Sinopsis MISS KOREA Episode 4 – 2
Ji Young sudah tiba di tempat kontes. Disana terlihat Kang Shik yang memberikan pengarahan pada karyawannya untuk sampel promosi kosmetik mereka dengan teliti.
Ji Young menunggu tim ViVi dengan cemas. Kemudian Madam Yang lewat, dia mengenali Ji Young. Madam Yang bilang dia mencoba membujuk Ji Young tahun lalu, tapi Ji Young tidak mau. Dia bertanya apakah Ji Young ikut kompetisi itu. Ji Young mengiyakan. Tak jauh ada Seon Joo dan Sun Yeong memperhatikan mereka.
Lalu Madam Yang mengajak Ji Young untuk bicara di belakang.
“Apakah kau tahu bahwa aku disini sebagai juri?”
Ji Young menggeleng.
Sementara itu, tim ViVi datang dengan taksi dan buru-buru masuk mencari Ji Young. Tapi Ji Young tidak ada, padahal mereka janjian bertemu di lobi. Hyung Joon meminta Heung Sam dan Kang Woo mencari Ji Young di ruang tunggu. Sedangkan Jung dan Hwa Jung menunggu di luar gedung.
Madam Yang meminta Ji Young mendengarkannya baik-baik. Termasuk dirinya, ada empat juri. Jika Ji Young ikut berperan sebagai perwakilan salonnya untuk Miss Korea, dia akan memberikan nilai yang sempurna untuk Ji Young di kontes itu.
Ji Young lalu teringat perkataan Madam Ma sebelumnya: “Aku akan memberikanmu poin nol apapun yang terjadi. Tunjukan padaku kau bisa memenangkan peringkat pertama meskipun aku memberikanmu nilai paling rendah. Aku tidak akan bertanya bagaimana kau memasuki kontes ini, jadi apapun yang terjadi…dengan cara itu kau pantas menjadi binaanku. Apakah kau tidak setuju?”
Madam Yang bertaruh, tahun kemarin Ji Young tidak bisa ikut kontes karena masalah usia. Ji Young membenarkan. Lalu Madam Yang mengajak Ji Young untuk melakukan bersamanya tahun ini. Ji Young bertanya apakah tidak masalah untuk Madam Yang melakukan itu sebagai juri.
“Oh, lupakan itu. Melihatmu datang kesini, kau berencana mencoba Miss Korea tahun depan. Apakah salon lain sudah bicara padamu? Jangan pergi bersama salon bodoh dan berakhir menjadi peringkat kedua. Jika kau akan melakukannya besamaku, aku akan memberikanmu 100% dan membuatmu menjadi yang pertama.”
Seon Joo dan Sun Yeong yang ternyata mendengarkan percakapan itu kemudian pergi, tanpa mendengar jawaban Ji Young.
“Bagaimana jika aku katakan aku tidak bisa?”
“Oh..jika kau tidak mau melakukannya lagi tahun ini, aku akan memberikanmu 0% dan membuatmu bahkan tidak bisa melangkah keluar di atas panggung.”
“Apa?!” Ji Young terkejut.
“Jika kau tidak akan pergi melakukannya bersamaku, maka jangan melakukannya bersama orang lain. Maka tidak akan ada masalah.” Madam Yang kemudian beranjak pergi.
“Gezz, apa yang harus aku lakukan?” Ji Young panik, karena dua orang juri sudah mengancam memberinya nilai nol.
Hyung Joon melihat Ji Young berbicara dengan Madam Yang. Setelah Madam Yang pergi, Hyung Joon bertanya siapa itu pada Ji Young. Ji Young memberitahu bahwa itu adalah Presdir Cherry Beauty Salon. Hyung bertanya lagi apa yang dikatakan Madam Yang. Ji Young bilang Madam Yang ingin mengikuti kontes Miss Korea bersamanya.
“Apakah kau akan pergi bersamanya?”
“Tidak, aku akan pergi dengan orang lain. Aku akan mengikuti Miss Korea bersama Presdir Ma.”
