KARA Secret Love: Seven Days of Summer – Part 1
KARA Secret Love: Seven Days of Summer
Nicole as Melly
Lee Kwang Soo As Lee Tae Yang
***
Melly kembali ke Korea untuk yang kedua kalinya. Saat usianya 7 tahun, dia pernah ke Korea selama satu minggu. Melly datang karena ada surat yang datang padanya tentang kematian ayahnya dan warisan yang ditinggalkannya, dari seorang pastur di gereja.
Melly turun dari bis di tengah jalan, dia merasa mual. Tampaknya Melly sering mengalami hal itu jika dia sedang merasa gelisah. Tak jauh dari tempat Melly berdiri, ada seorang pria yang berjalan dan memanggil taksi yang lewat. Taksi berhenti di dekat Melly. Melly langsung naik dan menggunakan taksi itu. Sedangkan si pria berlari karena ternyata dia sedang dikejar beberapa pria lain.
Melly berkata dalam hati, jika dia sedang mual karena gelisah, dia akan menutup mata dan membaca mantra, ‘satu, dua’, tiga’. Seperti sihir dia akan merasa tenang. Saat membuka mata dia berharap semuanya menghilang, seperti sihir.
***
Seorang pastur terkejut karena kedatangan seseorang, er…sesuatu. Mungkin arwah. Karena ada seorang suster yang melihat dengan heran pada pastur itu yang tampak bicara sendiri.
Pria yang tak mendapatkan taksi tadi, Lee Tae Yang, masuk ke dalam gereja dan ngomel-ngomel pada Tuhan. Bagaimana bisa bisa mengembalikan 5o juta won. Tae Yang menunjukkan sebuah tiket lotre dan meminta Tuhan membantunya. Jika dia menang, dia akan memberikan 10% nya pada Tuhan. Dia juga meminta Tuhan mematahkan kaki Bong Ja yang lari membawa uang 50 juta won miliknya.
Ternyata disana juga ada Melly, yang tiduran dan bangun saat mendengar suara Tae Yang. Melly tertawa. Tae Yang kesal Melly tertawa saat dia hampir terbunuh karena Melly mencuri taksi darinya. Melly pura-pura tak mengerti. Tae Yang bicara lagi pada Tuhan untuk mengurus Melly yang dia sebut sebagai ‘pirang bodoh’. Tae Yang mengancam, jika Tuhan tidak mengabulkannya, dia akan berdoa di kuil.
Plak! Kepala Tae Yang dipukul pastur karena mengancam Tuhan lagi di rumahnya. Tae Yang beralasan karena dia sudah putus asa. Seharusnya Tae Yang lebih banyak berdoa, nasehat pastur. Pastur menjewer kuping Tae Yang. Pastur kemudian mengenali Melly yang berasal dari New York. Melly membenarkan, dia datang untuk mengambil warisan. Mata pria tadi langsung melongo.
***
Pastur menunjukkan surat wasiat yang ditulis ayahnya. Pastur akan memberikan warisan yang ditinggalkan itu, tapi dengan syarat. Melly harus bisa memecahkan teka-teki yang ditinggalkan ayahnya juga. Teka-teki dari sebuah kartu, dan Melly hanya punya waktu 7 hari untuk mencarinya.
Melly kesal, bagaimana jika dia tidak bisa mendapatkannya. Pastur bilang Melly harus mencari jawabannya apapun yang terjadi. Melly tidak mau, dia tidak akan memecahkan teka-teki itu dan dia tak akan menerimanya. Melly menyerahkan kembali kartu itu.
Melly berjalan menjauh sambil mengutuk dirinya sendiri gila. Dia tak percaya dia datang kesana dari New York. Benar-benar tak masuk akal, hanya untuk memecahkan teka-teki.
Tae Yang muncul dan melihat pastur seperti bicara pada seseorang, tapi tak nampak.
Tae Yang menyusul Melly dengan membawa kartu dari pastur dan berkata dia akan menolong Melly.
Empat pria yang sebelumnya mengejar Tae Yang muncul, Tae Yang pun berlari. Melly juga menyusul. Kemudian terjadi saling kejar hingga ke perkampungan, hingga akhirnya mereka bisa lolos dari para pria yang mengejar.
