Sinopsis MISS KOREA Episode 18 – 2
Sebelumnya di Episode 18 – 1
Hyung Joon menerobos masuk ke ruangan Direktur Han, yang sedang bertemu dengan Kang Shik. Hyung Joon mengatakan bahwa ada dokumen yang terlambat dia berikan. Hyung Joon memperlihatkan akte kelahiran Ji Young pada Direktur Han juga pada Kang Shik.
“Ini adalah hari saat kontes kecantikan, 22 Desember. Tapi dia lahir pukul 22:10, 10 lewat 10 malam. Kontes kecantikannya selesai pada pukul 9 malam. Jadi, dia berumur 25 saat mengikuti kontes kecantikan. Oh Ji Young tidak didiskualifikasi karena batas usianya sudah lewat. Aku benar, kan? huh?” tanya Hyung Joon pada Direktur Han dan Kang Shik.
Hyung Joon lalu berjalan pergi. Kang Shik menghentikannya dengan bertanya apa yang Hyun Joon lakukan sejak perusahaannya bangkrut, dan bertanya apa ada yang bisa dia bantu (sepertinya mengejek, bukan benar-benar menawarkan bantuan). Hyung Joon kembali mendekat dan memberikan selamat pada Kang Shik atas kesuksesan BB cream. Hyung Joon berharapa Kang Shik menjual dengan sangat banyak, itulah cara Kang Shik yang dapat menolongnya. Hyung Joon pun keluar. (kan kalau banyak yang pakai BB cream, kemungkinan yang akan beli lip gloss juga banyak..)
Direktur Han melihat akte kelahiran Ji Young itu dan tersenyum.
Hyung Joon menceritakan perihal tanggal lahir itu pada Ji Young. Tentunya dengan sambil tersenyum karena dia berhasil mengatasinya. Ji Young berterima kasih. Hyung Joon bilang tidak ada masalah apapun lagi sekarang. Ji Young tersenyum pada Hyung Joon.
***
Di restoran ddeukbokki. Dua orang mahasiswi melihat foto Ji Young dan ahjumma pemilik restoran yang di pajang disana. Mereka mengagumi kecantikan Ji Young dengan tampilan sehari-harinya. Mereka pun menyadari yang dipakai di bibir Ji Young bukanlah Wine-ever.
***
Di toko kosmetik dekat universitas. Pemilik toko memberikan rekomendasi lip gloss First Love pada pelanggan yang membeli BB cream. Mereka pun mencobanya.
***
Ji Young sedang di tes tampilan rambut, rambut lurus atau bergelombang untuk image Ji Young. Chun Ja yang mengerjakannya. Dia bilang rambut bergelombang cocok untuk lipstik Wine-ever. Tapi jika ingin tampilan natural, yang cocok adalah rambut lurus.
Kemudian Ji Young mendapatkan telpon, dari Manajer Park. Manajer Park, masih dengan tidak sopan, menyuruh Ji Young ke departement store. Ji Young bertanya ada apa, dengan kesal. Tapi Manajer Park menyuruh Ji Young datang saja, ada hal yang bagus. Ji Young bilang dia sedang sibuk.
Manajer Park mencibir, “Jangan bersikap manis hanya karena kau pemenang Miss Korea. Hei, aku akan membuatmu sebagai juru bicara mall ku, jadi diam dan datang saja. Para pimpinan menentangnya, tapi karena kita sudah saling kenal, aku memaksakannya.”
“Jika ini mengenai kesepakatan iklan, harap bicara dengan Presiden Ma dari Queen Beauty Salon.” Ji Young akan menutup telponnya.
Manajer Park berteriak, “Hei! Apa kau bersikap angkuh karena kau telah mendapat mahkota (Miss Korea)? Seseorang sepertimu tak bisa bersikap tinggi hati! Jika kau tidak bersikap baik terhadapku, mendapatkan kontrak iklan dan lainnya... bisa menghilang, huh!”
Ji Young terdiam kesal. Manajer Park juga menutup telponnya dengan kesal, dengan alasan yang berbeda.
Direktur Pelaksana kemudian bertanya pada Manajer Park, apakah berjalan dengan baik. Dia meminta Manajer Park memastikan untuk melibatkan Ji Young bagaimanapun caranya. Jika mantan karyawan mereka menjadi juru bicara department store Dong-Ah, itu tidak baik untuk citra mereka. Manajer Park mengangguk mengerti.
