Sinopsis LIKE A FAIRYTALE Episode 2 - 2
Usai upacara penghormatan pada orang tua, Jang Mi dan Myung Jae bertengkar. Ternyata yang dihubungi Myung Jae adalah travel agent untuk perjalanan bulan madu mereka. Entah Myung Jae tertipu atau bagaimana, tapi Jang Mi marah. Lalu datang Jung Woo yang menawarkan pergi ke Jeju, ada temannya yang menjadi manager salah satu hotel disana dan mungkin bisa membantu.
Tapi Myung Jae tidak punya tiket pesawat untuk kesana. Jung Woo menawarkan naik kapal feri, karena dia juga akan menggunakan itu. Myung Jae bertanya untuk apa Jung Woo ke Jeju. Jeju adalah rumahnya Jung Woo, kata Jang Mi.
Akhirnya mereka naik kapal. Myung Jae yang terlihat bête, memilih untuk tiduran dan mengacuhkan Jang Mi yang mengajaknya keluar.
Jang Mi keluar dan melihat Jung Woo. Jang Mi akan masuk, tapi di panggil Jung Woo.
“Mengapa kau keluar?” Tanya Jang Mi.
“Hanya sebentar.”
“Apa kau tidak kedinginan?”
Jung Woo tidak menjawab dan balik bertanya. “Aku punya beberapa pertanyaan untukmu. Waktu itu, apa alasan sebenarnya kau membatalakan ikut festival musik?”
Jang Mi tidak menjawab. Lalu di belakang muncul Myung Jae yang melihat mereka berdua. Tampaklah ekspresi marah dan cemburu.
Jang Mi datang dari luar menghampiri Myung Jae yang sedang duduk.
“Kau sudah bangun?” Tanya Jang Mi.
“Kau dari mana?”
“Menikmati angin.”
“Apa kau sendirian?” Tanya Myung Jae lagi.
“Ya..”
Jang Mi kemudian mengatakan mereka hampir sampai dan meminta Myung Jae membereskan bawaan mereka.
Mereka tiba di depan hotel. Jang Mi mengatakan hotelnya bagus sekali. Myung Jae hanya bilang semua hotel itu sama saja. Jang Mi bertanya ada apa dengan Myung Jae.
“Kau tidak akan masuk?” Tanya Myung Jae judes.
Di dalam kamar, Myung Jae membongkar tas. Sedangkan Jang Mi menikmati pemandangan di luar dari balik jendela. Di dalam koper, Myung Jae menemukan mie instan dan sepatu berhak merah. Myung Jae bertanya untuk apa membawanya. Karena awalnya dia kira akan bulan madu ke Eropa, makanya dia membawa itu. Myung Jae menutup koper dengan kesal.
Mereka makan di restoran hotel.
“Wah, ini enak sekali.” Jang Mi memakan steaknya. “Sayang, kau juga harus makan.”
Myung Jae hanya meminum air putihnya.
“Pada saat itu jangan mengatakan lapar.”
Myung Jae mengajak Jang Mi minum red wine. Tapi Jang Mi tidak mau. Myung Jae menyangka Jang MI tidak mau karena akan menambah biaya.
“Kau bisa sakit perut. Kau tidak makan tapi ingin minum. Myung Jae menghentakan sendoknya ke meja.
“Aku tidak akan makan.”
“Mengapa kau marah?” Tanya Jang Mi.
Myung Jae tidak menjawab dan segera pergi. Jang Mi terlihat kesal.
Di dalam kamar. Jang Mi dan Myung Jae sama-sama kesal. Myung Jae kesal karena cemburu dan Jang Mi berbohong. Sedangkan Jang Mi kesal dengan sikap Myung Jae yang marah-marah tanpa alasan padanya. Mereka belum tidur, tapi sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing.
Lalu Myung Jae berinisiatif memegang tangan istrinya duluan dan hendak mengajak. Tapi Jang Mi menghentikannya. Dia sedang haid. Myung Jae bingung karena sebarusnya belum. Jang Mi mengatakan bahwa bulan ini cepat 1 minggu.
“Benarkah?”
“Kau pikir aku akan berbohong padamu?” Jang Mi kesal dan pura-pura akan tidur.