Melly dan Tae Yang kecapaian. Melly meminta kartu itu pada Tae Yang, dan berusaha merebutnya. Tae Yang bilang dia akan membantu Melly, tapi Melly harus memberikan 50 juta won padanya saat Melly mendapatkan warisan itu. Tae Yang mengaku pintar dalam memecahkan teka-teki.
Melly kembali mencoba merebut kartu itu. Tae Yang akan memberikan kartu itu jika Melly mau berjanji memberikan apa yang dia minta tadi. Akhirnya Melly mengiyakan dan menendang Tae Yang. Melly menanyakan kebenaran Tae Yang bisa memecahkan teka-teki itu. Bisa, dengan 10000 won.
Dan Tae Yang membawa Melly ke seorang peramal. Peramal itu melihat kartu yang mereka berikan, dan dalam sekejap dia sudah bisa menafsirkannya. Peramal bertanya apa mereka tidak ada getaran sama sekali. Karena kartu itu menggambarkan mereka berdua, itu adalah kartu takdir. Melly dan Tae Yang sama-sama terkejut.
Kemudian mereka teringat saat mereka kecil. Sambil menangis Melly berjanji bahwa dia akan kembali pada Tae Yang dan memintanya untuk tidak menangis. Tae Yang kecil meminta Melly berjanji mereka akan bertemu lagi. Melly mengangguk. Mereka pun menautkan jari kelingking, tanda mereka berjanji satu sama lain.
Mereka pun akhirnya mengenali satu sama lain, dan Tae Yang tak percaya jika yang dihadapannya sekarang adalah Melly. Peramal menegaskan kartu yang bilang kalau mereka adalah takdir, bukan dirinya (gaya peramal ini ngomong yang barusan, mirip sama Ban Ji Yeon kalau lagi ngomong sambil aegyo…). Entah kenapa Melly kesal mendapati kenyataan itu.
***
Melly dan Tae Yang berjalan bersama sambil makan es. Tae Yang bilang harus ada larangan cinta pertama untuk bertemu kembali. Melly juga tidak suka bertemu dengan Tae Yang lagi. Karena Tae Yang yang dikejar-kejar karena menipu uang (Oooh..jadi itu alasan Tae Yang dikejar beberapa pria, tepatnya pemuda..). Tae Yang terima disebut penipu, dia menderita karena meminjamkan semua uangnya pada sepupunya.
“Benarkah? Kau dulu anak manis dan polos...dan kau menjadi seperti ini?” tanya Melly dengan galak.
“Lihatlah. Kau dulu selalu menangis setiap kali aku tak ada. Tapi kau bertingkah seperti pengganggu sekarang.” Timpal Tae Yang.
Tae Yang bilang dia rindu saat itu. Melly juga, dia terkadang bermimpi tentang waktu itu. Tae Yang tersenyum senang karena mengira Melly memimpikan dirinya dan merindukannya. Tapi bukan hanya Tae Yang, Melly bermimpi tentang sulap yang mereka lihat saat itu.
Saat itu, Melly dan Tae Yang melihat pertunjukan sulap seseorang, tapi Melly tidak mengingat wajah orang itu.
Tae Yang ingat. Dia ingat Melly yang menangis dan marah ingin melihat trik sulapnya. Dan dia ingat Melly berteriak dan menangis saat burung merpati membuang kotoran di kepala Melly. Melly juga menangis saat jatuh di pantai. Tae Yang tertawa, tapi Melly sama sekali tidak mengingat hal itu.
Tae Yang jadi kesal karena selama seminggu dia selalu dipukuli ibunya karena Melly. Lalu kenapa Tae Yang masih bermain dengannya, apa Tae Yang menyukainya? Tanya Melly. Tae Yang beralasan dia hanya penasaran karena mendengar ada seorang perempuan berkulit pucat dan kurus dari luar negeri. Tae Yang merasa senang melihat sulap saat itu bersama Melly. Tae Yang memberitahu dia pindah ke Seoul saat SMA karena ibunya menginginkan pendidikan yang lebih baik.
Melly melihat pastur masuk ke sebuah kios. Melly bergegas menghampirinya. Tae Yang mendesah, bagaimana bisa mereka bagian dari takdir. Melly menemui pastur untuk mengambil kartu yang satu lagi karena sudah berhasil memecahkan arti dari kartu sebelumnya. Dan pastur menepati janjinya untuk memberikan satu petunjuk, dan petunjuknya adalah Lee Tae Yang. Merekapun terkejut.
