Sinopsis LIKE A FAIRYTALE Episode 2 - 1
Myung Jae bertanya pada Jang Mi mengapa dia menangis waktu mendengar Myung Jae menyanyi saat perayaan anggota baru. Awalnya Jang Mi tidak mengingatnya. Lalu, Myung Jae mengatakan bahwa Jang Mi lah orang pertama yang menangis karena terharu mendengan nyanyiannya.
Myung Jae mengajak Jang Mi menonton film.
***
Setiap hati sang putri menangis. Sampai dia menjadi seorang ratu.
Setiap hari sang pangeran tidak bicara. Sampai menjadi seorang raja yang pendiam.
Untuk berkeliling dunia, sang kodok mengatakan pada ratu untuk melihat negri yang Rajanya tidak pernah menangis.
Sang kodok meminta Raja untuk melihat negri yang Ratunya tidak bisa diam.
Like A Fairytale
Episode 2
Jang Mi sedang mematut diri di depan cermin. Lalu ayahnya masuk membawakan baju Jang Mi.
“Apa kau akan pergi?” Tanya ayah.
“Tidak.” Jang Mi tersenyum.
Ayah menggoda tidak percaya, lalu mengatakan bahwa Jang Mi terlihat cantik.
***
Di bioskop. Jang Mi menggunakan kacamata hitam, Myung Jae juga. Lalu Myung Jae menunjukan matanya yang merah, ternyata Jang Min juga matanya merah. Aku kurang jelas entah matanya merah karena kejadian kemarin malam atau karena semalaman tidak bisa tidur.
Jang Mi kemudian memilih film horror untuk mereka tonton. Di dalam theater, Jang Mi sepertinya menantikan hal-hal romantic seperti dalam drama. Jang Mi meletakan tangannya di dekat tangan Myung Jae, berharap di genggam, tapi tidak. Myung Jae malah menjauhkan badannya dari Jang Mi. kemudian Jang Mi pura-pura mengatuk dan bersandar ke arah Myung Jae, berharap Myung Jae memberikan bahunya, tapi tidak. Myung Jae malah semakin menjauh. Jang Mi terlihat kesal.
Kemudian mereka pulang, dalam perjalanan mereka membahas film tadi. Myung Jae mengantar Jang Mi sampai di depan rumahnya. Saat Jang Mi pamit masuk ke dalam, Myung Jae memanggilnya kembali, seperti ingin melakukan sesuatu. Tapi… akhirnya setelah agak lama Myung Jae hanya mengajak Jang Mi untuk minum bersama besok. Jang Mi pun kecewa.
“Apa kau menyukai ayam? Aku tahu suatu tempat.” Tanya Jang Mi kemudian.
“Ya, aku suka.”
***
Myung Jae curhat pada temannya. “Menonton film juga cukup bagus.”
“Kau menonton film apa?”
“Film horror.”
“Apakah kau melakukannya dengan baik?”
Myung Jae pun menceritakan isi filmnya, dan mendapat tendangan dari temannya. “Kau benar-benar menontonnya. Apa yang kau lakukan di dalam bioskop? Apakah menonton film?”
Dengan polosnya Myung Jae bertanya, “Lalu, apa yang harus dilakukan?”
Kini Myung Jae dan temannya itu berada di teras. Temannya bilang wanita itu susah untuk di prediksi. Mereka mengharapkan ciuman, tapi tidak mengatakannya.
”Kita akan mati jika tidak mengerti apa keinginan mereka. Jadi kita memerlukan beberapa hal. Pertama, alcohol. Kedua, tempat yang tenang dan romantic. Dan ketiga, keberanian.”
Lalu temannya itu bertanya, apakah Myung Jae pernah berciuman. Dan memaksa Myung Jae untuk berlatih ciuman dengannya.
***
Myung Jae di ajak Jang Mi makan ayam di restoran yang ternyata adalah milik ayahnya. Myung Jae menawarkan pada Jang Mi apa yang ingin dia makan, tapi Jang Mi menolak karena dia tidak lapar. Dan menyuruh Myung Jae yang memesan makanan.
Suara Jang Min: “Tiga tahap ujian ayah telah dimulai.”
Myung Jae memesan ayam goreng dan bir pada ayah.
“Pertama. Hanya memesan ayam. Mengikuti standar ayah, dia lelaki yang tidak plin plan.”
Pesanan makanan pun tiba. Myung Jae memberikan sepotong ayam pada Jang Mi, dan sebaliknya.
“Kedua. Tulang di sisakan dalam keadaan bersih.”
