Sinopsis Love Me Not Part 1

Anyeong readers...
sudah lama saya gk post sinopsis.. kali ini aq mw share sinopsis k-movie Love Me Not, tertarik untuk search movie ini awalnya dari baca liat k-drama That Winter The Wind Blow, karna jalan ceritanya sama, dan jg merupakan adaptasi dari doramajepang..
sebenarnya capture gambarnya udah selesai awal bulan, tapi belum sempat-sempat bikin sinopsisnya..
oke, gak usah panjang-panjang prolognya, cekidot....


Love Me Not

Director: Lee Cheol-Ha
Writer:  Yukari Tatsui , Kim Jae-Yeon , Kim Sun-Jung , Lee Cheol-Ha
Producer: Kang Chul-Gyu, Cha Seung-Jae, Kim Mi-Hee, Yukari Tatsui, Hiroki Ueda, Yukihiko Tsutsumi
Cinematographer: Kang Chang-Bae
Release Date: November 9, 2006
Runtime: 119 min
Genre: Drama / Romance
Studio: SidusFNH
Distributor: Showbox/Mediaplex
Language: Korean
Country: South Korea
Cast: Moon Geun-young, Kim Joo-hyuk, Lee Ki-young, Jin Goo, Seo Hyun-jin

sumber: Wikipedia

Love Me Not Part 1 

 



Tampak seorang gadis yang terlihat sedih di pemakaman ayahnya, dia seperti tidak memiliki alasan untuk hidup lagi. Setelah ayahnya meninggal, dan kakaknya menghilang.
Sementara itu seorang pria, Julian, sepertinya baru keluar dari tahanana. Dia dijemput oleh Micky, dan abu Ryu-jin. Ryu-jin meninggal setelah mengalami kecelakaan sewaktu mengendarai mobil Julian.
Julian dan pergi ke klub malam. Banyak wanita yang menyapanya, menanyakan kemana saja dia selama ini, sepertinya Julian ini banyak penggemarnya karena wajahnya tampan. Tapi dia punya masalah, Julian punya banyak hutang.

 
Saat Julian sedang di mobil bersama Micky, ada sebuah truk besar yang melaju dengan cepat kea rah mobil mereka, dan menabraknya. Tidak sampai rusak parah, hanya bagian pinggirnya saja.
Si pengendara truk ternyata mengenal Julian, tapi sepertinya Julian tidak senang bertemu dengannya. Dia menagih hutang Julian, 2.870.000 dolar, dan memberinya waktu 1 bulan untuk melunasinya.
Julian berusaha menghubungi teman dan relasinya, mungkin untuk meminta bantuan/pinjaman uang.
Julian melayani seorang wanita dan dibayar. (Hmmm…mungkin Julian memang pria seperti itu sebelumnya.. Bukan pria baik-baik gitu, suka ke klub, main perempuan, berjudi mungkin..). Micky bilang uangnya sedikit, hanya cukup untuk membeli sepatu.


Julian membuka pesan suara di hp-nya Ryu-jin. Pesan itu dari pengacara ayah Ryu-jin yang ingin membicarakan tentang warisan ayahnya yang sudah meninggal.
Julian membuka barang-barang peninggalan Ryu-ji. Sambil melihat-lihat Micky menceritakan tentang Ryu-jin. Ryu-jin pergi dari rumahnya saat orang tua mereka bercerai. Dia mempunyai seorang adik perempuan yang sekarang berumur 20 tahun, dan Ryu-jin setiap hari mengiriminya surat.
Micky: “Mari kita pergi kerumahnya. Kita serahkan abunya dan menawarkan bantuan. Katakana betapa menyesalnya kita kepada mereak dan meneteskan air mata. Dengan begitu kita akan mendapatkan kompensasi sejumlah uang. Dia kaya. Pikirkan itu. kita satu-satunya yang dapat memberikan ini pada keluarga Ryu-jin.”
Julian tampak berpikir sambil melihat video masa kecil Ryu-jin dan adiknya. Kemudian menyetujui usul dari Micky.

