Sinopsis BRIDE OF THE CENTURY Episode 3 – 1
Episode sebelumnya:
Jang Yi Kyung menghilang di hari pengumuman pertunangannya dengan Choi Kang Ju, pewaris Taeyang Grup. Yi Kyung menghilang dengan alasan ingin memikirkan kembali pertunangannya.
Untuk menyelamatkan perusahaan, kemudian Jang Yi Hyun, kakaknya Yi Kyung, meminta Na Doo Rim yang memiliki wajah yang mirip dengan Yi Kyung untuk menggantikan Yi Kyung sementara.
Karena Doo Rim butuh uang untuk operasi neneknya, akhirnya Doo Rim setuju.
Doo Rim mulai menjalani perannya sebagai Jang Yi Kyung, yang ternyata memiliki perbedaan sifat dengannya. Mengikuti makan bersama keluarga inti dan pergi ke rumah keluarga Choi untuk mengikuti upacara peringatan kematian salah satu leluhur.
***
Episode 3
Note: aku menggunakan mode ON dan OFF untuk membedakan saat Doo Rim menjadi Yi Kyung dan menjadi dirinya sendiri.
***
Doo Rim as Yi Kyung Mode: ON
Kang Ju, Doo Rim, Roo Mi, dan beberapa staff Kang Ju berjalan di mall menuju tempat interview.
Seorang wanita, pegawai mall yang sebelumnya di pecat oleh Kang Ju, menghadang Kang Ju dan dengan marah melemparkan sebuah tomat berukuran besar ke arahnya. Doo Rim yang melihat itu, berlari ke depan Kang Ju dan menerima lemparan tomat itu tepat di kepalanya.
Kang Ju yang tadi memejamkan mata, membuka mata melihat badannya dan melihat Doo Rim yang penuh dengan pecahan tomat. Doo Rim menatap Kang Ju, lalu menunduk diam. Roo Mi pun terkejut melihat kejadian itu.
Dua staff Kang Ju dengan cepat menyeret wanita yang melemparkan tomat itu. Wanita itu meronta dan berteriak sambil menangis.
“Choi Kang Ju! Karenamu keluargaku sekarang hidup di jalanan dan saudaraku akan diambil ke panti asuhan! Apa kau dengar aku? Choi Kang Ju!”
Wanita itu terus di seret keluar. Doo Rim mendengar teriakan wanita itu, dan sepertinya simpati.
Kang Ju menegur Roo Mi yang diam saja. Semua orang melihat mereka, apa Roo Mi ingin membatalkan acara interview itu. Kang Ju menyuruh mereka segera pergi dari sana. Doo Rim menoleh tak percaya pada Kang Ju. Kang Ju lebih mementingkan acara interview itu.
Roo Mi memegang lengan Doo Rim untuk mengajaknya pergi, Doo Rim menepis. Dia menatap kesal Kang Ju, lalu berbalik pergi dengan menyenggol Kang Ju. Kang Ju menunduk diam, seperti memikirkan sesuatu.
***
Doo Rim selesai membersihkan diri, dia membalut badannya dengan selimut. Roo Mi menghampirinya dan bertanya apa yang dia pikirkan. Apakah Doo Rim hendak menunjukkan padanya bahwa dia akan melakukan apapun yang dia bisa untuk melindungi apa yang dia miliki. Roo Mi berkata dengan sinis, dan tak mengharapkan jawaban.
Roo Mi lalu memberikan map berisi salinan pertanyaan dan jawaban persiapan untuk interview. Ada banyak pemikiran dan strategi di dalamnya, sehingga Doo Rim hanya perlu memberikan tanggapan seperti yang tertulis di map itu tanpa bertanya pertanyaan atau berkomentar. Doo Rim mengambilnya dengan cemberut. Doo Rim membuka map dan mencoba membaca isinya.
Roo Mi memperhatikan Doo Rim yang tanpa make up. Doo Rim menyadarinya dan bertanya ada apa.
