WITCH’S LOVE Episode 9 – 1
~Witch’s Love Episode 9~
Ji Yeon bersiap hendak berangkat ke kantor. Dia teringat permintaan Dong Ha semalam ketika memeluknya dari belakang, dan memintanya untuk tidak kembali pada Shi Hoon. Sepertinya Ji Yeon belum memberikan jawaban.
Narasi Dong Ha: “Cinta selalu…membawa kita ke suatu tempat.”
Dong Ha mencari-cari kunci di sofa, dia melemparkan bantal ke samping, tiba-tiba terdengar suara Ji Yeon mengaduh.
Ji Yeon melempar kembali bantal itu pada Dong Ha. Dong Ha tak peduli dan terus mencari kunci, hingga ke kolong sofa dan membuat Ji Yeon kesal karena tidak bisa melihat televisi. Dong Ha juga bukan saja memindahkan bantal, tapi Ji Yeon dia pindah-pindahkan untuk mencari kunci hingga Ji Yeon terjatuh dari kursi. Dan pada akhirnya Dong Ha mencandai Ji Yeon.
Lanjutan narasi Dong Ha:“Tempat itu bisa surga…atau…neraka.”
Dong Ha menyadari bahwa itu hanya kenangannya bersama Ji Yeon waktu itu. Dong Ha menemukan kuncinya di bawah bantal.
Ji Yeon keluar kamar dan mendengar suara Dong Ha memanggilnya. Ji Yeon menoleh ke arah dapur.
Disana ada Dong Ha yang sedang sibuk di dapur dan memintanya menunggu. Dong Ha kemudian menghampiri Ji Yeon sambil membawa sandwich dan menyuruh Ji Yeon memakannya sebelum pergi.
“Aku tidak sarapan. Ji Yeon menolak.”
“Ini bukan hanya sandwich biasa. Ini buatan tangan oleh master ini. Sandwich sarapan spesial.”
Dong Ha meminta Ji Yeon membuka mulut dan membuat Ji Yeon menggigit sandwich buatannya. Dong Ha juga ikut makan. “Enak bukan? Aku tidak bisa menjual cukup baik saat aku melakukan pekerjaan paruh waktuku di depan sekolah.”
Ji Yeon tersenyum dan meminum air putih yang diberikan Dong Ha. Dong Ha terus menyuapi Ji Yeon, dan Ji Yeon juga senang. Mereka tersenyum bahagia.
Ternyata, itu hanya kenangan Ji Yeon bersama Dong Ha sebelumnya. Tidak ada Dong Ha di dapurnya.
Dong Ha keluar rumah dan turun hendak berangkat kerja. Dia berhenti sebentar di depan pintu Ji Yeon, menatapnya.
Ji Yeon sampai di kantor dan naik ke ruangannya. Dia terkejut melihat Dong Ha sudah ada disana. Ji Yeon menyapa Dong Ha yang datang lebih awal. Dong Ha berdiri dan dengan canggung menyapa Ji Yeon yang juga datang lebih awal. Ji Yeon berjalan menuju tempatnya sambil berkata bahwa dia ada deadline artikel.
Mereka nampak canggung. Lalu Dong Ha bertanya apakah Ji Yeon senang bisa kembali ke rumah. Ji Yeon membenarkan, tentu saja. Tapi dia pikir dia mendengar suara Soo Chul saat dia di kamar mandinya, “Noonim, cepatlah Noonim.”. Dong Ha tersenyum, Ji Yeon juga. Sesaat kemudian bersamaan mereka memanggil nama mereka, Ji Yeon memanggil Dong Ha, Dong Ha memanggil Ji Yeon. Sepertinya mereka hendak membahas tentang kejadian semalam, tapi kemudian mereka terdiam saling menatap.
Young Shik muncul dan terkejut melihat Dong Ha dan Ji Yeon yang datang lebih awal dari biasanya. Young Shik kemudian menghampiri Ji Yeon dengan wajah menyesal. Young Shik bertanya apakah Ji Yeon masih marah padanya tentang kemarin. Ji Yeon membenarkan.
Young Shik kemudian membela diri, “Aku bilang aku tidak mau. Tapi Ketua Tim Byun bersikeras mendapatkan foto paparazi-mu dan Philip Noh.”
Ji Yeon ingin memukul Young Shik, “Beraninya kau mengikuti aku? Berikan wawancara pekan ini pada Yoon Dong Ha.”
