Hwarang: The Poet Warrior Youth | Episode 4 - 1

Moo Myung keluar dari istana dan pingsan di pelukan A Ro. Lalu dimana Tuan Ahn Ji?

Tuan Ahn Ji sedang terbaring tak sadarkan diri di sebuah kamar. Dan disana ada Ratu Ji So. Tak berapa lama kemudian Tuan Ahn Ji tersadar dan tampak tak senang melihat Ratu Ji So ada disana. Ratu Ji So memberitahu kalau luka Tuan Ahn Ji lumayan dalam. Ratu Ji So hendak menyentuhnya, tapi Tuan Ahn Ji mengelak.

“Ini adalah luka paling ringan dari semua luka yang saya terima dari Yang Mulia.”

Ratu Ji So tak suka mendengarnya. Tapi mendengarnya membuat Ratu Ji So yakin bahwa Tuan Ahn Ji sudah merasa lebih baik karena bicara dengan dendam seperti itu. Padahal dia pikir dia menjebak Tuan Ahn Ji dalam kesengsaraan. Emosi Tuan Ahn Ji tersulut. Setelah Ratu Ji So mengambil istri dan anaknya, dia memang sudah terjebak dalam kesengsaraan itu selama 12 tahun.

Ratu Ji So juga marah. Dia menyebut Tuan Ahn Ji akan mengancamnya dengan menyelamatkan anak itu. Tuan Ahn Ji berkata kalau dia berencana untuk mengajarkan anak itu tentang aturan di ibu kota. Sehingga anak itu akan melihat betapa busuk dan gilanya ibu kota. Tuan Ahn Ji berencana untuk menunjukkan itu semua pada anak itu. Ratu Ji So melihat Tuan Ahn Ji masih saja keras.

“Lalu.. haruskah saya minta maaf pada anda? Hidup istri saya telah diambil, dan putra saya..” Tuan Ahn Ji tercekat. “Putra saya diusir dari ibu kota. Saya dan putri saya hidup dalam mimpi buruk. Apa itu belum cukup untuk anda? Saya tidak.. saya tidak akan membiarkan anda melakukannya lagi. Saya tidak akan membiarkan anda mengambil apapun lagi dari saya.”

Ratu Ji So bilang, dia yang akan memutuskan apakah dia bisa mengambil sesuatu itu atau tidak. Ratu Ji So lalu memerintahkan para pengawal untuk mengurung Tuan Ahn Ji di sel.

***

A Ro menggendong Moo Myung. Dia berharap bisa membuang Moo Myung. Dia juga mengeluhkan Moo Myung yang begitu tinggi.

***

Wi Hwa menunggu pertunjukan dimulai. Ingat kan surat yang dikirim ke Ban Ryu dan Soo Ho? Sepertinya Wi Hwa akan mengadu domba mereka.

Di Najeong (tempat sakral dimana Park Hyeokgeose dilahirkan. Park Hyeokgeose ini adalah pendiri Silla.), Soo Ho dan geng datang menyelinap. Teman Soo Ho kesal kenapa Soo Ho harus benar-benar datang ke tempat itu, akan sangat gila mereka datang kesana. Soo Ho baru sadar dan membenarkan, seharusnya dia yang menentukan tempatnya dan membuat Ban Ryu datang duluan. Soo Ho kesal, dia merasa sudah kalah duluan.

Ban Ryu dan geng ternyata sudah duluan sampai disana. Ban Ryu heran Soo Ho punya keberanian untuk datang ke tempat itu. Justru itu yang ingin dikatakan Soo Ho. Ban Ryu meledek tulisan tangan Soo Ho yang jelek. Soo Ho balas mengejek tangan Ban Ru yang gemetaran. Mereka kemudian berkelahi.

Beberapa lama kemudian datang para pengawal mengepung mereka. Mereka dituduh telah melecehkan tempat keramat itu. Mereka pun di tangkap dan diikat di tiang.

