The Lonely Shining, Goblin | Epsiode 7 - 1

Di luar dugaan Eun Tak tak bisa memegang pedang yang menancap di tubuh Kim Shin. Eun Tak mencoba beberapa kali, tapi pada akhirnya dia hanya memegang udara. Kim Shin dan Eun Tak sama-sama terkejut. Eun Tak lalu muncul dengan ide seperti yang ada dalam dongeng. Bahwa pangeran katak berubah menjadi pangeran tampan kembali dengan kiss. Eun Tak menarik kerah mantel Kim Shin dan menciumnya. Kim Shin cukup terkejut hingga beberapa saat salju yang turun berubah arah, kembali naik ke atas.

 

Setelah kiss, Eun Tak memejamkan mata, tak berani menatap Kim Shin. Eun Tak terburu-buru, sehingga dia meminta Kim Shin mengerti. Kim Shin menyuruh Eun Tak membuka matanya. Eun Tak bilang matanya sudah terbuka. Kim Shin memegang bibirnya. Apa Eun Tak sudah gila?

“Gila?” Eun Tak membuka penuh matanya dengan kesal. “Aku mencoba yang terbaik untuk membuatmu tampan. Kau pikir aku ingin melakukannya? Itu pengorbanan dariku. Ajussi pasti sudah sering melakukannya, tapi bagiku... ah lupakan saja.”

“Untukmu, apa?!”

“Itu ciuman pertamaku! Seharusnya aku tidak menyia-nyiakannya seperti itu.”

Kim Shin terdiam. Eun Tak bergerak maju untuk mencobanya lagi, mencium Kim Shin. Kim Shin melarang dan meminta Eun Tak jaga jarak. Eun Tak sedang tidak bisa berpikir jernih. Jika dia bahkan tidak bisa menyentuh pedang itu, Kim Shin akan meminta semua yang sudah diberikan untuk dikembalikan. Tidak ada yang tidak akan Eun Tak lakukan dalam kondisi putus asa seperti itu.

Kim Shin meragukan sikap Eun Tak, bagaimana jika itu tidak berhasil lagi? Jika tidak berhasil lagi, Eun Tak rasa hanya ada satu alasan. Cinta sejati. Kim Shin berbalik pergi. Eun Tak berteriak, dia akan melakukannya jika memang harus melakukannya. Eun Tak lebih memilih mencintai Kim Shin daripada kehilangan tas barunya. Kim Shin berbalik lagi dan menatap tajam Eun Tak.

Eun Tak meminta maaf. Kim Shin sudah berusaha keras dan membuat salju. Kim Shin yang kesal menghentikan pergerakan salju. Eun Tak kagum, tapi Kim Shin tidak suka. Eun Tak bingung apa yang harus dia lakukan sekarang, apa Kim Shin akan mengusirnya? Kim Shin berteriak kalau dia tidak akan mengusir Eun Tak. Kim Shin kemudian berbalik pergi meninggalkan Eun Tak. Eun Tak senang mendengarnya dan mengingatkan Kim Shin untuk tidak lupa pada kontrak yang sudah ditandatanganinya.

Eun Tak menyentuh salju yang melayang. Eun Tak memberitahu Kim Shin bahwa orang-orang bilang kata-kata seorang pria itu senilai berat badannya dalam emas. Jadi Kim Shin jangan jahat dan mengambilnya kembali.

***

“Pamanku tidak akan kembali? Apa kau bilang pamanku meninggalkan dunia ini?”

Wang Yeo bilang Kim Shin sekarang mengakhiri hidup abadinya, jadi Duk Hwa jangan sedih. Kematian itu hanya dunia yang berbeda dibalik pintu. Duk Hwa juga suatu saat akan membuka pintu itu. Duk Hwa menangisi Kim Shin di kursinya. Duk Hwa mengeluarkan dompetnya, dia tidak butuh kartu kredit bodoh itu, dia hanya ingin Kim Shin kembali.