***
Jae Hee dan Madam Ma masuk ke sebuah restoran mahal. Jae Hee nampak gugup dan berjalan perlahan di belakang Madam Ma. Ternyata mereka janjian makan siang dengan Suk Chul, ayah Jae Hee. Jae Hee masih tampak gugup dan canggung. Suk Chul pun menyadarinya.
“Aku telah bicara dengan ibumu di telpon.” Ujar Suk Chul kemudian pada Jae Hee. “Mengenai sekolah di Inggris... Kau tidak perlu pergi, jika kau benar-benar tidak mau.”
Jae Hee terkejut mendengarnya.
Suk Chul melanjutkan, “Aku hanya berpikir kau hanyalah hambatan bagi karir politikku. Aku tidak pernah berpikir kalau aku adalah hambatan di hidupmu. Yah, hal itu benar membuatku kewalahan, tapi jika aku masih menyangkal keberadaanmu, aku… bukanlah politikus ataupun manusia yang layak. Tidak akan ada banyak perubahan sekarang karena kau telah dikenal sebagai putriku.”
“Aku tidak mengharapkan itu.” Jae Hee menangis haru.
“Tapi.. pada upacara pernikahanmu bisakah aku... mendampingimu di altar memegang tanganmu?”
Jae Hee makin terharu, “Tentu saja.”
Suk Chul kemudian minum untuk menghilangkan kecanggungannya. Madam Ma tersenyum, lalu meminta Suk Chul untuk ke salonnya jika ada waktu. Dia ingin menata rambut Suk Chul sebagai ‘pencitraan’ dan membuat karir politik Suk Chul naik ke puncak lagi. Suk Chul tertawa dan menyetujuinya.
Madam Ma tersenyum menoleh pada Jae Hee yang masih terharu. Suk Chul juga menatap putrinya itu dengan senyuman sayang seorang ayah pada anaknya, beda dengan waktu itu.
***
Hyung Joon sedang melakukan aksi mata-mata di toko kosmetik dekat universitas. Dia melihat pemilik toko yang menawarkan lip gloss First Love pada para pembeli BB cream Bada.
Tiba-tiba datang Kang Shik yang langsung melabrak pemilik toko, “Apa benar anda memberikan sampel lip gloss ini ketika pelanggan membeli BB cream?”
“Huh? Itu bukannya seperti kami hanya memberikan ini, tapi juga dengan sampel yang lainnya. Apa ada alasan kenapa aku tak bisa melakukannya?”
Kang Shik berteriak apa pemilik toko itu lupa permintaan dia untuk mempromosikan BB cream dengan Wine-ever. Kang Shik menepis lip gloss First Love yang diletakkan disana hingga berhamburan ke lantai.
“Hyung! Apa yang kau lakukan?” Hyung Joon menegur Kang Shik. Hyung Joon menghampirinya dan memungut lip gloss miliknya.
Kang Shik yang mengetahui itu lip gloss milik Hyung Joon, mengatakan bahwa Hyung Joon licik. Memberikan sampel di jalanan dan memberitahu orang-orang kalau itu cocok dengan BB, itu sudah melewati batas di era IMF itu. Kang Shik bilang Hyung Joon pasti sudah kehilangan akal.
“Jadi, kau ingin bilang bahwa kau ingin kembali berkompetisi denganku?” tanya Kang Shik sinis.
“Mari kita bertahan hidup bersama!” ujar Hyung Joon sungguh-sungguh.
“Bersama?” Kang Shik menganggap remeh permintaan Hyung Joon.
“Ayo berjuang bersama. Kita berdua!”
“Hei, Kim Hyung Joon! Aku tidak berniat untuk berjuang bersama denganmu.”
***
Chun Ja memberikan 5 lipstik terbaik yang akan dipilih untuk digunakan Ji Young untuk membentuk imagenya. Salah satunya adalah lip gloss First Love, dan lip gloss itu juga yang direkomendasikan Chun Ja. Madam Ma bertanya pendapat Chun Ja tetang lip gloss itu.
“Aku rasa ini yang terlihat paling cocok dengan Ji Young.” Chun Ja memberikan alasan.
“Dia tidak terlihat pucat atau tak bernyawa?” tanya Madam Ma lagi.
“Oh, Hyungnim, kulit Ji Young begitu cantik, daripada warna gelap, warna pastel nuansa jingga terlihat lebih baik untuknya. Dia menjadi Miss Korea pada usia akhir! Ini paling cocok untuknya agar terlihat lebih muda!”
