Sinopsis MISS KOREA Episode 1 – 1

Miss Korea Episode 1

Suatu pagi di sebuah pabrik kosmetik. Hyung Joon bersembunyi balik tumpukan kardus. Beberapa pria berpakaian hitam masuk dan mengatakan bahwa itu adalah pabrik yang bagus dengan peralatan otomatis yang terbaru.

“Dengan uang kita, kan?” ujar pimpinannya, Presdir Hwang (selanjutnya disebut Hwang saja), rentenir.

Anak buah Presdir Hwang mengobrak-abrik pabrik. Presdir Hwang berteriak memanggil Presdir Kim. (Presdir Kim? Hyung Joon?) Hwang berkata sangat sulit menemui Presdir Kim sehingga mereka datang untuk bertemu secara langsung.

Pager Hyung Joon berbunyi dia dengan gugup mengambilnya dari saku. Anak buah Hwang mendorong setroli kardus ke arah Hyung Joon. Dan dia pun tertindih kardus-kardus itu. Hyung Joon diam tak bergerak.

Hwang kembali berkata bahwa Presdir Kim harus mendapatkan uang dengan jelas jika dia ingin membayar hutangnya. Anak buah Hwang kembali mendorong kardus di tempat Hyung Joon bersembunyi. Hyung Joo terdiam melihat lipstiknya yang dipakai mencoret oleh Hwang.

Jung membuka pintu laboratorium. Hwa Jung yang sedang menggunakan mikroskop mengira itu adalah karyawan, memberitahu bahwa dia sudah meletakan botol kosong di luar. Jung pun menutup kembali pintunya.

Hwa Jung meminta Kang Woon mecoba memisahkan formula yang dihadapannya pada butiran halus. Heung Sam bertanya apakah sifat perekatannya baik. Hwa Jung membenarkan.

Heung Sam juga bilang, saat Hyung Joon datang, dia dan Kang Woo harus cepat pergi. Hwa Jung bilang dia sudah menyiapkan BB cream dan sampel yang lain untuknya.

Jung masuk dan melemparkan botol berisi cairan hingga membuat pakaian Hwa Jung kotor.

“Hei! Dimana Presdir?” Jung berteriak.

Kang Woon dan Heung Sam terdiam ketakutan. Hwa Jung yang kesal mengaku bahwa dialah Presdirnya, dan bertanya siapa Jung. Hwa Jung berteriak, “Apakah kau seorang preman brengsek?!” Kang Woo dan Heung Sam menghampiri Hwa Jung untuk menenangkannya.

Di lain tempat, Ji Young masih tidur dengan wajah yang belepotan dengan make-up.

Hyung Joon mengendap-ngendap dan melihat anak buah Hwang menghancurkan barang-barang di dalam laboratorium dan juga memukul teman-temannya.

Di dalam Jung dengan santai membaca koran. Di koran itu ada berita tentang IMF. Sepertinya negara mereka sedang dilanda krisis karena IMF itu (sama sepertinya yang terjadi di Golden Rainbow). Jung meminta dibawakan secangkir kopi pada Hwa Jung yang diam menatap Jung dengan marah.

Ji Young masih tiduran dan terdengar suara para pria penghuni rumah memanggilnya.

“Berikan aku makanan!”

“Aku kelaparan hingga sekarat!”

“Hei, Oh Ji Young! Bangun!”

“Apakah kau tidak akan memasak untukku? Apakah kau ingin kakekmu kelaparan hingga sekarat? Cepat bangun!”

Ji Young menggeliat bangun dan melihat wajahnya di cermin.

“Apa yang dia lakukan? Apakah kau belum sadar?”

Ji Young bertanya pada dirinya sendiri, siapakah orang yang tampak di cermin.

Kembali ke pabrik. Hyung Joon masuk ke dalam ruangan didepan laboratorium. Dia menutup pintunya dengan hati-hati. Telpon berbunyi. Hyung Joon dengan segera menjawab sambil berjongkok di bawah meja. “Nona Pelanggan, aku minta maaf kami akan menjawab telponmu nanti.” Hyung Joon hendak menutup telponnya. Tapi terdengar suara dari sebrang yang membuat Hyung Joon menurungkannya.

“Ada masalah apa dengan pembersih make-up mu?”

Hyung Joon tak mengerti. Pelanggan itu, yang ternyata adalah Ji Young menjelaskan dia sudah dengan benar membersihkan make-up nya tadi malam sebelum dia tidur. Tapi ketika dia bangun pagi ini, make-up nya tidak bersih sama sekali dan ada corengan minyak yang tertinggal. Wajahnya terlihat seperti ditutupi oleh minyak goreng.

