It’s Okay, That’s Love Episode 2 – 2
Tae Yong berada di rumah Pool Ip. Dia bilang kalau Jae Yeol percaya padanya, jadi dia tak akan mencari Pool Ip minggu ini.
“Lakukan promosimu sampai lusa nanti. Pergilah ke Amerika minggu ini. Jangan khawatir tentang tuntuan itu. Akan memakan 1 tahun, untuk memprosesnya ke pengadilan. Aku akan mengurusnya sebelum itu.”
Dengan ragu Pool Ip bertanya, “Sungguh aku boleh pergi?”
Tae Yong tertawa, mereka sedang tidak berkencan. Jadi, kenapa Pool Ip tidak boleh pergi. Tae Yong menyuruh Pool Ip bersiap, mereka akan pergi bersama. Pool Ip beranjak dari duduknya untuk bersiap.
Terdengar seseorang memasukkan passcode pintu rumah Pool Ip. Tae Ton terkejut, itu pasti Jae Yeol. Memang benar, Jae Yeol yang membuka pintu. Kunci terbuka tapi, pintu dikaitkan dari dalam jadi Jae Yeol tak bisa masuk. Jae Yeol memanggil Pool Ip.
“Pool Ip. Pintunya dikunci, Haruskah ku bawa seseorang untuk membukanya? Atau kau ingin membukanya sendiri?”
Tak ada jawaban. Jae Yeol menutup pintunya kembali dan dan hendak menghubungi seseorang dengan ponselnya. Tapi tak lama pintu terbuka, Pool Ip membukanya dari dalam.
Jae Yeol masuk dan bicara. Dia penasaran bagaimana hubungan mereka berakhir, tapi ternyata seperti itu caranya. Pool Ip diam saja. Jae Yeol kemudian melihat bekas gelas di meja. Dia melirik Pool Ip.
Tae Yong ternyata bersembunyi di luar. Sambil memegang sepatu dan menggigit gelas, dia menempel ditembok seperti cicak.
Pool Ip membela diri, karakter wanita di novel Jae Yeol adalah idenya. Dan mengatasi rasa bersalah psikologis karena pembunuhan juga adalah idenya. Jae Yeol bilang Pool Ip menyamarkan ketidakmaluannya dengan sangat yakin, dan bahkan menipunya. Jae Yeol melihat pintu kamar yang terbuka.
“Ini novel pertamaku. Jadi, aku ingat setiap kata yang kutulis sendiri.” Pool Ip masih membela diri.
“Kurasa kau terlalu percaya diri.” Ujar Jae Yeol.
Jae Yeol kemudian mengucapkan tulisannya di halaman 140 paragraf ketiga sambil menatap tajam Pool Ip. Jae Yeol menuju jendela dimana Tae Yong bersembunyi. Dia terkejut melihat sesuatu. Jae Yeol menarik Pool Ip untuk melihat apa yang dia lihat tadi. Mobil Tae Yong.
Setelah menyelesaikan kutipan novelnya, Jae Yeol berkata, “Kau mungkin tidak punya waktu untuk menghafalnya. Itu konsep yang terakhir. Yang diubah terakhir kali sebelum dicetak. Pada saat itu, aku memberikan filenya ke Tae Yong. Orang yang memberimu file itu, adalah Tae Yong.”
Pool Ip tak menyangkal, “Jika kau...membaca novelku sekali saja. Maka, ini tidak akan terjadi. Setiap kali aku memberimu tulisanku, kau selalu melemparkannya ke sofa dan bilang, ‘aku akan membacanya nanti’.”
“Itu karena kau terlalu banyak menyalin. Jika bukan aku, pasti punya orang lain. Kau menyalinnya. Aku begitu untuk memberitahumu, dengan cara yang sopan.”
“Sopan? Dalam 3 tahun kita pacaran, paling banyak aku bertemu denganmu 2 bulan. Kau selalu saja menulis. Aku cuma partner seks yang terkadang kau temui saat tidak menulis.”