“Apa kau gila?!” Hyung Joo terkejut dan tak percaya, “Kau… saat kau mengatakan kau akan memanfaatkanku, apakah ini?”
Ji Young tersenyum sinis, “Ya.”
“Ji Young…”
“Terima kasih telah mendapatkan hanbok untukku. Aku tidak ingin berhutang apapun, tapi aku melakukannya. Aku akan membayar kembali harga kalung-kalung itu.”
“Ya…” Hyung Joon menggaruk kepalanya. “Kami tidak bisa melakukan ini tanpamu. Apa yang sedang kau bicarakan sekarang?!”
Ji Young bilang dia juga putus asa. Hyung Joon hendak mengatakan sesuatu lagi. Tapi Ji Young menyela, dia harus masuk karena sudah terlambat. Hyung Joon menahan Ji Young, dia mengaku salah dan meminta maaf. Hyung Joon bertanya apa yang harus dilakukannya agar Ji Young merasa lebih baik. Ji Young tidak menjawab dan berjalan pergi. Hyung Joo mengatakan apa yang dilakukan Ji Young padanya tidak masuk akal.
Hyung Joon menghadang Ji Young dan berkata dengan anda tinggi, “Apakah ini suatu hal sembrono seperti melemparkan sebuah kue dadar?”
Ji Young tetap tidak menjawab dan berjalan pergi. Hyung Joon memanggilnya dengan putus asa, namun Ji Young tak menoleh lagi.
Hyung Joon berkata sendiri yang sebenarnya ditujukan pada Ji Young, “Mengapa kau tidak menyuruhku saja untuk terjun ke jurang dan mati? Hoh?”
***
Jung dan Hwa Jung masih di luar gedung. Jung berkata, lihat apa yang terjadi jika mereka tidak berhasil mendapatkan tempat pertama. Hwa Jung menggerutu, Jung seharusnya tidak menggunakan kalung emas seperti itu. Jung bilang Hwa Jung juga menggunakan kalung emas. (maksud Hwa Jung, kalau Jung tidak mengenakan kalung emas, mereka kan tidak akan jadi ikutan kontes.)
Jung bertanya apa yang Hwa Jung lakukan disana. Jung menyuruhnya masuk ke dalam dan membantu Oh Ji Young. Hwa Jung menatap kesal.
“Dia harus mendapatkan tempat pertama untuk kita agar kalung kita kembali. Pria pasti tidak akan diijinkan masuk ke dalam kamar ganti. Seseorang harus masuk mengurus pakaiannya, rambut dan make-up. Bagaimana bisa dia mengurus dirinya sendiri?”
“Apa kau gila? Kenapa di dunia ini aku akan membantunya seperti pelayan?”
Jung berteriak, “Pergilah dan tolong Lady Chun Hyang-mu, kau Hyang Dan!” (Hyang Dan adalah pelayan Lady Chun Hyang, dari cerita klasik korea.)
Tak lama, Heung Sam muncul dengan rusuh dan mengajak Hwa Jung masuk untuk membantu Ji Young, karena laki-laki tidak boleh masuk ke ruangan ganti. Jung meledek, lihatlah apa yang dia bilang tadi. Mau tak mau, Hwa Jung ikut bersama Heung Sam ke dalam walau dengan kesal. Jung meledek lagi, Hwa Jung yang arogan ternyata ikut juga.
***
Ji Young merias wajahnya sendiri dan belum berganti menggunakan hanbok. Sementara peserta lain sudah berganti hanbok, dan dirias oleh asisten masing-masing.
Hwa Jung kemudian masuk. Ji Young terlihat senang dengan kedatangannya. Terdengar peringatan acara akan dimulai 30 menit lagi. Semua peserta ribut, cepat-cepat menyelesaikan riasan mereka.
“Eonni…”
Hwa Jung meletakan dua tas didekat Ji Young, “Aku akan diluar.”
