Sinopsis LOVE ME NOT Part 2 - end
Julian berlari di
lorong rumah sakit.
“Sebuah tumor otak?”
tanyanya pada dokter. Di ruangan itu ada Nyonya Lee, Pengacara Park, dan juga
Oh.
Dokter: “Jika dia
sudah di operasi beberapa bulan lalu, tidak akan seburuk ini.”
Julian: “Apakah dia
sudah mendapatkan operasi yang pertama?”
Julian memandangi
Min yang terbaring di tempat tidur. Min membuka matanya.
Min: “Oppa…”
Julian: “Ya..”
Min: “Maaf telah
membuatmu khawatir. Aku pergi untuk membeli hadiah. Aku ingin memberimu hadiah.
Aku memilih sendiri. Tapi aku kehilangan itu. Selamat ulang tahun, oppa….”
Julian diam tanpa
kata.. entah apa yang ada dipikirannya.
Nyonya Lee datang
untuk membantu Min bersiap untuk pulang.
Julian dan Oh
berbincang. “Jangan membuat penilaian terlalu cepat. Aku akan berbicara dengn
dokter Yang. Dan silahkan menyimpan rahasia dari Min.
Julian dikamarnya,
mengingat perktaan dokter Yang, bahwa kemungkinan Min bisa melihat lagi setelah
di operasi. Tiba-tiba Min datang ke kamar Julian, mengajaknya pergi karena ini
hari ulang tahunnya.
Julian dan Min pergi
mobilnya, dan menanyakan kemana Min ingin pergi. Min ingin melihat
kunang-kunang.
Sementara itu,
dokter keluarga memberikan hasil tes DNA rambut mereka pada Oh, dan Oh tampak
terkejut.
Julian membawa Min
ke suatu tempat yang banyak airnya. Julian mengatakan tempat ini tidak banyak
berubah, dan ada banyak kunang-kunang. Padahal gelap tempatnya. Dan Min tahu
disana tidak ada kunang-kunang karena belum musimnya.
Min mengatakan pada
Julian agar jangan membohonginya, karena dia tahu hanya dengan mendengarkan
suaranya saja. Min memegang tangan Julian dan mengusapkan pada pipinya. Tangan
Julian terasa hangat bagi Min.
Julian melihat ada
satu ekor kunang-kunang. Dia mengejarnya sampai terjatuh di kolam, tapi
kunang-kunang itu tidak bisa ia tangkap. Kemudian turun hujan.
Julian seperti sudah
mulai menyukai Min.
Mereka pulang
kerumah, disambut oleh Nyonya Lee yang marah pada Julian. Dia juga bilang pada
Min untuk memastikan kebenaran Julian adalah kakaknya. Min bilang dia sendiri
yang akan memastikannya. Dia juga menanyakan kemana surat-surat yang dikirimkan
kakaknya padanya, apakah disembunyikan? Min memiliki beberapa surat itu.
Min sedang berjalan
di kolam, disamping rumah. Julian melihatnya dari dalam rumah dan memutuskan
untuk menghampirinya.
Julian mendekati Min
dengan memejamkan matanya. Dia ingin tahu bagaimana rasanya menjadi Min yang
tidak bisa melihat. Julian menuruni tangga menuju kolam dan beberapa kali
hampir terjatuh. Dia mendekati Min dengan mendengarkan suaranya.
Min sedang membaca
surat dari Ryu-jin. Min menyodorkan sebuah foto yang terlampir di surat itu.
Julian: “Ini bukan
fotoku.” (Foto dia sih, tapi kan dia
lagi pura-pura jadi Jin.)
Min: “Lalu siapa?
Surat-suratmu semuanya tentang dia. Kau bilang ingin menjadi seperti dia. Cara
dia berpakaian, cara dia berbicara. Bahkan kamu mengatakan suaranya menarik.”
Julian: “Min-ah, itu
saat aku belum mantang..”
Min: “Tidak, ia
tampak seperti orang yang special.”
Julian: “Tidak sama
sekali.”
Min: “Hei, kau orang
yang mengatakan itu. dia tidak bisa mencintai siapapun. Dia tidak bisa
mempercayai cinta. Dan tidak memerlukan hal-hal seperti itu.”
Julian terdiam, dia
sebenarnya sudah mulai jatuh cinta pada Min.
Min: “Tapi kau
bilang dia adalah orang yang hangat. Jadi aku juga tertarik padanya. Dia tampak
sepertiku.”
