Sinopsis SECRET Episode 15 - 2

Yoo Jung dipanggil In Joo ke kediaman Jo. In Joo berkata bahwa dia sudah memberitahu Yoo Jung bahwa dia akan menemui Yoo Jung lagi. “Bisakah kau melihat? Rumah ini kosong. Putriku, aku mengirimnya ke luar negri, jadi dia tidak merasa aneh. Kau sudah melihat berita kan? Jika pernikahan dengan Se Yeon batal. Perusahaan akan menjadi lebih sulit. Lalu Min Hyuk tidak akan aman. Penyelidikan, sidang, penjara! Apa kau hendak membuat seseorang yang kau cintai menjadi seorang kriminal, sepertimu? Itukah caramu mencintai Min Hyuk?”

“Nyonya!” seru Yoo Jung tidak terima.

“Ketua sedang dalam kesehatan yang buruk. Jika Min Hyuk juga pergi, meninggalkan perusahaan, aku rasa itu akan jadi lebih sulit.” In Joo juga mengatakan bahwa Min Hyuk bukanlah orang yang bisa meninggalkan ayahnya dan melanjutkan kebahagiaanya bersama Yoo Jung. “Kau tahu itu kan? Apakah aku perlu bicara lebih banyak lagi?”

Lama Yoo Jung terdiam. Lalu dia berkata, “Presdir…dia memperlihatkan banyak frustasi saat dia bahagia, dan saat dia bersyukur dia memperlihatkan kemarahan tanpa alasan. Tapi…saat dia terluka, dia tidak memperlihatkannya. Dia sepertinya memiliki waktu yang sulit karena kematian ibunya. Sekarang…anda ibunya kan? Presdir, aku memintamu untuk menjaganya.”

Yoo Jung membungkuk dalam-dalam, lalu beranjak pergi.

***

Yoo Jung menghubungi Min Hyuk, dia meminta waktu Min Hyuk besok.

Esok harinya. Yoo Jung mengajak Min Hyuk ke kuburan ayah dan ibunya. Min Hyuk bertanya apakah tempat yang ingin didatangi Yoo Jung bersamanya adalah tempat itu.

Yoo Jung berkata, dia tidak bisa berada disisi ayahnya saat dia meninggal. Bagaimana kesepiannya dia, saat Yoo Jung memikirkannya, itu membuatnya sangat terluka. Min Hyuk terdiam.

“Karena orang yang aku cintai, karena keinginanku, aku tahu karena aku meninggalkannya. Begitu besarnya penyesalan, aku mengetahuinya.”

“Yoo Jung..”

“Jadi, bagaimana bisa aku menyuruhmu untuk meninggalkan ayahmu?”

“Jangan katakan. Jangan katakan apapun.” Min Hyuk terlihat terluka.

Yoo Jung menghampiri Min Hyuk dan menggenggam tangannya. Yoo Jung meminta Min Hyuk melihat dirinya sendiri sekarang. Min Hyuk bahkan tidak bisa mengatakan apapun, meskipun itu (keadaan) sulit untuk Min Hyuk. Min Hyuk marah, itu bukan sesuatu yang harus dikawatirkan Yoo Jung.

Yoo Jung berkata dia sudah pergi ke restoran. Semua orang khawatir karena sesuatu mungkin terjadi pada perusahaan. Meninggalkan perusahaan karena dirinya, untuk semua karyawan yang percaya pada Min Hyuk, itu suatu perbuatan dosa yang Min Hyuk lakukan. Dan Yoo Jung tidak bisa menyuruh Min Hyuk untuk melakukannya. Yoo Jung tidak mau lagi hidup dengan perasaan bersalah pada orang lain.

“Apa yang harus mereka lakukan bersamaku? Aku bukanlah orang bodoh! Sudah cukup sulit mencoba untuk melindungi wanitaku. Aku tidak menyukainya. Aku bilang aku tidak menyukainya! Aku sudah mengatakan padamu semua yang aku butuhkan adalah kau disisiku! Kau…jangan katakan hal-hal yang tidak berguna.” Min Hyuk memarahi Yoo Jung. Lalu dia berteriak pada dirinya sendiri bahwa dia terganggu. Yoo Jung hanya dia menatap kekasihnya itu.

