Sinopsis MISS KOREA Episode 1 – 2
[ Sebelumnya di Episode 1 – 1]
Ji Young melepaskan kekhawatirannya dengan menari di klub malam. Dia menari lepas di atas panggung dengan elu-eluan orang-orang yang ada disana.
Madam Ma datang ke tempat itu juga untuk mencari gadis yang akan dia jadikan Miss Korea. Direktur Yoon memprotes, tapi Madam Ma bilang jika dia duduk dan menunggu untuk membentuk Miss Korea, maka semua orang bisa membentuk Miss Korea.
Madam Ma melihat-lihat tubuh para gadis yang menari di klub itu.
Ji Young menari bersama beberapa pria di bawah. Lalu dia pamit pergi. Setelah Ji Young pergi, ada pria yang bilang haruskah dia menggoda Ji Young. Pria yang lain bilang Ji Young adalah pelanggan juga disana, dia datang tiap hari dan menari. Pria yang lain lagi bilang dia sudah pernah menggoda Ji Young beberapa kali, tapi Ji Young tidak pernah tergoda.
Ji Young berjalan di lorong ruangan karaoke, dia hampir bertabrakan dengan seorang pelayan. Lalu dia mendengar suara seseorang yang tidak asing baginya. Ji Young pun mengintip ke ruangan itu. Ada Manager Park yang sedang menyanyi, dan ada teman-temannya Eun Ah dan Young Sun yang dipaksa menari dan menuangkan minuman pada dua pria lain yang ada di dalam. Ji Young terlihat kesal.
Ji Young berjalan ke area department store, mencari sesuatu. Ji Young kembali dengan membawa buntalan kain. Ji Young masuk tanpa permisi ke ruangan karaoke tadi dan meletakan buntalan itu di meja.
“Hei kalian, keluarlah. Cepat!” ujar Ji Young pada dua temannya. Mereka pun langsung berdiri dan diam di belakang Ji Young.
“Kau! Apa yang kau lakukan sekarang?!” Manager Park marah.
Ji Young mengeluakan satu manekin dari buntalan itu dan meletakannya disamping salah seorang pria. Dan satu manekin lagi dia letakan di pangkuan Manager Park. Ji Young jongkok di atas meja, di depan Manager Park yang sempat melirik ke bagian bawah Ji Young. Manager Park bertanya lagi apa yang Ji Young lakukan.
Ji Young tersenyum, “Aku sudah melepas pakaian mereka. Bukankah mereka cantik? Bukankah mereka langsing? Kau bilang merekaa pekerja yang lebih baik daripada kami..bukankah mereka lebih baik daripada dua orang itu dengan senyum terpaksa? Mereka tahu tempat mereka dan bekerja dengan tenang. Anak ini juga sangat setia pada perusahaan, mereka bahkan tidak memintamu untuk mengetuk. Mereka juga tidak bebal untuk kentut. Mereka selangsing yang diharapkan, dan mereka menggairahkan dimana mereka seharusnya berada. Bukankah mereka yang terbaik?”
Ji Young kemudian turun dan mengucapkan salam seperti ketika dia bekerja. Setelah itu raut wajahnya berubah jutek dan mengajak pergi dua temannya. Manager Park berdiri dan berteriak kesal.
Di luar Eun Ah dan Young Sun menangis. Ji Young menyuruh mereka untuk tidak menangis. Apa yang salah dengan yang mereka lakukan. Ji Young merangkul mereka dan kembali mengajak mereka pergi.
Ji Young melewati area klub malam, di belakangnya muncul Madam Ma. Madam Ma melihat kesempurnaan tubuh Ji Young. Dia menilai dalam hatinya.
“Bentuk tubuh yang proporsional. Dari lantai ke lutut, 51 cm. Dari lantai ke pinggul, 90 cm. Perbandingan paling bagus. Lingkar pergelangan kaki 20 cm. Pinggul 90 cm. Lingkar pinggang 58 cm, lebar pundak 40 cm. Bentuk dari belakang adalah yang paling bagus.”
Ji Young berjalan keluar, bersamaan dengan Jung yang baru tiba. Jung sempat melirik Ji Young dari belakang. Dia lalu berdiri di antara para preman itu, namun ditolak dan didorong. Jung mencari tempat lain dan nyempil di tengah dua orang. Madam Ma keluar dan mencoba memanggil Ji Young.