Myung Jae gelisah, tidak bisa tidur. Dia lapar. Ini jam 3 pagi. Jang Mi masih tidur. Myung Jae yang kelaparan membuat mie instan. Tapi dia lupa, tidak ada sumpit. Dia pun membongkar koper dan tidak menemukannya. Akhirnya Myung Jae menggunakan dua sikat gigi sebagai penggantinya. Tapi ternyata sulit.
Myung Jae kesal dan melemparkan sikat giginya. Dia menyalakan lampu kamar dan membangunkan Jang Mi untuk menanyakan sumpit.
Jang Mi bangun pagi, melihat sekeliling kamar yang berantakan dan Myung Jae yang berjalan mondar mandir di teras kamar.
Suara Jang Mi: “Aku membuka mata. Tidak ada dongeng anak kecil didunia ini yang merupakan kenyataan. Buktinya ada dua. Pertama, sakit pinggang. Yang kedua, pria itu.”
***
Jang Mi dan Myung Jae berjalan-jalan di luar hotel, tanpa kata. Manager hotel menghampiri mereka dan menawarkan untuk berkunjung ke suatu peternakan besar. Jang Mi tersenyum dan mengangguk mwngiyakan, tapi Myung Jae mengatakan mereka akan pergi ke tempat lain yang lebih bagus. Kemudian berjalan pergi sendirian.
Myung Jae masuk kamar dan menanyakan kacamatanya pada Jang Mi.
“Kita tidak punya rencana.” (kenapa tidak mau pergi ke peternakan?)
“Aku tidak suka kuda.”
“Ada satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan. Tahukah kau bagaimana malunya aku?”
Myung Jae tersenyum sinis, “Dibandingkan aku, siapa yang merasa lebih malu? Hubungan apa yang kalian berdua miliki?”
“Apa?” Tanya Jang Mi tak mengerti.
“Sebenarnya dengan laki-laki itu, kau punya hubungan apa?”
“Apa kau sudah selesai berbicara?!” Jang Mi tidak menjawab pertanyaan Myung Jae. Dia membereskan kopernya.
“Apa yang kau lakukan?”
“Apa kau tidak bisa melihat?” Jang Mi kesal dan beranjak keluar dengan kopernya. Sejenak dia terdiam di luar kamar. Tapi hatinya terlalu sakit, diapun kembali berjalan.
Myung Jae termenung sendirian di kamar.
Jang Mi memandangin ponselnya di bandara, dia menantikan telpon dari Myung Jae.
Myung Jae di kamar mandi, mencukur kumisnya. Dia melihat pembalut dan sepatu merah milik istrinya yang tertinggal.
Myung Jae bergegas menyusul Jang Mi ke bandara. Tapi Jang Mi sudah tidak di sana, hanya scraft milik Jang Mi yang ditemukan Myung Jae.
Myung Jae pulang ke Seoul, dia berkeliling kota mencari Jang Mi sambil membawa kopernya. Dari siang sampai malam. Myung Jae kelelahan. Dia berjongkok, lalu scraft Jang Mi terlepas dari tangannya dan terbang tertiup angin. Myung Jae melihat scraft yang terbang itu, dan melihat tower itu.
Jang Mi ternyata benar berada di tempat itu, tempat mereka pertama berciuman. Myung Jae melihatnya dan segera berlari menghampiri Jang Mi.
“Apa kau sudah menunggu lama?”
“Mengapa kau baru kesini sekarang? Kau tahu berapa lama aku menunggumu?” Jang Mi menangis.
“Pesawatnya berhenti lama.” Myung Jae kemudian meminta Jang Mi duduk di koper. Dan dia membuka kopernya hendak mengambil sesuatu.
“Apa itu?” Tanya Jang Mi tidak mengerti.
“Sepatu kaca.” Myung Jae mengeluarkan sepatu merah dan memakaikannya pada Jang Mi yang ternyata hanya menggunakan sandal hotel.
“Maafkan aku. Aku mencintaimu.”
“Aku juga, mencintaimu. Nanti jangan membuatku bersedih lagi.” Isak Jang Mi.
Myung Jae mengangguk, “Oke, aku mengerti. Lain kali, tidak akan.” Myung Jae memeluk erat Jang Mi.
***
Jang Mi mengalami masalah di kantornya, sepertinya dampak keuangan dunia. Dia kerja lembur menghubungi costumernya.
