Sinopsis BRIDE OF THE CENTURY Episode 1 – 3
Doo Rim ke tempat bibi Bong Suk, yang mengadakan arisan. Disana tampak banyak orang berkerumun. Doo Rim masuk, seorang ahjumma bertanya apa yang harus mereka lakukan. Doo Rim masih bingung, lalu bertanya apakah benar tentang bibi Bong Suk.
Ahjumma itu berkata sambil menangis histeris, “Doo Rim apa yang harus kita lakukan? Wanita itu mengambil semua uang arisan, deposit toko dan melarikan diri!”
Doo Rim jelas sangat terkejut, “Tidak mungkin…aku butuh uang itu!”
Doo Rim kemudian keluar, menaiki motornya menuju terminal. Doo Rim mencari-cari bibi Bong Suk disana, tapi dia tak menemukannya. Do Rim terduduk lemas dan menangis.
Doo Rim pulang ke restoran dengan lunglai dan memanggil-manggil neneknya yang tidak kelihatan. Doo Rim kemudian melihat nenek tergeletak di lantai. Doo Rim berteriak meminta bantuan.
Di rumah sakit, Doo Rim memikirkan perkataan dokter yang menangani nenek.
“Dia selamat sekarang, tapi dia perlu di operasi secepat mungkin.”
Doo Rim merasa lemas dan berpegangan pada dinding. Habis jatuh, tertimpa tangga pula. Doo Rim pun bersandar dan menerawang.
Doo Rim duduk di samping ranjang nenek dan menggenggam tangannya dengan erat. Nenek kemudian sadar dan memanggil-manggil Doo Rim.
“Doo Rim-ah! Doo Rim-ah! Doo Rim-ah!”
“Nenek! Aku ada disini.”
Nenek pun menoleh, “Mengapa kau menangis Doo Rim?”
Doo Rim menggeleng, “Kenapa aku menangis? Tidak mungkin.”
Doo Rim menghapus air matanya dan tersenyum.
Nenek menangis, “Anakku yang malang…kau bekerja sangat keras untuk uang itu…kau bekerja setiap hari, tanpa istirahat, untuk menyimpan uang itu…Langit sangat kejam… Tunggu hingga aku keluar dari rumah sakit. Aku akan menemukan wanita itu bahkan jika aku harus pergi ke ujung dunia. Bahkan menyabiknya ke potongan kecil tidak akan cukup.”
Doo Rim: “Bahkan jika kita mengirisnya dan mengumpankannya pada ikan, ikan tidak akan memakan tubuh kotornya. Nenek, haruskah kita tetap pergi? Itu tidak baik untuk jantungmu, jadi ikhlaskan saja. Aku selalu bisa menyimpan uang lebih. Aku hanya membutuhkanmu di dalam hidupku. Jadi jangan mengkhawatirkan apapun dan banyak beristirahat. Mengerti?”
Nenek menangis dan memeluk Doo Rim yang juga menitikkan air mata.
***
Di kediaman keluarga Taeyang. Tuan Choi mendengarkan alunan musik dari piringan hitam. Di samping pemutar piringan hitam, terdapat cover piringan hitam itu yang ada tulisannya dan selembar foto wanita (sepertinya mengenakan baju pengantin).
Tuan Choi termenung melihat ke luar jendela.
Ny. Myung Hee keluar dari paviliun tua itu. Di luar gerbang, Tuan Choi sudah menunggu. Ny. Myung Hee berkata pada Tuan Choi.
“Aku tahu kau sangat tidak meyukainya. Tapi apa yang bisa kita lakukan? Itu adalah keinginan terakhir ibumu. Untuk kita memelihara rumah ini.”
Tuan Choi menatap istrinya, lalu berbalik.
Ny. Myung Hee berkata dengan cepat, “Jika kau ingin menghancurkan rumah ini maka kau harus lebih dulu menghancurkan foto wanita itu..cinta pertamamu, yang kau simpan di ruang kerja.”
Tuan Choi terdiam. Ny. Myung Hee berjalan pergi melewati Tuan Choi.
