WITCH’S LOVE Episode 11 – 1
~Witch’s Love Episode 11~
Dong Ha masih tertidur di pangkuan Ji Yeon. Ji Yeon bergumam, mabuk adalah keahliannya tapi hari ini Dong Ha yang mabuk. Ji Yeon membangunkan Dong Ha. Dong Ha pun bangun dan duduk. Saat Ji Yeon akan beranjak dari duduknya, Dong Ha menahan Ji Yeon hingga Ji Yeon duduk kembali.
Dong Ha menatap Ji Yeon. Lalu perlahan mendekat dan mencium Ji Yeon. Ji Yeon tak membalas, dan tak menolak.
Soo Chul dan Eun Chae sampai di depan jalan. Eun Chae turun dan meminta Soo Chul menunggu dia mengembalikan ponsel milik Ji Yeon. Soo Chul berteriak memberitahu kemana Eun Chae harus mencari Ji Yeon, tapi Eun Chae keburu berlari. Soo Chul tersenyum, Eun Chae benar-benar cepat.
Eun Chae tertegun, dan berwajah sedih, dia melihat Dong Ha yang mencium Ji Yeon. Soo Chul ternyata menyusul dan membalik badan Eun Chae. Soo Chul meminta Eun Chae tidak bersuara dan mengajaknya pergi dari sana.
Setelah Soo Chul membawa Eun Chae pergi dengan mobilnya, Shi Hoon datang. Shi Hoon berjalan sambil mencoba menghubungi Ji Yeon lagi. Langkahnya terhenti ketika dilihatnya Ji Yeon memapah Dong Ha menuju rumah. Shi Hoon tampak memikirkan sesuatu. (hiya… padahal berharap Shi Hoon liat Dong Ha cium Ji Yeon…)
Di dalam mobil, Eun Chae masih tampak syok dan sedih. Dia tak habis pikir, Ji Yeon bahkan sudah punya kekasih. Soo Chul hendak mengingatkan apa yang sudah dia katakan sebelumnya. Eun Chae menyela, dia tahu itu.
“Karena aku adiknya Young Chae, aku tidak bisa menyukai Dong Ha. Tapi apa yang bisa aku lakukan dengan perasaanku?”
Soo Chul terdiam, mungkin merasa prihatin dengan Eun Chae.
Ji Yeon memapah Dong Ha hingga ke depan rumah. Ji Yeon membukakan passcode dan meninggalkan Dong Ha setelah Dong Ha mengangguk bahwa dia bisa masuk sendiri. Namun, Dong Ha terjatuh. Ji Yeon berbalik lagi dan mengantar Dong Ha masuk ke kamarnya.
Ji Yeon menyelimuti Dong Ha yang tertidur. Lalu Ji Yeon duduk disamping dan menatap Dong Ha yang tertidur.
“Tidur yang nyenyak, Yoon Dong Ha.”
Ji Yeon beranjak keluar dan mematikan lampu kamar. Dong Ha membalikkan badan dan membuka mata. Dia ternyata sudah sedikit sadar.
***
Soo Chul ke rumah Ji Yeon untuk mengembalikan ponsel yang Ji Yeon tinggalkan di dalam mobilnya. Ji Yeon bertanya apakah Soo Chul sudah mengantarkan Eun Chae. Soo Chul mengiyakan. Soo Chul bicara dengan kepala miring ke kanan. Ji Yeon heran, kenapa ekspresi wajah Soo Chul seperti itu.
“Yah, itu semua karena Noonim.”
“Apa yang aku lakukan?” Ji Yeon tak mengerti.
“Kau berciuman dengan Dong Ha.”
“A…” Ji Yeon hendak menjelaskan, tapi dipotong Soo Chul.
“Aku tidak tahu.” Soo Chul cemberut marah. Dia melepas sandal yang dipakainya dengan dilempar, lalu keluar. Ji Yeon bertanya-tanya apakah Soo Chul melihat semuanya, dan kenapa Soo Chul uring-uringan.
Ji Yeon duduk dan melihat ada 5 panggilan tak terjawab dari Shi Hoon. Ji Yeon termenung, mengingat kejadian tadi saat Dong Ha menciumnya dan dia tak menolak. Ji Yeon tidak menelpon balik Shi Hoon, dia malah menggumamkan nama Dong Ha. Ji Yeon nampak bingung dengan perasaannya sendiri. Ji Yeon menelungkupkan wajahnya.
***
Dong Ha bangun dan mengambil air minum di kulkas. Begitu berbalik, Soo Chul sudah berdiri di hadapannya. Dong Ha terkejut dan heran melihat ekspresi wajah Soo Chul yang menatapnya dengan tajam, sepertinya laser akan keluar dari mata Soo Chul. Soo Chul berkata dia sudah menembakkan laser itu, dan bertanya pada Dong Ha apa yang terjadi kemarin.
