Sinopsis Love Me Not Part 1
Anyeong readers...
sudah lama saya gk post sinopsis.. kali ini aq mw share sinopsis k-movie Love Me Not, tertarik untuk search movie ini awalnya dari baca liat k-drama That Winter The Wind Blow, karna jalan ceritanya sama, dan jg merupakan adaptasi dari doramajepang..
sebenarnya capture gambarnya udah selesai awal bulan, tapi belum sempat-sempat bikin sinopsisnya..
oke, gak usah panjang-panjang prolognya, cekidot....
Love Me Not
Director: Lee Cheol-Ha
Writer: Yukari Tatsui , Kim Jae-Yeon , Kim Sun-Jung , Lee Cheol-Ha
Producer: Kang Chul-Gyu, Cha Seung-Jae, Kim Mi-Hee, Yukari Tatsui, Hiroki Ueda, Yukihiko Tsutsumi
Cinematographer: Kang Chang-Bae
Release Date: November 9, 2006
Runtime: 119 min
Genre: Drama / Romance
Studio: SidusFNH
Distributor: Showbox/Mediaplex
Language: Korean
Country: South Korea
Cast: Moon Geun-young, Kim Joo-hyuk, Lee Ki-young, Jin Goo, Seo Hyun-jin
sumber: Wikipedia
Love Me Not Part 1
sudah lama saya gk post sinopsis.. kali ini aq mw share sinopsis k-movie Love Me Not, tertarik untuk search movie ini awalnya dari baca liat k-drama That Winter The Wind Blow, karna jalan ceritanya sama, dan jg merupakan adaptasi dari doramajepang..
sebenarnya capture gambarnya udah selesai awal bulan, tapi belum sempat-sempat bikin sinopsisnya..
oke, gak usah panjang-panjang prolognya, cekidot....
Love Me Not
Director: Lee Cheol-Ha
Writer: Yukari Tatsui , Kim Jae-Yeon , Kim Sun-Jung , Lee Cheol-Ha
Producer: Kang Chul-Gyu, Cha Seung-Jae, Kim Mi-Hee, Yukari Tatsui, Hiroki Ueda, Yukihiko Tsutsumi
Cinematographer: Kang Chang-Bae
Release Date: November 9, 2006
Runtime: 119 min
Genre: Drama / Romance
Studio: SidusFNH
Distributor: Showbox/Mediaplex
Language: Korean
Country: South Korea
Cast: Moon Geun-young, Kim Joo-hyuk, Lee Ki-young, Jin Goo, Seo Hyun-jin
sumber: Wikipedia
Love Me Not Part 1
Tampak seorang gadis
yang terlihat sedih di pemakaman ayahnya, dia seperti tidak memiliki alasan
untuk hidup lagi. Setelah ayahnya meninggal, dan kakaknya menghilang.
Sementara itu
seorang pria, Julian, sepertinya baru keluar dari tahanana. Dia dijemput oleh Micky,
dan abu Ryu-jin. Ryu-jin meninggal setelah mengalami kecelakaan sewaktu
mengendarai mobil Julian.
Julian dan pergi ke
klub malam. Banyak wanita yang menyapanya, menanyakan kemana saja dia selama
ini, sepertinya Julian ini banyak penggemarnya karena wajahnya tampan. Tapi dia
punya masalah, Julian punya banyak hutang.
Saat Julian sedang
di mobil bersama Micky, ada sebuah truk besar yang melaju dengan cepat kea rah
mobil mereka, dan menabraknya. Tidak sampai rusak parah, hanya bagian
pinggirnya saja.
Si pengendara truk
ternyata mengenal Julian, tapi sepertinya Julian tidak senang bertemu
dengannya. Dia menagih hutang Julian, 2.870.000 dolar, dan memberinya waktu 1
bulan untuk melunasinya.
Julian berusaha
menghubungi teman dan relasinya, mungkin untuk meminta bantuan/pinjaman uang.
Julian melayani
seorang wanita dan dibayar. (Hmmm…mungkin Julian memang pria seperti itu
sebelumnya.. Bukan pria baik-baik gitu, suka ke klub, main perempuan, berjudi
mungkin..). Micky bilang uangnya sedikit, hanya cukup untuk membeli sepatu.
Julian membuka pesan
suara di hp-nya Ryu-jin. Pesan itu dari pengacara ayah Ryu-jin yang ingin
membicarakan tentang warisan ayahnya yang sudah meninggal.