***
Sekretaris Kim masuk ke ruangan Kang Ju dan mengingatkan kalau itu sudah larut malam. Kang Ju mempersilahkan Sekretaris Kim untuk pulang duluan dan tidak mengkhawatirkannya. Sekretaris Kim pun pamit pulang.
***
Sementara itu Yi Kyung sedang berkumpul bersama teman-temannya, termasuk Roo Mi. Salah satu temannya memegang kalung Yi Kyung dan mengaguminya, kemewahan dalam potongan klasik, sangat romantis. Teman yang lain berkata itu adalah potongan yang bernilai lebih dari 30 tahun, dan tidak mungkin murah.
“Seharga apartemen di Gangnam. Paling tidak itu adalah yang bisa di dapatkan menantu Taeyang Grup. Benar kan?” ujar Roo Mi.
“Aku dengar kau bekerja keras untuk mendapatkan ini Roo Mi.” ujar Yi Kyung. (Aura persaingan ada terlihat diantara mereka.
“Jika itu aku, aku akan membuang kalung itu sejak lama (Yi Kyung tampak terganggu dengan kata-kata ini). Aku tidak yakin tentang yang lainnya, tapi Jang Yi Kyung, kekerasan hatimu tidak bisa dipercaya. Aku kira…tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan. Kau hanya harus menerima semuanya dari waktu ke waktu.” Sindir Roo Mi.
Salah satu temannya bertanya apa maksud Roo Mi. Roo Mi tidak menjelaskan dan mengajak mereka bersulang kecuali Yi Kyung yang menatap Roo Mi dengan kesal.
Roo Mi sedang memperbaiki riasannya. Yi Kyung mendekat dan bertanya menurut Roo Mi mengapa itu dia dan bukannya Roo Mi (yang dipilih jadi tunangan Kang Ju). Latar belakang keluarga, pendidikan dan kemampuan, Roo Mi tidak begitu buruk daripada dirinya dalam segala aspek.
Roo Mi menjawab, sialnya dia adalah putri dari Jaksa Agung dan Yi Kyung adalah putri dari sebuah perusahaan konstruksi. Jika saja kasus dengan pencucian uang tidak terjadi tahun lalu, Yi Kyung juga tahu. Akibatnya kasus itu mempengaruhi hubungan antara keluarganya dengan keluarga Taeyang Grup. Belum lagi seluruh dunia tahu keluarga Yi Kyung ingin menikahkan Yi Kyung dalam Taeyang Grup.
Yi Kyung tersenyum sinis, “Kalau begitu berdasarkan apa yang kau katakan, kau tidak punya kesempatan paling kecil pun untuk menikah dalam Taeyang Grup. Jadi kenapa kau tidak bisa menyerah?”
Roo Mi berbalik dengan kesal dan menghampiri Yi Kyun, “Kang Ju dan aku tumbuh bersama sejak kami kecil. Kami seperti kakak dan adik. Dia orang yang spesial dalam hidupku yang aku pelajari untuk menyebut namanya sebelum menyebut ‘ibu’. Saat aku menolak semua kesempatan kerja setelah kuliah dan mulai bekerja di Taeyang Mall, kau bertanya padaku, kenapa dengan semua tempat itu? Karena aku mesti kemanapun Kang Ju berada. Jangan memberikanku kesempatan apapun. Karena kau tidak pernah tahu kapan aku mungkin akan mencoba melangkah. Ini adalah peringatan terakhirku untukmu sebagai seorang teman selama 10 tahun.”
“Terima kasih untuk peringatannya, tapi Roo Mi, kau tidak bisa menghentikan pernikahan ini. Tidak akan pernah. Aku akan melakukan apapun yang aku bisa untuk memastikan pernikahan ini terjadi. Tidak, aku harus. Kau tahu perusahaan kami baru saja bertahan sekarang. Kami butuh semua bantuan yang bisa kami dapatkan dan Taeyang Grup adalah sumber yang dapat diandalkan mengenai uang untuk kami. Aku mungkin tidak ahu banyak tentang dunia tapi tidak mungkin aku akan melewatkan kesempatan itu berlalu.”