***
Melly memandangi kartu satu lagi, bertulisakan ‘Janji’ di bawahnya. Sedangkan Tae Yang hanya bernyanyi dan memainkan kakinya dalam air. Melly meminta Tae Yang membantunya berpikir. Tapi Tae Yang tidak tahu, walaupun dia petunjuknya. Melly menyodorkan kartunya dan bertanya bukankah Tae Yang membutuhkan 50 juta won. Akhirnya Tae Yang mengambil kartu itu dan melihatnya kembali. Tapi dia tetap tak tahu, bahkan hantupun tidak tahu. Apa yang mereka cari dengan kartu itu. Tae Yang kesal karena dia digunakan sebagai petunjuk tanpa ijin.
Melly marah, kalau Tae Yang tidak mau membantunya ya sudah. Melly berjalan pergi meninggalkan Tae Yang, dia akan kembali ke New York. Tae Yang menghentikannya dan berkata akan melakukannya. Walau dia tak tahu itu apa, tapi akan dia lakukan. Melly tersenyum.
***
Mereka kemudian masuk ke dalam hotel yang disewa Melly. Tae Yang tertawa senang dan langsung menjatuhkan diri di kasur, menyuruh Melly menjaga petunjuknya setiap saat. Kalau begitu, Tae Yang harus menghabiskan malam menemukan arti dari gambar di kartu itu, dan Melly akan tidur. Melly menjatuhkan diri di kasur, membuat Tae Yang bergegas duduk tak nyaman.
Hari sudah malam, Tae Yang dan Melly duduk di ujung kasur yang berlawanan. Melly terus menatap kartu, sedangkan Tae Yang tertidur. Melly menegur Tae Yang, tapi Tae Yang bilang dia tidak tidur, hanya berpikir.
“Ini taman dengan rumah burung. Ada juga semak-semak bunga di gambar.”
“Tak ada yang memelihara merpati. Kenapa memelihara merpati kalau masih banyak anjing? Kecuali pesulap.”
Tae Yang dan Melly pun sadar, pesulap! Melly saat ke Korea waktu kecil tinggal di rumah pesulap itu selama seminggu. Tae Yang bertanya kenapa Melly sendirian. Ibunya bilang pesulap itu adalah sepupu jauh. Tae Yang yakin kartu itu memberitahu Melly untuk menemui pesulap itu. Dan karena pesulap itu adalah sepupu jauh Melly, Tae Yang yakin dia tahu sesuatu tentang ayah Melly.
Melly teringat saat pertunjukan sulap dengan merpati dan mendendangkan sebuah lagu. Tae Yang juga ikut berdendang. Itu adalah lagu yang diajarkan pesulap itu. terkadang Melly mendengarnya, jadi dia ingat.
Melly bertanya apa dengan menemui pesulap itu permainannya berakhir. Tae Yang yakin pesulap itulah kuncinya. Dan apakah Tae Yang masih ingat dimana rumahnya? Tentu saja.
Esok pagi mereka berdiri di depan deretan toko. Tempat itu yang diingat Tae Yang sebagai rumah pesulap, tapi ternyata semuanya sudah berubah. Tae Yang lalu bertanya pada orang-orang. Area itu dikembangkan beberapa tahun lalu, jadi semua orang sudah pindah. Dan pesulap itu katanya dia keliling ke berbagai tempat dengan pertunjukan sulapnya. Mereka memanggilnya, Si Badak.
Melly melihat para pria yang mengejar Tae Yang, mereka pun berlari menghindar. Tae Yang dan Melly berpegangan tangan berlari menjauh. Mereka bersembunyi di balik tiang listrik. Tae Yang melihat tangannya yang bertautan dengan tangan Melly dan melepaskannya.
Tae Yang berterima kasih karena Melly sudah menyelamatkannya. Melly tidak mau menerima terima kasih hanya dengan ucapan, tapi ciuman. American Style. Melly menyodorkan pipi. Tae Yang ragu-ragu, namun akhirnya tidak jadi. Gangnam Syle saja tidak seperti itu. Melly tertawa melihat Tae Yang yang gugup.