Jung kembali didorong, dan menabrak Madam Ma yang sedang melintas. Mereka terjatuh. Madam Ma kesal, tapi dia lalu berlari karena melihat Ji Young naik taksi. Jung kembali nyempil, dan didorong lagi. Jung mencak-mencak, mereka tidak menghargai orang yang lebih tua.
Madam Ma kembali dengan kesal karena tidak berhasil memanggil Ji Young. Madam Ma memukul kepala Jung yang sudah berdiri di paling ujung.
“Apa kau tidak punya mata? Apa kau tidak punya mulut? Kenapa kau menabrak orang seperti matamu tertutup? Mengapa kau tidak meminta maaf seperti kau tidak memiliki mulut?! Apa kau tahu aku kehilangan hal penting karena kau?!”
Jung menyeringai, “Ahjumma! Pergilah!”
Lalu terdengar peringatan kedatangan Hwang. Jung buru-buru kembali ke barisan dan membungkuk seperti yang lain. (Kayak kedatangan raja aja ya…)
“Aku menyuruhmu untuk minta maaf!” Madam Ma masih kesal. Jung hanya menatapnya tanpa rasa bersalah.
Direktur Yoon berlari dari luar menghampiri Madam Ma. Dia mengajak Madam Ma untuk segera pergi dari sana, Madam Ma bisa mendapatkan masalah besar nanti. Madam Ma menepis pegangan tangan Direktur Yoon. Dia masih marah-marah. Hari yang sial, seorang preman yang tampak seperti pengemis membuat masalah. Madam Ma juga mengomentari pakaian dan gaya rambut para preman disana. Hingga penata rambut salon yang mereka gunakan juga dikomentari sebagai gadis jahat.
“Mereka bilang bahwa orang bertingkah seperti penampilan mereka, jadi apa yang bisa aku katakan? Ayo pergi. Ayo pergi. Baik! Ai, kau preman kelas teri yang jelek tanpa gaya!” Madam Ma pun pergi.
Hwang yang sedari tadi melihat Jung dimarahi seperti itu menghampiri Jung. Hwang mengira Jung pasti berpikir bahwa kata-katanya tidak terlihat seperti kata-kata. Jung menyangkal, bagaimana bisa begitu.
“Kau sudah dipecat, Hyung.”
Tapi Jung merasa dia masih muda diusianya sekarang. Itulah sebabnya, Jung harus berhenti, Jung juga harus menikah, dan menemukan jalan lain untuk menjalani hidup. Mumpung Jung masih muda dan sehat.
Jung merendah, “Tapi aku tidak memiliki simpanan uang di usiaku ini, dan apa yang harus aku lakukan jika kau mengatakan ini padaku begitu tiba-tiba?”
“Jika kau mendapatkan 500 ribu dolar yang Presdir pemilik ViVi pinjam, dari semua itu 30% nya akan menjadi uang pesangonmu. Jika kau tidak mendapatkannya, tidak ada uang pesangon.”
Hwang berjalan pergi diikuti semua preman pengawalnya. Kasihan Jung….
***
Young Sun meminta maaf pada Ji Young. Eun Ah berterima kasih pada Ji Young dan menuangkan soju untuknya. Mereka sedang berdiri di depan penjual makanan di pinggir jalan.
Ji Young: “Besok pagi, jika Direktur Kim meminta uang ganti untuk manekin, kita bertiga akan membaginya, oke?”
Young Sun dan Eun Ah tersenyum: “Tentu saja!”
Ji Young: “Harganya mahal!”
Young Sun dan Eun Ah kembali tersenyum: “Tentu saja!”
Young Sun lalu bertanya, apakah hanya department store mereka yang memiliki elevator girl di negara ini. Ji Young kira juga begitu. Young Sun dan Eun Ah menghela nafas sedih. Ji Young merangkul mereka, “Hei! Mari bertahan sampai akhir dan apakah ini tahun 2000 atau 2010, mari tetap ucapkan ‘Ini akan naik. Ini akan turun’, oke?”
Young Sun dan Eun Ah pun tersenyum lagi. Lalu mereka minum bersama.
***
Di dalam mobil, Madam Ma meminta Direktur Yoon untuk menanyakan pada pihak klub malam untuk menemukan apa yang dia lakukan disana. Direktur Yoon bingung siapa yang dimaksud oleh Madam Ma. Madam Ma menjelaskan dia membicarakan gadis yang mereka lihat di klub malam tadi (Ji Young).