Julian membuka
barang-barang peninggalan Ryu-ji. Sambil melihat-lihat Micky menceritakan
tentang Ryu-jin. Ryu-jin pergi dari rumahnya saat orang tua mereka bercerai.
Dia mempunyai seorang adik perempuan yang sekarang berumur 20 tahun, dan
Ryu-jin setiap hari mengiriminya surat.
Micky: “Mari kita
pergi kerumahnya. Kita serahkan abunya dan menawarkan bantuan. Katakana betapa
menyesalnya kita kepada mereak dan meneteskan air mata. Dengan begitu kita akan
mendapatkan kompensasi sejumlah uang. Dia kaya. Pikirkan itu. kita satu-satunya
yang dapat memberikan ini pada keluarga Ryu-jin.”
Julian tampak
berpikir sambil melihat video masa kecil Ryu-jin dan adiknya. Kemudian
menyetujui usul dari Micky.
Dalam perjalanan,
Julian melihat-lihat buku harian dan foto masa kecil Ryu-jin.
Micky: “Jika kamu
tidak dapat melunasi hutang itu dalam waktu sebulan, apa yang akan terjadi?”
Julian: “Dia akan
membunuhku.”
Micky: “Apa? Berarti
dia tidak akan mendapatkan uangnya.”
Julian: “Aku tidak
ingin mati. Jadi aku harus membayarnya kembali.”
Mereka sampai
didepan rumah Ryu-jin yang besaaaarrr sekali.
Julian mengatakan,
mulai sekarang tidak ada yang namanya Julian dan Micky. Dia Ryu-jin, dan Micky
bernama Kim Tae-ho, sekertaris Ryu-jin. Micky kaget Julian akan menyamar
sebagai Ryu-jin, dia takut, dia takut Julian akan masuk penjara lagi jika
ketahuan.
Mereka disambut oleh
Pengacara Park, Nyonya Lee, dan Tuan Oh. Nyonya Lee ini seperti kepala rumah
tangga, dan telah bekerja selama 15 tahun disana. Sedangkan tuan Oh adalah
orang yang menjalankan perusahaan seteleh ayah Ryu-jin meninggal.
Julian
memperkenalkan sekertarisnya, dan menanyakan keberadaan adiknya.
Pengacara Park
menginginkan memeriksa identitas Julian sebagai formalitas (maksudnya takutnya
penipu gitu, Ryu-jin boongan, padahal mah iya..).
Julian memasang
wajah terluka, dipertanyakan seperti itu. Kemudian di menyinggung jam dinding
kesukaan ibu Ryu-jin yang tidak lagi berada disana.
Julian pura-pura
menangis, “Aku kesini bukan untuk ini. Lalu mengapa pohon apel dihalaman ditebang?
Pohon itu, ibuku yang menanam dan merawatnya!”
Julian masih
memasang wajah sedihnya. Dia lalu menanyakan kembali adik Ryu-jin.
‘Min! Min-ah!
Min-ah!”
Lalu tiba-tiba ada
yang menjawab, “Siapa kau berteriak disini?”
Semua orang menoleh
ke arah tangga, Min turun dari sana.
Julian mendekati
Min, “Min, ini aku, kakakmu.”
Min terus berjalan
tidak menghiraukan Julian. Dia berkata, “jangan biarkan ada orang asing ke
rumahku.”
Min pergi keluar
rumah. Julian diberitahu kalau Min mengalami kebutaan.
Julian dan yang lain
mengejar Min keluar, karena di luar hujan.
Julian menghadang
Min, “Min, maafkan aku. Aku tidak tahu. Sudah begitu lama. Aku masih berpikir kamu seorang anak kecil.”
Julian memutar musik di hiasan bola dan memperdengarkannya pada Min.
Min terkejut dan
terdiam, dia mengingat saat dulu ibu dan kakanya pergi, dan membuatnya terluka.
Julian menyentuh
pundak Min dan meminta maaf. Micky diam-diam tersenyum melihat akting Julian.
Min marah, dia
mendorong Julian, “Kau dan ibu sudah meninggal 16 tahun yang lalu.”
Julian: “Aku selalu
mengingatmu. Kau tahu itu. itu semua ada dalam surat-surat yang aku kirimkan.”
Min: “Surat? Apakah
ada surat-surat?” tanya Min pada Nyonya Lee, yang dijawab tidak ada.
Min: “Pengacara
Park, berikan dia kompensasi dan suruh dia pergi.”
