Sinopsis MISS KOREA Episode 4 – 1
Miss Korea Episode 4
Hyung Joon keluar dari hotel. Sekali lagi dia menoleh ke arah hotel.
***
“Bagaimana kau ingin aku memperlakukanmu? Haruskah aku memperlakukan mu seperti gadis rokok yang aku sukai saat aku seorang siswa? Atau haruskah aku memperlakukanmu seperti wanita yang Hyung Joon bawa untuk menghiburku? Bahwa kita sudah berkenalan sebelumnya..tidakkah itu sedikit memalukan? Yang terakhir lebih nyaman untukku.” Lee Yoon melipat tangan dan tersenyum pada Ji Young.
Ji Young diam saja.
***
Madam Ma pergi ke kamar Madam Yang. Madam Yang yang penasaran siapa yang datang selarut itu membukakan pintu dengan wajah ceria seperti biasa. Begitu dilihat yang datang adalah Madam Ma, diapun bertanya ada apa.
Madam Ma melangkah masuk dan menampar Madam Yang dengan keras. Madam Yang sengat terkejut.
***
Lee Yoon menuangkan minuman dan memberikannya pada Ji Young. Lalu dia meminta Ji Young menuangkan minuman untuknya. “Kau bisa pergi kapanpun kau mau, jika kau tidak mau untuk tinggal disini. Jika kau menuangkan minuman untukku, aku bisa menjadi sponsormu.”
Ji Young menatap tajam, “Jika kau menjadi sponsorku, apa yang harus aku lakukan untukmu?”
Lee Yoon tertawa, “Apakah kau berpura-pura polos?”
“Aku masih polos.”
“Karena kau polos, kau tidak akan bangun dan pergi, tapi akan mencari tahu lebih dulu apa yang sponsor bisa lakukan untukmu?” Lee Yoon kembali tertawa, “Ini lebih baik daripada yang aku duga. Aku menyukainya.”
Ji Young menahan kesal, dia mengambil gelas yang tadi diberikan Lee Yoon dan menenggak minumannya. Ji Young memaksakan senyumnya, dia berkata mereka berdua datang tanpa mengetahui satu sama lain. Ji Young mengajak Lee Yoon untuk membuat Hyung Joon menjadi boneka salju dan menghancurkannya. Ji Young juga mengajak Lee Yoon untuk membuat Hyung Joon menjadi musuh mereka, dan mereka pergi ke jalan masing-masing.
Tapi Lee Yoon bilang dia akan bersikap sama bahkan jika dia datang tanpa mengetahui bahwa yang akan ditemuinya adalah Ji Young. Lee Yoon merasa berterima kasih pada Hyung Joon. (artinya Lee Yoon tetap akan meminta untuk ‘dilayani’ walaupun yang dia temui bukan Ji Young, jadi Lee Yoon menolak tawaran Ji Young.)
Ji Young bergegas mengambil tas dan jaketnya lalu berdiri. Lee Yoon menyuruhnya untuk duduk kembali.
Ji Young berbalik, “Ini sudah sepuluh tahun, dan sangat menyenangkan bertemu denganmu lagi, seseorang yang bernilai 10 dolar.”
Lee Yoon: “Mendekat! Duduk. Jangan bersikap seperti yang seorang wanita pikirkan. Kau tidak perlu berpikir dengan wajah seperti itu. Nikmati saja dengan nyaman. Apakah kau tidak tahu ‘menikmati’? Itu tidak akan buruk untukmu.”
Ji Young: “Menikmati?”
***
Madam Ma menampar Madam Yang dipipi yang sebelah lagi.
“Apa kau gila?” Madam Yang berteriak marah.
Madam Ma: “Kau beraninya merusak wajah salah satu anakku? Aku sudah mengatakannya padamu. Gigi untuk gigi dan uang untuk uang. Jika kau menghabiskan seratus ribu dolar, aku akan berinvestasi dua ratus ribu dolar. Jika kau meninggalkan bekas luka di wajah anakku, maka aku akan menggores kedua sisi wajahmu. Aku tidak akan meninggalkan tanda di wajah anakmu sepertimu.”
“Orang yang membuatnya tidak mungkin untuk gadisku berkompetisi di Miss Jeju Tangerine adalah kau!” Madam Yang kembali berteriak.
Madam Ma: “Apakah itu kesalahanku? Apakah itu masuk akal untuk salah seorang gadismu berkompetisi dimana kau adalah jurinya? Apa kau tidak punya kepercayaan diri? Tidak akan lama lagi sebelum kau mengungkap semua trik yang kau sembunyikan. Apakah kau pernah melihat sebuah ikan besar ditangkap di sungai kecil? Apakah kau pernah melihat gadis diambil dari gigi seekor anjing?”
***
“Bahkan walaupun otakku buruk, aku punya hati seperti orang lain. Aku tidak diijinkan untuk berpikir dengan ini (hati)? Menikmati? Sejak kau memberikanku sepuluh dolar di SMA, aku tidak pernah menikmati waktu yang aku habiskan denganmu, kau anak perempuan j*****!” Kesabaran Ji Young sudah habis.
