What Happens To My Family Episode 7
Ayah dan Kang Shim sangat terkejut mendengar Kang Jae yang bilang kalau dia akan menikah dengan syarat memutuskan hubungan dengan keluarga Cha setelahnya. Begitu juga Bibi dan Joong Baek yang menguping di luar.
Ayah menanyakan apa maksud Kang Jae tadi. Tapi Kang Shim menghentikan ayah dan menyuruh Kang Jae pergi ke kamar. Ayah melarang, dia tetap meminta penjelasan pada Kang Jae dengan nada tinggi, apa Kang Jae baru saja bilang akan memutus hubungan dengan ayah, dengan keluarga ini?
“Kenapa? Aku tidak bisa melakukan itu?!” Kang Jae balas bicara dengan nada tinggi.
“Hei! Kau adalah putra tertua di keluarga kita! Cucu tertua!”
“Jadi! Putra tertua dan cucu tertua dari keluarga Cha! Pilar keluarga ini! ‘Karena aku mengajarinya sebanyak ini dan membuatnya menjadi dokter, aku akan mendapat keuntungan dari dia sekarang’, apakah itu?”
Ayah tak mengerti maksud Kang Jae. Kang Shim menegur Kang Jae dan bertanya apa Kang Jae juga minum dan mabuk? Kang Jae tak mengindahkan dan terus berkata dengan nada tinggi pada ayah.
“Jika itu yang ayah harapkan dariku, menyerahlah. Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk ayah. Aku bahkan tidak punya kemampuan untuk melakukan itu. Jujur Ayah, ayah hanya tertarik pada kesuksesanku. Tidak ada hal spesial yang ayah lakukan untukku.”
Ayah mulai merasa lemas. Kang Shim kembali menegur Kang Jae. Tapi Kang Jae terus saja bicara.
“Orang yang bahkan tidak berusaha, dan tidak punya kemampuan, hanya karena ayah mereka adalah profesor RS Universitas, atau karena mereka berasal dari keluarga dengan koneksi hebat, mereka lebih cepat diperhatikan, lebih cepat diakui, dan lebih cepat menerbitkan jurnal akademik daripada aku. Setiap kali itu terjadi, apakah ayah bahkan tahu rasa frustrasi dan kesengsaraan yang aku lewati?
Di setiap waktu itu, aku putus asa, tapi aku tak punya pilihan selain menerimanya! Karena aku sendirian. Karena aku tidak punya seorang ayah yang sukses atau sokongan keluarga hebat! Agar diriku diperhatikan, aku selalu tetap fokus dan mendorong diriku sendiri. Aku menggertakkan gigiku dan bertahan melewatinya.
Tapi ayah, disepanjang waktu itu, apa yang kau lakukan untukku? Hanya ‘apa kau sudah makan?’, ‘apa kau sudah tidur?’ belaka, apa ayah melakukan sesuatu selain menanyakan hal itu padaku?! Katakan padaku jika ada hal lain yang sudah ayah lakukan untukku?”
Ayah tampak syok dan sedih. Bibi kemudian menerobos masuk dan berteriak pada Kang Jae. Bibi bertanya apa Kang Jae sudah mengatakan semua yang ingin Kang Jae katakan katakan? Kang shim mengingatkan bibi agar tidak ikut campur dan keluar. Tapi bibi tetap bertahan dan kembali berteriak pada Kang Jae.
“Itu benar. Kau sangat mengagumkan! Kau datang ke dunia ini sendiri, kau mengajari dirimu sendiri untuk berjalan, dan kau mengganti diapermu sendiri. Kau melakukan semuanya sendiri! Aigoo, ini luar biasa! Ayahmu membesarkan kalian semua tanpa seorang ibu, dan apa? ‘ayah tidak melakukan apapun untukku?’, ‘aku akan memutus hubungan dengan ayah?’, kenapa kau good-for-nothing?”
Ayah mulai meneteskan air mata. Kang Shim marah pada bibi, apa bibi hendak membakar rumah, kenapa bibi juga bersikap seperti itu.
