Falling in Love With Soon Jung | Episode 12 - 2

Ayah menyapa Min Ho, sudah lama mereka tak bertemu dan sekarang Min Ho sudah tumbuh begitu banyak. Min Ho bilang dia 10 cm lebih tinggi daripada ayah. Tapi ayah mempertanyakan Min Ho yang begitu kurus. Ayah bilang wajah dan tubuh Min Ho mirip dengan ibunya.

Min Ho merasa beruntung karena terlihat seperti ibunya. Ayah mengumpat Min Ho, tapi kemudian ayah bilang dia setuju dengan Min Ho. Mereka pun tersenyum. Ayah lalu bertanya apakah Min Ho bisa minum banyak? Tidak. Ayah tertawa, untuk hal yang itu Min Ho mirip dengannya.

“Hari ini adalah hari yang cerah. Apa yang kau lakukan di sini? Kau tidak punya pacar?”

“Aku punya seseorang yang aku sukai. Dia bisa minum banyak!”

Ayah meledek, Min Ho perlu minum lebih banyak jika ingin mendapatkan kemajuan. Min Ho balik meledek, ayahnya bisa mengatakan hal seperti itu. Ayah bilang dia lebih lucu dari yang Min Ho pikirkan. Mereka kembali tertawa bersama.

“Ini aneh, ayah. Aku semakin tua setiap hari, tapi kau dalam memoriku selalu terlihat seperti ini. Bahkan ketika aku menjadi seorang kakek, kau akan selalu terlihat seperti ini, bukan?”

“Betapa beruntungnya, bahwa aku bisa mengamatimu menjadi tua!” Ayah menerawang. “Tidak peduli berapa usia seorang anak, anak selalu menjadi seorang bayi untuk orang tua.”

Min Ho berkata kalau dia mengerti. Ayah lalu mengingatkan Min Ho untuk tidak melewatkan makan dan tidak tinggal di dalam rumah pada hari yang cerah. Karena hidup berjalan dengan lebih cepat dari yang Min Ho pikirkan. Min Ho mengerti.

Min Ho menunduk beberapa saat. Min Ho lalu ingin menanyakan sesuatu, tapi ketika Min Ho menoleh, ayah sudah tak ada lagi disana. Hanya daun yang bergoyang terkena hembusan angin. Min Ho tampak sedih.

“Kau akan… kau akan datang lagi, kan?” Tanya Min Ho pada angin.

***

Young Bae menemui Joon Hee. Joon Hee menanyakan alasan Young Bae menghilang dari rumah sakit. Young Bae lari karena polisi bilang akan menangkapnya untuk perjudian illegal. Young Bae pun menyindir, sepertinya Min Ho tahu segala sesuatu tentang dirinya. Young Bae juga curiga Joon Hee menyuruh seseorang untuk mengawasinya.

Joon Hee bilang Young Bae tidak muncul begitu saja seperti sekarang. Young Bae bertanya, apakah tidak ada yang ingin Joon Hee katakana padanya setelah mengucapkan beberapa alasan dari mulut mewah Joon Hee itu. Joon Hee tak mengerti, alasan apa?

“Kau berjanji!” Young Bae berteriak marah. “Kau bilang kau akan mendapatkan ginjal untuk istriku. Kau bilang kau akan mendanai pendidikan anakku! Kau seharusnya sudah memenuhi janjimu meskipun aku terbaring di tempat tidur!”

Joon Hee menyalahkan Young Bae yang tertangkap karena judi illegal. Joon Hee tidak bisa memberikan uang karena polisi mengawasi Young Bae. Young Bae tidak peduli, dia hanya ingin Joon Hee memenuhi janjinya sekarang juga karena istrinya tidak memiliki banyak hari tersisa.

Joon Hee meminta Young Bae menunggu sampai keadaan menjadi lebih tenang. Tapi Young Bae mengancam, jika Joon Hee tidak menepati janjinya sekarang juga dia akan pergi ke polisi besok dan menceritakan semuanya.

Joon Hee tak peduli, dia menyuruh Young Bae melakukan apapun yang ingin dia lakukan. Karena kasus itu sudah terselesaikan dengan mengorbankan nyawa ayahnya.

