Kill Me, Heal Me | Episode 11 – 1
Se Gi memutar tabung oksigen ayahnya. Terbayang kembali kilasan saat Ri On berbisik padanya, bahwa dia tak punya hak atas Ri Jin karena dia adalah putra dari Seung Jin Grup. Juga kilasan saat Se Gi menemui Ketua Seo untuk meminta Seung Jin Grup.
“Mengapa kau menggangguku? Apakah kau tahu betapa sulitnya itu untukku?” bisik Se Gi pada ayahnya.
Tampak lagi kilasan Se Gi yang bertanya pada neneknya, apakah dia harus menghentikan penderitaan neneknya, dengan melenyapkan nyawa ayahnya.
“Ayahku..aku harus melepaskanmu sekarang dalam…damai.”
Gelembung oksigen dalam tabung Joon Pyo, berhenti.
***
Episode 11
Para bodyguard berlarian di lorong RS menuju kamar Joon Pyo. Sayang, Joon Pyo sudah menghilang dengan Se Gi, dan CCTV di kamar itu sudah rusak.
Salah seorang dari mereka mengabarkan hal itu pada Ketua Seo. Orang itu juga mengabarkan ada CCTV yang berhasil diamankan dari ruang perawatan dan di sekitar ruangan. Setelah selesai diperbaiki, dia akan mengirimkannya pada Ketua Seo.
Ketua Seo menyuruh orang itu untuk mengumpulkan semua rekaman itu sebelum jatuh ke tangan orang lain. Juga untuk segera mencari Se Gi dan Joon Pyo dengan menggunakan segala cara. Dan dengan tenang agar polisi tidak ikut terlibat.
***
Ri Jin sedang membuat kopi. Dia teringat pada percakapannya dengan Dokter Suk sebelumnya.
[Kilas balik] Ri Jin bertanya pada Dokter Suk, apakah Do Hyun pernah mengalami kekerasan saat dia masih kecil. Dokter Suk balik bertanya, apakah Do Hyun mengatakannya sendiri. Ri Jin bilang Se Gi yang mengatakannya. Saat tidak sadar, Se Gi menyebut ibunya Do Hyun sebagai rekan dari kekerasan itu.
“Cha-gun punya ketakutan terhadap ruang bawah tanah. Dikurung di ruang bawah tanah, dia sepertinya menahan ketakutan yang besar pada orang yang tidak diketahui, tapi sayangnya, itu sampai pada tingkat Cha-gun melupakan ingatannya. Pada siapa penyerang itu menuju dan apa yang diinginkan penyerang itu..kami masih belum mengetahuinya.” jelas Dokter Suk.
“Profesor, Se Gi mengingat semua kenangan yang dilupakan Cha Do Hyun.”
“Se Gi mengatakan itu? Dia mengatakan itu padamu secara langsung?”
“Tidakkah kau pikir Se Gi adalah kepribadian yang diciptakan untuk menerima semua kenangan menyakitkan dari masa kecil Cha Do Hyun? Alasan mengapa Cha Do Hyun tidak punya pilihan selain memecah kepribadiannya pada beberapa bagian, Se Gi mungkin tahu.”
Ri Jin terbangun dari lamunannya dan menghela nafas. Lalu ponselnya berdering. Di layar tertera nama Cha Do Hyun. Ri Jin segera menjawabnya dan memanggil nama Do Hyun.
Di luar, Ri On menyalakan api. Dia hendak membakar semua file yang di kumpulkan tentang Do Hyun dan Seung Jin grup. Tapi belum sempat file itu menyentuh api, Ri On mendengar Ri Jin berbicara dengan seseorang di luar. Ri Jin bertanya pada orang itu, bagaimana orang itu rumahnya.
Se Gi. Ri Jin bicara pada Se Gi. Tapi Se Gi tetap diam. Ri Jin pun bertanya apakah terjadi sesuatu. Se Gi malah bertanya apakah dia harus mencuri Seung Jin Grup. Jika Ri Jin mau, setelah dia mengambil Seung Jin Grup, dia akan memberikannya pada Ri Jin.
