Hyde, Jekyll, Me | Episode 14 - 1
Semua sudah bersiap di posisi masing-masing. Seo Jin yang pura-pura menjadi Robin memencet bel pintu rumah Tae Joo. Tae Joo membukakan pintu dan menyebut nama Robin. Seo Jin tersenyum dan membenarkan kalau dia adalah Robin. Dalam hati Seo Jin bertanya-tanya apakah Tae Joo adalah Lee Soo Hyun.
Tae Joo mempersilahkan Seo Jin. Seo Jin lalu duduk sambil menunggu Tae Joo menyiapkan teh untuknya. Seo Jin melihat ke sekeliling ruangan. Ada foto Tae Joo dengan Dokter Kang disana. Saat Tae Joo datang, Seo Jin pura-pura tersenyum ala Robin.
Tae Joo memastikan apakah benar Robin mengingat kenangan Seo Jin dari saat penculikan itu. ‘Robin’ membenarkan, sebelumnya dia hanya mengingat sebagian dan sekarang dia mengingat cukup banyak.
“Dokter Kang pernah mengatakan padaku sesuatu sebelumnya. Bahwa aku diciptakan oleh Seo Jin karena trauma yang ia terima dari penculikan. Yang berarti bahwa penculikan itu adalah bagaimana aku berawal. Tapi Seo Jin jarang berbicara tentang apa yang terjadi padanya. Karena dia dan aku telah menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai musuh.”
“Lalu apa yang kau ingat sekarang adalah sesuatu yang tidak kau ingat?” Tanya Tae Joo.
‘Robin’ membenarkan. Tae Joo lalu berkata bahwa dari apa yang sudah dia katakana sebelumnya Seo Jin belum mampu sepenuhnya melupakan trauma dari apa yang terjadi dan masih mempertahankan beberapa kenangan itu. ‘Robin’ menanyakan maksud dari perkataan Tae Joo itu.
Itu artinya ketika Seo Jin dibawa kembali ke gudang dan harus menghidupkan kembali insiden penculikan semua kenangan lama datang kembali padanya, dan tampaknya Seo Jin tidak cukup mampu mengatasinya. ‘Robin’ baru mengerti alasan Seo Jin memberikan kenangan itu padanya.
Tae Joo menambahkan, kalau Seo Jin bersembunyi. ‘Robin’ memancing reaksi Tae Joo dengan berkata bahwa dia tidak yakin kenangan itu layak untuk disembunyikan. Dia dan Seo Jin berbeda, dan dia tidak punya cara untuk mengetahui bagaimana kenangan itu dirasakan oleh Seo Jin.
“Apa yang kau ingat?”
“Itu.. itu sedikit berantakan. Sebagian kenangan sangat jelas, tetapi bagian lain sangat kabur.”
“Oke, mari kita buat kenangan itu semuanya terbuka. Mari kita lihat apakah kita bisa membuat kau mengingat semua yang terjadi hari itu. Alasan mengapa kau muncul...dan mengapa Goo Seo Jin menghilang.”
Di dalam mobil, Ha Na yang mendengarkan percakapan mereka memberitahu Detektif Na kalau Tae Joo dan Seo Jin akan mulai melakukan hipnotis.
Hipnotis dimulai. Tae Joo menggerakkan bandul di depan ‘Robin’ untuk menghipnotisnya. Tae Joo mulai menghitung, satu..dua..tiga. ‘Robin’ memejamkan mata, seperti terhipnotis. Tae Joo memanggil nama Robin.
Di dalam mobil Detektif Na jadi ragu dan bertanya pada Ha Na, Seo Jin tidak benar-benar terhipnotis, kan? Ha Na tak menjawab, dan kembali fokus pada rekaman.
“25 Desember 1992. Hari Natal. Apa yang kau lakukan saat ini?” Tae Joo memulai.
‘Robin’ bilang dia sedang berdiri di sekitar Rumah Hantu. Tae Joo menyuruhnya masuk, tapi ‘Robin’ bilang dia sedang menunggu seseorang, seorang teman. Tae Joo bertanya mengapa ‘Robin’ menunggunya. Karena teman itu yang mengajaknya untuk datang.