***

Do Hoon masuk ke ruangan Min Hyuk untuk menemuinya. Do Hoon berkata dia sedang dalam wawancara, sehingga dia tidak bisa lama-lama. Min Hyuk mengeluarkan sebuah berkas, rekaman, salinan CCTV, dari laci dan menaruhnya dimeja. Min Hyuk berdiri dan menatap tajam Min Hyuk. Lalu, dia berkata pada Gwang Soo untuk menghancurkan bukti-bukti itu. Do Hoon tertawa seperti orang kesetanan.

***

“Yoo Jung, mari bersenang-senang denganku.” Ujar Min Hyuk pada Yoo Jung yang baru keluar dari rumah pagi itu.

“Apa kau menyuruhku untuk bolos bekerja?” tanya Yoo Jung lembut.

Min Hyuk tersenyum, “Hanya hari ini.”

“Kalau begitu…hanya hari ini. Maki kita bersenang-senang hanya untuk hari ini.” Yoo Jung tersenyum.

Maka mereka pun melakukan perjalanan ke luar kota. Yoo Jung berdoadi satu kuil. Setelah selesai dia langsung berlari menghambur menghampiri Min Hyuk yang menunggunya di pintu. Min Hyuk bertanya apa yang dikatakan Yoo Jung dalam doanya. Yoo Jung berkata itu adalah sebuah rahasia.

Mereka kemudian pergi ke pasar dengan bergandengan tangan. Yoo Jung menakut-nakuti Min Hyuk dengan kepiting, membuat Yoo Jung tertawa lepas.

***

Yoo Jung menyajikan masakannya, Ddukboki dengan kepiting. Min Hyuk mengeluh, “Ddukboki lagi? Kau tahu aku tidak bisa makan makanan yang pedas.”

Yoo Jung mengambil satu ddukboki dan meminta Min Hyuk memakannya. Ternyata setelah dimakan, Min Hyuk bilang itu tidak pedas dan terasa enak. Yoo Jung tersenyum. Min Hyuk berkata dia melakukan pekerjaan yang bagus dalam memilih karyawan yang benar.

“Melupakan semua hal yang mengkhawatirkan, dan…haruskan kita hidup bersama di tempat seperti ini?” tanya Min Hyuk setelah melihat ke sekeliling rumah.

Giliran Yoo Jung yang melihat ke sekeliling rumah, “Haruskah kita?”

Mereka berdua pun tersenyum.

Yoo Jung menyuapi lagi Min Hyuk. Min Hyuk menatap Yoo Jung. Yoo Jung salah tingkah dan meminta Min Hyuk untuk tidak memasang wajah seperti itu. “Tolong tersenyumlah! Tolong tinggalkan sebagai sebuah kenangan indah hari ini.” Ujar Yoo Jung. Dan Min Hyuk pun tersenyum.

Mereka berjalan di luar dan berhenti memandang langit. Yoo Jung bertanya apakah mereka tidak kembali. Min Hyuk membenarkan, mereka harus kembali. “Kita harus kembali terlalu jauh. Itu akan sulit untuk kembali. Tapi, aku…berharap seluruh hidupku adalah hari ini.”

Yoo Jung tersenyum, “Kalau begitu, itu tidak akan menyenangkan. Maka, hanya sampai esok, mari kita menyebutnya hari ini. Hanya sampai esok.”

Min Hyuk tersenyum, dan membelai lembut wajah Yoo Jung, lalu menciumnya.

Di kamar, Min Hyuk membuka kaos Yoo Jung, Yoo Jung memalingkan wajahnya. Min Hyuk membelai bekas luka Yoo Jung dan menciumnya. Yoo Jung mungkin merasa kaget, ternyata Min Hyuk tidak takut dan menjauhinya, Min Hyuk malah menciumnya, tidak seperti Do Hoon yang waktu itu langsung terkejut dan menjauhinya.

Yoo Jung menoleh menatap Min Hyuk dan tersenyum. Min Hyuk menciumnya, dan mereka menghabiskan waktu bersama.

***

Min Hyuk dan Yoo Jung berbaring di sofa. Yoo Jung membacakan Min Hyuk sebuah buku.

‘Daripada menjawab, kakek itu terus meminum teh permen, yang diduga bagus untuk kesehatanmu.”

Min Hyuk meminta Yoo Jung untuk melanjutkan membaca. Tapi Yoo Jung bilang itu sudah berakhir disana. Min Hyuk kembali bertanya apa yang dikatakan orang tua itu, apakah hanya itu.

“Jika kau penasaran, setelah aku pergi, baca itu kemudian.”

