Kill Me, Heal Me | Episode 6 – 2
Ri Jin menemui Dokter Suk, menceritakan perbuatan Do Hyun yang membuatnya tidak lagi magang di rumah sakit. Dokter Suk menenangkan, itu hanya cuti 3 bulan bukan pemecatan. Ri Jin tetap tak terima karena itu bukan keinginannya, tapi Do Hyun yang dia sebut sebagai orang egois.
“Anda juga seperti itu. Aku tidak tahu seberapa dekat kalian berdua, tapi hanya karena sekali perintah seorang anak muda, bagaimana bisa Anda menghalangi masa depan anak magang? Apakah dia putra seorang Presiden? Apakah dia generasi kedua keluarga kaya?”
“Generasi ketiga, bukan kedua.”
“Apa?”
“Pewaris Seung Jin Grup. Pewaris Seung Jin Grup saat ini, Wakil Presdir IDN.”
Ri Jin sedikit terkejut. Tapi kemudian tak peduli meski itu benar, meski dia seorang kaya, dia tidak seharusnya melakukan hal itu. Dokter Suk menambahkan penjelasannya bahwa Seung Jin Grup adalah pemberi dana terbesar di rumah sakit mereka saat ini.
Ri Jin sudah kehilangan kata-kata. Dia meminta Dokter Suk membantunya. Dokter Suk yang sejak tadi tampak berpikir bilang bahwa menurutnya pergi dari RS tidak seburuk itu.
“Tuan Cha berada dalam bahaya selama tiga bulannya di Korea. Kita tidak tahu kapan dia akan berubah menjadi Se Gi dan mencarimu. Yang terbaik adalah menghindarinya sebisa mungkin.”
“Tapi Profesor…”
“Jadi karena itu mengapa kau tidak pergi dan belajar sebelum kau kembali?”
Ri Jin tak mengerti maksud Dokter Suk. Dan ternyata adalah Dokter Suk menerima permintaan dari Universitas John Hopkins untuk mengirimkan seorang dokter untuk sekolah disana dan dia berencana merekomendasikan Ri Jin.
“Tolak tawaran menjadi psikiater rahasia. Dan pergi saja ke Universitas John Hopkins. Itu solusi terbaik.”
***
Dalam perjalanan pulang, Ri Jin mengingat permintaan Dokter Suk agar dia tidak terlalu membenci Do Hyun. Dokter Suk bilang Do Hyun bukanlah bajingan yang tanpa alasan apapun tiba-tiba bersikap egois.
“Dia seorang pria yang selalu bertanggung jawab untuk semua kekacauan yang dia buat. Karena dia takut orang lain akan terluka karenanya, dia mengkhawatirkan setiap saat dalam hidupnya. Dan dia berusaha keras setiap hari. Mungkin karena dia sudah terpojok dan tidak bisa mengendalikan keadaannya sendiri.”
Ri Jin teringat semua kenangannya dengan Do Hyun. Termasuk saat Do Hyun memperkenalkan dirinya secara resmi. Ri Jin tampaknya masih bimbang dengan keputusan yang akan diambilnya.
***
“Itu bukan sesuatu yang perlu diragukan. Gadis itu harus segera mempersiapkan diri untuk pergi. Dia harus melupakan tawaran rahasianya. Di dalam momen keraguan sesaat itu, kenangan samar-samar telah mulai mempermainkan gadis itu.”
Ri Jin menuliskan kata-kata itu dalam draft novel terbarunya. Ri On tampak serius.
“Sekarang, sebuah kotak asing akan ditempatkan di depan mereka berdua. Sesuatu yang tidak boleh pernah dibuka. Sesuatu yang tidak boleh dilihat. Sebuah kotak pandra, sesuatu yang tidak boleh diingat. Dan suatu hari, dia akan mendengar bisikan-bisikan dari kotak itu. Bukalah. Ingatlah. Hari itu, apa yang terjadi antara kau dan dia.”
Saat Ri On menuliskan kalimat-kalimat itu, Do Hyun termenung di rumahnya yang sudah rapi. Lalu menatap pada kamera CCTV yang sudah dipasang kembali.
***
Nyonya Yoon kembali membahas anaknya Min Seo Yeon. Young Pyo tertawa, wanita selalu seperti itu tertarik dengan gosip dan rumor. Bukan gosip atau rumor, tapi jika anak itu benar-benar hidup di suatu tempat, Nyonya Yoon bertanya apa yang akan terjadi. Dan jika anak itu laki-laki, apa yang akan terjadi?