Kabar penangkapan anak-anak muda itu sampai di telinga Park Young Shil. Dia tak percaya mendengar kabar itu dari Tuan Ho, bagaimana bisa anak-anak itu, terutama Ban Ryu berkelahi di depan Najeong. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa jika Ratu membunuh Ban Ryu. Karena Najeong adalah tempat sakral.

“Alasanku, Park Young Shil, berusaha untuk menjadi raja adalah karena Silla awalnya milik keluarga Park. Dan dia berkelahi disana? Dia anak adopsiku!”

“Tanpa Ban Ryu, keluarga Park tidak akan punya raja. Apa anda lupa mengapa anda datang kesini? Apa anda benar-benar berencana mengakhiri semuanya seperti ini?”

Park Young Shil menatap kesal pada Tuan Ho.

Sementara itu Soo Ho menyalahkan Ban Ryu yang menyuruhnya datang kesana. Hal itu tidak akan terjadi jika Ban Ryu tidak mengirimkan surat itu. Ban Ryu terkejut dengan tuduhan itu, yang dia tahu Soo Ho yang mengirimkan surat itu. Mereka kemudian dimarahi pengawal karena berteriak.

Soo Ho mencoba membuat kepala pengawal untuk bicara dengan ayahnya. Kepala pengawal memberitahu mereka yang tampaknya masih tidak tahu apa yang sedang terjadi. Jika mereka masuk kesana dalam keadaan hidup, maka mereka akan keluar dengan keadaan mati. Bahkan jika mereka masuk dalam keadaan mati, mereka akan dikuliti. Kepala pengawal menyuruh mereka untuk sabar dan menunggu dengan diam karena ratu belum memutuskan apa yang akan dilakukan pada mereka.

Anak-anak muda itu dibiarkan kehausan. Soo Ho yang mengantuk mengeluh, apakah para pengawal itu memang membiarkan para pelanggar aturan agar kehausan? Ban Ryu menyebut Soo Ho bodoh, bagaimana bisa dia mengantuk dan haus dalam keadaan seperti itu. Soo Ho kesal dan meminta Ban Ryu untuk tidak adu mulut dengannya.

***

A Ro menatap Moo Myung yang masih tak sadarkan diri. A Ro kemudian berusaha membangunkan Moo Myung. Moo Myung harus bangun untuk memberitahunya tentang ayah mereka. A Ro menekan pipi Moo Myung untuk membangunkannya. Moo Myung menangkap tangan A Ro.

“Dia akan baik-baik saja. Ayahmu.”

“Dimana dia sekarang? Apa dia disiksa? Dimana dia?” A Ro menangis.

Bagaimana dia bisa percaya pada Moo Myung, mereka tidak tahu kabar tentang ayah mereka. A Ro mendengar Moo Myung mengganggu pawai ulang tahun kerajaan. Jadi bagaimana bisa dia percaya pada Moo Myung. Moo Myung terhenyak melihat A Ro menangis.

“Aku tidak akan membiarkan orang lain mati karenaku lagi. Jadi.. jangan menangis.”

***

Anak-anak muda yang semalam ditangkap dibangunkan dengan guyuran air di wajah. Wi Hwa kemudian muncul. Dia tahu mereka pasti keharusan dan kaki terasa kaku. Kabar buruknya adalah penyiksaan belum dimulai. Karena mereka disana telah melakukan kesalahan besar, ratu memutuskan untuk membunuh mereka sambil memberikan hukuman yang mengerikan. Wi Hwa lalu memerintahkan agar mereka diikat di kursi. Mereka semua pun diikat di kursi.

Sementara itu di aula kerajaan, para pejabat sedang melakukan permohonan agar ratu mengampuni anak-anak itu. Ratu menyindir, jangan bilang bahwa diantara anak-anak itu ada anak mereka. Park Young Shil mewakili semuanya berkata bahwa dia adalah ayah yang tidak mampu mendidik anak-anak mereka dan meminta ratu untuk mengampuni mereka.