Roo Mi tertawa mengejek, Yi Kyung tidak ada bedanya dengan pengemis sekarang. “Jadi kau akan mengesampingkan harga dirimu dan semuanya untuk keluargamu? Aku kira…sebuah keluarga seperti keluargamu yang menjadi kayak dengan cepat mungkin tidak pernah memiliki harga diri untuk dijunjung tinggi. Apakah kau tahu? Saat kau membiarkan pergi sedikit sisa harga diri yang kau tinggalkan, kau benar-benar tidak akan menjadi sesuatu tapi sebuah boneka.”
Yi Kyung terdiam dan menatap Roo Mi dengan kesal. Roo Mi berjalan hendak pergi, dan berhenti disamping Yi Kyung. Dia mengingatkan Yi Kyung untuk menggunakan kalung itu di acara inaugurasi besok karena Presiden Kaneko akan ada disana juga. Roo Mi kemudian pergi. Yi Kyung menghela nafas kesal.
***
Yi Kyung dirias dan menggunakan kalung Eternal Love. Dia mengingat perkataan Kang Ju yang mengatakan bahwa dia hanya bonekanya. Dan perkataan ibunya yang memojokannya, jika pernikahan gagal maka semuanya akan berakhir untuk mereka dan perusahaan. Yi Kyung tampak memikirkan sesuatu.
***
Malam inaugurasi. Seorang anak kecil menyerahkan sesuatu pada Yi Hyun. Dia bilang seorang wanita memintanya untuk memberikan itu pada Yi Hyun. Yi Hyun membaca secarik kertas, dia terkejut dan bertanya dimana wanita yang meminta tolong pada anak itu. Anak itu bilang dia sudah pergi.
Yi Hyun kemudian memberikan kertas dan sebuah kotak yang diberikan anak kecil tadi pada ibunya.
“Ibu, jangan mencariku untuk sementara. Aku perlu untuk berpikir. Aku kembalikan kalungnya karena aku ingin berpegang pada sedikit sisa harga diri yang aku miliki.”
Jae Ran terkejut dan bertanya apa yang terjadi pada Yi Hyun. Belum sempat mereka berpikir jernih, datang keluarga Tuan Choi.
Yi Hyun mengucapkan selamat pada Kang Ju karena telah ditetapkan menjadi CEO. Kang Ju berterima kasih. Kemudian Tuan Choi berkata, memikirkan hal itu sekarang, mereka berdua akan segera menjadi keluarga. Tuan Choi merasa mereka berdua terlalu formal satu sama lain. Tapi menurut Ny. Myung Hee itu adalah sebuah upacara inaugurasi, formalitas akan diperlukan, terutama dengan kehadiran banyak orang.
Tuan Choi kemudian menanyakan Yi Kyung yang tidak terlihat. Jae Ran tergagap, sulit untuk menjawabnya.
Jae Ran dan Yi Hyun pulang ke rumah (entah sesudah acara selesai, atau langsung pulang). Jae Ran memanggil Yi Kyung dan menuju kamarnya. Tapi tidak ada Yi Kyung.
“Aku tidak berpikir dia ada di rumah..aku pikir dia benar-benar menghilang… apa yang harus aku lakukan…apa yang harus aku lakukan…” Jae Ran terduduk lemas. Yi Hyun memegangnya.
Jae Ran terlihat sangat sedih dan kembali berkata, bagaimana jika sesuatu terjadi pada Yi Kyung, apa yang harus dia lakukan kemudian. Yi Hyun menenangkan ibunya, untuk jangan terlalu khawatir.
“Yi Kyung akan baik-baik saja. Aku akan melakukan yang aku bisa untuk menemukannya. Aku akan menemukannya.”
“Yi Kyung…”
***
Kini Jae Ran sedang memegang beberapa foto Yi Kyung, dia bertanya pada orang yang di depannya, dari mana dia mendapatkan foto itu.
Dan orang itu adalah Ny. Myung Hee. Dia mendapatkannya dari kantor administratif grup. Mereka mengatakan paparazzi kebetulan mengambil gambar itu. Perusahaan bsa mendapatkannya lebih cepat dan menghentikannya beredar ke publik. Foto itu diambil di hari inaugurasi Kang Ju.