Madam Ma bergumam, lumayan. Chun Ja langsung menyombongkan diri, dialah Yang Chun Ja. Tapi Madam Ma bilang maksudnya bukanlah Chun Ja. Madam Ma juga meminta Chun Ja memajang lip gloss itu di salon, dan ketika merias selebriti lainnya, bilang pada para gadis untuk mencoba menggunakannya. Walau ini hanya lip gloss, warnanya bagus dan sangat mudah dipakai.
Chun Ja mengiyakan. Lalu dia terkejut ketika melihat lip gloss itu dengan seksama, ternyata itu milik ViVi Cosmetics. Chun Ja bersyukur ViVi tidak bangkrut.
Chun Ja kemudian meminta Madam Ma menentukan keputusan akhir, lipstik mana yang akan digunakan. Madam Ma tampak berpikir. (kita tidak diberitahu mana yang dipilih Madam Ma)
***
Ji Young datang ke Dream Department Store, dia menatap gedung itu.. Tempat yang pertama kali dia tuju adalah lift tempatnya dulu bekerja. Ji Young masuk ke dalam lift bersama dua orang wanita yang akan turun di lantai dua. Ji Young bertanya pada mereka lantai yang dituju dan memberitahu jika lantai dua adalah pusat Fashion Wanita.
Setelah kedua gadis yang sepertinya mengenali Ji Young turun. Ji Young melihat ke sekeliling lift, mengenang masa lalunya disana. Dia membaca sebuah pengumuman yang tertempel disana.
“Pemberitahuan: Kami tidak lagi mempekerjakan operator elevator karena keputusan manajemen.”
Ji Young teringat saat dia bersama Young Sun dan Eun Ah.
Young Sun bertanya, “Apa benar-benar tinggal kita gadis elevator di dunia ini?”
Ji Young menjawab, “Pasti benar.” Ji Young lalu merangkul kedua temannya itu, “Hei, ayo terus berjuang sampai akhir. Dan di tahun 2000 dan bahkan 2010, ayo katakan, ‘Naik’ dan ‘Turun’."
Ji Young juga teringat betapa menderitanya dia, yang harus makan telur utuh bulat-bulat karena tidak tahan lapar dan bersembunyi dari CCTV. Dan juga penghinaan-penghinaan yang dilakukan Manajer Park padanya.
Ji Young berhadapan dengan Manajer Park di ruangan Direktur Penyelenggara. Mereka saling melempar senyum (pura-pura). Direktur Penyelenggara merasa senang dan memberitahu bahwa yang akan menjadi penanggung jawab untuk pembuatan iklan itu adalah Manajer Park. Jadi dia meminta Ji Young berhubungan langsung dengannya. Tapi Ji Young ada satu permintaan. Direktur Penyelenggara meminta Ji Young mengatakan padanya.
“Untuk kontrak resminya, saya akan berkonsultasi dengan Presiden Salon Kecantikan yang membina saya dan melanjutkan dengannya. Tapi sebelum itu, saya ingin tahu apakah kita bisa merubah manajer kontraknya. Harap ganti dengan orang yang lain.” Ji Young mengutarakan permintaannya.
Manajer Park terlihat salah tingkah. Direktur Penyelenggara bertanya apakah ada alasan khusus bagi Ji Young kenapa tidak bisa Manajer Park.
Ji Young menatap Manajer Park dengan sinis, Ji Young berkata dia tidak ingin mengatakan alasannya dengan mulutnya sendiri. Manajer Park menatap kesal.
Setelah pertemuan itu selesai. Manajer Park berlari menghampiri Ji Young yang sedang berdiri di dekat pintu. Manajer Park berkata dengan kesal.
“Hei, Oh Ji Young. Kau berbicara seperti itu di depan Direktur? Orang sepertimu berani-beraninya... terhadapku? Apa kau menukar bantuan dengan pengkhianatan? Tidakkah kau punya sedikit dasar tata krama?”
“Menukar bantuan dengan pengkhianatan?” Ji Young tak kalah kesal.
Ji Young melanjutkan sambil berjalan mendekati Manajer Park, membuatnya mundur, “Ya, itu benar. Aku lupa sejenak akan kebaikanmu. Kasus pelecehan seksual yang tak terhitung kaulakukan, sampai aku kebingungan apa itu pahaku sendiri atau milikmu. Hinaanmu yang sering seperti ‘kau tidak berpendidikan dan bodoh’, ‘Tuangkan aku minum’ atau ‘Menari untukku’. Ditambah lagi kekerasan fisik karena menampar wajahku untuk meredakan stresmu.”