Young Shik ingin protes, tapi Ji Yeon keburu pergi dari sana. Young Shik cemberut mendekati Dong Ha. Dong Ha bilang Young Shik benar-benar berani. Bagaimana bisa Young Shik bahkan melakukan itu pada Ji Yeon. Dong Ha menyebut Young Shik orang jahat. Young Shik kesal bahkan Dong Ha juga memarahinya.
Dong Ha meminta materi yang tadi dikatakan Ji Yeon. Bukannya memberikan apa yang diminta Dong Ha, Young Shik menunjukkan foto Ji Yeon bersama Shi Hoon yang kemarin dia dapatkan bersama Ketua Tim Byun. Young Shik men-zoom wajah Ji Yeon yang tersenyum.
“Aku bekerja dengan Ji Yeon sunbae selama lima tahun. Aku belum pernah melihat senyumnya seperti ini sebelumnya.”
Tapi Dong Ha tidak merasa terkejut, dia sudah sering melihatnya. Dong Ha kembali meminta materi yang tadi dikatakan Ji Yeon. Young Shik mengambil tumpukan materi dari mejanya. Dia sangat ingin melakukan materi itu. Tapi Dong Ha merebutnya dengan paksa.
***
Chae Hee sedang berbicara di telpon dengan seseorang. Dia bilang bahwa dia sudah melihat artikelnya, dan dia akan meninggalkan Korea minggu ini. Chae Hee meminta orang yang sedang bicara dengannya untuk tidak berterima kasih padanya, cukup terbitkan saja artikel itu secepatnya.
Chae Hee ternyata di rumah Shi Hoon. Dia segera menutup telponnya begitu di dengarnya Shi Hoon masuk. Chae Hee juga ternyata membawa koper. Shi Hoon masuk dan bertanya apa yang dilakukan Chae Hee disana. Chae Hee beralasan bahwa dia datang untuk untuk mengambil sesuatu yang dia tinggalkan. Chae Hee kemudian memberikan sebuah buku.
“Children Safe mengirimkannya padamu. Kampanye bantuan untuk Afrika Timur.” Chae Hee menyimpan buku itu di meja karena Shi Hoon tak kunjung mengambilnya. “Silahkan tinjau itu.”
“Aku sudah bilang kau dipecat.” Ujar Shi Hoon dingin.
“Aku akan pergi setelah pameran. Kau harus mencari tahu proyek berikutnya.”
“Itu bukan urusanmu.”
“Aku telah menghabiskan enam tahun dengan terikat untukmu. Siapa lagi yang akan menjagamu? Siapa lagi yang akan khawatir padamu? Ban Ji Yeon? Dia tahu aku berbohong tentang segalanya, namun dia tidak akan kembali bersamamu. Kau telah menempatkan karirmu menunggu untuknya. Dia bahkan tidak peduli padamu.”
Shi Hoon berteriak, “Hentikan! Jangan bicara begitu gegabah.”
***
Ibu berkunjung ke rumah Ji Yeon. Ibu merasa senang melihat tanaman yang masih terlihat baik padahal tidak ada orang di rumah. Ibu merasa cerewetnya memang diperlukan, tapi kemudian Ibu penasaran apakah Dong Ha yang menyiram tanaman-tanaman itu.
Ibu hendak masuk, tapi passcode pintu sudah diganti Ji Yeon. Ibu pun menelpon Ji Yeon untuk menanyakannya. Ibu bilang pada Ji Yeon bahwa di datang untuk memberikan makan Ji Yeon karena Ji Yeon sudah kembali ke rumah. Sepertinya kemudian Ji Yeon bertanya apakah ibu membeli banyak makanan, karena ibu menyangkal dia hanya membeli sedikit makanan, padahal ibu bawa dua kantong penuh bahan makanan. Ibu meminta Ji Yeon untuk pulang lebih cepat.
Di kantor. Setelah menerima telpon dari Ibu, Ji Yeon hanya bisa bergumam kalau dia hanya bisa melihatnya. Ibu mungkin membeli seluruh pasar.
Eun Chae datang memanggil Ji Yeon. Eun Chae memberitahu bahwa dia mendapatkan tugas wawancara dari Ketua Tim Byun. Itu adalah wawancara pertama Eun Chae dan dia ingin melakukan pekerjaannya dengan baik. Eun Chae ingin mendapatkan saran dari Ji Yeon.
Ji Yeon memberikan saran pada Eun Chae di ruang rapat. Sementara Ji Yeon menjelaskan, Eun Chae mendengarkan dengan baik dan mencatatnya.
