Sinopsis MISS KOREA Episode 3 – 2
Madam Ma dipesawat menuju Pulau Jeju bersama Sekertaris Yoon dan Jae Hee. Madam Ma berkata Jae Hee bisa duduk dibelakang dan melihat para gadis melakukan kesalahan kali ini, itu akan membantu di masa depan.
“Apakah kau tahu berapa banyak kau bisa belajar dari kesalahan memakai high-heels? ‘Jika kau tidak jatuh, kau akan mempelajari sedikit, tapi jika kau jatuh, kau akan mempelajari semuanya’. Jika kau menjadi sukses, kau akan sedikit mengetahui, tapi jika kau gagal, kau akan mengetahui semuanya. Sukses adalah guru yang paling bodoh, tidak ada jalan lain disekitar. Kau perlu berhati-hati, sepanjang waktu. Pergi dan rasakan secara tidak langsung dengan melihat mereka, adalah apa yang aku katakan.”
Jae He mengerti. Dia lalu akan mengatakan sesuatu tentang Ji Young, mungkin mau memberitahu kemarin dia melihat Ji Young di ViVi, tapi tidak jadi. Jae Hee malah mengatakan dia punya kepercayaan diri. Di akhir, dia akan menjadi satu-satunya yang tersisa.
Pesawat mulai mengudara. Di kelas ekonomi, Ji Young memegang erat sabuk pengaman. Lalu dia menggeleng-geleng kepala dan berteriak kecil. Hyung Joon menyuruhnya menelan ludah. Ji Young bilang dia tidak bisa.
Hyung Joon: “Kau sering mengalami peradangan telinga. Apakah kau masih mengalaminya?”
Ji Young berteriak, ah…ah…ah…, membuat para penumpang menoleh padanya dan berbisik-bisik. Hyung Joon menutup telinga Ji Young, kemudian menekan dan melepaskannya. Ji Young bilang itu lebih baik. Tapi tak berapa lama, Ji Young berteriak lagi. Hyung Joon kembali menutup telinga Ji Young. “Apa yang kau lakukan dengan tanganmu? Gunakan tanganmu untuk menutup telingamu!”
Hyung Joon melakukan seperti tadi lagi. Ji Young merasa lebih baik. “Tanganmu adalah tangan yang menyembuhkan, Oppa.”
Hyung Joon bergumam, “Kau hanya memanggilku Oppa dalam situasi seperti ini.”
Ji Young mendekat dan berbisik, “Ini adalah penerbangan pertamaku!”
Hyung Joon ikut berbisik, “Jangan terlalu kelihatan.”
***
Hwa Jung berada di toko kosmetik. Dia mendengar seseorang menanyakan Forever Lipstik dari ViVi Cosmetics pada pemilik toko. Bukannya memberikan produk yang ditanyakan pelanggan, pemilik toko malah mempromosikan produk baru, lipstik dari Bada Cosmetics.
Kang Shik datang ke toko itu. Pemilik toko menyapanya dengan ramah dan menyebutnya dengan Direktur. Hwa Jung juga memberi salam dengan anggukan kepala pada Kang Shik.
“Nyonya, tolong jangan hanya mempromosikan produk kami, tapi promosikan juga ViVi dengan baik. Mereka juga butuh untuk untuk hidup, kau tahu.” Kang Shik berkata seperti itu sambil menatap sinis Hwa Jung. (Ooohh, ternyata kakaknya Kang Woo ini bekerja di Bada Cosetics kompetitornya ViVi)
Hwa Jung pergi ke toko lain. Ada dua buah lisptik ViVi diantara lipstik yang lain. Hwa Jung akan membeli lipstik itu. Lalu pemilik toko menghampirinya.
“Pelanggan, daripada Forever Lipstrik dari ViVi, aku senang merekomendasikan yang ini. Ini produk yang baru diluncurkan dari Juliana.” Pemilik toko menunjukan produk lain.
“Tolong berikan aku Forever Lipstik dari ViVi Cosmetics.” Ujar Hwa Jung.
“Cobalah ini dan lihatlah.” Pemilik toko masih belum menyerah. “Produk ini adalah produk yang cepat terjual.”
Hwa Jung berteriak kesal, “Aku bilang aku ingin Forever Lipstik dari ViVi!” Hwa Jung menangis, “Itu adalah produk yang aku ciptakan. Tolong promosikan produk ku, tuan. Kumohon.”