Tae Yang mengajak Melly ke resort di Pyungchang. Tapi karena Melly tidak bisa naik bus, maka Tae Yang ‘meminjam’ sebuah mobil RV dari sepupunya. Tae Yang bilang, mereka adalah rekan kehajatan. Tae Yang bergumam, sepupunya itu pasti membunuhnya saat dia sadar RV nya menghilang.
Dan benar saja, Dong Yong, sepupu Tae Yang panik karena RV yang semalam ada sekarang menghilang. Para pria yang mengejar Tae Yang muncul dan bertanya apakah Dong Yong adalah sepupunya Tae Yang.
Dong Yong meminjamkan mobilnya pada mereka untuk membawa Tae Yang padanya, atau patahkan salah satu kakinya.
***
Melly bertanya apa Tae Yang berpikir pesulap itu bisa memecahkan teka-tekinya. Tae Yang membenarkan, dia kan pesulap. Bukankah sepertinya dia punya jawaban untuk segalanya. Melly bilang setiap kali merasa susah dia mengucapkan mantra seperti pesulap, lalu dia merasa lebih baik. Bahkan setelah kembali ke New York, dia terus terpikir tentang dia dan mantranya.
“Lalu aku? Dulu kita menempel seperti lem sepanjang minggu saat kau disini.”
“Kau? Tidak terlalu.”
Senyum Tae Yang memudar, dan dia merasa kesal. Mengambil kembali botol minuman yang sedang diminum Melly.
Tae Yang dan Melly menyebrang jembatan. Mereka melihat para paman yang memancing. Pandangan Melly tertuju pada seorang paman. Lalu dia dan Tae Yang berlomba lari.
Menaiki perahu di sungai hingga mereka terjatuh. Melly yang tak bisa berenang dengan panik berteriak dan memeluk Tae Yang mencari pijakan.
Melly berusaha menangkap ikan dengan tangannya. Bukannya berhasil, sepatunya terlepas dan terbawa arus. Melly berusaha mengambilnya, dan tenggelam.
Melly diselamatkan oleh seorang paman, paman yang tadi Melly lihat saat memancing. Melly mengucapkan terima kasih. Paman itu bersyukur karena Melly baik-baik saja. Dia bilang Melly tidak boleh takut dengan air dan harus belajar berenang.
Tae Yang muncul dari jauh dan memanggil Melly. Paman itu pamit pergi, karena dia meninggalkan pancingannya. Paman itu berkata ketakutan adalah bentuk dari kebiasaan juga. Mungkin akan sulit di awal, tapi setelah Melly mencoba masuk ke air, dia yakin Melly akan cepat terbiasa. Paman itu pun berjalan pergi.
Tae Yang menghampiri Melly dan bertanya apa Melly baik-baik saja. Dia sangat takut ketika orang-orang memberitahu wanita dengan rambut pirang mengambang di sungai. Melly hampir masuk berita hari ini. Dia hanya pergi sebentar ke toilet, kenapa Melly terjun ke air. Melly masih terdiam dan melihat ke arah paman tadi pergi. Tampaknya Melly memikirkan kata-kata paman tadi. Tae Yang pun sadar Melly fokus ke sebuah arah, dan bertanya apa yang dilihat Melly.
***
Di dalam mobil, Melly masih melamun. Dia baru pertama kali melihat paman itu, tapi dia seperti yang sudah Melly kenal sejak lama. Paman itu adalah Paman yang menyelamatkannya. Tapi Tae Yang tak melihat paman itu, dia hanya melihat Melly duduk sendirian disana. Melly bergumam, dia bahkan tak sempat mengucapkan selamat tinggal.
Tae Yang melihat ladang canola. Dia dan Melly kemudian bermain disana. Lalu main air di pantai. Dan tiduran di pasir.
Mereka memberi makan domba di peternakan. Dan berjalan-jalan.
Lalu saat berjalan, Tae Yang melihat sepasang kekasih berciuman di sebuah pondok kecil. Tae Yang memperhatikan mereka dan membayangkan jika itu adalah dia dan Melly. Melly memergoki Tae Yang, dan tertawa. Untuk menghindar, Tae Yang berbalik pergi hendak ke toilet.
Melly sedang bermain ayunan sambil menunggu Tae Yang. Muncul Paman yang di sungai membawa pemotong rumput. Paman itu menanyakan Tae Yang yang dia duga pacarnya Melly, dan berkata mereka sangat serasi. Melly bilang Tae Yang tidak suka mendengar hal seperti itu dan meminta paman itu untuk memarahinya jika nanti bertemu.