Bibi berkata pada ayah Cha, “Benar, Oppa. Aku sudah bilang padamu untuk tidak membesarkan mereka seperti itu, kan? Kau selalu membiarkan mereka menempuh jalan mereka sendiri, jadi hal ini (Kang Jae) memandang rendah dirimu sekarang!”
Ayah yang menangis meminta Bibi untuk berhenti dan keluar dari kamar. Joong Baek juga mengingatkan mertuanya itu dan memintanya keluar. Tapi bibi belum puas, dia berkata lagi pada Kang Jae.
“Kau pasti berpikir kau jatuh dari langit atau semacamnya. Hei! Tidak peduli betapa hebatnya seorang anak, mereka tetap dibawah orang tua mereka. Tidak peduli kau seorang dokter atau bahkan sesuatu yang lebih hebat, kau adalah putra dari pemilik tahu Cha Soon Bong! Hae! Lihat saja jika kau bisa mengubah itu bahkan jika langit terbelah dua! Beraninya kau!”
Bibi pun ditarik Joong Baek keluar kamar ayah Cha.
Ayah yang menangis berusaha menenangkan diri. Setelah agak tenang, ayah meminta maaf pada Kang Jae.
“Maafkan aku. Bahwa kau…” ayah kesulitan melanjutkan kata-katanya. “Aku tidak tahu kau berpikir seperti itu.” ayah terisak. “Itu benar. Sebagai seorang ayah, aku tidak bisa melakukan apapun untukmu. Dan tidak ada yang benar-benar sudah aku lakukan.”
Kang Jae tak menanggapi ayah, dia langsung keluar kamar tanpa mengatakan apapun. Ayah masih saja menangis.
Di luar kamar, Dal Bong mencerca Kang Jae. Rupanya dia mendengar semua perdebatan tadi.
“Kenapa tidak ada apapun yang sudah dilakukan ayah? Bahkan jika kau mengeluh, tidakkah kau tahu bahwa kau penerima terbesar di keluarga kita?”
“Penerima? Siapa?”
“Apa kau pergi kuliah gratis? Semua seminar dan studi luar negri, pernahkah kau pergi dengan uangmu sendiri? Itu semua adalah berkat ayah. Kapanpun kau meminta sesuatu padanya, ayah meminggirkan semuanya dan melakukan permintaanmu lebih dulu. Jika dia tidak punya uang, dia meminjam dan memberikannya padamu!”
“Semua orang tua melakukan sebanyak itu.”
“Itu mungkin hal yang biasa di dunia yang kau tinggali, tapi di dunia yang aku tahu, banyak orang tua yang tidak bisa melakukan sebanyak itu untuk anak-anak mereka!”
“Itu sebabnya kau hanya menerima sebanyak itu. Dunia yang kau lihat dan kau dengar hanya sampai ke tingkat itu.”
“Apa kau tetap bersikeras bahwa yang kau lakukan adalah benar?!”
Kang Jae bilang dia hanya berkata seperti yang terlihat dari diri Dal Bong. Dal Bong berteriak menyuruh Kang Jae meminta maaf pada ayah. Tapi Kang Jae tidak mau, dia malah bilang kenapa tidak Dal Bong saja yang menjadi ‘hyung’. Kang Jae kemudian pergi ke kamarnya. Dal Bong berteriak kesal dengan sikap kakaknya itu.
Kang Shim keluar kamar ayah untuk bicara dengan Kang Jae. Sementara itu, ayah terus menangis. Betapa menusuk perkataan Kang Jae ke hatinya.
***
Kang Shim bertanya pada Kang Jae tentang kebenaran apa yang sebelumnya dia katakan pada ayah. Kang Shim bertanya keluarga mengagumkan mana yang meminta Kang Jae untuk memutuskan hubungan dengan ayah jika Kang Jae menikah dengan anaknya. Kang Jae pun memberitahu kalau itu adalah Direktur yang memiliki RS tempatnya bekerja sekarang.