***
Hwa Jung kembali ke kantor. Dia duduk termenung sambil memandangi lipstik itu di meja. Jung masuk dan menanyakan dimana Hyung Joon. Hwa Jung diam tak menjawab. Jung menjatuhkan barang-barang di dekatnya.
Jung berteriak, “Dimana Kim Hyung Joon??”
Hwa Jung tetap tak menjawab. Hwa Jung seperti sedang sedih dan marah pada dirinya sendiri dan keadaan. Jung kembali melemparkan barang-barang. Dia mencari sesuatu di meja kerja Hyung Joon.
Jung bertanya lagi, “Kau tahu dimana dia menyimpan surat registrasui perusahaan, tidak?”
Hwa Jung tetap diam mematung. Jung mengambil lisptik yang ada dihadapan Hwa Jung. Dia menjatuhkannya ke lantai dan menginjak-injaknya hingga hancur. Hwa Jung menoleh melihat lipstiknya. Dia bangkit berdiri dan menampar Jung.
“Aku tahu itu dengan baik. Kau benar. Perusahaanku akan mati sebentar lagi. Aku berpura-pura bahwa itu tidak dan bahwa aku tidak tahu apapun saat yang lain berada disekitar. Tapi aku…aku juga tahu bahwa kami dalam bahaya dan tidak memiliki banyak harapan. Kau tidak akan mendapatkan uang itu kembali. Tidak ada gunanya kau melakukan ini.” Hwa Jung menangis.
Jung mendekat, “Apakah itu benar? Maka aku tidak punya pilihan. Maka aku akan mendapatkan uangnya dari ibunya Kim Hyung Joon. Hubungi dia…dan katakan padanya bahwa aku datang.”
***
Tiga sekawan dan Ji Young sudah sampai di Pulau Jeju. Mereka naik bis menuju tempat tujuan. Tiga sekawan briefing di dalam bis. Heung Sam bilang hal pertama yang harus mereka lakukan adalah menemui organisator kontes dan meminta jadwal. Yang kedua mereka memerlukan petunjuk sistem penilaian. Hyung Joon yang akan melakukan kedua hal tadi.
Kang Woo mengingatkan ada kontes dengan menggunakan pakaian sehari-hari dan hanbook. Dia bertanya apakah Heung Sam membawa pakaian itu. Ternyata Heung Sam tidak membawanya. Ji Young lalu mengatakan dia yang akan mengurusnya, kedua kostumnya. Hyung Joon kesal Heung Sam melupakan hal itu.
Heung Sam menghindar dan pindah ke depan, Kang Woo juga mengikuti Heung Sam.
Ji Young mengeluarkan tangannya dari jendela bis yang terbuka. Dia juga menghirup udara dari luar. Hyung Joon bertanya apakah ji Young kedinginan.
“Aku suka angin berhembus seperti ini. Ini adalah pertama kalinya sejak SMA. Aku mulai bekerja di elevator bahkan sebelum aku lulus. Sama setiap hari. Naik ke atas dan turun, dan naik dan turun. Selalu tempat yang sama. Ruang yang kecil.”
Hyung Joon bilang Ji Young akan masuk angin. Ji Young lalu memanggil Hyung Joon, dia berbalik menatap Hyung Joon, “Aku…..” tapi tidak jadi, Ji Young kembali membalikan badannya dan berkata bukan apa-apa.
Lama terdiam, Hyung Joon jongkok dan memeluk Ji Young dari belakang, “Kau benar-benar akan masuk angin, aku memperingatkanmu.”
“Kau bisa memberikanku jaketmu. Daripada terang-terangan memelukku dari belakang seperti seorang playboy.”
“Aku hanya berpura-pura, kau tahu. Kau tidak bisa berkompetisi dalam kontes jika kau sakit.” Hyung Joon melepaskan pelukannya dan duduk kembali. “Hah..aku bisa mencium aroma tangerine dari angin!”
Ji Young sedikit tersenyum dan berkata lirih, “Jangan bersikap baik padaku.”
“Apa?”
“Kau tidak perlu bersikap baik padaku.”
“Aku juga tidak mau.”
“Kau akan menyesalinya.”
“Itu tergantung padaku yang memutuskan.”