“Aku tidak mau. Baca lagi sebelum kau pergi.”

Yoo Jung menatap Min Hyuk, “Karena aku harus melihat pada buku, aku tidak bisa melihat wajahmu.” Yoo Jung menyandarkan kepalanya di dada Min Hyuk. “Untuk sekarang, seperti ini…mari tetap diam seperti ini sebentar lagi.”

Min Hyuk mencium kening Yoo Jung. Yoo Jung menurunkn badannya dan tidur di pangkuan Min Hyuk.

Min Hyuk memejamkan mata, sampai keesokan paginya. Dan dia mendapati Yoo Jung yang sudah pergi.

Min Hyuk mengambil buku yang di baca Yoo Jung semalam dan membukanya.

Yoo Jung berjalan sendirian. Terdengar suara Yoo Jung:

“Apa yang kakek itu katakan sebelum dia pikun, sepertinya benar. Manusia, tanpa seseorang untuk dicintai, tidak bisa hidup.”

Min Hyuk menangis membaca kelanjutan apa yang dibaca Yoo Jung semalam. Yaitu, manusia, tanpa seseorang untuk dicintai, tidak bisa hidup.

“Haruskah aku mencintai? Bagaimana? Yoo Jung, hal seperti ini apakah cinta? Saat itu melukai sebanyak ini…melukai sangat banyak sehingga aku merasa seperti aku akan gila. Hal seperti ini apakah cinta?” Min Hyuk berkata dengan suara lirih diantara tangisnya.

Suara Yoo Jung menjawabnya:

“Itu adalah cinta, itu benar. Saat kau memikirkan tentang seseorang, itu menyakitkan, itu membuatmu menderita, itu juga cinta.”

Yoo Jung menunggu bus di halte. Begitu bus tiba, Yoo Jung masuk ke dalam bus, tanpa ada Min Hyuk yang menariknya turun kembali seperti sebelumnya.

“Untukku, Presdir, kau... Min Hyuk, kau…sangat banyak, menyakitiku.”

Min Hyuk mendekap erat buku itu. Dan bis yang membawa Yoo Jung berjalan meninggalkan tempat itu.

Secret

 

Yoo Jung pulang ke rumah. Ada Ja Yoon yang sedang makan. Yoo Jung duduk di dekat Ja Yoon. Ja Yoon kemudian bangun untuk mengambilkan nasi untuk Yoo Jung yang dia yakini belum makan. Yoo Jung duduk terdiam.

“Eonni, sekarang, aku…melakukan hal yang benar, kan? Benar? Menyukai orang itu, tidak masuk akal, kan? Itu apa yang seharusnya tidak terjadi, benar kan? Itulah mengapa, untukku sekarang melepaskannya pergi adalah benar, huh?” Yoo Jung berkaca-kaca.

“Benar. Apa yang sudah kau lakukan semuanya benar.”

 

Yoo Jung menangis, “Apakah sungguh itu benar? Tapi, mengapa air mata tetap keluar?”

Ja Yoon menghampiri Yoo Jung, “Tidak menumpahkan air mata saat kau melepaskan seseorang pergi, itu akan menjadi lebih aneh.”

Yoo Jung pun menangis dengan kencang.

***

Min Hyuk sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat. Dia hanya melihat ke luar jendela.

***

Se Yeon menunggu Min Hyuk yang tak kunjung tiba di studio untuk pemotretan pernikahan mereka. Se Yeon berdiri lalu membuang ke lantai hiasan yang ada di meja. Se Yeon juga meminta gaunnya untuk di sobek saja. Lalu Se Yeon akan pergi, tapi terhenti karena melihat Min Hyuk datang.

Min Hyuk langsung berdiri disamping Se Yeon dan menghadap kamera. Se Yeon juga langsung mengambil posisi, dan mereka pun dipotret. Min Hyuk juga sempat merangkul pinggang Se Yeon dan mendekatkan badan Se Yeon padanya.

***

Di restoran orang tua Do Hoon, banyak wartawan berkumpul dan menanyakan pada ibu apakah dia tahu tentang penggelapan uang yang dilakukan Do Hoon. Ibu menanggapinya dan mengatakan bahwa mereka tidak tahu apapun tentang itu. “Semua yang kami ketahui adalah bahwa putra kali melakukan perbuatan bagus.”

Wartawan: “Ibu, dimana Pengacara Ahn Do Hoon?”