Hwa Jung keluar ruangan. Heung Sam meminta Hwa Jung untuk menyerahkan catatan pengenalan diri pada Ji Young untuk dipelajari. Hwa Jung heran, mengapa hal itu juga masih diurus oleh Heung Sam. Heung Sam beralasan dia hanya membantu megoreksi. Heung Sam pun kembali meminta Hwa Jung untuk menyerahkan catatan itu pada Ji Young, agar dia bisa menghafalnya. Hwa Jung didorong Kang Woon dan Heung Sam.
Berbeda dengan Heung Sam dan Kang Woo yang antusias, Hyung Joon terlihat gelisah. Heung Sam bertanya mengapa Hyung Joon gelisah. Heung Sam meminta Hyung Joon untuk percaya sekali ini, mereka dengan pasti akan menang. Kang Woo juga menenangkan Hyung Joo, semuanya akan berjalan dengan baik. Hyung Joon tidak usah gugup.
“Uh…aku hampir gila.” Gumam Hyung Joon yang sebenarnya gelisah dan gugup karena hal lain.
Hwa Jung masuk kembali ke dalam ruangan. Ji Young sudah berganti hanbok dan sedang mencoba menggulung rambut. Ji Young seperti akan meminta tolong, tapi Hwa Jung hanya menyimpan kertas catatan dari Heung Sam tapi di meja lalu berbalik pergi.
Ji Young melirik peserta disampingnya untuk melihat caranya menggulung rambut. Asisten peserta itu melihatnya, dan langsung menutup pandangan Ji Young dengan badannya. Ji Young menoleh ke samping kirinya. Hwa Jung yang ternyata belum keluar dan melihat kebingungan Ji Young, kembali menghampiri Ji Young.
Hwa Jung membantu Ji Young menggulung rambut. Hwa Jung bilang, orang-orang sangat cantik. Padahal tidak seperti mereka akan menilai belakang kepala peserta, apa buruknya membantu sedikit. Tidak perlu menyalahkan saingan, karena mereka seharusnya mempersiapkan semua sebelumnya.
Ji Young meringin kesakitan saat Hwa Jung menggunakan penjepit rambut untuk menyambungkan rambut. Hwa Jung meminta Ji Young untuk menahannya.
“Eonni..”
“Apa?”
“Apakah kau tidak menyukaiku?”
“Ya, aku tidak suka.”
Ji Young tertawa. Hwa Jung bertanya apakah barusan Ji Young tertawa. Ji Young berkata Hwa Jung adalah satu-satunya orang yang jujur padanya. Ji Young bilang Hwa Jung tidak berbohong. Hwa Jung tersenyum.
Tusuk konde disematkan. Mereka berduapun tersenyum bersama. Ji Young bilang dia gugup.
***
Para hadirin memasuki aula. Jung duduk dipinggir. Kang Woo dan Heung Sam meminta Jung bergeser, tapi dia tidak mau. Juga tidak mau menggeserkan kakinya agar mereka berdua bisa lewat. Mereka akhirnya lewat dengan susah payah melompati kaki Jung. Saat Hw Jung yang akan lewat, Jung mengangkat kakinya ke kursi, jongkok di kursi. Hwa Jung meminta tangan Heung Sam untuk menjaganya saat lewat. Hwa Jung lewat dengan sedikit berlari.
Jae Hee masuk bersama Sekertaris Yoon. Dia tersenyum pada Seon Joo dan Sun Yeong yang sudah berada disana.
Seon Joo berkata pada Sun Yeong, “Ketamakan Presdir sudah melampaui batas. Aku pikir dia berencana merekrut seseorang daripada kita untuk membuat kita bersaing.”
“Hei, kau mengenal gadis itu sebelumnya. Ayo kita membuatnya bahkan tidak bisa melangkahkan kakinya di salon kita. Ayo kita buat sehingga dia bahkan tidak bisa memulai.” Sun Yeong kemudian mengajak Seon Joo untuk keluar dari sana.
Kang Shik yang duduk di belakang mereka melihat kedatangan Lee Yoon. Dia seperti mengingat-ngingat wajah Lee Yoon.
Madam Ma dan Madam Yang sedang bersiap. Madam Ma menggunakan anting, memakai lipstik dan minum dengan anggun. Sedangkan Madam Yang melakukannya dengan gaya genitnya, dan tidak mau kalah dari Madam Ma.