“Apa kau benar-benar mengharapkan polisi membuka kembali kasus yang telah ditutup tanpa bukti baru? Berhenti bermimpi.” Joon Hee lalu berjalan pergi meninggalkan Young Bae.

Young Bae lalu mengeluarkan perekam suara dari saku jaket dan memutarnya. Itu adalah rekaman suara Joon Hee saat kecelakaan yang mencoba meyakinkan Young Bae untuk tidak melapor ke polisi.

“Maafkan aku, Tapi aku pikir ini akan cukup menjadi bukti untuk membuka kembali kasus ini.” Young Bae mengancam.

Joon Hee merebut perekam itu dari tangan Young Bae dan menginjaknya sampai rusak. Joon Hee mencengkram kerah Young Bae dan menanyakan perihal rekaman tadi.

Dan ternyata itu adalah black box murahan yang Young Bae dapatkan dalam undian. Young Bae memiliki rekamannya. Young Bae kembali mengancam Joon Hee utnuk segera mengurus keluarganya, jika tidak dia akan melapor ke polisi. Joon Hee tampak geram.

***

Direktur Yoon mengekspresikan kegembiraannya karena produksi produk baru kembali berjalan. Min Ho mengingatkan untuk tidak membuat produk dengan terburu-buru dan memastikan untuk mengikuti standar kualitas mereka. Direktur Yoon meminta Min Ho untuk tidak mengkhawatirkan hal itu.

Direktur Yoon juga memberitahu bahwa Nenek Jang menawarkan diri untuk menghubungkan mereka dengan dengan department store dan perusahaan distribusi yang telah dipinjamkan uang oleh Nenek Jang. Min Ho yang melihat Soon Jung dari kejauhan hanya mengiyakan tanpa menyimak. Min Ho tersenyum melihat Soon Jung. Bahkan membentak Direktur Yoon yang menghalangi pandangannya.

Min Ho lalu menemui Soon Jung yang sedang menyaksikan para pekerja dari balik jendela kaca. Soon Jung tersenyum melihat Min Ho. Min Ho melihat Soon Jung sedang sibuk mengumpulkan data yang akan diserahkan pada Nenek Jang.

Min Ho menawarkan diri untuk menghubungi Nenek Jang. Tapi Nenek Jang tidak menjawab. Bersamaan dengan itu Min Ho menggenggam tangan Soon Jung dengan erat. Semakin Soon Jung ingin menariknya, semakin erat Min Ho menggenggamnya. Min Ho bahkan mengangkat tangannya agar para pekerja di dalam melihatnya.

Soo Jung yang panik menarik tangannya dengan kencang dan segera pergi dari sana. Min Ho penaran apakah kacanya buram, karena para pekerja dia menunjukkan reaksi. Min Ho mengetuk kaca itu, dan para pekerja menoleh. Kaca itu ternyata transparan. Min Ho melambaikan tangan pada mereka.

Min Ho dan Soon Jung berjalan bersama di luar. Soon Jung kesal dengan tindakan Min Ho tadi, bagaimana jika orang-orang melihat mereka. Min Ho beralasan kalau dia sedang memperlihatkan perasaannya pada Soon Jung. Soon Jung yang masih kesal meminta Min Ho untuk tidak seperti itu lagi.

“Aku sudah bilang bahwa aku akan mengekspresikan diri padamu! Jika kau menolak, aku akan menghadapinya. Tapi sampai saat itu, kau akan harus berurusan denganku!” Min Ho merasa tak bersalah.

“Ah! Tetap saja. Kumohon!”

“Ah, benar-benar! Kapan hatimu mulai membesar seperti milikku? Milikmu begitu sedikit. Benar-benar.” Min Ho mengelus kepala Soon Jung.

Tanpa mereka sadari, dari jauh Ahjussi Ma menyaksikan hal itu. Dia juga melihat Soon Jung yang tersenyum akibat tindakan Min Ho itu. Ahjussi Ma tampak memikirkan sesuatu, lalu menghela nafas.

***

Joon Hee memberikan uang tunai pada Young Bae. Dan masalah ginjal untuk istri Young Bae, dia sedang mencarinya di China dan meminta Young Bae menunggu.

