Endless Love Episode 3 dan 4
~Episode 3~
In Ae mendapatkan kesempatan untuk mengurangi masa tahanannya, yaitu dengan menjadi bintang dari film dokumenter yang dibuat atas usulan Direktur Penjara. Awalnya In Ae tidak mau, karena itu sama saja mempermalukan dirinya sendiri di depan orang banyak dengan mengakui bahwa dia adalah tahanan remaja.
Tapi keinginannya yang besar untuk membalas dendam, membuat In Ae menelan perasaan itu dan melakukan syuting. Maka dia pun dibebaskan.
Sinopsis selengkapnya: Endless Love Episode 3 by Irfa - My Short Obsession.
***
~Episode 4~
[Tahun 1982, Fukuoka, Jepang]
Kwang Chul menjadi petarung bayaran, sebagai karung pasir lawan. Dalam ketidakberdayaan, Kwang Chul mengingat In Ae. Dan akhirnya dia melawan, menyalahi perjanjian. Dia yang harusnya mati di tangan lawan, malah membuat Masato, lawannya tak berdaya.
Chairman Son, orang yang memiliki gudang tempat Kwang Chul bertarung, menyaksikan perjuangan Kwang Chul memenangkan pertandingan itu. Chairman Son tersenyum menyaksikan itu.
Dan berkat perlawanannya, Kwang Chul disiksa di belakang arena. Kwang Chul ternyata datang ke Jepang bersama kapal barang. Atasan Masato (sepertinya) melihat jiwa pembunuh dimata Kwang Chul, saking seringnya Kwang Chul bertarung. Salah seorang anak buahnya berkata bahwa dia akan mengirimkan Kwang Chul kembali sebagai mayat. Atasan itu melarang, dia akan menjadikan Kwang Chul pengganti Masato. Perubahan generasi. Dan dia memberi nama Jepang pada Kwang Chul, Hiro Yoshida.
***
[Tahun 1984, Korea]
Tahun 1984. In Ae menemui Presdir Yang untuk menanyakan perihal pemberhentian Chil Sung dan geng dari lokasi pembangunan di Seoul. Presdir Yang mengeluh, dia sudah menghabiskan uang yang bisa dia gunakan untuk membeli dua buat rumah pada proyek pembangunan apartemen di Seoul. Tapi Chil Sung itu bodoh, tidak bisa mengatur keuangan dengan baik. Awalnya dia ingin menjaga Chil Sung dan geng karena Kwang Chul, tapi Presdir Yang tak tahan lagi dengan banyak uang yang keluar.
Kemudian Presdir Yang meminta In Ae bekerja padanya untuk pembangunan Seol itu, menggantikan Kwang Chul. In Ae tak perlu mengkhawatirkan biaya kuliah. In Ae tak perlu khawatir masalah uang, In Ae hanya perlu menggunakan otaknya yang pintar saja.
Presdir Yang mengatakan sesuatu tentang Kwang Hoon yang sekarang menjadi asisten Jendral. Tapi In Ae tak ingin membahasnya lebih jauh dan menanyakan dimana mantan Kepala Polisi sekarang.
“In Ae-ah…” Presdir Yang menggeleng, “Kau memang pintar. Dunia belum berubah. Sekarang saatnya kita membalas dendam. Apa yang akan kita peroleh dari orang-orang seperti Kepala Polisi? Pertama, sukses. Kemudian, balas dendam. Mengerti?”
***
Kwang Hoon menjemput putri Jendral Chun, Chun Hye Jin yang kembali dari Amerika. Hye Jin bersikap konyol dan berkata dengan suara dibuat-buat.
Dia juga makan tanpa tata krama di depan Kwang Hoon, membuat Kwang Hoon merasa tak nyaman. Hye Jin berkata mungkin Kwang Hoon akan menjadi menantu Presiden suatu saat nanti, karena mimpi ayahnya adalah menjadi Presiden.
Sampai di rumah Hye Jin berbicara pada Nyonya Jin masih dengan suara dibuat-buat. Rupanya Hye Jin belajar opera setelah bosan bermain biola, piano, dan cello. Nyonya Jin kesal melihat tingkah Hye Jin.
Kwang Hoon mengantarkan koper milik Hye Jin ke kamarnya. Hye Jin bicara pada Kwang Hoon dengan suara aslinya. Dia bilang biola, piano, cello dan opera tidak cocok untuknya. Bakatnya sejak dilahirkan adalah makan cumi-cumi hidup. Kwang Hoon tak ingin menanggapi dan pamit. Tapi Hye Jin belum selesai.
