Hwarang: The Poet Warrior Youth | Episode 2 - 1
āJika hukummu adalah membunuh orang-orang yang masuk ke ibukota, hukumku adalah memukul bangsawan yang melewati garis ini. Jika kau ingin membunuhnya, lewati garis ini. Aku akan mengambil semuanya darimu.ā
Moo Myung melemparkan kembali pedang milik Kang Sung, sedangkan dia menyiapkan tongkat yang dipegangnya.
Maek Jong sepertinya sudah menjelaskan pada A Ro bahwa dia ingin mendengarkan cerita A Ro agar dia bisa tertidur. A Ro heran bagaiamana bisa Maek Jong ingin tidur disaat ada keributan di luar. Mungkin Maek Jong tidak tahu, tapi tidak ada seorang pun yang tertidur saat mendengar ceritanya. Ceritanya malah akan membuat Maek Jong terjaga.
Maek Jong menghadang A Ro yang hendak pergi. Maek Jong mengancam, āDengan keributan yang luar, apa akan ada yang ingat bahwa kau berada di sini? Mereka tidak akan tahu bahkan jika kau mati di sini.ā
A Ro bertanya apa Maek Jong mengancamnya. Maek Jong mengingatkan, dengan keributan diluar A Ro tidak akan mendapat bayaran ceritanya tadi. Maek Jong memberikan sekantung uang perak. Maek Jong akan mengambil uang itu kembali jika A Ro tidak mau. Mereka berebut kantong uang itu. A Ro kemudian berkata bahwa dia akan melakukannya meskipun itu terasa merendahkan dan menyimpang. Tapi hanya sampai Maek Jong tertidur. Maek Jong setuju, karena memang itu yang dia inginkan.
Moo Myung memukuli Kang Sung yang melewati garis, karena Kang Sung memang ingin melawan Moo Myung. Soo Ho menyindir Ban Ryu yang diam saja melihat temannya terluka fisik dan emosinya. Soo Ho menyebut Ban Ryu sebagai seseorang yang tidak punya loyalitas. Teman Ban Ryu yang lain kesal dan hendak melawan Soo Ho, tapi Ban Ryu mencegahnya.
āJika kau terlibat dalam perkelahian seperti ini, kau hanya akan mendapatkan lumpur.ā Ujar Ban Ryu sambil menatap Moo Myung. Dia lalu pergi setelah menyebut Kang Sung seorang pecundang.
Kang Sung semakin tersulut emosi dan melampiaskan amarahnya pada Moo Myung. Tapi dia bukan tandingan Moo Myung. Meskipun hanya dengan tongkat, Moo Myung berhasil mengalahkan Kang Sung. Moo Myung lalu bertanya pada bangsawan yang tersisa, apakah ada lagi yang mau melewati garisnya? Tapi tak ada jawaban.
Moo Myung lalu mengajak Mak Moon segera pergi dari sana dan memapahnya. Rupanya Kang Sung masih tidak terima, dia berteriak kalau prajurit akan membunuh mereka. Moo Myung dan Mak Moon tak merespon dan terus berjalan keluar. Mak Moon bilang jika saja Moo Myung datang terlambat satu menit saja, dia pasti sudah membunuh mereka semua. Moo Myung tahu itu. Mak Moon tertawa dan menyebut Moo Myung benar-benar gila. Moo Myung juga tahu itu, dan tertawa.
Mak Moon kemudian melihat kembali ke arah tempat tadi. Dia melihat sesuatu tapi dia mengajak Moo Myung untuk pergi saja dulu dari sana. Moo Myung sepertinya ingin memberitahu tentang gadis yang dilihatnya tadi. Tapi dia ragau.
***
Ratu Ji Soo memerintahkan komandan pengawal istana istana untuk membunuh petani yang melihat wajah Sam Maek Jong. Komandan pengawal istana membagikan poster wajah Mak Moon pada prajurit. Dia memerintahkan para anak buahnya itu menangkap Mak Moon malam itu dan bergerak secara diam-diam.
***
Joo Ki menemui Tuan Ahn Ji Gong untuk memberitahu bahwa dia sebelumnya melihat kalung yang sama dengan yang dipakau A Ro. Kalung yang juga dimiliki oleh putranya Tuan Ahn Ji Gong. Tuan Ahn Jin Gong terkejut dan bertanya dimana Joo KI melihatnya.
***
A Ro benar-benar melakukan permintaan Maek Jong. Dia bercerita untuk Maek Jong di sebuah ruangan. Maek Jong sepertinya tertidur, dan dia bermimpi. Dia bermimpi masuk ke ruangan tahta. Disana sudah ada Ratu Ji Soo yang tak suka melihat kedatangan Maek Jong. Ratu Ji Soo dengan marah mempertanyakan alasan Maek Jong datang kesana. Sekilas tampak Maek Jong berubah menjadi Maek Jong kecil yang menangis ketakutan.