“Kau tidak menahannya sampai istriku meninggal, kan? Aku sudah sedekat ini untuk pergi ke kantor polisi!” ujar Young Bae kesal.

Joon Hee tak kalah kesal. Dia mendekati Young Bae dan menyuruh Young Bae melakukannya. Dia ingin melihat seberapa jauh Young Bae bisa bertindak. Young Bae bertanya apa Joon Hee berpikir dia tidak akan pergi?

“Kau salah besar. Apa kau sudah lupa apa mampu aku lakukan? Jika kau terus membuatku marah, aku tidak akan mengatakan apa yang akan aku lakukan. Jadi, jangan menguji kesabaranku. Mengerti?” Joon Hee balik mengancam.

***

Min Ho sedang berjalan di lorong. Disana juga ada Ahjussi Ma yang sedang mendata kardus-kardus yang ada disana. Ahjussi Ma menjatuhkan beberapa lembar kertas yang dia pegang. Min Ho yang melihatnya segera membantu memunguti kertas itu. Ahjussi Ma juga menunduk untuk mengambil kertas.

Dan mereka pun tabrakan. Ahjussi Ma dan Min Ho sama-sama menjerit kesakitan.

Mereka lalu duduk berdua di luar sambil mengompres lebam masing-masing. Min Ho kesal karena Ahjussi Ma hampir membuat kepalanya berlubang. Sedangkan Ahjussi Ma kesal karena hampir kehilangan matanya.

“Rambutmu beruban karena kepribadian kasarmu!”

“Itu bukan urusanmu. Ini tidak seperti kau telah membantu menyingkirkan rambut abu-abuku!”

“Jika kau menyingkirkan semua rambut abu-abumu, kau akan botak!”

Min Ho dan Ahjussi Ma berbalas ledekan. Ahjussi Ma kesal. Min Ho pun menyerah. Ahjussi Ma lalu bertanya, apakah Soon Jung sudah pergi ke Seoul. Min Ho membenarkan. Soon Jung punya agenda rapat dengan sekretaris yang lain.

Ahjussi Ma punya pertanyaan sulit untuk Min Ho. Meskipun Min Ho melarang Ahjussi mengatakannya karena dia tidak suka hal-hal yang sulit, Ahjussi tetap bertanya.

“Mungkinkah kau menyukai Soon Jung? Udara di sekitarmu terasa seperti itu. Aku merasakan udara yang sama setiap kali anakku melihat Soon Jung.”

“Ya, aku menyukainya. Aku terus mengekspresikan diri, tapi tidak mudah membut dia untuk membuka hatinya.” Min Ho curhat.

Ahjussi Ma bilang Soon Jung punya standar yang tinggi. Lihat saja Dong Wook yang tampak seperti dirinya. Min Ho meledek, Dong Woo terlihat seperti pencuri ternak karena mirip dengan Ahjussi. Ahjussi sedikit kesal.

“Aku tidak tahu tentang standar yang tinggi. Tapi aku tahu dia memiliki tekanan emosional tingkat tinggi. Ini agak sulit berada dalam hubungan segitiga dengan seseorang yang sudah ada dalam hatinya.”

Min Ho menambahkan bahwa Soon Jung tidak punya instuisi sama sekali. Min Ho kan ingin kencan disana dengan Soon Jung menggunakan pekerjaaan sebagai alasan. Tapi Soon Jung malah kembali ke Seoul. Padahal hari ini adalah hari yang cerah.

Ahjussi bergumam bahwa dia sangat senang (karena Soon Jung kembali ke Seoul). Min Ho mencibir kesal. Ahjussi lalu bertanya, apakah Min Ho tidak merasa menyesal padanya. Karena Min Ho dengan beraninya menceritakan tentang perasaannya pada Ahjussi.

“Mengapa aku harus menyesal? Cinta bukanlah sesuatu untuk disesalkan.”

Ahjussi Ma tercengang mendengar jawaban Min Ho.

Min Ho lalu berjongkok untuk mengikat tali sepatu Ahjussi. Min Ho kesal, apa Ahjussi mencoba untuk memamerkan diri kalau dia tinggal sendirian, bagaimana jika Ahjussi menginjak tali sepatu itu dan terjatuh?