Ri Jin tak mengerti apa yang dikatakan Se Gi. Maka Se Gi menganggap Ri Jin tidak tertarik, dan dia akan menghancurkan Seung Jin Grup setelah dia mencurinya.
“Shin-gun! Apalagi yang akan kau lakukan?” Ri Jin kesal.
“Karena itu..Jangan bunuh aku. Aku tidak ingin menghilang. Aku baik-baik saja dengan menjadi citra pals Cha Do Hyun. Jadi biarkan saja aku tinggal disisimu.” Ujar Se Gi dengan nada sedih.
Ri Jin berkaca-kaca, dan meneteskan air mata.
Se Gi mengulurkan tangan, mengajak Ri Jin untuk pergi bersama. Ri Jin memegang tangan Se Gi dan mengangguk pelan. Tapi tiba-tiba Ri On datang dan memegang tangan mereka.
Ri On memperingatkan Se Gi agar jangan membuat masalah lebih besar, karena orang tua mereka ada di dalam. Se Gi teringat lagi perkataan Ri On bahwa dia tak punya hak karena dia putra Seung Jin Grup. Akhirnya dengan terpaksa Se Gi menarik tangannya dari Ri On. Se Gi meneteskan air mata.
Ri On menyeret Ri Jin untuk masuk ke dalam rumah, tak menghiraukan teriakan Ri Jin yang meminta dilepaskan. Sementara Se Gi melihat kepergian Ri Jin dengan sedih, dan perlahan menurunkan tangannya yang terasa kosong.
Ri On menarik Ri Jin dan memaksanya masuk ke dalam kamar. Ri Jin bertanya mengapa Ri On melakukan hal itu.
“Kau biasanya selalu berada di pihakku.”
“Bahkan sekarang, aku ada dipihakmu. Aku dipihakmu. Aku melakukan ini karena ku ada dipihakmu. Kau akan selalu berterima kasih padamu selamanya saat kau mengingat kejadian hari ini.”
“Apa yang kau bicarakan?”
“Percayalah padaku juga.” Ri On meninggikan suaranya. “Berhenti memintaku untuk percaya padamu dan percaya padaku juga, tolong!”
Ri On menutup pintu kamar Ri Jin dan menahannya agar tidak bisa dibuka Ri Jin. Ri On termenung, mengabaikan Ri Jin yang mengajaknya bicara.
***
Ketua Seo melihat rekaman CCTV. Dimana terlihat Do Hyun (Se Gi) di dalamnya. Bukan hanya terlihat, Se Gi sengaja menunjukkan wajahnya ke kamera dan menunjuk. Ketua Seo terkejut. Dia bangkit dari duduknya dan mengambil minum untuk menenangkan diri. Tapi kemudian dia pingsan.
***
Ri Jin berdiri di depan kamar Ri On. Ri Jin meminta maaf, karena bagaimanapun dia harus pergi. Ri On ternyata mendengarkan Ri Jin dari balik pintu.
“Kau yang mengatakan padaku terakhir kali, ‘Kau seorang ahli, jadi keputusan ada ditanganmu’. Aku ingin bertanggung jawab untuk keputusan yang aku buat sampai akhir. Dan..Aku tidak tahu bagaimana ungkapan seperti ini akan menentukan, tapi aku tidak bisa bebas dari permainan ini. Aku pikir aku terhubung dengan permainan ini. Aku pikir..aku bertanggung jawab atas ini.”
Ri Jin juga bilang kalau dia pergi tanpa berpamitan pada ayah dan ibu, karena Ri Jin pikir dia tidak tahan untuk melihat mereka. Ri Jin meminta Ri On yang mengatakan pada mereka tentang kepergiannya. Ri Jin kemudian pergi. Ri On kembali termenung dan tampak sedih mendengar semua perkataan Ri Jin tadi.
Ri Jin berjalan di luar sendirian. Tiba-tiba ada yang memukul kepalanya dari belakang. Ri on. Ri On meminta Ri Jin mengikutinya karena Ri Jin tidak membawa mobilnya, dia akan mengantarkan Ri Jin. Ri Jin tersenyum.