Myung Jae makan ayam dengan menyisakan tulang dalam keadaan bersih tak ada daging yang menempel. Jang Mi tersenyum, mengingat perkataan ayahnya.
“Jika tidak memakan ayam samai bersih, berarti pria itu suka menghambur-hamburkan uang.” Dan Myung Jae tidak.
Kemudian Jang Mi mengambil gulungan kertas yang ada di bawah.
“Ini teka-teki. Jika bisa menyelesaikannya akan mendapatkan hadiar minuman.”
“Benarkah?” Tanya Myung Jae.
“Wajah adalah 6. Mata 21. Apakah itu?” Tanya Jang Mi. Myung Jae tampak berpikir.
“Ketiga. Tidak tertatik pada teka-teki, berarti pria itu tidak sejati. Ini yang dipikirkan ayahku.”
“Bukankah itu dadu? Wajah 6, mata 21. Benar. Dadu.”
Jang Min tersenyum. Myung Jae berarti pria sejati.
Ayah pun kemudian memberikan hadiah minumannya. Dan ayah memberikan kode pada Jang Mi bahwa Myung Jae pria yang baik.
“Ketiga ujian telah terlewati.” Jang Mi tersenyum.
Mereka keluar dari restoran. Myung Jae melihat gambar dadu yang tertempel di pohon, dia tersenyum. Jang Mi yang berada di belakangnya menghampiri Myung Jae.
Myung Jae terkejut merasakan sesuatu. Tangannya di genggam Jang Mi. Myung Jae yang masih malu-malu membalas menggenggam tangan Jang Mi dan sedikit tersenyum.
“Sekarang, kita kemana?” Tanya Jang Mi masih dengan tersenyum.
“Itu..aku..sering kalu mengunjungi suatu tempat.”
“Tempat apa?”
Myung Jae mengajak Jang Mi ke sebuah menara. (aku lupa namanya..)
“Seluruh Seoul terlihat dari sini. Mengapa kau mengajak ku ke tempat ini?”
“Disini, terasa seperti dunia masih ada.”
“Saat seperti apa kau merasakan dunia tidak ada?”
“Tidak lulus masuk ke kedokteran. Saat ibuku meninggal.” Myung Jae kemudian menceritakan perasaannya ketika ibunya meninggal. Jang Mi mendengarnya dengan sedih.
Lalu Myung Jae menggenggam tangan Jang Mi, “Aku tidak akan membiarkanmu pergi.”
***
Mereka kini berjalan sambil bergandengan tangan. Jang Mi berkata Myung Jae banyak berubah. Tidak memakai kacamata, jerawatnya juga berkurang.
“Aku juga banyak berubah. Aku benar-benar tidak mengenalimu. Bagaimana bisa kau mengenaliku?”
Myung Jae tidak menjawab. Dia meminta Jang Mi untuk berhenti berjalan dan kemudian hendak mencium Jang Mi. Tapi karena Jang Mi kependekan, bibir Myung Jae meleset ke samping, hehe.. Tanpa kata, Jang Mi naik ke satu anak tangga di belakangnya. Mereka pun berciuman.
***
Jang Mi dan Myung Jae sepertinya sudah memutuskan untuk berkencan. Mereka berdua bermain suit, yang kalah harus menyimpan es batu di mulutnya. Dan Jang Mi menang.
Lalu Myung Jae mengajak Jang Mi untuk ke rumahnya akhir pekan nanti, karena ayahnya akan pergi memancing.
***
Myung Jae membersihkan rumahnya. Dia menyapu dan mengelap debu yang ada di ruangan tengah.
Jang Mi memilih pakaian yang akan dikenakannya dan melakukan sit-up karena merasa perutnya gendut.
Myung Jae membersihkan kamarnya dan menjemur selimut serta bantal.
(oya ralat, pria yang di episode 1 dan yang sebelumnya aku bilang teman Myung Jae, itu ternyata adalah kakaknya. Dan Myung Jae tidak tinggal dikostan, tapi di rumah.)
***
Jang Mi datang ke rumah Myung Jae. Mereka berdua duduk di ruang tamu dan merasa canggung satu sama lain.
Kemudian Myung Jae mengajak Jang Mi makan malam di teras. Dan ternyata Myung Jae sudah mempersiapkan semuanya.
Jang Mi terkejut, “Apakah semua ini kau yang membuatnya?”
“Aku tidak tahu rasanya enak atau tidak.”
Jang Mi kemudian mencicipinya. “Bagaimana, enak tidak?” Tanya Myung Jae. Enak sekali, kata Jang Mi. Bahkan Myung Jae bisa membuka restoran.
Lalu Jang Mi melihat bintang menggunakan teleskop.