Kemudian terdengar suara seseorang memencet passcode pintu. Kim Shin masuk. Wang Yeo terkejut dan menunjuk Kim Shin, kenapa Kim Shin datang dari pintu itu? Duk Hwa menangis memanggil Kim Shin. Kim Shin menghampiri Duk Hwa dan memeluknya.

“Samchon, apa kau kembali? Kau benar-benar kembali? Saranghae, samchon.”

Kim Shin membenarkan, dan dia meminta kartu kreditnya kembali. Duk Hwa berhenti menangis, pura-pura tak mengerti. Kim Shin tahu Duk Hwa mendengarnya, kenapa Duk Hwa pura-pura tidak mendengarnya? Duk Hwa mengambil kembali kartu kreditnya. Duk Hwa bilang dunia baru ada di balik pintu dan Kim Shin sudah memulai perjalanan, jadi Kim Shin harus terus berjalan. Duk Hwa melindungi kartu kreditnya.

Wang Yeo juga melindungi sertifikat rumah yang diberikan Kim Shin. Duk Hwa memang sangat mengkhawatirkan pamannya, tapi Wang Yeo meminta Kim Shin untuk tidak mengkhawatirkan mereka. Tapi kata-kata Wang Yeo tak menghentikan Kim Shin meminta kembali sertifikat rumahnya.

Wang Yeo kesal dan menunjuk Eun Tak yang hendak masuk kamar. Eun Tak tak peduli dan bergegas naik tangga. Tapi Kim Shin memanggilnya. Kim Shin meminta Eun Tak mengembalikan uang 5 juta won, parfum, dan tasnya. Duk Hwa terkejut mendengar Kim Shin memberikan begitu banyak pada Eun Tak.

Sama seperti Duk Hwa dan Wang Yeo, Eun Tak melindungi tasnya. Dia tidak mau mengembalikannya, Kim Shin kan sudah bilang tidak akan mengusirnya. Kim Shin menegaskan, dia hanya minta uang, parfum dan tasnya, bukan mengusir Eun Tak.

“Ajussi...saranghaeyo. Saranghantaguyo. “

Eun Tak mencoba mengambil hati Kim Shin agar tidak meminta barang-barang itu kembali, tapi Kim Shin menggeleng.

Wang Yeo sadar apa yang sedang coba dilakukan Eun Tak. Wang Yeo mendorong Duk Hwa dan mendekat pada Kim Shin.

“Nado sarang. Ajussi.”

“Diam!”

“Sarang.” Wang Yeo penuh harap.

“Beraninya kau!” Kim Shin semakin kesal.

***

Pada akhirnya Kim Shin mendapatkan semuanya kembali. Kim Shin bertanya pada kakek Yoo, apakah kakek sudah membakar gulungan yang dia berikan kemarin? Kekek Yoo membenarkan. Kim Shin tampak cemas dan memaksakan tawa setelah menyebut kakek bercanda.

“Anda cemas? Itu adalah hukuman untuk perpisahan yang terlalu terperinci.”

Kim Shin menerimanya. Kakek Yoo akan mengirimkan kembali gulungan itu besok pagi melalui Duk Hwa, jadi Kim Shin tidak perlu khawatir. Kim Shin berterima kasih dan juga meminta maaf.

“Tapi Tuan. Jika aku boleh memberikan saran, bisakah anda berhenti mencoba untuk mati dan mempertimbangkan untuk hidup? Karena anda, beberapa orang di masa lalu bisa membuka lembaran baru. Tidakkah itu akan lebih bagus jika mereka beruntung dari keajaiban yang aneh tapi indah?”

Kim Shin terdiam.

Sekretaris Kim (anak buah Kakek Yoo) berada di luar rumah Kim Shin, mungkin mengantarkan Kakek Yoo. Dia tampak memikirkan Kim Shin yang adalah seorang pria yang tidak pernah bertambah tua. (Aku gak ngerti maksud adegan ini.. darimana Sek Kim tahu Kim Shin tidak menua?)