Young Pyo tak mengerti dengan maksud pertanyaan istrinya. Nyonya Yoon bilang anak itu tetap keturunan dari keluarga mereka. Jika anak itu kembali hidup, penilaian Seung Jin Grup akan berubah. Jadi Nyonya Yoon menanyakan tentang keuntungan yang akan di dapatkan Ki Joon, atau malah Ki Joon tidak beruntung.
“Kita akan membuatnya berdiri di pihak kita, bagaimanapun caranya. Jika kita perlu, pihak kita akan mencari anak itu lebih dulu.”
Young Pyo tersenyum tipis, tapi Nyonya Yoon masih tampak khawatir.
***
Ri On membuka jendela kamarnya dan menguap. Lalu terkejut melihat sesosok wanita dengan wajah tertutup rambut berjalan di halaman. Ri On bersembunyi karena takut.
Saat dia mengintip keluar, wanita itu sudah tidak ada. Ri On makin takut dan terduduk di lantai.
“Dia menghilang…dia menghilang. Aku pikir aku membunuh terlalu banyak orang.” Ri On merengek. “Untuk waktu yang lama aku tidak seharusnya menulis novel apapun seperti ini.”
Ri On berjalan di ruang tengah dengan lemas. Tiba-tiba dibelakangnya melintas wanita itu lagi. Ri On bersembunyi di balik tembok dan merasa lega karena setelah dilihat wanita itu tidak ada. Tapi kemudian dia berteriak saat wanita itu muncul di depannya.
“Mengapa kau berisik sekali?” wanita itu, Ri Jin, merapikan rambut yang menutupi wajahnya.
Ri Jin mengambil kertas yang menempel di pipi Ri On, lalu masuk ke kamarnya. Ri On masih merasa terkejut.
Ayah dan ibu terkejut mendengar Ri Jin mendapat tawaran belajar di Universitar John Hopkins. Ri Jin bilang dia akan belajar ke luar negri selama 6 bulan, jadi dia sedang cuti sekarang. Ibu bilang itu bagus dan menanyakan pendapat ayah.
“Tunggu. Tapi kenapa kau berkeliaran di taman seperti hantu perawan, jika itu berita bagus?” tanya ayah.
“Oh? Itu… Pekerjaan menjadi kacau dan rumit.”
Ibu heran bagaimana pekerjaan menjadi kacau. Ri Jin memberitahu bahwa seorang chaebol memintanya untuk menjadi psikiater pribadi untuk tiga bulan. Ibu bilang itu bagus, itu lebih mudah daripada bekerja di rumah sakit dan gajinya pasti besar. Ibu kembali menanyakan pendapat ayah.
Ayah bilang jika Ri Jin menjadi hantu perawan seperti tadi berarti Ri Jin punya kesukaran tentang sesuatu. Ayah kesal, sebagai seorang ibu seharusnya ibu menanyakan lebih dulu tentang hal itu.
Ri On: “Jadi kau punya dua kue beras yang enak di kedua tangan, dan kau khawatir mana yang harus kau makan dan mana yang harus kau buang?”
Ri Jin: “Aku tidak pernah mau makan kue beras dan aku tidak akan melakukannya. Aku ingin membuang semuanya dan hidup dengan bebas, dengan kekuatanku sendiri. Seperti yang aku lakukan sampai sekarang.”
Ayah: “Kemudian lakukan. Apa masalahnya?”
Ri Jin: “Bagaimanapun aku sudah cuti. Aku dalam situasi dimana aku harus memilih. Jika kalian jadi aku, apa yang akan kalian pilih?”
Ayah bilang tidak peduli apa yang mereka pikirkan, hati Ri Jin lah yang paling penting. Ibu membenarkan, tak ada seorang pun yang menjalankan kehidupan Ri Jin selain Ri Jin sendiri.
Dan menurut Ri On, pilihan terbaik adalah pilihannya Ri Jin. Jadi semuanya menyerahkan pilihan pada Ri Jin. Ri Jin merasa terharu dan menyebut semua anggota keluarga. Mereka pun tertawa bersama.
***
Ri Jin sedang membuat kopi sambil termenung.. Tiba-tiba dari belakang ibu mengejutkan Ri Jin. Ibu bilang ibu suka hal itu. Tentu saja Ibu menghargai keputusan Ri Jin. Tapi jika Ri Jin harus memilih, ibu pikir lebih baik Ri Jin menjadi psikiater pribadi orang kaya daripada pergi ke John Hopkins.
Ri Jin memberi makan Rin. Saat keluar dari kandang ayah mengejutkannya. Ayah berkata jika Ri Jin harus memilih, ayah rasa John Hopkins akan lebih baik. Orang menyebut psikiater orang kaya hanya agar terdengar bagus, tapi pada akhirnya Ri Jin hanya seorang pekerja.
