dia mencintai Do Hyun kenapa dia tidur dengan Ki Joon? Kalau dia tidak bisa menerima Do Hyun mengapa dia menjadikan Ki Joon sebagai pelarian? Tidak bisa menerima Do Hyun karena dia anak selingkuhan? Apa dia juga menginginkan Do Hyun sebagai selingkuhan? Dia pikir itu tindakan wanita terhormat? Aku benci wanita ini. Aku lebih suka dia di Master Sun, walau karakternya sama sebagai wanita yang so jual mahal tapi Tae Ryung lebih berani mengakui perasaannya pada Gang Woo .
ReplyDelete