***
Panitia kontes menjelaskan pada para juri sistem penilaian yang masih sama dengan tahun kemarin, 40 poin untuk sikap dan penampilan, 20 poin untuk kondisi kulit dan seluruh kesehatan, 20 poin untuk percakapan dan etiket, 10 poin untuk keseluruhan kecantikan, dan terakhir 10 poin untuk reaksi penonton.
Madam Ma kesal, karena ternyata Madam Yang masih ikut menjadi juri.
“Madam Presdir. Aiyo, Madam Presdir!” panitia berusaha membujuk Madam Ma.
“Mengapa kau perlu dua presdir di dalam kontes? Kau seharusnya membatalkan Cherry.”
Panitia itu bilang bahwa Madam Yang mendesak untuk tetap berpartisipasi. Jadi dia mengundang mereka berdua. Panitia itu meminta Madam Ma untuk mengerti. Madam Ma akan keluar sebagai juri. Panitia itu bilang Madam Ma tidak bisa keluar, karena Madam Ma seharusnya memberikan penilaian untuk membuat kontes itu lebih bergengsi. Itulah alasannya dia meminta Madam Ma dalam tempat pertama. Panitia itu memohon dan berjanji kejadian itu tidak akan terjadi lagi tahun depan.
***
Madam Yang berjalan bersama gadis binaannya yang bernama Lim Seon Joo. Madam Yang bilang akan menggunakan kesempatan itu (menjadi juri) untuk mempermalukan Madam Ma. Tahun kemarin, Miss Korea datang dari pihak mereka, Madam Yang merasa Madam Ma masih belum mengakui kenyataan itu.
“Aku harus datang dengan kekuatan dari awal! Jika tidak, dia akan memperlakukanku sebagai yang kedua sepanjang hidupku.”
Madam Yang kemudian mengajak Seon Joo untuk pergi. Seon Joo bertanya apakah mereka harus ke kamar Sun Yeong. Madam Yang melarang Seon Joo masuk dan keluar dari sana. Jika Seon Joo ketahuan, itu akan menjadi penghinaan besar. Seon Joo mengerti.
Ketika mereka akan berjalan kembali, dari arah berlawanan muncul Madam Ma. Madam Yang dengan gaya genitnya menghampiri Madam Ma.
“Oh my, Madam Presdir. Ini kehormatanku untuk menjadi juri dalam kontes bersama denganmu.”
Madam Ma tak menanggapi dan lewat begitu saja. Lalu Madam Ma memanggil Madam Yang dengan sebutan Choon Ja.
Madam Ma membuka kacamatanya, “Mari lakukan dengan baik. Jika kau bermain adil, aku juga pasti akan bermain adil. Dan jika kermain kotor, aku akan bermain lebih kotor. Aku mempelajari bagaimana kau melakukan sesuatu, jadi aku tidak akan membuat kesalahan yang sama. Gigi untuk gigi, uang untuk uang.”
“Oh wow, sangat menakutkan. Bermurah hatilah pada kami. Apa yang perlu ditakutkan dari kami yang pemula?”
“Apa kau berpikir aku seperti ini karena aku takut? Kenyataan bahwa kami membuat pemenang Miss Korea sepuluh kali, itu berarti ada dinding kokoh yang tidak bisa kau hancurkan dalam satu waktu. Aku rasa kau pikir kau mempelajari semuanya dariku, tapi apakah aku sudah mengajarimu semuanya? Aku tidak akan meminta lebih daripada ini darimu.”
“Apa itu?” tanya Madam Yang masih dengan genitnya.
“Mari jangan memutar ini ke dalam lumpur.” (maksudnya mungkin jangan bermain kotor atau curang..)
Madam Yang tertawa, dia bilang tentu saja tidak. Dia kemudian membungkuk hormat dan berkata akan bertemu dengan Madam Ma nanti.
Madam Ma beranjak pergi. Jae Hee yang ada disana juga memberi salam pada Madam Ma. Setelah mereka pergi, Madam Yang melihatnya dengan sinis, dan menebak apakah Jae Hee adalah gadis yang akan dijadikan kandidat Miss Korea oleh Madam Ma. Madam Yang merasa tidak pernah melihat Jae Hee sebelumnya.
***
Hyung Joo mempersilahkan teman-temannya dan Ji Young masuk ke sauna ibunya, “Anggap saja rumahmu dan buat dirimu sendiri nyaman.”
Saat Hyung Joon membuka pintu akan masuk, ibu menendangnya keluar. Hyung Joon bilang pada ibu dia akan mengembalikan uang ibu secepatnya. Ibu menanyakan Hwa Jung.