Julian menangis
dalam diam.
Julian menulis
sesuatu dengan huruf Braile. Dia meletakkan abu Ryu-jin yang asli di
kamar. Dia menuju kamar Min, akan
menyimpan surat ini disana, sepertinya. Ketika dia membuka pintu kamar Min, dia
mendengar suara Nyonya Lee yang sedang berbicara di telpon dengan seseorang.
Nyonya Lee: “Aku
sedang mencari surat. Aku benar-benar tidak mengerti Min. sudah jelas dia
palsu, tapi ia tidak akan membiarkan kita menendangnya keluar.”
Nyonya Lee sepertinya
sedang mencari sesuatu di kamar Min.
Nyonya Lee:
“Menyerah? Apa yang kamu bicarakan? Kami bahkan menyeret dokter Yang ke dalam
masalah ini. Tuan Oh, kau dan aku sama-sama berhak untuk ini. Jika kita
menyerah sekarang, tidak ada uang untuk kita.”
Julian mendengar
jelas semuanya.
Lalu, dimana Min?
Julian mengendarai
mobilnya dengan menahan emosi sedihnya. Teringat kembali kata-kata dokter Yang
yang baru saja di temuinya.
Dokter Yang: “Sudah
terlambat untuk menyelamatkannya sekarang. Dia hanya memiliki sisa waktu
maksimal 6 bulan. Jika Nyonya Lee dan Tuan Oh tidak keberatan untuk operasi,
itu tidak akan seburuk ini. Secara hukum, aku tidak dapat melakukan operasi
tanpa persetujuan wali.”
Min mendatangi
kawasan bar, dia mencari klub Adonis yang sering dikunjungi oleh Julian dan
juga kakaknya Ryu-jin. Dia berjalan sendirian, tidak ada orang yang mau
menolongnya. Tak sengaja Min lewat di depan Micky, dan Micky pun lalu
menghubungi Julian untuk memberitahu bahwa Min ada disana. Julian bergegas lari
mencari Min.
Min bertemu orang
yang akan menunjukkan jalan untuk nya ke klub Adonis. Tanpa Min tahu, dua orang
itu adalah bukan orang yang berniat baik. Min dibawa ke tempat sepi, kemudian
dua orang itu mencoba menyentuh Min. min berteriak minta tolong, tapi tak ada
yang mendengarnya.
Lalu datang
seseorang yang membantu Min. Julian. Julian berteriak marah pada Min,
menanyakan apa yang Min lakukan disana. Min tertunduk tak bisa menjawab.
Julian menghajar
habis-habis dua orang itu.
Julian mengendarai
mobil dengan menahan perasaan marah, sedih. Min disampingnya membuka jendela
dan membuang foto Julian yang dikirim Jin. Sepertinya Min sudah mengetahui
kebohongan Julian.
Min: “Aku
berharap…Aku berharap kamu bukan saudaraku.”
Mereka sampai di
depan rumah. Min bertanya dimana mereka,
Julian: “Min, ingat
bagaimana aku mengatakan bahwa aku akan selalu melindungi kamu, kan?”
Ditinggalkannya Min
di dalam mobil tanpa diberitahu mereka sudah sampai. Julian keuar dengan marah.
Didalam rumah Nyonya
Lee menunjukkan berkas pendaftaran pernikahan yang sudah ditanda tangani Min
tahu. Tuan bertanya apakah mereka harus sejauh ini. Julin datang menghampiri
mereka dan melempar catatan medis yang didapatkannya dari dokter di meja,
dihadapan Tuan Oh dan Nyonya Lee.
Julian: “Bagaimana
bisa kamu sejauh ini? Apakah kamu kehilangan hati nuranimu?”
Julian mengambil
berkas pendaftaran pernikahan itu dan merobeknya.
Julian: “Dokter Yang
mengaakan padaku bahwa kalian berdua yang memintanya untuk melakukannya. Kalian
berdua!”
Seseorang menghampiri
Min di mobil. Micky. Min bertanya dimana dirinya kini.
Micky: “Di depan
rumah mu sendiri. Aish…apa yang dia lakukan?”
Nyonya Lee: “Aku
sudah mendapat telpon dari Dokter Yang. Tapi kamu tidak lebih baik daripada
kita. Julian. Mengubah namamu, bukan berarti mengubah identitasmu.”
Julian: “Kalian
berdua mencoba menghisap uang Min sampai kering. Itu kenyataanya.”