Jae Yeol kecewa dengan perkataan Pool Ip. “Siapa aku bagimu..aku masih belum bisa mengetahuinya. Tapi, kau telah memberitahunya padaku. Partner seks. Tapi bahkan di antara partner seks, ada batas yang tidak boleh kau lalui. Kau seharusnya tidak main-main.. dengan teman lamaku.”
Jae Yeol kemudian pergi. Dia turun kebawah dan merusak mobil Tae Yong. Di mulai dengan memecahkan kaca depan dengan vas bunga, lalu memukuli kaca mobil dengan tongkat baseball.
Jae Yeol menelpon Pool Ip dan menyuruhnya mengatakan pada Tae Yong kalau mobilnya dirusak anak tetangga, dan jangan katakan pada Tae Yong kalau dia tahu hubungan mereka berdua. Jae Yeol menoleh ke arah rumah Pool Ip, dan tahulah dia kalau Tae Yong bersembunyi di tembok, bukan di kamar.
Jae Yeol menatap Tae Yong dengan sedih dan kecewa. Tae Yong berujar sambil menangis, meminta maaf. Jae Yeol menyuruhnya diam. Jae Yeol kemudian menelpon Kepala Editor.
“Kepala Editor, lupakan tuntutannya. Singkirkan semua bukuku dan beritahu media aku sedang mengerjakan novel baru.”
Jae Yeol beranjak pergi. Dan Tae Yong kembali berujar meminta maaf. Tae Yong tampak menyesal. Tapi sudah tak ada gunanya lagi, Jae Yeol sudah kecewa dikhianati dua orang dekat yang dia percaya.
Jae Yeol mengendarai mobilnya dan melihat Kang Woo yang menunggunya dengan sepeda. Kang Woo memanggil Jae Yeol dan mengejarnya dengan sepeda. Tapi Jae Yeol tak peduli dan mempercepat laju mobilnya.
***
Choi Ho, sang sutradara pacarnya Hae Soo, ada di halaman rumah Hae Soo dan bertanya apa yang Hae Soo lakukan diluar, semua sudah menunggu. Hae Soo bilang dia sudah hampir sampai. Choi Ho memberitahu kalau malam ini adalah hari ke-300 mereka. Choi Ho sudah menyewa kamar hotel. Hae Soo mengerti, mereka akan pergi setelah menonton sepak bola nanti.
Setelah menutup telponnya Hae Soo mengeluh, apa ada orang lain yang benci berhubungan seks. Dia kemudian memegang dadanya sendiri.
“Apa Choi Ho benar-benar takdirku? Saat aku membayangkan kami di tempat tidur, Aku tidak punya gejala gangguan kecemasan.”
Hae Soo berjalan lagi. Tiba-tiba suara klakson mobil mengagetkannya. Itu Jae Yeol yang mengajaknya pulang bersama. Hae Soo masih terkejut dan belum menjawab, Jae Yeol langsung mengartikan kalau Hae Soo tidak mau dan kembali menjalankan mobilnya. Hae Soo kesal dengan sikap kasar Jae Yeol itu.
***
Di rumah, sudah berkumpul beberapa orang. Dong Min, Soo Kwang, Young Jin, Choi Ho, Min Young dan tiga orang pria lainnya. Banyak makanan ringan tersedia di meja. Min Young ingin memindahkan channel tv karena masih iklan. Soo Kwang merebut remotenya kembali dengan kasar.
Dong Min menemani Young Jin yang sedang memasak di dapur. Dong Min memuji Young Jin pintar memasak dan bertanya dimana seledrinya.
“Seledri apanya? Memangnya aku istrimu? Kenapa kau banyak sekali permintaan?”
“Inilah sebabnya kenapa kita bercerai.” Ujar Dong Min.