Manajer Park sedikit terpengaruh oleh gertakan Ji Young itu, “Apa kau sudah tidak waras?”
“Mengingat semua kebaikan yang telah kau tunjukkan selama tujuh tahun, aku hampir menangis karena rasa terima kasih yang kurasakan. Haruskah aku kembali ke kantor dan bilang padanya tentang semua kebaikanmu secara detail?” Ji Young menyindir dan mengancam.
Manajer Park yang terpojok menyebut Ji Young pencuri. Dia bilang jika dia tidak membiarkan pencurian itu, Ji Young bahkan tidak akan bisa bermimpi menjadi Miss Korea. Manajer Park juga mengklaim, Ji Young bisa menjadi Miss Korea karena dia memberikan nilai tinggi (perasaan sebaliknya deh…).
Manajer Park lalu balik mengancam, dia akan memberitahukan pada publik bahwa Ji Young pernah mencuri barang perusahaan. Jika dia mengatakan satu kata saja, bahkan untuk hari ini, Ji Young akan tamat. Manajer Park mengacungkan tangan seperti ingin mencekik.
Tapi Ji Young tidak takut dengan ancaman itu. Dia menyuruh Manajer Park untuk melakukannya. “Kesalahanku untuk meminjam pakaian milik department store sebentar, aku seharusnya melaporkan dengan jujur pada perusahaan dan menunggu teguran administrasi. Aku sangat menyesalinya.”
Manajer Park celingukan melihat ke sekitar takut ada yang melihat.
Ji Young melanjutkan, dia meminta Manajer Park juga harus menceritakan pada publik bahwa Manajer Park memeras keseluruhan bayaran pengunduran diri suka rela Ji Young dan juga pemotongan gaji 6 bulan. Ji Young meminta Manajer Park untuk harus mengakui kebenarannya pada perusahaan.
Manajer Park ternyata tidak takut, dia menanyakan apakah Ji Young paling tidak punya bukti untuk itu semua. Ji Young bilang apakah Manajer Park pikir hanya itu saja.
“Sekarang bagi semua gadis elevator yang telah dipecat, kau membujuk mereka dengan kebohongan ‘Aku tidak akan memecatmu’, dan fakta bahwa kau menelan setiap sen dari tabungan mereka yang mereka simpan sedikit demi sedikit seolah mengumpulkan air mata semut, sampai tidak makan ataupun berpakaian layak. Kau harus mengakui semuanya dengan terbuka.”
Manajer Park pun akhirnya terlihat gentar. Ji Young kemudian berterima kasih, berkat Manajer Park dia punya resolusi yang kuat dan bekerja dengan giat dan sekarang, dia diminta untuk menjadi juru bicara dari tempat kerja dimana dia merasa sangat tidak nyaman. Itu semua karena Manajer Park.
“Sekarang mereka semua telah dipecat. Melihat elevator tanpa seorang (operator) pun, berpikir tentang kolega-kolega ku, apa aku bisa terus tersenyum sebagai model department store -mu? Hah?!”
Manajer Park terpojok, dia kesal tapi tak bisa melawan lagi. Semua yang dikatakan Ji Young itu benar adanya. Jika dia membuka masalah pencurian (padahal niatnya pinjam) itu, maka yang akan jatuh justru dia.
***
Madam Ma sedang membandingkan foto Ji Young mengenakan Wine-ever dan Ji Young mengenakan lip gloss First Love. Madam Ma sepertinya lebih memilih yang mengenakan lip gloss.
Ji Young datang. Madam Ma bertanya Ji Young habis dari mana, karena pergi tanpa memberitahunya lebih dulu. Ji Young malah mengajak Madam Ma minum soju bersamanya.
Mereka pun makan soju di tempat biasa (Ji Young dengan Hyung Joon pernah kesini). Ji Young menggulung daging ke daun selada dan ingin menyuapi Madam Ma, tapi Madam Ma menolak, dia juga punya tangan sendiri. Ji Young memaksa, akhirnya Madam Ma pun mau. Ji Young juga membantu Madam Ma minum.
Ji Young lalu menanyakan pada wajahnya yang terlihat tidak memakai riasan, bukankah lip gloss yang dipakainya terlihat sangat cantik? Bukankah dia terlihat paling cantik sekarang dan natural? Ji Young memasang senyum manisnya. Madam Ma menanyakan apa yang diinginkan Ji Young. Ji Young bilang dia hanya mengatakannya saja.