Ayah menarik ibu masuk ke dalam dan meminta para wartawan pergi. Dia mengatakan mereka tidak tahu apapun, lalu menutup pintu restoran. Ibu bertanya pada ayah, ada apa dengan semua ini. Ayah yang juga tidak tahu tak mengatakan apapun.

***

Se Yeon pulang ke rumahnya. Sudah ada Do Hoon yang menunggunya di depan rumah.

Se Yeon: “Aku kira kau benar-benar membuat Min Hyuk dan wanita itu berpisah. Terima kasih.”

Do Hoon: “Akankah kau puas dengan ini?”

Se Yeon: “Aku sudah bilang padamu. Aku harus memilikinya, paling tidak satu kali.”

Se Yeon lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Do Hoon di luar.

***

Yoo Jung pergi ke restoran dan tersenyum melihat teman-temannya bekerja. Kemudian manajer menghampirinya dan berterima kasih pada Yoo Jung karena usahanya membesar. Dia juga menyesal telah mempelakukan Yoo Jung dengan tidak baik.

“Aku berterima kasih padamu untuk waktu yang aku habiskan disini.” Yoo Jung tersenyum.

***

Yoo Jung berjalan melewati pedagang koran. Yoo Jung terhenti melihat berita di koran yang sedang dilihat oleh salah seorang pembeli.

“Tetap teguh keluarga megah. Tamu yang diharapkan akan melebihi beberapa ribu.” Dan menampilkan foto Min Hyuk bersama Se Yeon.

Yoo Jung sedikit tersenyum.

***

Malam itu, para wartawan masih berkumpul di depan restoran orang tua Do Hoon. Dan ternyata ada Yoo Jung disana. Ibu akan mendekati Yoo Jung dengan emosi. Ayah menahannya, dia yang berbicara pada Yoo Jung memintanya untuk bicara di luar. Yoo Jung menjawab mengapa dia harus pergi keluar, dan berkata Do Hoon juga akan segera sampai. Ibu kembali meminta Yoo Jung keluar karena disini ada pelanggan.

“Kenapa? Apa kau khawatir bahwa sesuatu yang salah akan terjadi pada putra pengacaramu?!” Yoo Jung berteriak, lalu berdiri. “Lalu bagaimana dengan ayahku? Bagaimana degan ayahku yang kedua kakinya melepuh dari mengembara di jalanan, berterima kasih pada putra pengacaramu yang luar biasa karena membuangnya?”

Ibu tak percaya Yoo Jung mengatakan sesuatu yang tidak pernah terjadi seperti itu. Ibu meminta ayah untuk membawa Yoo Jung keluar, jika tidak bisnis mereka akan jatuh.

Yoo Jung kembali berkata, bagaimana bisa suatu hal yang terjadi menjadi tidak ada. “Maka buat ayahku kembali hidup!”

Para pelanggan memperhatikan mereka. Ayah kembali meminta Yoo Jung untuk bicara di luar. Yoo Jung menangis dan menepis tangan ayah. “Kau tidak bisa mempercayainya, bisakah kau? Itu benar. Aku juga awalnya tidak mempercayainya. Tapi ibu, tidak, kau sangat benci aku memanggilmu ‘ibu’, kan? Bibi. Itulah mengapa aku datang untuk mendengar langsung dari mulut Oppa.”

Ibu menarik Yoo Jung ke dalam.

***

“Aku dengar kau pergi ke kantor perjalanan? Membatalkan bulan madu seperti aku tidak mempunyai keinginan untuk pergi.” Ujar Se Yeon begitu masuk ke dalam kamar.

“Se Yeon. Apakah ini menyenangkan untukmu? Aku tidak merasa ini menyenangkan.” Ujar Min Hyuk mengatakan hal lain.

“Kita tidak menikah untuk bersenang-senang.” Kemudian Se Yeon meminta Min Hyuk untuk keluar karena dia akan berganti pakaian. Min Hyuk pun keluar dan meminta Se Yeon beristirahat. Se Yeon menghela nafasnya, menahan perasaannya,

(Jadi, itu adalah malam pernikahan Se Yeon dan Min Hyuk. Tapi tidak digambarkan dalam adegan drama.)

***

Di dalam restoran ibu marah pada Yoo Jung. Bahkan pasangan yang menikah pun berakhir ketika mereka bercerai, mengapa Yoo Jung bertingkah seperti bersama untuk beberapa tahun itu merupakan sebuah urusan yang besar. “Dimana kau mencoba untuk menghalangi masa depan putra seseorang? Apakah kau melakukan ini seperti membunuh seseorang itu sendiri tidak cukup?”