Roo Mi: “Mungkin ini karena kau tidak mengenakan make up, tapi wajahmu…”
Doo Rim: “Apakah terlihat jelas? Aku melakukan sedikit penipisan rahang…” ujar Doo Rim gugup. (Aku gak yakin arti yang penipisan rahang itu, he…)
Roo Mi bergumam, tidak heran.
Doo Rim lalu bertanya, “Apa yang dilakukan wanita tadi sebelumnya?”
Roo Mi menjelaskan, “Dia bekerja di meja Costumer Service tapi Kang Ju memecatnya. Dia kepergok merokok saat bekerja.”
Lalu seorang karyawan datang membawakan pakaian dari department store sesuai dengan tema dan menunjukkannya pada Roo Mi. Doo Rim menoleh dan terkejut, mengenali karyawan itu. Doo Rim memalingkan wajah, tapi terlambat karyawan itun sudah melihat dan mengenalinya.
“Na Doo Rim!” karyawan itu berseru dengan senang dan menghampiri Doo Rim. “Doo Rim! Sudah lama sekali! Apa kau bekerja disini? Kapan kau pindah ke Seoul?”
Doo Rim diam saja dan berusaha menyembunyikan wajahnya. Doo Rim melihat Roo Mi.
Roo Mi berdiri dan menegur karyawan itu, “Oh Jin Joo-ssi, apa yang kau lakukan? Apa kau tahu siapa wanita ini?’
Jin Joo bingung, “Doo… ya?”
“Kau seorang karyawan disini dan kau tidak tahu tunangan Presdir perusahaan?” tanya Roo Mi sedikit kesal.
Jin Joo masih bingung, “Tunangan Presdir?”
“Lupakan saja. Cepat, interview akan segera di mulai.” Roo Mi berkata pada perias wajah yang baru saja datang.
Jin Joo kemudian meminta maaf pada Doo Rim, dia baru saja mulai bekerja disana. Roo Mi menyuruh Jin Joo untuk segera pergi. Jin Joo pun mundur pergi, tapi dia masih sedikit bingung (dan yakin kalau itu adalah Doo Rim). Doo Rim juga melirik takut-takut pada Jin Joo, takut ketahuan.
***
Tuan Choi minum bersama mertuanya (ayah istri pertamanya).
Ayah mertua: “Hanya langit yang tahu apa yang sudah direncanakan untuk kita. Itu mungkin adalah semua yang sudah ditakdirkan untuknya. Dan sejauh itu juga hubungannya denganmu ditakdirkan. Itu bukan kesalahanmu… ataupun kesalahan orang lain. Aku tidak menyadarinya, namun memikirkan tentang itu sekarang, itu seperti kami lebih dulu tahu apa yang akan terjadi. Dia mengatakan sesuatu yang aneh di malam sebelum pernikahan. Dia meminta jika dia meninggal, debunya disebar di sekitar pohon yang dia sukai. Saat itu, kamu berpikir dia hanya memiliki banyak pikiran dengan pernikahan yang semakin dekat. Siapa yang akan berpikir kalau itu akan menjadi permintaan terakhirnya.”
Tuan Choi terdiam. Dia sepertinya baru tahu hal itu.
Ayah mertua mengantar Tuan Choi ke depan. Ayah mertua meminta Tuan Choi untuk tidak datang kesana lagi, dan lupakan putrinya sekarang, karena sudah 30 tahun berlalu. Itu sudah cukup waktu untuk namanya menjadi kenangan masa lalu. Tuan Choi hanya bisa terdiam. Ayah mertua menepuk pundak Tuan Choi, lalu berjalan pergi. (berarti Tuan Choi udah sering datang kesana ya…)
***
Beralih ke acara interview Kang Ju dan Doo Rim. Kang Ju ditanya apa maksudnya snowman.
Kang Ju tersenyum dan menjawab, “Salju tebal hari itu, sehingga semua mobil berjalan merayap di jalanan. Waktu terus berjalan dan aku semakin tidak sabar. Aku berpikir akan lebih baik untuk meninggalkan mobil disana, jadi aku berlari sepanjang sisa perjalanan ke rumah Yi Kyung.”