***

Kim Shin sedang berpikir sendirian. Memikirkan penglihatannya waktu itu, saat Eun Tak sudah berusia 29 tahun dan tidak ada dirinya disamping Eun Tak. Tapi ternyata Eun Tak tidak bisa menarik pedangnya, bahkan memegangnya pun tidak bisa. Kim Shin berpikir, apakah masa depan sudah berubah ataukah hanya ramalan? Apapun itu Kim Shin senang bisa kembali. Tanpa rasa malu.

Wang Yeo meminta Eun Tak menjelaskan semua yang terjadi padanya. Eun Tak pun bercerita bahwa pada awalnya semua berjalan lancar, mereka berada di padang rumput dan salju turun. Tapi Eun Tak tidak bisa menarik pedangnya meskipun dia melihatnya. Wang Yeo pikir salah satu dari mereka tidak akan kembali. Eun Tak juga berpikir Kim Shin akan meninggalkan dirinya disana. Tapi Kim Shin membawanya kembali.

Dalam hari Wang Yeo berkata bahwa Eun Tak belum tahu tentang apa yang akan terjadi saat dia menarik pedangnya. Wang Yeo ragu, haruskah dia memberitahu Eun Tak? Mungkin goblin akan meninggal dalam kemarahan dan rumah itu akan jadi miliknya.

“Apa yang kau pikirkan? Saat Ajussi melihatku seperti itu, membuatku takut.”

Wang Yeo beralasan dia sedang memikirkan kemungkinan penyebab Eun Tak tidak bisa menarik pedangnya. Eun Tak juga memikirkannya. Apakah Kim Shin memang benar, bahwa dia bukan pengantinnya? Apakah ada pengantin lain yang bisa memegang pedangnya dan apakah dia cantik? Wang Yeo bilang siapa saja mungkin. Eun Tak meminta pendapat Wang Yeo, bahwa tidak mungkin kan Kim Shin jadi jahat lagi padanya?

Tapi ternyata, Kim Shin memang kembali jahat. Saat sarapan Kim Shin mengeluh, tambahan satu mulut untuk diberi makan benar-benar menambah pengeluaran mereka. Daging juga sudah habis. Haruskah dia mulai mengawasi pengeluaran? Eun Tak yang hendak makan, tidak jadi memasukkan daging ke dalam mulutnya.

Kim Shin lalu bilang kalau moodnya sedang terlalu jelek untuk mencuci piring. Eun Tak mengacungkan tangan, dia akan mencuci piring, dia benar-benar ingin mencuci piring. Kim Shin pura-pura terkejut, tentu saja Eun Tak berada dalam usia dimana dia suka mencuci piring. Wang Yeo memperhatikan mereka dengan kesal.

Saat Eun Tak sedang mencuci piring, Kim Shin kembali mengeluh. Kali ini tentang cucian pakaian yang menumpuk, tapi dia tidak bisa mengirimkan semuanya ke dry laundy. Haruskah dia membuang semua pakaian kotornya? Eun Tak kembali mengacungkan tangan, selesai mencuci piring dia bisa mencuci baju. Kim Shin pura-pura terkejut lagi, jika Eun Tak memaksa dia ingin pakaiannya dicuci tangan.

Eun Tak menjemur pakaian yang dicucinya, dan Kim Shin yang sedang duduk disana kembali mengeluh.

“Aku bertaruh anak sekolah akan konsentrasi belajar dalam rumah yang bersih. Kapan aku akan membersihkan semua ruangan? Aku merasa kasihan pada anak sekolah yang ada di rumah.”