Dalam perjalanan, Julian melihat-lihat buku harian dan foto masa kecil Ryu-jin.
Micky: “Jika kamu tidak dapat melunasi hutang itu dalam waktu sebulan, apa yang akan terjadi?”
Julian: “Dia akan membunuhku.”
Micky: “Apa? Berarti dia tidak akan mendapatkan uangnya.”
Julian: “Aku tidak ingin mati. Jadi aku harus membayarnya kembali.”


Mereka sampai didepan rumah Ryu-jin yang besaaaarrr sekali.
Julian mengatakan, mulai sekarang tidak ada yang namanya Julian dan Micky. Dia Ryu-jin, dan Micky bernama Kim Tae-ho, sekertaris Ryu-jin. Micky kaget Julian akan menyamar sebagai Ryu-jin, dia takut, dia takut Julian akan masuk penjara lagi jika ketahuan.


Mereka disambut oleh Pengacara Park, Nyonya Lee, dan Tuan Oh. Nyonya Lee ini seperti kepala rumah tangga, dan telah bekerja selama 15 tahun disana. Sedangkan tuan Oh adalah orang yang menjalankan perusahaan seteleh ayah Ryu-jin meninggal.
Julian memperkenalkan sekertarisnya, dan menanyakan keberadaan adiknya.
Pengacara Park menginginkan memeriksa identitas Julian sebagai formalitas (maksudnya takutnya penipu gitu, Ryu-jin boongan, padahal mah iya..).
Julian memasang wajah terluka, dipertanyakan seperti itu. Kemudian di menyinggung jam dinding kesukaan ibu Ryu-jin yang tidak lagi berada disana.
Julian pura-pura menangis, “Aku kesini bukan untuk ini. Lalu mengapa pohon apel dihalaman ditebang? Pohon itu, ibuku yang menanam dan merawatnya!”
Julian masih memasang wajah sedihnya. Dia lalu menanyakan kembali adik Ryu-jin.
‘Min! Min-ah! Min-ah!”
Lalu tiba-tiba ada yang menjawab, “Siapa kau berteriak disini?”
Semua orang menoleh ke arah tangga, Min turun dari sana.
Julian mendekati Min, “Min, ini aku, kakakmu.”
Min terus berjalan tidak menghiraukan Julian. Dia berkata, “jangan biarkan ada orang asing ke rumahku.”
Min pergi keluar rumah. Julian diberitahu kalau Min mengalami kebutaan.
Julian dan yang lain mengejar Min keluar, karena di luar hujan.


Julian menghadang Min, “Min, maafkan aku. Aku tidak tahu. Sudah begitu lama. Aku  masih berpikir kamu seorang anak kecil.” Julian memutar musik di hiasan bola dan memperdengarkannya pada Min.
Min terkejut dan terdiam, dia mengingat saat dulu ibu dan kakanya pergi, dan membuatnya terluka.
Julian menyentuh pundak Min dan meminta maaf. Micky diam-diam tersenyum melihat akting Julian.
Min marah, dia mendorong Julian, “Kau dan ibu sudah meninggal 16 tahun yang lalu.”
Julian: “Aku selalu mengingatmu. Kau tahu itu. itu semua ada dalam surat-surat yang aku kirimkan.”
Min: “Surat? Apakah ada surat-surat?” tanya Min pada Nyonya Lee, yang dijawab tidak ada.
Min: “Pengacara Park, berikan dia kompensasi dan suruh dia pergi.”
Pengacara Park: “dalam wasiat ayahmu, kakakmu juga berhak untuk warisan. Kamu harus menandatangi dan menyelesaikannya.”
Min marah, “Dia sudah mati. Mengapa aku harus menandatangani untuk orang yang sudah mati?”


Julian bilang dia tidak memerlukan uang itu. “Kalau begitu, keluar dari sini sekarang.” Kata Min.
Min beranjak pergi, Julian berbicara dan Min berhenti membelakangi Julian.
Julian: “Min-ah, sekarang kita hanya berdua. Aku tidak bisa meninggalkan kamu sendirian dan pergi. Jika kamu tersenyum…jika kamu tersenyum sekali saja, maka aku akan pergi. Sampai saat itu, aku akan pergi.”
Min berbalik dan tersenyum manis, kemudian cemberut lagi dan menyuruh Julian pergi.
Julian: “Min-ah, cintaku untukmu…..” belum selesai Julian berbicara, Min memukulkan tongkatnya ke wajah Julian dan melukainya.
Min: “Aku tidak membutuhkan cinta.” Ucapnya dengan dingin.
Julian terdiam menatap Min yang berlalu pergi.