“Apa maksudmu apa yang terjadi?” Dong Ha berjalan pergi.
Soo Chul membalikkan badan Dong Ha, “Apa ini? Kau sungguh tidak ingat apapun?”
“Apa yang aku lakukan? Apa aku melakukan kesalahan di pesta perpisahan?”
“Aigoo, lupakan. Aku tidak seharusnya mengatakan apapun.” Soo Chul beranjak pergi.
Dong Ha menahan Soo Chul dan mengajaknya makan sup penghilang mabuk. Soo Chul menyingkirkan tangan Dong Ha dari dadanya dan menyuruh Dong Ha makan sendiri. Dong Ha merengek, meminta Soo Chul untuk tidak meninggalkannya sendirian.
***
Shi Hoon pergi ke toko perhiasan untuk mengambil cincin yang dia pesan. Dia mendesain sendiri cincin itu. Tapi entah kenapa ekspresi wajah Shi Hoon tidak menunjukkan kegembiraan, tidak ada senyuman di wajahnya.
***
Ji Yeon keluar rumah hendak berangkat kerja. Dia berhenti sebentar untuk menatap rumah Dong Ha. Mendengar kunci pintu dibuka, Ji Yeon bergegas turun. Yang keluar adalah Soo Chul, dan Soo Chul yang melihatnya pun memanggil Ji Yeon.
Ji Yeon berdiri menunggu Soo Chul menghampirinya. Ji Yeon bertanya Soo Chul hendak kemana. Soo Chul memalingkan wajahnya dengan cemberut, lalu mengenakan kacamata hitamnya dan berjalan pergi meninggalkan Ji Yeon. Membuat Ji Yeon tak mengerti kenapa Soo Chul seperti itu. (saya juga bingung, Soo Chul ini cemburunya sama Ji Yeon atau sama Dong Ha..? ha…)
Ji Yeon turun dan melihat Shi Hoon yang sudah menunggu di depan mobil. Ji Yeon berusaha tersenyum ketika Shi Hoon melihat ke arahnya.
Di dalam mobil, Shi Hoon dan Ji Yeon tidak saling bicara hingga akhirnya Ji Yeon memulai percakapan dengan meminta maaf karena kemarin dia tidak bisa menelpon Shi Hoon. Shi Hoon menduga Ji Yeon makan malam bersama perusahaan hingga tengah malam. Shi Hoon tidak memberitahukan bahwa dia melihat Ji Yeon memapah Dong Ha.
Ji Yeon membantah, makan malamnya berakhir di ronde pertama, “Yoon Dong Ha pingsan, jadi aku harus membawanya pulang. Aku meninggalkan ponselku di mobil Yong Soo Chul, jadi aku bahkan tidak bisa menjawab telponmu.”
Shi Hoon tersenyum dan bertanya apakah mereka terlambat untuk menonton pertunjukan. Ji Yeon bilang mereka masih punya waktu.
Ji Yeon dan Shi Hoon menonton pertunjukan musikal. Ji Yeon tertawa melihat pertunjukan, Shi Hoon beberapa kali memperhatikan Ji Yeon.
Pertunjukan usai. Ji Yeon menilai akting para pemain benar-benar baik, dan mereka juga menyanyi dengan sangat baik. Pertunjukan itu benar-benar mengurangi stress. Shi Hoon setuju, mereka menyanyi dengan baik. Dia pun bertanya-tanya haruskah dia belajar dan mencoba bernyanyi. Ji Yeon tertawa, seluruh dunia tahu bahwa Shi Hoon tuli terhadap nada. Shi Hoon tak terima dan menawarkan diri untuk mencoba menyanyi disana.
Seorang pria yang sedang berjalan ceoat sambil menelpon menabrak Shi Hoon. Pria itu tidak berhenti untuk minta maaf, tapi berlalu begitu saja. Ji Yeon kesal dan berusaha menegur pria itu. Tapi Shi Hoon tidak mempermasalahkan, mungkin pria itu sangat sibuk.
Ji Yeon masih kesal, “Tidak peduli seberapa sibuknya kita, jika kita bertabrakan dengan seseorang, kita harus meminta maaf.”
Shi Hoon menatap Ji Yeon dengan takjub, membuat Ji Yeon bertanya kenapa Shi Hoon seperti itu. Shi Hoon takjub, sekarang Ban Ji Yeon cukup kasar. Dulu, kalau Ji Yeon bertabrakan di jalan, Ji Yeon akan bersembunyi di balik punggung Shi Hoon dan berkata bahwa dia takut. Ji Yeon bilang itu hanya pura-pura agar Shi Hoon menilainya baik. Image management (pencitraan). Shi Hoon tertawa mendengar penjelasan itu. Membuat Ji Yeon bertanya apakah Shi Hoon percaya dengan semua itu.