Jang Mi pulang ke rumah. Myung Jae tertidur di sofa depan televisi.
“Sayang, pindah ke kamar. Bersihkan dulu ruangannya.”
“Oke, aku tahu. Akan ku bersihkan besok pagi.” Myung Jae kembali meringkuk di sofa.
Jang Mi membereskan tempat itu, dan meminta Myung Jae untuk meletakan kaos kaki bekas pakai ke keranjang cucian.
Jang Mi masuk kamar dan menyalakan komputernya. Sepertinya dia hendak melanjutkan pekerjaan yang dibawanya dari kantor. Jang Mi kemudian melihat ada email balasan dari Jung Woo.
“Aku sangat senang menerima email darimu. Di pulau Jeju juga tidak pernah menyapa dengan baik. Dari hati, aku merasa sangat menyesal. Apa kau hidup dengan baik?” isi email Jung Woo.
Jang Mi tersenyum kemudian melanjutkan pekerjaannya.
***
Jang Mi berkunjung ke rumah ibunya. Ayahnya akan pertama berulang tahun sejak Jang Mi menikah.
“Ibu, mengapa kau mendapat keberuntungan bagus, bisa bertemu dengan orang seperti ayah.”
“Apakah menantu Kim membuat masalah?”
“Tidak, aku merasa ayah selalu memperlakukanmu dengan baik juga tidak pernah melakukan kekerasan.”
“Apa yang kau katakan…”
***
Jang Mi masuk ke kamar dan membereskan baju-baju yang berantakan. Dia mengeluarkan isi kantong celana Myung Jae, dan isi kantong kemeja. Dia menemukan karcis masuk bioskop. Jang Mi terlihat heran, mengapa Myung Jae memilikinya.
Jang Mi melipat baju di samping Myung Jae yang sedang menonton televisi.
“Jumat ini adalah ulang tahun ayahku. Aku sudah membelikan kadonya.” ujar Jang Mi.
“Ya..” Myung Jae menjawab dengan malas.
“Kau mau apa pergi ke bioskop? Menyanyi saja tidak bagus. Dengan siapa?”
“Dengan siapa lagi? Seorang investor ingin melihat film.”
Jang Mi masih curiga, kenapa harus membeli tiker masuk. Myung Jae mendekati Jang Mi dan memeluknya. Tapi Jang Mi menolak.
***
Hari ulang tahu ayah. Jang Mi memberikan kado sepatu untuk ayah. Ayah bingung akan menggunakannya kemana. Jang Mi meminta ayah menggunakannya ke tempat bagus, pernikahan atau perjamuan. Ayah bilang takut sepatunya hilang, tapi Myung Jae mengatakan pada ayah untuk tidak perlu khawatir, jika hlang dia akan membelikannya kembali.
Jang Mi dan Myung Jae sedang berjalan pulang. Jang Mi menanyakan harga makanan di restoran yang mahal. Tapi Myung Jae bilang tidak terlalu mahal.
Myung Jae kemudian menerima telpon dari seseorang, namun dia menutupnya kembali setelah mengatakan kalau dia sedang sibuk dan akan menelpon balik nanti. Jang Mi heran, telpon dari siapa yang ditutup begitu saja. Myung Jae hanya mengatakan itu telpon tidak penting.
Sebelum tidur, Jang Mi bertanya pada Myung Jae, apakah tidak apa-apa jika is mengundurkan diri dari pekerjaan.
“Setelah berhenti, kau akan melakukan apa?” tanya Myung Jae
“Membawakan seorang anak ke rumah kita.”
“Jangan.”
“Kenapa?” tanya Jang Mi
“Kita tidak bisa membeli rumah.”
***
Jang Mi berbincang dengan temannya, bahwa sudah banyak karyawan yang diberhentikan akibat kebijakan itu. Dia menanyakan apa yang ingin dilakukan Jang Mi. Jang Mi ingin mempunyai anak. Teman Jang Mi bilang, punya anak itu harus diberi makan, pakaian, sekolah. Dan bertanya apakah Myung Jae tidak mengijinkannya. Jang Mi bilang buka begitu.
Lalu, ada telpon ke ponsel Jang Mi. Entah dari siapa, tapi Jang Mi memanggilnya sunbae.
“Sunbae, ada apa?”
“Bagaimana kabar Myung Jae?”