“Sederhana, unik, dan inti muatan. Seorang wartawan membutuhkan khas sendiri , juga. Kau harus memiliki rasa profesionalisme-mu sendiri. Ajukan pertanyaan-pertanyaan spesifik. Jangan pertanyaan yang terlalu jelas. Tanyakan apa yang orang ingin katakan pertama kali. Dan mengatakan apa yang ingin kau dengar setelah itu. Sebuah catatan kecil yang bisa kau pegang di satu tangan lebih baik.” Ji Yeon memberikan sebuah catatan kecil.
“Apakah kau memberikannya kepadaku?” tanya Eun Chae sedikit terkejut.
“Jangan terintimidasi dan lakukan dengan baik.”
Eun Chae mengambil catatan kecil yang diberikan Ji Yeon, “Terima kasih. Aku akan bekerja sangat keras.”
“Jangan bekerja keras. Lakukan dengan baik.”
Eun Chae mengangguk mengiyakan, lalu membereskan berkasnya dan pamit pergi. Ji Yeon tersenyum melihat kepergian Eun Chae. Ji Yeon bergumam, Eun Chae tidak tahu jika dia sedang menuju penderitaan, karena Eun Chae terlihat begitu senang. Tapi Ji Yeon merasa itu bagus.
***
Ketua Tim Byun menunjukkan foto paparazzi yang dia ambil bersama Young Shik kemarin pada CEO Kwon. Ketua Tim Byun ingin menulis artikel tentang itu, berkencan atas nama sebuah wawancara. Ketua Tim Byun menanyakan pendapat CEO Kwon. Saling melihat satu sama lain dengan pandangan cinta. CEO Kwon menepis tangan Ketua Tim Byun.
“Bagaimana bisa kau menghina dan menikung wawancara yang baik-baik saja dengan cara ini?”
“Tidak, tidak.. SAya hanya ingin membuatnya lebih seksi...”
“Apakah kau pikir ini seksi?” bentak CEO Kwon dan meletakkan foto-foto itu dengan kasar di meja. “Ini benar-benar rendah. Dimana integritas reporter dan persahabatanmu?”
Ketua Tim Byun merengut, bahkan hingga dia keluar dari ruangan. Young Shik meminta Ketua Tim Byun mengatakan apa yang terjadi, apa yang dikatakan CEO Kwon. Ketua Tim bilang dia tidak mengerti, padahal CEO Kwon selalu mengatakan untuk pergi dan membuat masalah. Young Shik kesal, dia sudah bilang mereka seharusnya tidak melakukan itu. Bahkan dia sekarang mendapatkan diri dalam kesulitan dengan Ji Yeon.
“Diam!” Ketua Tim Byun membentak Young Shik. “Aku tidak tahu dengan irama apa aku harus menari. Ban Ji Yeon…Penyihir jahat yang bahkan memiliki CEO di telapak tangannya.”
Ketua Tim Byun meremas foto-foto itu karena kesal pada Ji Yeon.
***
Ji Yeon pulang ke rumah dan mendapati ibu memasak banyak sekali makanan, satu meja penuh. Ibu menyuruh Ji Yeon berganti pakaian, mereka harus memakannya sebelum menjadi dingin. Ji Yeon menyindir mejanya akan runtuh.
Tak lama kemudian, Soo Chul dan Dong Ha datang dengan membawa bingkisan. Mereka diundang ibu. Ibu bilang dia membunyikan bel sebelumnya dan Soo Chul ada di rumah. Ibu menyuruh mereka segera duduk untuk makan sebelum makanannya dingin. Dong Ha dan Soo Chul menyimpan bingkisannya, lalu duduk.
Ibu berkata pada Soo Chul, “Ji Yeon ku mengganggu kau begitu banyak selama ini. Bagaimana aku bisa hanya mengabaikanmu karena aku ibunya.”
“Aku tidak tinggal di sana gratis. Aku membayar sewa...” ujar Ji Yeon membuat ibu mencubit pahanya, “Aduh...”
Ibu membuka panci sup seafood dan menyuruh Dong Ha dan Soo Chul makan.
“Noonim..” Ups, Soo Chul salah mengucap, “Maksudku…Kau sangat cantik. Noonim menyelinap keluar dari bibirku, Ibu. Semuanya benar-benar gaya makananku.” Soo Chul mengacungkan jempolnya.