“Seorang gadis yang memiliki usus buntu menyetir sendiri ke Gangreung…”
“Sebenarnya adalah…” Jae Ran berusaha menjelaskan.
“Aku tidak ingin mendengar apa yang terjadi, pun aku tidak peduli. Kau tahu bahwa sudah ada rumor keretakan dalam industri.” Ny. Myung Hee tegas.
“Maafkan aku. Ini semua kesalahanku.” Jae Ran menunduk.
“Kita tidak pernah melakukan pertemuan formal dengan semua keluarga karena suamiku tiba-tiba sakit tahun itu. Kami buru-buru meminta putraku kembali ke Korea untuk mengumumkan pertunangan. Jadi kali ini, aku ingin kita mencoba lagi dan bertemu secara formal dengan keluarga kedua belah pihak dan makan malam bersama. Ini untuk pernikahan anak kita jika putrimu gagal untuk muncul lagi, kami tidak punya pilihan tapi mempertimbangkan kembali pernikahan ini. Aku ingin bertemu denganmu hari ini untuk memberitahumu hal ini.”
***
Jae Ran melemparkan sesuatu pada seorang pegawainya dengan marah. Dia marah karena mereka belum menemukan Yi Kyung.
“Kami sudah memeriksa semua hotel, motel, penginapan dan makan pagi serta sauna di Gangwon-do.” Lapor karyawan Jae Ran.
Yi Hyun mempersilahkan dia untuk pergi, dan memintanya untuk terus melaporkan jika ada hal lain.
Yi Hyun meminta Jae Ran untuk tenang. Jae Ran berkata jika mereka tidak menemukan Yi Kyung, perusahaan mereka akan hancur berkeping-keping seperti kepingan kaca. Bagaimana bisa dia tenang.
Jae Ran: “Tanggal makan malam sebentar lagi dan jika kita tidak menemukan dia maka—“
Yi Hyun: “Tidak mungkin pernikahan ini akan retak. Perusahaan baru saja mulai pulih dengan bantuan Taeyang. Rumor keretakan membuat investor berguncang dan saham bergoyang. Jika kita jatuh lebih rendah dari in, itu akan melewati batas kita. Jika sesuatu yang salah terjadi, itu akan menjadi akhir dari perusahaan kita.”
Jae Ran: “Jika kau tahu itu dengan sangat baik, kenapa kau hanya berdiri disini sekarang? Kita akan tenggelam bersama. Kau harus memikirkan sebuah solusi!”
Yi Hyun: “Kita tidak benar-benar terpojok. Jika pertama-tama kita bisa melewati makan malam, kita bisa membeli waktu lebih lama…”
Jae Ran bertanya apa maksud Yi Hyun. Yi Hyun menatap Jae Ran.
***
Doo Rim mencoba meminjam uang untuk uang muka rumah sakit. Tapi ternyata perusahaan yang beriklan meminjamkan uang di koran meminta uang muka. Doo Rim kesal, mengapa dia ingin meminjam uang jika dia punya uang untuk uang muka. Doo Rim menutup telponnya dengan kesal, orang itu hanya duduk dan menghasilkan uang secara gratis.
Doo Rim kemudian bergegas pergi ke rumah sakit, nenek sudah menunggunya.
Yi Hyun mengendarai mobilnya menuju restoran tempat Doo Rim bekerja. Seorang ahjumma mendekatinya dan berkata bahwa restoran tidak buka hari ini.
Doo Rim sedang melihat sesuatu di koran, dia kesal. Kemudian dia mengambil sesuatu dari jaketnya dan menjatuhkan gelang itu. Doo Rim mengambilnya dan teringat perkataan wanita yang memberi gelang itu padanya, bahwa gelang itu adalah jimat keberuntungan. Doo Rim pun memakainya.
Dia menghitung uangnya dan menemukan kartu nama Yi Hyun. Doo Rim akan membuang kartu nama itu, tapi dia teringat Yi Hyun yang memintanya memberitahu dia jika terjadi sesuatu dengan kepala Doo Rim.