Hyung Joon bertanya apakah Ji Young yakin dia sudah membersihkan make-upnya sebelum tidur. Ji Young bilang dia adalah seseorang yang membersihkan make-up di kamar mandi klub sebelum pulang. Ji Young juga mendengar bahwa pembersih make-up lebih penting daripada memakai make-up. Karena dia ingin membersihkannya secepat mungkin, dia tidak menunggu sampai di rumah dan memberihkan make-up nya di kamar mandi klub.

Ji Young: “Harga yang murah seharusnya tidak sama dengan kualitas produk. Ini tidak dapat diterima.”

Hyung Joon bertanya berapa banyak kau minum semalam. Ji Young tersinggu ditanya seperti itu. Maka Hyung Joon pun menebak Ji Young semalam mabuk. Hyung Joon meminta Ji Young untuk memeriksa apakah make-up remover yang dibawanya semalam.

“Apakah kau mengatakan bahwa aku berbohong dan bicara omong kosong?” Ji Young kesal. Tapi akhirnya dia memeriksa tasnya. Dia pun menyadari kesalahannya. Dia memang membawa tube yang salah, dia membawa lotion pelembab.

“Nona pelanggan? Nona pelanggan? Nona pelanggan! Kurangi minum. Terlalu banyak minum itu seperti racun untuk tubuhmu! Walaupun kau menggunakan produk kami yang unggu, jika kau terus minum seperti ini, kulitmu tidak akan bertambah baik. Terutama, jika kau pergi tidur dengan pelembab di atas make-up mu, kulitmu akan membusuk, kau mengerti?” Hyung Joon tidak menyadari Jung dan beberapa orang yang lain membuka pintu ruangan.

Ji Young berkata dia tahu hal itu. Hyung Joon juga meminta Ji Young untuk mengurangi kegiatan dugemnya. Dan berhenti merokok, itu tidak baik untuk kulitnya.

“Siapa kau?! Siapa namamu?!” Ji Young kesal.

“Terima kasih telah menggunakan produk Kosmetik VIVI kami. Saya CS Representative, Kim Hyung Joon. Thank You.”

Hyung Joon akan menutup telponnya dan dia terkejut melihat anak buah Hwang yang sedari tadi menatapnya. (adegan bikin ngakak banget nih..)

Ji Young menggumamkan nama Hyung Joon. Tiba-tiba pintu terbuka. Empat orang pria melongok ke dalam. Salah seorang kakek bertanya apakah Ji Young sudah makan sehingga dia sekarang makan permen karet. Ji Young bilang dia makan permen karetnya sejak tadi malam. Ji Young keluar kamar sambil berpikir.

“Apakah kau tidur sambil makan permen karet?”

“Dia bahkan dikutuk saat tidur.”

“Ji Young, kakek ingin makan Cheongukjang (Sup pasta kacang kedelai yang difermentasi, alias tauco).”

Ji Young berbalik, “Tidak mungkin…Kim Hyung Joon ini tidak mungkin Kim Hyung Joon itu kan?” Ji Young ternyata masih penasaran dengan nama itu. Ke empat pria itu diam tak mengerti. (Aku belum tahu mereka siapanya Ji Young, tapi yang satu adalah kakeknya)

Heung Sam dan Kang Woo berusaha kabur, tapi mobilnya tidak mau menyala. Hyung Joon yang baru datang sambil berlari dari dalam berteriak untuk segera menggunakan sepeda. Mereka bertiga pun mengayuh sepeda dengan cepat. Hwa Jung menyongsong mereka untuk memberikan sampel BB Creamnya. Dan yang berhasil meraihnya adalah Kang Woo.

Hwa Jung berusaha menghalangi Jung yang mengejar mereka, tapi tidak berhasil. Malah muncul beberapa anak buah Hwang lagi yang ikut mengejar. Mereka mengejar tiga sekawan itu.

Sambil mengayuh dalam kecepatan tinggi mereka berbincang dengan saling berteriak.

Heung Sam: “Hei, investor kita sedang menunggu. Dengan kecepatan seperti ini, kita akan terlambat.”

Hyung Joon: “Hyung, aku sudah memberitahu untuk mengganti kemasan untuk pembersih. Karena itu terlihat sama dengan pelembab, sehingga kita terus mendapatkan telpon komplain.”

Heung Sam: “Itu karena kau bilang untuk tidak terlalu banyak memperhatikan kemasannya. Kau bersikeras apa yang ada di dalam lebih penting dan tetap menggunakan desain yang simpel untuk kemasan.”

Kang Woon yang dari tadi susah payah mengayuh sepedanya karena dia yang terbelakang berkata, “Aish! Terserah! Kalian berdua sangat hebat! Bahkan preman sekarang datang ke perusahaan kita! Apa yang harus kita lakukan?”

Hyung Joon: “Apa maksudmu ‘apa yang harus kita lakukan’? Terus mengayuh!”