Ibu menuangkan sup untuk Dong Ha dan Soo Chul. Ji Yeon tersenyum melihat Dong Ha makan. Ibu juga tersenyum pada Dong Ha yang sedang makan, dan Ji Yeon melihatnya.
***
CEO Kwon datang ke restoran Na Rae. Na Rae dan Min Goo menyambutnya. Na Rae menebak sepertinya CEO Kwon baru pertama kali datang. CEO Kwon bilang dia mendapat rekomendasi mengenai tempat itu dari Ji Yeon. Na Rae terkejut, dan kemudian bertanya apakah CEO Kwon mengenal Ji Yeon. Maka CEO Kwon pun memperkenalkan diri sebagai CEO Trouble Maker.
Na Rae tersenyum dan memberi hormat. Na Rae kemudian teringat perkataan Ji Yeon tentang boss nya, yang dia inginkan adalah uang dan dia pria tua yang keras kepala. Tapi Na Rae berkata lain pada CEO Kwon. “Saya mendengar banyak tentang Anda. Dia bilang Anda sangat baik.”
CEO Kwon tertawa. Na Rae kemudian mempersilahkan CEO Kwon duduk dan memberikan daftar menu. Na Rae menjelaskan bahwa mereka membuat kue ikan sendiri. CEO Kwon melihat daftar menu, dan bertanya apakah Na Rae menggoreng kue ikan yang ada di dalam sup.
“CEO. Kami menggunakan kue ikan kukus di restoran kami. Walaupun rasa goreng lebih baik.” Min Goo menjelaskan.
“Kau harus menggunakan kue ikan kukus untuk mendapatkan rasa sup yang menyegarkan.” CEO Kwon setuju.
Min Goo dan CEO Kwon tertawa bersama karena memiliki pemikiran yang sama. CEO Kwon pun meminta disiapkan sup kue ikan.
***
Dong Ha dan Soo Chul membawa Ibu dan Ji Yeon untuk duduk di ruang tengah dan makan buah, karena mereka yang akan membersihkan bekas makan malam mereka. Ibu merasa tidak enak karena membuat tamu melakukan itu. Tapi Soo Chul dan Dong Ha tidak keberatan dan segera ke dapur. Dong Ha membuka sweater dan menaruhnya di meja dapur.
“Bagaimana bisa dia sangat sempurna tanpa kekurangan sama sekali?” Ibu menatap Dong Ha dari belakang.
Ji Yeon mencibir, “Kau bilang dia tampak miskin sebelumnya.”
“Itu sebelum aku tahu Mr. Yoon lebih baik. Dia juga makan dengan sangat baik. Dia akan membawa keberuntungan.” Ji Yeon tersenyum menatap Dong Ha saat ibu mengatakannya.
Ibu membandingkan Dong Ha dengan Shi Hoo yang biasanya hampir tidak menghabiskan satu mangkuk nasi. Ji Yeon bilang Dong Ha cukup muda hingga dia bisa mengunyah batu. Ji Yeon juga bilang biasanya ibu mengatakan bahwa ibu menyukai Shi Hoon karena Shi Hoon begitu tepat.
Ibu kesal karena Ji Yeon berdebat dengannya, “Setidaknya, itu menghangatkan tempat jika memiliki pria di dalam rumah.”
Ji Yeon tertawa. Ibu kemudian pamit pulang. Ji Yeon heran ibunya pulang dengan cepat. Ibu bilang dia tidak sebodoh itu, mereka orang-orang muda harus memiliki waktu yang baik. Ibu kemudian berdiri dan memanggil Dong Ha dan Soo Chul untuk pamitan.
Dong Ha heran ibu sudah akan pulang. Ibu bilang dia mengantuk lebih awal karena usianya. Ibu memberitahu Ji Yeon bahwa dia akan berhenti ke restoran Na Rae sebentar untuk memberikan makanan yang tadi ibu buat. Orang-orang yang menjalankan restoran tidak makan dengan baik.
Kemudian Soo Chul ikut pamit dan berkata pada Dong Ha, “Aku harus bertemu Ye Rim. Kau bisa mengambil waktumu dan bersantai.”
Soo Chul kemudian mengajak ibu keluar bersama, dia akan mengantar ibu keluar. Mereka pun pamitan pada Ji Yeon dan Dong Ha.
Setelah tinggal berdua, Dong Ha dan Ji Yeon tampak canggung. Dong Ha kemudian ijin untuk menyelesaikan mencuci piring.