Kemudian Ji Young mendekat dan duduk di meja depan Lee Yoong, “Baik. Jadi, akankah kau menaruh sepuluh ribu dolar daripada sepuluh dolar untuk malam ini? Tidak peduli kau tiduran di kasur dengan selimut uang, walaupun jika aku telanjang dan kedinginan hingga hampir mati, aku tidak akan pergi ke dalam selimut uangmu. Karena bau busuk dari uang.”
Ji Young menjulurkan tangannya dan menatap Lee Yoon dengan marah, “Bagaimana jika kau menembpatkan sepuluh ribu dolar disini dulu, lalu cobalah menunjukan uangmu, kau bajingan?!”
Lee Yoon tertawa, “Sejak kau pernah menolakku, harga dirimu terselamatkan. Antara kau dan aku, Hyung Joon memilihku. Pernah, antara cinta pertamanya yang merupakan segalanya dan uang, dia memilih uang tanpa berpikir apapun lagi. mengapa kau masuk bersama dengan orang tol*l seperti dia? Apakah kau masih memiliki perasaan yang sama untuk dia, Hyung Joon?”
Ji Young mengambil guci minuman dan menenggaknya dengan marah. Dia menatap tajam Lee Yoon.
Hyung Joon kesaljuan diluar (kalo hujan kan kehujanan, hehe..), dia menatap lagi ke arah hotel. Diapun memutuskan mengikuti kata hatinya. Dia berlari menuju ke dalam hotel lagi.
Hyung Joon memaksa masuk ke dalam ruangan, padahal sudah dicegah oleh seorang karyawan. Hyung Joon bilang dia bersama mereka (Lee Yoon dan Ji Young). Saat Hyung Joon masuk, Ji Young hendak keluar. Hyung Joon meminta Ji Young menunggu. Ji Young menatap marah Hyung Joon dan hendak berjalan keluar. Hyung Joon menahannya.
“Apa yang kau inginkan?” Ji Young menatap marah Hyung Joon.
“Jangan pergi, tetap bersamaku.”
“Apa kau menyuruhku untuk tinggal dan ‘melayani’ dia seperti yang kau inginkan?”
“Hei Ji Young, tinggal disini bersamaku sebentar saja.” Sepertinya Hyung Joon hendak menjelaskan sesuatu.
“Kau ingin aku pergi ke atas dan tidur bersama dengan orang yang memegang untaian danamu?”
“Apa?” Hyung Joon sungguh terkejut dan menoleh pada Lee Yoon yang tertawa sendiri. “Ji Young, ini bukan seperti itu. kau tidak mungkin berpikir Yoon seperti itu kan? Itu semua kesalahpahaman. Yoon adalah pria sejati! Dia tidak akan meminta sesuatu yang gila padamu—“
Plak! Ji Young menampar Hyung Joon. Lee Yoon tertawa melihatnya.
Ji Young berkata dengan menahan air mata, “Sampai akhir…kau seorang penakut sampai akhir. Kau bajingan menyedihkan.”
Ji Young kemudian pergi keluar. Hyung Joon memanggilnya. Lee Yoon berkata Ji Young tidak berubah sedikitpun. Lee Yoon juga menyuruh Hyung Joon untuk duduk dan minum bersamanya. Hyung Joon sedikit tertawa, haruskah mereka minum bersama. Hyung Joon jongkok di depan Lee Yoon yang menyodorkan guci minuman.
Tapi Hyung Joon menolak, dia lebih mengkhawatirkan Ji Young. Hyung Joon meminta maaf, dan mengajak Lee Yoon untuk minum lain waktu. Hyung Joon pamit pergi. Lee Yoon tertawa lagi.
Ji Young berjalan di lorong hotel dengan lemas. Ji Young menangis, sedih dengan penghinaan Lee Yoon dan juga Hyung Joon yang menganggap dirinya wanita murahan.
“Kakek…” Ji Young menangis menutup mulutnya, “Ibu…” Ji Young terus menangis, “Paman…Oppa…”
Ji Young mengusap air matanya. (Sedih banget adegan ini..)
***
Madam Yang juga menangis menerima penghinaan Madam Ma yang menamparnya bolak balik.
“Apakah aku harus hanya menjadi asisten rendahan belaka selamanya? Tidak ada lagi hal seperti itu! Seorang asisten bisa memanjat ke tempat pertama! Seorang nomor kedua bisa menjadi pemenang! Butuh hari dimana matahari bersinar terang untuk orang dengan ranking rendah juga! Tidak adil jika seseorang yang selalu makan daging adalah satu-satunya orang yang makan daging setiap hari! Aku jugan akan makan daging. Aku juga ingin makan daging! Aigo, sakit! Sakit!”
***
Hyung Joon berlari mencari Ji Young di lorong-lorong hotel, tapi tak ditemukannya. Hyung Joon berlari keluar, Ji Young juga tak nampak.
***
Jung dan Hwa Jung sampai di depan sauna milik ibu. Jung bergegas masuk dan berteriak. Namun dia berhenti ketika sadar di sauna itu tidak ada seorang pun. Hwa Jung menarik jaket Jung dan memintanya berbicara. Jung mendorong Hwa Jung.
“Hei! Ibunya Kim Hyung Joon kesini!!!” Jung berteriak lagi.