‘Robin’ lalu bilang temannya sudah datang dan mereka masuk ke dalam rumah hantu. Tae Joo mengiyakan, lalu dia bertanya Seo Jin akan segera diculik. ‘Robin’ bilang dia diseret.
Masih di dalam mobil, Detektif Na kembali ragu, apa Seo Jin benar-benar tidak terhipnotis.
Tae Joo mencibir, “Kau sedang diseret?”
“Ya.”
“Dengan temanmu?”
“Ya.”
“Bersama?”
“Ya.”
Tae Joo berdecak dan tertawa. Dia bilang kejadiannya bukan seperti itu. Seo Jin diseret pertama, dan Soo Hyun melompat ke penculik. Soo Hyun bertanya pada penculik, kenapa penculik menyeret Seo Jin pergi. Soo Hyun terus melekat ke penculik bahkan setelah didorong dan ditendang menjauh.
“Disitulah semuanya mulai berbeda. Antara kenanganmu..dan kenanganku. Kau setuju?”
‘Robin’ membenarkan dalam hati. Rupanya Seo Jin sengaja mengubah kenangan itu untuk memancing reaksi Tae Joo.
“Kau bertanya-tanya bagaimana saya tahu semua ini? Itu karena…aku.. Aku temanmu, Lee Soo Hyun.”
Di dalam mobil, Ha Na bilang dia masih ragu jika Tae Joo adalah Soo Hyun, tapi bagaimana bisa ini benar-benar menjadi kenyataan? Ha Na memejamkan mata, masih tak percaya. Detektif Na segera memberikan aba-aba pada anak buahnya, bahwa mereka akan segera masuk, karena identitas Soo Hyun sudah dikonfirmasi.
Detektif Na meminta Ha Na tetap di dalam mobil, karena mobil itu aman. Sementara itu Ha Na masih tampak tak percaya dengan yang dia dengar.
Di rumah, Tae Joo bilang kalau dia sudah lama ingin bertemu dengan Seo Jin. Tae Joo ingin menyelesaikan segalanya. Semua kebencian dan kemarahan yang menyiksanya selama bertahun-tahun.
“Tapi hal yang membuatku paling marah adalah.. meskipun aku sudah begitu putus asa menunggu untuk saat yang tepat ini sepanjang hidupku...” Tae Joo meninggikan suaranya. “Mengapa aku harus berbicara dengan Robin, dimana kau bersembunyi di baliknya.. bukannya mengatakan ini ke hadapanmu secara langsung?”
“Soo Hyun-ah.” Sebut ‘Robin’ masih sambil terpejam, lalu perlahan membuka mata.
Seo Jin mendekatkan badannya ke hadapan Tae Joo, “Lee Soo Hyun.”
Tae Joo terkejut dan spontan berdiri, “Goo Seo Jin?”
Detektif Na berlarian masuk ke dalam gedung. Menaiki tangga menuju rumah Tae Joo, dan menyuruh anak buahnya memblokir semua akses ke lift. (Duh, ke lantai 13 naik tangga? Gak cape? Jadi kayak RM.. mending naik lift dulu aja, Tae Joo nya juga masih di dalam rumah kan.. >,<)
Seo Jin berdiri berhadapan dengan Tae Joo. Seo Jin memberitahu bahwa polisi sudah mengepung di luar. Polisi mendengar semua percakapan mereka, dan polisi juga tahu bahwa Tae Joo adalah Lee Soo Hyun.
Tae Joo menyuruh Seo Jin menutup mulut, karena semuanya tidak akan berakhir seperti itu. Tapi saat Tae Joo hendak berjalan, bel pintunya berbunyi. Detektif Na menggedor pintu dan menyuruh Tae Joo membuka pintu. (Dobrak aja pa..dobrak..)
Dokter Kang di ruang rahasia mendengar gedoran pintu itu.
“Semuanya berakhir sekarang. Terima saja. Ini bisa menjadi kesempatan terakhir kita untuk berbicara. Yang pertama dan terakhir kali...kita akan bisa berbicara langsung.” Ujar Seo Jin pada Tae Joo.
Detektif Na masih menggedor pintu. Salah satu anak buahnya menyarankan untuk mendobrak pintu. Detektif Na setuju dan menyuruhnya segera menghubungi 119. (Omaigat…bukannya polisi biasanya langsung dobrak aja ya? Kan canggih..)