Nyonya Lee memberitahu Julian bahwa Min menderita penyakit Cerebral Trombosis (Penyumbatan pembuluh darah otak), saat dia berusia 13 tahun dan benar-benar kehilangan penglihatannya saat 15 tahun. Julian menanyakan apa yang ayah lakukan untuknya. Nyonya Lee bilang, ayahnya sudah berusaha mengobatinya dengan membawa ke semua rumah sakit terkenal sampai ke luar negri.
Lalu Nyonya Lee mengantar Julian dan Micky ke kamarnya. Nyonya Lee berharap Julian bisa tinggal dengan nyaman. Tapi Julian bilang, tidak perlu khawatir karena dia harus segera pergi ke luar negri untuk urusan bisnis yang penting.

Di kamar.
Micky bilang, mereka hampir mati jika bukan karena bola musik itu, Min punya temperamen yang buruk lebih daripada kakaknya. Micky juga menanyakan luka di wajahnya. Julian membuka jendela dan melihat Min. dia tersenyum sinis dan berkata hidupnya bergantung pada Min.
Jadi, Julian menyamar menjadi Ryu-jin untuk mendapatkan warisannya dan membayar hutangnya pada pria itu.

Nyonya Lee berkata pada Pengacara Park, bahwa Ryu-jin (Julian) berbeda dari yang ia bayangkan. Pengacara Park bilang orang dipengaruhi oleh lingkungan mereka ketika tumbuh besar.


Nyonya Lee, Julian dan Min makan bersama. Julian mengatakan terima kasih untuk makanannya pada Nyonya Lee. Min meletakkan sendoknya begitu saja di piring dan beranjak pergi. Julian menegurnya, makanan di piring masih banyak, sikap yang buruk jika tidak mengahabiskan makanan.
Nyonya Lee membelanya, Min biasa tidak makan banyak. Lalu Julian menyuruh Min membawa piringnya sendiri ke dapur. Nyonya Lee akan membela lagi, tapi Julian menyelanya dan mengatakan dia tidak berbicara dengan Nyonya Lee.
Min berjalan pergi, Julian menghadangnya dan mengatakan untuk mengambil piringnya. Min dengan kesal kembali ke meja makan mengambil piringnya, dan piring itu.
“Semua orang buta tidak bisa melakukan ini.” Min kesal lalu pergi.
Julian memanggil Min dan mengejarnya. Sebelumnya Julian bilang pada Nyonya Lee, banyak orang buta yang bisa melakukannya.
Julian memintan Min untuk belajar mengerjakan hal-hal seperti itu, karena tidak mungkin Nyonya Lee selalu ada disamping Min. min bilg tidak usah khawatir, karena uang bisa menangani semuanya. Min masuk ke kamarnya.
Julian berkata Min dari balik pintu, “Yang paling penting di dunia ini tidak bisa dibeli dengan uang. Jangan menimbang uang dan hatimu pada skala yang sama.”
Min tidak menjawab, Julian tersenyum sinis. Dia kayaknya berusaha mengambil hati Min untuk mendapatkan uang warisan itu.

Julian mengajak anak-anak TK masuk ke halaman rumah. Nyonya Lee mengatakan Min akan takut ketika banyak orang disekitarnya, apalagi dia sangat suka berada di halaman rumah.
Min datang, “Siapa yang melakukannya? Aku tidak mengijinkan ini!”
Julian: “Min-ah, kita akan bermain kan?
Min mencari Nyonya Lee dan memintanya untuk menyuruh semua orang keluar.
Lalu ada 2 anak yang menaruh kumbang di tangan Min, membuatnya kaget dan berteriak menyuruh Nyonya Lee untuk segera mengeluarkan mereka.
Julian meminta Min untuk tidak berdiam diri di rumah terus menerus. Akhirnya Min berjalan pergi dengan kesal. Nyonya Lee akan menyusulnya, tapi dilarang Julian karena ini adalah urusan keluarga.