Ri Jin berlari dan naik ke punggung Ri On. Ri Jin merasa senang, karena sekrang Ri On nampak seperti Ri On biasanya. Ri On menyuruh Ri Jin turun, karena Ri Jin berat sekali. Ri Jin malah memukul kepala Ri On.
“Hei. Apakah kau tahu bahwa kau yang serius tidak cocok untukmu?”
“Lihat siapa yang bicara! Hei, kau lah aneh. Saat aku keluar, semua gadis tergila-gila padaku.”
Ri Jin mengerti. Jika Ri On sepopuler itu, Ri Jin meminta Ri On menggendongnya. Ri On setuju, tapi kemudian dia menjatuhkan Ri Jin ke belakang.
***
Mereka sampai di depan rumah Do Hyun. Ri On ikut turun dengan Ri Jin. Ri Jin melihat wajah sedih Ri On. Ri Jin lalu mengajak Ri On melakukan hal yang sering mereka lakukan saat mereka kecil, demi waktu mereka di masa lalu. Ri On pura-pura tak mengerti.
“Hei! Apa kau gila? Apakah kau tahu berapa umur kita? Bagaimana bisa kita melakukan itu disini?”
“Kenapa? Ayo kita coba lakukan.” Ri Jin membujuk.
“Tidak, aku tidak pernah melakukannya.” Ri On berbalik menuju mobilnya.
Tapi kemudian dia mundur dan mulai melakukan hal yang Ri Jin sebutkan tadi. Ternyata yang mereka lakukan adalah menirukan tokoh kartun anak-anak, yang membela bumi dari kehancuran. (Haha..lucu..tapi aku gak tahu tokoh apaan. Pokemon gitu.. Seo Joon upload gambarnya di IG).
Setelah selesai mereka bubar tanpa saling melihat lagi. Ri Jin masuk ke dalam rumah Do Hyun. Ri On menatap Ri Jin yang masuk ke dalam, dan tersenyum.
Ri Jin masuk ke dalam rumah. Dia melihat ke arah kamar, menduga Se Gi sudah tidur. Tapi ternyata Se Gi masih duduk di ruang tengah sambil menundukkan kepala. Ri Jin pun menghampirinya dan duduk di samping Se Gi. Se Gi menyadari kehadiran Ri Jin.
“Kenapa kau tidak tidur dan berada disini seperti ini?”
“Karena jika aku tertidur, aku mungkin akan menghilang.”
Ri Jin menoleh pada Se Gi. Ingatannya kembali pada percakapannya dengan Dokter Suk.
[Kilas balik] Dokter Suk bertanya apakah Ri Jin bingung antara Se Gi dan Do Hyun. Ri Jin bilang pada awalnya dia bingung, tapi sekarang tidak seperti itu lagi.
“Aku menganggap Cha Do Hyun adalah Shin Se Gi, dan Shin Se Gi adalah Cha Do Hyun. Dua orang itu..anehnya memiliki kesamaan. Kapanpun aku menemukan kemiripan mereka, aku berharap mereka bisa memahami satu sama lain dan bisa berdamai satu sama lain. Se Gi adalah sepotong luka dari Cha Do Hyun, kan? Dia mungkin orang yang membutuhkan lebih banyak perhatian dan orang yang lebih butuh dipeluk dan dipegang untuk rasa sakitnya.”
(salah satu kesamaan yang dimaksud Ri Jin adalah ini. Saat Do Hyun menunjukkan waktu ketika mereka akan mulai sesi konsultasi pertama, mirip dengan Se Gi menunjuukan waktu ketika dia menyatakan cinta pada Ri Jin)
Se Gi menatap Ri Jin dan bertanya, untuk siapa Ri Jin datang. Untuknya atau Do Hyun? Ri Jin dengan kesal meminta Se Gi berhenti bertanya seperti itu. Se Gi bilang dia melihat Ri Jin masih belum membuat keputusan. Ri Jin mengajak Se Gi untuk berhenti mengobrol dan pergi tidur.
Ri Jin menepuk bahunya dan tersenyum, “Aku akan meminjamkannya untukmu.”
“Seorang pria, tidak meminjam bahu seorang wanita.”
