Sinopsis MISS KOREA Episode 2 – 2
Ji Young masuk ke kamarnya dan berbaring. Dia memandangi bra padsnya yang ayah tadi kembalikan di kasur.
Hyung Joon datang ke rumah Ji Young. Hyung Joon takjub, tempatnya masih sama dan lingkungannya tidak berubah. Hyung Joo melongok ke dalam toko, dia bingung mengapa dia datang kesana lagi. “Ah…aku gila. Benar-benar.”
Hyung Joon hendak berjalan pergi, namun terdengar suara pintu toko di buka. Hyung Joon menoleh. Ada Ji Young yang akan menutup toko. Hyung Joon bertanya Ji Young belum pindah, dan menanyakan satu merek rokok.
“Kau datang sejauh ini untuk membeli rokok?”
“Ah, semua toko dilingkunganku sudah tutup.”
Ji Yung berkta apakah Hyung Joon tidak bisa melihat mereka juga tutup di lingkungan itu, dan merek rokok yang ditanyakannya sudah tidak dijual lagi.
Hung Joon mengajak Ji Young untuk minum. Ji Young bilang dia benar-benar ingin mabuk hari ini. Hyung Joon menilai Ji Young masih sama seperti dulu.
“Oppa, tapi kau berubah.”
“Itu sudah lama sekali sejak mendengarmu mengatakan ‘oppa’.”
“Kau menyukai aku memanggilmu ‘oppa’.”
“Aku pikir kau tidak sering memanggilku seperti itu.”
Ji Young mendekat, “Setelah selama ini, apakah kau akan terjatuh lagi jika aku menggodamu? Masihkah?”
“Cobalah menggodaku.”
“Pergilah.” Ujar Ji Young, kemudian meninggalkan Hyung Joon.
***
Hyung Joon tidur di kantor. Telponnya berbunyi, Hyung Joon mengangkatnya dengan malas.
“Jadi kau masih hidup, kau pencuri nakal.”
“Siapa ini?”
“Untuk putraku, aku kehilangan uang yang aku kumpulkan selama 3 tahun. Aku adalah wanita menyedihkan!”
Ah, ternyata itu ibunya Hyung Joon. Ibu marah-marah, apakah Hyung Joon tahu uang apa itu. Ibu mengumpulkannya dari hasil menggosok pelanggan. “Dengan melakukan itu, aku membelikanmu pakaian, memberimu makan, dan bahkan mengirimmu ke Universitas Negri Seoul…”
Brak! Heung Sam masuk dan berkata mereka dalam masalah. Hyung Joon terlonjak dan tak mendengarkan ibu lagi. Hyung Joon bertanya ada apa. Heung Sam bertanya apakah Hyung Joon tidak mendengar apapun tentang Jung Seon Saeng tadi malam.
***
“Jung Seon Saeng, keluar!” seorang petugas membangungkan Jung yang tertidur di sel tahanan polisi. Jung keluar kantor, dia menatap kesal Hwa Jung yang berdiri membelakanginya. Hyung Joon dan Heung Sam keluar. Hyung Joon bertanya haruskan mereka makan bersama.
Jung berjalan pergi, tapi ditahan Heung Sam dan membujuknya. “Ah, aku mendengar kejadian tak menyenangkan yang terjadi kemarin malam. Kami mencoba yang terbaik untuk membayar hutang kami secepat mungkin.”
Di sebelah, Hyung Joon yang menenangkan Hwan Jung, “Seonbae, apa kau baik-baik saja?”
Heung Sam meminta maaf pada Jung Seon Saeng dan mengajaknya makan sup tulang sapi bersama. Hwa Jung kesal mendengarnya. Seonsaeng apanya, bagaimana bisa dia menjadi seorang Seonsaeng (guru). “Seorang guru harus punya sesuatu untuk diajarkan!” hwa Jung berjalan pergi, Hyung Joon menyusulnya.
***
Madam Ma datang kesuatu butik. Pemiliknya bertanya mengapa Madam Ma datang sendiri kesana.
“Seperti terakhir kali, jika kau menduakan kami dengan Cherry Beauty Salon, itu tidak akan cantik. Ada apa dengan yang kedua, benar-benar.” Madam Ma menjepitkan jepitan baju pada beberapa gaun.