Ahjussi Ma kembali tercengang. Dia hanya bisa menatap punggung Min Ho yang berjalan menjauh tanpa mengatakan apapun lagi.

***

Soon Jung yang akan makan ramyun mendapatkan pesan dari Min Ho yang meminta Soon Jung membawakan tiga bungkus ramyun ke rumahnya sekarang juga. Meski bingung, Soon Jung akhirnya datang juga ke rumah Min Ho.

Min Ho menyambut Soon Jung dengan kondisi rumah yang sedikit gelap. Min Ho menyiapkan lilin dan kue di meja. Soon Jung bertanya, apa itu? Min Ho menjelaskan kalau dia sedang mengadakan pesta perayaan dan menyuruh Soon Jung untuk duduk.

Soon Jung bertanya lagi, apakah ada sesuatu yang baik terjadi? Tentu saja, jawab Min Ho. Soon Jung berjalan mendekat dan memberikan ramyun yang dipesan Min Ho tadi. Soon Jung lalu duduk berhadapan dengan Min Ho.

Min Ho meminta Soon Jung untuk meniup lilin di atas kue. Lalu bertepuk tangan. Terakhir Min Ho memberikan sebuah kotak pada Soon Jung dan meminta Soon Jung untuk membukanya.

Soon Jung membukanya dan tersenyum senang. Itu adalah produk pertama mereka. Soon Jung akhirnya mengerti alasan Min Ho mengadakan pesta perayaan.

“Itu benar-benar momen yang menyentuh. Aku yang membuat ini!” Min Ho tersenyum senang.

“Selamat. Untuk produk pertamamu.”

“Bahkan pada saat yang emosional itu, semua yang bisa aku pikirkan adalah kau. Aneh, bukan? Ketika aku bangun di pagi hari, ketika matahari keluar, ketika ada makanan yang baik, ketika aku mendengarkan musik yang bagus, dan sebelum aku pergi tidur. Kenyataan bahwa ada seseorang yang aku ingat di setiap momen bagus dalam hari-hariku, ini aneh dan menakjubkan.” Min Ho menatap Soon Jung dengan lembut.

“CEO. Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku masih sangat takut.”

“Aku tahu kau takut. Itu sebabnya aku akan menunggu lebih lama. Jangan jangan melarikan diri. Aku akan mengakuiku pada akhirnya. Aku berputar di sekitarmu seperti ini. Jadi hari itu akan datang, ketika kita akan hidup berdampingan.”

Min Ho lalu berkata kalau dia ingat saat kecil dulu pergi memancing bersama ayahnya. Dia disana makan ramyun, dan rasanya sangat enak. Ketika Min Ho bertemu ayahnya minggu lalu, Min Ho memikirkan hal itu.

Min Ho mengajak Soon Jung pergi memancing dengannya di akhir pekan nanti dan memasak ramen disana. Min Ho meminta Soon Jung untuk mengambil langkah kecil ke arahnya. Min Ho mengajak Soon Jung memulainya (hubungan mereka) dengan perlahan, sangat perlahan.

Soon Jung tak bisa mengatakan apapun. Dan hanya menerima pandangan lembut Min Ho. (Akh…aku yang lumer ini. Haha..)

***

Joon Hee masuk ke toilet dan bertemu Min Ho yang sedang mencuci tangan. Joon Hee menyindir dengan mengatakan bahwa Min Ho pria yang beruntung. Min Ho membenarkan, dia juga berpikir seperti itu. Min Ho mendapatkan donor jantung satu bulan sebelum dia meninggal dan sekarang perusahaannya juga bisa dihidupkan kembali sehari sebelum kematiannya.

“Memang. Tapi sekarang kau sudah menghabiskan semua keberuntunganmu. Satu-satunya cara sudah digunakan.”

“Yah.. Orang dan pasar saham selalu mengalir. Aku tidak akan jatuh untuk trik yang sama dua kali. Dan yang paling penting, aku mempelajari apa itu artinya tanggung jawab.”

Mungkin Min Ho telah melewati krisi itu, tapi menurut Joon Hee, Min Ho masih haru membayar kembali banyak obligasi. Joon Hee menyarankan Min Ho bekerja keras untuk membayar hutang. Min Ho mendengus kesal.