Doo Rim menatap Kang Ju dengan tatapan cibiran, mencibir Kang Ju yang pandai berbohong. Interviewer bertanya pada Doo Rim, apakah yang dikatakan Kang Ju itu benar.
Doo Rim: “Ada banyak salju di tubuhnya, aku berpikir dia adalah snowman. Pipinya merah karena kedinginan dan dia memakaikan kalung ini padaku dan melamarku.”
Interviewer: “Terdengar seperti sebuah adegan di dalam film. Presdir, hasratmu luar biasa.”
Kang Ju menatap Doo Rim, “Bagaimana bisa aku mendapatkan respek dari pelanggan kami jika aku tidak pernah mendapatkan hati dari wanita yang aku cintai?”
Kang Ju berbalik menatap interviewer, “Aku memperlakukannya dengan cara yang sama dengan yang aku lakukan saat aku bertemu dengan pelanggan yang berharga.”
Interviewer: “Dengan pemikiran seperti itu, aku percaya bahwa kau akan sukses memimpin perusahaan.”
Interviewer kemudian menutup acara dan berterima kasih pada Kang Ju dan Doo Rim.
Syuting pun selesai. Doo Rim meminum airnya sampai habis. Lalu sutradara menghampiri mereka. Sutradara berkata pada Doo Rim, dia tahu kalau Doo Rim kuliah jurusan piano. Dia pun meminta sesuatu yang tidak ada dalam script, yaitu untuk membuat beberapa rekaman saat Doo Rim memainkan piano sebagai bagian dari acara mereka. Ada piano disana, mereka akan menghargai jika Doo Rim bisa bermain untuk mereka.
Doo Rim yang aslinya tidak bisa bermain piano, terlihat cukup tegang. Jin Joo ada disana dan dia yakin kalau itu Doo Rim, bukan Yi Kyung.
Set piano sudah siap, sutradara meminta Doo Rim menuju piano. Doo Rim pun perlahan menghampiri piano. Lalu dia meminta air minum pada Roo Mi, sudah lama dia tidak bermain piano, jadi dia sedikit gugup. Doo Rim berusaha mengulur waktu.
Roo Mi menyuruh Jin Joo untuk mengambil air. Jin Joo memberikan kode pada Doo Rim.
Doo Rim menunggu di depan piano dengan kaki gemetaran. Jin Joo kemudian datang membawa air di dalam gelas. Jin Joo pun menaiki tangga set panggung, dan dengan sengaja menumpahkan air ke arah piano. Semua orang panik. Jin Joo meminta maaf. Doo Rim bilang tidak apa-apa.
Roo Mi marah pada Jin Joo. Lalu dia minta maaf pada sutradara, sepertinya Doo Rim tidak bisa main piano.
Jin Joo tersenyum pada Doo Rim. Doo Rim mengedip-ngedipkan mata dan menghela nafas lega.
***
Doo Rim as Yi Kyung mode: OFF
Doo Rim masuk ke dalam sebuah gudang dan memanggil-manggil Jin Joo dengan pelan. Jin Joo muncul dari tumpukan kardus di belakang Doo Rim.
Mereka pun mendekat dan tertawa senang. Doo Rim bertanya bagaimana Jin Joo tahu kalau itu adalah dia. Jin Joo menutup mulut Doo Rim yang berkata dengan cukup kencang. Jin Joo meminta Doo Rim memelankan suaranya.
Doo Rim: “Bagaimana kau tahu kalau itu aku?”
Jin Joo: “Bagaimana bisa aku tidak tahu? Tanganmu berguncang seperti sebuah daun saat kau berjalan menuju piano. Dan itulah saat aku menyadari apa yang sedang terjadi. Tapi..kenapa kau adalah tunangan Presdir kami?”
Doo Rim menghela nafas lemas, “Yah..itu…”
Doo Rim menceritakan semuanya pada Jin Joo. Jin Joo berkata, pasti sangat sulit bagi Doo Rim untuk bersikap seperti seorang putri disaat Doo Rim tidak ditakdirkan menjadi salah satunya.