Kang Woo dan Heung Sam keluar dari ruangan panas. Mereka mengajak Jung untuk pemanasan dulu. Jung meronta minta dilepaskan dan kembali berteriak memanggil ibu.
Ibu keluar dan menemui Jung, “Aku ibunya Hyung Joon. Siapa kau?”
Jung berkacak pinggang, “Ibunya Kim Hyung Joon. Kau cantik! Anakmu tidak membayar kembali uang ratusan ribu dolar yang dia pinjam, dan dia pergi AWOL! Apa kau tahu bahwa dia menghindariku?” (AWOL=Absent Without Leave=absen tanpa mendapat cuti=pergi gak bilang-bilang :p)
“Aku tahu! ya!”
Jung terdiam, tak menyangka ibu sudah tahu. “Kau tahu?”
“Lalu apa?!”
Jung sepertinya bingung mau mengancam bagaimana lagi. Reaksi ibu beda dengan yang dia perkirakan. Jung kemudian bilang jika ibu tetap bersikap seperti itu, Hyung Joon akan mati lebih cepat.
Ibu memukul kepala Jung dengan sarung tangan karet, “Jika aku adalah seorang ibu yang punya kemampuan untuk membayar hutang, apakah kau pikir aku akan duduk disini seperti ini?! Beraninya preman sepertimu mengancam kehidupan anakku?!” Ibu dipegangi Hwa Jung dan Heung Sam.
“Omelan apa yang dikatakan wanita ini?!” Jung hendak melawan ibu, kemudian ditahan Kang Woon dan Heung Sam.
“Lagipula aku akan pergi dengan tangan kosong dan telanjang saat aku mati, jadi…ambil bajuku juga dan cobalah untuk menjual mereka. Ambil semua baju ganti dan debu di dalam mesin hitung uang! Kau lintah kotor, jelek, dan mengerikan!”
Jung ngamuk dan berteriak-teriak pada ibu, Heung Sam dan Hwa Jung menyeretnya ke dalam ruangan panas.
Ibu berteriak dengan menahan tangis, “Apakah pikir kau tidak tahu bahwa Hyun Joon kami menghabiskan malam dengan gelisah karenamu?”
Di dalam ruangan panas, Jung berteriak meminta Hyung Joon keluar. Hwa Jung bertanya pada Heung Sam dimana Hyung Joon. Heung Sam bilang Hyung Joon pergi bersama Ji Young dan belum kembali, dia tidak tahu mereka pergi kemana.
Jung jongkok, “Panas!”
“Ah, panas!” Hwa Jung juga merasa kepanasan.
Heung Sam menyarankan Jung untuk membuka bajunya jika dia merasa kepanasan. Heung Sam membuka jaket Jung. Heung Sam mengatakan, walaupun itu adalah sauna, tetap ada uang sewa bulanan dan banyak pinjaman. Jung juga melihat bahwa disana tidak ada pelanggan, dan juga tidak ada apapun disana yang bisa Jung jual.
Heung Sam membuka semua baju Jung hingga bertelanjang dada. Hwa Jung membuang muka.
Heung Sam lalu menawarkan mengambil sesuatu yang dingin untuk Jung. Tapi Jung menolak, dia juga punya tangan. Jung berdiri dan beranjak keluar. Heung Sam menahan kakinya dan Hwa Jung menahan dadanya Jung (huwahaha..).
Heung Sam bilang dia akan memberikan lima ribu dolar dulu pada Jung. Walaupun Jung membuat kekacauan, disana tidak ada uang.
Jung berusaha melihat wajah Hwa Jung yang memegang dadanya. Hwa Jung memalingkan muka.
“Lima ribu dolar kan?” tanya Jung sambil masih mencoba melihat wajah Hwa Jung.
“Ah, Ya. Jika kami memenangkan peringkat pertama di Kontes Tangerine, hadiahnya…aku akan memberikan semuanya untukmu!”
“Benarkah?”
“Benar. Benar. Benar.”
Jung mengenyahkan Heung Sam dari kakinya, “Hei! Kau pikir aku akan tertipu lagi?”
Jung menepis tangan Hwa Jung, Hwa Jung langsung memeluknya. Heung Sam juga memegang kaki Jung lagi.
“Panas.” Jung mendesah didekat telinga Hwa Jung, sementara Hwa Jung menampakan wajah yang tidak nyaman.
“Aku kepanasan. Oke, aku mengerti!” kata Jung lagi. Jung berusaha melepaskan pelukan Hwa Jung, tapi Hwa Jung memeluknya erat. “Aku mengerti apa yang kau maksud, jadi…aku bilang, aku mengerti!”
Jung mendorong Hwa Jung hingga terjatuh, “Wanita! Benar-benar! Aku hampir mati karena sangat panas!”
Jung mengangkat kakinya yang dipegang Heung Sam.
Jung bergegas keluar. Dia mengangkat tangannya dan menempelkan badannya ke dinding. “Aku hampir mati!” Jung terengah-engah.
(Sumpah ini adegan di ruangan panas, kocak abis! Intinya si Jung pengen keluar karena kepanasan. Hwa Jung dan Heung Sam mengira Jung akan melabrak ibu, jadi mereka menahannya. Padahal Jung benar-benar kepanasan! Aku beberapa kali nonton ngakak melulu.)