Joon Hee menaikkan sedikit lengan jasnya untuk mencuci tangan. Sesuatu di tangan Joon Hee menarik perhatian Min Ho. Jam tangan. Jam tangan yang ada dalam mimpinya. Min Ho memegang tangan Joon Hee. Joon Hee bingung dengan apa yang dilakukan Min Ho.

“Mungkinkah.. Kau?” Min Ho menatap tak percaya pada Joon Hee.

Joon Hee menepis tangan Min Ho. Dia tak mengerti apa yang Min Ho bicarakan.

“Apa kau membunuh Detektif Ma? Apa kau?” Min Ho memperjelas pertanyaannya masih sambil menatap tak percaya pada Joon Hee.

Joon Hee terdiam, tak bisa menjawab. Diamnya Joon Hee membuat Min Ho menyimpulkan bahwa yang di sangka itu benar. Bahwa Joon Hee yang membunuh Dong Wook. Min Ho tahu Joon Hee ada di tempat kejadian, Min Ho tahu Joon Hee bersama Dong Wook. Bahkan setelah menabrak Dong Wook dengan mobil, Joon Hee keluar untuk memastikan.

Joon Hee masih terdiam.

“Hei, tapi..”

“Apa kau gila?” Joon Hee kini bereaksi.

“Bagaimana bisa kau tinggal di samping Kim Soon Jung setelah melakukan hal yang jahat seperti itu?”

Joon Hee berkata kalau Min Ho benar-benar sudah gila. Min Ho menunjuk Joon Hee dan berkata kalau dia sudah menangkap basah Joon Hee. Dan karena sekarang dia sudah tahu, Min Ho akan mencari segala sesuatu tentang kecelakaan itu. Min Ho segera pergi meninggalkan Joon Hee yang tampak terkejut.

***

Ahjussi Ma menemui Soon Jung. Ahjussi datang ke kantor pusat untuk melaporkan kemajuan produksi. Karena prototype nya juga sudah keluar, Son Jung merasa Ahjussi juga harus menghubungi tim pemasaran. Ahjussi Ma sedikit terkejut Soon Jung sudah melihat prototype itu. Soon Jung bilang Min Ho yang menunjukkannya kemarin.

“Oh, aku mengerti. Aku pikir dia meninggalkan pabrik pusat cukup larut tadi malam. Dia menunjukkannya padamu pada larut malam seperti itu?”

Soon Jung gugup, dan beralasan karena hal itu mendesak. Ahjussi Ma lalu meminta ijin untuk menanyakan sesuatu. Soon Jung mempersilahkan.

“Apakah kau mungkin…menyukai CEO Kang? Jawab aku dengan jujur.”

“Ahjussi…”

“Aku sudah mengenalmu selama bertahun-tahun. Aku mengenalmu seperti aku mengenal putraku. CEO Kang memang menyukaimu, tapi aku pikir kau juga menyukainya, setidaknya sedikit.”

Soon Jung mengelak, bukan seperti itu. Soon Jung meminta Ahjussi untuk tidak mengatakan hal seperti itu, karena dia mungkin akan terlalu malu melihat Dong Wook.

“Bukan kau yang harus malu. Dong Wook yang seharusnya terlalu malu melihatmu! Dia meninggalkan dunia ini dan meninggalkan seorang gadis cantik sepertimu! Anak itu..”

Soon Jung menahan tangisnya. Ahjussi mengatakan ada hal yang selalu Dong Wook selalu katakan padanya. 'Ayah, cinta bukanlah sesuatu untuk disesalkan.’. Setiap kali dia membatalkan rencana mereka dan pergi menemui Soon Jung, itulah yang Dong Wook katakan setiap kali.

“Soon Jung-ah.. Bahwa Dong Woo yang kau simpan dalam hatimu.. Aku pikir sudah waktunya untuk membiarkan dia pergi. Bukan Dong Wook tidak meninggalkanmu. Aku pikir kaulah yang tidak meninggalkannya.”

“Ahjussi..” Soon Jung tak bisa berkata-kata.

“Dia mungkin sedikit lebih jelek dari putraku, dan sedikit lebih kekanak-kanakan, tapi aku pikir itu akan menyenangkan untuk berkencan dengan pria seperti CEO Kang. Aku memohon padamu. Jangan sia-siakan masa mudamu yang indah. Setelah semuanya berlalu, kau akan menyesali segalanya.”