Heung Sam dan Kang Woo membungkuk hormat dan menanyakan kabar ibu, Ji Young juga. Ibu berteriak bahwa dia tidak baik-baik saja, dan menanyakan dimana Hwa Jung. Hyung Joon bilang Hwa Jung akan segera kesana. Ibu kembali bertanya untuk meyakinkan Hwa Jung benar-benar akan datang. Hyung Joon mengiyakan.
Ibu menoleh pada Ji Young, “Siapa yang kita punya disini? Kau adalah anak dari pemilik toko itu kan? Rubah yang akan mengisi anak laki-laki dengan udara dan membuat anak laki-laki senior tidak lulus, kan?”
Ji Young hanya tersenyum tipis, tidak tahu harus menjawab apa. Ibu kembali bertanya apa yang membawa Ji Young kesana. Ibu menatap Hyung Joon dan bertanya apakah mereka berkencan lagi.
“Apakah kau berkencan lagi? Itukah mengapa kau tidak membawa Hwa Jung, kau anak nakal?!”
Hyung Joon menggendong ibu ke dalam untuk mencegahnya berkata lebih banyak lagi. Hyung Joon bilang dia membawakan banyak barang bagus untuk ibunya bagikan dengan para ahjumma tetangga. Ibu tetap mengomel. Hyung Joon berteriak, “Ibu! Tolong bantu aku!”
Ji Young tersenyum, “Dia masih saja sama.”
Heung Sam kemudian meminta maaf, karena seharusnya Ji Young tinggal di hotel, tapi pihak hotel bilang tidak ada kamar kosong. Ji Young bilang dia baik-baik saja, dia menyukai tempat itu.
(aku penasaran, kenapa ibu menanyakan Hwa Jung? Apakah Hyung Joon memang pacaran dengan Hwa Jung, atau hanya ibu saja yang ingin Hwa Jung menjadi menantunya…)
***
Seon Joo masuk ke kamar Sun Yeong dengan hati-hati. Seon Joo kesana untuk mengambil baju Sun Yeong yang kekecilan di bagian ketiak. Sun Yeong bertanya apakah dia bertambah gendut.
“Bagaimana bisa seseorang memasuki Tangerine Lady Contest bahkan tidak membawa hanbok yang benar? Jika orang mengetahui kau memasuki kontes dimana Presdir (yang mensponsori) menjadi juri, kita akan dalam masalah besar. Dia melarangku untuk berada di sekitarmu juga. Jika dia mengetahuinya, aku mati.” Ujar Seon Joo kesal.
Saat Seon Joo keluar dari kamar Sun Yeong, Jae Hee yang akan masuk ke kamarnya di dekat sana, melihatnya. Jae Hee melihat Seon Joo membawa tas pakaian, dan Jae Hee sepertinya mengenali Seon Joo sebagai gadis yang tadi bersama dengan Madam Yang.
***
Ji Young melihat-lihat ruangan dan bercermin. Hyung Joon dari luar memanggilnya dan meminta ijin untuk masuk ke dalam. Hyung Joon membawakan makanan untuk Ji Young. Hyung Joon bertanya mengapa Ji Young disana sendirian, Ji Young seharusnya berkumpul bersama dengan yang lain. Ji Young merasa dia harus berhati-hati disekitar ibu.
Hyung Joon bilang Ji Young tidak usah merasa begitu, “Aku kenal kalian berdua, kau dan ibuku, tapi kau lebih menakutkan.”
“Itu apa yang kau pikirkan, Oppa. Cepat keluarlah. Aku baik-baik saja sendirian.”
Hyung Joon berkata dia sudah bilang pada Ji Young untuk tidak khawatir. Ji Young tetap meminta Hyung Joon untuk cepat keluar dan membawa makanan itu. Dia akan berada dalam masalah jika ibu melihatnya makan disana secara diam-diam.
Hyung Joon kesal, itulah sebabnya dia mengunci pintunya jadi ibu tidak bisa masuk. Hyung Joon meminta Ji Young untuk makan dengan nyaman. Hari itu adalah memang hari biasanya tutup, jadi tidak akan ada pelanggan.
Hyung Joon bertanya apa yang sedang dilakukan Ji Young sebelumnya. Ji Young bilang dia sedang bercermin.