Kang Jae meminta Kang Shim untuk tidak khawatir, karena tidak ada yang terjadi. Kang Jae jujur dengan berkata kalau dia sempat memikirkan tawaran itu tapi dia tahu tempatnya dengan baik. Jika dia mencoba berjalan seperti bangau, dia hanya akan mematahkan kakinya.
Kang Jae juga mengatakan bahwa gadis yang sebelumnya datang, Young Jin, bahwa dari awal mereka berkencan tanpa bermaksud untuk menikah. Kang Shim bergumam, dia kasihan pada Young Jin. Kang Jae kembali meminta Kang Shim untuk tidak khawatir, karena tawaran itu hanya kejadian yang akan berlalu, dan dia tak akan bermimpi untuk melakukannya.
Dari luar, Dal Bong mendengar semuanya.
***
Bibi Soon Geum yang merasa kesal dengan kelakuan Kang Jae merasa bersyukur memiliki anak seperti putrinya. Meski tidak pintar, tapi dia hormat pada orang tua dan suami.
Bibi kemudian bertanya pada Joong Baek apakah istrinya menelpon? Karena bibi tak bisa menghubunginya. Tapi Joong Baek menggeleng.
Lalu Joong Baek mencoba menghubungi istrinya itu, tapi tak ada jawaban. Jadilah dia hanya meninggalkan pesan di kotak suara. Sementara itu dari kejauhan tampak seseorang yang diam-diam memperhatikan Joong Baek.
***
Tae Joo beraksi di depan Kang Shim. Dia bersikap seolah Kang Shim tak ada. Tae Joo membawa minuman sendiri untuk menolak minuman yang dibuat Kang Shim. Bahkan merespon pertanyaan Kang Shim pun dia menelpon orang lain untuk menyampaikannya pada Kang Shim, yang sebenarnya ada di samping dia.
Tae Joo marah atas kejadian semalam, tepatnya ngambek. Tae Joo menelpon Sekretaris Nam untuk memberitahu Kang Shim agar tidak mengikutinya lagi karena dia berisik dan mengganggu. Tae Joo juga memecat Kang Shim secara tak langsung dengan bicara pada Sekretaris Nam. Padahal Kang Shim ada di sampingnya.
Kang Shim kesal pada sikap Tae Joo yang seperti anak SD. Kang Shim curhat pada rekan sesama Sekretaris. Mereka menyarankan Kang Shim untuk mencari sebuah rahasia tentang Tae Joo. Rahasia kenapa dia tidak pernah mau makan bersama orang lain, bahkan ayahnya sendiri selama 14 tahun.
Kang Shim pun mengikuti Tae Joo yang hendak pergi makan siang, dengan penyamaran. Hingga sampai di sebuah restoran. Restoran milik Eun Ho.
Kang Shim mendekati Tae Joo dari belakang dan menyapanya. Tae Joo menoleh, lalu terkejut melihat Kang Shim sehingga dia menyemburkan makanan yang ada dimulutnya. Tae Joo panik, dia berusaha membersihkan makanan itu di wajah dan badan Kang Shim yang syok.
Lalu, tanpa di sengaja, tangan Tae Joo mendarat di dada Kang Shim. Kang Shim yang syok dua kali, menonjok Tae Joo, hingga keluar darah dari hidungnya. Seo Wool yang baru saja bekerja di restoran itu juga melihat kejadian itu.
Bukan Kang Shim namanya kalau tidak bisa memanfaatkan situasi. Dia menghubungi Tae Joo yang di tahan di kantor Eun Ho dan mengajak bernegosiasi. Kang Shim meminta Tae Joo agar mau menghadiri makan malam bersama ayahnya dan Nyonya Baek (sebelumnya aku sebut Baek Seol Hee), jika Tae Joo tidak mau, Kang Shim mengancam untuk memperpanjang masalah itu dengan melibatkan pihak kepolisian. Selain itu Kang Shim juga meminta Tae Joo menarik kata-kata sebelumnya, yang berkata kalau dia memecat Kang Shim.