Dong Min kemudian mendapat telpon dari Tae Yong yang absen malam itu. Dia tak bisa datang dengan alasan ada pekerjaan. Padahal mungkin sebenarnya dia sedang menghindar dari Jae Yeol. Tae Yong kemudian meminta tolong pada Dong Min. Dong Min bertanya, permintaan apa.
“Aku tahu kau hanya memberi terapi gratis pada anak di bawah umur di penjara. Tapi aku berhutang budi pada orang ini. Pada ibu dan adiknya juga. Aku harus melunasi hutang budiku ini.”
Tae Yong sedang mengepel di rumah ibunya Jae Yeol. Ibu Jae Yeol menyuapi Tae Yong dengan buah. Tae Yong meminta tolong pada Dong Min yang merupakan Hyung-nim nya. Tae Yong meminta tolong Dong Min untuk menterapi Jae Beom. Jae Beom yang terus menuduh Jae Yeol membunuh, padahal dia tak melakukannya.
Dong Min menyuruh Dong Min menetapkan tanggalnya, dan dia akan menemui Jae Beom kemudian.
Choi Ho yang ada disana ingin tahu siapa yang bicara di telpon dengan Dong Min. Dong Min bilang itu bukan orang yang akan membantu proyek terapi mereka, itu orang dewasa. Sambil lalu Dong Min bertanya kenapa Choi Ho terlihat begitu gelisah hari ini.
Jae Yeol sampai di depan rumah, dia berdiri saja disana dan mendengar suara gaduh dari dalam. Tak berapa lama Hae Soo pun sampai. Jae Yeol bilang ada sesuatu yang terjadi di dalam rumah, karena terdengar suara gaduh. Hae Soo memberitahu kalau di dalam ada pacar dan teman-temannya.
“Pacar?” tanya Jae Yeol ragu.
“Kenapa? Aku terlihat seperti tidak punya?”
“Bukankah pesta penyambutanku hari ini?”
Hae Soo tertawa, “Tidak. Hanya ada pertandingan sepak bola hari ini.”
Hae Soo berjalan masuk meninggalkan Jae Yeol yang mengumpat. Jae Yeol pun mengikutinya dari belakang.
Hae Soo masuk dan berteriak kalau dia pulang. Hae Soo merentangkan tangan dan memanggil pacarnya. Choi Ho menghambur memeluk Hae Soo, lalu mencium pipinya. Jae Yeol melihat itu, dia mengenali Choi Ho sebagai orang yang waktu itu dia pergoki ciuman. Jae Yeol terkejut, tapi mencoba menutupinya. Choi Ho juga kaget melihat Jae Yeol. Hae Soo memberitahu kalau Jae Yeol adalah teman serumahnya yang baru.
Jae Yeol makin terkejut saat dilihatnya, wanita yang ciuman dengan Choi Ho juga ada disana dan tampak akrab dengan Hae Soo, malah berpelukan juga. Saat mereka bertiga duduk bersama dengan akrab, Jae Yeol masih saja memperhatikan mereka.
“Ada apa dengan hubungan ini?”
***
Jae Yeol sedang membuat salad di dapur. Dia tak ikut bergabung dengan yang lain menonton bola. Kemudian Hae Soo ke dapur untuk ambil minum. Choi Ho menyusul, dan dari belakang dia menyelipkan kunci hotel ke saku celana Hae Soo. Jae Yeol memperhatikan mereka.
Saat Choi Ho berbalik menghadap Jae Yeol, Choi Ho memberitahu bahwa hari ini adalah hari jadian dia dengan Hae Soo yang ke 300 hari, jadi mereka akan merayakannya. Choi Ho mengambil minuman dari kulkas, lalu merangkul Hae Soo mengajaknya pergi.
Sekarang Soo Kwang yang ke dapur. Dia minum soda disamping Jae Yeol dan sendawa yang membuat Jae Yeol melonjak kaget. Saking kesalnya Jae Yeol berkata kalau dia tidak akan memperlakukan Soo Kwang berbeda karena kecacatannya, tapi juga jangan mengharapkan perlakuan khusus.