“Apakah itu cantik? Apakah itu cantik, wajahmu?”
“Bagaimana menurutmu?”
“Berbicara tentang kencatikan, baiklah…kau yang paling cantik di sekolah.”
“Itu artinya aku sekarang tidak cantik, huh? Kau bahkan tidak mencoba berbohong bahwa aku sekarang cantik?”
Hyung Joon tidak menjawab, dia malah bertanya apakah perut Ji Young gendut. Ji Young tak mengerti apa maksud Hyung Joon. Hyung Joon kembali bertanya, “Kami tidak perlu khawatir dengan tubuhmu, kan? Dimulai dari kontes permulaan di Seoul, penyaringan pada sesi baju renang adalah yang paling penting, dan aku penasaran jika kita memiliki kepercayaan besar pada tubuhmu.”
“Apakah kau ingin aku menunjukkannya padamu? Kau ingin melihatnya?” Ji Young membuka sebelah jaketnya. “Ini adalah ruangan penyimpanan, dan itu sangat sempurna, bukankah begitu? Itulah sebabnya kau membawakan sedikit mie dan bahkan mengunci pintunya?”
Hyung Joon bilang bukan begitu, tapi Ji Young tetap menyuruhnya keluar. Ji Young bilang dia punya perut yang gendut, jadi walaupun dia makan ramyun perutnya tidak akan terlihat seperti gunung. Jadi apa yang akan Hyung Joon lakukan, Ji Young berteriak menyuruh Hyung Joon keluar. Mereka kemudian bertengkar.
Di pintu ternyata ibu menguping dan merasa senang mendengar Hyung Joon dan Ji Young bertengkar. Heung Sam dan Kang Woo melihatnya geli.
***
Jung dan Hwa Jung di dalam bis menuju Pulau Jeju, tapi mereka duduk berjauhan. Saat ditempat istirahat, Jung turun dan membeli kopi. Dia melihat ke arah bisa dan membeli satu kopi lagi untuk Hwa Jung. Ketika akan naik bisa, dia melihat Hwa Jung yang masih termenung dari luar. Jung lalu naik ke dalam bis, dan tak lama bis berjalan lagi. Ternyata kopi yang dibelikan Jung disimpan begitu saja di aspal.
***
Ji Young sudah berganti pakaian dengan pakaian sauna. Dia membersihkan cermin, menggosok tempat berbaring dan lantai kamar mandi. Hyung Joon mengintip. Lalu Ji Young memasker wajahnya dengan mentimun.
Hyung Joon mendekat dan menutupi badan Ji Young dengan handuk. Mata Ji Young sedikit terbuka. Hyung Joon tersenyum, tapi Ji Young menutup matanya lagi.
***
Jae Hee memberitahu apa yang tadi dilihatnya pada Madam Ma, gadis binaan Madam Yang membawa keluar sebuah hanbook.
Madam Yang didatangi panitia, panitia itu bilang saat mereka cerewet tentang bermain adil, fakta bahwa gadis binaan Madam Yang ikut berpartisipasi itu tidak masuk akal.
Madam Yang mengelak, siapa yang bilang begitu. Panitia itu meminta Madam Yang memilih, menjadi juri atau mengirim kontesan. Jika Madam Yang ingin keduanya, itu artinya sama saja dengan Madam Yang menginginkan kuenya dimakan sendirian.
“Apa kau akan menjadi juti atau mengirim kontestan masuk?”
“Aku akan… menjadi juri. Aish!” Madam Yang berjalan keluar dengan kesal.
Tiga sekawan melihat panggung tempat kontes nanti dilaksanakan. Heung Sam membaca buku panduannya. Siapa jurinya tidak disebutkan disana, dan nanti akan ada 30 kontestan.
“Ji Young akan memenangkan tempat pertama.” Ujar Kang Woo yakin.
“Tapi panggungnya lebih besar daripada yang aku pikirkan.” Ujar Heung Sam.
***
Ji Young sedang bersiap-siap di kamar mandi, Madam Ma masuk. Mereka berdua sama-sama terkejut melihat kehadiran satu sama lain disana. Ji Young memberi hormat pada Madam Ma, tapi dengan cepat Madam Ma bilang agar Ji Young pura-pura tidak mengenalnya. Ada seseorang masuk, Madam Ma membelakangi Ji Young.