“Bahkan aku tidak ingin membicarakannya. Bahkan aku tidak ingin hidup lagi!” Doo Rim memegang kepalanya.
“Tapi itu benar-benar aneh. Bagaimana bisa kau terlihat sama?” tanya Jin Joo penasaran.
“Aku juga berpikir itu benar-benar aneh.” Ujar Doo Rim.
Jin Joo pun mengira kalau itu adalah kembaran Doo Rim yang dipisahkan sejak lahir atau rahasia semacam itu. Tapi Doo Rim bilang Jin Joo terlalu banyak nonton TV. Ibu dan ayahnya tidak seperti itu. Dia satu-satunya produk kehidupan dari cinta ibu dan ayahnya. Jin Joo kemudian bilang dia membaca di sebuah buku bahwa seseorang yang mirip dengannya bisa saja ada di planet ini. Doppelganger atau sesuatu seperti itu.
Doo Rim: “Apapun yang baru saja aku katakan adalah rahasia, oke?”
Jin Joo mengangguk meminta Doo Rim untuk tidak khawatir. Dia akan menjadi gendut, segendut jumlah berat badan mereka berdua, jika dia mengatakan apapun. Jin Joo kemudian mengajak Doo Rim untuk makan perut babi dan minum soju, lain kali saat mereka bertemu.
***
Doo Rim as Yi Kyung mode: ON
Doo Rim keluar dari mall. Dia melihat wanita yang melempar tomat tadi sedang berdiri di pelataran mall dengan sebuah spanduk tentang pemecatan tidak adil dirinya.
Doo Rim menatap iba, dan menghampirinya. Wanita itu tidak berani menatap Doo Rim.
Doo Rim: “Kau seharusnya tidak merokok.”
Wanita itu menatap Doo Rim, “Aku hanya merokok sekali. Seorang pelanggan meninggalkan satu di kamar mandi… selama tiga tahun, salju atau hujan, aku bekerja dengan sangat keras. Tidakkah kau pikir memecatku untuk satu kesalahan terlalu kejam?”
Doo Rim: “Kau menyebut panti asuhan sebelumnya…”
Wanita itu menunduk, “Adik-adikku masih kecil, jadi aku harus menyokong mereka.”
Doo Rim: “Bagaimana dengan orang tuamu?”
“Ibu kami meninggal dan ayah kami meninggalkan kami sudah lama sekali. Aku tahu aku salah. Tapi suatu hal terjadi sangat sulit…aku berpikir mungkin jika aku merokok akan membantu menjernihkan pikiranku..aku benar-benar merokok hanya satu kali..” Wanita itu menangis.
Doo Rim menitikkan air mata dan memegan tangan wanita itu, “Benar, bukan? Hidup itu sulit, benar kan?”
Doo Rim mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet dan memberikannya pada wanita itu. Wanita itu menolak, tapi Doo Rim memaksa dan meminta maaf hanya itu semua yang dia punya sekarang.
“Apa yang kau lakukan?” tiba-tiba Kang Ju ada disana dan menegur Doo Rim. Doo Rim menoleh dan menatapnya.
Doo Rim mengikuti Kang Ju masuk ke dalam ruangannya. Dia meminta Kang Ju untuk memaafkan wanita itu, yang menyokong saudaranya. Wanita itu menjalani kehidupan yang sulit.
Kang Ju berbalik, “Apakah kau pikir perusahaan adalah sebuah amal? Kami tidak bisa memperhatikan situasi setiap orang.”
Doo Rim: “Adiknya akan di ambil ke panti asuhan. Ibu mereka bahkan tidak ada…”
Kang Ju: “Anak kucing sejauh mungkin kau harus membiarkannya pergi. Apakah karyawan disini seperti seekor kucing terlantar? Apa kau akan mengambil dan memberi makan semua orang yang tidak punya ibu?”