Sun Yeong ternyata mengajak Seon Joo ke ruang ganti para peserta. Sun Yeong mengambil sepatu hak Ji Young dan tersenyum mencurigakan pada Seon Joo.
***
Hyung Joon mengendap-endap ke backstage, dan menemukan Ji Young sedang duduk sendirian. Hyung Joon bertanya apakah Ji Young gugup, dia harus pergi ke panggung sekarang. Hyung Joon meminta permen karet yang sedang dikunyah Ji Young dan menyodorkan tangannya. Tapi Ji Young malah membuangnya ke samping.
Hyung Joon mengeluarkan dua minuman kemasan, dan memberikan satu minuman biasa untuk diminum Ji Young. Itu panas. Ji Young mengambilnya dan berkata akan meminum dua-duanya, dengan soju yang dipegang Hyung Joon. Hyung Joon bilang tidak boleh, dan menyimpan sojunya dikantong.
“Tidak ada yang lebih baik untuk menenangkan kegelisahan daripada soju.” Ji Young merajuk.
“Hei, aku, yang menyaksikannya, lebih gelisah daripada kau yang melakukannya. Aku hendak meminumnya diam-diam dikursi penonton.”
“Aku meminta karena aku takut baha semua gadis lain adalah mahasiswa.”
“Ah, tidak boleh.”
“Mereka mahasiswa. Sepertinya hanya aku yang lulusan SMA. Hanya aku elevator girl disini. Aku sedikit merasa malu.”
Hyung Joon bilang apa maksud Ji Young memalukan, itu tidak memalukan sama sekali. Hyung Joon yang tak tega melihat wajah memelas Ji Young akhirnya mengijinkannya minum soju, tapi hanya satu sedotan saja. Hyung Joon menyodorkan minumannya, tapi Ji Young minta disuapi karena tangannya dingin.
Hyung Joon kesal, “Benar-benar. Kau melakukan semua hal ini.” Tapi Hyung Joon tetap membukakannya untuk Ji Young. Hyung Joon menyodorkan lagi minumannya, sementara dia melihat ke belakang badannya, takut ada yang memergoki, Ji Young minum satu sedotan saja. Ji Young berkata dia bisa hidup sekarang. Lalu, karena Hyung Joon masih melihat ke belakang, Ji Young secepat kilat menyedot semua minumannya.
“Hei, hei! Apa yang kau lakukan? Jangan lagi! Apa kau gila?” Hyung Joon berhasil menarik minumannya, “Kau baru saja minum sekitar tiga gelas!”
Ji Young malah tersenyum, “Ah, aku mendapatkan beberapa energi sekarang.”
Ji Young berdiri dan melakukan senam mulut, menggerak-gerakan mulutnya. Hyung Joon bilang Ji Young melakukan trik yang buruk. Hyung Joon menghapus bekas soju di dekat bibir Ji Young dengan tangan, dan menjilatnya. (ha..)
“Hei, Ji Young. Kau hanya melemparkannya padaku, kan? Karena aku sangat menyedihkan, kan?”
“Kau tahu kau menyedihkan?”
“Baik, jadi kau melakukannya hanya untuk mengolok-olokku, kan? Seperti hari-hari di masa lalu, dengan meletakkanku pada telapak tanganmu, tarik dan lepaskn, kau melakukannya hanya untuk menakutiku, kan?”
“Tidak. Aku akan pergi ke Presiden Ma. Apa kau akhirnya kembali ke akal sehatmu? Kau mengirimku pergi.” Ji Young pun pergi karena sudah ada pengumuman acara akan segera dimulai. Hyung Joon bengong sendiri.
***
Pembawa acara memperkenalkan para juri. Madam Yang diperkenalkan, dia berdiri dan melambaikan tangan dengan genit. Lalu saat Madam Ma diperkenalkan sebagai pembuat banyak Miss Korea dan juga merupakan mantan Miss Korea tahun 1967, Jung terbelalan kaget. Berbeda dengan Madam Yang, Madan Ma membungkukan badan dengan anggun.