Maek Jong terbangun, dan menyadari kalau dia tertidur lagi. Begitupun A Ro yang tertidur tak jauh darinya. Bahkan mendengkur. Maek Jong tertawa kecil, dia lebih takut daripada A Ro yang tidur dengan memegang tempat lilin (kayaknya sih tempat lilin).
Tuan Ahn Ji Gong datang ke Okta dan disambut oleh seorang wanita yang menanyakan maksud kedatangan Tuan Ahn Ji. Tuan Ahn Ji menanyakan tentang dua petani yang tadi datang kesana. Wanita itu memberitahu kalau mereka sudah pergi sekitar setengah jam yang lalu setelah menyebabkan perkelahian dengan beberapa bangsawan. Dia tidak melihat kemana mereka pergi.
āApakah Anda ingat seperti apa wajah mereka?ā
āSatu menutupi wajahnya dengan topi alang, jadi saya tidak bisa melihat wajahnya, tapi mereka berdua tinggi. Setinggi Anda.ā
Tuan Ahn Ji segera pergi setelah berterima kasih pada wanita itu.
Di jalanan prajurit mulai mencari Mak Moon. Semua orang yang mirip dibawa menghadap komandan pengawal istana untuk memastikan bahwa itu adalah orang yang benar. Tapi belum ada orang benar, Mak Moon belum tertangkap. Beberapa saat kemudian datang seorang prajurit melaporkan bahwa dia melihat seorang pria dengan ciri-ciri yang sama menuju ke pintu gerbang Timur. Komandan pengawal istana segera pergi dari sana.
Sementara itu Tuan Ahn Ji Gong juga berusaha mencari Mak Moon dengan menanyakan ciri-cirinya pada orang yang dia temui di jalan. Hingga kemudian ada seseorang yang menunjukkan arah padanya.
Mak Moon dan Moo Myung bersembunyi di dalam hutan. Mereka harus sembunyim malam ini disana dan akan mencari keluarga Mak Moon lagi besok. Moo Myung mengeluh, tidak ada hari yang damai setelah mereka datang ke ibu kota. Moo Myung lalu mengembalikan kalung milik Mak Moon. Mak Moon menatap kalung itu sambil memikirkan sesuatu. Mak Moon mengelak saat Moo Myung bertanya apa yang dia pikirkan. Tapi Moo Myung tahu Mak Moon berbohong dan memintanya untuk bicara.
Mak Moon akhirnya bilang kalau dia sebelumnya melihat kalung yang sama. Tapi dia tidak yakin karena begitu banyak kalung yang mirip di ibu kota ini, dan berapa banyak kalung yang sama yang sudah beredar.
Moo Myung kemudian menyuruh Mak Moon berdiri. Jika Mak Moon melihatnya, maka mereka harus memastikannya.
āDimana? Apa kau bodoh? Kau tidak ingat alasan kita datang kesini? Jika kau melihatnya, kita harus memastikannya.ā
Mak Moon masih tampak ragu. Moo Myung lalu menarik Mak Moon berdiri dan memapahnya pergi dari sana.
***
Maek Jong berkuda bersama Pa Oh. Pa Oh bilang seharusnya Maek Jong tidur lebih lama, bukannya malah keluar. Maek Jong mengeluh kalau A Ro mencoba tidur dengannya. Dan sepertinya dia akan sering bertemu dengan A Ro. Tapi Pa Oh tidak yakin A Ro masih mau melakukannya. Karena sebelumnya A Ro menyebut Maek Jong menyimpang.
Maek Jong bercanda, sepertinya mereka sudah terlalu dekat akhir-akhir ini sehingga Pa Oh berani berkata seperti itu. Pa Oh menahan senyum. Meskipun Maek Jong tidak mau melihatnya lagi, Maek Jong tak punya pilihan.
Maek Jong lalu bertanya, apakah Pa Oh sudah menemukan petani yang waktu itu melihat wajahnya? Pa Oh meminta Maek Jong untuk tidak khawatir karena para prajurit akan menemukannya. Justru hal itu yang dikhawatirkan Maek Jong. Dia takut komandan pengawal istana akan membunuh petani itu.
Mereka kemudian melihat komandan pengawal istana melaju dengan kudanya. Maek Jong yang khawatir pun curiga dan segera melajukan kudanya.