Se Gi menolak dan kembali memalingkan wajah dari Ri Jin. Dan kemudian diam-diam dia tersenyum, senang dengan perhatian Ri Jin. Se Gi memejamkan mata. Ri Jin yang berada di samping menatap ke arah Se Gi.
Hari sudah pagi. Se Gi menatap wajah Ri Jin yang sedang tertidur. saat Ri Jin membuka mata, Se Gi tersenyum kecil dan meminta Ri Jin menebak siapa dia.
Ri Jin tersenyum, “Kau Shin Se Gi.”
Se Gi pun tersenyum. Manis.
Se Gi lalu menatap ke arah jendela dan menutup wajahnya yang silau terkena sinar matahasi. Ri Jin menatap Se Gi.
“Apakah Cha-gun..tidak akan kembali seperti ini?” Ri Jin bertanya-tanya dalam hati.
***
Ki Joon minum teh bersama ayahnya. Young Pyo memberitahu bahwa Ketua Seo pingsan. Ki Joon terkejut dan menanyakan alasannya, karena yang dia tahu Ketua Seo sehat.
Young Pyo pikir itu adalah campur tangan Tuhan bahwa Ki Joon menentukan tanggal pertunangan sebelumnya. Situasi itu menambah keuntungan untuk mereka. Young Pyo menyuruh Ki Joon untuk menemukan titik kelemahan keluarga Ketua Seo.
“Tarik lebih banyak orang ke pihak kita, bahkan jika hanya satu orang. Kekuasaan, pada akhirnya, hanyalah pertarungan diantara orang-orang.” Ujar Young Pyo.
Ki Joon mengangguk.
***
“Apakah Wakil Presdir sudah kembali?” tanya Sekretaris Ahn di telpon pada Ri Jin.
Sayangnya Do Hyun belum kembali, Ri Jin memberitahu bahwa Do Hyun masih menjadi Se Gi. Sekretaris Ahn tampak kecewa, tapi dia mengerti. Dia akan mengatakan bahwa Do Hyun mengalami kesulitan pergi ke kantor, dan menyuruh Ri Jin untuk tetap berada di rumah bersama Se Gi hari ini.
Oow.. Ki Joon mendengarkan percakapan itu dari balik tembok. Tapi untungnya dia tidak mendengar ucapan Ri Jin tentang Se Go. Ki Joon menampakkan diri pada Sekretaris Ahn. Ki Joon tidak menyangka ada jaringan yang kompleks di belakang orang seperti Sekretaris Ahn. Jadi memang ada alasan untuk mempekerjakan sekretaris baru.
Sekretaris Ahn bilang Do Hyun sedang merasa tidak enak badan. Kemudian Sekretaris Ahn menanyakan maksud Ki Joon datang ke kantor Do Hyun di pagi-pagi seperti itu.
“Katakan padanya untuk berhenti pura-pura sakit dan secepatnya pergi bekerja dan datang ke ruanganku.” Ujar Ki Joon lalu pergi.
***
Ri Jin menunjuk sesuatu dengan terkejut, “Apa..itu?”
Yang ditunjuk Ri Jin adalah sebuah roda putar, yang tertulis dan terpampang nama Shin Se Gi yang cukup besar dan Cha Do Hyun yang sangat-sangat kecil. Area warna hijau yang sangat besar untuk Se Gi dan warna putih yang amat sempit untuk Do Hyun.
“Aku menyiapkan roda itu karena tampaknya kau mengalami kesulitan untuk memilih. Jika kau tidak bisa membuat keputusan, serahkan saja pada Tuhan.” Jelas SeGi.
Meski Ri Jin merasa papan itu tidak adil, Se Gi tetap meminta Ri Jin untuk memutarnya. Dan ternyata dia juga ikut memutarkan roda itu. Tentu dengan perasaan gembira. Karena dengan papan seperti itu, kemungkinan akan berhenti di areanya adalah 99%.
Tapi sayang, jarum berhenti di area Do Hyun yang amat sempit itu. Ri Jin terkejut. Dan yang lebih terkejut lagi tentu saja Se Gi. Se Gi berteriak kesal, dan tampak sangat kecewa.