“Bahkan saat semua wanita akan melakukan itu, aku tidak berpikir Ji Yeon-ku tidak akan melakukan itu.”
“Semua wanita di dunia ini sama.”
Shi Hoon kemudian mengajak Ji Yeon makan karena dia lapar. Shi Hoon bertanya apa yang ingin Ji Yeon makan. Ji Yeon ingin makan sesuatu yang enak.
***
Ibu keluar dari rumah Ji Yeon dan tak sengaja bertemu Dong Ha yang pulang swalayan. Dong Ha akan pulang, ibu menahannya dan bertanya Dong Ha belum makan, kan? Dong Ha mengiyakan. Ibu mengambil plastik belanjaan Dong Ha dan menyimpannya di atas pagar, lalu mengajak Dong Ha pergi.
Ibu membawa Dong Ha ke restoran Na Rae. Min Goo sedikit terkejut melihat Ibu datang bersama Dong Ha. Ibu bilang dia tidak sengaja bertemu Dong Ha saat pergi ke rumah Ji Yeon. Ibu menanyakan Na Rae. Min Goo bilang Na Rae masuk sebentar, kemudian Min Goo mempersilahkan Ibu dan Dong Ha duduk.
Dong Ha menarik kursi dan mempersilahkan ibu untuk duduk. Ibu tersenyum senang, “Mr Yoon, bagaimana kau bisa begitu menyenangkan!” Dong Ha tersenyum mendengar pujian ibu.
Na Rae keluar dan menyapa mereka. Ibu bertanya tentang kesehatan Na Rae. Na Rae baik-baik saja, Ji Yeon membelikan buah untuknya dan menjaganya dengan sangat baik. Ibu bilang tentu saja Ji Yeon harus begitu.
“Jika Ji Yeon kami menikah, apakah kau pikir dia akan punya kabar baik (punya bayi) segera?”
Senyum Dong Ha menjadi sedikit aneh. Dan Na Rae pun tak bisa menjawab pertanyaan ibu karena tidak nyaman pada Dong Ha. Na Rae mengalihkan pembicaraan dengan bertanya apa yang ingin ibu dan Dong Ha makan. Ibu meminta makanan yang paling enak.
***
Ji Yeon berada di rumah Shi Hoon, dia membuatkan kopi untuk mereka berdua. Ji Yeon terpesona melihat foto-foto yang berserakan di atas meja. Itu adalah foto-foto desain rumah. Shi Hoon menjelaskan dengan antusias pada Ji Yeon. Ji Yeon menebak konsep pemotretan Shi Hoon selanjutnya adalah arsitektur. Shi Hoon hanya tersenyum dan berkata dia sedang melihat-lihat.
Shi Hoon bertanya apakah ada rumah yang Ji Yeon sukai. Ji Yeon menunjukkan satu foto rumah yang dia suka. Sederhana dan kuat. Shi Hoon menyimpan foto itu ke belakang dan memuji Ji Yeon memiliki mata yang bagus, rumah kayu itu seperti pemiliknya. Ji Yeon tersenyum.
***
Kembali pada Dong Ha dan Ibu yang kini mulai makan. Dong Ha bertanya apakah Ji Yeon akan menikah. Ibu membenarkan, dia lah yang menyuruh mereka untuk menikah secepatnya.
“Jika kau memikirkan masa lalu, aku tidak bisa memaafkan anak itu, Shi Hoon. Tapi, apa yang bisa aku lakukan saat mereka mengatakan mereka saling menyukai? Itu bukan dia sengaja tidak datang, dia mengalami kecelakaan.”
Dong Ha bilang dia mengerti. Ibu belum tahu jika Dong Ha benar menyukai Ji Yeon, yang dia tahu Dong Ha hanya pernah pura-pura menjadi pacar Ji Yeon di depannya. Na Rae dan Min Goo melihat Dong Ha dengan prihatin.
“Mr Yoon, apa kau sudah punya pacar?”
“Apa?” Dong Ha sedikit terkejut dengan pertanyaan ibu, “Tidak.”
“Aku benar-benar menyukaimu, Mr Yoon . Jika aku punya satu anak perempuan lagi, aku ingin kau menjadi menantuku yang kedua. Sebelumnya, ketika aku melihatmu di rumah sakit, kau sangat bisa diandalkan. Aku benar-benar berharap bahwa kau dan Ji Yeon akan berhasil.” Ibu tertawa.
“Aku menyukainya, sungguhan.” Dong Ha yang sejak tadi menunduk sedih, akhirnya mengungkapkan perasaannya pada ibu.