“Pertama, aku ingin meminta maaf. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Untuk apa yang aku lakukan padamu dan untuk semua tahun dimana aku menjalani hidupku tanpa mengingat masa lalu.”
“Meminta maaf?” Tae Joo mencibir. “Apa meminta maaf dengan tulus adalah idemu?”
Seo Jin bilang meminta maaf pada Soo Hyun bukan satu-satunya tujuannya datang kesana. Tae Joo menduga Seo Jin menunggunya untuk balik meminta maaf. Tae Joo bilang dia tidak punya sesuatu yang membuatnya ingin meminta maaf pada Seo Jin.
Tidak, Seo Jin tidak bermaksud menunggu permintaan maaf Tae Joo, karena dia datang untuk menyelesaikan sesuatu. Soo Hyun dan Seo Jin kecil yang dulu terluka dan ditinggalkan, dan kehidupan mereka yang hancur setelah kejadian itu.
Tapi agar itu terjadi, Seo Jin bilang mereka berdua perlu tahu kebenaran yang sebenarnya dibalik apa yang terjadi hari itu. Seo Jin mematikan penyadap yang ada di balik jaketnya.
Ha Na panik menyadari Seo Jin mematikan penyadap itu. Di luar Detektif Na juga cemas karena 119 belum juga datang.
“Jadi kau benar-benar tidak tahu? Kau tidak memanggilku keluar dengan sengaja, kan? Kau tidak di dalamnya juga, kan?”
“Di dalam apa?” dengan juteknya Tae Joo berkata.
“Ayahmu. Kau tidak tahu bahwa ayahmu adalah komplotan penculik?”
“Jangan membuatku tertawa. Itu tidak pernah terjadi.”
“Apa kau yakin?”
“Tidak, tidak! Berhentilah mencoba membuat cerita. Kau benar-benar menyiratkan bahwa ayahku pelakunya?”
“Aku mengatakan bahwa kita adalah korban.” Seo Jin meninggikan suara.
“Korban? Korban?” Tae Joo terlihat tak percaya Seo Jin mengatakan hal itu. “Siapa yang memberimu hak untuk menyebut dirimu korban? Kau lari hari itu, dan kau tidak kehilangan apapun dalam hidupmu. Jadi bagaimana kau bisa menjadi korban?”
“Karena tak satu pun dari kita menginginkan itu terjadi! Kau dan aku sama-sama... mengalami sesuatu yang tak satu pun dari kita menginginkannya.”
Tae Joo bertanya apa Seo Jin mengatakan bahwa ayahnya yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi? Tae Joo menyangkalnya, karena ayahnya tidak pernah menginggalkannya, satu-satunya orang yang meninggalkan mereka adalah ayahnya Seo Jin.
Tae Joo merasa terganggu dengan gedoran di pintu. Tae Joo pun bertanya apa yang Seo Jin inginkan. Seo Jin bilang saat itu mereka hanyalah anak kecil. Dua anak kecil yang ditinggalkan oleh ayah-ayah mereka. Tae Joo tetap mengelak, dia tidak ditinggalkan.
“Tidak apa-apa untuk mengakuinya. Bahkan jika kau mengakuinya dan menerimanya... kita berdua akhirnya selamat pada akhirnya. Tidak peduli betapa sulitnya, dan menyiksa itu mungkin terjadi...bukankah kenyataan bahwa kita berdua masih hidup adalah apa yang benar-benar penting? Dan yang lebih penting lagi, kita masih punya kehidupan yang bisa kita jalani.”
Meski Seo Jin berusaha meyakinkan Tae Joo kalau dia tidak menyalahkan ayah Tae Joo, tapi Tae Joo tetap tak mau menerima perkataan Seo Jin. Tae Joo yakin Seo Jin hanya mengatakan itu sebagai alasan untuknya terus hidup. Tidak ada bukti yang membuktikan kalau ayahnya melakukan semua itu.
Tae Joo bilang Seo Jin hanya menyebutkan apa yang Seo Jin pikir dia ingat. Dan Tae Joo tidak percaya kenangan apapun dari kepala Seo Jin, karena Seo Jin terlalu tidak bisa dipercaya. Dan semua yang Seo Jin lakukan adalah memanipulasi kenangan di kepala agar Seo Jin bisa melarikan diri lagi.