Soo Kwang lalu menunjuk Dong Min yang membuka minuman untuk Young Jin, “Mereka berdua dulu pernah menikah.”
Soo Kwang menunjuk seorang pria yang memberikan minuman pada Hae Soo, ”Cinta pertama pria itu adalah Hae Soo noona.”
Soo Kwang menunjuk Dong Min yang bersulang dengan Hae Soo, “Hyungnim itu cinta pertamanya Hae Soo noona. Dia ciuman pertamanya Hae Soo noona saat dia mabuk.”
Soo Kwang menunjuk Min Young, “Cinta pertama noona itu adalah Choi Ho.”
Soo Kwang menunjuk Hae Soo yang sedang ngobrol dengan Choi Ho, “Hae Soo noona adalah ciuman pertamaku. Mereka berdua akan segera menikah. Dan, aku..menyerah pada noona.”
Jae Yeol terkaget-kaget dengan apa yang baru dia dengar, bahkan sempat terdiam. Dengan tergagap Jae Yeol berkata, “Apa semua orang di sini...saling berciuman...dan tetap hidup bersama? Apa itu cara kalian..bersenang-senang?”
Soo Kwang mengedipkan mata, “Apa yang kau bicarakan?”
Soo Kwang lalu pergi. Hae Soo masuk dan mengeluh lapar. Hae Soo mengambil salad yang belum selesai dibuat Jae Yeol dan memakannya. Hae Soo bilang saladnya enak, Jae Yeol harus jadi koki di rumah itu. Hae Soo bahkan mengambil saladnya lagi.
“Aku tidak tahu, kau terlibat dalam seks bebas.” Ucap Jae Yeol kemudian.
Hae Soo mendongak, tak mengerti dengan apa yang dikatakan Jae Yeol.
“Kau dan asisten produser.. Kalian berdua berbagi Produser Choi Ho.”
“Berbagi apanya?” Hae Soo masih tak mengerti.
“Badan?”
Hae Soo tertawa, dia bilang kalau mereka adalah sunbae dan hoobae.
“Apa yang kau bicarakan? Aku melihat mereka hari itu. Di balik set studio di saat talkshow.” Jae Yeol menunjuk Choi Ho dan Min Young dengan dua jarinya. “Mereka berciuman dengan mesra. Tapi di sini..Kau dan Produser Choi Ho...”
Hae Soo terkejut.
Hae Soo berjalan sambil menahan amarah ke ruang tengah. Semua orang bersorak menyaksikan pertandingan. Hae Soo menatap Choi Ho dan Min Young yang bersorak bersama. Hae Soo mengambil remote dan mematikan tv. Semua orang protes dan bertanya apa Hae Soo lakukan.
Hae Soo bertanya pada Min Young, “Kau berciuman mesra dengan Choi Ho?”
Semuanya bengong, termasuk Jae Yeol yang masih ada di dapur. Min Young pura-pura bingung dengan apa yang Hae Soo bicarakan.
“Di balik set studio di saat talkshow.” Tambah Hae Soo.
Sekarang Choi yang pura-pura tak mengerti apa yang Hae Soo katakan. Hae Soo kemudian bilang kalau Jae Yeol mengatakan dia melihat Choi Ho dan Min Young. Choi Ho menoleh pada Jae Yeol, lalu berdiri dan bicara tergagap.
Dong Min segera berdiri dan memukuli Choi Ho dengan bantal, “Baji***n ini benar-benar melakukannya. Gagap seperti itu berarti kau melakukannya. Itu pengakuan. Baji***n.”
Dong Min kemudian menyuruh yang lain untuk segera pulang. Young Jin mengeluh, kenapa hal seperti itu selalu terjadi saat dia bersama mereka. Dong Min pun merasa begitu. Young Jin menyuruh Min Young pergi jika tak ada yang ingin dikatakan.
“Benar!” Min Young berteriak. “Aku menyukai Choi Ho!”