Ri Jin lalu mengingatkan, Se Gi tak punya banyak waktu untuk melakukan hal seperti itu. Se Gi harus pergi bekerja sekarang, karena Do Hyun dipanggil Presdir.
“Kita memutarnya terlalu keras! Kita harus memutarnya lagi. Kita harus memutarnya lagi!” Se Gi merajuk bak anak kecil.
“Baiklah, ini tidak sah. Jadi ayo pergi kesana dan tenangkan diri. Ayo kesini.”
“Ini tidak sah.” Se Gi masih merajuk.
“Ini tidak sah. Jadi ayo kita bicara, oke? Ini tidak sah, tidak sah.” Ri Jin menenangkan Se Gi.
Se Gi duduk di kursi masih dengan perasaan kesal. Ri Jin memperhatikan Se Go dari belakang. Se Gi menegaskan bahwa Ri Jin sendiri yang bilang dengan mulut sendiri kalau hasil tadi tidak sah. Ri Jin mengiyakan, dan keputusannya belum berakhir.
“Agar aku memilihmu atas kehendak ku sendiri, tunjukkan pesonamu padaku.”
Se Gi bangkit, “Apalagi yang bisa aku tunjukkan? Kehadiranku sendiri bagian dari itu.”
“Jika kau menunjukkan pesona yang Cha-gun tidak punya dan kau punya, kau bisa memperoleh poin tambahan.”
Se Gi mencibir, apakah Do Hyun bahkan punya pesona. Ri Jin memberitahu bahwa Do Hyun adalah orang yang penuh perhatian pada orang lain dan selalu bertanggung jawab pada hal-hal yang dia lakukan. Tapi menurut Se Gi itu bukan pesona melainkan kelemahan.
“Kau akan melakukannya atau tidak?”
“Kenapa aku harus melakkan itu? Aku adalah aku.”
“Kalau begitu kau tidak seharusnya bersikap seolah kau adalah Cha Do Hyun. Mengapa kau berakting seperti Cha-gun dan menghancurkan dunianya?”
Se Gi emosi, “Kau bertanya karena kau tidak tahu? Pria itu yang menghancurkan duniaku lebih dulu. Dia mencoba untuk mencurimu dariku!”
“Aku sudah bilang! Aku belum menjadi milikmu!” Ri Jin balik berteriak, membuat Se Gi bengong.
Ri Jin lalu mengubah cara bicaranya seperti biasa dan berkata, jika dunia Se Gi penting, maka dunia Do Hyun juga penting. Jika mereka bisa melindungi reputasi satu sama lain, maka proses damai adalah mungkin. Karena itu jika Se Gi berada di area Cha-gun, Se Gi harus bersikap seperti Cha-gun sebisa mungkin.
Menurut Se Gi permintaan Ri Jin itu tidak adil. Tapi menurut Ri Jin itu lebih adil daripada roda putar yang dibuat Se Gi. Ri Jin akan meminta Do Hyun melakukan hal yang sama, untuk menunjukkan pesona yang hanya dia miliki. Untuk menghargai dan memahami dunia Se Gi.
“Cha-gun kemungkinan besar akan berusaha keras.” Ri Jin memanas-manasi Se Gi.
Se Gi tampaknya masih goyah. Ri Jin bertanya lagi, Se Gi akan melakukannya atau tidak. Sambil menahan kesal Se Gi bertanya bagaimana dia akan melakukannya. Ri Jin pun memberi penjelasan.
Pertama, Se Gi tidak akan marah-marah. Kedua, tidak peduli seberapa marahnya Se Gi, Se Gi tidak akan menggunakan kekerasan. Ketiga, Se Gi tidak akan menghancurkan reputasi satu sama lain. Se Gi bilang mustahil untuknya tidak marah dan menggunakan kekerasan. Juga tidak ada reputasi tersisa untuk dihancurkan.
“Oke, aku mengerti. Kalau begitu kita katakan saja hasil roda putar itu sah.” Ujar Ri Jin lalu berbalik hendak pergi.
Se Gi menahan tangan Ri Jin. Hal yang sama yang pernah Do Hyun lakukan. Ini membuat Ri Jin terkejut dan melihat tangan itu.