“Apa?” Ibu terbelalak, tak mengerti. Na Rae dan Min Goo makin prihatin melihat Dong Ha.
“Aku benar-benar menyukai Ketua Tim.”
Ibu tak bisa berkata apapun. Ibu sangat terkejut.
***
Ji Yeon sedang melihat-lihat foto anjing dengan bersandar di pangkuan Shi Hoon. Ji Yeon sejak dulu ingin memiliki anjing Collie berjenggot, yang fotonya sedang dia lihat. Shi Hoon ingat dulu Ji Yeon bilang kalau anjing Collie selalu diikuti hantu. Tapi Ji Yeon sekarang tidak takut hantu lagi.
“Apa kau tahu nama panggilanku?”
“Apa itu?”
“Penyihir.”
Shi Hoon tertawa, “Kenapa kau menjadi penyihir?”
Ji Yeon menyindir, “Terima kasih pada seseorang, tabiatku sedikit berubah. Menjadi seorang penyihir yang dingin, agresif, dan berperangai buruk.”
Shi Hoon tersenyum kecut, mungkin merasa bersalah. Ji Yeon melihat foto-foto itu lagi, semakin dia melihatnya mereka semakin manis. Ji Yeon ingin membesarkan mereka semua. Shi Hoon memilih salah satu yang paling manis.
***
Sementara itu, Dong Ha masih mengutarakan perasaan sebenarnya pada ibu.
“Jika aku mengaku sedikit lebih awal, apa yang akan terjadi… Jika Noh Shi Hoon tidak kembali, betapa bagusnya itu… Aku merenungkan hal-hal itu. Tapi sekarang, tidak ada apapun yang bisa dilakukan tentang hal itu.”
Dong Ha memaksakan senyumnya. Ibu menghela nafas panjang. Dan Na Rae bertanya pada Min Goo apa yang harus mereka lakukan.
“Oh.. mengapa ketika ada begitu banyak wanita cantik lajang, mengapa harus seseorang seperti Ji Yeon yang sudah tua dan memiliki temperamen mengerikan?” tanya Ibu bernada sedih. Ibu tidak marah, ibu malah sepertinya ikut prihatin.
Dong Ha tidak bisa menjelaskan. Ibu meraih tangan Dong Ha dan menggenggamnya.
“Aku…” Ibu terdiam agak lama, “..tidak punya apapun yang bisa aku katakan..”
Ibu menatap Dong Ha dengan sedih. Dong Ha tersenyum pada ibu. Dong Ha mengerti maksud ibu. Mungkin baginya cukup jika ibu juga sudah tahu perasaannya yang sesungguhnya untuk Ji Yeon.
***
Ji Yeon yang sedang melihat sebuah buku bertanya apa yang sedang dilakukan Shi Hoon. Shi Hoon yang sibuk sendiri di meja kerjanya meminta Ji Yeon untuk menunggu sebentar, dia hampir selesai. Shi Hoon kemudian menghampiri Ji Yeon dengan membawa sebuah buku.
Shi Hoon berdiri di belakang Ji Yeon dan menunjukkan bukunya. Buku itu diberi judul ‘Kisah Cinta yang Kita Buat Bersama’. Shi Hoon menyuruh Ji Yeon membukanya.
Ji Yeon membuka halaman depan, dan menemukan foto rumah yang tadi dia tunjuk sebagai rumah yang dia sukai.
Shi Hoon berkata, “Mari kita hidup dalam rumah seperti ini.”
Ji Yeon membuka halamanna lagi dan menemukan foto anjing Collie berjenggot, dan kucing di halaman berikutnya.
Shi Hoon melanjutkan, “Kita akan membesarkan Collie berjenggot. Dan juga membesarkan kucing.”
Shi Hoon mengeluarkan kotak cincinnya, “Aku ingin bersama denganmu selamanya. Itu adalah mimpiku.”
Ji Yeon terpana melihat foto-foto yang Shi Hoon kumpulkan di buku tadi, “Sunbae…”
“Mari…” Shi Hoon menunjukkan cincinnya, “..kita menikah.”
***
Dong Ha berjalan pulang, dia teringat nasehat Ibu tadi, “Mr Yoon, karena kau masih muda, kau akan memiliki banyak kesempatan untuk bertemu orang yang benar-benar baik. Dan kau juga akan segera melupakan Ji Yeon.”
Dong Ha duduk di bangku taman, melihat ke tempat dimana kemarin Ji Yeon duduk, dan berkata dalam hati, “Bagaimana jika itu tidak terjadi seperti yang aku inginkan? Apa yang terjadi jika siapapun yang aku temui, aku tidak menyukai mereka sebanyak aku menyukai Ketua Tim? Tidak peduli berapa banyak waktu berlalu, bagaimana jika aku tidak bisa melupakan Ketua Tim? Lalu, apa yang harus aku lakukan?”