“Ah, kapan kami melakukan itu?”
Madam Ma bilang beraninya pemilik butik itu mencoba menarik sesuatu darinya. Pikirkan berapa banyak anak orang kaya yang dia kirimkan untuk pernikahan mereka. “Saat kau membuka toko ke tiga di Cheongdamdong, kau menghubungi Cherry? Terus terang saja, apakah kau membuka toko ketiga itu karena Cherry? 1993, 1994, 1995. Bahkan untuk tahun terakhir, kami memakai gaunmu dan membuatnya di peringkat pertama dalam Miss Korea. Itulah bagaimana kau akhirnya membuka toko ketiga. Apa kau tidak punya kesetiaan? Apa kau tidak mempunyai kecintaan pada teman seperjuanganmu?”
Pemilik butik terdiam. Madam Ma melanjutkan menjepit baju dan kembali berkata, untuknya setiap kali mereka terlibat dalam Miss Korea, dia berpikir mereka seperti teman dalam militer yang dikirim untuk bertarung bersama. Madam Ma kira itu tidak berlaku untuk pemilik butik.
“Ah, aku mengerti. Akan ada tanda di gaun. Berhentilah menjepitnya!” pemiliki butik merasa kesal, mengkhawatirkan gaun-gaunnya.
“Jika dalam kontes, aku melihat gadis dari Cherry menggunakan gaun yang lebih cantik dari kami…” Madam Ma meminta pemilik butik mendekat, dan berbisik ditelinganya. “Kau akan mati dan aku akan mati. Hari itu.”
Madam Ma lalu meminta pemilik butik untuk tidak memajang gaun yang sudah dia tandai, karena orang lain akan melihatnya. Pemilik butik hanya terdiam membuka mulut, tapi tak ada kata keluar. Saking kesalnya aku rasa.
Madam Ma lalu menemui putranya di sebuah restoran. Putranya bilang ayahnya mengirim salam. Madam Ma meminta putranya untuk mengatakan bahwa dia tidak ingin tahu mengenai ayahnya. Madam Ma ingin segera memesan makanan. Putranya bertanya apakah Madam Ma sibuk.
Tentu saja dia sibuk, hanya kurang dari satu bulan yang tersisa. Madam Ma lalu memesan sesuatu. Putranya menahan dan meminta Madam Ma menunggu seseorang. Seorang wanita.
“Aku sangat muak. Wanitamu dan wanita ayahmu. Aku baik-baik saja dengan itu, tapi di sekitarku…jangan menyentuh gadis di sekitarku dari salon kecantikanku. Aku tidak akan tinggal diam.”
Wanita itupun datang. Madam Ma menatap wanita yang memperkenalkan dirinya bernama Kim Jae Hee itu, dari atas ke bawah. Madam Ma memintanya duduk, dan Madam Ma bergeser duduk ke sampingnya sambil terus menatapnya.
***
“Malam ini, kita masing-masing akan membawa seorang calon dan memutuskan siapa yang terbaik. Pertama, disini. Kita akan memasuki kontes ini sebagai latihan.” Heung Sam menunjukan iklan kontes di koran yang berjudul Kontes Miss Jeju Tangerin ke 17 Tahun 1997.
Kang Woo bilang tempatnya adalah dimana ibunya Hyung Joon tinggal. Heung Sam memberi tahu, hadiah uangnya juga banyak. Jika mendapat tempat pertama, hadianya sebesar 5 juta won. Heung Sam mengajak mereka menggunakan kontes itu sebagai persiapan untuk Miss Korea. Disaat Heung Sam begitu antusias, Hyung Joon tampak termenung.
“Siapa…yang mengatakan mereka akan membuat kita di tempat pertama?” tanya Kang Woo menyela Heung Sam.
“Hanya…pikirkan pikiran bahagia untuk sekarang.” Jawab Heun Sam.