Pengacara Park:
“dalam wasiat ayahmu, kakakmu juga berhak untuk warisan. Kamu harus
menandatangi dan menyelesaikannya.”
Min marah, “Dia
sudah mati. Mengapa aku harus menandatangani untuk orang yang sudah mati?”
Julian bilang dia
tidak memerlukan uang itu. “Kalau begitu, keluar dari sini sekarang.” Kata Min.
Min beranjak pergi,
Julian berbicara dan Min berhenti membelakangi Julian.
Julian: “Min-ah,
sekarang kita hanya berdua. Aku tidak bisa meninggalkan kamu sendirian dan
pergi. Jika kamu tersenyum…jika kamu tersenyum sekali saja, maka aku akan
pergi. Sampai saat itu, aku akan pergi.”
Min berbalik dan
tersenyum manis, kemudian cemberut lagi dan menyuruh Julian pergi.
Julian: “Min-ah,
cintaku untukmu…..” belum selesai Julian berbicara, Min memukulkan tongkatnya
ke wajah Julian dan melukainya.
Min: “Aku tidak
membutuhkan cinta.” Ucapnya dengan dingin.
Julian terdiam
menatap Min yang berlalu pergi.
Nyonya Lee
memberitahu Julian bahwa Min menderita penyakit Cerebral Trombosis (Penyumbatan
pembuluh darah otak), saat dia berusia 13 tahun dan benar-benar kehilangan
penglihatannya saat 15 tahun. Julian menanyakan apa yang ayah lakukan untuknya.
Nyonya Lee bilang, ayahnya sudah berusaha mengobatinya dengan membawa ke semua
rumah sakit terkenal sampai ke luar negri.
Lalu Nyonya Lee
mengantar Julian dan Micky ke kamarnya. Nyonya Lee berharap Julian bisa tinggal
dengan nyaman. Tapi Julian bilang, tidak perlu khawatir karena dia harus segera
pergi ke luar negri untuk urusan bisnis yang penting.
Di kamar.
Micky bilang, mereka
hampir mati jika bukan karena bola musik itu, Min punya temperamen yang buruk
lebih daripada kakaknya. Micky juga menanyakan luka di wajahnya. Julian membuka
jendela dan melihat Min. dia tersenyum sinis dan berkata hidupnya bergantung pada
Min.
Jadi, Julian
menyamar menjadi Ryu-jin untuk mendapatkan warisannya dan membayar hutangnya
pada pria itu.
Nyonya Lee berkata
pada Pengacara Park, bahwa Ryu-jin (Julian) berbeda dari yang ia bayangkan.
Pengacara Park bilang orang dipengaruhi oleh lingkungan mereka ketika tumbuh
besar.
Nyonya Lee, Julian
dan Min makan bersama. Julian mengatakan terima kasih untuk makanannya pada
Nyonya Lee. Min meletakkan sendoknya begitu saja di piring dan beranjak pergi.
Julian menegurnya, makanan di piring masih banyak, sikap yang buruk jika tidak
mengahabiskan makanan.
Nyonya Lee
membelanya, Min biasa tidak makan banyak. Lalu Julian menyuruh Min membawa
piringnya sendiri ke dapur. Nyonya Lee akan membela lagi, tapi Julian
menyelanya dan mengatakan dia tidak berbicara dengan Nyonya Lee.
Min berjalan pergi,
Julian menghadangnya dan mengatakan untuk mengambil piringnya. Min dengan kesal
kembali ke meja makan mengambil piringnya, dan piring itu.
“Semua orang buta
tidak bisa melakukan ini.” Min kesal lalu pergi.
Julian memanggil Min
dan mengejarnya. Sebelumnya Julian bilang pada Nyonya Lee, banyak orang buta
yang bisa melakukannya.
Julian memintan Min
untuk belajar mengerjakan hal-hal seperti itu, karena tidak mungkin Nyonya Lee
selalu ada disamping Min. min bilg tidak usah khawatir, karena uang bisa
menangani semuanya. Min masuk ke kamarnya.
Julian berkata Min
dari balik pintu, “Yang paling penting di dunia ini tidak bisa dibeli dengan
uang. Jangan menimbang uang dan hatimu pada skala yang sama.”
Min tidak menjawab,
Julian tersenyum sinis. Dia kayaknya berusaha mengambil hati Min untuk
mendapatkan uang warisan itu.