***
Hyung Joon menghubungi sauna, tapi tidak ada yang menjawab. Hyung Joon cemas. Dia yakin Ji Young tidak tahu jalan disekitar Pulau Jeju itu. Hyung Joon merasa itu membuatnya gila.
***
“Kau tidak merasa takut kan?” tanya Madam Ma pada Jae Hee.
Jae Hee tidak menjawab. Madam Ma melihat luka di wajah Jae Hee. Sekertaris Yoon bilang dia akan memastikan tidak akan ada bekas luka itu saat kontes permulaan Seoul nanti. Madam Ma meminum minuman yang dia tuangkan tadi.
“Kompetisi Miss Korea lebih dahsyat diluar panggung daripada didalam panggung. Kau sudah memasuki kompetisi, dan gadis yang aku, Ma Ae Ri, pilih kemungkinan besar menjadi target setiap kontestan.”
Jae Hee menunduk, “Aku terlalu ceroboh. Aku akan hati-hati mulai sekarang.”
Madam Ma menyuruh Jae Hee untuk minum dan menyodorkan gelas minuman. Madam Ma mengajak Jae Hee untuk menganggap telah menyelesaikan permulaan mereka hari ini. Jae Hee mengambil gelasnya dan meminumnya sampai habis.
Madam Ma duduk dan mulai bercerita, “Tiga puluh tahun yang lalu, tidak ada seorangpun yang membayangkan bahwa seorang gadis dari kampung yang tidak pernah menginjakan kakinya di salon kecantikan akan mengalahkan semua gadis populer dari Myeongdong dan menjadi Miss Korea. Tidak ada seorangpun membayangkan itu. Itu adalah kisahku. Walaupun aku menggunakan pakaian yang tua dan compang camping, aku bukanlah rendahan bagi mereka yang menggunakan pakaian dari designer terkenal di Myeongdong. Malam sebelum kompetisi final, saat gadis lain membuang seluruh tas pakaian kedalam toilet, bahkan saat itu, aku membasahi gadis itu dengan air toilet, dan aku tidak memiliki pandangan buruk…”
“…Apakah kau pikir itu sudah semuanya? Walaupun setelah menjadi Miss Korea, orang-orang melukiskan ibuku, yang memiliki sebuah bar sebagai prostitusi, dan mereka berpendapat bahwa aku tidak sesuai dengan kualifikasi karena aku biracial atau semacamnya. Bahkan meskipun aku tidak pernah mengetahui ayahku sudah mati atau hidup setelah dia diseret menjauh ke Korea Utara selama perang saudara, mereka menyebarkan rumor bahwa aku adalah seorang mata-mata yang berpura-pura sebagai siswi SMA. Mata-mata?” Madam Ma sedikit tertawa.
“Orang itu adalah tipikal orang yang akan berbohong dan membuat orang lain percaya bahwa Buddha memakan ikan. Hal ini terlihat seperti cerita yang jauh lebih menarik untukmu, kan? Tapi itu tidak. Apa yang terjadi hari ini hanyalah permulaan.”
Jae Hee mengiyakan. Kemudian Madam Ma meminta Jae Hee untuk tidur telungkup. Madam Ma juga meminta Jae Hee mendengarkannya dengan baik. Berdasarkan standar unttuk Miss Korea, poin dari kaki dimulai dari bokong. Poin dari bagian itu adalah yang terbesar. Umpamanya tinggi Jae Hee adalah 170 cm, panjang dari bokong sampai telapak kaki paling tidak harus 86 cm.
Bagian atas tubuh Jae Hee harus 84 cm, dan bagian bawah tubuh harus 86 cm. Itu adalah perbandingan emas bagian tubuh Miss Korea.
Madam Ma mengambil botol yang diberikan Sekertaris Yoon dan bertanya pada Jae Hee, “Kau pikir impianku adalah membuat Miss Korea, kan? Miss Korea yang ke-11 akan menjadi Miss Universe. Aku akan memastikan itu untuk terjadi.”
Madam Ma menekan paha Jae Hee dengan botol. Mereka harus melakukan itu agar pantat Jae Hee naik dan membuat kakinya terlihat panjang. Dengan begitu, walaupun dibandingkan dengan gadis barat, Jae Hee akan terlihat bagus. Jae Hee meringis. Madam Ma yang mendengarnya berkata Jae Hee boleh menangis, jika itu terasa sakit.
“Tidak apa-apa untuk menangis. Kau tidak akan memakai mahkota tanpa merasakan sakit.”
***
Ji Young ternyata masih berada disekitar hotel, dia berdiri memandang jauh ke laut. Lee Yoon datang menghampiri. Dia bilang jika itu dia, dia berpikir dia akan datang ke tempat itu. (maksudnya nyindir Hyung Joon yang ternyata tidak mencari Ji Young kesitu, malah dia..)
“Mengapa kau mencoba masuk kompetisi Miss Korea?”
“Karena jika kau menang peringkat pertama dalam Miss Korea, aku pikir aku tidak akan bertemu dengan pria sepertimu.”
“Apakah kau ingin sukses?”
“Apakah ada seseorang yang tidak ingin sukses?”