Ri Jin menaiki tangga masuk ke dalam rumah. Ri On memangginya.
“Kenapa? Apa? Aku dengar semua orang menghargai keputusanku.” Ri Jin kesal karena menduga Ri On akan seperti ayah dan ibu.
“Aku…aku pikir cuacanya sangat bagus jadi kita bisa membawa Rin keluar bersama untuk latihan.”
“Ri On-ah, itu…”
“Maafkan aku… bahwa aku…” Ri On memasang tampang sedih karena dituduh dan segera pergi mengabaikan panggilan Ri Jin.
Ri Jin terus memanggil Ri On dan berlari mengejarnya.
Ri On dan Ri Jin bermain bersama Rin di pinggiran sungai Han. Ri On bilang orang kaya yang meminta Ri Jin jadi psikiaternya pasti bermasalah. Ri On mulai menginterogasi. Seperti apa orang kaya itu, apakah dia mengenalnya. Tapi Ri Jin tidak bisa memberitahukan sejarah pasien kapanpun dia mau. Ri On bilang dia bahkan bukan pasien Ri Jin.
“Bagaimanapun, karena pria tua kaya itu menghabiskan uangnya, kau dipaksa untuk mengambil cuti.”
Ri Jin hendak mengatakan kalau pria itu tidak tua, tapi kemudian Ri Jin meralat dan membenarkan ucapan Ri On. Ri On bilang dia merasa kasihan. Ri Jin bertanya, pada siapa Ri On kasihan?
“Pria tua itu. Dia pada dasarnya mengatakan bahwa dia butuh seorang teman.” ujar Ri On.
“Tunggu, bagaimana bisa kau menafsirkan kata-kata ini seperti itu?”
“Dia bilang bahwa dia tidak menginginkan perawatan profesional darimu. Dia harus menyembunyikan firasatnya, dan dia tidak bisa diobati. Dan dia berjuang sendirian. Kau pikir, siapa orang yang paling diperlukan?”
“Seorang ahli…” tebak Ri Jin.
“Dia butuh seorang teman.”
Ri Jin bilang mungkin karena Ri On seorang penulis jadi Ri On terlalu sentimentil. Ri On berkata bahwa semua penyakit mental bukanlah penyakit yang bisa dipikul sendirian. Seperti adanya orang yang sakit, mereka butuh menerima pengobatan melalui pengertian, perhatian, dan bantuan dari orang banyak.
“Apa sekarang kau sedang mengajari seorang psikiater?”
“Aku hanya bilang seorang dokter bukanlah satu-satunya hal yang mereka butuhkan. Mereka butuh keluarga mereka, teman, dan orang penting lainnya. Kemungkinan tidak ada siapapun sekarang ini. ‘Melelahkan, bantu aku, aku butuh teman’. Dia bersembunyi dibalik dinding perlindungan tinggi, karena dia tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan kata-kata sederhana itu.”
Jadi apakah Ri On ingin Ri Jin membantu pria itu? Tidak, seperti sebelumnya Ri On bilang pilihan itu milik Ri Jin sendiri. Jangan meminta orang lain untuk memilik. Karena dia tidak pernah mengatakan mana yang harus Ri Jin pilih. Dia hanya bilang kalau dia merasa kasihan pada pria tua itu. Tapi itu semua adalah apa yang bisa dia ucapkan, tapi pasti berbeda dengan Ri Jin.
“Kenapa aku berbeda?”
“Karena kau seorang ahli.”
Bagaimanapun sebagai seorang kakak, Ri On merasa sangat bangga pada Ri Jin. John Hopkins atau psikiater orang kaya, Ri Jin bisa memilih diantara keduanya karena Ri Jin punya kemampuan. Tapi Ri Jin tak merasa begitu. Dia merasa dalam keadaan yang tidak adil dimana dia harus membeli sepatu baru karena menginjak kotoran.
“Kalau begitu cuci saja dan pakai kembali.”
“Aku sudah bilang dalam keadaan yang paling buruk.”
“Kalau begitu pilih yang lebih bagus!”
Ri Jin bilang dia sedang merenungkan yang mana yang lebih bagus. Ri On menyuruh Ri Jin memilih sepatu yang membuat Ri Jin ingin berlari lebih cepat, melompat lebih ringan dan terbang lebih tinggi. Tapi Ri Jin pesimis apakah ada sepatu seperti itu di dunia ini.
“Kalau tidak ada, aku akan memasangkannya untukmu. Jadi, tidak pedli mana yang akan kau pilih, pilihlah dengan percaya diri. Tidakkah Oppa-mu ini sangat keren?”