Young Jin membentak Min Young, kenapa dia baru jujur sekarang, apa dia ingin membesarkan masalah. Young Jin menarik Min Young pergi. Min Young malah berteriak lagi.
“Aku sudah menahannya, semampuku. Aku yang suka pada Choi Ho duluan, dia milikku!” Min Young kemudian menunjuk Choi Ho dengan histeris, “Bilang pilihanmu! Kau bilang kau menyukaiku. Apa yang kau lakukan? Hei! Pengecut kau!”
Min Young yang terus histeris memaki Choi Ho1 ditarik keluar oleh Young Jin dan teman-teman yang lain.
Beberapa saat Dong Min, Hae Soo, Jae Yeol, dan Soo Kwang terdiam. Berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Sementara Choi Ho duduk dengan tak tenang. Kemudian Soo Kwan mengambil makanan di meja dan melemparkannya pada Choi Ho.
Soo Kwang menghajar Choi Ho habis-habisan. Dong Min berusaha menghentikan Soo Kwang. Hae Soo naik ke kamarnya. Jae Yeol berusaha membantu Dong Min menghentikan Soo Kwang, tapi yang ada dia malah kena pukul Soo Kwang dibagian paling penting.
Sambil menahan sakit, Jae Yeol masih mencoba membantu. Sekarang dia malah dipukul Choi Ho, dan kena pukul tempat snack oleh Dong Min. Saat Choi Ho dan Jae Yeol berhadapan, Dong Min berteriak agar mereka berhenti. Jae Yeol melepaskan tangannya dan tangan Choi Ho yang menarik bajunya.
“Aku minta maaf. Aku tidak tahu kalian berdua pasangan.”
Jae Yeol meminta maaf, tapi Choi Ho meninjunya lagi. Dan Soo Kwang memukul Choi Ho dengan tempat snack.
(Sepertinya Jae Yeol memang tak menduga kalau kejadiannya akan seperti itu. Dia salah tangkap pada apa yang dikatakan Soo Kwang. Dia memang menduga kalau Hae Soo tak masalah kalau pacarnya dengan wanita lain. Atau memang dia sengaja? Tapi tak menduga reaksi Hae Soo akan seperti itu dan kejadiannya jadi runyam. Hehe..)
***
Hae Soo sedang membaca buku sambil berjemur. Soo Kwang sedang bersantai di tempat tidur gantung. Jae Yeol datang sambil membawa minuman. Soo Kwang dan Hae Soo saling pandang, lalu beranjak pergi.
Saat Jae Yeol terjatuh dari tempat duduk lipat. Mereka hanya menoleh saja. Jae Yeol minum untuk menutupi sakitnya (atau malunya? Ha..)
Hae Soo, Dong Min dan Soo Kwang menonton acara reality show dan tertawa-tawa bersama. Jae Yeol lewat. Hae Soo lirik-lirik. Saat Jae Yeol tertarik dengan acara tv dan ikut duduk, Hae Soo dan Soo Kwang bangkit. Hae Soo mengajak Dong Min. Tapi Dong Min tak mengerti dan terus tertawa menonton tv.
Soo Kwang memaksa Dong Min ikut. Dong Min tak mengerti, tapi tak bisa menolak diajak pergi oleh Soo Kwang ke atas.
Jae Yeol tertawa, dia diacuhkan Hae Soo dan Soo Kwang yang setia pada Hae Soo. Diacuhkan karena kejadian Choi Ho kemarin. Jae Yeol kemudian mematikan tv.
Jae Yeol menerima telpon dari Jae Beom. Jae Yeol bilang dia senang karena hasil keputusan Jae Beom sudah keluar. Ada sekitar 100 hari sampai Jae Beom dibebaskan.
“Tepat 114 hari. Jae Yeol. Saat aku keluar kali ini, aku tidak akan menusukmu bahumu dengan garpu. Tapi aku akan menusuk lehermu. Bagaimana menurutmu? Karena kau menyalahkan semua pembunuhan padaku, dan kau hidup dengan baik selama ini. Ini tidak adil. Benarkan?”