Eun Tak yang kesal mengibaskan cucian dengan keras di depan Kim Shin. Kim Shin menuduh Eun Tak sengaja melakukannya. Eun Tak menyangkal. Kim Shin yakin Eun Tak sengajam karena sekarang dirinya basah. Eun Tak menghindar dengan berkata sendiri, dia penasaran apakah cuciannya akan kering sore ini. Dan Eun Tak kembali mengibaskan cucian dengan keras di depan Kim Shin. Kim Shin semakin yakin Eun Tak sengaja melakukannya. Kenapa? Eun Tak tidak suka mencuci pakaian? Kim Shin meminta Eun Tak mengatakan padanya.

“Aku senang kau membahasnya. Ajussi pasti berpikir aku bukan pengantinmu. Jangan langsung menyimpulkan. Ajussi mungkin akan sangat menyesal memberi kesulitan padaku.”

“Maksudmu kau adalah pengantinku tapi kau hanya bisa melihat pedangnya?”

“Kau bilang setiap waktu yang kau habiskan bersamaku istimewa. Karena cuaca bagus, cuaca jelek, atau cuaca cukup baik.”

“Ya benar. Hari ini juga.”

“Tuh, kan?” Eun Tak kemudian sadar, “Apa?”

“Bahkan sekarang. Kau bersinar.”

Tapi kenapa Kim Shin memberinya kesulitan? Kim Shin bilang itu hal yang berbeda. Eun Tak tak terima kenapa berbeda, padahal Kim Shin bilang semuanya bersinar. Eun Tak mengajak Kim Shin menyudahi semuanya dan menemukan cara yang lain.

“Jika aku tidak bisa menjadi pengantin, tapi karena ajussi adalah pacarku, maka aku akan jadi pacar ajussi.”

“Tidak mau.”

“Seorang kenalan?”

“Tidak mau.”

“Anak kost?”

Kalau begitu Kim Shin meminta Eun Tak untuk membayar uang sewa 500 ribu won diluar tagihan air dan gas. Eun Tak kesal mendengarnya.

Eun Tak curhat pada Wang Yeo bahwa sekarang Kim Shin memintanya memberi uang sewa dan mereka sekarang sedang bertengkar. Mereka dipastikan akan bentrok cepat atau lambat. Eun Tak kesal, kenapa dia tidak bisa mencabut pedangnya. Wang Yeo bilang mungkin Eun Tak butuh sesuatu yang lebih kuat, sesuatu seperti cinta sejati. Eun Tak bilang dia sudah mencobanya. Wang Yeo penasaran, mencoba apa? Eun Tak teringat dengan kiss malam itu.

Tiba-tiba terdengar suara sesuatu terjatuh. Botol minum yang dipegang Kim Shin. Kim Shin tiba-tiba saja ada disana untuk mengambil minum dari kulkas. Dengan tergagap Kim Shin berkata, tidak seharusnya Eun Tak mengatakan tentang hal itu. Apa Eun Tak sudah biasa menceritakan pada orang lain siapa yang dia kiss? Wang Yeo terkejut mendengarnya. Dan Eun Tak mengingatkan, dia tidak mengatakan apapun, Kim Shin sendiri yang barusan mengatakannya. Bukankah Eun Tak akan mengatakannya? Tidak.

“Ini tentang aku. Kenapa ajussi peduli? Kami sedang membicarakan kiss ku.”

“Hey. Tidak ada orang yang bisa mengakui sebuah kiss. Setengahnya adalah milikku.”

“Baik, ambil setengah.”

“Tidak. Aku tidak membutuhkannya.”

“Kalau begitu aku akan mengambil semuanya.”

“Ambil saja, hama serakah.”

Kim Shin dan Eun Tak kemudian pergi dengan kesal. Dua orang yang bertengkar, tidak menyadari ada seseorang disana yang merasa iri.

“Seseorang tidak bisa menelepon karena dia tidak punya kartu nama. Dua orang itu....” Wang Yeo gemas.