“Han Kwang Hoon. Aku punya satu bakat lagi. Saat aku menyukai seseorang, aku selalu ingat namanya. Oh, aku punya satu bakat lagi. Aku tahu caranya membaca wajah seseorang. Han Kwang Hoon, kau itu ambisius. Kau harus berusaha keras untuk memenangkan hati ayahku.”
Kwang Hoon tak mengatakan apapun dan kembali pamit. Tampaknya Hye Jin tertarik pada Kwang Hoon.
***
Pulang les, In Ae bersama Chil Sung pergi ke Balai Kota berbekal dokumen keuangan yang sudah disiapkan Mi Sook. Saat akan berangkat, In Ae mimisan. Chil Sung menduga itu karena In Ae banyak belajar. In Ae ke Balai Kota untuk mengurus masalah pemungutan pajak yang tidak sesuai dengan hitungan. In Ae mengancam pegawai yang korup itu dengan akan melaporkan ke pihak audit.
In Ae mengancam dengan kejelekan pegawai itu yang suka memakai preman dan dokumen yang buruk. Juga menyebutkan nama Presdir Yang San Bak, agar pegawai itu tidak menekannya dengan pemungutan liar dan menghentikan pembangunan.
***
In Ae pulang ke lokasi konstruksi dan memberitahu yang lain kalau masalah sudah selesai. Tapi mereka tetap harus bersiap karena ada kemungkinan akan datang para preman.
In Ae memuji kepandaian Mi Sook dalam menghitung. In Ae juga memberitahu Mi Sook yang baru keluar dari penjara agar pergi dari sana dengan alasan mungkin akan ada preman.
Mi Sook lalu memberitahu bahwa ada yang mencari In Ae dan menyerahkan kartu nama orang yang mencari In Ae. Sutradara dari PH Film Internasional. In Ae tidak tertarik dan meminta Mi Sook mengatakan pada yang mencarinya bahwa dia tidak punya urusan dengan sutradara film. In Ae lalu pamit pergi bekerja paruh waktu. Pertemuan Jendral.
***
Kwang Hoo menunggu Hye Jin dan ibunya, Nyonya Jin yang berbelanja. Begitu melihat mereka keluar, Kwang Hoon dengan tanggap mengambil barang bawaan mereka dan membukakan pintu mobil. Hye Jin merasa malu karena menggunakan mobil dinas, dan bahkan menyuruh Kwang Hoon mengganti baju. Kwang Hoon menahan perasaannya dengan menggenggam erat tas bawaan.
Di dalam mobil, Kwang Hoon mendengarkan perdebatan Hye Jin yang tak peduli dengan acara yang akan mereka hadiri dan Nyonya Jin yang mewanti-wanti Hye Jin untuk menunjukkan perhatian lebih pada Perdana Mentri.
Ternyata pekerjaan paruh waktu yang disebut In Ae sebelumnya adalah menjadi pelayan pesta di rumah Jendral Chun. Bibi Kyung Ja kesal karena dia sudah melarang In Ae untuk datang. In Ae tak mempedulikan ocehan bibinya dan menjalankan pekerjaannya.
Saat di luar, dia dan rombongan berpapasan dengan Kwang Hoon yang baru datang bersama Hye Jin dan Nyonya Jin. In Ae menghalangi wajahnya agar tidak terlihat oleh Kwang Hoon. Namun Kwang Hoon tetap menyadarinya.
Kwang Hoo pergi ke dapur dan menanyakan tentang keberadaan In Ae pada Bibi Kyung Ja. Bibi Kyung Ja bilang kalau In Ae langsung ingin ikut bekerja setelah dia bilang ada pesta di rumah Jendral Chun. Bibi Kyung Ja tak bisa menghalangi sifat keras kepala In Ae.
Kwang Hoo juga menghampiri In Ae dan menanyakan alasannya ada disana. In Ae ada disana bukan karena cemburu, tapi dia merasa mungkin dia akan bertemu dengan musuh karena itu adalah pesta Jendral. Setelah mengatakan agar Kwang Hoon memperhatikan putri Jendral saja, In Ae pun pergi kembali melakukan pekerjaannya. Tanpa mereka sadari, dari lantai atas Hye Jin memperhatikan mereka berdua dan tampak penasaran.