Soon Jung akhirnya menangis, “Ahjussi.. Maafkan aku.”

Ahjussi Ma menggeleng.

***

Woo Shik dan Min Ho berada di depan kantor polisi. Woo Shik menanyakan pendapat Min Ho tentang penampilannya. Dia beralasan kalau seorang pria itu harus rapi. Padahal ternyata Woo Shik ingin menarik perhatian Ok Hyun. Begitu Ok Hyun keluar Woo Shik menyapanya dan mengatakan kalau Ok Hyun seperti peri hari ini. Tapi Ok Hyun tak menanggapi dan memukul tangan Woo Shik yang dia ulurkan untuk bersalaman.

Ok Hyun menanyakan tujuan Min Ho menemuinya. Min Ho pun memberitahu bahwa dia pikir dia telah menemukan pembunuhnya. Min Ho tahu siapa pembunuh Dong Wook. Ok Hyun menanyakan siapa orang itu.

Min Ho yang merasa tak enak meminta Ok Hyun untuk tidak terkejut, karena mungkin Ok Hyun akan terkejut. Ok Hyun tak sabar dan menyuruh Min Ho untuk segera menyebutnya namanya.

“Itu..Lee Joon Hee. Terkejut, kan? Aku benar-benar terkejut!”

Woo Shik bilang dia juga terkejut. Tapi Ok Hyun menanyakan alasan Min Ho menuduh Joon Hee. Min Ho memberitahu bahwa Joon Hee menggunakan jam tangan itu.

“Jadi kau membuat tuduhan tidak berdasar karena dia mengenakan jam tangan. Dan sekarang kau berpikir dia pembunuhnya?” Tanya Ok Hyun.

Min Ho membenarkan. Ok Hyun merasa gila karena sudah percaya Min Ho dari awal. Ok Hyun menyuruh mereka pulang. Min Ho heran apa Ok Hyun tidak akan menangkap Joon Hee? Ok Hyun memberitahu bahwa polisi sudah menyelidiki Joon Hee belum lama ini. Ok Hyun curiga dan menyelisiki mobilnya. Tapi di mobilnya tidak ditemukan jejak noda darah.

Min Ho pun bingung, bagaimana caranya Joon Hee membunuh Dong Wook? Ok Hyun kesal. Tapi Min Ho meyakinkan bahwa Joon Hee ada di tempat kejadian.

“Hei! Aku tahu kau tidak suka Joon Hee! Kau hanya mencoba untuk menjebaknya!”

“Tidak seperti itu!”

“Kalau begitu katakan sesuatu yang bukan fantasi! Ceritakan alasan mengapa kau mengatakan semua hal ini! Lalu aku akan percayamu!”

Ok Hyun dan Min Ho saling berteriak. Min Ho meraih tangan Ok Hyun dan meletakkannya di dadanya. Min Ho berkata bahwa di dalam dirinya ada Ma Dong Wook. Tapi Ok Hyuk tak percaya dan mengancam Min Ho akan memenjarakannya. Ok Hyun kembali menyuruh mereka pergi dan jangan kembali. Ok Hyun berjalan masuk.

“Dia bahkan memeriksanya! Dia keluar dari mobil dan memastikan Dong Wook sudah mati! Dan yang paling penting, Lee Joon Hee berada di balik skandal bahan terlarang.” Ujar Min Ho serius.

“Apakah itu benar?” kali ini Ok Hyun menanggapi dengan serius.

“Alasan mengapa aku terdengar seperti aku sedang membicarakan khayalan..adalah karena rahasiaku. Aku takut Soon Jung akan meninggalkanku setelah dia tahu tentang hal itu. Wendy, aku mohon padamu. Tolong lakukan penyelidikan ulang.”

***

Di meja, ada beberapa foto Dong Wook, pin rambut, dan cincin dari Dong Wook. Soon Jung teringat dengan perkataan Ahjussi Ma bahwa sekarang sudah waktunya Soon Jung membiarkan Dong Wook pergi dari hatinya. Soo Kyung menghela nafas dan memandang foto Dong Wook.