Wang Yeo kemudian mengetuk pintu kamar Kim Shin dengan kencang. Wang Yeo masuk dengan kesal begitu Kim Shin membuka pintu. Wang Yeo rasa dia seharusnya merasa senang karena Kim Shin kembali, tapi tidakkah seharusnya mereka mengusir Eun Tak? Kim Shin pura-pura tak mengerti.

“Kenapa? Kau tidak mau? Tidak bisakah kita mengusirnya pergi dan bahagia bersama seperti sebelumnya?” ujar Wang Yeo berapi-api.

“Memangnya dengan siapa kau tinggal?”

Pokoknya karena Eun Tak bukan pengantin goblin, Wang Yeo akan mengusirnya. Kim Shin mengingatakan, Eun Tak tahu siapa mereka, mereka tidak bisa membebaskan Eun Tak dan membiarkan Eun Tak membicarakan tentang mereka pada orang lain. Wang Yeo bilang Eun Tak tidak akan bicara jika Kim Shin memberinya uang 5 juta won.

“Apa kau tidak menonton drama? Sekali kau memberi uang, maka tidak akan ada akhirnya. Dia akan terus mengancam. Apa itu yang kau inginkan?”

“Mungkin kau yang ingin dia tetap tinggal.”

“Hei, aku ingin dia pergi. Aku ingin mengusirnya lebih dari apapun.” Ujar Kim Shin sambil tersenyum. Dia lalu heran dengan tatapan Wang Yeo padanya.

“Ya! Dia tidak bisa memegang pedangnya. Kau sebenarnya sangat senang, kan? Karena kau bisa hidup.” Selidik Wang Yeo.

Kim Shin mengelak, “Kenapa aku akan senang? Apa kau gila? Aku sudah menunggu saat itu lebih dari 900 tahun.”

Wang Yeo tersenyum, dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Wang Yeo akan mengusir Eun Tak sebagai tanda persahabatannya untuk Kim Shin. Eun Tak pasti sudah menyusahkan Kim Shin. Dia bahkan mencium Kim Shin tanpa ijin.

Kim Shin kesal, “Tidak ada persahabatan diantara kita. Sahabat seperti apa yang menginginkan sahabatnya mati?”

“Lihat? Kau senang karena kau tidak mati.”

Kim Shin kembali mengelak. Bukan begitu. Dia hanya ingin menjaga janji, bahkan dia sudah tanda tangan kontrak. Kata-kata seorang pria itu seberat emas. Jadi Kim Shin hanya memenuhi janjinya sebagai seorang pria. Wang Yeo kesal, jadi Kim Shin bukan pria saat dia memberikan sertifikat rumah? (karena Kim Shin tak menjaga janji dan mengambil kembali sertifikat itu)

Wang Yeo yang kesal kembali ke kamarnya, mengabaikan panggilan Kim Shin.

***

Kim Shin membaca kembali kontrak yang dia tanda tangani, terutama poin terakhir. Bahwa goblin setuju untuk dipanggil oleh Eun Tak di hari pertama salju setiap tahunnya. Kim Shin tersenyum senang.

***

Kim Shin menegur Eun Tak yang belajar di ruang makan, apa Eun Tak sedang protes? Tidak. Eun Tak hanya ingin dekat dengan tempat dimana snack berada, karena snack berhenti datang setelah Kim Shin berhenti membuat Eun Tak terkesan. Kim Shin beralasan kalau keuangan mereka sedang menurun, jadi snack itu adalah kemewahan yang tidak boleh mereka miliki sekarang. Eun Tak menggebrak meja, bisakah Kim Shin tidak membuatnya kesal? Sekarang dia sedang sangat sensitif, karena sedang mempersiapkan ujian.