Setelah itu, para pejabat mengadakan pertemuan sendiri. Salah seorang dari mereka berkata bahwa jika ratu memutuskan untuk membunuh anak-anak itu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak mengerti kenapa anak-anak itu masuk ke Najeong. Lalu bagaimana bisa pengawal istana tahu? Pengawal istana sepertinya sudah menunggu untuk menangkap anak-anak itu.

Tuan Ho menunjukkan surat yang diterima oleh Ban Ryu. Dia juga yakin anaknya Tuan Seub yang adalah Soo Ho juga menerima surat semacam itu. Itu artinya anak-anak mereka masuk dalam perangkap. Park Young Shil tertawa. Ratu sedang membuat Hwarang, karena itulah hal seperti ini terjadi. Mereka sudah kalah pada ratu kali ini.

“Mari kita buat Hwarang seperti yang diinginkan Ratu. Setelah kita membuatnya, kita bisa mengubahnya menjadi milik kita.”

Maka di tempat penyiksaan, Wi Hwa mengumumkan bahwa ayah dari anak-anak itu telah meminta dan memperoleh jalan untuk menyelamatkan merkea. Mereka tidak akan disiksa, tapi mereka harus menjadi Hwarang yang setia dengan menandatangani sumpah yang ada di depan. Yang harus mereka lalukan hanya tanda tangan dan pulang. Mereka bisa memilih tanda tangan atau mengalami penyiksaan.

Soo Ho meyakinkan sekali lagi apa benar dia bisa pergi jika menandatangani berkas itu? Wi Hwa membenarkan. Soo Ho kemudian menjadi yang pertama bersedia. Diikuti oleh beberapa orang lainnya termasuk Da Se. Soo Ho menyindir Ban Ryu yang tidak akan menandatangani sumpah itu karena takut.

Dan Se menegur Han Sung (adik tirinya) yang tidak meminta pengawal untuk melepaskan ikatannya. Apa Han Sung tidak mau tanda tangan? Han Sung ingin melakukannya, tapi dia tidak akan melakukannya. Karena dia adalah cucu Tuan Suk Hyun Jae. Dan Se kemudian meminta pengawal untuk melepaskan Han Sung. Han Sung bertanya apa yang sedang Dan Se lakukan?

“Bahkan jika aku menandatangani sumpah itu, aku tidak bisa menjadi Hwarang karena aku seorang setengah keturunan. Bagaimana bisa di depanku kau berkata bahwa kau tidak akan melakukannya saat kau menginginkannya?”

“Hyung..”

“Kau adalah keturunan asli terakhir dari keluarga Suk. Kakek juga tidak akan mau kau mati disini.”

Han Sung pun meminta ikatannya dilepaskan.

Soo Ho menandatangani sumpah itu dengan cap tangannya. Soo Ho tampak senang-senang saja dengan hal itu. Berbeda dengan Ban Ryu yang sampai akhir tidak meminta untuk dilepaskan.

***

Wi Hwa meminta wewenang penuh atas Hwarang. Ratu bilang dia sudah memberikannya, karena itulah semuanya berakhir seperti yang mereka rencanakan. Para pejabat arogan itu yang tidak datang ke acara ulang tahun kerajaan pergi berlutut memohon padanya. Ratu tahu bahwa Wi Hwa punya kemampuan.

“Tapi kenapa anda meminta saya menerima seorang Hwarang tanpa syarat apapun? Dari keluarga mana tuan muda itu berasal?”

“Jika aku memberitahumu, akankah kau menerimanya? Begini saja. Kau juga bisa membawa satu orang Hwarang tanpa syarat apapun. Aku tidak akan bertanya dan menerimanya. Bagaimana?”