Julian mengajak
anak-anak TK masuk ke halaman rumah. Nyonya Lee mengatakan Min akan takut
ketika banyak orang disekitarnya, apalagi dia sangat suka berada di halaman
rumah.
Min datang, “Siapa
yang melakukannya? Aku tidak mengijinkan ini!”
Julian: “Min-ah,
kita akan bermain kan?
Min mencari Nyonya
Lee dan memintanya untuk menyuruh semua orang keluar.
Lalu ada 2 anak yang
menaruh kumbang di tangan Min, membuatnya kaget dan berteriak menyuruh Nyonya
Lee untuk segera mengeluarkan mereka.
Julian meminta Min
untuk tidak berdiam diri di rumah terus menerus. Akhirnya Min berjalan pergi
dengan kesal. Nyonya Lee akan menyusulnya, tapi dilarang Julian karena ini
adalah urusan keluarga.
Min berdiri
diperlintasan kereta api, Julian yang mengikutinya berdiri disampingnya dan
memintanya untuk berpegangan padanya. Tapi Min tidak menghiraukannya.
“Aku pikir kamu
belum pernah berada di luar sendirian. Aku akan membantu kamu.”
Dari balik pohon
muncul si pria penagih hutang itu, tersenyum sinis melihat mereka berdua.
Julian yang melihatnya terlihat kesal.
Min dan Julian
berada di sebuah tebing, menunggu hujan, di mulut terowongan jalan kereta yang
sudah rusak. Julian bilang bau rumputnya sangat enak, tapi Min hanya mencium
bau asap rokok (Julian perokok). Si pria penagih utang muncul di depan mereka,
tapi Min tidak mneyadarinya hanya Julian.
Julian: “Aku tahu
kamu memiliki kehidupan yang keras. Sekarang hanya tinggal kita berdua. Kita
harus hidup bersama. Jadi, tidak bisakah kamu membuka hatimu seikit saja? Oya,
kamu mengatakan bahwa uang adalah semua yang kamu butuhkan? Tapi, apa kamu
pikir dunia akan mudah pada seorang gadis buta? Tidak. Ini tidak seperti itu.”
Julian menghela
nafas dan melanjutkan, “Min, Aku akan mengurus segalanya mulai dari sekarang.
Hanya percaya dan ikuti aku. Kita buat awal yang baru. Aku tahu bagaimana
perasaanmu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.”
Min hanya tersenyum
dan berbalik pergi. Julian meraih pundaknya, dan membuat Min histeris, “Kamu
tahu perasaanku? Tahu bagaimana rasanya secara bertahap kehilangan
penglihatanmu? Tahu bagaimana rasanya kehilangan kenangan yang ingin kamu
ingat? Pasti akan lebih baik jika aku terlahir buta.” Min menangis dan
berjongkok meraba mencari tongkatnya yang terjatuh. Setelah mengatakan bahwa
Julian telah membuatnya mengingat segalanya, Min pergi.
Si pria penagih
utang (mian, aq gak tau namanya) mengahmpiri Julian yang tersenyum miris,
“Akankah batu berubah menjadi sebongkah emas? Aku pikir kamu telah mengambil
batu yang salah.” Si pria pergi, Julian tidak berkata apa-apa, hanya tertawa.
Hujan sudah reda.
Julian mengikuti Min yang berjalan di rel kereta. Terdengar suara kereta
datang. Julian sudah tidak di rel kereta, tapi Min masih. Min mendengar suara
kereta, tapi dia tidak menyingkir, kemudian dia menoleh ke arah Julian dan
berkata, “Jin…membunuhku.” Min memejamkan matanya dan menangis.
Julian terdiam,
melihat ke arah kereta yang semakin mendekat, lalu menarik dan mendekap Min
dalam pelukannya. Min terlihat tersentuh.
Kemudian Min pulang
dengan menggandeng tangan Julian.
Julian duduk di meja
makan dalam gelap, dan terlihar bimbang dengan perasaannya.
Julian menelpon
Micky dan mengatakan membutuhkan bantuannya.
Micky memberikan
sebuah pil. Pil yang mematikan. Entah apa isinya.
Julian akan
memberikannya pada Min sebagai hadiah. Julian menulis huruf braile.
Dan kemudian kita
melihat Min membaca surat dalam huruf braile yang di buat Julian, bacaanya:
“Hadiah untuk adikku. Sebuah tongkat keberuntungan.”