Ri On tersenyum lalu berlari mengejar Rin. Ri Jin pun tersenyum mendengar Ri On yang berusaha untuk menenangkan hatinya. Ri Jin menyusul Rin dan Ri On.
Mereka kemudian bermain bersama. Lalu terdengar narasi Ri On:
“Bahkan jika apa yang kau pilih itu salah, bahkan jika kau merasa ingin melarikan diri saat kau merasa lelah, larilah dengan lebih keren dan elegan. Oppa-mu ini akan berdiri di belakangmu dengan sepatu bersayap.”
***
Rapat IDN. Ki Joon menyimpulkan bahwa mereka harus mendapatkan salinan asli milik Omega. Seorang peserta rapat bilang skenario yang dibuat kekurangan banyak pengaruh. Sutradara juga ingin melihat novel aslinya.
Ki Joon menanyakan kontrak dengan Omega. Yang di tanya bilang mereka mencarinya di berbagai sumber, tapi tidak ada editor yang mengenalnya sejak debut. Ini adalah situasi dimana hanya bantuan editor yang diperlukan. Editor seperti itu (menyembunyikan siapa itu Omega) karena tidak mau orang lain mencuri Omega. Karena berkat Omega mereka bisa merenovasi kantor mereka. Yang berarti Omega memberikan keuntungan besar untuk mereka.
Ki Joon yang sejak tadi memperhatikan Do Hyun, tiba-tiba memberi tugas pada Do Hyun untuk mencari Omega. Peserta rapat lain bilang dia yang akan melakukannya, karena tidak mungkin seorang Wakil Presdir melakukan itu.
Do Hyun menanyakan pekerjaan lain yang mungkin bisa dia kerjakan. Tapi Ki Joon bilang pekerjaan itu akan ditangani olehnya dan Ketua Tim Jang. Lagipula Do Hyun masih belum paham dengan pekerjaan mereka dan pekerjaan itu terlalu berat untuk tugas pertama Do Hyun.
“Dari apa yang aku ingat, kita belum membuat persetujuan apapun sebelumnya.” ujar Do Hyun.
“Aku berniat mengatakannya sebelumnya, tapi aku lihat kau tidak ikut di rapat terakhir.” Ki Joon menyindir.
“Jika kau mengubah orang yang bertugas, itu pelanggaran kontrak dan kau harus memulai dari awal lagi. Ini tidak menghargai rekan kerja lainnya—“
“Temukan penulis Omega.”
Ki Joon tetap pada pendiriannya, meski Do Hyun sudah mendebatnya. Para peserta rapat lain merasa tidak nyaman melihat Presdir mereka menekan Wakilnya di hadapan mereka. Terlihat jelas kalau Ki Joon tidak menyukai Do Hyun. Do Hyun hanya bisa minum untuk menenangkan diri.
Selesai rapat, Do Hyun keluar ruangan sambil menghela nafas. Ki Joon menyusulnya dari belakang dan memintanya untuk tidak marah atas kejadian tadi di dalam rapat. Ki Joon bilang bekerja memang selalu seperti itu. Jika Do Hyun tidak menerima pekerjaannya, maka Do Hyun sendiri yang akan mengalami kesulitan.
Ki Joon hendak pergi duluan, tapi dia berbalik, seakan lupa mengatakan sesuatu.
“Kita harus mendapatkan dokter untuk perusahaan kita, dan aku ingin tahu apakah kita bisa mendapatkan dokter dari RS Kanghan. Bagaimana menurutmu?”
Mata Do Hyun membesar. Terkejut mendengar Ki Joon menyinggung tentang RS Kanghan. Ki Joon juga tampaknya memang sengaja dan ingin melihat reaksi Do Hyun. Ki Joon bilang RS itu terkenal karena psikiaternya. Ki Joon juga menyebut Dokter Suk sebagai salah satu dokter yang terkenal. Ki Joon ingin Do Hyun mempertimbangkannya.
Setelah puas memancing reaksi Do Hyun, Ki Joon segera pergi. Tak lupa melirik sinis pada Do Hyun.
Do Hyun terbatuk dan memuntahkan air dari mulutnya di kamar mandi. Lalu ada pesan dari Sekretaris Ahn yang menanyakan keberadaannya karena Ketua Seo mencari Do Hyun.
Do Hyun memegang kepalanya yang terasa sakit mengingat perkataan Ki Joon tentang RS Kanghan. Juga teringat ancaman Se Gi. Do Hyun segera meminum obatnya, mencegah kepribadian lain keluar.