***
Acara di mulai. In Ae melakukan pekerjaannya sambil melihat ke sekeliling pesta. Dia melihat kedatangan Perdana Mentri bersama istrinya. Acara itu ternyata adalah pesta kenaikan jabatan Jendral Chun menjadi Jendral Bintang Tiga. Keluarga Perdana Mentri dan keluarga Jendral Chun saling bertegur sapa dan diberikan tepuk tangan oleh yang lain.
Dalam pesta itu, hadir juga Park Young Tae. In Ae yang sedang membawa gelas wine melihatnya, dan mengenali wajahnya. Wajah orang yang berada di dermaga sebelum kematian Han Gap Soo. Saat In Ae menghampiri Park Young Tae untuk memberikan wine, dia melihat cincin yang dikenakan Park Young Tae, dan mengingatnya sebagai pria di dalam mobil yang meninggalkan rumahnya di malam ibunya terbunuh.
Park Young Tae mengenali In Ae. In Ae sudah gugup karena mengira Young Tae mengenalinya karena pernah bertemu di dermaga sebelum kematian Han Gap Soo, tapi ternyata Young Tae mengenali In Ae sebagai pemain film dokumenter remaja saat di penjara anak.
Kwang Hoon selama acara terus memperhatikan In Ae, dan itu tak lepas dari pengamatan Hye Jin. Bahkan saat Kwang Hoon menyusul In Ae yang pergi ke dapur.
***
In Ae masuk ke dapur dengan syok. Bibi Kyung Ja yang sejak tadi khawatir In Ae menimbulkan masalah, memarahi In Ae. Bibi Kyung Ja bertanya apa yang terjadi ketika melihat raut wajah In Ae yang tak biasa. In Ae menahan emosinya dan berkata kalau musuh mereka tidak jauh. In Ae juga meminta pada Bibi agar mengakuinya sebagai anak jika ada yang menanyakan tentangnya.
Kwang Hoon masuk dan bertanya kenapa In Ae mau pergi. In Ae memberitahu Kwang Hoon bahwa pria yang duduk di belakang istri Perdana Mentri, pria yang memakai cincin, pria itu adalah orang yang datang ke kapal ayahanya Kwang Hoon hari itu. Kwang Hoon meminta In Ae menjaga ucapannya agar tidak didengar orang lain. In Ae bilang dia tahu itu, jantungnya berebar kencang seperti mau meledak. Tapi tidak diragukan lagi dialah orangnya.
In Ae berjalan keluar masih sambil menahan emosinya. Kwang Hoon pun tampak tak percaya dengan yang baru saja didengarnya.
Hye Jin menemui In Ae di luar. Dia menanyakan hubungan In Ae dengan Kwang Hoon. Dia melihat sepertinya In Ae sudah sangat mengenal Kwang Hoon. Hye Jin juga menanyakan apa yang In Ae lakukan di rumahnya, karena mereka takkan mengijinkan siapapun bekerja paruh waktu di rumah mereka. In Ae juga bukan pegawai katering.
In Ae tak mampu berkata banyak saat Hye Jin bilang ada yang memintanya mencari tahu tentang In Ae. Dan karena Hye Jin tak mendapat jawaban yang diinginkan dari In Ae tentang hubungannya dengan Kwang Hoon, dia akan menanyakan langsung pada Kwang Hoon.
***
Jendral Chun berjalan bersama Park Young Tae yang akan pulang. Park Young Tae membicarakan Kepala Staff Blue House yang tidak hadir dengan alasan mengikuti Presiden, Kepala Staff sangat pandai mendekati Presiden. Park Young Tae juga bilang sekarang ini jaman Intelijen Nasional, Aliansi rahasia itu penting.
Kwang Hoon kemudian datang memberitahukan bahwa mobil Young Tae sudah siap. Young Tae memuji yang beruntung. Selain tampan, dia juga diperlakukan Jendral Chun seperti anaknya sendiri. Park Young Tae kemudian pamit. Nyonya Jin bilang pada suaminya kalau Park Young Tae adalah orang yang cerdas.
Nyonya Jin melabrak Bibi Kyung Ja mengenai In Ae yang mantan tahanan remaja dan melakukan pekerjaan paruh waktu disana. Dia sudah memperingatkan Bibi Kyung Ja untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke rumahnya, entah itu anak atau keponakan. Bibi Kyung Ja meminta maaf. Tapi Nyonya Jin bilang Bibi Kyung Ja sudah melakukan kesalahan besar.