***
Ji Young mengikuti gladi resik. Jae Hee masuk ke ruangan itu. Seon Joo dan Sun Yeong berbisik-bisik melihatnya.
Giliran Ji Young berjalan ke depan. Tiga sekawan bertepuk tangan. Sementara Jae Hee merasa terkejut melihat Ji Young. Ji Young terus tersenyum. Dari jauh, Madam Ma memperhatikan Ji Young, lalu keluar.
Kang Woo: “Tapi Hyung…kami tidak tahu Ji Young akan datang, tapi kenapa kau memilih untuk mengambil Jae Hee masuk Miss Korea saat kau sudah membawa Ji Young masuk? Saat kau melihat Jae Hee, tidakkah kau merasa bingung siapa yang paling canti, untuk sesaat?”
Hyung Joon: “Tidak. Saat itu, aku hanya memikirkan tentang perusahaan. Siapa wanita yang bisa menolong perusahaan kita. Hanya itu. Wanita mana yang sepertinya akan memenangkan peringkat pertama…sejujurnya, di banyak aspek, Kim Jae Hee terlihat memiliki kesempatan lebiha baik daripada Oh Ji Young.”
Kang Woo mengacungkan jempolnya, “Aku terkesan.”
Hyung Joon melihat ke arah Ji Young, “Oh Ji Young, fighting! Fighting!”
***
Young Sun mengendap-endap dan akan mengambil sebuah hanbok yang dipakai manekin. Lalu ada penjaga yang membawa senter, Young Sun bersembunyi. Penjaga menjauh, Young Suk akan mengambil hanbok lagi. Tapi sayang, penjaga datang lagi, maka Young Sun juga bersembunyi lagi. (hmm..sepertinya Ji Young meminta tolong Young Sun untuk ‘meminjam’ hanbok itu.)
***
Jae Hee turun tangga sambil memainkan ponsel. Seon Joo dan Sun Yeong menghampirinya. Seon Joo menepis ponsel Jae Hee hingga terjatuh ke lantai. Mereka melabrak Jae Hee. Jae Hee meminta mereka untuk minggir.
Seon Joo: “Beraninya kau membuat pimpinan kami menangis? Apa kau ini? Mengapa kau mencampuri urusan kami?”
Jae Hee: “Yang membuat kesalahan adalah kalian.”
Sun Yeon menjambak rambut Jae Hee, “Hei! Karena kau, hal yang sudah aku persiapkan selama setahun untuk Miss Korea, tidak makan saat ak ingin, dan membentuk tubuhku dengan uang simpanan, itu telah hilang sekarang. Apa kau akan bertanggung jawab?! Huh?!!”
Seon Joo memegang dagu Jae Hee, “Hei! Karenamu…karenamu..”
Jae Hee dengan tenang meminta mereka untuk tidak menyentuh wajahnya.
Sun Yeong melepaskan jambakannya dan menampar Jae Hee hingga ada luka di pipinya. Sun Yeong bilang mereka itu sama, jadi Jae Hee jangan bertingkah seperti tidak bersalah. Bahkan jika Madam Yang tidak menjadi juri, Sun Yeong bilang dia akan mengambil peringkat pertama.
“Apa yang kami lakukan yang membuatmu memicu pertengkaran dan menghina kami?!!”
Jae Hee tersenyum sinis, “Kalau begitu, mari kita sudahi bahwa aku minta maaf.”
Seon Joo dan Sun Yeong tertawa. Sun Yeong akan menampar lagi, tapi kali ini Jae Hee menangkap tangan Sun Yeong. “Apakah mereka tidak akan bertemu lagi? Apapun yang terjadi, kau akan berpartisipasi dalam kontes pendahuluan Seoul, tidak akankah kau?”
***
Ji Young memandangi jeruk di tangannya. Dia teringat pertemuannya dengan Madam Ma di kamar mandi tadi.
Flashback. Madam Ma menyuruh Ji Young untuk pura-pura tidak mengenalnya. Seorang gadis masuk untuk mencuci tangan, lalu keluar lagi. Madam Ma kembali mendekat pada Ji Young.
“Pura-puralah kau tidak mengenalku. Jika kau bersikap seperti kau mengenalku, kau tidak akan menerima apapun. Itu sebuah pemicu yang sempurna untuk kesalahpahaman.”