“Apa akan baik-baik saja, Dong Wook? Untukku bahagia..tanpamu? Apa itu baik-baik saja?”

“Tentu saja, Uri Agashi.” Tiba-tiba Dong Wook muncul di depan Soon Jung.

“Dong Wook-ah..”

“Soon Jung-ah. Tidak masalah jika aku di sini atau tidak, kau harus tetap melanjutkan hidup.”

“Tapi tetap saja..aku memikirkanmu.” Soon Jung menangis. “Aku merasa sangat menyesal...”

“Aku merasa tidak enak jika itu yang kau rasakan. Semua yang aku inginkan adalah agar Soon Jung bahagia. Hanya itu.” Dong Wook tersenyum.

Soon Jung kembali menangis. Dan Dong Wook pun menghilang.

***

Joon Hee menghubungi seorang jaksa dan meminta bantuannya. Joon Hee meminta jaksa itu untuk mememui coordinator donor organ. Joon Hee bilang kalau dia merasa orang itu menukar informasi pendonor dengan uang.

***

Akhir pekan. Soon Jung mematut diri di cermin, bersiap pergi memancing dengan Min Ho.

Min Ho bersiap pergi hanya dengan satu bagpack dan ramyun di kantong plastik. Tapi kemudian dia kembali lagi karena merasa bawaannya terlalu sedikit. Min Ho bersiap keluar lagi dengan membawa banyak barang.

Soon Jung yang siap pergi mendapatkan sebuah pesan.

Min Ho juga kedatangan tamu. Min Ho pikir Soon Jung sudah datang, tapi ketika membuka pintu itu bukan Soon Jung. Beberapa polisi yang datang mencari Min Ho. Mereka membutuhkan Min Ho datang ke kantor polisi. Min Ho tampak bingung.

Soon Jung menemui Joon Hee yang sudah menunggunya di tangga. Soon Jung menanyakan maksud kedatangan Joon Hee.

“Ijinkan aku menanyakan satu hal. Ini belum lama sejak Dong Wook meninggalkan kita. Mengapa kau jatuh cinta pada Min Ho begitu mudah?”

“Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?” Soon Jung tampak tak nyaman.

“Dulu kau membencinya. Apa yang membuatmu berubah pikiran?”

“Haruskah ada alasan mengapa seseorang jatuh cinta pada orang lain?”

“Aku pikir aku tahu.”

“Apa yang kau bicarakan?”

Joon Hee mengeluarkan sebuah kertas, dan menyuruh Soon Jung mendatangi kantor polisi yang tertera disana. Seorang teman Joon Hee sedang mengerjakan sebuah kasus. Dan ternyata Min Ho terlibat dalam kasusnya. Joon Hee bilang Soon Jung akan tahu setelah tiba di kantor polisi itu.

Soon Jung pun segera pergi ke kantor polisi yang dimaksud. Soon Jung berjalan masuk ke dalam.

Di dalam Min Ho duduk di depan seorang detektif yang menanyainya. Detektif itu menanyakan kebenaran Min Ho membayar kordinator donor untuk mendapatkan informasi. Min Ho bilang kalau dia punya alasan sendiri. Detektif itu menyimpulkan bahwa Min Ho sudah mengakuinya.

Sementara itu Soon Jung sudah masuk dan melihat Min Ho.

“Ma Dong Wook mendonorkan jantungnya untukmu..dan kau mencuri catatan medisnya. Apa alasannya? Mengapa kau mencuri informasi Ma Dong Wook?”

Soon Jung mendengar pertanyaan detektif itu dan tampak bingung.

***

Bersambung ke episode 13~

Komentar:

Errgghh… karena masalah perusahaan sudah berhasil dilalui Min Ho, Joon Hee mengeluarkan kartunya. Menggunakan masalah jantung untuk memisahkan Soon Jung dengan Min Ho.

Kira-kira apa reaksi Soon Jung nanti? Apakah Soon Jung akan menjauhi Min Ho, seperti yang Min Ho takutkan? Atau Soon Jung malah akan semakin menyukai Min Ho? Dugaanku sih Soon Jung akan menjauhi Min Ho dulu, merenungkan apakah perasaannya pada Min Ho karena jantung Dong Wook atau bukan…