Doo Rim kesal, “Baiklah..apa yang akan diketahui pria tidak punya hati sepertimu? Bagaimana kau tahu seperti apa rasanya tidak punya ibu? Tidak mungkin seorang pria sepertimu yang dilahirkan dengan sendok emas di mulutnya akan tahu seperti apa itu. Hal pertama yang kau lakukan saat aku terkena tomat adalah marah. Daripada melihatku apakah aku baik-baik saja, kau lebih memperhatikan hal yang terkait dengan interview dan kemungkinan orang-orang melihatku. Jadi reaksi awalmu adalah marah. Itu menjijikkan. Kau bermuka dua, matrealistis, egois!”
Kang Ju: “Apa kau selesai bicara? Beraninya kau…”
Doo Rim: “Apa perlunya mempunyai uang banyak? Apa gunanya tertutup merek terkenal dari kepala sampai kaki? Kau seseorang yang perlu meningkatkan kelas.”
Dengan kata lain, Doo Rim menyebut Kang Ju sebagai orang rendahan. Doo Rim keluar dari ruangan meninggalkan Kang Ju yang ternganga tak percaya dihina Doo Rim seperti itu. Diluar Doo Rim menyadari kebodohannya bicara sebagai Yi Kyung dan memukuli bibirnya sendiri.
***
Tuan Choi pulang ke rumah bersama Butler Jang. Ny. Myung Hee sudah menunggu di depan rumah bersama Istri Butler Jang. Tuan Choi berhenti sejenak di dekat Ny. Myung Hee dan menatapnya sekilas. Lalu tanpa kata, Tuan Choi masuk ke dalam disusul Ny. Myung Hee.
Butler Jang ditarik oleh istrinya. Istrinya berkata, setiap kali Tuan Choi pergi diam-diam dalam perjalanan jangan-tanya-jangan-katakan, Butler Jang pasti tahu kemana Tuan Choi pergi.
Butler Jang: “Kau sendiri yang bilang kalau itu perjalanan jangan-tanya-jangan-katakan. Jadi mengapa kau bertanya padaku?”
Istri Butler Jang: “Dia tidak punya keluarga lain di suatu tempat, kan?”
Butler Jang meminta istrinya untuk hati-hati bicara, apa yang membuat istrinya itu berpikir seperti itu tentang Tuan Choi. “Dia hanya pernah mencintai satu wanita..”
“Tapi wanita itu bukanlah istrinya sekarang! Dahulu dia—“
Istri Butler Jang kemudian melihat Ny. Myung Hee yang masuk ke ruangan itu. Mereka gugup, lalu keluar. Ny. Myung Hee diam saja dan berjalan pergi.
Ny. Myung Hee memberikan obat pada Tuan Choi. Dia kemudian meminta Tuan Choi untuk tidak pergi sendirin mulai sekarang, karena kesehatan Tuan Choi sudah tidak sama seperti biasanya.
“Aku tidak bisa menghentikan hatimu untuk pergi kesana, tapi kau tidak bisa pergi kesana sendirian.” ujar Ny. Myung Hee.
Ny. Myung Hee berdiri dan berjalan pergi.
“Jangan khawatir.” Perkataan Tuan Choi menghentikan langkah Ny. Myung Hee, “Aku tidak akan pergi ke sana lagi.”
Ny. Myung Hee berbalik, melihat Tuan Choi yang menutup mata dan bersandar. Kemudian dia berjalan pergi. Tuan Choi membuka matanya.
***
Doo Rim as Yi Kyung mode: OFF
Doo Rim pulang ke rumah. Yi Hyun kebetulan ada di ruang tengah dan bertanya pada Doo Rim apakah interviewnya berjalan lancar. Doo Rim mengiyakan. Doo Rim bilang Yi Hyun hari ini pulang cepat. Yi Hyun mengangguk.
“Ada apa dengan tanganmu? Apakah kau melukai dirimu sendiri?” Doo Rim terkejut melihat tangan Yi Hyun yang dibalut perban.