Lee Yoon meminta Ji Young untuk tidak memasuki Miss Korea. Karena dia mulai menyukai Ji Young lagi. Ji Young tak menanggapi dan hanya menatap sinis sebentar pada Lee Yoon.
Lee Yoon kemudian memberikan sebuah kunci hotel dari kamar yang berbeda. Ji Young bisa menggunakannya jika mau, daripada menggigil kedinginan diluar. Ji Young menolaknya, dia tidak membutuhkannya. Lee Yoon menaruh kunci itu di bangku dekat mereka berdiri, lalu pamit pergi.
***
Subuh di kediaman Oh. Kakek bangun tidur, dan membetulkan letak selimut ayah. Kakek mengambil minuman dari botol yang bening seperti air putih. Ayah menyeringai senang meminum minumannya. Ji Suk turun dan menyapa kakek, lalu mengambil susu.
“Kakek, tanpa Ji Young disini..itu menyenangkan kita bisa berkeliaran dengan mengenakan apapun yang kita inginkan. Benar?” Ji Suk tertawa. Mereka keluar kamar hanya dengan mengenakan pakaian dalam.
“Seberapa tidak nyamannya yang Ji Young rasakan? Hidup bersama dengan empat laki-lai akan membuatnya empat kali merasa lebih tidak nyaman daripada kita.” ujar Kakek.
“Benarkah?”
Ayah kemudian bangun juga hanya dengan pakaian dalam. Ji Suk bertanya apakah ayah tidur dengan baik. Ayah mengangguk. Lalu ayah bertanya pada kakek apakah kakek mau makan nasi dengan kacang. Kakek mengiyakan, maka ayah akan membuatnya dengan cepat.
Paman juga turun dengan mengenakan pakaian dalam. Kakek menyuruh paman untuk tidak menggunakan celana hangat itu lagi dan membuangnya. “Jika istri masa depanmu melihatnya, dia akan mengepel lantai dengan itu, berpikir kalau itu adalah lap.”(hahaha..)
Paman: “Istri masa depan apa?”
Kakek: “Minum susu juga jadi rambutmu akan tumbuh!”
Paman: “Jika minum susu menumbuhkan rambut, aku akan hidup hanya dengan susu!”
Paman mengambil tempat air yang semula diambil airnya oleh kakek. Kakek memicingkan mata saat paman meminumnya. Brrr… paman menyemburkan airnya.
“Ah, ayah, kau melakukannya lagi…” Paman kesal.
“Oh, ini air mineral yang aku dapatkan dari gunung kemarin. Rasanya seperti soju, kan?” Kakek ngeles. (Kakek ternyata masukin soju ke botol air, biar gak ketahuan kakek minum soju.. cerdik!)
Paman kesal, mengapa kakek seperti itu. Kakek sudah bagus berpantang dari minuman untuk beberapa waktu.
Ji Suk penasaran, dia mengambil botol air itu dan meminumnya.
“Wow, ini benar-benar soju! Jika kita mengumpulkan air mineral seperti ini dan menjualnya, kita akan menjadi kaya dengan cepat!” Ji Suk kegirangan. “Dimana sumbernya? Aku akan berhenti kerja dan pergi mengumpulkan air ini!” (dong dong, Ji Suk gak nyampe pikirannya, itu kan beneran soju…)
Kakek mengambil botol itu dari tangan Ji Suk. Kakek berkata itu adalah istrinya. Air itu membuatnya merasa lebih bahagia daripada mereka semua. Jangan pisahkan kakek dan air itu.
Paman berteriak masih kesal, jika kakek tetap seperti itu, akan berbahaya. Kakek bisa mengalami stroke. Kakek tak peduli dan pergi sambil membawa botol air itu. Ji Suk bergumam, apakah sumber mata air itu ada di belakang gunung. Paman memukul pipi Ji Suk.
***
Hwa Jung keluar sauna dan meminum kopi. Di dalam Jung terbangun. Dia melirik ke samping melihat Kang Woo yang masih tidur sambil memeluk Heung Sam. Jung pun keluar sauna dan berjongkok.
Jung berkata pada Hwa Jung, mereka semua melakukannya dengan sangat baik. Perusahaan hampir jatuh, tapi laki-laki yang menyebut dirinya sendiri sebagai Presdir malah sibuk kencan dengan seorang wanita. Hwa Jung menoleh dan bertanya apa maksud Jung.
“Melihat bagaimana seorang pria muda dan wanita menghabiskan malam diluar dan belum kembali..itu sangat jelas. Jika mereka belum kembali sekarang, itu berarti mereka membuka semuanya.”
Hwa Jung kesal, “Apa yang kau…apa yang kau tahu tentang Hyung Joon hingga kau berkata seperti itu?”
“Hei, kau satu-satunya yang tidak pernah berkencan dengan pria dan bertambah tua seperti mumi orang mesir! Apa yang kau tahu tentang pria?”
“Apa kau sudah selesai bicara? Mumi?” Hwa Jung bertambah kesal.
***
Hyung Joon kembali ke telpon umum dan menghubungi pager Ji Young.
“Ji Young, ini aku. Kau tidak kembali ke Seoul, kan? Hei, aku hampir gila karena khawatir. Hei, maafkan aku. Aku salah. (dari belakang muncul Ji Young dan mendengarkan Hyung Joon) Aku sudah berlarian sepanjang malam untuk mencarimu. Maafkan aku. Aku pasti telah kehilangan akalku saat itu.”