Hyung Joon lalu mendekat dan melihat kapan terakhir pendaftarannya. Ternyata hari ini. Hwa Jung masuk dan kesal melihat tiga sekawan itu. Hyung Joon mengusulkan untuk daftar saja dulu. Kang Woo bertanya dengan nama siapa. Heung Sam mengusulkma untuk daftar dengan nama Go Hwa Jung saja dulu, lalu mereka ganti kemudian. Mereka tidak tahu Hwa Jung ada disana.
Hwa Jung: “Apa kalian gila? Mengapa kalian mendaftar dengan namaku? Aku menolak Miss Korea. Kembalikan ke akal sehat kalian. Kali fokus melakukan Miss Korea yang menggelikan ini, bahkan jika kucing pencuri masuk untuk mencuri semua produk kita, kali tidak akan mengetahuinya!”
Hyung Joon: “Sunbae.”
Hwa Jung: “Apa??”
Hyung Joon: “Investor…jika perusahaan kita membuat seorang gadis menang tempat pertama dalam Miss Korea, dia berkata dia akan menginvestasikan semua uang yang kita minta.”
Hwa Jung tertawa dipaksakan: “Siapa yang bisa menjadi orang gila itu? Huh? Siapa orang gila itu!”
***
Madam Ma masih bersama putra dan teman wanitanya. Madam Ma berkata pada Jae Hee, kalau putranya mungkin akan sama dengan ayahnya. Ayahnya adalah orang yang tidak bisa sebentar saja beristirahat tanpa seorang wanita. Walaupun jika istrinya adalah Miss Korea, dia akan berusaha keras mencari wanita yang lebih cantik. Dan pada akhirnya, dia mulai hidup dengan wanita yang benar-benar biasa saja.
“Apa yang ayah cari…bukanlah wanita yang lebih cantik. Itu adalah wanita yang tidak akan membuatnya kesepian. Bu, kau tidak tertarik pada laki-laki. Semuanya tentang Miss Korea..Miss Korea. Kau hanya tertarik pada wanita!”
“Cukup.” Madam Ma bertanya pada Jae Hee, “Apakah kau menyukai anakku?”
“Kami tidak dalam hubungan seperti itu.” ujar Jae Hee tak terduga.
“Dan kau tetap datang kesini? Kenapa?” tanya Madam Ma pada Jae Hee yang seperti mencari perhatian.
Putra Madam Ma bilang mereka berteman. Madam Ma bilang itu bagus, dan meminta Jae Hee putus dengan putranya dan temuilah dia.
Putra Madam Ma berdiri dan marah, apakah pekerjaannya adalah yang terpenting, bagaimana dengan hidupnya. “Aku tidak mau Jae Hee menggunakan pakaian renang dan muncul di TV!”
Madam Ma menyuruh putranya duduk, Jae Hee juga. Madam Ma berkata pada putranya tapi menatap Jae Hee, ini bukanlah perasaan saling bersambut. Hanya dia yang punya perasaan padanya. Jangan sia-siakan waktu, dia mengerti situasi seperti ini.
Jae Hee minum dan melihat ayahnya datang juga ke restoran itu. wajah tersenyumnya berubah menjadi tegang (atau kesal ya?). Ponsel Madam Ma berbunyi dan dia permisi sebentar untuk menjawabnya. Jae Hee memandangi ayahnya yang dipotret. Sepertinya ayah Jae Hee orang yang berpengaruh, mungkin pejabat atau pemilik sebuah perusahaan.
***
Ji Young berada di ruang tunggu. Saat teman-temannya beristirahat dan makan, dia membuka-buka majalah dan menemuka artikel tentang operasi payudara. Ji Young diam-diam merobek dan menyimpannya dalam saku.
***
Madam Ma menerima telpon dari seseorang membicarakan kapan mereka punya waktu ke Jeju, dan juga mengatakan Miss Korea ditunda hingga bulan Desember. Lalu meminta orang itu untuk menghubungi Sekertaris Jang di salon.
Madam Ma kembali ke meja dan mendapati Jae Hee tidak ada disana. Putranya bilang Jae Hee ke toilet. Dia juga bilang tidak akan mengenalkan pacarnya pada Madam Ma lagi. Madam Ma tidak masalah, kirimkan saja padanya undangan pernikahan.