“Siapa yang aku bunuh? Dan juga...” Suara Jae Yeol bergetar dan berusaha tersenyum. “Apa aku masih terlihat idiot, yang tidak bisa membalas pukulanmu? Jangan berpikir masa lalu. Aku bisa mengalahkanmu, jika kita saling berhadapan sekarang. Jagalah dirimu sendiri dan keluarlah dengan aman. Ayo kita minum semalaman nanti. Aku merindukanmu.”
Jae Beom meletakkan telpon dan mengulang perkataan terakhir Jae Yeol yang mengajaknya minum dan bilang kalau dia merindukannya.
Jae Beom bergumam, “Dia sudah dewasa sekarang.”
***
Hae Soo pulang ke rumah ibunya. Dia memandikan ayahnya yang sakit bersama unni-nya, Yoon Soo. Ayah tampak senang melihat Hae Soo dan meminta kiss. Hae Soo heran padahal ayahnya itu Cuma tidur dapi badannya semakin gemuk. Hae Soo bilang pada ibunya agar tidak memberi banyak makanan pada ayahnya.
Ayah menoleh manja pada ibu. Ibu bilang bagaimana mungkin dia tidak memberinya makan setelah melihat matanya. Ayah merajuk dengan ekspresi wajahnya.
Ibu yang sedang menggendong anaknya Yoon Soo di dapur menerima telpon. Ibu bilang dia menerima telpon dari temannya ayan, Presdir Kim. Ibu masuk ke sebuah ruangan untuk menerima telpon itu. Dari luar Hae Soo melihat ibu dari kaca, ibu tersenyum sambil bicara di telpon. Ingatan Hae Soo pun melayang.
Saat itu Hae Soo dan Yoon Soo memergoki ibunya berciuman dengan Presdir Kim. Yoon Soo mencoba mengalihkan perhatian Hae Soo kecil dengan mengajaknya makan Pokki. Hae Soo tersenyum mengiyakan.
Saat dia ditarik pergi oleh Yoon Soo, Hae Soo menoleh ke arah ibunya yang tersenyum bahagia. Seperti yang dilihatnya kini.
Lamunan Hae Soo buyar saat suami Yoon Soo datang. Dia berkata pada Yoon Soo yang kesal, kalau dia terlambat karena pekerja paruh waktunya belum datang. Dia meminta maaf.
Yoon Soo bertanya apa suaminya itu habis minum. Suaminya bilang kalau dia minum hanya satu botol saja. Hae Soo yang mendengar itu kaget suami Yoon Soo masih minum alkohol setiap hari. Suami Yoon Soo menyangkal, dia lalu membantu mengangkat ayah.
Hae Soo sekali lagi melirik ibu yang masih bertelepon sambil tersenyum.
***
Jae Yeol menutup siarannya.
“Aku mau mengucapkan selamat malam, untuk saat ini. Bintang-bintangnya bagus. Angkat kepala kalian dan lihatlah bintang sambil mendengarkan lagu ini. Goodnight, teman-temanku.”
Jae Yeol kemudian melihat langit dari balik jendela. Dia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
“Ok Ja, kau sedang apa?”
Perempuan paruh baya yang bersama Tae Yong kemarin yang menjawab. Dia bilang dia sedang menonton tv. Gadis yang dia lihat di tv putus dengan cinta pertamanya (di tv ditayangkan drama TWTWB lho.. ha..). Jae Yeol tersenyum dan berkata kalau gadis lugu pasti akan bertemu pria yang baru dan jadi seksi nantinya.
Jae Yeol menatap langit lagi, “Bintang di sini sangat cantik.”
Perempuan itu pun melihat ke luar.
“Apa aku pernah bilang..Aku mencintaimu?”
“Kau sudah makan?” perempuan itu bertanya hal lain.