Mak Moon berharap gadis yang tadi dilihatnya masih ada. Tapi meskipun sudah hilang, mereka bisa menanyakan dimana tempat tinggalnya pada orang lain. Mak Moon bilang kalau Moo Myung pasti akan terkejut, karena gadis itu sangat cantik. Moo Myun menyindir, Mak Moon sebelumnya menyangkal tapi sekarang gadis itu jadi adiknya Mak Moon. Mak Moon kembali berkata bahwa gadis itu mirip dengannya, manis dan wajahnya kecil.
Moo Myung tiba-tiba merasa pusing seperti waktu itu dan pandangannya kabur. Dia bilang pada Mak Moon sepertinya dia akan pingsan seperti waktu itu. Mak Moon berusaha membangunkan Moo Myung, Moo Myung tidak boleh pingsan di tempat itu, dan mereka harus menemukan adiknya.
Moo Myung lalu melihat komandan pengawal istana yang membawa pedang melajukan kudanya ke arah mereka. Dengan susah payah Moo Myung menyuruh Mak Moon berlari. Mak Moon menoleh ke belakang dan melihat komandan pengawal istana. Dia segera menarik Moo Myung pergi. Tapi Moo Myung terjatuh, dan dia pun terjatuh. Sementara komandan pengawal istana sudah turun dari kudanya dan mennghampiri mereka.
Prajurit menebas punggung Moo Myung yang terduduk, dan juga perutnya. Moo Myung tergeletak kesakitan. Mak Moon bergegas mendekati Moo Myung. Dalam kesakitannya Moo Myung meminta Mak Moon untuk melarikan diri, tapi Mak Moon tetap berjalan ke arahnya. Mak Moon pun ditebas oleh komandan pengawal istana, perut dan punggungnya. Mak Moon ambruk menimpa tubuh Moo Myung. Darah keluar dari mulutnya.
Moo Myung menangis. Mak Moon mengambil darah dari mulutnya dan membalurkannya ke wajah Moo Myung. Dengan lirih Mak Moon meminta Moo Myung untuk diam agar dia bisa hidup. Moo Myung lalu melihat komandan pengawal istana sekali lagi menebaskan pedangnya pada Mak Moon. Moo Myung lalu pingsan.
Moo Myung yang masih lemas karena ditebas dan karena pusingnya, samar-samar melihat dua orang berdiri di depan mereka. Moo Myung juga mendengar apa yang dikatakan mereka.
āPada akhirnya, aku membunuh orang ini.ā Ujar salah seorang dari mereka. Yang satu lagi berkata bahwa Moo Myung masih hidup. Saat mereka berbalik pergi, Moo Myung melihat gelang yang dikenakan salah seorang dari mereka. Itu sebenarnya adalah Sam Maek Jong.
Tuan Ahn Ji yang sedang mencari Mak Moon dan Moo Myung melihat komandan pengawal istana melintas dengan pedangnya.
Moo Myung susah payah menggendong Mak Moon. Tapi dia juga kesakitan, maka tenaganya juga lemah. Mak Moon terjatuh dari punggung Moo Myung. Moo Myung meminta Mak Moon untuk bangun. Tapi Mak Moon malah meminta Moo Myung untuk meninggalkannya disana, Mak Moon merasa dia tidak akan bertahan.
āAku tidak akan meninggalkanmu. Aku tidak bisa. Ayo bangun.ā Moo Myung mencoba membangunkan Mak Moon, tapi tidak bisa.
āKau...kau harus selamat.ā Ujar Moo Myung.
āKau...adalah aku. Orang tuaku, saudaraku. Kau sama berharganya sepertiku. Jika kau hidup, aku akan hidup. Jika kau mati, aku juga akan mati. Ayo bangun. Ayo bangun. Kau bisa.ā
Moo Myung kembali membantu Mak Moon bangun.
Tuan Ahn Ji berjalan masuk ke dalam hutan. Dia kemudian melihat darah di tanah. Tuan Ahn Ji melihat Moo Myung dan Mak Moon di balik pohon. Dia segera menghampiri mereka.
Tuan Ahn Ji melihat kalung yang dipakai Mak Moon. Moo Myung dengan lemah meminta Tuan Ahn Ji untuk tidak menyentuhnya. Tuan Ahn Ji memastikan kalung itu milik Mak Moon. Moo Myung mengangguk pelan. Tuan Ahn Ji memanggil Mak Moon dengan nama aslinya.
āSun Woo-ya. Ini ayah. Sun Woo-nya, ayah disini.ā
Tuan Ahn Ji melihat luka Mak Moon dan terkejut. Tun Ahn Ji menangis. Dia tidak bisa menolong Mak Moon. Moo Myung meminta Tuan Ahn Ji menolong Mak Moon.