Madam Ma heran mengapa Jae Hee tidak juga kembali, dia mengecek toilet dan Jae Hee tidak ada disana. Madam Ma keluar mencarinya, diikuti putranya. Putranya kesal, menyalahkan Madam Ma yang mengusir sehingga Jae Hee pergi.
***
DR siap-siap tutup. Ji Young masuk ke dalam ruang tunggu dan mendapati teman-temannya sedang mengisi formulir dengan wajah murung dan sedih. Ji Young bertanya ada apa.
Yoo Ra: “Manajer Park…nama orang yang kami inginkan akan keluar, dia bilang kami harus meulis urutannya.”
Ji Young: “Itukah sebabnya kalian semua menulis itu sekarang? ‘pecat dia duluan’, ‘bukan aku’, ‘aku tidak bisa bekerja denganya’. Seperti itu?”
Manajer Park masuk dan meminta Eun Ah untuk mengumpul formulir yang tadi dia berikan. Euh Ah masih terdiam. Ji Young bergerak mengumpulkan formulir-formulir itu.
“Aigoo. Kau tiba-tiba mendengarkanku.” Senyum Manajer Park mengembang.
Ji Young merobek formulir yang sudah dia kumpulkan di depan wajah Manajer Park dan melemparnya ke lantai. Ji Young marah, “Tidak peduli apa---“
Plak! Manajer Park menampar Ji Young yang masih belum selesai berbicara. Teman-temannya semua terkejut.
“Apa? Apa kau khawatir namamu mungkin keluar paling banyak? Kalian memiliki waktu hingga akhir pekan! Hingga akhir pekan! Jika persabatan dan kesetiaan sangat penting untukmu, maka kau tuliskan saja namamu.” Ujar Manajer Park tajam lalu pergi.
Ji Young menangis.
***
Hyung Joon mondar-mandir di kantornya. Dia lalu melihat fotonya bersama dua sekawan dan Hwa Jung yang terselip di deretan buku di mejanya. Hyung Joon pun mengingat saat foto itu diambil.
Flashback. Tiga sekawan dan Hwa Jung merayakan pertama kalinya mereka memproduksi sebuah lisptik. Mereka meniup lilin bersama. Semuanya sangat senang.
Lalu Kang Woo menangis. Tapi Kang Woo mengelak. Hwa Jung tertawa dan mengelus pundak Kang Woo menenangkannya. Hyung Joon bilang Kang Woo yang paling banyak bekerja keras, mengapa menangis. Hwa Jung tertawa menenangkan Kang Woo. Hyung Joon rasa dia harus memberikan Kang Woo stempel.
Hyung Joo menggunakan lisptik di bibirnya. Lalu mencium pipi Kang Woo. Heung Sam dan Hwa Jung juga melakukannya. Mereka kemudian berangkulan.
Hwa Jung: “Kosmetik yang murah…tidak menipu..ayo membuat banyak kosmetik yang membawa kebahagiaan bagi wanita.”
Tiga sekawan: “Oke!”
Mereka pun melakukan tos dan tertawa bahagia bersama. Flashback end.
Hyung Joon lama termenung memikirkan saat itu. Dia pun bangkit, dan bertekad dalam hatinya untuk menyelamatkan perusahaan yang dia rintis bersama teman-temannya itu.
Saat akan pergi, Jung masuk ke ruangannya dan menanyakan dimana tempat yang Hyung Joon bilang bisa meminjamkan uang. Hyung Joon tak menjawab dan berjalan pergi. Jung mengejarnya.
Hyung Joon ternyata pergi ke DR yang sudah tutup. Hyung Joon terengah-engah. Dia lalu melihat Ji Young di halte bis.
Ji Young berdiri di halte bis. Ketika bis datang dia malah menjauh, namun kembali dan naik ke bus itu. Ji Young terlihat masih sedih dengan kejadian tadi.
Hyung Joon mengejar Ji Young, tapi tidak sempat, bis terlanjur berjalan. Hyung Joon menyetop taksi.
Ji Young termenung di dalam bis.
Di dalam taksi, Jung bertanya pada Hyung Joon, “Mereka hanya akan memberikan kita uang jika kita membuat Miss Korea? Tidak sebelum itu?”