“Benarkah?”
“Ya.” Hyung Joon sadar dan menoleh, “Kau menakutkanku.”
Ji Young menatap Hyung Joon dan berkata bahwa dia mengerti. Dengan khawatir Hyung Joon bertanya apa yang terjadi pada Ji Young, darimana saja Ji Young. Ji Young tak menjawab dan mengajak Hyung Joon untuk pergi.
“Kemana? Seoul?” tanya Hyung Joon sedikit khawatir.
“Kita harus pergi ke kompetisi.” Ujar Ji Young.
Hyung Joon kembali meminta maaf. Ji Young bilang Hyung Joon tidak perlu meminta maaf, karena dia juga akan memanfaatkan Hyung Joon. Hyung Joon bertanya apa maksud Ji Young.
Ji Young mendekat, “Caramu memanfaatkanku, aku akan melakukan hal yang sama.”
Ji Young kemudian berjalan duluan. Mereka sampai di depan sauna. Hyung Joon terkejut melihat Hwa Jung. Hwa Jung menatap sinis mereka berdua, lalu masuk ke dalam. Hyung Joon memanggilnya, tapi Hwa Jung tak kembali.
Jung berdiri dan hendak menonjok Hyung Joon. Hyung Joon menghindar dan bertanya bagaimana bisa Jung kesana. “Apa ini? Apakah kalian berdua datang bersama?”
“Apa kalian tidur bersama?” Jung meledek.
“Apa? Apa yang sedang kau bicarakan?” Hyung Joon tak terima dengan tuduhan Jung.
Ji Young mendekati Jung, “Itu benar. Kami tidur bersama.”
Jung hanya ber-Aahh… Ji Young bertanya kenapa. Jung hanya menatap Ji Young dan menggantungkan suara. Ji Young menatap balik Jung dengan tajam. Hyung Joon menarik Ji Young masuk kedalam dan berkata bahwa Jung adalah orang yang berbahaya.
Hyung Joon mengunci pintu sauna dari dalam. Jung akan masuk, dan sadar telah dikunci Hyung Joon. Jung berteriak minta dibukakan, tapi Hyung Joon malah lari ke dalam.
***
Dream Departmen Store tutup, karena DR tutup rutin setiap hari senin ketiga setiap bulan.
Young Sun kembali ke DR dan mengambil hanbok yang semalam gagal dia ambil. Young Sun bergegas pergi. Sayang, Manajer Park memergokinya. Young Sun menyembunyikan tas berisi hanbok itu dibelakang badannya.
“Mengapa kau datang kesini di hari tutup?”
“Tidak.” Ujar Young Sun cepat.
Manajer Park melihat bungkusan dibelakang badan Young Sun, dan menatap curiga. Young Sun pura-pura tidak mengerti.
***
Di sauna, semuanya sedang sarapan sambil menonton berita di televisi tentang krisis keuangan dan partai politik yang menggunakan issue itu. Presiden dan Perdana Mentri sedang mencoba untuk menyelamatkan dana negara. Presiden Clinton dari Amerika juga berjanji untuk membantu negara. Dan lain-lain.
Hyung Joon, Kang Woon dan Heung Sam memberikan sebagian makanan jatah mereka pada Ji Young.
Ibu keluar dan memberikan tambahan makanan untuk Hwa Jung, tapi Hyung mengambil makanan itu dan memberikannya pada Ji Young. Ibu lalu mendorong kepala Jung yang juga sedang sarapan tak jauh dari yang lain. “Kau harus membayar untuk makananmu sebelum kau memakannya.”
Pager Ji Young berbunyi. Ji Young membaca pesannya dan menuju telpon.
Heung Sam bertanya pada Hyung Joon apa yang dia lakukan semalam bersama Ji Young, mengapa pulang terlambat. Hyung Joon bilang Lee Yoon, Ji Young, dan dirinya minum bersama. Heung Sam lalu memberitahu dia menenangkan Jung dengan menjanjikan uang hadiah 5000 dolar itu. Tentu saja Hyung Joon terkejut, dia sudah berjanji untuk memberikannya pada Ji Young.
Hyung Joon: “Kita tidak bisa melakukannya!”
Heung Sam: “Dia menyebabkan keributan besar!”
Ji Young menghubungi Young Sun. Young Sun menerima telpon dengan gugup. Ji Young bertanya apa yang terjadi.
“Eonni, apa yang harus aku lakukan?!” ujar Young Sun. lalu telponnya di ambil alih oleh Manajer Park. “Aigoo, kau sedang di Jeju?”
Ji Young terkejut mendengar suara Manajer Park.
“Ya, kau pencuri. Berapa banyak pakaian desainer terkenal yang kau curi dari department store dan kau gunakan?”
Ji Young langsung menutup telponnya dan panik, apa yang harus dia lakukan. Ji Young menghampiri Hyung Joon dengan wajah khawatir, dan berkata bahwa hanbok dan pakaian yang akan digunakan tidak akan datang dari Seoul. Hyung Joon terkejut. Heung Sam juga, berarti Ji Young tidak punya pakaian untuk digunakan di kompetisi.