Paman itu tersenyum bertanya apa Melly senang dengan perjalanannya. Melly bilang dia datang bukan untuk bersenang-senang, tapi untuk uang. Tiba-tiba dia tau bahwa dia punya ayah yang lain. Lalu dia menemukan ayahnya itu meninggalkan warisan untuknya dan dia ingin Melly datang dan mengambilnya.
“Bukankah lucu? Ini seperti komedi. Dia mengabaikanku dan sekarang dia coba memberikanku uang?”
Raut wajah paman tadi berubah, “Tidakkah kau pikir... dia hanya ingin memberikan sesuatu yang istimewa ke anaknya... selain uang?”
“Saya yakin dia melakukan ini hanya untuk membuatnya tenang. Ternyata dia juga manusia dan merasa bersalah padaku. Dia meninggalkan warisan dan sebagainya. Tapi bagaimana.. Karena semua itu berarti uang untukku. Setelah semua itu terpakai... akan menghilang seperti tisu toilet. Uang seperti itu. Tapi dia ingin aku datang dan mengambil uang itu. Dia luar biasa.”
“Tidakkah kau pikir dia meninggalkan uang itu... karena... dia mencintai anaknya?” si Paman bertanya dengan hati-hati.
“Bagaimana bisa itu cinta? Itu bukan cinta. Hanya kesakitan.”
Tae Yang dari jauh memanggil Melly. Melly pamit pada paman itu karena Tae Yang memanggilnya. Melly memberikan topi pada paman itu. Karena mataharinya sangat panas. Melly melambaikan tangan dengan riang pada paman itu. Paman itu menatap Melly yang menjauh dan topi yang diberikan Melly.
***
Tae Yang bingung besok mereka harus kemana lagi mencari pesulap itu. Melly bertanya pernahkan Tae Yang mengeluarkan pikiran terdalamnya pada orang lain. Tidak pernah. Tae Yang tidak pernah membagi perasaannya karena dia takut mereka akan menghinanya. Melly tak percaya kenapa dia mengatakan perasaannya pada paman itu, yang tadi di peternakan.
Tapi lagi-lagi, Tae Yang tidak melihat paman itu. Dia hanya melihat Melly sendirian disana. Melly menduga sepertinya Tae Yang tak melihatnya bicara dengan paman itu. Melly bertanya lagi, apa yang membuat seseorang ingin memberikan miliknya kepada orang lain. Tae Yang bilang itu mungkin karena Melly menyukai orang itu. Tae yang tertawa jahil, apa Melly ingin memberikan sesuatu padanya. Kalau memang mau, Tae Yang minta tunai saja.
Melly kesal karena Tae Yang hanya membicarakan uang. Lalu apa yang harus Tae Yang bicarakan selain uang, disaat dia sedang dikejar-kejar karena hutang. Melly menyuruh Tae Yang makan ramyunnya saja.
***
Tae Yang menunggu dengan gelisah Melly yang sedang mandi. Dia menutup kuping, dan menampar wajahnya sendiri. Lalu membayangkan dia ciuman dengan Melly. Tae Yang mencoba mengusir pikiran kotornya dengan menghitung domba.
Melly keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk, dan bertanya apa yang dilakukan Tae Yang. Tae Yang bilang dia tak bisa tidur dan menghitung domba. Melly duduk disamping Tae Yang dan bertanya apa Tae Yang tidak mandi.
Tae Yang berdiri dengan cepat hingga terjatuh. Dia menodongkan gulungan tissue, menuduh Melly terlalu berlebihan. Tae Yang menyangka Melly mengajaknya tidur bersama. Tapi maksud Melly adalah Tae Yang berkeringat dan bau, maka dia menyuruh Tae Yang mandi, atau Tae Yang tidur di luar. Tae Yang mengancam Melly agar jangan berpikir untuk melakukan sesuatu padanya. Melly pun kesal.
***
Esok hari mereka pergi ke sebuah hotel dan menanyakan ‘Si Badak’. Mereka masuk ke sebuah pertunjukan sulap, tapi tak ada siapapun disana. Mereka pergi ke hotel lain, dan nihil. Mereka mencari di sekitar tempat tinggal pesulap itu dulu. Dan sampailah mereka ke sebuah hotel lain dan menanyakan ‘Si Badak’ ke resepsionis. Mereka pun mendapatkan nomor telponnya. Melly dan Tae Yang sangat senang.