“Sejujurnya, ada saat-saat ketika aku sendiri masih ragu. Karena seperti yang kau katakan, aku bertanya-tanya apakah aku hanya menciptakan sesuatu di dalam kepala agar aku bisa besembunyi dibaliknya lagi. Karena aku telah menghabiskan seluruh hidupku dengan menyalahkan dan meragukan diriku sendiri.”
Seo Jin bilang karena itulah dia ingin memastikan sesuatu untuk melewati keraguannya. Seo Jin meminta Tae Joo menjawabnya, apa Tae Joo ikut berkomplot dan apakah Tae Joo benar-benar tidak ingat. Tae Joo menjawab kalau dia tidak ingat, dan itu jawaban jujur.
Diluar Detektif Na masih terus menggedor pintu. Tae Joo lalu bilang kalau dia pikir waktu percakapan tatap muka mereka sudah berakhir. Tae Joo memberitahu bahwa Dokter Kang ada di rumahnya itu. Dia menyuruh Seo Jin mencarinya. Seo Jin terbelalak.
Seo Jin pun menemukan Dokter Kang yang terikat dan mulutnya dilakban di ruang rahasia. Seo Jin segera membuka ikatan tali Dokter Kang.
Polisi diluar masih menantikan 119 yang baru sampai di lobi. Tapi kemudian terdengar suara pintu akan dibuka. Tae Joo membuka pintu, dia berhasil mengelak dari polisi dan melarikan diri melalui tangga darurat.
Detektif Na dan yang lain mengejar. Dari bawah juga ada polisi yang menghadang. Tae Joo masuk ke dalam gedung dan naik lift. Seorang polisi memberitahu rekannya kalau Tae Joo naik lift menuju bawah.
Begitu lift sampai dibawah dan Tae Joo keluar, para polisi menodongkan pistol padanya. Dengan tenang Tae Joo mengangkat tangan, lalu memutar sebuah lagu yang pernah dia putar saat menjelaskan tentang hipnotis di kantor polisi.
Lagu itu menjadi sinyal untuk menghipnotis pada polisi. Tae Joo berjalan begitu saja melewati para polisi yang tak bergerak sedikitpun dengan pistol di tangan. Tae Joo melarikan diri dengan sepeda motor.
Detektif Na kesal karena mereka kehilangan Tae Joo. Detektif Jang memberitahu bahwa Tae Joo menghipnotis mereka dengan lagu itu. Mereka bahkan tidak bisa bergerak sedikitpun.
Ha Na masuk ke rumah Tae Joo dengan panik sambil memanggil Seo Jin. Ha Na melihat Dokter Kang yang dibawa keluar oleh paramedis. Seo Jin pun muncul, dan Ha Na mendekatinya.
“Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Mengapa kau mematikan alatnya? Kau berjanji tidak akan melakukan itu. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?”
Seo Jin menarik Ha Na ke dalam pelukannya. Seo Jin menumpahkan kelegaannya dengan memeluk Ha Na.
Detektif Na masuk dan terkejut melihat mereka. Detektif Na mengalihkan pandangan dan bergumam, “Oh, aku kira cinta tidak mengenal batas.”
Seo Jin menanyakan hasilnya. Detektif Na memberitahu bahwa Soo Hyun alias Tae Joo berhasil lolos. Polisi sedang mencari ke daerah sekitar. Dan karena sekarang mereka tahu siapa pelakunya, mereka akan mengirimkan data pencarian orang.
Seung Yeon tiba-tiba masuk. Seo Jin dan Ha Na bergegas keluar menghindarinya, tinggalah Detektif Na seorang. Seung Yeon masih tak percaya jika Tae Joo adalah Soo Hyun. Seung Yeon menyesalkan diri sendiri bahwa dia seharusnya mengetahui hal itu karena dia lebih baik dalam menyadari sesuatu daripada kebanyakan orang.
“Sebenarnya, kau punya firasat tentang orang itu.” Ujar Seung Yeon pada Detektif Kang. “Bagaimanapun, aku sangat lega mendengar Dokter Kang masih hidup dan sehat.”