Akhirnya Tae Joo luluh, terpaksa, dan bersedia makan malam bersama. Tapi tetap saja dia jutek pada Kang Shim dan menyebut Kang Shim sudah membuat sebuah kesalahan.
Kang Shim: “Apakah makan bersama anggota keluarga sungguh sesulit itu? Dia adalah ayah anda satu-satunya. Jika Ketua adalah ayahku, aku akan bersyukur dan makan bersamanya sepanjang waktu.”
Saat tiba makan malam. Betapa terkejutnya Tae Joo melihat Eun Ho, yang akan menjadi adiknya, adalah pemilik restoran tadi siang. Eun Ho pun tak kalah terkejut dan menyebut Tae Joo sebagai ‘paman cabul’. Acara makan malam pun gagal, karena Tae Joo dan Eun Ho meninggalkan tempat.
***
Hyo Jin menemui Kang Jae dengan membawa banyak makanan. Tapi sayang, Kang Jae menolak untuk makan karena merasa tak nyaman dengan orang lain yang melihat. Hyo Jin menangis. Dia datang sebenarnya bukan untuk mengantar makanan itu, tapi karena dia tak juga mendapat telpon Kang Jae. Hyo Jin ingin tahu perasaan Kang Jae padanya.
Akhirnya Kang Jae pun memakan makanan yang dibawa Hyo Jin. Sayangnya, ayah yang menyempatkan diri membawa makan siang untuk Kang Jae melihatnya. Mungkin ayah hendak meminta maaf lagi, atau menebus kekurangan yang disebutkan Kang Jae semalam.
Ayah yang bahkan sendirinya menjadi tidak berselera makan, harus kembali dengan kecewa. Young Jin melihat ayah dan mungkin karena kasihan, Young Jin meminta makan siang itu untuknya.
Ayah pulang ke rumah dan memberitahu bibi kalau Kang Jae menemui wanita lain. Padahal menurut mereka, Young Jin cukup sempurna untuk Kang Jae.
Sementara itu, Young Jin mengembalikan kotak makan siang yang dibawa ayah pada Kang Jae. Young Jin bilang ayah membawakan itu untuk Kang Jae, tapi karena ayah melihat Kang Jae makan bersama orang lain, ayah memberikan makanan itu padanya.
“Ayahmu tampak seperti seorang yang sangat baik. Mengapa kau seperti ini?” ujar Young Jin sinis.
Seorang intern masuk dan memberikan laporan pasien miliknya dan milik Young Jin. Kang Jae menggunakan kesempatan ini untuk memaki Young Jin, dengan kesalahan yang dilakukannya pada pasien.
Hyo Jin memberitahu ibunya kalau Kang Jae makan semua makanan yang dibawakan tanpa bersisa. Dan bahkan Kang Jae mengucapkan terima kasih. Ini membuat Hyo Jin semakin menyukai Kang Jae dan merajuk pada ibunya agar dia bisa menikah dengan Kang Jae.
Kang Jae menatap kotak makan ayah, dia tampak memikirkan sesuatu. Tapi kemudian bersikap tak peduli dan tidur di kursi. Kang Jae tidak pulang ke rumah.
***
Seo Wool bersikap baik pada Dal Bong, dia melepas Dal Bong yang akan pergi bekerja. Seo Wool merasa tak enak karena semalam Dal Bong menggendongnya lagi ke kamar atas karena dia mabuk. Seo Wool juga meminta maaf. Dal Bong yang kesal meminta Seo Wool untuk tidak mabuk dimanapun lagi, terutama di depan Eun Ho.
Dal Bong menerima gaji pertamanya. Hal pertama yang dia beli dengan uang itu adalah baju yang waktu itu diperhatikan Seo Wool.
Dal Bong juga membeli perut babi dan diberikan pada bibi. Bibi tersenyum senang mendengar Dal Bong sudah berhasil menerima gaji pertamanya.