Heung Sam juga terkejut Madam Ma menjadi juri, “Tidak akan ada kerugian untuk Ji Young atau apapun seperti itu, kan?”
“Jika kau ingin menjadi Miss Korea, itu akan lebih baik jika kau melakukannya bersama Presdir Ma daripada kita, benar?” ujar Hyung Joon sambil menerawang menatap ke depan.
Heung Sam bertanya apa yang Hyung Joon bicarakan. Hyung Joo bilang bukan apa-apa. Tapi kita penonton tahu pasti Hyung Joon gelisah karena Ji Young sebenarnya tidak akan pergi ke Miss Korea bersama mereka.
Para kontestan dipanggil ke panggung untuk memperkenalkan diri. Sekarang kontestan nomor 17 yang merupakan seorang mahasiswi bisnis di Universitas Jeju, dia pun memperkenalkan diri.
Kang Woo bertanya pada Heung Sam apakah dia mempersiapkan kata perkenalan Ji Young dengan baik. Heung Sam bilang dia sudah menuliskannya dengan baik sehingga tidak akan kehilangan poin walaupun bukan dari Jeju. Heung sama meminta Kang Woo untuk tidak khawatir, seharusnya dia tadi melihatnya dulu.
Nomor 17 selesai memperkenalkan diri, para juri memberikan nilai. Sekarang Ji Young dipanggil ke panggung.
Pembawa acara: “Berikutnya, kontestan nomor 18, Oh Ji Young. (tiga sekawan dan semua orang bertepuk tangan) Dia adalah seorang pramugari dan mottonya adalah mengamalkan cinta.”
Ji Young berjalan ke depan dengan perlahan dan berusaha tersenyum. Seon Joo dan Sun Yeong melihatnya dengan sinis.
Hyung Joon terkejut Heung Sam mendaftarkan Ji Young sebagai pramugari. Heung Sam beralasan, elevator girl juga sama saja dengan pramugari. Lalu bagaimana dengan mengamalkan cinta, tanya Kang Woo. Heung Sam tersenyum, Ji Young mereka adalah dewi untuk semua orang.
Hwa Jung menyenggol Heung Sam kesal. Jung membela Heung Sam, dia sudah melakukannya dengan baik. Selama Ji Young bisa menang, siapa yang peduli dengan hal itu.
Ji Young melakukan ucapan perkenalan, “Halo. Selamat datang.” Ji Young membungkuk, dia melakukannya seperti saat menyapa pelanggan di DS. Hadirin tertawa. Kang Woo panik, kenapa Heung Sam menulis itu, Heung Sam bilang dia tidak menulisnya.
“Saya kontestan nomor 18, Oh Ji Young. Apakah kau ingin Tangerine Jeju yang manis?”
Ji Young mengucapkan itu dalam dialek Jeju. Heung Sam senang karena Ji Young berhasil melakukannya dengan baik. Mereka kemudian menanti dengan cemas apa yang akan diucapkan Ji Young lagi.
Ji Young dipanggung tersenyum diam, sepertinya dia lupa. Lalu dia melihat contekan di tangannya dan kembali berkata dalam dialek Jeju. Tapi sepertinya salah mengucapkan, hadirin tertawa lagi.
Heung Sam: “Mengapa dia akan makan Wang Seobang (Tuan Wang)?”
Hyung Joon: “Wang Seobang apa?”
Heung Sam: “Itu seharusnya Wangbang bukan Wang Seobang! Itu artinya ‘Kau tidak akan mengetahuinya hanya dengan bicara, datang kesini dan makan sendiri’.”
Ji Young kembali melakukan kesalahan dengan mengucapkan bibari menjadi babari. (bibari=lady, babari=jas hujan merek burberry). Hadirin pun tertawa kembali, dan Heung Sam kesal Ji Young salah mengucapkannya lagi. Ji Young yang tidak tahu kesalahannya, biasa saja, tersenyum seperti seharusnya.