Min ternyata
mendengarnya dari balik dinding, mungkin dia tadi turun setelah diberitahu
Micky dia di depan rumahnya.
Nyonya Lee: “Aku
tidak peduli tentang uang. Karena itu akan datang sendiri kepadaku. Aku hanya
berharap dia akan mati.”
Julian: “Apa?
Mengapa?”
Nyonya Lee: “Jika
tidak, aku akan mati sendiri.” (maksudnya mungkin dia jadi tidak bisa menikah.)
Min masih
mendengarkan dengan perasaan sedih.
Nyonya Lee: “Kenapa
kau tidak meninggalkannya sekarang. Bukankah kau yang mencoba akan membunuhnya
karena uangnya?”
Julian: “Maaf, tapi
kamu salah paham. Aku akan menyelamatkan Min dengan tanganku sendiri.”
Sayangnya Min keburu
pergi dan tidak mendengar kata-kata Julian itu.
Nyonya Lee berteriak
marah: “Apa yang kamu tahu? Min ingin mati.”
Julian balik
berteriak: “Siapa di dunia ini yang ingin mati? Apakah kau sudah gila? Aku akan
menyelamatkannya.”
Julian pergi dan
berpapasan dengan Micky yang baru masuk ke dalam rumah.
Julian keluar rumah
dan ada Min disana.
Julian: “Min, kenapa
kamu keluar? Aku bilang untuk tetp tinggal di mobil.”
Min menunjukkan
kapsul yang waktu itu Julian kasih di bandul tongkat Min. Min bertanya apa itu?
Julian menoleh kearah
Micky, tahulah dia bahwa Micky memeberi tahu Min.
Min: “ Aku akan mati
jika aku memakannya?”
Julian: “Apa yang
kamu bicarakan? Aku bilang aku hanya bercanda.”
Min: “Benarkah? Aku
kira aku bisa memakannya.”
Min akan memasukkan
kapsul itu ke mulutnya, dan dicegah Julian dengan menahan tangan Min.
Min menangis: “Siapa
kau sesungguhnya?”
Julian berusaha
tersenyum: “Tentu saja kakakmu.”
Min: “Julian?”
Raut muka Julian
berubah, perlahan dia melepaskan pegangan tangannya yang tadi memegang tangan
Min.
Julian menahan
tangisnya, “Min-ah, aku akan memakan pil ini. Jika kamu tidak percaya, masukkan
langsung kemulutku.” (Julian membuang
isinya dulu.)
Saat dia memegang
tangan Min untuk memasukkan pil itu, Min menekan pilnya dan tahu bahwa itu
tidak ada isinya. Min menangis. Kemudian dia berbalik membelakangi Julian dan berkata:
“Baiklah, aku akan mempercayaimu.”
Min masuk ke dalam
rumahnya.
Julian marah pada
Micky karena memberitahu Min. Micky melakukannya karena merasa kecewa pada
Julian yang menggunakan perasaannya. Padahal Micky sangat mengagumi Julian.
Julian, Nyonya Lee
dan Tuan Oh, menunggu di meja makan. Pengacara Park datang.
Ketika Min yang
didapur terkena panas, Nyonya Lee memberitahunya untuk mengucurkan air dingin
ke atas bagian kulit yang terbakar.
Min menghidangkan
makanan yang dibuatnya ke semua orang, karena dia sudah menerima banyak kasih
sayang.
Min meminta
Pengacara Park untuk membagikan sesuatu. Sepertinya amplop uang.
Nyonya Lee: “Apa ini
Min?”
Min: “Ini ketulusanku.
Meskipun hal ini tidak cukup untuk membayar kembali cinta yang telah aku
terima, ini adalah semua yang bisa aku berika, jadi tolong mengerti. Tuan Oh, kau
dapat memiliki perusahaan tapi aku ingin membatalkan pernikahan. Dan tolong
tetap membuat Pengacara Park sebagai penasihat hukum tetap.”
Nyonya Oh: “Min,
mengapa tiba-tiba? Aku tidak mengurusmu untuk ini, tolong hentikan!”
Min berteriak: “Kau
menginginkan sesuatu! Tuan Oh, apakah kau tidak menginginkan perusahaan? Nyonya
Lee, kamu menginginkan uang. Tentu saja, kamu harus menunggu lebih lama jika
aku harus mati dulu. Aku mendengar dengan baik apa yang kamu semua katakan disini
tadi malam. Jadi, sekarang semuanya berakhir.”