Dong Ha kemudian teringat perkataan Ji Yeon kemarin saat Dong Ha mabuk, yang ternyata Dong Ha mendengar semuanya.
“Seperti yang kau katakan, jika kita bertemu sedikit lebih awal, apa yang akan terjadi? Jika kita bertemu dalam situasi yang berbeda dari sekarang, akankah kita baik-baik saja?”
Dong Ha menghela nafas dan menunduk menutup wajahnya.
***
Di kantor Trouble Maker. Ji Yeon mendapatkan bonus dari CEO Kwon untuk artikel eksklusif mengenai Choi Gap Soo yang menyebabkan Trouble Maker membuat penjualan terbesar dalam sejarah. Ji Yeon menerimanya dengan senang hari. Young Shik memberikan selamat dan bertanya apakah dia mendapat bagian (hehe..).
Ketua Tim Byun cemberut. CEO Kwon bilang jika mereka cemburu, mereka harus memberikan cerita eksklusif yang seksi. Ketua Tim Byun ingin mendapat cipratan bonus dari Ji Yeon, tapi Ji Yeon tidak mau memberikannya.
CEO Kwon kemudian memperkenalkan asisten batu untuk Ji Yeon, Jae Ga Jae Woong. Ji Yeon sedikit menunduk, mungkin teringat Dong Ha.
Young Shik menunjukkan di mana meja Ji Yeon, mejanya dan meja Jae Woong pada Jae Woong. Seperti pada Dong Ha, Young Shik memberitahu Jae Woong bahwa Ji Yeon harus minum Americano ukuran venti setiap pagi dengan extra espresso di dalamnya. Jae Woong salah mendengar ucapan Young Shik mengenai ‘venti’, yang dia dengar adalah ‘panty’. Begitu Young Shik bilang kopi ukuran besar, barulah Jae Woong paham. Young Shik kesal apakah di Geojae tidak ada coffee shop. Jae Woong bilang ada, banyak.
Ji Yeon menghentikan perdebatan mereka dengan mengajak Jae Woong turun ke lobi. Ji Yeon memanggil Jae Woong dengan Pulau Pengemis, karena kata ‘pengemis’ pengucapannya terdengar seperti Geojae. Jae Woong merasa sedikit kaya karena Ji Yeon memanggilnya sebuah pulau. Di telinga Jae Woong yang Ji Yeon ucapkan adalah ‘isrand’ bukan ‘island’.
Jae Woong turun menuju lobi. Langkahnya terhenti melihat Rin Ji dan Eun Chae sedang membereskan buku-buku di rak. Jae Woong berbalik dan menghampiri Rin Ji. Jae Woong menepuk pundak Rin Ji, membuat Rin Ji terkejut dan bertanya apa yang Jae Woong inginkan.
Jae Woong bertanya apakah Rin Ji tahu kemana Ji Yeon pergi. Rin Ji menunjuk keluar. Jae Woong berterima kasih dan berlalu. Jae Woong tampaknya tertarik pada Rin Ji. Dia kan tahu sebenarnya kemana Ji Yeon, dia hanya cari alasan untuk bicara dengan Rin Ji.
Rin Ji mengeluh, dia merindukan Dong Ha. Setelah melihat wajah tampan Dong Ha dan kemudian melihat wajah yang realistis, suasana hatinya menjadi turun. Eun Chae setuju dengan Rin Ji. Rin Ji salah mengerti dan bertanya apakah Eun Chae juga tipe wanita yang memilih pria berdasarkan penampilan dan kondisinya. Eun Chae bilang bukan seperti itu.
“Apa kau mengaku pada Dong Ha?” Rin Ji menanyakan pengakuan perasaan Eun Chae.
“Tidak. Aku tidak bisa.” Jawab Eun Chae sedih.
Rin Ji kemudian dengan jelas memperingatkan Eun Chae. Rin Ji meminta Eun Chae untuk tidak mencoba berpaling pada Soo Chul karena tidak berjalan dengan baik dengan Dong Ha. Eun Chae sedikit terkejut mendengar peringatan Rin Ji itu.
***
Ji Yeon berjalan dengan cepat. Di belakang Jae Woong berusaha mengejar dan memanggil Ji Yeon.
Ji Yeon berhenti berjalan dan berbalik, “Dengar, Pulau Pengemis. Mulai sekarang, panggilannya adalah Ketua Tim. Meskipun kau menjawab apapun yang aku tanyakan, saat kau mengajukan pertanyaan padaku kau harus bertanya dulu apakah kau boleh mengajukan pertanyaan. Aku menolak pertanyaan pribadi.”