Kang Woo: “Pahaku sakit!”

Para preman itu mendapatkan tendangan di kaki dari Hwang. Ketika giliran Jung, dia mengelak. Hwang mendekatkan kepalanya dengan kepala Jung. Dia berkata, seperti yang Jung katakan, Jung tidak bisa mendapatkan uang dengan jalan itu. Jung bertanya apa yang harus dia lakukan.

“Jangan muncul di hadapanku hingga kau mendapatkan uangnya.”

Hwang berjalan masuk ke dalam mobil. Jung mendekat dan bertanya apakah dia di pecat, tapi Hwang tidak mengatakan apapun lagi. Dan mobilnya pun melaju. Jung dan anak buah Hwang yang lain menunduk hormat.

***

Tiga sekawan sekarang berada di dalam subway. Kang Woo sangat gugup. Heung Sam bertanya mengapa Kang Woo gugup, Kang Woon bisa melakukannya. Hyung Joo berkata jika Lee Yoon akan berinvestasi, dia akan menelanjangi dirinya sendiri. Hyung Joon lalu mengajak mereka menggabungkan semangat.

Hyung Joon lalu bertanya mengapa Kang Woo meminta mereka menggunakan jaket itu. Kang Woo ingin memberikan kesan alumni pada Yoon, jadi dia meminjam jaket itu pada teman keponakannya. Tapi Heung Sam bilang mereka terlihat seperti misionaris. Hyung Joon mendapat pesan pager dari 18181818 (‘18’ dalam bahasa Korea terdengar seperti f*ck you), entah siapa itu tapi Hyung Joon bilang itu dari ibunya.

Lalu mereka melihat kedatangan pemilik Queen Beauty Salon (Ma Ae Ri) bersama asistennya (Direktur Yoon) dan seorang gadis yang memakai jaket. Heung Sam menilai gadis itu cantik. Tapi Kang Woo bilang dia tidak suka melihat Ma Ae Ri. Heung Sam berbisik dan menyuruhnya hati-hati bicara.

 

Madam Ma bertanya pada gadis itu apakah dia bisa melakukannya. Gadis itu menjawab dia bisa.

“Miss Korea…apakah kau pikir setiap orang bisa menjadi salah satunya? Sekarang kau sedang mengambil perhatian orng-orang mengumpulkan kehormatan untuk menjadi Miss Korea. Kau tidak hanya menanggalkan bajumu. Di panggung, seluruh negri melihatnya. Semua pria di negara kita melihatnya di TV dalam perhatian penuh. Bayangkan kau melepaskan kemiskinan dan mengumpulkan uang. Pikirkan itu, menghilangkan kesepian dan mendapatkan ketenaran. Itu bergantung bagaimana kau berpikir. Hidupmu bergantung pada imajinasimu. Jika kau bisa berjalan di jalan ini, seluruh kehidupanmu akan berubah. Tingkat pria yang berdiri disampingmu akan berubah. Cara keluargamu makan dan tidur akan berubah. Kau mengerti?”

Gadis itu menjawab dia mengerti. Madam Ma melanjutkan perkataannya, lain kali gadis itu akan menggunakan bikini, hari ini tidak ada apa-apanya. Ini hanya sebuah latihan mudah. “Hanya karena kau hampir tidak berpakaian, akankah kau malu dan menjalani sisa hidupmu dengan lusuh? Bahkan pewaris keluar dengan telanjang saat mereka lahir. Semua orang sama-sama telanjang saat mereka lahir. Kau akan terlahir kembali. Kau akan terlahir kembali dari rahimku.”

Gadis itu menatap lurus ke depan, meresapi kata tiap kata yang mengalir dari mulut Madam Ma tadi. Madam Ma lalu menyuruh gadis itu membuka jaketnya. Gadis itu pun membuka jaketnya dan mengambil posisi. Madam Ma menyuruhnya mulai berjalan.

Gadis itu tersenyum dan berjalan di lorong subway. Semua penumpang terkejut melihatnya dengan mulut terbuka. Tak terkecuali tiga sekawan kita.

Gadis itu mengingat pelatihan cara berjalan dari Madam Ma: “Cara berjalan Miss Korea berbeda dengan cara berjalan model. Kau harus berjalan dengan langkah sangat pendek hingga buku dikepalamu tidak akan jatuh saat berjalan. Dengan tenang tanpa pergerakan naik turun. Seperti belati adalah bagian dari tubuhmu. Dan senyumanmu…kau harus senyum dengan menunjukan delapan gigi atas. Jangan pernah menunjukan gigi bawah. Angkat dada! Pinggul juga lurus! Pinggul lurus! Angkat dada!”