Semua terdiam.
Min: “Jika kalian
sudah selesai makan, silahkan tinggalkan rumah ini.”
Nyonya Lee: “Mengapa
kau tidak mengatakan sesuatu padanya?” (Julian-red)
Min: “Aku sudah
memintanya untuk pergi.”
Nyonya Lee: “Kenapa
kau tidak menyalahkan dia? Seperti kau menyalahkan kami.”
Min: “Karena dia
kakakku.” (Min masih mencoba percaya
seperti yang dia katakan tadi malam.)
Nyonya Lee: “Jika
dia kakakmu, kau seharusnya memintanya untuk tinggal.”
Min: “Kami tidak
bisa bersama-sama.”
Nyonya Lee: “Ya, dia
mengatakan kebohongan yang lebih besar dari…..” kata-katanya di potong oleh
Min.
“Karena cinta. Karena,
aku mencintainya.”
Julian yang sedari
tadi diam saja, terkejut mendengar pengakuan Min.
Tuan Oh dan
Pengacara Park keluar dari rumah itu. Nyonya Lee di dapur, mengitari seluruh
ruangan dengan pandangannya.
Julian masih di meja
makan, baru saja menghabiskan makanannya.
Julian: “Makanannya
enak.” Mengambil amplopnya, “Terima kasih untuk ini.” Dan beranjak pergi.
Min: “Pergi dengan
tenang, seperti tidak pernah terjadi apapun. Jadi yang dapat aku pikirkan bahwa
kenangan denganmu, semua hanya mimpi.”
Julian: “Baik.”
Min berpapasan
dengan Nyonya Lee yang akan keluar rumah, “Nyonya Lee, terimakasih untuk semua
yang telah kamu lakukan.”
Nyonya Lee tidak
berkata apapun, ada air mata menggenang, mungkin menyesali semuanya.
Min berjalan menuju
kamar Julian sebelumnya. Dia menemukan bola krystal yang waktu itu di kasur. Min
menyalakan musiknya dan menangis..
Julian kini menjadi legenda, karena dia mendapatkan
sejumlah uang dari si gadis buta. Dia masih hidup tanpa membayar kembali
hutangnya pada si pria berkumis. Dia kembali ke kehidupan malam, minum-minum
dan bermain wanita.
Min akan menjalani
operasi. Pengacara Park berbicara dengan seseorang di telpon membicarakan
mengenai perkembangan operasi yang akan dijalani Min. orang itu akan datang
besok ke rumah sakit.
Julian mengambil passport
dari seorang perempuan yang bertanya mengapa Julian terburu-buru.
Esoknya di rumah
sakit.
Dokter: “Apa kau
merasa gugup?”
Min: “Tidak.”
Dokter: “Operasi
bisa memakan waktu lebih lama dari yang kamu pikirkan. Aku akan melakukan yang
terbaik.”
Ada tangan seseorang
yang menandatangani berkas operasi.
Pengacara Park
bertemu Julian. Julian menyerahkan surat braile yang waktu malam itu dia bikin
tapi belum sempat diberikan pada Min. Julian meminta Pengacara Park untuk
memberikannya pada Min.
Min bertanya pada
Pengacara Park: “Orang yang menandatangani berkas itu, Oppa kan?”
Pengacara Park: “Oh..”
Min: “aku benar. Anda
lihat, ada hal-hal yang bisa kulihat walaupun aku tak melihat.”
Pengacara Park: “Sebenarnya,
dia yang membantu segala sesuatu untuk operasi. Dia juga mengembalikan uang
itu. dan dia meninggalkan surat untuk diberikan setelah operasi.”
Min tersenyum: “Dia
dimana? Aku ingin menemuinya.”
Julian berada di
bandara, dia hendak melarikan diri dari si pria berkumis.
Min mendatangi klub
malam bersama Pengacara Park.
Saat Julian akan
memasuki pesawat, dia menerima telpon dari si pria berkumis. Tapi yang bicara
adalah Min. kemudian si pria berkumis yang bilang bahwa Min bersamanya.
Julian berlari
kembali sekencang-kencangnya, dia mengendarai mobilnya dengan cepat.
Min bercerita pada
si pria berkumis, bahwa Julian memberinya surat braile.
Min: “Dia ingin aku
melihatnya setelah operasi. Dia berjanji akan menemukanku.”