Hyung Joon kesal pada Heung Sam, “Mengapa kau menulis sesuatu yang sulit untuk seorang gadis yang tidak pintar?! Bahkan akupun tidak akan bisa mengingatnya!”
Pembawa acara: “Nomor 18 Oh Ji Young terlihat sedikit gugup. Tapi semua penduduk Jeji tetap mengerti semuanya kan?” Hadirin mengiyakan. Pembawa acara memanggil kontestan berikutnya.
Madam Ma memberikan nilai nol pada setiap kolom penilaian Ji Young. Madam Yang mengintip.
Saatnya berganti pakaian. Hwa Jung membantu Ji Young. Hwa Jung meminta Ji Young melakukannya dengan baik dan tersenyum. Ji Young mengiyakan.
Sekarang adalah sesi menari diiringi seorang penyanyi kawakan. Semuanya tersenyum pada Ji Young, kecuali Seon Joo dan Sun Yeong yang yang menatap dengan licik.
Saat Ji Young menari menggerakan kakinya kesamping, dia hampir terjatuh, seperti tersandung oleh sepatunya. Tapi dia terus melanjutkan menari. Hingga beberapa kali hampir terjatuh. Ternyata hak sepatunya patah. Hyung Joo, Lee Yoon, bahkan Madam Ma memperhatikannya dengan khawatir.
Ji Young terus menari dan tersenyum. Sampai akhirnya dia terjatuh. Ji Young kembali menari dan mengingat masa-masa sulitnya sebagai elevator girl, saat Manajer Park menamparnya. Dia juga mengingat perkataan Lee Yoon yang bertanya haruskan dia memperlakukan Ji Young sebagai gadis yang dia sukai saat SMA, atau sebagai gadis yang dibawa Hyung Joon untuk melayaninya. Mungkin dia berpikir, hal itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kedua penghinaan yang diterimanya itu.
Ji Young masih terus menari dan tersenyum. Lalu dia jatuh terjerembab ke depan. Semua terkejut. Tiga sekawan berdiri. Ji Young membuka sepatunya dan kembali menari. Seon Joo dan Sun Yeong tak percaya Ji Young melakukan itu. sementara Hyung Joon berlari ke atas panggung menghampiri Ji Young.
“Ayo pergi. Hentikan sekarang juga.” Hyung Joon menarik tangan Ji Young.
“Apa kau gila? Turun!” Ji Young menolak.
“Jika kau melakukan ini, kau akan mematahkan pergelangan kakim. Sudah cukup.”
“Aku tidak mau.”
Madam Yang di kursi juri bertanya apa yang dilakukan Hyung Joon disana, apakah dia seorang pria gila. Tim ViVi juga terlihat cemas.
Ji Young berkata itu belum selesai, pergelangan kakinya juga tidak apa-apa. Jika dia melakukan itu sampai akhir, dia mungkin akan masuk ke putaran akhir. Hyung Joon marah, dia bilang bagaimana itu bisa menjadi penting, yang penting adalah kaki Ji Young. Itu benar-benar bisa menjadi masalah dalam kondisi seperti itu. Hyung Joon kembali meminta Ji Young menghentikannya sekarang. Ji Young keukeuh, dan meminta Hyung Joon untuk turun.
Hyung Joon berteriak, “Dengarkan aku!” Hyung Joon lalu memanggul paksa Ji Young dan membawanya ke belakang panggung.
Semua orang terkejut. Madam Yang bingung, apa yang sebenarnya terjadi, apakah Hyung Joon adalah pacarnya Ji Young. Walaupun dia pacarnya, Ji Young kan tidak sedang menari menggunakan pakaian renang. Sedangkan Madam Ma hanya diam menatap ke arah mereka pergi.
Pembawa acara lalu menenangkan hadirin dan menunda acara selama 30 menit.
Lee Yoon berdiri hendak keluar. Kang Shik menghadangnya dan memperkenalkan diri sebagai Direktur Perencanaa Bada Cosmetics.