“Aku tidak begitu penasaran.” Jawab Jae Woong.
Ji Yeon menaikkan alis tanda tak menduga Jae Woong akan menjawab seperti itu. Ji Yeon melanjutkan, “Untuk meliput berita, kau harus selalu stand by selama 24 jam. Kapanpun atau di mana pun aku memanggilmu, kau harus datang dengan segera.”
Berbeda dengan Dong Ha yang dulu protes, Jae Woong langsung mengiyakan aturan dari Ji Yeon tadi. Ji Yeon melanjutkan perjalannya dan meminta Jae Woong mengikutinya.
***
Dong Ha menjalankan motornya dengan terburu-buru. Sampailah dia di persimpangan jalan. Disana sedang terjadi sedikit keributan, seorang pengantar barang marah-marah pada pengemudi mobil merah. Dong Ha kesana sepertinya karena di hubungi si pengemudi mobil merah yang meminta tolong Master of Part-Time.
Tampaknya mobil si pengantar barang dan mobil merah hampir bertabrakan saat mobil merah hendak belok kanan. Si pengantar barang memaki pengendara mobil merah, jika dia tidak bisa menyetir makan jangan membawa mobilnya keluar. Si pengemudi mobil merah yang seorang gadis tidak mau keluar karena ketakutan.
Dong Ha turun dan menghampiri mereka. Dia meminta si pengantar barang untuk memundurkan mobilnya duluan. Si pengantar barang marah, “Kenapa kau ikut campur saat kau tidak tahu apa-apa?!”
“Aku tahu dengan baik. Pemilik mobil ini adalah pacarku.” Dong Ha kemudian melihat ke dalam mobil lewat jendela, “Jagiya, kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat kusut.” Gadis itu menangis.
“Oh, Yang benar saja. Karena gadis ini, pengirimanku terlambat 30 menit. Bagaimana kau akan mengkompensasi hal ini? Hah?”
“Jika kau merasa tidak nyaman, tuntut saja. Aku akan menghubungimu. Kau memiliki izin transportasi, kan?” Dong Ha melihat plat mobil pengantar barang itu lalu berkata dengan suara keras, “Oh, itu bukan plat kuning. Apa yang harus saya lakukan mengenai ini? Haruskah aku menelpon?”
Si pengantar barang gelagapan dan beranjak pergi, “Aku... sekarang... pergi karena aku benar-benar sibuk. Anggap saja kau beruntung hari ini.”
Dong Ha kembali berteriak apakah dia tidak harus menelpon. Dong Ha sedikit kesal beraninya pria itu mencoba menggunakan trik. Dong Ha kemudian meminta maaf pada pengendara mobil lain, dan berkata akan segera memindahkan mobil secepatnya. Dong Ha bertanya pada si pengemudi apakah dia baik-baik saja. Gadis itu mengiyakan dan berterima kasih.
***
Ibu berdiri di luar gedung Trouble Maker. Dia mencoba menghubungi Ji Yeon, tapi tidak juga dijawab. Ibu kemudian berkata sendiri sambil membayangkan sesuatu, “Ketika kau menonton drama, orang tersebut kebetulan muncul pada saat seperti ini dan...”
“Madam Choi!” sebuah suara mengagetkan Ibu. Ternyata itu adalah CEO Kwon. Mereka pun saling mengucapkan salam.
Tanpa di tanya, ibu menjelaskan bahwa dia sedang menunggu Ji Yeon, mereka hendak makan siang bersama. Padahal sepertinya Ibu sengaja datang kesana berharap bisa bertemu CEO Kwon tanpa sengaja seperti yang digumamkannya sebelumnya. Ibu bertanya bagaimana CEO Kwon ada disana. CEO Kwon bilang dia baru saja kembali dari makan.
“Uh, jika Team Leader Ban tidak ada di sini kau seharusnya masuk dan menunggu.”
“Tidak apa-apa. Kalau begitu, haruskah aku masuk?”
CEO Kwon tertawa dan mengajak ibu masuk bersamanya. Ibu tersenyum senang.
Ibu menunggu di ruangan CEO Kwon. Mereka sama-sama terdiam dengan canggung. Lalu ibu melihat tanaman tomat cherry yang dia berikan sebelumnya pada CEO Kwon. Ibu tersenyum senang karena CEO Kwon merawatnya dengan baik.
“Aku merawatnya dengan pengabdian.”
“Aigoo, Ji Yeon membiarkannya mengering dan mati tanaman yang aku berikan padanya.”
“Madam Choi. Aku memahami rahasia di balik tomat cherry ini.”
“Rahasia?”