***
CEO Kwon masih ada di restoran Na Ra ketika ibu sampai disana. Tapi Ibu tidak menyadari kehadiran CEO Kwon. Ibu langsung menyampaikan maksudnya bahwa dia membawakan beberapa lauk untuk Na Rae setelah pulang dari makan malam bersama Ji Yeon.
Na Rae dengan senang hati menerimanya dan berterima kasih. Kebetulan dia sedang tidak nafsu makan belakangan ini. Na Rae meminta ibu untuk duduk, dia akan memberikan minuman untuk ibu. Ibu menolak, dia akan pulang saja. Ibu pun pamit dan berbalik.
“Madam Choi.” Seseorang memanggil ibu.
Ibu terbelalak mendengar suara yang sangat dikenalnya, diapun berbalik dan melihat CEO Kwon. Ibu bertanya apakah CEO Kwon sering kesana. CEO Kwon pun menjelaskan bahwa Ji Yeon yang memberitahunya untuk mencoba tempat itu. CEO Kwon kemudian meminta Ibu untuk duduk bersamanya.
CEO Kwon bertanya pada Min Goo makanan yang paling lezat disana. Min Goo bilang makanan mereka semuanya enak. CEO Kwon kemudian meminta makanan yang paling mahal, untuk orang yang spesial. CEO Kwon menatap ibu. Min Goo segera mengiyakan dan memberikan gelas tambahan untuk ibu. Min Goo dan Na Rae tersenyum geli melihat ibu dan CEO Kwon.
CEO Kwon menuangkan minuman untuk ibu, dan mereka pun bersulang. Ibu tersenyum senang dan berkata dalam hati, “Pria ini adalah seorang player.”
***
Dong Ha melihat buku yang dia selipkan di rak buku Ji Yeon, sepertinya belum dibaca Ji Yeon. Ji Yeon kemudian menghampiri Dong Ha dan memberikan kopi. Dong Ha kemudian menunjuk buku-buku di rak dan bertanya apakah Ji Yeon membaca semua buku yang ada disana. Ji Yeon membenarkan, dia membaca semua buku yang ada disana.
“Mereka akan mengumpulkan debu jika kau tidak membacanya dari waktu ke waktu.’ Dong Ha bahkan meniup buku-buku itu. Dong Ha sedang berusaha agar Ji Yeon membaca pesan bukunya.
Ji Yeon tertawa, sekarang Dong Ha mengomel tentang segala macam hal. Dong Ha kemudian bertanya lagi mengapa tadi pagi Ji Yeon bekerja sangat awal. Ji Yeon beralasan dia sedang mencari topik berita. Dong Ha bergumam, sebelumnya Ji Yeon bilang sedang mengejar deadline menulis artikel. (Ketahuan deh boongnya…) Dong Ha kemudian pamit pulang. Ji Yeon bilang dia juga sudah merasa lelah.
Dong Ha bercanda, “Pasti mengantuk lebih cepat, diusiamu…”
“Kau mau mati?” Ji Yeon tertawa. Dong Ha tersenyum.
Ji Yeon berjalan melewati Dong Ha, Dong Ha mengikutinya dari belakang hendak keluar. Ji Yeon berhenti, membuat Dong Ha juga berhenti. Ji Yeon berbalik menatap Dong Ha, seperti ingin mengatakan sesuatu. Dong Ha pun bertanya ada apa. Tapi Ji Yeon bilang tidak ada apa-apa. Maka Dong Ha pun pulang.
Ji Yeon ke dapur untuk menyimpan gelas dan menemukan sweater Dong Ha. Ji Yeon ingin memanggil Dong Ha kembali, tapi tidak jadi.
***
Esok pagi di Trouble Maker. Ji Yeon mendapatkan telpon dari Chae Hee. Ji Yeon bertanya apa yang diinginkan Chae Hee. Chae Hee bilang Shi Hoon akan pergi ke Afrika akhir pekan ini.
“Apakah kau pikir aku akan percaya padamu?” Ji Yeon kesal.
“Aku meminta kau untuk melepaskan Mr. Noh. Kau juga sudah punya pacar.”
“Apa hubungannya denganmu?”
“Sehingga dia bisa datang padaku.”
“Beraninya kau setelah apa kau lakukan kepadaku dan Shi Hoon…”
Chae Hee berteriak, “Apa yang aku lakukan salah? Kaulah yang tidak bisa percaya Mr. Noh..”
Ji Yeon langsung menutup telponnya karena dia tidak ingin bicara dengan Chae Hee. Ji Yeon menghela nafas menenangkan diri.