Madam Ma kembali bertanya dari mana Ji Young, pergi tidak memberitahunya. Ji Young bilang dia dari department store. Madam Ma bertanya lagi apakah Ji Young tidak mau menjadi model Dream DS. Ji Young terdiam. Madam Ma pun menduga sepertinya Ji Young tidak ingin melakukannya.
“Oh, kenapa saya tidak ingin melakukannya, saat mereka membayar saya?”
“Apa yang kau lakukan dengan bayaran modelmu?”
“Apa?”
“Kau tidak membeli mobil seperti yang lainnya lakukan. Dan kau tidak membeli, membawa ataupun mengenakan merek desainer ternama. Dan sepertinya kau juga tidak pergi makan makanan mahal. Apa yang kau lakukan dengan semua uang itu?”
Ji Young mencoba tersenyum, “Bahkan jika saya tak mau, saya akan tetap menjadi model untuk Dream DR. Saya perlu uang.”
“Kau perlu mencari uang, jadi bahkan jika kau tak mau pun, kau akan menjadi model untuk Dream DR?”
Ji Young tersenyum dan berkata bahwa dia baik-baik saja. Madam Ma kemudian bertanya apakah Ji Young bahagia. Setelah menjadi Miss Korea, dia bertanya, apa Ji Young bahagia?
Ji Young terdiam, lalu bertanya balik tentang itu, apakah Madam Ma bahagia? Madam Ma bilang sudah 30 tahun untuknya, untuk Ji Young bahkan 3 bulan saja belum. Itulah sebabnya, ujar Ji Young. Ji Young oenasaran dengan jawaban Madam Ma.
“Aku bahagia.” Jawab Madam Ma kemudian.
Ji Young tersenyum, “Aku… belum. Tapi, itu memberiku kekuatan, jawabanmu.”
Madam Ma menatap Ji Young, seakan mengerti kegundahan hati Ji Young. Dan mereka bersulang.
***
Hyung Joon menunggu Ji Young yang tak kunjung pulang. Hyung Joon duduk di dipan depan toko. Jung ikut keluar. Hyung Joon menyuruhnya masuk ke dalam, karena dinging. Tapi Jung bilang dia merasa canggung berduaan saja dengan Hwa Jung di dalam.
Hyung Joon tertawa dan bertanya, ”Wah, bagaimana kau mengumpulkan keberanian untuk menyukainya? Kau benar-benar berani! Guru Jung, kau pria yang luar biasa! Sungguh… Jad, lalu apa… jadi sunbae tidak akan pergi ke ISIPCA?”
“Yah, kepergiannya... belum jadi.” Jawab Jung.
Hyung Joon bertanya lagi apakah Jung hanya akan menyukai Hwa Jung hingga dia pergi. Siapa bilang begitu, ujar Jung. Bagaimanapun dia akan menghentikan Hwa Jung pergi. Dan bagaimanapun dia harus menghentikan Hwa Jung dari belajar. Hyung Joon bertanya bagaimana caranya. Jung bilang dia tidak tahu.
“Kalau begitu hiduplah dengannya. Tinggal bersama. Jangan biarkan dia pergi.” Hyung Joon memberikan saran.
Jung menatap Hyung Joon dan menyuruhnya mengurus diri sendiri. Apa Hyung Joon bisa melakukannya? Hyung Joon diam. Jung melanjutkan, Hyung Joon bahkan tidak bisa melakukannya, dan dia menyuruhnya untuk begitu.
Hyung Joon mengelak, dia hidup bersama Ji Young sekarang. Jung bilang itu bukan hidup bersama, Hyung Joon hanya tinggal disana. Hyung Joon nyengir. Jung bilang mereka harus menggunakan kamar yang sama dan berbagi selimut. Mereka pun tertawa bersama.
***
Toko kosmetik yang kemarin mengembalikan sampel lip gloss First Love pada Hyung Joon. Dia tidak bisa mengambil apapun dari Hyung Joon sekarang. Hyung Joon memohon, pemilik toko tidak bisa melakukan itu padanya, kenapa tiba-tiba, apa alasannya.
“Direktur Kim dari Bada Cosmetics mengatakan jika aku mengambil sampelmu, Bada Cosmetics bilang mereka akan benar-benar menarik semua produk. Ini bukan hanya di toko kami. Dia menyebarkan pekerjanya ke semua toko kosmetik, dan mereka memeriksa persediaan dan mengecek dengan teliti semua sampel.”
“Jangan seperti ini dan mohon pikirkan situasi kami. Jika kau juga tidak mengambilnya, siapa lagi yang mau?”