“Sebenarnya…aku…”
“Aku akan memberikanmu poin nol apapun yang terjadi. Tunjukan padaku kau bisa memenangkan peringkat pertama meskipun aku memberikanmu nilai paling rendah. Aku tidak akan bertanya bagaimana kau memasuki kontes ini, jadi apapun yang terjadi…dengan cara itu kau pantas menjadi binaanku. Apakah kau tidak setuju?”
Flashback end.
Ternyata Ji Young, Kang Woo dan Heung Sam sedang memikirkan cara untuk cara cepat membuka kulit jeruk. Heung Sam menyarankan untuk memegang jeruk dengan kedua tangan, lalu membelahnya menjadi dua dan membuka kulitnya. Menurut Ji Young yang lebih cepat adalah memutar-mutar jeruk di lantai untuk membuat ruan diantara buah dan kulitnya, setelah itu tinggal di buka kulitnya.
“Mereka bilang aku akan mendapatkan nilai baik dengan membuka kulit jeruk secara cepat dan memakan banyak jeruk dengan cepat.” Ujar Ji Young sambil memakan jeruknya.
Heung Sam mengajarkan makan jeruk cepat dengan memakannya satu persatu, jangan langsung memasukan semua kedalam mulut seperti yang Ji Young lakukan, tapi yang Ji Young lakukan ternyata lebih cepat.
Kang Woo mendekati Hyung Joon yang memperhatikan mereka dari jauh. Kang Woo bilang, melihat gladi resik sebelumnya, setiap orang memiliki chaperone, haruskah mereka mendapatkan satu untuk Ji Young. Heung Sam mendekat dan bertanya apa maksudnya chaperone.
“Itu adalah orang yang menemaninya dan membantunya dengan make-up, rambut, baju dan semua barang. Semua orang punya satu.” Ujar Kang Woo.
“Mengapa kita tidak melakukannya?” tanya Heung Sam lagi
“Karena kita laki-laki. Hwa Jung akan sempurna.” Jawab Kang Woo.
Heung Sam bilang apakah Kang Woo punya pemikiran, dia akan lebih merasa nyaman dengan seorang wanita. Kang Woo bilang tentu saja.
Hyung Joon tak mengatakan apapun, lalu pagernya berbunyi. Sepertinya dari Lee Yoon, dia melirik Ji Young.
***
Hyung Joon mengajak Ji Young pergi makan ke sebuah hotel. Ji Young sebenarnya menolak karena jika dia makan malam, besok dia akan kekenyangan dan menambah berat badan. Tapi Hyung Joon tetap mengajak Ji Young.
Mereka masuk ke dalam ruangan. Ji Young melihat pemandangan diluar sangat bagus, sedangkan Hyung Joon menanti dengan gelisah. Ji Young bilang tempat itu sangat mewah. Ji Young terlihat senang.
“Kau akan menjamu (minum-minum dan makan malam dengan klien). Aku bajingan seperti ini. Apakah kau tidak tahu? Aku akan jujur. Hanya dengan membuatmu menjadi Miss Korea, perusahaanku bisa mendapatkan investasi yang aman dari orang ini. Itulah sebabnya aku berusaha menjadikanmu menjadi Miss Korea, sekarang ini.”
Raut marah Ji Young nampak jelas, “Jadi seperti itu. Bahkan kau mengaturku dengan pertemuan semacam ini untuk memuaskan dirimu sendiri.. kau merasa baik, huh? Itukah?”
Hyung Joon hendak meraih tangan Ji Young, dan berkata bahwa Ji Young juga mengenal orang itu. Ji Young benar-benar marah, dia membawa tasnya dan jaketnya, berdiri hendak keluar.
Lee Yoon masuk, Hyung Joon menyapanya. Ji Young nampak terkejut melihat Lee Yoon. Lee Yoong menatap Ji Young yang terlihat tidak asing.
“Mungkinkah…kau adalah Oh Ji Young? Aku senang melihatmu. Hari ini akhirnya datang.” Ujar Lee Yoon.
Hyung Joo meminta Ji Young untuk duduk. Lee Yoon malah meminta Hyung Joon untuk keluar. Hyung Joon agak ragu, namun akhirnya keluar juga. Sebelumnya dia meminta Lee Yoon menghubunginya, dan Ji Young untuk mengirim pesan pager untuknya jika sudah selesai. Ji Young rnenatap kepergian Hyung Joon dengan marah.
Hyung Joon keluar dari hotel itu dengan lunglai. Dia melihat lagi ke arah dalam. Hyung Joon tampaknya khawatir.