***
Dokter Kang di rawat di rumah sakit. Dokter Kang berkata pada Seo Jin bahwa semua yang terjadi adalah kesalahannya. Dia mendongkan senjata terlalu cepat. Saat dia mengetahui bahwa Tae Joo adalah Soo Hyun, Dokter Kang berpikir bahwa kenyataan mereka berdua masih hidup sudah cukup untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan mereka.
“Tapi kau tidak tahu potongan kenangan yang aku lupakan.” Ujar Seo Jin.
“Lee Soo Hyun berada dalam perahu yang sama. Dia dengan selektif menghapus bagian dari kenangannya yang tidak sanggpu dia terima. Seperti pada siapapun, kesakitan terbesar yang kau rasakan adalah rasa sakit yang kau biarkan membusuk.”
Seo Jin yang mengubah rasa sakit itu dengan menyalahkan diri sendiri, dan Soo Hyun yang mengubahnya ke dalam perasaan marah dan balas dendam.
Seo Jin bilang dia belum bisa mengkonfirmasi tentang keterlibatan ayahnya Soo Hyun dalam penculikan itu, dan Soo Hyun dengan tegas membantah. Seo Jin penasaran apa yang terjadi jika itu memang kebenarannya, bahwa ayahnya Soo Hyun terlibat.
Dokter Kang bilang itu akan menjadi sangat berbahaya. Dan Soo Hyun sudah terlalu jauh bertindak untuknya bisa mengakui dan menerima hal itu sekarang.
“Meskipun mungkin memulai dengan tidak sengaja, sekarang dia adalah seorang criminal dan hidupnya sudah hancur.” Tambah Dokter Kang.
“Dia sekarang tidak punya apapun yang tersisa.”
Dokter Kang tidak setuju, ada satu yang tersisa. Soo Hyun masih punya satu senjata tersisa yang bisa dia gunakan untuk menyerang Seo Jin. Dokter Kang bilang Seo Jin harus menghentikan Soo Hyun.
Kemudian Ha Na mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Dokter Kang. Ha Na bilang dia beritahu bahwa Dokter Kang harus diperiksa tekanan darah.
“Jang Ha Na-ssi?” Tanya Dokter Kang.
Ha Na mengangguk, “Ya.”
“Aku tahu aku pasti menyebabkan mu mengalami banyak masalah akhir-akhir ini. Terima kasih untuk semuanya.”
“Tidak, tidak sama sekali. Jika ada, aku hanya bersyukur bahwa anda selamat.’
“Dan aku bahkan lebih bersyukur kau tetap di sisi Seo Jin.”
Ha Na dan Seo Jin tersenyum mendengarnya.
***
Dengan sumringah Sekretaris Kwon memberitahu Presdir Goo bahwa Dokter Kang sudah ditemukan. Seo Jin, Robin, dan Ha Na menyatukan semua potongan petunjuk dan mereka membuat rencana untuk menyelesaikan semuanya. Mereka bahkan sudah tahu bahwa Tae Joo adalah Lee Soo Hyun yang asli.
“Apa? Yoon Tae Joo? Murid Dokter Kang?” Presdir Goo terkejut.
“Ya, polisi telah mengeluarkan surat perintah penangkapan nasional baginya.” Jawab Suk Won.
Sekretaris Kwon menambahkan, “Wajahnya telah dikenal di semua tempat, dan tidak ada tempat baginya untuk melarikan diri. Saya yakin dia akan segera ditangkap.”
Suk Won juga menambahkan bahwa Seo Jin sebenarnya tidak menghilang. Presdir terkejut, apa itu artinya Seo Jin menipu mereka. Sekretaris Kwon membenarkan, dan itu benar-benar membuatnya cukup kecewa. Tapi berdasarkan pernyataan Dokter Minsky bahwa hilangnya Seo Jin adalah tanda yang penting dan berbahaya, dan pada kenyataanya Seo Jin tidak menghilang, maka tidak ada ancaman bahaya.
“Saya mohon pada anda, Presdir Goo. Keinginan anda yang terus menerus untuk mengirim dia ke luar negeri, dan mengunci dia di rumah sakit.. Tolong berhenti mengatakan hal-hal seperti itu.” Sekretaris Kwon meninggikan suaranya.