Tapi pemilik toko tetap tidak bisa. Dia memberikan saran, jika Hyung Joon ingin terus lanjut di lahan itu, Hyung Joon harus menyenangkan Kang Shik. Sampel bukanlah masalahnya. Jika ini terus berlanjut (musuhan dengan Kang Shik), bahkan jika Hyung Joon membuat produknya, tidak akan ada toko yang mau mengambilnya.
“Orang tak waras macam apa yang akan mengorbankan Bada Cosmetics demi mengambil produkmu?” ujar si pemilik toko.
Hyung Joon menghela nafas.
***
Hyung Joon kemudian mengusulkan pada teman-temannya untuk membangun toko merek mereka sendiri. Selama toko itu milik mereka sendiri, mereka bisa menerapkan kebijakan harga yang sangat rendah, seperti yang dulu mereka rencanakan. Dengan pemotongan harga distribusi, mereka bisa menjadikan lip gloss seharga 3000 won.
Kang Woo: “Tidak ada yang namanya toko retail merek sendiri di negara ini. Apa bisa berhasil? Bahkan perusahaan besar seperti Bada tidak punya toko sendiri.”
Heung Sam: “Dan satu-satunya produk yang kita punya adalah lip gloss. Apa orang-orang akan datang ke toko yang hanya menjual lip gloss? Dan kita juga belum terlalu terkenal. Dan ini tidak seperti kita punya kemampuan untuk membuat iklan TV. Apa orang-orang akan datang jika tidak gratis?”
Hyung Joon bilang mereka akan melakukan pemasaran gratis. Kali ini Jung yang menentang, apa Hyung Joon ingin bangkrut lagi??
Hyung Joon pun menjelaskan, mereka akan memberikan gratis hanya saat Grand Opening pada orang yang membawa tas kosmetik mereka dan menunjukkan BB cream. Jadi mereka akan fokus pada orang-orang yang sering menggunakan BB cream. Mereka akan mengatakan bahwa lip gloss ini cocok untuk dikenakan dengan BB cream.
“Pada situasi kita…satu-satunya cara kita bertahan hidup adalah dengan BB cream. Bagaimana menurut kalian? Apa kita aka menyerah begini saja, atau apa kita akan mempertaruhkan semua dan mencobanya?” Hyung Joon mencoba meyakinkan teman-temannya.
Ji Young yang juga ada disana berujar, “Aku rasa aku akan pergi ke toko itu jika mereka akan memberikannya padaku secara cuma-cuma.”
***
Tim ViVi pun kemudian membuka sebuah toko kecil dan melakukan pemberian sampel gratis. Kang Woo dan Heung Sam melakukan promosi di luar dengan meneriakkan promosi itu dan memberikan brosur. Mereka gencar berpromosi, lip gloss akan diberika pada siapa saja yang menggunakan BB cream. Hyung Joon memperhatikan mereka dari dalam toko. Hwa Jung dan Jung beres-beres.
Hyung Joon berkata dengan penuh keyakinan, “Orang-orang akan ramai berdatangan. Seperti awan, mereka akan datang untuk mendapatkan lip gloss kita. Pasti.”
“Tentu saja.” Timpal Jung.
“Itu akan terjadi.” Hwa Jung menambahkan.
Ji Young membantu mereka dengan caranya sendiri. Dia malan di restoran ddeukbokki. Ji Young membuka penyamarannya, sehingga orang-orang melihatnya. Orang-orang pun mengenalinya dan memujinya cantik.
Ji Young mengelap bibirnya, dan mengeluarkan lip gloss dari tas dan mengenakannya. Ji Young bahkan sengaja mengacungkan lip gloss itu agar terlihat oleh orang-orang yang memperhatikannya.
Awalnya dua orang, lalu banyak pelanggan berdatangan ke toko ViVi dan menunjukkan BB cream mereka untuk mendapatkan sampel gratis.
***
Bersambung ke episode 19 ~
***
Sinopsis ditulis dan dipostkan oleh mumuzizi.
Gambar di ambil dari video milik MBC.
Terjemahan Bahasa Indonesia oleh tim Miss Korea @ Viki.com
***
Komentar:
Sekali lagi harus saya bilang, Hyung Joon orang yang optimis. Dia masih bisa memikirkan cara untuk mengatasi masalahnya. Walaupun dia tidak tahu itu akan berhasil atau tidak, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba.
keren!!! moga" vivi cosmetic bisa buka store sendiri n ngalahin bada
ReplyDelete