“Di abad ke-16, suami dari Ratu Elizabeth yang pertama dari Inggris…nama bunga yang berasal dari tomat cherry yang dia berikan pada istrinya…Resolusi Cinta. Aku benar, kan?”
Ibu tersenyum malu-malu.
CEO Kwon mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya pada ibu, itu adalah nomor ponselnya. Ibu menerimanya dan memegang kartu nama itu. CEO Kwon yang juga masih memegang kartu nama itu menariknya perlahan sehingga ibu ikut maju ke depan, lebih dekat pada CEO Kwon.
“Jung Sook-sii..” panggil CEO Kwon pada ibu.
Ibu memalingkan wajah karena malu dan berkata dalam hati, “Pria ini benar-benar cepat.”
***
Ji Yeon memanggil Rin Ji yang turun dari lantai atas. Ji Yeon bertanya apakah ibunya datang kesana. Rin Ji membenarkan, ibu datang bersama CEO dan sekarang ada di ruangan CEO. Ji Yeon terkejut mendengarnya.
Ji Yeon menuju ruangan CEO. Ji Yeon mengintip ibu dan CEO Kwon yang sedang tertawa bersama. Ji Yeon mengetuk pintu CEO, lalu masuk dan memanggil ibunya. Ibu segera berdiri pamit.
Ji Yeon berbisik, mengapa ibu terus melakukan kunjungan tiba-tiba. Ibu tak terima apa maksudnya tiba-tiba, dia sudah menelpon dan menunggu Ji Yeon. Ji Yeon mendorong ibu keluar.
Ji Yeon pun berpikir apa yang sebenarnya terjadi. Dia menoleh dengan curiga pada CEO Kwon yang masih tersenyum. Ji Yeon mengangguk pamit pada CEO Kwon dan menutup pintu dengan tatapan curiga pada CEO Kwon.
Ibu masuk ke toilet perempuan yang ternyata ruangannya nyambung dengan toiler laki-laki, hanya di pisahkan oleh wastafel yang ada di tengah. Ibu terkejut ketika Ketua Tim Byun masuk lewat pintu toilet laki-laki. Lalu ibu terkejut ketika Young Shik masih lewat pintu toilet perempuan. Ibu bergumam, toilet macam apa itu yang tidak memiliki kerahasiaan.
Ibu masuk ke bilik toilet dan mengetik sms. Tiba-tiba Ji Yeon mengetuk pintu dan menyuruh ibu cepat karena waktu makan siang hampir berakhir. Ibu mengiyakan dengan kesal, dan mengeluh Ji Yeon mirip siapa sehingga kepribadiannya begitu tergesa-gesa. Ibu melanjutkan mengetik sms dengan tersenyum. Siapa yang ibu sms?
CEO Kwon mendapatkan sebuah pesan: “CEO, ini nomor ponselku. Apakah kau punya waktu untuk makan malam besok?”
CEO Kwon tertawa lebar, lalu berkata dalam hati, “Wanita ini telah jatuh cinta padaku.”
***
Dong Ha pulang ke rumah, disana ada Soo Chul yang hendak keluar. Soo Chul heran Dong Ha sudah pulang, bagaimana dengan pekerjaan paruh waktunya. Dong Ha masih punya satu pekerjaan, dia pulang untuk berganti pakaian. Dong Ha balik bertanya apakah Soo Chul tidak pergi ke toko. Soo Chul bilang dia akan ke toko.
Dong Ha meminta Soo Chul berputar. Soo Chul pun berputar dengan jari Dong Ha di kepalanya.
“Ini adalah pakaian ke klub.”
“Tidak, bukan.” Soo Chul sedikit gelagapan, “Aku akan pergi ke toko untuk mengatur dan pulang ke rumah.”
Dong Ha membaui Soo Chul, “Tidak, ada sesuatu yang lain. Kau. Ini adalah cologne untuk mendapatkan wanita.”
Soo Chul menyuruh Dong Ha membaui tangannya. Dong Ha maju, dan Soo Chul menggetok dahi Dong Ha, membuatnya kesakitan.
“Jika kau bebas, maka tulis komentar di homepage pada bagian diskusi. Hyungnim pergi.” Soo Chul pergi dengan menyenggol Dong Ha.
Dong Ha penasaran, “Mengapa begitu tak berperasaan? Siapa kali ini? Apakah Min Sung? Aku bisa mencium sesuatu.”
***
Bersambung ke bagian 2 ~
Preview: Ji Yeon akan segera menyadari siapa yang ada di hatinya.
***
Cuap-cuap:
Haha.. gemeeess banget sama yang namanya Soo Chul. Bingung, dia itu cemburu sama Ji Yeon apa sama Dong Ha ya? Ke Ji Yeon ngambek, ke Dong Ha juga gitu.. Bromance-nya bisa ngalahin Jong Suk sama Woo Bin gak ya? Hehe…
Sepertinya, Shi Hoon sudah mulai menyadari jika di hari Ji Yeon ada orang lain.