Suk Won menoleh tak percaya. Begitupun Presdir Goo, dia menyatakan kekesalannya karena nada suara Sekretaris Kwon itu. Sementara Sekretaris Kwon diam saja, tanpa dosa. Hehe..
***
Seo Jin dan Ha Na kembali ke rumah. Ha Na meminta waktu Seo Jin untuk bicara. Ha Na bilang meskipun sesaat dia pikir dia akhirnya bisa memahami Seo Jin sekarang.
“Aku sudah meletakkan kepercayaan dan keyakinanku pada Dokter Yoon selama ini, tetapi saat aku menyadari bahwa dia benar-benar Lee Soo Hyun, aku merasa sepertinya aku tidak bisa mempercayai siapa pun lagi. Aku merasa begitu bodoh dan menyedihkan untuk semua hal yang aku percaya, dan itu membuatku merasa seperti aku tidak menyadari ketika mengenali seseorang.
Tapi dalam kasusmu..itu adalah ayah dan teman terdekat yang kau miliki. Dan untuk mengetahui itu adalah ayah temanmu... Jika aku berada di posisimu, aku tidak tahu apakah aku akan mampu bertahan seperti yang kau lakukan. Kau telah melakukannya dengan baik, untukmu sendiri.”
Setelah Ha Na mengatakan itu semua, Seo Jin menarik Ha Na pergi. Ke ruang rahasia. Seo Jin hendak merekam pesan untuk Robin, tapi Seo Jin belum membuka mulutnya. Ha Na pun bingung, kenapa Seo Jin tidak mengatakan apapun.
Seo Jin bilang dia tidak pernah membayangkan bahwa akan ada seseorang disampingnya saat dia akan mengirim pesan pada Robin. Jadi Seo Jin canggung. Seo Jin lalu bersiap merekam pesan.
“Aku akhirnya bertemu dengan Lee Soo Hyun. Dan kita juga cukup beruntung bisa menyelamatkan Dokter Kang. Meskipun kita tidak bisa menangkap Lee Soo Hyun, sekarang kita tahu siapa dia, kita pasti bisa segera menangkap dia. Terima kasih. Aku sungguh-sungguh.”
Seo Jin tampak sedikit tak nyaman mengatakan itu karena ada Ha Na. Ha Na juga terkejut mendengar ucapan terima kasih Seo Jin itu dan menoleh padanya.
“Meskipun kita hanya mencapai setengah dari tujuan kami, kami tetap tidak akan bisa melakukanya tanpa bantuanmu. Tapi ada satu hal yang membuatku tidak senang. Dan itu adalah kenyataan bahwa ini adalah satu-satunya cara bagi kita untuk saling berhadapan.”
***
Robin terbangun. Dia teringat dengan kejadian kemarin saat dia memberitahu Seo Jin tentang Lee Soo Hyun yang sebenarnya adalah Tae Joo. Robin memeriksa berita tentang Soo Hyun di ponselnya.
Robin lalu menuju kamar Ha Na. Robin mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban. Robin pun masuk dan mendapati Ha Na yang sedan tidur. Perlahan Robin menghampiri Ha Na dan berjongkok di depannya.
“Apakah itu benar-benar sulit?” Tanya Robin pada Ha Na yang tertidur.
Robin hendak memegang tangan Ha Na. Lalu Ha Na terlihat gelisah. Robin pun penasaran hal apa yang sedang dimimpikan Ha Na. Robin menggenggam tangan Ha Na, dan tangan yang satu lagi menepuk-nepuk Ha Na, menenangkannya.
***
Tae Joo duduk di pinggiran sungai Han. Dia merenungkan ucapan Seo Jin bahwa ayahnya adalah komplotan penculik itu, dan mereka adalah anak-anak yang ditelantarkan oleh ayah-ayah mereka. Tae Joo menggeleng, itu semua tidak benar.
Tae Joo juga merenungkan perkataan Dokter Kang, bahwa mereka berdua, Tae Joo dan Seo Jin sama-sama mengalami mimpi buruk dalam hidup yang sulit untuk ditangani.
“Apa kau pikir hanya Seo Jin yang ingin melupakan hal itu?” Tanya Dokter Kang saat itu.
“Aku berbeda. Aku berbeda dari Goo Seo Jin. Itu tidak mungkin benar.” Ujar Tae Joo dalam hati.