Young Shik datang dan memanggil Ji Yeon dengan ribut. Dia bertanya apakah Ji Yeon sudah tahu Shi Hoon akan pergi ke Afrika. Dong Ha ada di dekat sana dan tampak terkejut. Ji Yeon tak mengerti apa yang dikatakan Young Shik. Young Shik pun menjelaskan bahwa Shi Hoon akan pergi bekerja bersama Children Safe akhir pekan ini. Ji Yeon terkejut mendengar hal yang sama dari dua orang, Chae Hee dan Young Shik. Ji Yeon pun bertanya Young Shik tahu hal itu dari siapa.
Kemudian CEO Kwon datang menunjukkan sebuah artikel koran, apakah Ji Yeon tahu mengenai hal itu. Ji Yeon membaca artikel itu yang berjudul ‘Jurnalis Foto Phillip Noh pergi ke Afrika. Meninggalkan ‘kekasih’nya?’. Ji Yeon terdiam.
Ketua Tim Byun berceloteh, “Itu pertanyaan yang sangat bagus. Dari apa yang aku lihat di sini, sepertinya Ketua Tim Ban ditikam di bagian belakang.”
Ji Yeon tak mempedulikan perkataan Ketua Tim Byun, dia memberitahu CEO Kwon bahwa dia sudah mendengar hal itu beberapa menit yang lalu. CEO Kwon meminta Ji Yeon untuk mencari tahu tentang hal itu dan mengganti konsep artikel mereka. Ji Yeon mengangguk. Ketua Tim Byun tertawa senang.
Ji Yeon kemudian pergi, tidak menghiraukan Young Shik yang bertanya Ji Yeon hendak kemana. Dong Ha menghampiri Young Shik untuk membaca artikel koran itu. Young Shik meminta pendapat Dong Ha, bukankah itu terlalu berlebihan. Dong Ha tak mengerti.
“Aku berharap untuk kebahagiaan Ji Yeon sunbae.”
“Siapa yang bilang dia akan bahagia bersamanya?” Dong Ha kesal.
“Apakah itu harus dieja? Kau bisa hanya mengatakannya saja. Kau seharusnya melihat wajah Ji Yeon sunbae saat dia bersama Phillip Noh. Dia bukan seorang penyihir, tapi seorang wanita.”
“Dia datang dan pergi sesuka hatinya. Mengapa jatuh cinta padanya? Seseorang seperti itu hanya akan berakhir dengan menyakitinya.” Dong Ha berkata dengan nada tinggi.
***
Shi Hoon berhadapan dengan Chae Hee. Dia bertanya apakah Chae Hee yang menulis artikel itu. Chae Hee tidak menyangkal, dia melihat Shi Hoo yang nampak ragu (untuk pergi ke Afrika). Shi Hoon marah, dia sudah mengatakan pada Chae Hee untuk lepas tangan. Chae Hee tahu itu, dan itu sebabnya dia berhenti bekerja pada Shi Hoon.
Shi Hoon membanting koran ke atas meja, “Lalu, apa semua ini?!”
“Aku bertemu Ban Ji Yeon di Trouble Maker. Dia bilang dia tidak berniat untuk kembali bersama-sama denganmu. Kau bisa bertanya padanya sendiri. Kau mengatakan padaku. Aku adalah asisten yang hebat. Tidak lebih. Kau lebih dari seorang jurnalis foto untukku.”
“Hong Chae Hee..”
“Bahkan jika kau tidak bisa bersamamu, aku tidak mau melihatmu hancur.”
Chae Hee meletakkan dua tiket pesawat di meja. “Kau jalani hidupmu. Tolong pisahkan dirimu sendiri dari wanita itu.” Young Chae kemudian pamit keluar.
***
Ji Yeon datang ke restoran Na Rae dan menceritakan tentang rencana kepergian Shi Hoon ke Afrika. Na Rae sedikit tak percaya, karena dia pikir kaki Shi Hoon sangat mengganggu aktifitasnya.
“Aku…membenci sunbae dan menyalahkannya atas segala hal…selama enam tahun terakhir.” Ji Yeon termenung.
“Kau tidak tahu apa yang terjadi pada sunbae.”
“Bagaimana sulitnya itu untuknya…”
“Ini semua karena orang gila itu, psiko..mengingatkan pada ‘Misery’, asisten itu.” ujar Na Rae kesal.
“Apakah kau pikir aku bisa..kembali menjalani hidup tanpa dia lagi?”