Gadis itu semakin mendekat ke ujung gerbong dimana tiga sekawan duduk. Kang Woo tidak kuat melihatnya, Heung Sam senyum-senyum, Hyung Joon bilang dia akan gila. Gadis itu mendekat dan akhirnya berjalan melewati mereka. Hyung Joon menilai kulit gadis itu bagus, dia bertanya pada Jung Jeon (Kang Woo) apakah dia menggunakan produk mereka.

Gadis itu berdiri di ujung menghadap Madam Ma, “Anyeong hasimnika. Saya kontestan nomor 3. Miss Seol, Choi…” perkenalannya terhenti karena ada suara pemberitahuan pemberhentian stasiun berikutnya. Dari belakangnya masuk beberapa orang dengan atribut. Gadis itu kembali memperkenalkan diri dan kembali terhenti karena ada yang berbicara di belakangnya. Gadis itu masih memasang senyumnya.

Mereka ternyata pendukung kandidat 1 calon presiden Lee Hoi Chang, presiden sebelumnya, dan meneriakkan seruan dukungan untuknya. Beberapa orang yang juga mengenakan atribut tapi dari kubu yang berbeda menghampiri kerumunan itu, tepat di depan gadis itu. Mereka tidak mau kalah, cukup untuk Lee Hoi Chang membuang waktuya selama lima tahun. Mereka kemudian meneriakkan seruan dukungan untuk kandidat 2, Kim Dae Jung.

Gadis itu sudah mulai merasa tidak nyaman, dia berteriak memperkenalkan dirinya sebagai kontestan nomor 3, Miss Seoul, Choi Soo Yeon.

“Hei, apa yang mereka lakukan dengan seorang wanita tidak berpakaian di tengah-tengah?” Hyung Joon lalu berteriak pada para pendukung itu, apakah mereka pikir politik akan menyelamatkan negara. Sementara Madam Ma diam saja membiarkan gadis itu yang sepertinya sudah akan menangis.

Hyung Joo yang kasihan pada gadis itu berdiri dan menyelusup ke tengah. “Bisakah kalian DIAM?!” Hyung Joon berteriak. Mereka pun terdiam. Lalu Hyung Joon mengatakan disana ada seorang wanita…tidak berpakaian dan sedang berbicara.

Hyung Joon meminta mereka mendengarkan apa yang akan dia katakan. Heung Sam berbisik dan menyuruh Hyung Joon duduk. Dia tidak mau terlibat masalah. Hyung Joon tidak mau dan meminta gadis itu melanjutkan perkataaanya tadi. Janji yang akan dilakukannya untuk mereka saat dia menjadi Miss Korea. “Bagiku, daripada kontestan 1 atau 2, aku akan mempertimbangkan kandidat 3. Jadi beritahu kami.”

Namun para pendukung itu tidak mendengarkan Hyung Joon dan mulai meneriakkan dukungan mereka lagi untuk kandidat capres yang mereka dukung.

Gadis itu tidak tahan, dia menutup wajah dengan tangannya dan menangis. Kemudian dia mengangkat wajahnya yang belepotan maskara dan meminta maaf pada Madam Ma. Gadis itu keluar dari gerbong subway sambil berlari dan menangis. Madam Ma terkejut, apa yang dia lakukan. Direktur Yoon juga terkejut, apakah gadis itu gila, bagaimana bisa dia melarikan diri seperti itu. Hyung Joon memandang Madam Ma.

***

Di ruang loker para elevator girl. Ji Young duduk santai sementara sepatunya di bersihkan oleh Eun Ah, dan bajunya disetrika oleh Young Sun. Ji Young dipanggil ‘Eonni’, sepertinya dia di hormati disana. Ji Young memprotes Young Sun yang tidak menyetrika bagian ketiak.

“Ah, Eonni! Bagian itu bagaimanapun juga akan mengkerut saat kau menggunakannya. Tidak perlu untuk menyetrika bagian itu.” Young Sun beralasan.

“Lalu, mengapa kau makan jika kau akan membuangnya (bab ;p)? Jika kau akan mati bagaimanapun juga, mengapa hidup? Hei! Apakah kau akan menikahi pria yang kau lihat sekarang? Jika kau akan putus dengannya bagaimanapun juga, mengapa kau mengencaninya?” (Ha! Perumpamaan Ji Young ngena banget.)

 

Young Sun pun mengangguk mengerti. Eun Ah menunjukan sepatu yang dibersihkannya. Ji Young memuji pekerjaan Eun Ah, setiap hari kemampuannya bertambah. Lalu Yoo Ra menghampiri Ji Young membetulkan letak topinya dan berkata sudut topi itu penting, yang paling sempurna adalah 20 derajat.

Young Sun selesai menyetrika, dan membantu Ji Young mengenakan bajunya. Manager Park masuk tanpa permisi, berteriak menyuruh semunya ambil posisi.