Hyung Joon tidak menjawab, dia hanya fokus pada Ji Young dan bertanya pada supir taksi mereka akan tiba.
Ji Young menguatkan tekadnya. Lalu turun di tempat tujuan. Taksi Hyung Joon juga berhenti dibelakangnya. Hyung Joon mengejar dan memanggilnya meninggalkan taksi yang belum dibayar (akhirnya Jung yang bayar). Tapi Ji Young tidak mendengar dan terus berlari menuju suatu tempat.
Mata Hyung Joon terbelalak begitu dilihatnya tempat yang dituju Ji Young adalah Queen Beauty Salon. Dia berhenti mengejar Ji Young. Dan menahan Jung yang akan berjalan mendekatinya. Hyung Joon berkata jika Ji Young masuk ke sana, tamatlah mereka.
Jung: “Salon macam apa sebesar ini?”
Hyung Joon: “Siapa yang pernah mengira kalau Oh Ji Young akan menerima tawaran dari Ma Ae Ri?”
Jung: “Kenapa kau menanyakan hal itu?”
Hyung Joon terlihat putus asa dan menggaruk kepalanya yang tak gatal, “Aku bisa gila! Apa yang akan aku katakan?”
Ji Young yang awalnya diam di depan salon dan terlihat ragu menatap kartu nama, akhirnya berlari ke pintu masuk. Dia melihat begitu banyak wanita cantik yang menunggu antrian untuk masuk ke dalam salon. Ji Young juga melihat wanita dengan dada besar, membuatnya melihat badannya sendiri.
Hyung Joon mendekat ke pintu, dan berdiri dengan awas tak jauh di belakang Ji Young.
Para wanita itu masuk. Ji Young mengeluarkan kaca dan memulas bibirnya. Saat Ji Young akan membuka ikatan rambutnya, seorang wanita yang baru datang mendekat. Kim Jae Hee. Jae Hee mempersilahkan Ji Young untuk masuk duluan, tapi Ji Young mempersilahkan Jae Hee.
Ji Young melihat lagi dirinya dikaca. Kepercayaan dirinya kembali turun setelah melihat Jae Hee. Dia pun tak jadi masuk dan berjalan keluar. Hyung Joon panik dan bersembunyi di balik badan Jung. Hyung Joon memandangi Ji Young yang menjauh, dan berjalan pergi.
Sedangkan Jung memutuskan masuk ke dalam salon. Seorang pekerja bertanya penata rambut mana yang Jung cari. Tergagap Jung berkata bahwa dia mencari wanita yang paling hebat memotong rambut di tempat itu.
Jung pun dilayani dengan baik. Dia dicuci dulu rambutnya, matanya ditutup handuk.
Kemudian seorang pekerja mengumumkan kedatangan Ma Ae Ri yang masuk ke salon.
***
Hyung Joon melanjutkan menguntit Ji Young di balik pohon dipinggir jalan. Ji Young menghela nafasnya.
***
Di Queen Beauty Salon, Ma Ae Ri menyuruh para wanita itu ke kamar mandi di lantai atas untuk menghapus riasannya, dan menyuci rambut dan mengikatnya ke atas. Dia ingin melihat leher mereka. Jika dia bahkan melihat satu bulu mata palsu, kemasi tas dan segera pulang.
Jung mengintip.
Madam Ma juga menyuruh mereka melepaskan pakaiannya dan hanya menggenakan pakaian renang. Seorang wanita protes, disana masih banyak pelanggan. Ma Ae Ri bilang itu memang sesuai tujuannya. Seorang wanita protes lagi, disana ada pelanggan pria juga.