Lalu Dal Bong terkejut mendengar Seo Wool bekerja paruh waktu di tempat yang dia yakini sebagai tempat milik Eun Ho. Bibi bahkan bilang agar Dal Bong jangan sampai kehilangan Seo Wool. Dal Bong harus memegang erata Seo Wool saat dia bilang dia menyukai Dal Bong. Karena akan sulit menemukan gadis seperti Seo Wool.
Eun Ho memberikan sebuah ponsel pada Seo Wool. Karena Seo Wool tak mau menerima, maka Eun Ho pun bilang itu adalah milik perusahaan. Jadi jika Seo Wool berhenti bekerja ponsel itu harus dikembalikan.
Dal Bong datang dan melarang Seo Wool menerimanya. Mereka pun berdebat, dan berhenti saat mendengar Seo Wool menghubungi kakek dengan ponsel itu. Seo Wool menangis karena merindukan kakek dan meminta maaf karena baru bisa menghubungi kakek. Eun Ho kemudian bilang pada Seo Wool kalau dia menang.
Dal Bong ngambek, Seo Wool mengejarnya dari belakang. Ayah aneh melihat mereka, ada apa dengan mereka hari ini. Bibi bilang kalau mereka sedang dalam ‘love fight’ alias ngambek.
Di kamar Dal Bong memberikan cicilan uang untuk mengganti uang yang dia pinjam dari Seo Wool. Dal Bong menyembunyikan plastik berisi baju yang sedari tadi dia bawa, dia tak mau memberikannya pada Seo Wool. Tapi Seo Wool tahu kalau itu adalah untuknya.
Seo Wool merebut plastik itu, dan Dal Bong mencegahnya. Mereka pun terjatuh di kasur dalam posisi yang akan menimbulkan salah paham pada siapapun yang melihatnya, termasuk ayah. Ya, ayah masuk ke dalam kamar Dal Bong begitu saja dan terkejut melihat mereka.
Mereka mencoba menjelaskan kalau tak terjadi apa-apa tapi ayah yang terkejut hanya meminta maaf, lalu keluar kamar. (Lucu banget liat wajah kagetnya ayah, hehe..)
Tapi keterkejutan ayah tak sampai disitu. Beliau terkejut melihat Kang Shim yang diantarkan Tae Joo. Ayah mengenali Tae Joo sebagai pria yang dicium Kang Shim waktu itu.
***
…Bersambung ke episode 7…
Note: Sebenarnya wajar saja sih jika Kang Jae menumpahkan emosi yang dia tanggung selama ini, bahwa ayah tidak seperti orang tua lainnya, yang mendukung karirnya. Tapi Kang Jae juga salah, dia tak melihat pengorbanan ayah, yang hanya seorang pembuat tahu, untuk membuatnya menjadi seorang dokter. Kang Jae ini seperti menyesali takdirnya yang dilahirkan oleh ayah ke dunia dan berharap lahir di keluarga kaya.
Sejujurnya, di masa kecil saya sendiri pernah berpikir demikian, tapi itu ketika saya belum dewasa dan belum memahami artinya bersyukur. Yang penting, jangan selalu melihat ‘ke atas’ tapi lihatlah ‘ke bawah’, seperti yang dikatakan Dal Bong. Bahwa tak banyak orang tua yang bisa memberikan sebanyak yang ayah berikan pada Kang Jae.
setuju banget ....
ReplyDeleteorang tua akan melakukan apapun untuk keseuksesan anaknya...
_mae
Waktu kecil pun saya juga merasakan seperti yg kang jae rasakan. Tapi kan itu hanya pemikiran sepihak. Saya percaya setiap org tua pasti ingin yg terbaik utk anaknya. Benar kata mbk mumu kalau kita bersyukur pasti kita bahagia.
ReplyDeleteMakanya saya ga suka sama sikao kang jae. Couple favorit saya dal bong <3 seo wool.
seruu ceritanya, di tunggu kelanjutannya mbak
ReplyDeletedi episode ini aku benar2 gak suka banget sama kang jae gak ngerti banget sih sama perasaan ayah...gomamo mba udh buat sinopsisnya selalu ditunggu kelanjutannya:)
ReplyDelete