***
Madam Ma di klub malam. Pemilik klub malam menunjukan para wanita terbaik yang mereka miliki. Madam Ma berjalan bolak balik memperhatikan dengan seksama para wanita itu. Madam Ma tertarik pada seoran wanita, dia lalu meminta ijin untuk melihat salah seorang dari mereka secara pribadi.
Madam Ma meminta gadis itu membuka bajunya di ruangan tertutup. Madam Ma tampak senang dengan kesempurnaan tubuh gadis itu. Madam Ma bertanya berapa usianya, tapi gadis itu tidak menjawab.
“Berapa usiamu? Apakah kau masih sekolah?”
Gadis itu menunduk, sepertinya benar. Madam Ma memakaikan kembali bajunya.
“Apakah kau melarikan diri dari rumah?” Gadis itu mengangguk. “Bagaimana dengan sekolah?” Gadis itu tidak menjawab.
Madam Ma menggenggam tangannya dan meminta gadis itu untuk mendengarkannya mulai sekarang. Gadis itu akan berhenti kerja dari pekerjaan itu mulai besok. Madam Ma akan mengirim kembali dia ke sekolah. Gadis itu harus kembali sekolah, dan harus tamat sekolah menengah atas. Jika gadis itu memiliki masalah keuangan, Madam Ma akan membantunya lulus sekolah.
“Kau terlalu cantik untuk membuang masa mudamu disini. Aku akan sangat kecewa, mengerti? Dan jangan membuka bajunya dengan mudah. Buka itu hanya saat aku meminta. Jangan membukanya hingga kau berusia 20 tahun. Bahkan pacarmu atau keluargamu. Tidak seorangpun, jangan pernah. Oke? Tubuhmu berharga. Kau hanya belum mengetahuinya.”
“Mengapa kau melakukan ini padaku?”
“Aku akan membuatmu menjadi wanita paling cantik di negara ini.”
***
Hyung Joon berjalan sendirian. Saat berbelok tiba-tiba Jung menyerangnya. Jung memukuli Hyung Joon hingga terdesak ke tembok. Jung bertanya apakah Hyung Joon ingin mati.
Hyung Joon: “Ya, bunuh aku! Bunuh aku saja!”
Jung: “Aku akan mati jika aku tidak mendapatkan uangnya! Kau bajingan!”
Jung kembali memukuli Hyung Joon. Hyung Joon kembali meminta Jung untuk membunuhnya. Dia sangat membenci hidupnya hingga dia juga ingin mati setiap hari. Jung terus memukuli Hyung Joon hingga terjerembab ke tanah.
“Kau ingin aku melakukan apa? Tolong selamatkan aku!” Hyung Joon menangis kesakitan.
Mereka kini duduk bersandar pada tembok. Jung membuka botol soju, dia bertanya pada Hyun Joon apakah benar dia lulusan dari Universitas Seoul. Hyung Joon bilang memang apa bagusnya. Dia selalu dipukul oleh seseorang sejak lulus dari sekolah menengah pertama.
“Aku akan menjadi bodyguard mu mulai besok.”
“Bodyguard? Siapa yang melindungi siapa? Kalianlah yang paling menakutkan.”
“Karena kau mungkin mati. Dan aku tidak bisa membiarkan uangnya hilang. Apakah kau tidak menonton berita? Presdir sebuah perusahaan besar lompat ke Sungai Han karena hutang.”
Hyung Joo tertawa (saya juga), ternyata Jung akan menjadi bodyguard hanya untuk mengawasi gerak geriknya. Jung berkata, jangan membuang-bunag waktu dalam Miss Korea atau Mr. Korea dan bayar hutang padanya kapanpu Hyung Joon mendapatkan uang di tabungannya.
Hyung Joon bertanya apakah Jung memukuli yang lain. Jung tidak menjawab, seperti membenarkan. Hyung Joon kesal, dia mengambil botol soju yang akan diminum Jung, dan meminumnya.
“Mereka hanya bekerja dengan mikroskop di laboratorium. Mereka tidak tahu apapun. Mengapa kau menakuti mereka dan menjadi sangat bebal? Kami tidak akan memberimu uang yang tidak kami miliki.”
“Apa kau akan memberi kami uang jika kita hanya duduk disana!” Jung balik berteriak dan mengambil botolnya kembali. “Kau bisa melakukan apapun kecuali mati!”