Mak Moon menatap Tuan Ahn Ji dan teringat kenangan masa kecilnya bersama Tuan Ahn Ji.
āA..a..ayah.ā ujar Mak Moon susah payah. āA..ayah. aku merindukan...mu.ā
Tuan Ahn Ji semakin menangis sedih. Moo Myung menggenggam tangan Mak Moon yang semakin lemah. Mak Moon berkata pada Moo Myung bahwa akhirnya mereka menemukan ayahnya. Mak Moon lalu menghembukan nafas terakhirnya. Moo Myung berteriak tak percaya. Tuan Ahn Ji juga. Mereka menangisi kepergeian Mak Moon. (Aku juga.. T.T)
Tuan Ahn Ji mengubur Mak Moon di dalam hutan, lalu menggendong Moo Myung pulang.
***
A Ro terbangun di tempat semalam. Seorang wanita, sepertinya pemilik tempat itu tapi belum tahu namanya, mencoba memberitahu bahwa semalam ayah A Ro datang. Tapi A Ro keburu panik menyadari dirinya tidur di tempat itu semalaman dan tidak pulang ke rumah. A Ro segera berlari pulang sambil membawa sepatunya.
A Ro pergi ke rumah temannya, Soo Yeon. Dia bingung harus mengatakan apa padanya tentang semalam. Soo Yeon lalu bertanya apa A Ro tidur dengan pria itu? A Ro menyangkal, dia memang tidur, tapi tidak tidur bersama. A Ro meminta Soo Yeon untuk membantunya berbohong bahwa dia tidur di rumah Soo Yeon tadi malam. A Ro merasa kesal karena dia bertemu orang aneh dan tak bisa mengarang cerita. Soo Yeon meminta A Ro menceritakannya.
A Ro bercerita, bahwa ada dua orang pria. Salah satu muncul di situasi sangat berbahaya, dan menyelamatkan si wanita sebelum menghilang. Kemudian yang satu lagi menawarkan si wanita sesuatu yang tidak bisa dia tolak. Soo Yeon berpendapat bahwa yang satu misterius dan satu lagi berbahaya. Soo Yeon penasaran bagaiaman kisah selanjutnya, akankah wanita itu terlibat dengan kedua pria tadi? A Ro belum yakin apa yang akan terjadi. Soo Yeon kecewa, mereka harus terlibat agar ceritanya menarik.
***
Park Young Shil (Pejabat tertinggi di Silla, keturunan kerajaan) datang menemui Ratu Ji Soo. Park Young Shil berkata bahwa rakyat dan para pejabat sangat ingin bertemu dengan Raja. Ratu Ji Soo mendengar masih ada pembunuh bayaran yang berkeliaran mengejar anak dari para bangsawan. Park Young Shil berkata bahwa itu hanya rumor. Saat Raja Jinheung berkuasa, rumor seperti itu akan mencari seperti salju.
āSekarang belum waktunya. Suatu hari nanti. Ada banyak tikus di dalam dan di luar istana. Aku harus menangkap mereka semua lebih dulu.ā
Park Young Shil tampak menahan geram mendengar ucapan Ratu itu.
***
Raja Jinheung, Sam Maek Jong sedang menikmati musik di Okta. Maek Jong ternyata sedang menunggu A Ro disana. Dia terkejut mendengar A Ro dipanggil Agassi (nona) yang artinya seorang putri bangsawan (kira-kira begitu). Pemilik Okta menjelaskan bahwa A Ro adalah putri dari Tuan Ahn Ji. Keluarga mereka sedang tidak baik, jadi dia kadang-kadang mempekerjakan A Ro untuk menjahit. Dan seperti yang Maek Jong tahu, A Ro berbakat dalam hal lain.
Maek Jong tak menduga kalau A Ro masih keturunan kerajaan (Tuan Ahn Ji sepertinya masih keturunan kerajaan). Pemilik Okta menjelaskan bahwa sebenarnya A Ro hanya setengah bangsawan, karena ibunya adalah budak di keluarga Tuan Ahn Ji yang dipaksa keluar dari ibu kota.
***
A Ro mengendap-endap pulang ke rumah dan terkejur melihat ayahnya di luar. A Ro hendak menjelaskan tentang semalam dengan tergagap. Dia lalu terkejut melihat wajah ayahnya yang kusam dan terdapat noda darah. Tuan Ahn Ji berkata bahwa di dalam ruang pengobatan sedang ada pasien serius yang benar-benar membutuhkan istirahat. Tuan Ahn Ji melarang A Ro untuk masuk ke dalam.