Min tersenyum. Di
pegangan tongkat itu ada sebuah hiasan, semacam bandul, isinya adalah pil
mematikan itu. entah apa yang direncanakan Julian. Membunuh Min?
Sepertinya hati Min
sudah melunak pada Julian. Julian mengajak Min jalan-jalan ke pasar malam. Min
lalu bertanya apa isi dari bandul di tongkatnya.
Julian: “Obat. Obat
yang mematikan. Kupikir kau ingin mati.”
Min tampak sedih.
Julian berkata lagi
sambil mengusap kepala Min, “jangan takut. Itu adalah lelucon. Jika kamu
mengatakan kamu ingin mati lagi, kamu akan aku pukul, oke?”
Julian lalu
mengajari Min permainan tembak target, Min tersenyum.
Kemudian mereka
makan es krim. Julian memandangi Min.
Kemudian si pria
penagih utang datang, “Ada pasangan serasi. Biarkan aku mengambil gambar
kalian. Aku akan menangkap memori indah.”
Min tentu saja tidak
tahu siapa orang itu.
Min kemudian memakan
permen kapas. Julian meminta Min menunggunya disana, dia akan segera kembali.
Min ditinggalkan Julian di tempat orang lalu lalang. Min tersenggol dan
tertabrak orang lain. Dia hanya diam, kemudian dia berjongkok untuk mengambil
tongkatnya yang terjatuh.
Julian dengan santai
duduk tidak jauh dari sana bersama Micky. Micky bertanya apa yang dilakukan
Julian, dia akan membencimu lagi. Julian terus memandangi Min.
Min tersenggol lagi,
permen kapasnya jatuh.
Julian: “Kesedihan
dan kebahagian. Ketika datang, itu sangat menyakitkan. Benar?”
(gak tau maksudnya
apa.. Julian tega banget sama Min..)
Julian melihat Min
lg, Min sekarang menutup matanya dan memegang bandul obat itu, seperti mencari
kekuatan.
Julian menghampiri
Min, “Min! Maaf, aku terjebak dalam perjalananku.”
Min: “Tidak apa-apa,
karena kamu sudah berjanji akan melindungiku dalam surat braile kamu.” Min
memegang tangan Julian dan memintanya menunjukkan sesuatu yang menyenangkan
lagi.
Kemudian mereka
menonton pertunjukkan boneka, Julian menceritakan jalannya untuk Min. Saat
bercerita, Min mencoba meraba wajah Julian. Julian terkejut, tapi kemudian
membiarkanya. Min meraba hidung, alis, mata, pipi dan bibir Julian. Min bilang
wajah Julian berbeda dengan yang ia bayangkan. (Jelaslah, orangnya juga beda
Min….)
Min tersenyum.
Julian diam saja, raut mukanya berbeda, seperti merasa bersalah atau apa gitu…
Ternyata pulang dari
tempat itu, Min sakit, tidak serius, tapi besok Min harus ke rumah sakit. Dan
Julian baru mengetahui kalau Min akan segara menikah dengan Tuan Oh.
Julian mengantar Min
dan Nyonya Lee ke rumah sakit. Julian bertemu dengan dokter keluarga, tapi
Julian terlihat tidak mengenalnya, dan
membuat si dokter bingung. Kemudian Julian bertemu Micky dan pacarnya di luar.
Eh, si pria penagih hutang datang juga. Dia sepertinya baru tahu kalau Julian
berpura-pura jadi kakanya Ryu-min.
Dari jendela rumah
sakit, Nyonya Lee melihat dengan curiga ke arah mereka.
Nyonya Lee dan Min
melihat-lihat gaun pengantin. Nyonya Lee menjelaskan detail baju pengantinnya
sambil memegang tangan Min untuk meraba bajunya. Kemudian mereka ke toko
perhiasan, dan melihat cincin perak yang di dalamnya ada berlian kecil.
Nyonya Lee dan Min
duduk di sebuah café. Nyonya Lee bilang, baru pertama kalinya Min memilih baju
sendiri. Min bilang dia hanya ingin memakainya saja. Dari sebrang jalan,
gengnya Julian memperhatikan mereka. Min dijemput oleh Oh.
“Bagaimana jika dia
bukan kakak kandungnya? Dan ada beberapa orang aneh di depan rumah sakit.
Bukankah lebih baik untuk mengambil beberpa helai rambut mereka untuk di
periksa? Ini demi Min.” kata Nyonya Lee pada Pengacara Park dan Oh. Julian
mendengarnya.