***
Woo Jung dan Ahjussi Min melihat berita tentang Lee Soo Hyun di televisi, bahwa dia yang bertanggung jawab atas penculikan Dokter Kang dan Seo Jin, yang sampai saat ini belum tertangkap. Woo Jung khawatir Soo Hyun akan mengancam Robin lagi.
Woo Jung mengangkat ponselnya, mencoba menghubungi Robin. Tapi tiba-tiba Eun Chang merebut ponsel Woo Jung. Eun Chang meninggalkan pesan.
“Penulis, ini aku. Bisakah kau menghubungi Woo Jung? Dia sangat mengkhawatirmu, dan itu membuatku khawatir melihat Woo Jung begitu khawatir. Jadi pastikan untuk menelepon balik, oke?”
Woo Jung dan Ahjussi Min bingung melihat apa yang dilakukan Eun Chang. Eun Chang pun memastikan bahwa itulah yang akan Woo Jung katakan pada Robin.
Woo Jung membenarkan dan menanyakan alasan Eun Chang melakukannya. Rupanya Eun Chang mulai mencoba untuk mendekati Woo Jung.
Ahjussi Min tersenyum melihat ke arah putrinya.
***
Bersambung ke bagian 2~
Komentar:
Gregetan sama polisi…lambat banget… kenapa harus naik tangga ke lantai 13? Kenapa dobrak pintu harus panggil 119? Kenapa pistol gak ditembakin pada Soo Hyun lari? Kenapa polisi yang jaga parkiran gak ngejar motor Soo Hyun? Arrggh…
Senjata terakhir yang Dokter Kang sebutkan dimiliki Tae Joo untuk menyerang Seo Jin adalah Ha Na. Tae Joo pernah bilang pada Dokter Kang tentang itu. Tentang Seo Jin yang mulai menyukai Ha Na.
bener mbak Mumu, polisinya kurang profesional, jadi dengan mudah Tae joo untuk kabur. misteri tentang Soo Hyun udah terselesaikan (meski Soo Hyun belum bisa ditangkap), tinggal cinta segitiga antara Robin, Hana, dan Seo Jin..
ReplyDeleteayo mbak lanjut part 2 nya.
detektifnya bikin gemes,Seo jin dn Ha na bikin jelous bentar2 peluk(aku kn jg pengen peluk2 hyun bin oppa*mimpi*).
ReplyDeleteHahaha...bak Mumu curhat ttg polisi yg lemot..kalo polisinya sigap n berhasil nangkep tae jo di episode 14, entar 6 episode lagi SW nimnya mau cerita apa?????wkwkwk masak tiban cerita cinta segitiga robin hana seo jin ampe butuh 6 episode....chieeeee...
ReplyDeleteTp...ttp aja komen para rekaper di akhir sinop. Bikin senyum geje...
Inilah nikmatnya baca sinop...
Kamsahamnida bak Mumu...from Madura with saranghae..
Keep writing and fighting !
Yupzz sist mu" tu polisi bikn gregetn aj, lama bngt gerakanny... Yah... Namany jg drama. Ikutn aj d alurny... Gomawo sist ^^ dtunggu part 2ny..
ReplyDeleteKalau polisinya seperti mereka, bisa-bisa penjara sepi...
ReplyDeleteAkhirnya setelah bolak balik sinopsis nya keluar juga...Lanjut terus y mbak
ReplyDeletehoree,,,sudah diposting,,,jadi tahu deh apa yg mereka bicarakan,,,setelah nonton tanpa subtitle,,,,hihihi,,,, makasih ya mba mumu,,,, muah,,,muah,,,
ReplyDeletedi tunggu part 2 nya....
Lanjuut part2 mbaakk
ReplyDeleteSmangaaaaatttt ^^
Mbak mumu mungkin polisinya taat UUD kepolisian kekeke
ReplyDeletekessel sma pak polisinya.....coba aj detektifnya nyewa tim nya pan soek dari YAS pst lngsung ketangkep pnjhatnya....."andai"hhheeee
ReplyDeletetp lucu bca tulisanya mb mumu "ayo dobrak pak dobrak..." serasa nnton breng ikut gemes hhheeee
Bener mba Muzi sy juga gemes sm polisi .. >¤<
ReplyDelete