Walau tahu itu salah, Doo Rim mencoba menghubungi Yi Hyun untuk mendapatkan uang. Dia tidak punya pilihan lain.
Yi Hyun ternyata pergi ke rumah sakit juga untuk menemui Doo Rim, dia melihat Doo Rim yang duduk di dekat pintu rumah sakit.
Jadi Doo Rim menelpon Yi Hyun yang berdiri tak jauh dari sana. Doo Rim memperkenalkan dirinya sebagai gadis yang kepalanya tertimpa bata waktu itu. Yi Hyun bilang dia mengingatnya. Doo Rim kemudian berpura-pura sakit kepala, dan dokter mengatakan itu akan menjadi kesakitan yang panjang. Doo Rim bertanya bisakah dia meminta uang untuk tagihan rumah sakit. Yi Hyun bilang dia akan menemui Doo Rim sekarang juga.
Doo Rim terkejut, dia dengan panik meminta Yi Hyun untuk tidak perlu datang sendiri. Dan..Doo Rim lebih terkejut lagi melihat Yi Hyun yang kini ada di depannya. Yi Hyun meminta waktu untuk bicara dengan Doo Rim.
Mereka pun duduk bersama. Yi Hyun terus menatap Doo Rim, sementara Doo Rim menunduk menghindarinya.
Yi Hyun kemudian meminta Doo Rim untuk mengangkat poninya ke atas. Doo Rim terkejut, dia bilang tidak ada luka luar jadi dia baik-baik saja di permukaan.
Doo Rim masih berusaha menjelaskan, tapi Yi Hyun berdiri mendekati Doo Rim dan mengangkat sendiri poni Doo Rim.
Doo Rim menepis tangan Yi Hyun dan bertanya apa yang dilakukannya. Yi Hyun bergumam dia tidak percaya itu.
“Kau benar. Aku berbohong. Aku melakukannya.” Doo Rim mengira yang dibicarakan Yi Hyun adalah mengenai lukanya. Doo Rim bilang itu bukan keinginannya (untuk berbohong), tapi sesuatu terjadi. Doo Rim meminta maaf.
“Aku membutuhkanmu.” Ujar Yi Hyun tiba-tiba.
Doo Rim mengangkat kepalanya tak mengerti, “Apa?”
“Untuk menjadi tunangan…”
“Tunangan?”
“Kepada Choi Kang Ju dari Taeyang Grup.
“Choi Kang Ju?”
***
Kang Ju berjalan memasuki Taeyang Mall. Dia melewati para pekerjanya yang memberi hormat. Salah satunya ada roh wanita itu yang menjelma menjadi salah satu pekerja.
Kang Ju menyadari telah melihat sesuatu yang aneh. Dia berhenti dan berbalik ke arah pekerja yang tadi berdiri. Dia sepertinya melihat roh wanita itu dan mengenalnya. Tapi Kang Ju tidak menemukan wanita yang dia duga tadi. Kang Ju pun merasa heran sendiri.
***
Bersambung ke episode 2 ~
***
Sinopsis ditulis dan dipostkan oleh mumuzizi.
Gambar di ambil dari video milik CSTV.
Subtitle Bahasa Inggris oleh Dramafever.
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh mumuzizi.
***
Komentar:
Mungkinkah kutukan itu benar? Karena ternyata istri pertama Tuan Choi juga meninggal. Ibunya Kang Ju, Ny. Myung Hee, adalah istri kedua, dan sepertinya Tuan Choi tidak terlalu mencintainya.
Dan kenapa Kang Ju seperti mengenali wajah roh itu…
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOmo, makin penasaran sama episode selanjutnya ^^
DeleteKamsahamnida eonni sinopnya ..
yeaaayy mungkin aku yg rada telat koment xixxi , heheh akhirnya aku ke blog mba mumu lagi setelah terakhir baca sinop secret love ... moga drama ini bagus sampai akhir ,, :) * setalah my love from the stars belum ada drama yg buat saya menantikan tiap minggu nya hikzz ;( .
ReplyDeletemba mumu i mizz u .. :*
suka drama ini
ReplyDeleteKayaknya seru mbk ,,,,
ReplyDelete