Manager Park marah-marah, “Apakah kalian berkepala batu dan berkepala burung? Mengapa kalian membuatmu mengulangi apa yang aku katakan lagi dan lagi?”

Manager Park mencontohkan kalimat yang harus diucapkan mereka, “Selamat datang di Dream Department Store!”

Para elevator girl mengikutinya dan membungkuk hormat. Manager Park berjalan ke belakang dan menepuk pinggul para gadis, seperti memberi tahu kemiringan pinggang saat membungkuk dan lain-lain, tapi sepertinya itu modus untuknya memegang-megang. Para gadis yang dipegang tampak tidak nyaman. Begitu juga Ji Young yang melihatnya.

Manager Park berkata dia mendengar karena pada gadis itu penjualan mereka menurun.

 

“Manager!” Ji Young tidak tahan lagi, dia bertanya untuk mengalihkan perhatian. “Mengapa hanya aku yang harus naik dengan waktu penuh sampai malam? Tanpa mengijinkanku makan siang, dimulai sejak pagi beroperasi hingga tutup, membuatku naik lift sepanjang hari..apakah kau pikir aku seperti manekin daripada manusia?”

Manager Park tersenyum sinis. Di department store mereka, apakah Ji Young pernah melihat sebuah manekin yang membantah kapanpun ada kesempatan seperti Ji Young. Di perusahaan mereka ada sekitar 200 manekin.

“Tentu saja, manekin itu mencoba yang terbaik untuk tenang dan diam. Mereka adalah pekerja paling hebat! Selanjutnya, mereka tidak membantah pada pimpinan mereka, atau mengatakan mereka lapar dan mulai merengek tentang makanan. Mereka selalu kurus. Mereka bahkan tidak menambah berat badan! Mereka langsing dan memiliki lekukan di tempat yang tepat! Dengan tubuh bersaing dengan Miss Korea! Tapi karena mereka tahu dimana tempat mereka, mereka selalu setia pada perusahaan! Tapi kalian! Kau! Kau! Terutama kau (Manager Park menunjuk Ji Young). Kau tidak cukup pintar. Kau bahkan tidak tahu caranya bertahan, kan?”

Ji Young memaksakan senyumnya dan bertanya apakah dia boleh mengajukan permintaan. Manager Park tidak mengindahkan dan menyuruh semuanya mulai bekerja.

Ji Young tetap bicara, bisakah Manager Park paling tidak mengetuk pintu saat dia masuk ke ruang tunggu yang penuh dengan perempuan. Manager Park kembali mengacuhkan Ji Young dan menyuruh mereka bekerja.

“Itu bahkan tidak bayar! Ketuk!” Ji Young berteriak, tapi Manager Park pergi begitu saja. Ji Young kesal. Sepertinya Ji Young yang paling berani dari semuanya.

***

Tiga sekawan sudah berada di kantor Lee Yoon. mereka duduk dengan tegang menyaksikan Lee Yoon yang sedang membaca proposal mereka. Lee Yoon lalu mengambil satu produk yang mereka tunjukan di meja.

Heung Sam menjelaskan bahwa yang diambil Lee Yoon itu adalah BB Cream. Itu belum diperkenalkan di negara mereka. Itu adalah produk terbaru. “Perusahaan kami mengembangkannya untuk pertama kali. Kau bisa mengatakan bahwa produk ini belum diperkenalkan di dalam ataupun di luar negri.”

Lee Yoon hanya diam dan mengangguk-anggukan kepala.

Kali ini Kang Woo yang memberikan penjelasan, “Hyung. Hingga sekarang, wanita di negara kita menggunakan 4-5 produk make-up sebagai satu perlengkapan, dan menggunakan make-up tipis. Tapi mudahnya, dengan produk ini, kau bisa pergi ke supermarket di dekat rumah, kau bsia bertemu pacarmu dan muncul tanpa pemberitahuan lebih dulu. Bahkan saat kau terkadang bangun terlambat, kau bisa pergi bekerja jika kau menggunakannya…dan kau tidak akan terlambat. Dengan wajah polos, kau akan mendapatkan kulit yang terlihat terang. Itu seperti kau menggunakan make-up. Semua wanita memimpikannya! Dan ini akan membuatnya mungkin.”

Lee Yoon membaui krim itu. Kini Hyung Joon yang bicara. Dia memberitahu bahwa teknik pengembangan untuk produk itu sudah selesai. Jadi jika Lee Yoon berinvestasi, mereka bisa dengan segera memasarkannya dan menaruhnya di pasar. Hyung Joon berpendapat, jika mereka mengeluarkannya, itu akan menjadi hit. Yoon beruntung dan pasti senang.