A Ro menanyakan keadaan ayahnya yang tampak tak baik. Tuan Ahn Ji bilang dia tidak akan menerima pasien lain untuk sementara waktu. Jika ada yang mencarinya, katakan saja kalau dia sedang melakukan perjalanan jauh menemui pasien. Tuan Ahn Ji tak menjelaskan apapun lagi. A Ro pun penasaran seberapa serius pasien itu.
Pasien itu adalah Moo Myung. Tuan Ahn Ji menjahit luka Moo Myung dan mengobatinya. Tuan Ahn Ji juga menyuapi Moo Myung dengan obat yang dibuatnya. Tuan Ahn Ji berharap Moo Myung bisa bertahan.
Beberapa hari kemudian, Moo Myung sadarkan diri. Kejadian terakhir bersama Mak Moon terlintas di pikirannya. Moo Myung melihat ke sekitar dan beranjak bangun meskipun sakit masih terasa. Moo Myung berjalan ke luar. Tuan Ahn Ji melihatnya. Dia meminta Moo Myung untuk tidak khawatir karena Moo Myung sedang berada di rumahnya dan Moo Myung tak sadarkan diri selama 5 hari.
āDimana Mak Moon?ā
āSun Woo...aku menguburnya.ā
āKau seharusnya menyelamatkannya. Kau dokter. Kau harus menyelamatkannya. Kenapa kau tidak melakukan apapun?ā
Tuan Ahn Ji tak menjawab. Moo Myung mendekat dan mencengkram baju Tuan Ahn Ji
āJika kau tidak menelantarkannya, dia tidak akan bersamaku dan dia tidak akan mati. Mengapa kau tidak melakukan apapun? Mengapa kau tida melindunginya?! Mengapa kau membunuhnya? Kenapa?!ā
Tuan Ahn Ji bilang kalau itu bukan salah Moo Myung. Moo Myung bilang kalau Mak Moon sangat merindukan ayahnya. Tuan Ahn Ji menjelaskan kalau dia sudah mencari Sun Woo ke seluruh Shilla. Semua adalah kesalahannya, dia tidak melakukan apapun setelah Sun Woo diambil darinya. Karena dia yang tidak punya kemampuan dan tidak punya kekuasaan. Moo Myung menangis.
Moo Myung tampaknya masih meratapi kematian Mak Moon. Tuan Ahn Ji mengetahui penyakit Moo Myung (tapi apa ya penyakitnya?), bagaimana Moo Myung hidup dengan kondisi seperti itu? Tuan Ahn Ji tahu Moo Myung pasti sering pingsan. Moo Myung bilang dia hidup atau mati, bukan urusan Tuan Ahn Ji.
Tuan Ahn Ji memberikan pakaian dan ijin masuk yang dia siapkan untuk Sun Woo jika dia menemukan Sun Woo. Dengan ijin masuk itu Moo Myung bisa dengan mudah melewati gerbang kerajaan.
āHaruskah..haruskan seorang petani mati begitu saja seperti binatang? Bukan sebuah kejahatan membunuh petani di ibu kota. Apakah menyebrang dinding kota adalah kejahatan yang keji sekali? Kenapa kami tidak dianggap? Kenapa?!ā
āKarena itu adalah hukum menyedihkan Silla. Tidak semudah itu.ā
āApa yang mudah? Aku melihatnya. Aku melihat orang yang membunuh Mak Moon. Aku akan membalasnya. Aku akan membalas mereka semua!ā
***
Bersambung ke bagian 2~
Komentar:
Beneran sedih liat adegan Mak Moon dan Moo Myung. Mereka berdua sudah saling memiliki sejak kecil karena tidak punya keluarga. Jadi kalangan mereka itu disebut orang desa atau petani. Tapi sebenarnya seperti orang buangan yang ada di luar ibukota. Kasta terendah gitu.. Seperti Mak Moon atau Sun Woo yang sebenarnya punya keluarga, aku punya firasat Moo Myung juga sebenarnya punya keluarga. Tapi ntah benar atau tidak.
Melihat Sam Maek Jong, agak mirip sama Soo di Scarlet Heart. Sama-sama di tolak oleh ibunya masing-masing, meskipun latar belakangnya beda. Tapi ibu-ibu ini sama-sama haus kekuasaan. Di drama ini untuk dirinya sendiri, di drama Scarlet untuk anaknya yang lain. Sedih banget yah. Koq tega sama anaknya sendiri. Hehe..
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya. Tapi mohon maaf komentar akan dimoderasi ya.. jadi gak akan langsung muncul di halaman post.. Dan pasti akan saya baca semua, walau tidak saya balas. XD