Min berdiri diperlintasan kereta api, Julian yang mengikutinya berdiri disampingnya dan memintanya untuk berpegangan padanya. Tapi Min tidak menghiraukannya.
“Aku pikir kamu belum pernah berada di luar sendirian. Aku akan membantu kamu.”
Dari balik pohon muncul si pria penagih hutang itu, tersenyum sinis melihat mereka berdua. Julian yang melihatnya terlihat kesal. 

 
Min dan Julian berada di sebuah tebing, menunggu hujan, di mulut terowongan jalan kereta yang sudah rusak. Julian bilang bau rumputnya sangat enak, tapi Min hanya mencium bau asap rokok (Julian perokok). Si pria penagih utang muncul di depan mereka, tapi Min tidak mneyadarinya hanya Julian.
Julian: “Aku tahu kamu memiliki kehidupan yang keras. Sekarang hanya tinggal kita berdua. Kita harus hidup bersama. Jadi, tidak bisakah kamu membuka hatimu seikit saja? Oya, kamu mengatakan bahwa uang adalah semua yang kamu butuhkan? Tapi, apa kamu pikir dunia akan mudah pada seorang gadis buta? Tidak. Ini tidak seperti itu.”
Julian menghela nafas dan melanjutkan, “Min, Aku akan mengurus segalanya mulai dari sekarang. Hanya percaya dan ikuti aku. Kita buat awal yang baru. Aku tahu bagaimana perasaanmu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.”
Min hanya tersenyum dan berbalik pergi. Julian meraih pundaknya, dan membuat Min histeris, “Kamu tahu perasaanku? Tahu bagaimana rasanya secara bertahap kehilangan penglihatanmu? Tahu bagaimana rasanya kehilangan kenangan yang ingin kamu ingat? Pasti akan lebih baik jika aku terlahir buta.” Min menangis dan berjongkok meraba mencari tongkatnya yang terjatuh. Setelah mengatakan bahwa Julian telah membuatnya mengingat segalanya, Min pergi.
Si pria penagih utang (mian, aq gak tau namanya) mengahmpiri Julian yang tersenyum miris, “Akankah batu berubah menjadi sebongkah emas? Aku pikir kamu telah mengambil batu yang salah.” Si pria pergi, Julian tidak berkata apa-apa, hanya tertawa.

Hujan sudah reda. Julian mengikuti Min yang berjalan di rel kereta. Terdengar suara kereta datang. Julian sudah tidak di rel kereta, tapi Min masih. Min mendengar suara kereta, tapi dia tidak menyingkir, kemudian dia menoleh ke arah Julian dan berkata, “Jin…membunuhku.” Min memejamkan matanya dan menangis.
Julian terdiam, melihat ke arah kereta yang semakin mendekat, lalu menarik dan mendekap Min dalam pelukannya. Min terlihat tersentuh.
Kemudian Min pulang dengan menggandeng tangan Julian.

Julian duduk di meja makan dalam gelap, dan terlihar bimbang dengan perasaannya.
Julian menelpon Micky dan mengatakan membutuhkan bantuannya.

 
Micky memberikan sebuah pil. Pil yang mematikan. Entah apa isinya.
Julian akan memberikannya pada Min sebagai hadiah. Julian menulis huruf braile.
Dan kemudian kita melihat Min membaca surat dalam huruf braile yang di buat Julian, bacaanya: “Hadiah untuk adikku. Sebuah tongkat keberuntungan.”
Min tersenyum. Di pegangan tongkat itu ada sebuah hiasan, semacam bandul, isinya adalah pil mematikan itu. entah apa yang direncanakan Julian. Membunuh Min?

Sepertinya hati Min sudah melunak pada Julian. Julian mengajak Min jalan-jalan ke pasar malam. Min lalu bertanya apa isi dari bandul di tongkatnya.
Julian: “Obat. Obat yang mematikan. Kupikir kau ingin mati.”
Min tampak sedih.
Julian berkata lagi sambil mengusap kepala Min, “jangan takut. Itu adalah lelucon. Jika kamu mengatakan kamu ingin mati lagi, kamu akan aku pukul, oke?”
Julian lalu mengajari Min permainan tembak target, Min tersenyum.
Kemudian mereka makan es krim. Julian memandangi Min.
Kemudian si pria penagih utang datang, “Ada pasangan serasi. Biarkan aku mengambil gambar kalian. Aku akan menangkap memori indah.”
Min tentu saja tidak tahu siapa orang itu.