Yoon mencolek krim itu, tiga sekawan rusuh menyiapkan cermin dan meminta Yoon mencobanya. Jika Yoon mencobanya, itu akan megubah pikirannya. Hyung Joon memegangi cermin. Tiga sekawan rusuh berebutan bicara menjelaskan produk mereka yang lain.

Yoon tidak jadi menggunakan cream itu di wajah, dia mengusapkannya di lengan dan membauinya. Yoon tersenyum, “Senang bertemu dengan kalian kembali, teman.”

Hyung Joon juga tersenyum dan dia juga senang bertemu Yoon. Tapi senyumnya memudar saat melihat Yoon menghapus cream di lengannya dengan tissu.

“Kapan kalian, laki-laki, mulai menjual kosmetik seperti ini?” Yoon tersenyum mengejek ternyata. Tiga sekawan pun spechless.

Heung Sam bertanya pada Kang Woo, bisakah mereka membayar pekerja mereka bulan ini. Seakan menghindar dari pertanyaan itu, Kang Woo malah menanyakan Hyung Joon yang tidak keluar. Heung Sam bertanya pada dirinya sendiri apakah dia memang tidak perlu menggunakan bahasa formal pada hoobae, dia merasa dia seharusnya tadi lebih memuji Lee Yoon.

Hyung Joon ternyata menemui (atau tepatnya menunggu) Yoon di toilet. Hyung Joon bahkan mengambilkan tissu untuk tangan Yoon yang basah.

Yoon sepertinya tahu maksud Hyung Joon menemuinya disana. Dia bilang dia tidak sejauh itu dengan mudah pada orang lain hanya karena mereka adalah temannya. Hyung Joon mencoba berbasa basi dan mengajak Yoon minum. Yoon menolak, ini masih jam 10 pagi.

Hyung Joon melihat ke sekitar, lalu mengeluakan amplop berisi uang, “Ini tidak banyak..hei, teman. Tolong bantu aku. Cepat ambillah.”

“Bagaimana kau menjadi seperti ini?”

“Aku tahu…” Hyung Joon sudah tampak putus asa. “Kau akan berinvestasi, kan?”

Yoon menunduk tidak enak.

“Hei, bahkan jika tangan yang memberikanmu ini kotor, ini adalah uang. Jangan khawatir.” Hyung Joon bertanya apakah Yoon ingat ibunya. Itu adalah tabungan ibunya selama 3 tahun. Jadi Hyung Joon akan memastikan Yoon tidak akan kehilangan uang.

Yoon masih belum bicara, membuat Hyun Joon juga merasa malu karena tangannya masih menggantung. Hyung Joon meminta Yoon mengambilnya. Dia tidak akan melakukan itu jika dia tidak putus asa. Hyung Joon meminta Yoon meletakan amplop itu ditangan Yoon.

“Mereka mengatakan jika air terlalu bersih, disana tidak ada ikan.. dan jika seseorang mencoba untuk menjadi terlalu bersih, dia tidak akan memiliki teman. Hei, pikirkan berapa banyak rokok yang kita isap dengan rahasia di belakang kelas.” Hyung Joon terlihat memaksa Yoon.

Dia bahkan meminta Yoon untuk memberikan sampelnya pada pacar Yoon. Yoon meletakkan amplop di wastafel. Hyung Joon jadi terdiam. Yoon memberikan saran pada Hyung Joon untuk menjaga ibunya lebih dulu.

“Ibumu sehat, kan? Aku ada pertemuan lain. Maaf.” Yoon menepuk pundak Hyung Joon.

Yoon keluar, sesaat dia terdiam, lalu menghela nafas dan melanjutkan jalannya.

(Aku awalnya aneh, kenapa Hyung Joon memberikan uang pada orang yang akan berinvestasi. Lalu aku teringat, mungkin Yoon ini hanya seorang karyawan yang melaluinya orang yang mengajukan penawaran inestasi bisa diterima atau ditolak oleh perusahaan tempatnya bekerja. Suap gitu…)

***

Tiga sekawan berada di sebuah pelataran. Kang Woo dan Heung Sam melihat para pendukung kandidat capres, mereka saling menanyakan siapa yang akan dipilih.

“Perusahaan kita harus tetap berjalan sampai nanti kita bisa memilih.” Ujar Hyung Joon lemas.

Heung Sam lalu meminta mereka untuk membahas sesuatu, Miss Korea. Heung Sam mengusulkan mengapa mereka tidak mencoba untuk membentuk Miss Korea. Hyung Joon memintanya untuk berhenti mengatakan hal itu, sesuatu yang tidak mungkin. Hyung Joon menopang dagu, tidak tertarik.

Heung Sam berusaha meyakinkan Hyung Joon, “Bahkan kosmetik Italy LeBlanc, sebelum mereka sukses berbisnis, mereka mengirim seorang wanita ke dalam kompetisi kecantikan. Dia menjadi Miss Italy, perusahaannya menjadi terkenal dan benar-benar menjadi sukses.”