Jung berdiri dan beranjak pergi. Jung kembali berkata Hyung Joon tidak bisa mati tanpa membayar hutang padanya. Jung pergi dengan kesal. Dan Hyung Joon terdiam dengan air mata mengalir.
(kasihan mereka berdua…sama-sama butuh uang..)
***
Esok pagi, di kantor ViVi Cosmetics.
Kang Woo membeli kopi di mesin, lalu jongkok di dekat sana.
Heung Sam datang dan membeli kopi yang sama, dan jongkok di sebelah Kang Woo.
Hyung Joon juga membeli kopi disana, lalu jongkok di sebelah Heung Sam.
Jung datang juga kesana, meminta uang pada mereka secara bergantian. Dan setiap orang memberika satu koin. Jung membeli kopi dan jongkok di sebelah Hyung Joon.
Empat orang pria dengan kopi di tangan masing-masing dan penuh luka di wajah jongkok berdampingan.
(Adegan ini tanpa banyak kata, hanya saat Jung meminta uang, dan tiga sekawan memberikan uang. Dalam suasana sedih, tapi bikin ngakak.)
***
Hyung Joon merenung di kamarnya. Barang-barang di kamarnya telah diberi stiker merah tanda sitaan. Hyung Joon sepertinya memikirkan langkah apa yang akan dia ambil selanjutnya.
***
Pagi hari di Dream Department Store. Madam Ma berjalan di lorong dan masuk ke ruang tunggu elevator girl. Disana ada Ji Young yang baru saja berganti pakaian. Entah apa yang dibicarakan mereka.
Kegiatan di DS (Dream Departement Store, selanjutnya aku sebut DS ya..) pun dimulai elevator girl menyapa pelanggan yang baru tiba dan juga melayani para pelanggan yang naik lift.
Ji Young mengucapkan salam pada pelanggan yang turun, lalu ada seseorang yang menaruh pesawat kertas berwarna kuning. Ji Young menoleh ke belakang, ada Hyung Joon disana. Hyung Joon menyodorkan kartu namanya dan bertanya kapan Ji Young selesai bekerja. Ji Young tersenyum tipis dan mengambil kartu nama Hyung Joon. Lalu akhirnya dia sadar Kim Hyung Joon yang waktu itu dia telpon saat komplain masalah pembersih, memang Kim Hyung Joon yang ini.
“Ini sudah sepuluh tahun. Apakah kau tidak senang bertemu denganku?” tanya Hyung Joon.
“Sepuluh tahun apanya…aku melihat kau mencariku baru sekarang.”
Flashback 10 tahun yang lalu.
Ji Young membayar sejumlah uang untuk pemandian umum yang sedang dijaga oleh Hyung Joon. Hyung Joon menyerahkan tiket dan berkata uangnya kurang tanpa menoleh. Ji Young bilang dia masih pelajar. Hyung Joon mendongak.
“Aku dengar kau senior. Aku baru saja masuk. Lihat ini. Ini badge sekolah kita.” Ji Young menunjukan badge nama di seragamnya. “Tidakkah badge sekolah kita bagus?”
Hyun Joon tidak menjawab.
Ji Young kembali bertanya apakah Hyung Joon merasa itu bagus atau tidak, tapi Hyung Joon masih tidak menjawab. Ji Young lalu memastikan bahwa disana tidak ada pelanggan lain. Hyung Joon membenarkan dengan gugup. Ji Young bilang dia suka mandi sendirian.
Ji Young pun masuk dan mandi. Hyung Joo menatap pintu dan membayangkan Ji Young yang sedang mandi. (Eh, aku gak yakin ini bayangan Hyung Joon atau yang sebenarnya.)
***
Ji Young berjalan dengan cepat dan dengan permen karet di mulutnya.
Kang Woo masuk ke dalam kelas dan berteriak, “Dia disini, dia disini! Gadis dari toko rokok! Oooohhh Ji Young ada disini!”
Serempak, semua anak dikelas juga dari kelas sebelah menuju jendela. Mereka melambaikan tangan dan memanggil-manggil Ji Young.
Sementara itu, Kang Woo masuk ke ruangan Broadcasting dan memasang piringan hitam.
Ji Young tersenyum senang mendengar lagunya dari pengeras suara dan menari-nari sambil berjalan.