Sepertinya Wi Hwa setuju. Karena kemudian datang utusan kerajaan ke rumah Taun Ahn Ji untuk mengumumkan perintah ratu bahwa Sun Woo, putra dari Tuan Ahn Ji akan menjadi Hwarang dan sepuluh hari lagi harus datang untuk mengikuti upacara pengangkatan Hwarang. Disini, Moo Myung resmi menjadi Sun Woo.

Moo Myung bertanya pada utusan kerajaan, apakah sekarang Tuan Ahn Ji akan dilepaskan? Utusan kerajaan meminta Moo Myung untuk menunggu kabar selanjutnya.

A Ro bingung, apa itu Hwarang? Apa maksudnya Moo Myung menjadi Hwarang?

***

Ban Ryu menolak menjadi Hwarang dibawah perintah ratu. Tuan Ho menampar Ban Ryu. Tidak akan berakhir dengan mudah jika Ban Ryu bersikap seperti itu di depan Park Young Shil.

“Apa anda pikir aku masih anak kecil yang ketakutan? Pukul aku sepuasnya.” Ujar Ban Ryu.

Mereka kemudian menghadap Park Young Shil. Park Young Shil bilang jika Ban Ryu tidak mau menjadi Hwarang seharusnya Ban Ryu tidak membuat masalah. Tuan Ho meminta maaf karena Ban Ryu keras kepala. Park Young Shilkemudian memukuli Tuan Ho. Ban Ryu ingin menolong ayah kandungnya itu, tapi Tuan Ho memberi isyarat agar Ban Ryu diam saja.

“Apa kau tidak senang?” tanya Park Young Shil pada Ban Ryu. “Itulah kekuasaan. Jika kau tidak bisa menguasainya, maka kau akan dikuasai. Apa yang akan kau lakukan? Kau harus membuat keputusan. Kau akan menguasai atau dikuasai?”

Ban Ryu menangis. Ternyata dibalik sikapnya yang dingin, dia menyimpan tekanan batin yang begitu berat.

Park Young Shil menambahkan, agar Ban Ryu tidak mengasihani diri sendiri karena hal seperti itu. Dunia ini lebih kotor dari yang Ban Ryu bayangkan. Park Young Shil menyuruh Ban Ryu menjadi Hwarang, untuk mengambil sendiri kekuasaannya.

***

Ratu Ji So memberi tahu Tuan Ahn Ji di tahanan bahwa dia akan menjadikan Sun Woo menjadi Hwarang. Dia akan menjadikan anak Tuan Ahn Ji menjadi pesuruhnya raja (aku ganti kiasannya jadi pesuruh ya..). Tapi Tuan Ahn Ji bilang dia mendengar kalau Hwarang akan menjadi masa depan Silla.

Ratu tertawa, apa Tuan Ahn Ji benar-benar berpikir Hwarang akan menjadi tempat berkumpul orang-orang yang akan memimpin Silla? Ratu akan mengunci dan mengumpulan anak-anak dari orang-orang yang terus ingin membunuh raja. Mereka harus menjadi pesuruh setia yang memberikan nyawa mereka bagi raja.

“Apa yang membuat anda jadi seperti ini, Yang Mulia?”

“Jangan pernah lupa, tidak sekalipun, bahwa nasib putramu ada di dalam genggaman tanganku.”

***

Tuan Ahn Ji akhirnya pulang ke rumah. A Ro khawatir melihat luka di leher ayahnya. Tuan Ahn Ji bilang dia baik-baik saja seperti yang A Ro lihat. Tuan Ahn Ji menanangkan A Ro yang khawatir.

Tuan Ahn Ji menyuruh Moo Myung untuk segera pergi, karena ratu bukan mengampuni Moo Myung. Ratu berencana membunuh Moo Myung dengan menggunakan Hwarang. Karena itu Moo Myung harus segera kabur. Tapi Moo Myung tidak bisa pergi seperti itu. Tidak. Tuan Ahn Ji bilang menantang ratu sekarang ini seperti menyiram diri sendiri dengan minyak dan masuk ke dalam api. Moo Myung tahu hal itu. Moo Myung lalu melihat A Ro yang ada di luar.