“Itu benar. Bahkan Queen Beauty Salon menjadi sangat terkenal setelah Direktur Ma membentuk Miss Korea.” Tambah Kang Woon.

“Itulah sebabnya. Mengapa kau tidak berpikir bahwa Direktur Ma membuat sebuah pertunjukan menggelikan di dalam subway? Karena Miss Korea menghasilkan banyak uang. Hei, Presdir Kim! Miss Korea sama saja dengan uang.” Heung Sam kembali menambahkan. (Oooh, jadi benar yang dimaksud Presdir Kim oleh Hwan itu adalah Hyung Joon, Kim Hyung Joon. Jadi pemilik VIVI Cosmetic adalah dia..)

 

“Aiyoo..” Hyung Joon sepertinya tidak terlalu menanggapi perkaaan dua temannya itu. “Haruskah aku menyerahkan semuanya dan pergi bekerja di sauna ibuku sebagai penggosok kulit mati?”

Heung Sam meminta Hyung Joon berhenti berkata seperti itu. Sementara mereka disana, dia mengajak mereka untuk meminta Manager Park sekali lagi memberikan izin masuk untuk kosmetik mereka. Heung Sam dan Kang Woo beranjak dari duduknya. Hyung Joon menghela nafas putus asa, terlihat jelas di wajahnya dia sudah sangat putus asa.

***

Ji Young menjalankan pekerjaanya. Memberikan salam, mempersilahkan pelanggan untuk masuk dan keluar lift, dan memberi keterangan di setiap lantai.

Tiga sekawan masuk ke department store. Heung Sam dan Hyung Joon berdebat tentang kemasan kosmetik mereka. Lalu mereka melihat keramaian. Ada Miss Korea yang sedang melakukan sesi tanda tangan. Disana juga ada kakaknya Kang Woo. Heung Sam dan Hyung Joo menunduk hormat, sedangkan Kang Woo tidak. Sepertinya hubungan mereka tidak akur. Kakaknya Kang Woo juga tidak mengatakan apa-apa.

Tiga sekawan menunggu lift. Kang Woo berkata dia mendengar Oh Ji Young bekerja disana setelah sekolahnya selesai.

“Dia mungkin masih benar-benar populer.” Ujar Heung Sam. Dia menyenggol Kang Woo, menunjukan Hyung Joon yang tidak memberikan komentarnya.

Lift di sebelah tempat mereka menunggu terbuka, mereka masuk ke lift itu. Padahal di lift yang awal yang bertugas adalah Ji Young.

Dalam lift Ji Young, terdengar suara perut yang kelaparan. Kriyuk….kriyuk… para pelanggan saling menatap, bertanya-tanya perut siapa yang berbunyi. Ji Young masih memasang senyumannya.

Lift tiba di basement, tempat parkir. Para pelanggan keluar. Ji Young kesakitan, dia memijat betisnya. Ji Young melihat CCTV yang ada di atas kepalanya. Lalu dia merapat ke pojokan, memecahkan telur rebus yang dibungkus sapu tangan. Ji Young memakan telurnya bulat-bulat. Dia terus mengunyah dengan susah payah. Iyalah, telur ayam bulat, kuningnya kan keset pasti agak susah di telan.

Di lantai 1, tepat saat Ji Young berhasil menelan telurnya, Manager Park masuk, dia hendak ke lantai 8. Manager Park mencium bau yang tidak enak, dia sampai membaui Ji Young. Dia bertanya apakah Ji Young buang gas. Ji Young berkata tidak, tapi dia tidak berani membuka mulutnya lebar-lebar saat bicara. (Kita tahu bau tidak enak itu berasal dari telur rebus yang dimakan Ji Young.)

Manager Park merasa tidak nyaman yang berlebihan dengan bau itu. Dia berkata, pager tidak diperbolehkan di dalam lift, memakan permen atau permen karet, memikirkan makanan. Terlebih lagi kentut dan makan makanan.

“Kau mendapatkan nilai minus!” Manager Park berteriak menunjuk Ji Young.

“Aku benar-benar tidak buang gas!”

“Apakah kau pikir pelanggan datang ke department store kita untuk mencium kentutmu?! Bagaimana bisa kau, di daerah khusu pelanggan, kentut? Hei! Tidak bisakah kau mengatur kentutmu? Kau harus menahannya dan kentut diluar! kau seharusnya kentut dengan bebas di ruanganmu sendiri. Selama disini, tidak hanya kau, tapi kentutmu harus mengikuti perintahku, apakah kau tidak tahu itu?!”

Ji Young tampak kesal dan tersinggung, dia menahan tangisnya “Aku benar-benar tidak melakukannya! Aku akan mengurus kentutku sendiri.”