Hyung Joon panik dan bertanya jam berapa sekarang. Hwa Jung dengan tenang menyarankan mereka untuk menyerah saka, itu hal yang paling bagus. Jung bilang tidak boleh, bagaimana dengan uang 5000 dolarnya.
Ji Young terkejut Jung menyebut uang 5000 dolar itu dan menoleh pada Jung. Hyung Joon menoleh dengan khawatir pada Ji Young.
Heung Sam: “Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita mencoba untuk menggunakan hanbok ibumu?”
Hyung Joon: “Panjangnya…rok ibuku bahkan tidak akan sampai lututnya.”
Heung Sam: “Ayo kota beli satu. Kita pergi secepatnya dan beli satu.”
Kang Woo: “Bagaimana dengan uangnya? Apa kau punya uang banyak?”
Heung Sam: “Aku? Aku tidak punya banyak. Bagaimana aku akan punya uang banyak?”
Ji Young: “Maafkan aku. Ini kesalahanku.”
Kang Woo berkata apa yang Ji Young bicarakan. Mereka seharusnya mempersiapkan semua itu dari awal. Hyung Joon berdiri dan menggosok-gosokan kepalanya, dia bingung, ini membuatnya gila, apa yang harus dia lakukan. Hyung Joon menendang-nendang Heung Sam dan memintanya untuk berpikir. Heung Sam bilang dia juga sedang berpikir. Kompetisi sedang menunggu. Heung Sam mengusulkan mereka untuk mengumpulkan uang bersama (patungan).
Lalu ada berita di televisi, MBC News. Berita itu menyebutkan ada ajakan pemerintah untuk mengumpulkan emas bersama untuk menyelamatkan krisis di negara mereka (kira-kira begitu), dan harga dolar sedang naik sehingga harga emaspun naik.
Mendengar berita itu, tiga sekawan serempak menoleh pada Jung yang sedang makan dengan tenang. (siap-siap adegan kocak dimulai… :p)
Mereka kemudian saling menatap, seakan memiliki pikiran yang sama.
Mereka berdiri bersama dengan pelan-pelan dan berjalan mendekati Jung juga dengan pelan-pelan. Ji Young dan Hwa Jung melihatnya heran.
Mereka bertiga lalu menyergap Jung, mereka hendak mengambil kalung emas Jung. “Pegang dia! Pegang dia!” Hyung Joon memegang kepala Jung, Heung Sam memegang badannya, dan Kang Woo memegang kakinya. Hingga Jung terjengkang. “Aku benar-benar minta maaf! Aku benar-benar minta maaf! Sungguh hanya satu kali ini saja!”
“Wow! Kalian melakukan hal seperti itu sekarang.” Hwa Jung berkomentar yang membuat tiga sekawan itu menoleh serempak padanya.
Mereka melihat kalung dileher Hwa Jung. Hwa Jung melihat kalungnya, lalu matanya membesar menatap tiga sekawan.
***
Manajer Park masih memarahi Young Sun, “Kau…kau…kau pencuri. Saat dia kembali, department store…maksudku…Aku akan memastikan seluruh Republik Korea akan mengetahuinya! Aku akan memastikan itu terjadi!”
***
Tiga sekawan berlari keluar dari sauna masih dengan memakai baju sauna. Jung dan Hwa Jung mengejarnya. Ternyata tiga sekawan berhasil mengambil kalung Jung dan Hwa Jung.
Hwa Jung: “Kalian akan mati!”
Jung: “Itu bukan hanya sebuah kalung!”
Tiga sekawan berlari menuju toko emas. Hwa Jung memukul Jung menyuruhnya berlari lebih cepat. Jung berhenti sebentar mengambil sendalnya yang tertinggal, lalu berteriak kembali mengejar tiga sekawan.
Ji Young keluar dari sauna menatap ke arah mereka semua pergi, dia teringat perkataan Hyung Joon sebelumnya, “Hei, Ji Young. Bagaimanapun juga kami akan menemukan cara untuk mendapatkan hanbok paling cantik didunia dan segalanya yang kau inginkan, jadi..jangan khawatirkan apapun. Pergi saja ke tempat kompetisi. Cepat! Kami akan sampai disana secepatnya. Percayakan pada kami, oke?”
Ji Young kembali masuk ke dalam untuk bersiap-siap.
Di tempat kompetisi, orang-orang sudah berdatangan.
Tiga sekawan sampai di toko, “Ahjussi! Berapa ini, cepatlah! Cepat! Cepat! Keduanya!”
Tiga sekawan menyuruh ahjussi cepat sambil melihat-lihat ke belakang, takut Hwa Jung dan Jung keburu datang. Dan memang mereka datang juga. Heung Sam menghalangi Jung dan Hwa Jung. Heung Sam bilang pada Jung, dia berjanji akan mengganti kalung Jung dengan kalung berlian dan bahkan cincin berlian.
Hyung Joo menyuruh ahjussi cepat memberitahu berapa harga kedua kalung itu. Ahjussi menawar 1000 dolar untuk keduanya. Mereka semua terkejut. Bahkan Jung sampai berteriak.