Esok harinya. Min
pergi dengan menggunakan kereta, Julian mengikutinya tanpa diketahui Min.
Di rumah, Nyonya Lee
cemas karena Min menghilang. “Mereka berdua menghilang. Apa yang terjadi?”
Nyonya Min menelpon seseorang dengan cemas.
“Kamu ingin dibuat
bodoh? Hanya mendapatkan tandatangannya bagaimanapun caranya. Ada cara yang
lebih pasti. Ikuti saja aku.” Entah kata-kata siapa terngiang di benak Julian,
dan Julian tersenyum mengingatnya. Apa cara yang lebih pasti itu?
Min turun dari
kereta dan berjalan menggunakan tongkatnya. Julian mengikutinya.
Micky mendekati
Julian, “Aku yakin itu. Dia pergi sendiri. Jika dia mengalami kecelakaan….jik
dia meninggal dalam suatu kecelakaan, itu sempurna.” Kata Micky pada Julian
sambil tertawa-tawa. Jadi, kamu akan melakukannya hari ini kan?
(Julian mau membunuh
Min???)
Min berdiri di
tangga paling atas, dia hendak turun. Julian dan Micky melewatinya begitu saja.
Min berusaha
memanggil orang lain di sekitarnya. “Permisi. Apakah ada orang yang dapat
menunjukkan jalan?” teriaknya lantang. “harap membantuku. Ada tempat yang
benar-benar ingin aku kunjungi. Tolong jelaskan padaku. Seseorang tolong
tunjukkan jalannya padaku.”
Julian menatapnya
dengan tertawa. (kayaknya Julian berharap Min kesenggol trus jatoh
guling-guling di tangga, trus meninggal.)
Tak lama ada
beberapa orang yang menghampiri Min dan menanyakan alamat tempat yang dituju
oleh Min.
Min masuk ke sebuah
pusat perbelanjaan, dia ke toko perhiasan yang waktu itu dikunjunginya bersama
Nyonya Lee. Dia menanyakan cincin yang sama dengan yang waktu itu Nyonya Lee
jelaskan detailnya. Tapi sayang, sudah terjual, dan tidak ada ladi stok model seperti
itu. Micky dan Julian mengira Min membeli hadih untuk Oh.
Penjual: “Itu dia,
kamu sudah menemukannya. Itu indah sekali. Harap tunggu sebentar. Kau bilang
itu hadiah, kan?
Min tersenyum dan
mengangguk.
Penjual: “Pasti
hadiah untuk pacar kamu..”
Min: “Hari ini
adalah hari ulang tahun kakakku. Dia akan sangat bahagia.” Min mengatakannya
sambil tersenyum dan menirukan gaya bicara Julian yang mungkin akan menolaknya.
Julian memandang
Min, tatapan haru…
“Ayolah, kamu harus
melakukan apa yang sudah ditetapkan.” Micky menasehati Julian. Julian terlihat
bimbang, mungkin dia tersentuh oleh Min di toko perhiasan tadi. Tidak pernah
ada orang yang memberikan perhatian seperti itu padanya selama ini.
Julian melihat Min
keluar pusat perbelanjaan dengan membawa tas cincin itu. lalu dia mengajak
Julian pergi minum bir, dan tidak mengikuti Min lagi.
Julian beranjak
pergi. Micky melihat ke arah Min, dan melihat Min terjatuh, pingsan. Julian
juga melihatnya dan akan berlari ke arahnya. Tapi ditahan Micky. Dia khawatir
jika Julian ketahuan mengikutinya. Tapi Julian bilang Min tidak melihatnya.
Julian dan Micky menghampiri Min, tapi berhenti agak jauh.
Terdengar suara
lirih Min memanggil Julian, “Oppa…”
Datang si pria
penagih hutang menghampiri Min, memerikasa nadinya, dan menyuruh yang lain
memanggil ambulance. Si pria itu menatap Julian dengan tajam.
Min dibawa
menggunakan ambulance, dia diberi oksigen. Dia berkata lirih, “cincin…”. Dan
cincin itu diambil dan dipakai oleh Julian.
____bersambung ke part 2____
Iy bnr sm bgt ma winter...ckckck
ReplyDeleteCrita nya HampiR sama ya .. tp julianx kok Jahat Gtu ..
ReplyDeleteCrita nya HampiR sama2 TwTwB .. tp julianx kok Jahat Gtu ..
ReplyDelete