***
Do Hyun menemui Ketua Seo. Ketua Seo menunjukkan sebuah foto seorang gadis. Putri kedua dari Grup Myung Sung. Ketua Seo sepertinya ingin Do Hyun memikirkan pernikahan dengan gadis itu. Ketua Seo bilang jika pihak lain mengambil tawaran dan memulai pergerakan, maka mereka juga harus melakukan hal yang sama dan menghadangnya.
“Maafkan aku, tapi aku tidak mengerti…”
“Bagaimana bisa kau tidak mencari tahu saat kau ingin menjalankan sebuah perusahaan? Apa kau ingin mendengar tentang pertunangan seorang pewaris dalam koran ekonomi?”
“Aku mungkin kasar untuk mengatakan ini, tapi aku tidak mengerti apa hubungan pertunangan dan pekerjaan.”
“Dengan pemilihan Ketua yang akan datang, bagaimana menurutmu dengan mempercepat pertunangan?”
Do Hyun menolak dengan berkata kalau dia tidak bisa menjadi orang yang berkualitas baik untuk gadis itu. Tapi Ketua Seo bilang, meski Do Hyun tidak berkualitas, gadis itu berkualitas untuk mereka. Ketua Seo juga bilang bahwa saham Grup Seung Jin milik orang tua Chae Yeon sangat banyak.
“Dia (Young Pyo) berusaha mengguncangku setelah mengendalikan saham itu. Apakah ini waktu yang tepat untuk memikirkan siapa yang tepat untuk posisi itu?”
“Seperti janjiku, aku akan berusaha keras agar anda bisa menjaga kekuasaan anda. Akan tetapi setelah tiga bulan, aku akan kembali ke Amerika.”
Ketua Seo menanyakan alasan Do Hyun kembali ke Amerika, apakah karena wanita lain. Ketua Seo melarang Do Hyun bahkan untuk memimpikannya. Cukup hanya ibunya Do Hyun yang menjadi hal memalukan dalam keluarga mereka.
***
Nyonya Shin minum-minum. Ahjumma berusaha menghentikannya. Tapi Nyonya Shin bilang tidak ada hal lain yang bisa dia kerjakan selain minum. Ahjumma mengingatkan jika Ketua Seo mengetahuinya dia akan merasa kesal. Tapi Nyonya Shin tak peduli.
“Jika aku harus takut pada apa yang akan dikatakan kelelawar tua itu, aku tidak akan disebut Shin Hwa Ran! Aku hanya sebuah tumpukan kotoran!”
Nyonya Shin turun ke ruang penyimpanan minuman untuk membuka botol minuman lain. Nyonya Shin lalu menanyakan sebuah boneka yang tergeletak di lantai, di saat tak ada anak kecil di rumah itu. Ahjumma bilang saat dia pertama melihatnya, dia pikir Do Hyun yang membawa boneka itu.
Nyonya Shin bingung kenapa Do Hyun ke ruangan itu. karena Do Hyun tidak suka minum. Ahjumma bilang saat makan siang bersama Nyonya Yoon, malam harinya Do Hyun ada disana. Ahjumma akan mengambil boneka itu, tapi Nyonya Shin dengan cepat melarangnya dan menyuruh Ahjumma untuk pergi. Bahkan dengan memaksa.
Nyonya Shin tampak memikirkan sesuatu dan tampak kekhawatiran di wajahnya. Nyonya Shin mendekati boneka itu dan mengambilnya. Lalu melihat tulisan yang dibuat kepribadian Nana. Nyonya Shin terkejut.
“Mungkinkah… Do Hyun tidak mengingatnya, kan?” batin Nyonya Shin.
***
Do Hyun merasakan dengungan di telinganya. Sekretaris Ahn menanyakan keadaan Do Hyun. Do Hyun bilang dia baik-baik saja. Sekretaris Ahn lalu memberikan beberapa artikel yang terkait tentang tulisan Omega. Do Hyun berterima kasih. Do Hyun lalu meminta Sekretaris Ahn mencarikan novel karya Omega. Do Hyun pikir dia harus membacanya.
Sekretaris Ahn menanyakan hal lain, “Apakah masih belum ada jawaban dari Oh Ri Jin?”
“Itu bukan keputusan mudah.” Do Hyun mengerti dengan sikap Ri Jin.
Do Hyun kembali memegang kepalanya. Sekretaris Ahn menyarakankan Do Hyun untuk pulang dan beristirahat. Do Hyun menghela nafas, lalu memutuskan untuk beristirahat di ruang istirahat untuk satu jam. Do Hyun meminta Sekretaris AHn untuk mengatur pertemuan dengan editor utama dari Omega.