***
Jung dan Hwa Jung turun dari kapal dan mengantri untuk mendapatkan taksi. Antriannya panjang. Jung tidak mau mengantri dan langsung menyerobot ke antrian paling depan. Jung ditegur oeh pria tua yang ada di depan, tapi dia balik marah. Hwa Jung mengantri di belakang. Jung menatap Hwa Jung, tapi Hwa Jung membuang muka.
***
Hyung Joong duduk termenung diluar. Dia ingat saat Ji Young bilang dia ingin bertemu dengan pria sukses. Hyung Joon menatap ke arah dalam dan berteriak sendiri, “Hei, Oh Ji Young! Apa yang bisa digunakan dengan sifatmu itu? meledaklah disana jika kau merasa tidak nyaman! Sejak kapan kau mendengarkan aku.. anak nakal.”
Salju turun. Terdengar suara penyiar radio sepuluh tahun lalu:
“5 November 1987. Ah, hari ini sangat panjang dan plin-plan. Hujan di siang hari, dan bersalju di malam hari…
Ji Young menatap kesal pada Lee Yoon.
…Seperti sebuah kebohongan, kita menggunakan payung di siang hari, dan di malam hari memutar briket. Cukup untuk membuat boneka salju, salju turun dalam serpihan besar…
Jung mendapatkan taksi, dia memanggil Hwa Jung untuk ikut naik. Tapi Hwa Jung pura-pura tidak melihat. Jung menyuruh sopir taksi untuk mundur. Jung menarik Hwa Jung yang akan berjalan menjauh, untuk masuk ke dalam taksi.
…Jadi, hari ini, apakah hujan? Ataukah haruskah kita menyebutnya bersalju?hari ini, apakah itu hujan di hidupmu?apa yang akan ditulis di diary para pendengar kita?...
…Seorang ahli meteorologi yang terkenal mengatakan ini. Jika kau tertarik pada sebuah boneka salju, kau adalah seseorang yang hatinya meleleh dengan cepat, kau seseorang yang mencintai dengan sangat lama dibawah payung seseorang. Ah, seperti orang yang kesepian. Kita. Benar?”
Hyung Joon melihat ke arah hotel lagi. Dia tampak cemas. Dan mengingat kebersamaannya dengan Ji Young hari itu.
Terdengar suara Madam Ma: “Jangan melihat ke belakang. Jika kau melihat ke belakang, hidupmu akan tertinggal sebagai tingkat ketiga, seperti pria itu.”
***
Bersambung ke episode 4 ~
Komentar:
Aku rasa Hyung Joon salah paham pada Lee Yoon. Lee Yoon sebenarnya hanya ingin makan malam biasa dengannya dan calon kandidat Miss Korea itu. Tapi Hyung Joon salah mengira Lee Yoon meminta lebih.
Terlihat jelas sebenarnya Hyung Joon tidak mau melakukan itu pada Ji Young. Tapi kondisi perusahaan mendesaknya. Dia mengorbankan dirinya sendiri di cap jelek daripada melihat teman-temannya menderita. Benarkah begitu?
Note: Maaf minggu ini aku telat banget posting. Selain anakku lagi sakit, badanku sendiri juga mulai ke serang flu. :)
Lupa mw nulis di komen.
ReplyDeleteTangerine itu jeruk kepruk. jadi kontes iti kontes duta jeruk keprul pulaj jeju. :)
({})♡̷̬̩̃̊˚˚♥♍άKα§îîîîîĦ♥˚˚♡̷̬̩̃̊({}) mbak mu2,
ReplyDeleteDtnggu kok lnjutannya,
Cepat smbuh mbak,skrg mmg lagi musim demam,n flu,
-uci-
gomawo eonni sinopny,, fighting^^ n sehat selalu....:)
ReplyDeletePart 1 nya mana?
ReplyDeletePart 1 nya mana?
ReplyDeleteliat di arsip sebelah kanan, atau tinggal load older post aja.. :)
DeleteMbak, jd maksudnya hyung joon gakboong kalo dia nulis di uang itu waktu dlu saat turun salju?
ReplyDeletemasih bohong sih, karena dia nulisnya bukan tahun 1987, tapi 1997. Tapi kalu tentang salju, di gak bohong, dia masih ingat kalau malam sepuluh tahun yang lalu itu memang bersalju.
Delete