Min kemudian memakan permen kapas. Julian meminta Min menunggunya disana, dia akan segera kembali. Min ditinggalkan Julian di tempat orang lalu lalang. Min tersenggol dan tertabrak orang lain. Dia hanya diam, kemudian dia berjongkok untuk mengambil tongkatnya yang terjatuh.
Julian dengan santai duduk tidak jauh dari sana bersama Micky. Micky bertanya apa yang dilakukan Julian, dia akan membencimu lagi. Julian terus memandangi Min.
Min tersenggol lagi, permen kapasnya jatuh.
Julian: “Kesedihan dan kebahagian. Ketika datang, itu sangat menyakitkan. Benar?”
(gak tau maksudnya apa.. Julian tega banget sama Min..)
Julian melihat Min lg, Min sekarang menutup matanya dan memegang bandul obat itu, seperti mencari kekuatan.

Julian menghampiri Min, “Min! Maaf, aku terjebak dalam perjalananku.”
Min: “Tidak apa-apa, karena kamu sudah berjanji akan melindungiku dalam surat braile kamu.” Min memegang tangan Julian dan memintanya menunjukkan sesuatu yang menyenangkan lagi.
Kemudian mereka menonton pertunjukkan boneka, Julian menceritakan jalannya untuk Min. Saat bercerita, Min mencoba meraba wajah Julian. Julian terkejut, tapi kemudian membiarkanya. Min meraba hidung, alis, mata, pipi dan bibir Julian. Min bilang wajah Julian berbeda dengan yang ia bayangkan. (Jelaslah, orangnya juga beda Min….)
Min tersenyum. Julian diam saja, raut mukanya berbeda, seperti merasa bersalah atau apa gitu…

Ternyata pulang dari tempat itu, Min sakit, tidak serius, tapi besok Min harus ke rumah sakit. Dan Julian baru mengetahui kalau Min akan segara menikah dengan Tuan Oh.

Julian mengantar Min dan Nyonya Lee ke rumah sakit. Julian bertemu dengan dokter keluarga, tapi Julian terlihat tidak  mengenalnya, dan membuat si dokter bingung. Kemudian Julian bertemu Micky dan pacarnya di luar. Eh, si pria penagih hutang datang juga. Dia sepertinya baru tahu kalau Julian berpura-pura jadi kakanya Ryu-min.
Dari jendela rumah sakit, Nyonya Lee melihat dengan curiga ke arah mereka.


Nyonya Lee dan Min melihat-lihat gaun pengantin. Nyonya Lee menjelaskan detail baju pengantinnya sambil memegang tangan Min untuk meraba bajunya. Kemudian mereka ke toko perhiasan, dan melihat cincin perak yang di dalamnya ada berlian kecil.
Nyonya Lee dan Min duduk di sebuah café. Nyonya Lee bilang, baru pertama kalinya Min memilih baju sendiri. Min bilang dia hanya ingin memakainya saja. Dari sebrang jalan, gengnya Julian memperhatikan mereka. Min dijemput oleh Oh.


“Bagaimana jika dia bukan kakak kandungnya? Dan ada beberapa orang aneh di depan rumah sakit. Bukankah lebih baik untuk mengambil beberpa helai rambut mereka untuk di periksa? Ini demi Min.” kata Nyonya Lee pada Pengacara Park dan Oh. Julian mendengarnya.

Esok harinya. Min pergi dengan menggunakan kereta, Julian mengikutinya tanpa diketahui Min.
Di rumah, Nyonya Lee cemas karena Min menghilang. “Mereka berdua menghilang. Apa yang terjadi?” Nyonya Min menelpon seseorang dengan cemas.
“Kamu ingin dibuat bodoh? Hanya mendapatkan tandatangannya bagaimanapun caranya. Ada cara yang lebih pasti. Ikuti saja aku.” Entah kata-kata siapa terngiang di benak Julian, dan Julian tersenyum mengingatnya. Apa cara yang lebih pasti itu?