Madam Ma mendekat, “Apa mendengar orang lain bilang kau cantik, cukup bagimu untuk segera menikah dan hidup sebagai seorang ibu? Atau kau ingin membuat iri setiap wanita di seluruh Korea? Dan memiliki kemewahan untuk memilih setiap pria di Korea sebagai suamimu? Apa kau ingin menjadi bintang yang dapat mengubah hidupmu? Pada hari itu, setengah rakyat korea akan menonton TV. Dan semua laki-laki akan duduk di depan TV. Selama pertandingan antara Korea melawan Jepang, bahkan jika pemain kita menggunakan paha untuk mencetak pol di menit terakhir ke gawang Jepang, ratingnya akan lebih tinggi ketika pemenang Miss Korea diumumkan! Jika kau akan melakukannya, pastikan orang-orang memilih nomorku. Biarkan mereka fokus kepadamu. Apa kau akan menyerah begitu saja? Selama dua jam penuh apa kau mau hanya menjadi riasan di sebelah ketiga finalis? Kalian semua adalah bunganya! Kalian harus menjadi bunganya! Jika kau tidak mau melepasnya sekarang, kau takkan bisa melepasnya pada hari itu. Jika kau tidak percaya diri, pulang saja sekarang!”
Madam Ma kemudian beranjak pergi. Jung pura-pura lagi saat Madam Ma melewatinya. Dia memandangi Madam Ma yang menjauh, dia sepertinya sadar Madam Ma adalah wanita yang pernah bertabrakan dengannya di depan klub.
***
Ji Young pulang ke rumah. Dia duduk didipan, lalu mengeluarkan artikel yang dia sobek waktu di DS dan menelpon suatu tempat. “Halo? Berapa biaya operasi untuk memasang payudara palsu?”
Paman keluar dan bertanya mengapa Ji Young tidak masuk ke dalam. “Apa kau sudah makan malam?”
Ji Suk nongol di jendela. Ayah keluar, “Kenapa kau berdiri disana?”
“Ibu…” (Ji Young memanggil ibu pada pria yang aku sebut ayah..jadi bingung…aku tetap sebut ayah dulu saja ya sampai aku tahu kejelasannya. Memang sih pria yang aku sebut sebagai ayah ini agak kemayu…)
Ji Young seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi terasa berat ditenggorokannya.
Kakek keluar, “Kau bisa terkena flu. Masuk dan bicaralah, Ji Young.”
Mata Ji Young berkaca-kaca, “Ibu… hari ini, dadaku…”
Mendengar Ji Young menyebut ‘dada’ semuanya panik, sampai Ji Suk kepalanya kejedug. Paman mengalihkan pembicaraan dan berkata bahwa Ahn Jae Wook masuk TV, dan meminta Ji Young masuk ke dalam. (padahal kan mungkin mau bilang dadanya sakit, karena sakit hati karena ucapan manajer Park tadi..)
“Dadaku….”
Kali ini ayah yang mengalihkan pembicaraan, “Hei! Hei! Hei! Ahn Jae Wook masuk TV! Ahn Jae Wook!”
“Ibu…sepanjang hari, disini…” Ji Young masih memegang dadanya.
Ji Suk: “Cepat dan masuklah dasar berandal!”
Ji Young terdiam. Semua pria pun terdiam. Ayah meminta semuanya untuk tidak berkomentar lagi. Ayah yang bertanya, “Ji Young, apa yang membuatmu sangat sedih?”
Paman juga bertanya, “Apakah kau mendapat waktu yang sulit saat mengoperasikan lift?”
Ji Young menegakan kepalanya, menatap pria-pria yang ada dihadapannya. Lalu tersenyum, “Apa kalian semua sudah makan?”
Semuanya pun tertawa, Ji Young sudah kembali. Mereka meminta dikukuskan ubi dan mengajak Ji Young makan kimchi. Ji Young mengerti dan mengajak mereka masuk.
(So sweet deh punya keluarga yang mengerti perasaan kita, dan membuat kita tertawa lagi di saat kita bersedih.. )
***
Hyung Joon mencari-cari sesuatu. Dia mengambil kacamata dan selembar uang yang sudah lusuh dari lacinya. Hyung Joon menuliskan sesuatu.
Hyung Joon lalu menyemprotkan parfum dan mematut diri di kaca.
***
Jung celingukan, sepertinya dia mau kabur dari salon. Dia membuka kimononya dan berlari menuju pintu masuk. Namun sayang, karena terburu-buru dan terkejut didepannya ada orang, dia terjatuh. Orang itu adalah Madam Ma. Madam Ma terkejut melihat Jung disana.
Madam Ma bertanya apa yang membawa Jung kesana. Jung bilang, seperti yang Madam Ma lihat, dia mau potong rambut.