“Aku.. akan melindungimu. Aku akan bergabung dengan Hwarang.”

Tuan Ahn Ji marah, “Kau tidak akan bisa bertahan disana. Apapun yang kau bayangkan, itu akan lebih menyeramkan.”

“Aku bilang aku akan bertarung. Aku akan menahannya. Aku akan melihat akhir dari ibu kota yang menyedihkan ini. Aku akan melihatnya sendiri. Aku akan pergi dan menghancurkan semuanya. Karena itu..aku akan menjadi Hwarang.” Tekad Moo Myung.

***

Pi Joon Gi dikejutkan Maek Jong yang tiba-tiba masuk ke ruangannya dan meminta Joon Gi untuk mengurus kudanya. Maek Jong juga menanyakan Wi Hwa. Joon Gi heran kenapa Maek Jong tidak mengikat sendiri kudanya, kenapa Maek Jong melakukan itu padanya? Maek Jong beralasan tidakkah seharusnya Joon Gi melakukannya untuk pelanggan, apalagi tokonya besar.

Maek Jong bertanya lagi apakah ada sesuatu untuknya, misalnya surat dari ratu? Joon Gi bergumam heran, kenapa Maek Jong menanyakan hal itu di tempatnya. Maek Jong mendengarnya. Dan Joon Gi kesal pada Maek Jong yang punya pendengaran bagus.

Wi Hwa kemudian masuk dan meminta Joon Gi berputar. Wi Hwa mengacuhkan Maek Jong. Rupanya Wi Hwa hendak memilih seragam untuk Hwarang. Joon Gi bilang kalau dia mendengar Hwarang dikendalikan orang orang tua bodoh dan gila dan Hwarang milik orang tua itu bukan milik ratu. Wi Hwa memaksakan tawa, orang tua bodoh dan gila itu terlalu berlebihan. Maek Jong tertawa.

Joon Gi mencoba beberapa baju, tapi tidak ada yang cocok di mata Wi Hwa.

Maek Jong kemudian bicara pada Wi Hwa. Dia dengar Wi Hwa berkata tidak akan mengacaukannya, tapi mengubahnya. Wi Hwa pasti mati-matian mengubahnya, tapi apa Wi Hwa punya ketekunan untuk itu? Wi Hwa meminta Maek Jong langsung mengatakan apa yang sebenarnya ingin dikatakan Maek Jong.

“Negri dengan rakyat yang bahagia dan raja yang menderita. Rakyat yang tidak khawatir tentang negrinya, tapi seorang raja yang khawatir tentang rakyatnya. Apakah itu negri yang kau inginkan?” tanya Maek Jong.

Wi Hwa hanya menjawab dengan helaan nafas, tapi sepertinya memang itu yang dia inginkan.

“Aku juga ingin hidup di negri seperti itu.”

“Kau, siapa?”

“Seseorang yang berharap Silla benar-benar akan berubah. Itu adalah setengah kebenaranku.”

Wi Hwa tertawa. Sepertinya Maek Jong adalah orang yang akan dia bawa tanpa syarat seperti kata ratu.

Wi Hwa melihat Joon Gi yang sudah berganti pakaian, dan tetap tidak menyukainya. Maek Jong tertawa, lalu dia memakai baju yang sama dengan yang dikenakan Joon Gi terakhir kali. Joon Gi dan Wi Hwa terkesan. Maek Jong bilang Wi Hwa tidak akan menyukai orang lain lebih dari dirinya.

***

Tuan Ahn Ji meminta A Ro untuk mengajari Moo Myung karena mereka tidak bisa mengirim Moo Myung menjadi Hwarang seperti itu. Lebih baik belajar sedikit daripada tidak tahu sama sekali. Dengan begitu Moo Myung bisa bertahan bagaimanapun juga. A Ro mengangguk dengan ragu.