Min turun dari kereta dan berjalan menggunakan tongkatnya. Julian mengikutinya.
Micky mendekati Julian, “Aku yakin itu. Dia pergi sendiri. Jika dia mengalami kecelakaan….jik dia meninggal dalam suatu kecelakaan, itu sempurna.” Kata Micky pada Julian sambil tertawa-tawa. Jadi, kamu akan melakukannya hari ini kan?
(Julian mau membunuh Min???)
Min berdiri di tangga paling atas, dia hendak turun. Julian dan Micky melewatinya begitu saja.
Min berusaha memanggil orang lain di sekitarnya. “Permisi. Apakah ada orang yang dapat menunjukkan jalan?” teriaknya lantang. “harap membantuku. Ada tempat yang benar-benar ingin aku kunjungi. Tolong jelaskan padaku. Seseorang tolong tunjukkan jalannya padaku.”
Julian menatapnya dengan tertawa. (kayaknya Julian berharap Min kesenggol trus jatoh guling-guling di tangga, trus meninggal.)
Tak lama ada beberapa orang yang menghampiri Min dan menanyakan alamat tempat yang dituju oleh Min.

Min masuk ke sebuah pusat perbelanjaan, dia ke toko perhiasan yang waktu itu dikunjunginya bersama Nyonya Lee. Dia menanyakan cincin yang sama dengan yang waktu itu Nyonya Lee jelaskan detailnya. Tapi sayang, sudah terjual, dan tidak ada ladi stok model seperti itu. Micky dan Julian mengira Min membeli hadih untuk Oh.

Penjual: “Itu dia, kamu sudah menemukannya. Itu indah sekali. Harap tunggu sebentar. Kau bilang itu hadiah, kan?
Min tersenyum dan mengangguk.
Penjual: “Pasti hadiah untuk pacar kamu..”
Min: “Hari ini adalah hari ulang tahun kakakku. Dia akan sangat bahagia.” Min mengatakannya sambil tersenyum dan menirukan gaya bicara Julian yang mungkin akan menolaknya.
Julian memandang Min, tatapan haru…

“Ayolah, kamu harus melakukan apa yang sudah ditetapkan.” Micky menasehati Julian. Julian terlihat bimbang, mungkin dia tersentuh oleh Min di toko perhiasan tadi. Tidak pernah ada orang yang memberikan perhatian seperti itu padanya selama ini.
Julian melihat Min keluar pusat perbelanjaan dengan membawa tas cincin itu. lalu dia mengajak Julian pergi minum bir, dan tidak mengikuti Min lagi.


Julian beranjak pergi. Micky melihat ke arah Min, dan melihat Min terjatuh, pingsan. Julian juga melihatnya dan akan berlari ke arahnya. Tapi ditahan Micky. Dia khawatir jika Julian ketahuan mengikutinya. Tapi Julian bilang Min tidak melihatnya. Julian dan Micky menghampiri Min, tapi berhenti agak jauh.
Terdengar suara lirih Min memanggil Julian, “Oppa…”
Datang si pria penagih hutang menghampiri Min, memerikasa nadinya, dan menyuruh yang lain memanggil ambulance. Si pria itu menatap Julian dengan tajam.

Min dibawa menggunakan ambulance, dia diberi oksigen. Dia berkata lirih, “cincin…”. Dan cincin itu diambil dan dipakai oleh Julian.

____bersambung ke part 2____

Comments

  1. Iy bnr sm bgt ma winter...ckckck

    ReplyDelete
  2. Crita nya HampiR sama ya .. tp julianx kok Jahat Gtu ..

    ReplyDelete
  3. Crita nya HampiR sama2 TwTwB .. tp julianx kok Jahat Gtu ..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya. Tapi mohon maaf komentar akan dimoderasi ya.. jadi gak akan langsung muncul di halaman post.. Dan pasti akan saya baca semua, walau tidak saya balas. XD

Popular posts from this blog

Sinopsis SECRET Episode 16 – 2 (END)

Sinopsis MASTER’S SUN Episode 17 – 2 (end)