Kisah Ibu dan CEO Kwon juga mulai menampakkan kemajuan. Pendekatan ibu sepertinya tidak sia-sia. Tapi, CEO Kwon juga kliatan banget player-nya. Lucu liat mereka berdua.
###
Wah udah keluar sinopsis ep 11 nya
ReplyDeleteMakasih mba mumu
Tetap semangat yach nulisnya
Wooww....wowwww....ada yg merasa kehilangan neeeecch....ada yg aneh dgn raut wjah Shi hoon saat ambil cincin,,,,tau aa...ngikut ajaaaa.....q nanti part 2 nya,gomawo mbak
ReplyDeletemenurutku soo chul bukan cemburu mbak,tp lebih k marah sm dong ha n ji yeon,soalny gara2 mereka eun chae nya jd terluka..ms iy cemburu sh??hehehe..
ReplyDeletechi2
CEO Kwon player banget keknya. :3 kek bangga gitu bilang ibu udah jatuh cinta ama dia.... aah, ibu terlalu buru2 sms CEO kwon itu kn ibu posisi masih dikantor troubelmaker :3 tapi udah langsung sms aja.. harusnya tunggu ampe besoknya aja baru sms. greget sendiri kesannya ibu ngebet banget sukanya sama CEO kwon jadi percaya diri banget gitu mirip SC playernya keluar. ><
ReplyDeleteini malah lebih seru ngebahas CEO+Ibu. XDD (tiap kali ngetik kwon jadinya know mulu dari tadi).
SC mau godain EC yaa~??? Hehehhh, dia lucu. Btw asisten JY lumayan juga tapi pendengarannya radak kurang apa kek mana itu. :3
thx u sinopnya mbk, ditunggu lanjutannya. :D
¤amrelisha¤
CEO Kwon player banget keknya. :3 kek bangga gitu bilang ibu udah jatuh cinta ama dia.... aah, ibu terlalu buru2 sms CEO kwon itu kn ibu posisi masih dikantor troubelmaker :3 tapi udah langsung sms aja.. harusnya tunggu ampe besoknya aja baru sms. greget sendiri kesannya ibu ngebet banget sukanya sama CEO kwon jadi percaya diri banget gitu mirip SC playernya keluar. ><
ReplyDeleteini malah lebih seru ngebahas CEO+Ibu. XDD (tiap kali ngetik kwon jadinya know mulu dari tadi).
SC mau godain EC yaa~??? Hehehhh, dia lucu. Btw asisten JY lumayan juga tapi pendengarannya radak kurang apa kek mana itu. :3
thx u sinopnya mbk, ditunggu lanjutannya. :D
¤amrelisha¤
♍αK∂§îîîîĦ Ƴɑ̤̥̈̊ªªªª mba, tinggal tunggu part 2 nya
ReplyDeleteLiat ad3gan CEO ama ibu ji yeon.sumpah bkin ketawa sendiri.....
ReplyDeleteakhirnya di update juga, makasih mba.
ReplyDeletesemangat terus nulisnya.
4 jempol fighting.
Aduh yg ditunggu-tunggu dah dateng episod 11 ... nunggu lagi tuk part 2 ... tq jenk mumu ....
ReplyDeleteTerimakasih....aduh udah kepo dari kmrn blk blk blog..... akhienya...gamsahabnida........
ReplyDelete"kl menurtku soo chul ini lbh ke marah bkn cemburu...SC tahu DH 'n JY saling menyukai tp krn keadaan jd mereka seperti ini...saat Beruang kutup kembali SC tau betapa sedihnya DH mungkin dia marah sama DH krn meliht DH g berusaha mengejar JY tp malah merusk diri sendiri...kl sama JY dia marah'y JY kan sdh sama Beruang kutb tp ngapa dia mau di cium sm DH jd seolah" JY ni ngasih harpn ke DH...hahh tp bukn salah JY Jg org dia aja g tau dg perasaan'y...SC ini yg paling tau tentg mereka berdua jd bukn krn uen cae jauh sblm'y SC udh memperingtkn uen cae kl DH sdh menyukai seseorg.
ReplyDeleteDH-ibu...aww hen kantung...q mlh terharu...jd pria harus gitu berani jujur di hadpn calon mertua di tolak ato di terima urusan belakangn yg penting kita sdh mengungkapkn apa yg ada di hati...tp sedih'y jstru org yg di cintai sdh memiliki org lain.
wah ~ hebat deh.. aku gak kepikiran sampe situ, hehe...
DeleteSalut emang sama Dong Ha yang berani ngakuin perasaannya sama ibu..