“Aish. Apa kau tahu berapa aku membeli kalung itu?! 1000 dolar?! Beraninya kau mencoba membohongiku?! Aku harusnya mendapatkan paling tidak 1500 dolar! Liat itu! Lihat! Itu emas asli! Emas asli! Itu kuning! 1000 dolar apanya!”
Tiga sekawan meminta Ahjussi untuk memberikan lebih. Ahjussi bilang siapa yang akan memberikan harga jual pada barang yang sudah dipakai. Kalung itu sudah banyak goresan, bahkan ada bekas gigitan.
“Aish! Aku tidak akan jual! Aku tidak akan jual!” ujar Jung kesal.
“1200 dolar!” tawar Ahjussi.
“Aku tidak tahu…aku tidak akan jual!”
“Aah…oke 1400 dolar. Ayo sepakat di 1400 dolar.”
Tiga sekawan membujuk Jung, tapi Jung tetap tidak mau. Hyung Joon menawar lagi 1700 dolar untuk keduanya. Tiga sekawan membujuk ahjussi untuk 1700 dolar.
“Hei!” Hwa Jung akhirnya bersuara. “Itu..ibuku membelinya untukku saat aku masuk universitas!”
“Hei! Geez, benar-benar, kalian berdua…apakah kau akan mati…yah, mati jika kau tidak menggantung kalung dilehermu? Huh?” Hyung Joon berteriak kesal. “Tidak masalah untuk memakai dan tidak memakan kalung, tapi Ji Young tidak bisa pergi ke panggung tanpa pakaian!”
Heung Sam dan Kang Woo memasang wajah memelas. Hyung Joon kembali berkata, seperti yang dikatakan Heung Sam, mereka akan memenangkan hadiah pertama dan akan membayar Jung kembali dengan uang hadiah. Terus terang, jika Ji Young tidak masuk kontes itu, Hwa Jung tidak akan memiliki perusahaan untuknya pergi bekerja dengan menggunakan kalung itu.
Hwa Jung dan Jung saling bertatap. Lalu kembali menoleh pada tiga sekawan yang menunggu jawaban mereka.
Hwa Jung dan Jung serempak berkata, “Tetap saja, tidak.”
***
Bersambung ke bagian 2 ~
Komentar:
Ternyata aku salah menilai Lee Yoon di komentar sinopsis sebelumnya. Lee Yoon is such a bad guy! Dia memang akan meminta tidur dengan siapapun perempuan yang dibawa Hyung Joon. Dan aku baru ngerti, ternyata pas di flashback zaman SMA, Lee Yoon beli rokok, dan kembaliannya dia minta kencan dengan Ji Young, ternyata itu minta tidur juga. Ckckck..bad guy…
Hyung Joon, benarkah dia penakut seperti yang Ji Young bilang? Aku masih belum bisa menebak perasaan Hyung Joon sesungguhnya.
Poor Madam Yang.. tapi aku juga tidak setuju dengan dia yang ingin meraih puncak dan tidak mau diremehkan, tapi menggunakan jalan yang kotor. No Mam, don’t do that. Lebih baik menanjak perlahan dengan usaha yang bersih.
Madam Ma, entah kenapa aku rasa dia bukan peran yang jahat. Sejauh ini, dia tidak menunjukan kejahatan atau kecurangan seperti yang dilakukan Madam Yang. Dia memang mempersiapkan semuanya dengan baik. Bahkan saat dia tahu Ji Young ikut kompetisi Miss Jeju itu, dia meminta Ji Young untuk pura-pura tidak mengenalnya dan memberikan nilai nol. Sehingga jika akhirnya terungkap Ji Young kenal dengan Madam Ma, tidak akan masalah karena Madam Ma memberikan nilai nol.
Kocak, di bagian pertama episode ini ada dua kekocakan yang bikin ngakak! XD
aaakkkk {} pertama aku mau komen header nyaaa IHYV ?? jadi inget waktu galau-galaunya nungguin postingan IHYV-nya eonnie
ReplyDeletemakasih udah di posting miss korea-nya!! fighting eonnie!! ^o^9
wah..... eonni headernya beneran bagus. liat lee jong suk tersenyum malu. aku jadi meleleh.... di tunggu kelanjutanya...... tapi meskipun begitu menurutku senyum oppah jung il wu masih tetep yang paling greget, thanks eonni.......
ReplyDeletemakasih mbk :)
ReplyDeleteSEMANGAT MBAK!!!
ReplyDeleteakhirnya bisa terkejar meski sedikit2^^
ini juga karena bantuan banyak orang :)
yaaaa headernya i hear your voice ...
ReplyDeletesebenernya aku belom baca sinop miss korea nunggu banyak dulu baru baca,soalnya takut penasaran akut kalo baca skrg hihii ^^
oiya GR ep 13 skrg giliran mba mumu kan ?
cepet sembuh buat Mikail sama momy.nyaaa fightiing mba ^^
ReplyDeletehanya sekedar mau menyapa kak mumu aja, cz uda lama g brkunjung kesini~qiqiqi ^__^
suka banget sama header nya!! masih bertahan IHYV
jadi kangen sama LJS
#Pingin_nonton_lagi -_-!
semangat buat kak mumu, makin apdet terus!! fighting ^__^
Lee yoon kenapa kau berpikiran kotor seperti itu? Aku tidak suka melihatnya. Hika ;(
ReplyDelete