Seakan mengerti, Jae Yeol tak menanggapi pertanyaan itu dan berkata, “Aku mencintaimu.”
Jae Yeol lalu mengarahkan ponsel ke pemutar musik dan melihat langit. Di lyar ponselnya tertulis kalau yang sedang Jae Yeol telpon adalah ‘Cintaku, Ok Ja’.
Perempuan itu, ibunya Jae Yeol, tersenyum mendengarkan lagu yang terdengar dari ponselnya.
***
Dong Min menemui orang yang disebutkan Tae Yong sebelumnya di telpon. Jae Beom. Dong Min mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
“Aku psikiater, Jo Dong Min.”
“Aku pembunuh, Jang Jae Beom.”
Dong Min menarik tangannya, dan senyumnya sedikit berubah (lagian Jae Beom lempeng aja gitu bilang kalau dia pembunuh >.<). Mereka kemudian duduk berhadapan. Jae Beom duduk dengan santai, sedang Dong Min tampak gugup.
***
Hae Soo menerima laporan intern-nya kalau seorang pasien menolak terapi lagi hari ini. Pasien itu, Hwan Hee, yang terobsesi dengan alat kelamin terus saja menggambar. Tadi pagi dia bahkan menggambat alat kelamin pasien lain dan RS jadi gempar. Hae Soo yang suasana hatinya sedang tak baik bilang kalau dia mengerti dan menyuruh intern-nya untuk pergi.
Di ujung lorong Choi Ho berdiri menunggu Hae Soo. Hae Soo berhenti berjalan dan berdiri sebentar menatap Choi Ho. Hae Soo kemudian berjalan melewati Choi Ho. Choi Ho mengejar Hae Soo yang pergi ke tangga darurat.
Hae Soo menuruni tangga, dan hak sepatunya patah. Hae Soo menoleh pada Choi Ho, lalu melemparkan sepatunya ke bawah. Choi Ho menahan Hae Soo dan memeluknya.
“Aku membuat kesalahan. Maafkan aku.”
Hae Soo menangis, dia melepaskan pelukan Choi Hoo dan memukulinya. Choi Ho meminta Hae Soo untuk tenang dan mendengarkan penjelasannya. Tapi tangis Hae Soo semakin menjadi. Hae Soo berjongkok menutupi wajahnya dan menangis. Hae Soo kemudian turun dan tak mengatakan apapun.
***
Jae Yeol membawa sebotol wine dan dua buah gelas. Dia mengetuk kamar Hae Soo. Jae Yeol mengajak Hae Soo minum bersama. Minuman penghiburan.
“Minuman penghiburan? Memberiku obat, setelah membuatku sakit?” Hae Soo menutup pintunya sebagai penolakan.
Tapi Jae Yeol menghadang sehingga pintu tak dapat ditutup. “Situasiku juga sama sepertimu. Aku dikhianati oleh teman lama dari 20 tahun dan pacar yang selama 3 tahun, yang juga plagiat. Bagaimana? Ini salah satu koleksiku.”
Hae Soo pun mengambil satu gelas, dan siap menerima minuman. Jae Yeol bingung, masa dilorong. Tapi dia tak protes lagi dan menuangkan wine ke gelas Hae Soo, setengah.
Hae Soo minta gelasnya diisi penuh. Jae Yeol tersenyum dan menuangkan lagi wine ke gelas Hae Soo sampai penuh. Hae Soo memaksakan senyumnya dan bersikap seolah dia akan minum wine itu, dan ternyata…
Hae Soo menyiramkan air itu ke wajah Jae Yeol. Jae Yeol menutup mata.
“Apa aku terlihat mudah bagimu?” Hae Soo menyimpan gelasnya dan masuk ke dalam kamar.
Di dalam kamar Hae Soo berteriak pada Jae Yeol kalau dia akan membuat Jae Yeol peri dari rumah, lihat saja nanti. Entah Jae Yeol yang tinggal atau dia yang pergi, perang akan dimulai besok. Hae Soo kesal, beraninya playboy sombong seperti Jae Yeol datang ke rumah itu.