“Mengapa bertanya padaku? Kalian berdua kan dekat.”
“Aku tidak bisa menghubungi ponselnya.”
“Telpon saja kantornya.”
“Kantor? Begitu cepatkah dia menemukan perusahaan baru?”
“Apa?” Jang Mi tidak mengerti apa yang baru di dengarnya.
“Kau tidak tahu? Myung Jae di berhentikan.”
***
Bersambung ke episode 3
Note:
Sekali lagi maaf ya.. subtitle yang aku dapat bahasanya sedikit ngawur susunan kalimatnya, jadi aku menebak-nebak maksudnya apa. Mian kalau ada yang salah.
Komentar:
Dalam suatu hubungan, komunikasi memang mutlak diperlukan. Myung Jae yang salah paham pada Jang Mi, malah uring-uringan dan marah tidak jelas pada Jang Mi. Yang akhirnya malah membuat Jang Mi tidak tahan dan membuat bulan madu mereka berantakan. Jang Mi juga seharusnya tidak berbohong pada Myung Jae dengan mengatakan dia sendirian di luar. Justru itu yang membuat Myung Jae salah paham. Myung Jae tidak bertanya dan Jang Mi berbohong.
Dan ternyata, Myung Jae di PHK. Oleh karena itu, dia lebih cepat sampai rumah. Dan mungkin tiket bioskop yang ditemukan Jang Mi, yang membuatnya curiga, digunakan Myung Jae untuk menghabiskan waktu di saat dia berbohong sedang bekerja pada Jang Mi. Dan karena itu jugalah dia menolak keinginan Jang Mi untuk berhenti dan memiliki anak.
thanks sinopsisnya y mba!!!!!
ReplyDeletemasih bingung sama jalan ceritanya, tapi sangat bagus untuk di ikuti buat yg sudah punya couple..heheheh
ReplyDeleteAduuuh kasihan bgt hidup Jang Mi,, dikekang Ibunya dari kecil,, Jung Woo direbut,, terus sekarang si Myung Jae jd error gini -__- Poor Jang Mi.. Sabar aja ya ~
ReplyDeletethank u mba ....
ReplyDeletelanjut lagi ya mba ...
di tunggu...
Asik... Asik... Udah ada lanjutannya. hehe...
ReplyDeleteMenurutku,hub mereka itu simple, polos dan manis. Coba klo mereka mau saling jujur dan terbuka, kayaknya gak kan saling tersakiti. Hmmm, penasaran kelanjutannya. Di tunggu ya mba mumu. Makasih.... Semangat!
-Yumenas-
banyak yg di cut yah eon >< pertmuan mrka prtma di bank juga gak ada, aplagi yg mbilnya terbalik itu wkwkk sbnrnya pas adgn itu lucu lol
ReplyDeleteaaaaaaaaa saking penasaranya akhirnya aku dwnld drama nya wkwkkk aku nangis mba ㅜㅜ drama ini pelajaran bgt buat aku di masa dpn klo sdah berkeluarga :(( huwaaaa untg suami jangmi gak ringan tngan yaa mba ;; hihiy klo bsa rcmmnd drama yg mnrt mba mumu bgus donk, yg mba gak nlis recap nya, gomawoyo yaa mba buat semuanya *moga makin anget sama suami (?) hehee
ReplyDeleteAmanda
@anonymous kedua dari bawah: ada koq di episode 1, ini kan episode 2.. coba deh di baca ulang... :)
ReplyDeleteyang ku cut cm adegan rated R, hoho...
ohahahhaaa iyaa ternyata xD aku kira mbil jtoh itu ada di ep 2 ~ gmna eonni, ada drama yg bwt di rcmmmd in ke aku gak?? x aja aku melewatkan atw gak tau tntg drama itu, sprti like a fairy-tale ini ~~ pkonya drama ini banyak bgt pelajaran nya deh buat aku ^^
ReplyDeleteDrama ini brp eps ?dan di channel apa?
ReplyDeleteKBS 2, 4 episode, udah tamat..
DeleteMksh mba atas sinopsis dramanya. Kan jg udh berklrg, jd menyadarkan kita bhw komunikasi itu penting dlm hubungan. Yg semangat ya mba bikin sinopsisnya
ReplyDeletemba lanjut episode 3 dunk..
ReplyDeletepenasaran sm ending nya........