Do Hyun masuk ke ruang istirahat. Sekretaris Ahn tampak khawatir dengan keadaan atasannya itu.
***
Nyonya Shin menghapus tulisan yang ada di lantai sambil berkata dalam hati, bahwa Do Hyun tidak boleh mengingatnya. Do Hyun tidak boleh mengingat anak itu. Nyonya Shin bahkan menangis penuh harap.
***
Do Hyun tertidur di kursi. Tapi Do Hyun tampak gelisah. Dalam tidurnya dia teringat perkataan Se Gi dan ancamannya. Tampak juga kilasan Ri Jin kecil. Ada wajah Ri Jin dan juga Chae Yeon. Kilasan semua hal yang terjadi padanya belakangan ini begitu tiba di Korea. Semua hal yang membuatnya merasa tertekan.
Do Hyun kecil yang ketakutan terpojok ke dinding. Ada bayangan seseorang mengacungkan senjata untuk memukulnya. Do Hyun kemudian merasa lega, karena orang itu pergi. Tapi kemudian ada Ri Jin dewasa di sampingnya.
“Aku..anehnya aku takut pada api dan ruang bawah tanah.” Ri Jin tersenyum pada Do Hyun kecil.
“Tapi jika aku bersamamu, kupikir aku tidak akan takut lagi.”
Do Hyun kecil tersenyum.
Lalu terdengar suara Ri Jin menanyakan nama Do Hyun. Do Hyun tersentak kaget dari tidurnya.
Tak berapa lama kemudian, mata Do Hyun terbuka dan tampak kilatan hijau di matanya. Ya, bola mata Do Hyun berubah menjadi hijau. Itu adalah kepribadian lain.
***
Ri Jin mendapat telpon dari Dokter Suk saat dalam perjalanan menuju RS. Ri Jin sudah memutuskan, dia perlu belajar lagi. Ri Jin berterima kasih atas kesempatan baik yang diberikan Dokter Suk padanya.
Setelah menutup telpon Dokter Suk, Ri Jin tampak memikirkan sesuatu sambil menatap ponselnya. Tak berapa lama, Ri Jin menekan sebuah nomor dan menghubunginya. Do Hyun. Telpon diangkat tapi tak terdengar suara Do Hyun. Namun Ri Jin memulai pembicaraannya.
Ri Jin memberitahu bahwa dia sudah memutuskan bahkan tanpa berpikir, dia merasa tawaran Do Hyun untuk menjadi psikiater pribadi sedikit terlalu berlebihan. Ri Jin juga bilang bahwa telponnya itu adalah untuk mengucapkan selamat tinggal karena dia akan belajar ke luar negri.
“Kau bisa mengatakan ini semua berkat dirimu. Pada akhirnya, aku tidak bisa menjadi psikiatermu ataupun teman, tapi..tidak buruk bertemu denganmu dan aku mempelajari banyak hal yang aku tidak pernah aku pelajari sebelumnya.”
Ri Jin berterima kasih karena Do Hyun mau berpura-pura menjadi pacarnya di rumah sakit. Karena Do Hyun, itu menyenangkan. Ri Jin juga berterima kasih karena Do Hyun sudah menyelamatkannya dari kebakaran waktu itu. Bagaimanapun, Ri Jin berharap Do Hyun tetap sehat dan bahagia. Ri Jin juga berharap Do Hyun bertemu dengan psikiater yang bagus.
Setelah mengatakan semua itu Ri Jin baru menyadari kalau Do Hyun tak bersuara. Ri Jin memanggil-manggil Do Hyun.
“Bagaimanapun juga, noona melarikan diri darinya. Pada akhirnya, Do Hyun ditinggalkan olehmu, kan?”
Ri Jin bingung dengan gaya bicara dan pertanyaan yang disebutkan Do Hyun, “Kau..kau siapa?”
Di atas sebuah gedung tinggi yang menghadap ke jalanan dan sungai, Do Hyun yang sudah berubah menjadi kepribadian lain berdiri menjawab telpon Ri Jin.
“Aku? Ahn Yo Sub. Umur 17 tahun. Nama panggilan yang diberikan Dr. Scottfield adalah kepribadian yang ingin bunuh diri.”
Ri Jin sontak meminggirkan mobilnya dan mengambil ponselnya. Ri Jin panik.
“Kepribadian yang ingin bunuh diri?”
“Benar, kepribadian yang ingin bunuh diri. Aku sangat menyukai nama panggilan itu.”