***
Ji Yeon pergi ke rumah Shi Hoon. Shi Hoon berbasa-basi, dia akan beres-beres jika tahu Ji Yeon akan datang. Shi Hoon mempersilahkan Ji Yeon duduk dan menawarkan minuman. Ji Yeon masuk ke dalam rumah dan melihat tiket pesawat yang tadi diberikan Chae Hee masih tergeletak di meja. Shi Hoon melihat Ji Yeon yang murung dan bertanya apakah ada yang salah.
“Aku dengar kau akan pergi ke Afrika. Aku ragu-ragu. Tapi itu pasti benar. Kau egois sampai akhir, sunbae. Kau akan pergi ke Afrika dengan kakimu yang terluka? Bagaimana jika sesuatu yang sangat buruk terjadi padamu?”
“Ji Yeon, itu tidak seperti itu.”
“Lalu, apa itu?” Ji Yeon meninggikan suaranya. “Kau benar-benar persis sama seperti enam tahun yang lalu. Kau berpura-pura peduli padaku di permukaan, tapi semua yang kau pikirkan adalah dirimu sendiri. Kau memutuskan sendiri dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.”
Shi Hoon mendekat, “Aku akan menghubungimu.”
“Kapan? Tiga tahun kemudian? Lima tahun kemudian?”
Shi Hoon terdiam. Ji Yeon berbalik pergi. Shi Hoon menahan tangannya. Ji Yeon meronta meminta dilepaskan. Tapi Shi Hoon tetap menahan Ji Yeon.
“Aku tidak pernah mengatakan aku akan pergi. Jika kau memintaku untuk tidak pergi, aku tidak akan pergi ke mana pun.” Ujar Shi Hoon.
“Aku tidak percaya padamu. Aku tidak peduli jika kau tinggal atau pergi.” Ji Yeon berteriak.
“Lalu, kenapa kau bertingkah seperti ini?” Shi Hoon meninggikan suaranya. “Kau berteriak dan marah ketika kau mengatakan kau tidak peduli. Apakah kau pikir aku bodoh? Kau terus-menerus mengkhawatirkanku.”
Ji Yeon menangis, “Jangan pergi. Jangan pergi.”
Shi Hoon memeluk Ji Yeon yang menangis memintanya untuk tidak pergi. Mereka pun melepas segala kerinduan dengan berpelukan.
***
Ji Yeon pulang. Dia duduk di taman depan rumahnya, termenung. Ternyata Ji Yeon menghubungi Dong Ha untuk menemuinya disana. Dong Ha turun dan bertanya mengapa Ji Yeon menunggunya disana padahal dia sudah meminta Ji Yeon untuk masuk ke dalam. Ji Yeon bilang dia ingin bicara disana. Dong Ha pun bertanya apa yang ingin dibicarakan Ji Yeon.
Ji Yeon menatap Dong Ha, “Yoon Dong Ha.. Mengenai pertanyaan kau tanyakan padaku... aku ingin memberikan jawaban.”
Dong Ha mengalihkan pandangannya dari Ji Yeon, “Jangan. Dia..akan pergi ke Afrika. Jawab aku setelah dia pergi.”
“Yoon Dong Ha…”
“Kau sedang bingung sekarang. Mari kita bicara lagi nanti.” Dong Ha berdiri dan berjalan pergi.
“Dia tidak pergi. Tidak pergi kemanapun. Aku memintanya untuk tidak pergi.”
Dong Ha terpaku di tempatnya berdiri.
Ji Yeon melanjutkan, “Aku memintanya untuk tetap di sisiku. Aku bergantung padanya.”
Dong Ha menguatkan hatinya yang hancur sebelum berbalik dan berkata tanpa menatap mata Ji Yeon, “Itu bagus. Kalian berdua membereskan kesalahpahaman kalian. Ada banyak orang yang memberkati kalian berdua. Jadi... itu hal yang baik.” Dong Ha memaksakan senyumnya.
Ji Yeon menatap Dong Ha lama, “Maafkan aku.”
Dong Ha masih berpura-pura hatinya tidak terluka, “Mengapa kau harus minta maaf, Ketua Tim? Aku mengatakan semuanya sendiri.”
Dong Ha kemudian pamit masuk.
Ji Yeon di kamarnya, termenung. Mungkin bertanya-tanya apakah keputusannya benar. Ji Yeon juga teringat pertanyaan Dong’
“Dapatkah kau tidak kembali padanya?”