“Tidak apa-apa. Aku sedikit terluka saat di lapangan.” Ujar Yi Hyun.
Doo Rim khawatir, dia meraih tangan Yi Hyun yang terluka sambil berkata Yi Hyun seharusnya lebih hati-hati. Doo Rim ingin melihat luka Yi Hyun. Yi Hyun sepertinya tersentuh, dia bilang tidak apa-apa.
Doo Rim lalu menawarkan diri untuk menyiapkan makan malam untuk Yi Hyun yang belum makan malam. Doo Rim meminta Yi Hyun menunggu sebentar. Doo Rim berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian. Yi Hyun tersenyum.
Doo Rim memberikan ikan di mangkuk Yi Hyun. Yi Hyun terdiam menatap Doo Rim. Doo Rim bertanya ada apa? Yi Hyun menyuruh Doo Rim untuk makan juga. Doo Rim mengiyakan.
Doo Rim: “Kau masih belum mendengar kabar dari adikmu?”
Yi Hyun: “Aku sudah menyuruh orang untuk mencarinya, tapi kenapa kau bertanya? Apakah ada masalah?”
Doo Rim bilang tidak, dan meminta Yi Hyun untuk melanjutkan makannya.
***
Kang Ju tidur dengan gelisah. Dia pun terbangun duduk. Dia mengingat perkataan Doo Rim tadi siang.
“Apa perlunya mempunyai uang banyak? Apa gunanya tertutup merek terkenal dari kepala sampai kaki? Kau seseorang yang perlu meningkatkan kelas.”
Ternyata perkataan Doo Rim itu berhasil mengusik hati dan pikirannya.
***
Pagi hari. Yi Hyun kesulitan menggunakan dasi dengan satu tangan terluka. Ada yang mengetuk pintu. Doo Rim muncul dengan tersenyum. Yi Hyun bertanya ada masalah apa di hari yang masih sangat pagi itu. Doo Rim hanya ingin melihat apakah ada sesuatu yang bisa dia bantu.
Doo Rim lalu memakaikan dasi untuk Yi Hyun. Yi Hyun memandangnya dan tersenyum. Selesai memakaikan dasi, Doo Rim bertanya bagaimana pendapat Yi Hyun. Yi Hyun mengecek dasinya dan bilang sangat mengesankan.
Doo Rim tertawa malu. Dia lalu meminta ijin keluar rumah. Yi Hyun mengangguk.
(aaahhh…aku suka adegan ini. Senyumnya Yi Hyun…gak kalah sama Kang Ju.. malah aku lebih suka Yi Hyun, hehe…)
***
Ny. Myung Hee mengadakan pertemuan dengan Jae Ran. Ny. Myung Hee bilang, setelah suaminya mengalami serangan jantung tahun lalu, dia jadi tidak sabar. Walaupun operasinya berjalan lancar, tapi mereka tidak tahu kapan hal itu akan terjadi lagi. Dan suaminya itu ingin menikahkan anak mereka. Ny. Myung Hee menawarkan untuk segera menetapkan tanggal pernikahan.
Jae Ran bilang dia tidak masalah dengan hal itu, tapi banyak persiapan yang harus dilakukan oleh pengantin wanita. Ny. Myung Hee meminta Jae Ran untuk tidak khawatir. Jae Ran hanya perlu memiih tanggal yang bagus untuk pernikahan dan memberitahu mereka. Mereka akan mengurus sisanya.
Jae Ran nampak khawatir.
***
Doo Rim ke tempat spa di hotel dan menanyakan alamat bibi Bong Suk yang menjadi member disana. Bukannya mendapatkan apa yang dicari, pegawai spa malah bertanya balik apakah Doo Rim mengenal Bong Suk, karena dia banyak berhutang disana. Doo Rim segera pamit dan merasa kesal.
Doo Rim berjalan di luar. Dia lalu melihat ada lomba makan kue tart yang diselenggarakan salah satu toko kue yang sedang berulang tahun. Hadiah pertamanya adalah TV flat. Doo Rim mendekat ke kerumunan dan merasa tertarik.