Ri Jin lalu mendengar suara aneh dan menanyakan suara apa itu. Yo Sub tak menjawab. Ri Jin menjadi tak sabar dan berteriak menyuruh Yo Sub untuk menjawab apa yang sedang dia lakukan sekarang.
Yo Sub bilang dia sedang membuat pesan kematian. Yo Sub juga bilang tidak ada gunanya untuk hidup lagi. Dia muak diperlakukan seperti seorang monster atau mutan. Dia berpikir untuk mati saja dengan yang lainnya.
“Tunggu. Tunggu! Dengarkan aku sebentar Yo Sub-ah.”
“Hanya kematian yang akan membuatmu bebas. Kemungkinan besar, langit itu…akan menjadi kuburanku.”
Ri Jin mencoba mengulur waktu. Ri Jin meminta Yo Sub untuk mengatakan langsung padanya pesan kematian yang ingin disampaikan Yo Sub. Ri Jin bilang dia akan mendengarkan semuanya. Ri Jin akan segera datang dan meminta Yo Sub untuk memberitahu dimana tempatnya berada sekarang.
“Siapa yang tahu? Dimana aku sekarang? Noona harus menebaknya. Jika noona menemukanku sebelum satu jam maka noona akan bisa menghentikan kami.”
“Satu jam?” Ri Jin melihat jam di tangannya.
“Benar. Tapi jika noon terlambat bahkan satu detik saja..kami akan menghilang selamanya.”
Yo Sub lalu menutup telponnya. Meski Ri Jin berteriak agar Yo Sub menunggu, tapi semua percuma karena telpon sudah terputus.
Yo Sub berjalan di atas gambar yang dibuatnya. Gambar dari semua kepribadian. Do Hyun, Se Gi, Perry Park, Nana, Yo Sub, dan Yo Na. Yo Sub meletakkan cat yang tadi dia gunakan. Dan di lantai atap itu terdapat pesan kematian yang di maksud Yo Sub, “Bunuh aku!!”.
Yo Sub berdiri ke tepian atap yang langsung berbatasan dengan udara. Yo Sub memasang headset di kepalanya. Dia mengangkat satu kaki dan merentangkan kedua tangannya. Lalu Yo Sub menjatuhkan diri ke udara.
***
Bersambung ke episode 7~
Komentar:
Sebelumnya aku menduga Do Hyun sekarang menjadi kuat dan akan melindungi orang-orang di sekitarnya dari si jahat Se Gi. Tapi ternyata tekanan dari orang-orang yang tak menginginkan kehadirannya (Ki Joon) dan orang yang berharap banyak darinya (Ketua Seo), membuatnya kembali rapuh. Sehingga munculah Yo Sub. Yang mewakili perasaan tertekan Do Hyun dan menginginkan kematian untuk mengakhiri perasaan tertekan yang dia rasakan.
Makin curiga kalau anak itu, anak yang diduga anak Min Se Yeon, adalah Ri Jin. Kenapa? Karena Nyonya Shin saat melihat tulisan Nana langsung teringat pada anak itu, yang dia sebut ‘her’ (berarti untuk wanita kan…). Tapi entahlah.. Hehe..
Oya, ada tebakan baru untuk silsilah keluarga Do Hyun. Rupanya Young Pyo itu bukan adik Joon Pyo. Young Pyo ini saudaranya Gun Ho (bapaknya Joon Pyo, kakeknya Do Hyun). Tapi tidak tahu adik-kakak, sepupu, atau paman-keponakan. Yang jelas saudara agak jauh. Karena jika memang adiknya Joon Pyo yang berarti anak Ketua Seo, tidak mungkin kan Ketua Seo membenci anaknya sendiri. Jadi disimpulkan keluarga Ki Joon itu saudara jauh Cha Gun Ho.
Cha Gun Ho dan Ketua Seo hanya punya satu putra, yaitu Joon Pyo (Joon Tae yang sebelumnya dibicarakan mungkin adalah sebutan lain untuk Joon Pyo). Cha Gun Ho menikahkan Joon Pyo dengan Min Seo Yeon, untuk kemudian menjadikan Min Seo Yeon sebagai pewarisnya dengan alasan yang belum diketahui sampai sekarang. Saat itu terjadi Gun Ho memutuskan hubungan dengan Joon Pyo, dan Ketua Seo juga pergi dari rumah karena keputusan itu.