Si kumis: “Kau bisa
saja menemuinya setelah operasi.”
Min: “Tidak. Jika aku
drop dan kemudian mati, aku tidak akan pernah melihatnya lagi. Ada sesuatu yang
ingin aku dengar.”
Julian sampai di
klub, dia segera berlalri mencari Min. Tepat dengan itu waktu yang diberikan si
kumis habis.
Si kumis: “Pria itu,
apa kau sangat menyukainya?”
Min: “Iya.”
Julian menemukan Min
bersama si kumis dan memanggilnya.
Julian: “Min-ah!”
Min: “Oppa!”
Si kumis menghampiri Julian
dan menusuknya. Berkali-kali.
Min mendengar
rintihan Julian.
Julian terus
memanggil nama Min dan meminta si kumis untuk membiarkannya menemui Min. Ada
yang ingin dia katakan pada Min.
Si kumis bilang, si
playboy Julian akhirnya bisa menemukan cinta sejati, tapi terlambat, karena
tidak ada yang lebih penting daripada uang.
Min sampai ke tempat
dimana tubuh Julian terbaring. Dia berteriak meminta tolong.
Julian memanggilnya
dengan lemah: “Min-ah.”
Min memeganga tangan
Julian yang terasa dingin, padahal biasanya hangat.
Julian yang sekarat
terus memanggil nama Min dengan lemah, tak mampu mengatakan apa yang sangat
ingin ia katakan pada Min.
Dalam hatinya ia
berkata:
“Setelah bertemu
denganmu, aku mengerti bahwa kopi dan rokok harus bersama-sama. Dan bahwa rokok
harus dengan korek api. Aku juga baru mengerti bahwa korek api harus di atas
meja. Jika aku duduk di meja sekarang sambil merokok dan minum kopi,
seakan-akan aku membawamu serta, menekan asap jauh di dalam dadaku yang bisa
aku tuliskan huruf demi huruf, aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku bisa menulisnya seribu
kali dan menunjukkan kepadamu. Lalu apa yang akan kamu katakan?”
Rumah Min tertutup
salju, perabotan di dalam rumah tertutup kain. Lalu kita melihat Min sedang
bercermin, bersiap untuk pergi ke suatu tempat. Dan kita masih mendengar kata
hati Julian.
“Kamu dapat berfikir
semua yang aku katakan adalah kebohongan. Karena aku hanya menambahkan satu
lagi dengan kebohongan yang tak terhitung jumlahnya yang aku katakan padamu. Jika
itu nasib bertemu denganmu, kemudian kamu bisa menemuiku? Aku akan menunggu
untukmu. Sampai hari kau datang kepadaku. Bahkan jika kau tidak pernah datang. Aku
akan menunggumu.”
Min membaca surat
braile Julian, kemudian dia terbaring di lantai sambil memegang bola krystal music
itu.
Min berjalan di
tengah hutan bersalju. Dia melihat bayangannya sewaktu kecil dengan Jin.
Min berlari menuju
sebuah pohon besar di tengah salju sambil tersenyum. Min memejamkan matanya dan
menghirup udara.
Kemudian dia melihat
Julian berdiri di depannya.
Min: “Siapa kau? Jangan
membohongiku….”
Julian: “karena aku
bisa tahu hanya dengan mendengar suaramu.”
Min berlari memeluk
Julian. Mereka pun berpelukan.
Note:
Akhirnya selesai
juga. Tapi sebenarnya aku masih bingung.. itu Min sama Julian ketemunya di
dunia nyata atau bukan? Ada dua kemungkinan.
Satu, Julian
meninggal ditusuk si kumis, lalu Min tidak jadi dioperasi dan bunuh diri. Mereka
bertemu di alam lain.
Dua, Julian tidak
meninggal, lalu Min dioperasi dan berhasil. Mereka bertemu kembali setelah lama
tidak bertemu selama masa pemulihan.
So, yang mana?
menurt aku sh yah mba..aku plih yang kedua,,
ReplyDeletekan zih min kluar rmah pgang srat zma bola music,,
bza jdi opresi'y lncar dan julian ttap zlmat krena ad yg mnlong.??
positif thinking aja lh..hehe
ceritanya sama persis that winter the wind blows ya
ReplyDeleteiya.. memang drama itu adopsi dari film ini, dan film ini adopsi dari film jepang, kalo tidak salah.. :)
DeleteSingkat Tp Menarik -,-
ReplyDelete