Dan Dong Ha…termenung sedih di kamarnya mengingat jawaban Ji Yeon untuknya.
“Dia tidak pergi. Tidak pergi kemanapun. Aku memintanya untuk tidak pergi. Aku memintanya untuk tetap di sisiku. Aku bergantung padanya.”
***
Bersambung ke bagian 2 ~
***
Komentar:
Ji Yeon mendapatkan jawaban dari pertanyaannya pada Na Rae, yang sebenarnya ditujukan pada dirinya sendiri, “Apakah kau pikir aku bisa..kembali menjalani hidup tanpa dia lagi?”
Dan jawaban itu, adalah tidak. Mengenang penderitaannya saat Shi Hoon meninggalkannya enam tahun lalu, Ji Yeon tidak mau mengalami hal itu lagi di saat Shi Hoo sekarang ada di depan matanya. Tapi benarkan Ji Yeon akan menderita lagi jika Shi Hoon pergi? Ji Yeon hanya belum menyadari bahwa sekarang dia tidak sendiri. Walaupun Shi Hoon pergi, dia masih punya Dong Ha yang sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkan Ji Yeon.
Akh, sedih…. Sedih liat Dong Ha yang berusaha tegar walaupun hatinya terluka. Dia sangat percaya jika Ji Yeon tidak akan kembali pada Shi Hoon yang membuatnya terluka. Tapi ternyata kenyataan berkata sebaliknya.
###
waa akhirnya muncul, mb mumu aku juga pembaca blog mb loh.. hehehe..
ReplyDeleteeh dayu... makasih ya sering baca.. kalau gk salah waktu itu bain pernah bilg dayu baca blog ini, hehe...
Deletemaklum, ibu-ibu galau yang butuh pelampiasan, hehe...
Serba salah jd ji yeon, tp q lebih brrharap dia bersama dong ha. Sedih bgt liat dong ha sedih...thanks sinopsisnya mba...ditunggu part selanjutnya
ReplyDeletePoor YDH...keep fighting DH...karakter DH keren...gomawo mbak,q nanti part 2 nya
ReplyDeleteaulia : mba mumu makasih..... like dong haaaa...
ReplyDeleteHiks..hiks..poor dong ha (sma q aja kali ya...hi.hi)
ReplyDeletetrnyata ji yeon lbh memilih beruang kutub
Jngan sedih dong ha ,ji yeon pazti akan kembLi pdamu ..figthing mb' next part yaa ^_^
ReplyDeleteStefani
Sudah bisa di tebak pasti ji yeon pilih beruang kutub awalnya, tapi akhirnya ji yeon sama dong ha, atau dong ha sama eun chae ya....itu yang bikin penasaran....
ReplyDeleteTini
poor dong ha ...
ReplyDeletesini” sama aku aja XD
poor dong ha ...
ReplyDeletesini” sama aku aja XD
gomawo oenni untuk sinopsisnya,,ditunggu part selanjutnya
ReplyDeleteberharap shi hoon oppa selalu bahagia....maaf readers.....saya fan shi hoon oppa forever....please ji yeon unni mantapkan hatimu bersama shi h
ReplyDeletePoor dong ha.....sini2 ama aq ajah...hihihi
ReplyDeleteakhir episode 8 kmr dong ha dah sedih sekarang tambah sedih deh ... makasih jeng mumu ...
ReplyDeleteDH sedih mulu dehhh..
ReplyDeleteaishhh... Ji Yeon sadarlah bagaimana perasaanmu sendiri dan pikirkan perasaan DH juga dong
Sedih bgt jadi dong ha.. Ak tau tuh rasa nya kalo kita suka sama orang tpi orang nya lbh pilih yg lain.. Padahal dia tau kalo kita suka sama dia..
ReplyDeleteLhoo koq jdi curcoll.. ^^
Smangat terus ya ka mumu nulis sinop nya.. Jangan lupa jaga kesehatan yaa... ^^
ohh joM..emm baju yg di pake ji yeon eonni itu buknkh sm ama yg di pake song yi ssi pas ep 19 akhir hihihi jd keinget MLFAS lg...fighting dong ha ssi t'kan lari gunung di kejar...sedih" dahulu bahagia kemudian...q mendukungmu.
ReplyDeleteBajunya ji yoen mirip dgn baju yang d pake jun ji hyun d man from the star.
ReplyDeleteAir mata ku netes saat adegan penolakan ji yeon. Poor dong ha...
ReplyDelete