***
Hye Jin menghampiri Kwang Hoon yang sedang membereskan kursi bekas pesta. Hye Jin menyebut In Ae penjahat karena dia dengar In Ae ada dalam film dokumenter penjara remaja. Hye Jin bertanya hubungan Kwang Hoon dengan In Ae, mungkinkan In Ae adalah pacarnya Kwang Hoon, makanya dia mengikuti Kwang Hoon kesana.
Kwang Hoon tak mengatakan apapun dan pergi meninggalkan Hye Jin. Tapi sepertinya Kwang Hoon tidak suka dengan kata-kata yang diucapkan Hye Jin.
***
Kwang Hoon berlari menuju rumah. Sementara itu In Ae sedang memandang artikel yang ada foto Park Young Tae nya yang dia ambil dari perpustakaan, sambil mengingat semua kejadian yang menimpanya dan Kwang Chul saat itu. In Ae tampak gelisah.
Bibi Kyung Ja masuk memberikan camilan untuk In Ae. Bibi Kyung Ja juga bilang dia akan berhenti kerja. Dia menuduh In Ae mempermalukan diri sendiri dengan mengikuti film dokumenter itu. In Ae membenarkan, semuanya direndahkan. Bibi pembantu mereka dan Kwang Hoon adalah pesuruh mereka. In Ae tak bisa percaya melihat Kwang Hoon membawa tas belanjaan.
Bibi membela Kwang Hoo, dari yang dia dengar semua pasukan pembantu melakukan hal itu. Lalu Bibi bertanya kenapa In Ae datang kesana, ke pesta itu.
“Aku mendapatkan sesuatu di sana. Aku bertemu dengan pria yang sudah membunuh Kwang Chul dan ayahnya.”
Bibi menuntut penjelasan lebih, tapi In Ae bilang itu hanya perasaannya saja dan meminta Bibi merahasiakannya.
Kwang Hoon sampai dan memanggil In Ae. Tapi In Ae tidak mau keluar. Walau Kwang Hoon bilang dia sibuk, In Ae tetap tak mau keluar. Bibi keluar dan memberitahu suasana hati In Ae yang sedang buruk. Maka Kwang Hoon pun masuk ke dalam kamar In Ae.
In Ae menyindir, Kwang Hoon bahkan tidak sempat mengikat tali sepatunya sendiri, kenapa dia datang. Kwang Hoon kesal karena In Ae pergi ke pesta itu tanpa pemberitahuan. In Ae balik bertanya apa dia harus bilang dulu sebelum pergi kesana dan apa hubungan Kwang Hoon dengan Hye Jin yang bertanya padanya soal hubungan mereka.
In Ae lalu memberitahu Kwang Hoon tentang identitas Park Young Tae yang dia peroleh dari perpustakaan. Park Young Tae dulu bekerja di Badan Intelijen Nasional. Dia bekerja di Badan Intelijen Nasional sejak militer mengambil alih pemerintahan. In Ae menunjukkan artikel yang dia peroleh dan Kwang Hoon membacanya.
“Lalu? Apa yang akan kau lakukan dengan informasi semacam itu?”
“Apa maksudmu? Oppa, dia itu musuh yang sudah membunuh Kwang Chul dan ayahmu.”
Kwang Hoon tetap tak mau mendengar In Ae dan menyuruhnya berhenti walaupun beberapa kali In Ae bilang kalau dia yakin Park Young Tae lah orangnya. Siapapun orangnya Kwang Hoon meminta melupakannya untuk kebaikan semua orang. Kwang Hoon meminta In Ae belajar dan tidak mendekati mereka.
(Hmm.. sebenarnya perdebatannya panjang, tapi cukup segitu aja yang aku tulis, pusiiinggg.. he.. Intinya In Ae ingin balas dendam langsung atas kematian Kwang Chul dan Han Gap So. Sedangkan Kwang Hoon ingin balas dendam pelan-pelan karena dia sadar Park Young Tae bukan orang yang bisa sembarangan dilawan begitu saja.)
Kwang Hoon pergi. In Ae menyusul dan berteriak, “Sejak kapan? Sejak kapan? Sejak kapan pemikiran, ucapan, dan keinginan kita berbeda? Apa kau takut mati? Pengecut, dasar pengecut! Pesuruh! Dasar pesuruh!” In Ae menangis. “Bodoh. Bodoh. Dasar bodoh, bodoh! Bodoh.”