“Kau tidak kesini untuk meminta maaf atas waktu itu?”
Jung menggeleng dan membuang muka.
“Tapi kenapa kau berputar-putar disini seperti mau mencuri?” tanya Madam Ma lagi.
“Sejak kau tidak suka gayaku…aku ingin tahu jika keahlian disini memang berbeda. Jika salon ini layak aku beri uang. Itulah kenapa aku disini.”
“Kau mendengar dengan baik…preman tua.”
Jung melempar kimononya dengan kesal ke lantai, “Aku…bukanlah seorang preman..dan aku belum tua.”
Madam Ma mendekat, “Lalu…bolehkah aku secara pribadi….”
Dan disinilah Jung, dikursi salon dan dikelilingin oleh para pekerja salon.
“Sekarang..bisakah kita mulai?”
Jung menggeleng, “Rambutku sudah pendek..”
Ma Ae Ri meminta gunting. Sekertaris Yoon (awalnya aku sebut direktur) memberikan gunting milik Madam Ma yang seperti berlapis batu emas. Madam Ma meminta musik di nyalakan.
Madam Ma memijat kepala Jung, lalu saat akan memotong rambutnya, Jung memejamkan mata. Madam Ma berbisik, “Jangan pejamkan mata. Memejamkan mata adalah penghinaan bagi guntingku.”
Jung langsung membuka matanya. Madam Ma menyandarkan kepala Jung dan mulai mengguntingnya dengan cekatan. Madam Ma berhenti, Sekertaris Yoon memberi intruksi para pekerja untuk tepuk tangan. Mereka pun bertepuk tangan, dan Madam Ma melanjutkan pekerjaannya.
***
Hyung Joon datang ke rumah Ji Young lagi. Turun salju.
Ji Young menelpon Young Sun dan memberitahu biaya operasi payudara itu harganya 5 juta won. Young Sun bertanya apakah Ji Yong akan melakukannya.
“Satu semester kuliah bagi mahasiswa baru bernilai 5 juta won. Aku bahkan tidak ke bangku kuliah…aku akan memikirkannya seperti pergi ke bangku kuliah dan berinvestasi pada diriku.”
“Apa kau pikir melakukan hal itu dengan harapan dari uang pesangon?”
“Manajer Park akan mencoba menendangku apapun yang terjadi.”
“Eonni, jika kau pergi lalu apa yang akan kami lakukan?”
Ji Young lalu mendengar suara kaca jendelanya dilempar batu. Ji Young membuka jendela dan melihat Hyung Joon di bawah.
***
Madam Ma melihat seorang gadis memandangi foto Miss Korea (sepertinya Madam Ma). Gadis itu menoleh dan tersenyum pada Madam Ma. Dia Jae Hee.
***
“Aku akan melakukan operasi itu. setelah operasi…aku akan pergi menemui Ma Ae Ri dari Queen Beauty Salon dan mencoba menjadi Miss Korea.”
Di bawah Hyung Joon meminta Ji Young untuk turun menemuinya.
Ji Young melanjutkan: “Bagiku ini adalah kesempatan terakhir.”
Hyung Joon di bawah masih menunggu Ji Young.
***
Bersambung ke episode 3 ~
Komentar:
Aku penasaran, benarkah Hyung Joon menyebarkan rumor bahwa Ji Young adalah gadis nakal dan murahan? Mungkin karena itu akhirnya Ji Young membenci Hyung Joon dan tak mau menerima tawarannya menjadi Miss Korea. Aku penasaran, mungkin nanti akan ada flashback lagi.
Apakah miss korea bisa hasil operasian? Wah curang dong ya...^_^
ReplyDeleteika
wahh...eonni di tunggu yah kelanjutan episodenya ^^
ReplyDelete@ika: gk jadi operasi koq ji young nya :)
ReplyDeleteKl beneran hyung joon ngmng gt..ich tega banget.. mana ada cwe yg g sakit hati..oeni d tunggu lanjutannya y aza hwaiting
ReplyDeleteDee
lah...miss korea kemaren aja...wajahnya mirip semua ...apa ga hasil operasi tuh ?????? sampe jadi berita internasional.....hehe......
ReplyDelete