Mereka datang ke sebuah pertunjukan sulap dan berkata pada penanggung jawab acara bahwa mereka kesana untuk melihat Si Badak. Tapi orang itu mengatakan Si Badak sudah lama tidak melakukan pertunjukan. Melly bertanya apa ada seseorang yang mengenalnya. Pria itu tidak tahu karena Si Badak tinggal sendiri dan tak pernah menetap lama di satu tempat. Kemudian pria itu mengingat seseorang, Soo Hee-ssi.
***
Melly dan Tae Yang menemui Soo Hee. Melly langsung mengutarakan maksudnya untuk bertemu dengan Si Badak. Soo Hee bertanya dari mana mereka bisa sampai datang kesana. Tae Yang bilang karyawan resort yang memberitahu mereka untuk kesana. Melly bilang kalau ada sesuatu yang harus mereka tanyakan pada Si Badak. Tapi Soo Hee juga tidak tahu bagaimana cara menghubunginya.
Tae Yang bertanya apa Soo Hee tahu orang terdekat yang bisa menghubunginya, mereka tidak tahu harus pergi kemana lagi untuk menghubungi Si Badak. Melly juga akan memberikan nomor telpon. Soo Hee menatap Melly dengan tak biasa, dan berkata mereka tidak akan bisa menguhubunginya. Tae Yang berterima kasih dan mengajak Melly pergi.
Melly berbalik lagi dan bertanya apa dia tidak punya keluarga. Soo Hee dengar ada, tapi dia tidak tahu siapa. Melly pun menyerah dan pamit pergi.
Soo Hee tampak takjub melihat Melly. Dia mengeluarkan dua buah kartu yang sama persis dengan yang dimiliki Melly. Ternyata kartu itu sebenarnya ada 4, dan Soo Hee yang menggambarnya. Itu adalah harta karun bagi seseorang yang dia kenal.
***
Melly menyesal datang ke Korea, karena dia tidak mendapatkan uangnya. Kenapa dia harus melewati semua itu kalau bukan untuk uang. Tae Yang menebak Melly khawatir tidak mendapatkan warisannya. Melly memukul kepala Tae Yang dengan kaleng bir.
Melly bertanya-tanya kenapa orang itu mengabaikan dirinya dan ibunya. Mereka tak pernah bertatap muka selama 23 tahun hidupnya. Lalu kenapa dia meninggalkan warisannya. Tae Yang balik bertanya kenapa Melly susah payah memecahkan teka-teki itu. Apa itu karena uang atau karena ayah kandungnya.
“Sejujurnya? Pertama, aku datang karena uang. Tapi aku semakin penasaran sekarang. Aku ingin tahu lebih tentang orang ini dan ayahku.”
Tae Yang dan Melly terus mengobrol hingga larut malam dan Melly mabuk berat. Melly kemudian berkata, “Melihatmu malam seperti ini, kau sebenarnya imut.”
Tae Yang tertawa, “Apa maksudnya.”
Melly merangkul Tae Yang dan mendekatkan wajahnya, “Kau... mau tidur denganku?”
Tae Yang langsung melepaskan Melly, hingga Melly tersungkur.
***
Bersambung ke bagian 2~
***
Cuap-cuap:
Ada yang bilang cerita ini kurang greget dan tak menarik. Memang sih, kalau dari segi percintaannya kurang, tidak seperti dua judul sebelumnya yang aku recap. Cerita kali ini lebih menekankan pada kisah Melly dan ayah kandungnya, bukan Melly dan Tae Yang.
kaa, boleh request gk??
ReplyDeletenanti -kalo bisa- kaka buat sinopsis reset ==> http://asianwiki.com/Reset_(Korean_Drama) .
okee, cuman request saja..
makasih sebelumnya^^
Ttp OK kok.. :).. D tunGgu kelanjutanny
ReplyDeleteemg bner teh,,,yg kentara bgt itu justru emosi hub antr ayah dg anak ny
ReplyDeleteklo emosi antr tae yang ama melly justru kesanny datar,,,mungkin krn itu byk yg blg cerita yg ini krg greget
lanjut teh mumu,,,n gomawo yo bwt sinop ny