Kwang Hoon berhenti berlari dan mendengarkan teriakan In Ae itu, beberapa lama kemudian dia kembali berlari tanpa menoleh lagi pada In Ae.
Bibi Kyung Ja keluar dan menenangkan In Ae yang dia kira marah pada Kwang Hoon karena kesalahpahaman. Bibi bilang dia tahu bahwa Kwang Hoon hanya mencintai In Ae. In Ae terisak.
***
In Ae mengendarai motornya. Dia teringat kenangannya bersama Kwang Chul. Motor-motoran, dan berlatih tinju. In Ae mengingat semua kenangannya bersama Kwang Chul.
Kemudian In Ae berkata dalam hati, “Kwang Chul, tunggu saja. Aku akan membalaskan dendammu. Tunggu saja, Kwang Chul.”
In Ae ke lokasi konstruksi, mendapati Chil Sung dkk tertidur di kantor karena mabuk. In Ae menyiram mereka dengan air akuarium dan memarahi mereka yang malah minum-minum daripada berpatroli. Ternyata mereka pergi menonton Hyo Ri menyanyi.
In Ae mengeluarkan beberapa buku dari tas. In Ae menyuruh teman-temannya itu untuk belajar, karena jika tidak mereka akan menjadi kuli selamanya. Chil Sung dan Ji Tae, belajar di sekolah konstruksi. Yong Bum belajar di sekolah perumahan. Mi Sook, harus belajar untuk tes akuntan publik. Hyo Ri belajar musik daripada bekerja yang aneh-aneh.
Sutradara yang waktu itu mencari In Ae datang lagi. Seorang pria yang bersamanya memuji kecantikan In Ae, bahkan memegang-megang wajahnya. Tentu saja In Ae tidak menyukainya dan menendang kaki pria itu hingga kesakitan.
***
In Ae ikut bersama dua orang tadi dan membaca naskah. Menurut In Ae naskah itu jelek, karena menyalin Tess, plagiat. Sutradara menjelaskan kalau itu adalah versi Korea dari Tess. Kalau In Ae terpilih sebagai pemeran utamanya, hidup In Ae akan berubah dalam semalam. In Ae mengembalikan naskahnya, dia tidak terlihat tertarik sedikit pun.
In Ae dibawa menemui investor dan Sutradara Im. Pria yang dikira sutradara sebelumnya adalah asisten sutradara. Pria yang satu lagi (belum tahu jabatannya) memberitahu Sutradara Im kalau In Ae sulit untuk diajak kesana. Presdir Investor mengakui kalau wajah In Ae enah dilihat, tapi dia tidak yakin dengan status mantan tahanan remaja yang disandang In Ae. Dia takut itu akan menjadi penghalang.
Sutradara Im tidak mempermasalahkan hal itu, dia malah ingin segera melakukan tes kamera. Tapi In Ae tidak mau, dia kesana karena searah dengan tempat bimbingan belajarnya dan untuk memberitahu satu hal, bahwa naskah itu jelek. Dan juga untuk seorang artis film cari saja seseorang yang bukan merupakan tahanan remaja. In Ae kemudian pamit pergi.
Astrada kesal dengan sikap kasar In Ae dan berusaha memanggilnya kembali. Namun Sutradara Im melarangnya. Dia tersenyum, berbeda dengan yang lain Sutradara Im merasa seperti sudah menemukan permata. Jika permata itu dipoles dengan mereka, proyek mereka akan beruntung karena punya artis yang berbakat.
***
In Ae kembali mimisan saat sedang belajar di tempat les. Ketika turun dari bis pulang belajar, Kwang Hoon berdiri menunggunya. Kwang Hoon merasa dia akan merindukan In Ae, karena hari ujian In Ae semakin dekat. Dia juga membawakan soal-soal latihan untuk ujian. In Ae bertanya apa Kwang Hoon datang hanya untuk memberikan soal-soal itu, bukan karena menyesal telah merobek koran tentang Park Young Tae itu.
Kwang Hoon membenarkan, dia menyesal. Kwang Hoon juga berterima kasih karena In Ae mendengar ucapannya dan giat belajar. Kwang Hoon mencubit gemas pipi In Ae. Lalu dia mengajak In Ae makan roti kacang merah dan susu yang dibawanya.
In Ae memberitahu kalau ada seorang sutradara yang menawarinya berperan sebagai Tess versi Korea. Produser film itu menemuiku setelah melihat film dokumenter. Kwang Hoon terkejut mendengarnya. Dia bilang mereka semua penipu, In Ae harus tahu itu. Kwang Hoon meminta In Ae untuk tidak menemui mereka lagi, banyak penipu yang menyebut mereka sutradara.