Pak Guru mendengarnya dan sepertinya tahu itu perbuatan siapa.
Anak-anak melemparinya dengan pesawat-pesawat kertas. Lee Yoon yang berdampingan dengan Hyung Joon berkata Ji Young hanya terlalu indah. Dia mendengar Ji Young berkencan dengan seorang mahasiswa.
“Kau tidak merokok? Semua siswa membeli rokok darinya, dan kau tidak?”
Hyung Joon hanya terus melihat Ji Young.
Kang Woo lalu mendesak Hyung Joon karena ingin melihatnya juga. Ji Young melambaikan tangan.
Hyung Joon ke belakang sebentar dan membuat pesawat kertas dari kertas kuning dan melemparkannya. Pesawat itu terbang dan hinggap di bahu Ji Young. Hyung Joon senyum tertahan.
Ji Young mengambil pesawatnya dan melambaikannya ke atas. Hyung Joon semakin merasa senang.
Lalu Pak Guru datang menjewer kuping Kang Woon dan meminta semuanya untuk kembali duduk.
Anak-anak duduk, Pak Guru keluar, Hyung Joon kembali melihat keluar dan memandangi Ji Young yang semakin menjauh.
***
Winner Supermarket. Haraboji (Oh Jong Goo), aboji (Oh Myun Sang), samchoon (Oh Woong Sang), oppa (Oh Ji Suk)-nya Ji Young sedang menonton TV sambil ngemil. Kakek masih ingat bahwa yang sedang menyanyi adalah Miss Korea tahun itu. Oppa Ji Young melihatnya dari dekat, sehingga mebuat kakek terhalang. Ayah memukul kepalanya.
Sementara itu di toko. Para pemuda mengantri membeli rokok pada Ji Young yang menjaga toko sambil memakan permen karet.
Para pemuda membeli rokok sambil tebar pesona. Banyak yang dilakukan mereka.
Ada yang senyum-senyum, mengelus bungkus rokok yang bekas dipegang Ji Young ke wajahnya, menulis di poster di depan toko dengan kalimat ‘I Love You, Ji Young’. Dan kalimat yang sama mereka tuliskan di lembaran uang yang mereka berikan.
Lee Yoon juga datang dan ingin membeli Marlb*ro. Yoon menyerahkan uang besar. Ji Young terdiam memandang Yoon.
“Bisakah kita pergi berkencan dengan uang kembaliannya?”
“Aku tidak punya uang kembalian. Berikutnya!” Ji Young bersikap acuh.
Yoon mengambil kembali uangnya dan meremasnya kecewa.
Hyung Joon datang ke toko itu, tapi pintu toko tertutup. Hyung Joon melongok ke dalam lewat kaca. Ji Young muncul di belakangnya dan mengenali Hyung Joon, oppa dari pemandian umum. Ji Young bertanya apa yang Hyung Joon cari dan masuk ke dalam. Hyung Joon masih diam diluar.
Ji Young membuka jendela dan bertanya lagi apa yang ingin dibeli Hyung Joon. Hyung Joon meminta rokok, dan bertanya berapa harganya.
“Kau tidak tahu bagaimana caranya merokok. Mengapa kau membelinya?”
“Huh? Aku tahu…bagaimana…caranya merokok.” Hyung Joon tergagap.
Ji Young menatapnya tak percaya, lalu tersenyum dan meminta 50 sen.
Hyung Joon menyerahkan uangnya. Ji Young menyerahkan bungkus rokoknya. Tapi dia menahannya ketika Hyung Joon akan mengambil. Ji Young lalu berkata, “Apakah kau mau aku mengajarimu?”
Mereka pun duduk bersama menghadap sungai (Sungai Han kah?). Ji Young memberikan sosis pada Hyung Joon dan menyuhnya membayangkan bahwa itu rokok yang sebenarnya. Hyung Joon menyalakan korek, dan memegang rokoknya.
“Bodoh. Kau benar-benar tidak tahu bagaimana caranya merokok.” Ji Young berkata menyalakannya bukan seperti itu. “Kau harus menaruhnya di mulutmu dan menghirupnya sehingga rokoknya terbakar.”
Ji Young memberikan contoh, dan menghembuskan udara pada Hyung Joon seperti menghembuskan asap rokok. Hyung Joon menutup mata. Ji Young lalu menyuruh Hyung Joon mencobanya lagi. Ji Young menyodorkan lagi sosisnya. Hyung Joon memegang tangan Ji Young dan sambil menutup mata akan memasukkan itu ke mulutnya.