Ri Jin pun tersenyum dan memastikan Se Gi setuju. Tapi sampai beberapa kali Se Gi tetap tak menjawab. Dan akhirnya dengan susah payah, sampai memanyunkan bibirnya, Se Gi berkata setuju. (Se Gi gak terpaksa banget bilang “setuju” nya. Haha.. lucccuuu…)
***
Ri Jin yang sudah rapi memeriksa kesiapan Se Gi. Dan betapa terkejutnya dia melihat dandanan blink-blink Se Gi yang hendak pergi ke kantor. Ri Jin pun bertanya, Se Gi tidak akan menggunakan pakaian itu untuk pergi ke kantor, kan? Tapi Se Gi memang akan pergi ke kantor, seperti yang disuruh Ri Jin.
Ri Jin mengingatkan, Se Gi tidak boleh menghancurkan reputasi satu sama lain. Tapi Se Gi bilang Do Hyun pasti sudah berusaha keras untuk melindungi reputasinya. Ri Jin langsung membuka paksa jaket yang dikenakan Se Gi.
Ri Jin memperhatikan Se Gi yang mencoba memasang dasi dari jarak agak jauh. Dan nampaknya Se Gi kesulitan. Ri Jin menyuruh Se Gi mendekat dengan melambaikan tangan. Se Gi pun menurut dan mendekati Ri Jin.
Ri Jin mengenakan dasi di lehar Se Gi. Se Gi memperhatikan Ri Jin.
Begitu selesai Ri Jin memuji penampilan Se Gi dengan dasi itu. Lalu Ri Jin menyentuh rambut Se Gi dan memintanya untuk menurunkan sedikit. Se Gi menahan tangan Ri Jin dengan kesal.
“Apa yang kau lakukan? Ini adalah bagian terakhir dari harga diriku. Tepat saat kau menyentuhnya, kompromi kita berakhir.”
Ri Jin pun segera meralat perkataanya tadi. Dia mempersilahkan Se Gi untuk menaikkan rambutnya. Se Gi merapikan kembali rambut yang tadi di pegang Ri Jin, lalu pergi keluar. Ri Jin segera menyusul untuk berangkat bersama.
***
Chae Yeon mencoba baju pengantin bersama para ibu. Ibunya Chae Yeon, Nyonya Baek memuji Chae Yeon tampak cantik dengan baju yang dipakainya. Nyonya Baek menyayangkan Ki Joon yang tidak bisa datang menyaksikan Chae Yeon. Nyonya Yoon meminta Nyonya Baek berbaik hati pada Ki Joon, karena Ki Joon sedang sibuk.
Nyonya Yeon meminta pemilik butik untuk mencoba gaun lain.
Chae Yeon melamun. Bahkan saat Nyonya Yoon bertanya baju mana yang paling disukai, Chae Yeon diam tak menjawab. Chae Yeon baru menoleh setelah dipanggil kembali. Lalu Chae Yeon bilang dia menyukai semuanya, dan permisi untuk memperbaiki make up.
Chae Yeon kembali melamun sambil memegang cincin pertunangannya. Ternyata yang Chae Yeon lamunkan adalah kata-kata Do Hyun (Se Gi), saat terakhir kali.
[Kilas balik] Se Gi yang pura-pura menjadi Do Hyun datang menemui Chae Yeon dan memaksa masuk ke dalam. Di dalam merek minum wine bersama. Sebagai teman lama, ‘Do Hyun’ memberikan selamat pada Chae Yeon atas pertunangannya dengan Ki Joon. Chae Yeon menanyakan ketulusan ‘Do Hyun’.
‘Do Hyun bilang dia tidak punya pilihan. Chae Yeon tidak punya keberanian untuk meninggalkan Cha Ki Joon. Dan dia tidak punya keberanian untuk menahanmu. Jadi semua yang bisa dia lakukan adalah memberikan selamat.
“Tapi, hatiku terluka. Bisakah kau percaya, bahwa selama 10 tahun aku hanya melihat pada satu gadis?” ‘Do Hyun’ memegang tangan Chae Yeon.