Kim Shin bertanya, apa Eun Tak sekarang sedang ngambek? Eun Tak menyadari sesuatu dan sikapnya berubah. Apakah Kim Shin tahu jawaban ujian masuk universitas? Kim Shin tahu jawabannya, tapi dia tidak tahu kapan ujiannya. Eun Tak meminta Kim Shin bertanya apa Eun Tak mau dia memberitahu jawabannya? Eun Tak menjawab dengan semangat. Untuk sekarang Kim Shin menyuruh Eun Tak untuk belajar.

Kim Shin kemudian menyinggung masalah salju pertama. Eun Tak menyela, dia ingin mengatakannya lebih dulu. Eun Tak meminta Kim Shin untuk tidak merasa tertekan, meskipun itu ciuman pertamanya. Kim Shin menegaskan, dia bukan mau membicarakan itu tapi tentang salju pertama. Eun Tak meminta Kim Shin untuk tidak menyinggung masalah salju pertama lagi.

Kim Shin kemudian mengganggu Eun Tak dengan berbagai pertanyaan. Membuat Eun Tak merasa kesal.

***

Tiba hari ujian. Kim Shin mengantarkan makanan untuk Eun Tak ke halte bis. Eun Tak mengambilnya dengan kesal. Apa Kim Shin pikir yang dia inginkan adalah bekal makan? Eun Tak kesal karena Kim Shin tidak mau memberi tahu jawaba ujian. Kim Shin bertanya, apa Eun Tak yakin bisa mengingat semuanya? Kim Shin akan memberitahu Eun Tak jadi Eun Tak harus mendengarkan baik-baik. Eun Tak menghentakkan kaki. Dia benci Kim Shin. Eun Tak menyuruh Kim Shin segera pulang. Dia tergoda untuk mengingatnya. Lagipula bisnya sudah datang.

Kim Shin bilang Eun Tak harus menghargai kekuasaan mutlak. Jadi jika Eun Tak ingin tahu dia bisa memberitahu. Eun Tak menolak, bagaimanapun dia akan bisa menjawab semuanya. Kim Shin tersenyum bangga. Lalu tanpa sadar mengulurkan tangan dan membelai kepala Eun Tak. Mereka kemudian saling menatap dan terdiam.

Setelah beberapa lama, Kim Shin memindahkan tangannya ke pundah Eun Tak agar tidak terlalu canggung. Lalu Eun Tak dengan biasa melihat jam di tangan Kim Shin. Eun Tak bertanya, mungkinkah Kim Shin menghentikan waktu? Tidak. Eun Tak panik, hampir 30 menit berlalu.

“Jangan khawatir. Apa kau lupa pacarmu adalah goblin?”

“Kau bilang kau tidak mau jadi pacarku.”

“Aku berbohong. Ikuti aku.”

Kim Shin menarik tangan Eun Tak dan berlari. Kim Shin tersenyum. Mereka berlari ke sebuah pintu toko tak jauh dari sana. Dan langsung menuju tempat ujian. Tak lupa Kim Shin memberikan semangat.

Saat Kim Shin menutup pintu dan berjalan mundur, seorang pria yang naik sepeda menyenggolnya. Pria itu marah-marah. Tapi begitu menoleh Kim Shin tidak ada dan muncul kembali di depannya. Kim Shin melihat mata pria itu. Dan melihat masa depan pria itu yang akan mengalami kecelakaan karena caranya bersepeda yang ugal-ugalan.

***

Eun Tak tampaknya tak kesulitan mengerjakan ujiannya. Begitu selesai ujian, di depan pintu gerbang banyak para orang tua yang menunggu anak-anak mereka. Eun Tak lalu teringat pada ibunya. Eun Tak menatap langit dan melambaikan tangan, seolah ibunya sedang memperhatikannya dari atas sana.

***

Bersambung ke bagian 2~

Komentar:

Ya.. Kim Shin memang merasa senang tidak jadi menjadi abu. Kenapa? Karena ada Eun Tak. Tapi Kim Shin menyembunyikan perasaannya untuk Eun Tak dengan bersikap jahat padanya.