Ji Young menarik tangannya, “Mengapa kau menutup mata?”
Hyung Joo bingung menjawabnya. Akhirnya Ji Young karena kesal menyarankan Hyung Joon untuk tidak merokok, lagipula itu tidak bagus untuk Hyung Joon. Tapi Hyung Joon masih mau mempelajarinya.
“Lihat. Sebelum kau menaruhnya di mulut, ada langkah yang harus kau ikuti.” Ji Young mengatakan pada rokok ada filter, Hyung Joon harus mengetuknya ke bawah, sehingga tembakaunya memadat. Rasanya lebih baik dan asap yang keluar lebih bagus saat dikeluarkan.
Ji Young menghembuskan udara dari mulut seolah-olah itu asap, dan Hyung Joon kembali menutup mata. Hyung Joon kemudian mencobanya. Ji Young memberitahu cara menghirup yang benar, hingga Hyung Joon pun bisa melakukannya.
“Aku punya pertanyaan. Mengapa kau menggunakan ini?” Hyung Joon menunjukan sosisnya yang lunak.
“Sosis rasanya lebih enak saat dimasak (dibakar).” Ji Young mengambil sosisnya. Lalu dia berkata bahwa dia juga tidak tahu caranya merokok. Dia hanya memberitahu Hyung Joon setelah dia melihat para pria di keluarganya. Ji Young memakan sosisnya. Hyung Joon menatapnya dengan muka mupeng… (Hehe…lucu adegan belajar merokok ini.)
Flashback End.
Masih di dalam lift. Hyung Joon membuka kacamatanya dan berdiri di samping Ji Young.
“Saat aku di SMA…aku berpikir kau adalah wanita paling cantik. Aku masih berpikir bahwa kau adalah wanita paling cantik di negara ini. Hanya kau yang muncul di pikiranku.”
“Lalu?”
“Aku akan… membuatmu menjadi…seorang Miss Korea.”
Flashback. Pertemuan Ji Young dengan Ma Ae Ri tadi pagi. Madam Ma memperkenalkan dirinya dari Queen Beauty Salon. Dia menyuruh Ji Young membuka bajunya, dan berkata dia akan membuat Ji Young menjadi Miss Korea. Flashback end.
Hyung Joon melihat badge nama Ji Young, “Oh Ji Young dari Dream Departeman Store.” Hyung Joon mencopotnya. “Jangan menggunakan badge seperti ini lagi. Aku akan…membuatmu menjadi Miss Korea. Aku akan…membuatmu menjadi seorang ratu.”
***
Bersambung ke episode 2 ~ nunggu antrian ya.. :)
Komentar:
Dibagian ini sudah jelas ya, Ji Young adalah cinta pertamanya Hyung Joon. Sampai sepuluh tahun kemudian Hyung Joon sepertinya masih memendam rasa sukanya. Buktinya, hanya Ji Young yang muncul di pikirannya ketika dia memutuskan untuk menerima ide Heung Sam untuk membentuk seorang Miss Korea.
Aku rasa Ji Young sepuluh tahun yang lalu belum suka, hanya penasaran pada Hyung Joon yang waktu itu terlihat lebih pendiam dan good boy.
Preview episode 2: Ji Young menangis di lift, lalu berusaha tersenyum lagi. Apa yang membuat Ji Young si gadis paling tegar dan pemberani itu bobol?
Kyaaaaaaa, mba mumu lanjutkan perjuangannya. Aku senantiasa setia menunggu sinopsis selanjutnya. ..fighting!
ReplyDelete@estichan
Lanjuuut oenieee,,, :)
ReplyDeleteAku menunggu,, cihiy,,,
Poetry - solo
lanjut aonni... bagus ceritanya..:)
ReplyDeleteRada2 aneh gt ngeliat Ji Young ngelabrak Manager Park di tempat karaoke,,, dg duduk di atas meja hahaha.... slebor amat yak....ckckckck...
ReplyDeleteButuh beberapa episode lagi utk mengetahui apakah akan menjadi favorite atw enggak... Semangat ya mbak Mumu...
Penasaran sama ceritanya, soal nya bln ngerti a;ur nya kamana...
ReplyDeleteLagu piringan hitam yang di mainkan judul nya apa ya?
ReplyDelete