Lalu Gun Ho dan Min Seo Yeon meninggal dalam kecelakaan. Pasti dibunuh, tapi belum tahu siapa pelakunya. Joon Pyo otomatis naik sebagai pewaris, anak satu-satunya. Tapi kemudian kebakaran terjadi di rumah keluarga mereka. Yang pasti juga ada dalang di balik kebakaran itu. Yaitu orang yang menginginkan tahta pewaris. Kayaknya sih gitu…
Ketua Seo sangat membenci Do Hyun dan Nyonya Shin karena merupakan anak dan istri simpanan. Tapi karena tidak ada pewaris lainnya, terpaksa Ketua Seo menaruh harapan pada Do Hyun untuk menjadi Ketua berikutnya. Ketua Seo tidak rela Seung Jin Grup jatuh ke tangan keluarga Cha Young Pyo.
Sekian. Mungkin nanti tebakan akan berubah lagi..hehe.. aku kurang tahu nih, sebenarnya apakah ada diagram atau penjelasan silsilah dan hubungan antar tokoh yang dikeluarkan resmi oleh MBC. Jadi agak bingung nebak-nebak hubungan keluarga mereka.
Wah,saya kok jg jd bimbang ya mbak kalo ri on beneran bukan anak kandung
ReplyDeleteSigh,dasar swnim ><
Btw drama ini cukup ruwet ya birth secretnya wkwkwk
Mbak mumu fighting!hebat nih 1 hr 1 sinopsis^^
hwaaaaa seru...seruuu. maksih mb mumu:) tp knp ya anaknya seo yeon di sembunyikan?? kan kalo anaknya seo yeon+joon tae/joon pyo, berarti kan pewaris yang sah??? wah makin penasaran. kykny drama ini lbh complicated, baik dr segi jln cerita maupun karakter tokoh utamanya, kalo di bandingkan sm hyde jekyl me. tapi suka benget dua2nya. gmn pendapat mb mumu? hehe thank u mb mumu, smg tetep sehat dan smngat ya:) -rienda-
ReplyDeletekayaknya sih bukan anaknya sama Joon Pyo deh, makanya di sembunyikan.. itu anak Min Seo Yeon dgn pria lain pas pergi ke Amerika.. kayaknya Min Seo Yeon nikah sama Joon Pyo juga bukan karena cinta, tpi disuruh bapaknya..
DeleteWah baca silsilah nya agak bingung saya...
ReplyDeletesemangat ya. ...lanjutkan^_^
Karena bak mumu juga masih bingung dg secret birthnya beberapa karakter di drama ini, jadi...entar pastiiiii makin penasaran utk buka tuh satu satu mistery guest nya...he he he, dan pastinya gak bakalan berhenti tuh nulis sinopnya...asyik....thankyu very2 kamsa bak mumu..himniseyo!
ReplyDeleteKalau menurut aku mungkin pelaku kebakaran itu Shin Se Gi. Saat di bayangan kebakaran itu, anak yang di gendong pemadam kebakaran malah berwajah datar, tidak menangis dan ketakutan. Itu karena dia Shin Se Gi. Di Mimpi, Do Hyun melihat Ri Jin terjebak di bastmen dengannya. mungkin yang mengurung mereka adalah anggota keluarga yang membenci mereka dan mengharapkan ketidak hadirannya. Dugaan berat aku Joon Pyo. Se Gi bilang pada Ri Jin "Kau yang memanggilku!" . Artinya kepribadian Se Gi muncul karena keinginan Do Hyun untuk melindungi Ri Jin dari orang dewasa yang menyekap mereka. Se Gi juga bilang bila ia yang bertarung dengan semua rasa sakit Do Hyun, mungkin itu penyesalan. Tanpa dia ,Do Hyun akan meninggal, aku rasa itu karena Yo Sub . Yo Sub adalah rasa keputus asaan Do Hyun yang berpikir bila ia bisa lari dari rasa bersalah itu hanya dengan kematian. Watak jahat Shin Se Gi di gunakan untuk menutupi rasa bersalah Do Hyun. Hanya orang jahat yang tidak menyesali kejahatannya. Jadi Se Gi itu semacam gembok dan semua kepribadian itu semacam keamanan berlapis untuk menyembunyikan ingatan yang juga kesalahan yang pernah ia buat. Coba bayangin aja kalau anak sekecil itu harus menerima kenyataan bahwa ia hampir merenggut nyawa seseorang. Dia pasti sangat syok dan berusaha menyangkalnya. Dan kekuatan terbesar anak kecil ada pada imajinasinya jadi dia menciptakan semua karakter itu. Ferry Park, perasaan yang ingin bebas, Nana, perasaan yang ingin bilang bahwa saat itu dia hanya anak kecil. Kalau Yo Na, kurang tau muncul dari perasaan apa . Intinya, sebenarnya Do Hyun bukan kehilangan ingatan tapi sengaja berusaha melupakan ingatan itu.
ReplyDelete