Pintu kamar Hae Soo diketuk. Dengan kesal Hae Soo membuka pintu. Dan…
Byur! Jae Yeol menyiram Hae Soo, sama seperti yang Hae Soo lakukan sebelumnya.
“Aku sudah bilang. Apapun yang terjadi. Penghinaan dibalas penghinaan. Aku akan sarankan padamu sebagai teman serumah Karena kepribadianmu begitu, kau dicampakkan pria.”
Jae Yeol kemudian berjalan pergi.
“Hei!”
“Apa?” Jae Yeol berbalik dan menunjukkan botolnya. “Kau ingin minum?”
Hae Soo terdiam, ragu ingin mengatakan sesuatu. Jae Yeol tersenyum.
***
Bersambung ke episode 3~
***
Ooohh… berarti yang nyuapin Tae Yong itu ibunya Jae Yeol. Dan yang dia maksud hutang budi yang dia maksud ya pada keluarga Jae Yeol. Pantas saja Jae Yeol merasa sedih dan sangat kecewa pada Tae Yong. Teman lama, 20 tahun dan sudah dianggap keluarga sendiri yang mengkhianatinya. Tae Yong kan ngepel di rumah ibunya Jae Yeol. Berarti memang dekat sekali.
Terus aku ngerasa ada yang beda dengan ibu Jae Yeol. Karena ibunya tak menanggapi ucapan Jae Yeol yang bilang kalau dia mencintai ibunya, apa ibunya juga sama seperti Jae Beom, menyalahkan Jae Yeol atas kematian seseorang. Oh ya, apakah yang meninggal itu ayah mereka? Sepertinya begitu..
Excited banget sama ini drama, cerita nya bagus kocak and gak bosen di liat krna ada uri oppa hehehe....btw happy birthday jo insung wish u all the best, birthday nya cm beda sehari sama aku hihihi
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteaku kira hae soo beneran mau minum dan mereka curhat blabla, tapi pas ternyata dia ngeguyur jae yeol langsung.. woah.
ReplyDeletekayanya bakal masuk list drama fav-ku nih:D makasih sinopnya ka, se-ma-ngat!
yang pasti makin seruuuuu dramanya
ReplyDeleteditunggu episode berikutnya....
fighting!!!
Makin keren + bikin penasaran! Abis unpredictable sih *halah*
ReplyDeleteNgakak ngeliat ekspresi jaeyeol pas denger penjelasan sookwang wkwk
Ganyangka bakal kayak gitukejadiannya grgr jaeyeol blg gitu sama haesoo.... tp bagus jugasih jadi haesoo ga terjebak (?) *kayak super trap*
Thanks ya mbak!?! Fighting yoo! ☺☺
aku penasaran sama orang yang di bunuh sama jae beom.. aku juga berpikir yang sama sih kayak kamu, masalah ayahnya itu. soalnya, ibunya aja nggak mau balas kata cinta dari jae yeol.. penasaran aku sama masa lalunya jae yeol..
ReplyDeleteany way, drama yang di nonton ibunya jae yeol itu apa sih judulnya? :D
Ha.. iya.. itu That Winter The Wind Blows. Dramanya Jo In Sung sebelum drama ini, main bareng Song Hye Gyo.
DeleteJadi, dia muji nyebut perannya dia disana 'seksi'. XD
aurelyn bellvania @ the winter the wind blows
ReplyDeletedrama ini keren banget semua alurny bikin penasaran ,,,
ReplyDeletedramanya keren banget, trus baru tahu juga kalau peran D.O itu cuman sebagai halusinasinya Jae Yeol...
ReplyDeletejudul lagu penutup siaran jae yeol saat menelpon ibuny apa yah?
ReplyDeleteEveryon has a little star by RuRu Chapeau
Delete*everyone
Delete