Manager Park menyebut Ji Young bebal. Ji Young kesal, dia akan mengurus kentutnya sendiri kenapa Manager Park menyebutnya bebal. Manager Park tidak menjawab dan segera keluar dari lift dengan menutup hidung. Ji Young berusaha menahan kekesalannya.

(Ya ampuunn, pak manager… masalah kentut aja… makanya jangan mempekerjakan karyawan seenaknya. Ji Young mencuri-curi kesempatan untuk makan karena kan tidak kau beri kesempatan untuk makan…)

***

Madam Ma melihat-lihat biodata perempuan muda. Dia menghela nafas, tampaknya tidak puas dengan biodata-biodata itu.

***

Manager Park kembali masuk ke ruangan tunggu para elevator girl tanpa mengetuk pintu. Mereka yang kebanyakan sedang berganti pakaian berteriak karena terkejut. (kenapa gak dikunci dari dalam aja ya…)

“Ini bukan rumah kalian. Ini adalah tempat kalian bekerja, jadi mengapa aku harus mengetuk sebelum masuk ke dalam? Akankah seseorang menjelaskannya padaku?”

Tidak ada yang bicara, bahkan Ji Young. Manager Park tersenyum sinis.

Manager Park kemudian memberitahu berdasarkan pengurangan tenaga dalam organisasi department store mereka, Manager Park akan menerima pengajuan pengunduran diri sukarela.

“Apa itu ‘pengunduran diri sukarela’?” tanya salah seorang dari mereka. Itu pertama kalinya dia mendegar hal itu.

“Ini mungkin pertama kalinya kau mendengar itu. Itu bagus.”

“Itu bagus?”

Manager Park mengangguk, “”Itu dimana kau dengan sukarela keluar dari perusahaan. Kau akan menerima uang pesangon yang pantas. Dan juga, sampai kau medapatkan pekerjaan baru, kau akan menerima gaji selama 6 bulan. Bagaimana? Tidakkah perusahan begitu perhatian? Pikirkan itu dengan hati-hati.”

Manager Park keluar. Teman-teman Ji Young khawatir, apakah itu berarti mereka akan dipecat dari sana. Mereka bertanya pada Ji Yong apa yang harus mereka lakukan. Haruskah mereka mencari pekerjaan baru. Dimana mereka akan mendapatkan pekerjaan baru di waktu seperti itu.

“Eonni, semua elevator girl sudah tidak ada. Mereka dipecat dari Bank Sam Mi dan Do Rae Mi Department Store. Tidak ada satupun tempat di Korea mencari seorang elevator girl. Eonni! Apa yang harus kita lakukan?”

Teman-teman Ji Young masih khawatir, apakah mereka sebaiknya mengundurkan diri. Ji Young terdiam, menyadari akan hal buruk yang akan terjadi, tapi dia tidak bisa mengatakan apapun untuk menenangkan teman-temannya. Karena dia juga khawatir.

***

Bersambung ke bagian 2 ~

 

Komentar:

Yeay, episode perdana! Entah kenapa tulisanku lebih panjang di drama ini sepertinya. Padahal kemarin aku merasa Golden Rainbow yang terlalu panjang karena banyak dialognya, tapi ternyata drama ini lebih banyak lagi dialognya. Hmmm..abaikan. hehe…

Mau komen apa ya? di episode satu ini, kita masih diperkenalkan dengan karakter para pemeran. Jadi masih bingung mau komen apa. Kalau aku pribadi sih, liat episode 1 ini sudah banyak yang bikin aku tertawa.. :) Tapi kasihan sama Hyung Joon…

Jadi, Hyung Joon, Kang Woo, Heung Sam dan Yoon adalah teman semasa SMA. Selain Yoon, tiga sekawan mendirikan perusahaan kosmetik. Hyung Joon terbelih hutang pada rentenir, karena krisis dia tidak bisa membayar hutangnya dan dikejar-kejar rentenir. Hyung Joon sudah putus asa dengan segala usahanya. Urutan usia mereka: Heung Sam – Hyung Joon dan Yoon – Kang Woo.

Madam Ma, adalah pemilik salon terkenal yang suka mengorbitkan gadis-gadis untuk mengikuti kontes Miss Korea.

Hwang adalah rentenir, dia pemilik usaha peminjaman uang. Orang-orang menyebutnya Presdir Hwang, tapi aku sebut namanya saja ya..

Hmm,, Manager Park. Baru episode 1, tapi aku sudah membencinya. Tingkahnya melecehkan perempuan yang membuatku tidak suka dan kalau dia kertas, sudah ku remas dan kusobek kayaknya, hehe..

Oya, karena minggu ini minggu sibuk untukku menulis sinopsis, jadi mohon sabar ya.. :)