Kwang Hoo kesal, itulah hasilnya karena In Ae sudah syuting film dokumenter tanpa membicarakannya dulu dengannya. Mereka mencari In Ae karena In Ae itu mantan tahanan remaja.
“Jangan menjual wajahmu lagi. Sekarang aku akan mengatakannya padamu, karena aku sangat terluka melihat film dokumenter itu. Setengah dari wajahmu adalah milikku.”
In Ae mengira Kwang Hoon tidak berpikiran seperti itu. Kwang Hoon bilang apa dia harus selalu mengatakannya agar In Ae tahu. In Ae berkata, dia adalah sungai kecil dan Kwang Hoon adalah lautan luas.
In Ae kemudian bilang kalau dia kadang merasa takut, apa mereka akan tetap bersama dan terus seperti itu untuk waktu yang lama. In Ae punya mimpi buruk tentang putri Jendral itu. In Ae juga bertanya kapan Kwang Hoon akan berhenti menjadi pesuruh. Apakah itu takkan pernah berakhir? Kwang Hoon berjanji itu pasti berakhir, saat dia dibebas tugaskan.
***
[Tahun 1983, Fukuoka, Jepang]
Kwang Chul kembali bertarung. Kali ini lawannya adalah juara pertarungan membunuh di Jepang, Izushika Yoshida. Untuk mengalahkannya, Kwang Chul diberi imbalan sebuah kalung emas yang diukir dengan nama ‘Sarah’ sesuai permintaannya. Dan bossnya juga akan mengijinkan Kwang Chul mengelola tempat judi di Fukuoka Pachinko. Boss Kwang Chul bilang lawan kali ini adalah pembunuh, jadi dia bertanya kemana mayat Kwang Chul nanti harus dikirimkan jika Kwang Chul mati. Dan apa pesan terakhir Kwang Chul?
Dengan penuh keyakinan Kwang Chul berkata, “Orang yang akan mati hari ini... bukan aku. Tapi Izushika Yoshida.”
Masato, yang pernah dikalahkan Kwang Chul datang menemui boss Kwang Chul dan mempertaruhkan semua uangnya mengambil sisi Izushika Yoshida.
Dalam pertarungan yang tidak mudah, dan hampir terbunuh, akhirnya Kwang Chul bisa memenangkan pertarungan itu mengalahkan Izushika Yoshida.
Masato tak terima atas kekalahannya dan dia bersumpah akan membunuh Kwang Chul.
Kwang Chul mendapatkan bayarannya, kalung emas ‘Sarah’. Kwang Chul kemudian pergi untuk bekerja. Dia tidak mau merayakan kemenangan itu seperti saran yang lain.
Kwang Chul bekerja di sebuah bar, sebagai seorang pramuniaga. Ada dua wanita yang mendekatinya dan seperti sengaja menahan Kwang Chul untuk berdiri disana. Kwang Chul curiga, dia melihat bartender memberikan kode pada sesoerang. Tak lama Kwang Chul di pukul tongkat besi dari belakang hingga mengucur darah dari kepalanya.
Kwang Chul di gantung terbalik, dia disiksa. Kepalanya dimasukkan ke dalam air dan dipukuli. Itu adalah perbuatan Masato, dia akan membuat hari itu adalah hari terakhir Kwang Chul. Kwang Chul dipukuli tanpa bisa melawan hingga tak sadarkan diri. Kemudian Masato dan anak buahnya meninggalkan Kwang Chul begitu saja.
***
Bersambung ke episode 5~
***
Nasib Kwang Chul benar-benar menyedihkan. Sama seperti In Ae dan Kwang Hoon, dia juga melalui keadaan dimana beberapa kali hampir mati.
Gak bisa komentar banyak…hehe…
Note:
Tess (Tess of the d'Urbervilles) adalah sebuah novel karya Thomas Hardy tahun 1891. Ini bercerita tentang seorang gadis petani muda berkemauan keras dan yang diperkosa oleh sepupu kayanya. Untuk lebih jelas bisa baca disini: Wikipedia.
Hadeeh Kwang Chuul.. masih hidupkah dia? Aku menanti dari sinopnya mbak mumu dan mbak irfa doang nih..
ReplyDeleteIn Ae pinter, tapi kadang ceroboh..