“Wow.. banyak sekali bintang di angkasa. Bintang itu di sebut apa?”
“Jang Mi.”
Jang Mi tersenyum, “Kau juga tidak tahu?”
“Itu benar. Bintang dilangit dinamakan dengan nama orang yang menemukannya.”
Jang Mi kemudian melihat lagi teleskopnya. Dia terkejut dan mengatakan ada satu bintang di tengah yang bersinar sangat terang, bentuknya bulat.
“Aku akan mengambilnya untukmu.” Myung Jae perlahan mengambil sesuatu dari depan teleskop, sebuah cincin. Myung Jae dengan bersimpuh memakaikan cincin itu pada Jang Mi.
***
Jang Mi menunggu kedatangan ibunya dengan cemas. Dan akhirnya yang ditunggu pun tiba. Ibu beradu mulut dengan Jang Mi. Ibu tidak menyukai Myung Jae yang dibesarkan oleh ayahnya sendiri, tanpa ibu.
Di pertemuan keluarga pun, ibu masih menampak ketidaksukaannya pada keluarga Myung Jae. Ibu mengatakan hal yang membuat ayah Myung Jae tidak nyaman. Padahal ayah Jang Mi sangat menyukai Myung Jae dan memberikan hadiah ikat pinggang.
Di rumah, ibu mengatakan pada Jang Mi bahwa belum terlambat untuknya membatalkan pernikahan dengan Myung Jae. Jang Mi yang kesal akhinya mengatakan bahwa dia hamil. Ibu marah dan memukuli Jang Mi.
Myung Jae sepertinya kesulitan keuangan, bahkan untuk membeli cincin pernikahan. Jang Mi memberikan uang pinjamannya pada Myung Jae untuk digunakan dalam persiapan pernikahan dan untuk bulan madu mereka.
***
Hari pernikahan. Jang Mi sangat cantik dengan gaun pengantinnya. Dia dikunjungi teman-temannya dan berfoto bersama.
Myung Jae dan kakaknya menyambut tamu di depan ruang pernikahan. Lalu Myung Jae menerima telpon yang membuatnya terkejut.
***
Ibu menghampiri Jang Mi, dan mengkritik raut muka Jang Mi. Jang Mi mengatakan hari ini dia tidak ingin bertengkar dengan ibunya. Ibu berjongkok dan merapikan gaun Jang Mi.
“Aku akan hidup dengan baik.” Ujar Jang Mi.
“Jika kau hidup dengan buruk, lalu bagaimana?”
Jang Mi memegang perutnya dan meringis kesakitan. Dia lalu ke kamar mandi di bantu oleh seseorang.
***
Myung Jae berusaha menghubungi seseorang di ponselnya. Dan ponsel yang dihubungi selalu tidak aktif. Lalu ada ketua klub kampus menyapanya.
“Wah..kodok sungguh berubah menjadi pangeran.”
Mereka bersalaman. Ketua klub tampak tidak banyak berubah. Dia memberikan kartu namanya pada Myung Jae.
Myung Jae menghubungi orang itu lagi. Tapi nomornya masih tidak aktif.
***
Ibu melemparkan pembalut pada Jang Mi.
“Kau membohongi hantu.”
Jang Mi menangis, “Ini karena ibu.”
“Apa yang kau bicarakan?”
“Karena ibu semuanya menjadi gila.”
***
Myung Jae masih menghubungi orang itu. Lalu ada Jung Woo.
“Lama tidak berjumpa.” Sapa Jung Woo.
“Kau datang. Untuk apa?”
“Kenapa? Apa aku tidak boleh datang?” Tanya Jung Woo.
“Ah tidak, bukan seperti itu.”
Jung Woo kemudian menanyakan dimana Jang Mi.
Jung Woo menemui Jang Mi.
“Mengapa kau datang?”
“Tentu saja aku datang. Lagipula siapa yang tidak ingin melihat upacara pernikahan? Sungguh tidak tahu kau dengan kodok sangat bagus.”
“Bukan kodok. Pangeran katak.”
Jung Woo pun permisi, mereka akan bertemu lagi setelah upacara pernikahan usai.
Jang Mi memasuki ruangan didampingi ayahnya. Tapi, oow..mengapa tidak tampak senyuman dari kedua mempelai?
Upacara pernikahan berjalan lancar. Dan semua berfoto bersama.
***
Bersambung ke Bagian 2
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya. Tapi mohon maaf komentar akan dimoderasi ya.. jadi gak akan langsung muncul di halaman post.. Dan pasti akan saya baca semua, walau tidak saya balas. XD