“Aku bahkan tidak bisa memegang tangannya, tapi aku tidak bisa melihat ke arah lain. Jika orang lain mendengarnya, itu akan menjadi sesuatu yang ditertawakan. Jadi sekarang aku mengubah pikiranku.”
“Apa maksudmu mengubah pikiranmu?”
‘Do Hyun’ menarik Chae Yeon mendekat, “Aku akan memberikanmu pilihan. Jika kau mau, bahkan setelah kau bertunangan, kita bisa tetap bertemu. Bahkan tanpa diketahui Ki Joo Hyung. Bahkan tanpa diketahui tikus ataupun burung. Pikirkan dengan baik. Jangan membuatku menunggu terlalu lama.”
Rupanya Chae Yeon mulai mempertimbangkan tawaran ‘Do Hyun’ untuk menjalani hubungan diam-diam.
***
Se Gi dan Ri Jin sudah sampai di lobby kantor. Se Gi merasa tak nyaman dengan dasinya dan melonggarkannya. Ri Jin kesal, apa Se Gi itu pimpinan geng. Jika Se Gi hendak melakukannya (perjanjian mereka), maka lakukan dengan benar.
Se Gi meminta Ri Jin untuk tidak memakai tas yang dia pakai sekarang. Tas pemberian Nyonya Shin. Tapi Ri Jin bilang dia menyukai tas itu. Se Gi bersikukuh, dia tidak suka tas itu. Dia menyuruh Ri Jin membuangnya dan dia akan membelikan tas yang baru.
“Kau mungkin tidak suka orang yang memberikan tas ini padaku, bukan tasnya sendiri.”
Se Gi menghentikan langkahnya, “Aku sudah bilang untuk tidak berbicara tentang wanita itu. Buang itu. Kau tidak akan membuangnya? Kalau begitu aku juga tidak akan memakai dasi.”
Se Gi melemparkan dasinya ke lantai. Ri Jin ka get dan segera memungut dasi itu.
“Apa kau anak kecil? Pakai lagi dengan cepat. Ini perusahaan.” Ujar Ri Jin sambil mencoba memakaikannya pada Se Gi.
Se Gi menepis tangan Ri Jin, “Aku tidak akan memakainya.”
Ri Jin dan Se Gi lalu saling berbalas kata, “Pakai” dan “Tidak akan pakai”. Terus seperti itu sampai nada mereka menjadi nyanyian rap, tak lupa dengan gayanya.
“Pakai.”
“Tidak akan pakai.”
“Pakai”
“Ti-ti-ti-dak akan pakai.”
“Pa-pa-pa-kai.”
Kemudian Sekretaris Ahn datang dan menegur mereka, “Apa yang kalian lakukan sekarang? Kita ada di kantor!”
Ri Jin meminta maaf, itu karena Se Gi tetap tidak mau mendengarkannya. Se Gi tetap pada pendirian, Ri Jin harus membuang tas itu.
Sekretaris Ahn lalu meminta Se Gi untuk menemui Ki Joon. Dia sudah menunggu di kantor. Ri Jin heran kenapa mereka tidak pergi bersama. Sekretaris Ahn menjelaskan bahwa Ki Joon hanya ingin bertemu dengan Do Hyun berdua saja.
Se Gi bergumam sendiri, “Aku tidak akan marah. Aku tidak akan menggunakan kekerasan. Aku tidak akan menghancurkan reputasinya.”
Sekretaris Ahn heran melihatnya. Dia lalu bertanya, bagaimana caranya Ri Jin menjinakkan Se Gi. Tapi Ri Jin tidak yakin apakah Se Gi sudah jinak atau belum.
***
Bersambung ke bagian 2~
Komentar:
Bingung mau komentar apa. Lagi-lagi aku hanya mau bilang, Se Gi ini memang kekanakan. Hehe. Lucu, ekspresinya setiap kali dia ngambek pada Ri Jin. Beruntung, Ri Jin tidak memandang Se Gi dan Do Hyun sebagai dua kepribadian, sehingga Ri Jin bisa lebih objektif dalam memperlakukan Se Gi. Ri Jin malah menganggap Se Gi adalah bagian dari diri Do Hyun yang paling membutuhkan perhatian.