“Hentikan! Membawa hal yang sudah berlalu!” ayah membentak ibu.

Ibu berkata bagaimana bisa membunuh seseorang menjadi hal yang sudah berlalu. Yoo Jung tertawa, seperti yang ibu bicarakan, Yoo Jung yakin membunuh seseorang tidak akan menjadi sebuah hal yang sudah berlalu karena waktu yang sudah berlalu. Ibu berkata orang yang mengetahuinya (Yoo Jung) masih membawa-bawa hal itu seperti itu disana (maksudnya di ungkit-ungkit lagi gitu, padahal Yoo Jung tahu itu bukan ‘sesuatu yang sudah berlalu’).

“Apa kau tetap ingin mempercayainya?!” Yoo Jung membentak ibu. “Jangan katakan kau tidak tahu. Mobil itu hanya diatas namakan namaku, tapi yang menyetir adalah Oppa, selalu.” Yoo Jung berbicara pada ayah, “Kau ingat hari setelah kecelakaan. Aku pergi untuk mengambil kunci (dari ayah).”

“Apa yang kau bicarakan?” tanya ibu.

“Kau tidak mengerti? Haruskan aku memberitahu orang-orang itu?” Yoo Jung semakin marah.

Yoo Jung beranjak keluar, ibu menahannya. Ibu berkata dia memikirkan betapa kasiannya Yoo Jung. Dimana Yoo Jung berpikir dia berada, datang dan menyebabkan keributan. “Kau kotor! Aneh!”

“Aku aneh? Astaga, aku ingin tahu betapa anehnya membunuh seseorang dalam sebuah tabrak lari, dan membuat ayahku meninggal dengan membuangnya? Berapa lama kau menduga dia akan dipenjara? Aku bertaruh dia akan tinggal dalam waktu yang lama, tidak akankah dia?”

“Apa kau gila?”

“Tidak.” Yoo Jung menjawab dengan tegas. “Aku lebih normal (berpikiran jernih) sekarang daripada waktu lain.”

Yoo Jung kembali berjalan, dan ibu kembali menahannya. Yoo Jung bertanya apa yang ibu takutkan, jika itu memang tidak benar, maka katakan saja pada orang-orang itu (wartawan).

“Tidak akankah kau berhenti?”

“Mengapa aku harus berhenti?” Yoo Jung kemudian berteriak pada para wartawan hendak mengatakan apa yang sudah dilakukan si Pengacara Ahn Do Hoon yang luar biasa itu. Ibu menarik Yoo Jung ke dalam.

Do Hoon datang dan diserbu para wartawan, ayah mengusir keluar para wartawan itu.

Ibu dan Yoo Jung saling dorong. Ibu berusaha menghentikan Yoo Jung yang akan keluar memberitahu para wartawan. Do Hoon menyaksikannya. Yoo Jung yang emosinya sudah memuncak mendorong ibu hingga terjatuh ke lantai.

Do Hoon bergerak maju, mungkin untuk menyerang Yoo Jung karena telah mengasari ibunya. Yoo Jung juga akhirnya melihat Do Hoon yang sudah ada disana.

“San…” Ibu tiba-tiba berkata, dia mengatur nafasnya. “San…apakah kau tidka ingin menemuinya?”

Yoo Jung berbalik menghadap ibu.

“San…putramu…tidakkah kau ingin menemuinya?” ibu menatap Yoo Jung.

***

Bersambung ke episode 16 ~

 

Komentar:

Akhirnya, Min Hyuk memilih keluarganya. Karena Min Hyuk memang seperti itu, dan Yoo Jung juga memahami itu. Makanya dia bertindak untuk meninggalkan Min Hyuk lebih dulu. Dan seperti yang dikatakannya di kuburan ayah dan ibu, dia tidak ingin hidup dengan perasaan menyesal lagi.

Min Hyuk pun yang sebenarnya tidak sanggup meninggalkan ayahnya, apalagi ayahnya secara pribadi padanya. Walaupun dia tidak ingin, tapi berkat Yoo Jung dengan berani melepasnya lebih dulu, Min Hyuk pun dengan berani menjalaninya. Setidaknya hanya itu yang bisa dia lakukan untuk ayahnya dan perusahaanya. Karena bagaimanapun juga, semua itu memang disebabkan olehnya.