Pembawa acara mencari orang yang ingin ikut lomba itu. Doo Rim tertarik, tapi di agak ragu. Ketika tinggal satu tempat tersisa, Doo Rim pun mengacungkan tangan.
Lomba pun dimulai. Lawan Doo Rim adalah orang-orang yang berbadan gemuk. Doo Rim melihat ke arah para lawannya.
Mobil yang ditumpangi Ny. Myung Hee lewat tempat lomba itu. Dia melihat Doo Rim. Ny. Myung Hee turun dari mobil dan berjalan mendekat untuk memastikan apakah yang dilihatnya adalah Yi Kyung.
Doo Rim memenangkan lomba, dia berdiri. Doo Rim melihat Ny. Myung Hee, Doo Rim refleks berbalik. Pembawa acara dan penonton melihat Doo Rim berbalik seperti itu. Doo Rim lalu melumuri wajahnya dengan kue, untuk menyamarkan wajah.
Tidak hanya Ny. Myung Hee, Kang Ju juga mendekat ke tempat itu. Dia melihat mobil ibunya terparkir disana, jadi Kang Ju mendekat dan menghampiri ibunya. Kang Ju bertanya ada apa, tapi Ny. Myung Hee bilang tidak ada apa-apa dan mengajak Kang Ju untuk pergi.
Kang Ju akan berbalik, tapi Kang Ju sepertinya mengenali Doo Rim.
***
Bersambung ke bagian 2 ~
***
Gambar diambil dari video milik CSTV.
Subtitle Bahasa Inggris oleh Dramafever.
Diterjemahkan manual ke dalam Bahasa Indonesia oleh mumuzizi.
***
Komentar:
Doo Rim tetaplah Doo Rim, dia tidak bisa sepenuhnya menjadi Yi Kyung yang kepribadiannya berbeda dengannya. Apalagi dia belum pernah bertemu secara langsung dengan Yi Kyung atau mengenalnya, jadi diapun tidak bisa menerka atau punya acuan untuk meniru Yi Kyung.
Karena itu, walaupun dia berpura-pura sebagai Yi Kyung, tapi dia tetaplah Doo Rim. Doo Rim yang bisa memahami kesulitan orang lain, yang bernasib sama dengannya, tidak punya ibu, dan menghadapi kehidupan yang begitu sulit (baca: wanita pelempat tomat). Maka dia pun marah pada Kang Ju atas sikapnya, yang tidak mungkin dilakukan Yi Kyung asli.
Yi Hyun Oppa…aku suka… Dia sepertinya tidak pernah merasakan kasih sayang tulus yang sebenarnya dari Jae Ran dan Yi Kyung. Dia begitu terkejut dan tersentuh saat Doo Rim yang bukan keluarganya justru begitu perhatian. Yi Hyun sepertinya mulai menyukai Doo Rim.
Hwaiting mba mumu walaopun uda ntn smpe eps 6 tetap pgen baca sinop dari mba mumu , ga tahan liat choi kang ju ^_^
ReplyDeleteHaha....mkin seru aja
ReplyDeleteGomawo mbak
d tunggu ya mba sinop slnjtnyaaa..
ReplyDeletemakin seru aja..
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya ya..
Fighting..
Mbak, sinopsis cheo yong kapan ya??
ReplyDeleteapike ceritane
ReplyDeleteq suka sinopsis ini
tx ya
by debri
Sinopsis selanjutnya kapan ya mbak???heheheh maf gak sabar cz ceritanya lucu,,,
ReplyDeletebagus banget ceritanya ditunggu sinopsis selanjutnya....
ReplyDeleteCrita na menarik n gak membosankan.. Apalagi pemain na kinclong2.. Hehehehe..
ReplyDeleteDan bkin penasaran jg.. Smga sinopsis na lnjut trus smpe akhir episode..
Gomaowo eonnie..
Gomawo sinopnya krn bgt..
ReplyDeleteMaaf baru bisa coment skrng