Dan akhirnya Ri On tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mengubah takdir. Sudah terlalu terlambat. Karena Ri Jin sendiri sudah merasa kalau dia terhubung dengan Do Hyun.
Yeeeay, gomawo eonii udah di post sinopsisnya
ReplyDeleteUnniiiiiiiiiiiiiii.... Thanks banget sinopsis'y... Paling suka bangian pas mereka nge rap ,,, walaupun itu gk ada di script,,, tpi mereka nge lakuin'y seolah itu udah ada di script... Daebak banget dah...!! Gk sabar buat beli kaset'y...
ReplyDeleteJgn lupa part 2'y yaaaaaa.........!!
Jgn lupa 3S....!!
Semangat...
Semangat...
Semangat...!!
terima kasih sinopsisinya kereeen .... meski dah nonton ... tep harus baca sinopsisnya ..... ada tim roket pokemon rii jin dan ri on :D
ReplyDeletemantap banget sinopsisnya. makasih mbak... :)
ReplyDeletesy msh bingung papanya dibawa kemana sm se gi?
Suka bgt pas adegan "pakai-tidak akan pakai" wkwkwkwk, lucuu smpe bisa jd lgu nge-rap gtu... bener, ternyata Se Gi ini kekanakan..
ReplyDeleteAku stuju sama Ri Jin yg menganggap Se Gi adlh Do Hyun dan Do Hyun adlh Se Gi.. Mnurutku Do Hyun blm prnah nunjukin emosi nya kcuali wktu eps Ri Jin mmutuskan utk jdi dokter pribadi nya Do Hyun, prtama kali nya dia nunjukin ekspresi kesel nya sama Ri Jin. dan itu ngingetin aku sama Se Gi yg bertingkah kekanakan dsini^^ mereka mirip^^
adegan pake dasinya bikin ngakak,ri jin tiap ktmu se gi isinya berantem kyak anak kecil.
ReplyDeleteadegan pake dasinya bikin ngakak,ri jin tiap ktmu se gi isinya berantem kyak anak kecil.
ReplyDeleteMaksih mbk ats sinopsisnya, penasaran aku sama se gie marah g dia y?
ReplyDeleteThanx sinopsisnya...
ReplyDeletelucu banget si se gi ternyata wataknya kaya anak kecil juga.. pdhl wktu pertama suka marah2. Maen nonjok2 orang. Sekarang jadi brubah. Lucu waktu berantem sama ri jin.
Mereka berdua jdi kya anak kecil.. hahaha...
unni fighting truss yaaa nulis sinopnya
ReplyDeletese gi memang ajaib deh....kalo jumpa ri jin ga pernah ga lucu n kekanak2an
penasaran deh apa yang bakal dilakukan segi selanjutnya
Yeyy akhr nya keluar jg sinop nya...setelah aq bolak balik ngintip blog ini...makasih mba..^_^
ReplyDeleteudah nonton mpe ep 12 tp tetap ga puas kalo ga baca sinopnya..
ReplyDeleteakhirnya trlihtn jlas ank kcil yg brsma cdh adlh rijin..
tp ttap aj msh bnyk misteri ..bnr2 rumit
thx sinopnya mba
ngekekkkk...
ReplyDeletefull se giiiii... sukaaaaa
Setelah nonton episode 12, saya baru mengerti, mengapa se gi menyebut ibunya (ny shin) rekan orang yg melakukan kekerasan padanya. Mungkin bukan cum do hyun yg mendapatkan kekrasan , tp anak perempuan itu juga, coz sprtnya do hyun melindungi anak prmpuan itu yg jg dikurung di bawah tanah.Gumapshimnida bak mumu ...jeongmal kamdahamnida, keep writing and fighting!
ReplyDeleteGomawo oenii, fighting !! ^_^
ReplyDeleteGomawo oenii, fighting !! ^_^
ReplyDeleteGomawo oenii, fighting !! ^_^
ReplyDeleteCuma mau bilang, Shin Se Gi I LOVE YOU FULL ^^
ReplyDeleteshin se gi aku sangat menyukaimu......
ReplyDeleteKaga tau knp kok jd suka bgt ama se gi sjak awal ya^^
ReplyDelete