Tuan Ahn Ji bertanya apakah A Ro merasa tidak nyaman dengan kakaknya itu? Bukan begitu, A Ro hanya masih merasa sedikit canggung. Tuan Ahn Ji mengandalkan A Ro.

A Ro kemudian menemui Moo Myung yang sedang bermain dengan dadunya. A Ro bertanya sejauh apa Moo Myung bisa membaca? Dengan percaya diri Moo Myung bilang kalau dia bisa membaca semua tulisan yang ada di dadunya. A Ro menanyakan yang lain. Moo Myung mulai jatuh pd-nya.

“Apa aku harus tahu hal yang lain?”

“Kau pikir.. ada berapa karakter di dunia ini?”

Moo Myung tampak berpikir, “Tidak akan lebih dari 200.”

A Ro terkejut, Moo Myung tidak bermaksud menyebutkan angka 200 kan?

A Ro kemudian mengajari Moo Myung menulis. A Ro menuliskan nama Sun Woo, namanya Moo Myung. A Ro meminta Moo Myung untuk menulisnya juga. Melihat Moo Myung yang canggung memegang pena, A Ro memegang tangan Moo Myung untuk menuntunnya. Moo Myung menarik tangannya.

A Ro mengeluh. Jika Moo Myung bisa menghapal 20 karakter dalam sehari, maka butuh 2 bulan untuk menghapal 1000 karakter. Moo Myung mengambil penanya, dia bisa melakukannya sendiri.

A Ro bilang Moo Myung tidak tahu apapun. Apa Moo Myung tahu kemana dia akan pergi? Itu adalah tempat yang penuh dengan anak-anak terbaik dari kalangan bangsawan. Mereka semua sudah punya guru pribadi sejak kecil. Apa Moo Myung ingin terlihat seperti orang bodoh diantara mereka?

“Bodoh?” Moo Myung terkejut dengan ungkapan A Ro.

A Ro kemudian memegang tangan Moo Myung lagi untuk menuntunnya menulis. Moo Myung gugup dan menarik kembali tangannya, dia bisa sendiri. A Ro berkeras, Moo Myung tidak bisa. Moo Myung harus bisa memegang penanya agar bisa menulis sendiri. Moo Myung pun menurut. Dia memperhatikan A Ro. Moo Myung terpesona. Jantungnya kemudian berdebar kencang. Bahkan A Ro bisa mendengarnya.

A Ro bertanya pada Moo Myung, apa Moo Myung mendengar suara drum? Tidak, jawab Moo Myung dengan gugup. A Ro merasa aneh, dia benar-benar mendengar sesuatu. A Ro mendekat ke arah Moo Myung.

Moo Myung refleks menarik tangannya, dan tinta pun berhasil tergores di dahi A Ro. A Ro kesal kenapa Moo Myung melakukan itu padanya? Moo Myung tersenyum.

***

Bersambung ke bagian 2~

Komentar:

Jadi, Tuan Ahn Ji ini sepertinya pernah di sukai Ratu Ji So. Aku belum tahu apakah Tuan Ahn Ji juga pernah menyukai Ratu Ji Soo. Episode sebelumnya di perlihatkan Ratu Ji So meminta Tuan Ahn Ji untuk membawanya pergi dari istana. Aku juga belum tahu posisi Tuan Ahn Ji saat itu sudah menikah atau belum. Tapi sepertinya Tuan Ahn Ji menolak, lalu Ratu Ji So yang cemburu membunuh istrinya Tuan Ahn Ji, entah membunuh langsung atau dengan tuduhan sesuatu, yang pasti putra Tuan Ahn Ji juga diusir dari ibukota. Hal ini membuat Tuan Ahn Ji semakin tidak suka dengan Ratu Ji So.

Oya, sedikit curhat. Kenapa yaa.. saat nulis ini pasti aja aku nulis Soo Ho dengan Min Ho. Gara-gara nonton 1 night 2 days sama 48 hours nih kayaknya. XD