***
Ji Young berteriak minta diturunkan. Hyung Joon menurunkannya di sebuah lorong. Ji Young nampak marah. Begitu juga Hyung Joon, dia berkata Ji Young tidak hanya jatuh sekali tapi berkali-kali. Ji Young juga minum tanpa rasa takut sebelumnya. Dia sudah melarang Ji Young untuk melakukannya (minum soju).
“Seorang gadis yang bahkan tidak tahu bagaimana merasa malu. Aku tidak suka orang-orang menertawakanmu!!” Hyung Joon berteriak.
“Aku harus juara pertama untukmu agar kau bisa memberikan preman itu hadiah uangku. Mengapa kau membawaku turun di tengah acara? Apakah aku mematahkan kakiku atau tidak, aku harus juara pertama jadi kau bisa membayar hutangmu!” Ji Young berteriak dan mendorong Hyung Joon.
“Bagaimana kau mengetahuinya?” Hyung Joon terkejut Ji Young bisa mengetahui yang sebenarnya terjadi.
“Apakah aku bodoh?! Kau berbohong kapanpun kau membuka mulut. Kau menjanjikan pada preman itu hadiah uang yang kau bilang aku bisa memilikinya jika aku juara pertama. Perusahaan yang kau katakan memiliki banyak uang, sebenarnya dalam ambang kehancuran dan pemilik dana (rentenir) yang memburumu kesini. Kau hendak memberikan yang terbaik untukku? Mengapa kau berbohong bahwa aku seorang pramugari? Bahwa aku hanya seorang elevator girl…apakah itu memalukan untukmu? Apa yang keluar dari mulutmu, apa kau pikir aku percaya walaupun satu kata? Di kepalamu, kau hanya bisa berpikir tentang menyelamatkan perusahaanmu!” Ji Young berteriak.
“Itu benar. Aku..adalah seseorang yang hanya bisa berpikir bagaimana menyelamatkan perusahaanku. Kau tidak tahu, tapi aku selalu menjadi bajingan seperti ini. Sepuluh tahun yang lalu dan bahkan sekarang, terus maju dengan kebohongan bergantung di mulutku. Aku mengambil keuntungan dari orang lain. Aku harus melakukan itu….
….Walaupun aku hidup seperti itu dan perusahaanku dalam tepi kematian, seorang bajingan sepertiku, untukmu yang berencana pergi pada Presdir Ma, karena aku khawatir kau akan mematahkan kakimu, seperti orang gila, aku…yang membawamu turun. Aku, juga… Bahwa aku merasa bingung dan bersikap seperti seorang idiot membuatku marah, apakah kau tahu?!”
Ji Young menangis, “Apakah seseorang memintamu untuk melakukan itu? Aku tidak mempunyai tempat untuk pergi saat aku pergi ditengah jalan seperti itu. Apa kau tahu? Bahwa aku bisa berada dalam panggung ini, aku tertangkap mencuri hanbok dan pakaian dari pusat perbelanjaan. Saat aku kembali ke Seoul, tanpa keraguan aku akan dipecat. Bagaimana aku harus hidup sekarang? Bagaimana aku harus mengumpulkan uang untuk hidup? Bagaimana seseorang sepertiku bisa menjadi Miss Korea bahkan tidak punya ide untuk dipikirkan. Sekarang, aku akan mencobanya walaupun aku mematahkan pergelangan kakiku. Tanpa meminta uang dari rumah, agar aku bisa mengumpulkan makanan sendiri, aku bisa menggunakan pakaian mandi…
…Aku bisa melakukan apapun lebih dari itu! ini adalah kontes yang aku masuki dengan resolusi seperti itu. mengapa kau membuatku turun di tengah jalan? MENGAPA?! Aku benar-benar ingin pergi untuk Miss Korea. Aku ingin mengumpulkan uang dan sukses. Tapi, itu sulit untuk melakukannya bersamamu. Kita tidak akan bisa membua sesuatu terjadi bersama. Kita cocok dengan sempurna untuk kelaparan bersama. Itulah sebabnya aku tidak bisa melakukannya denganmu. Jangan bergantung padaku. Kumohon.”
Ji Young kemudian beranjak pergi, Hyung Joon menahannya.
“Ayo pergi bersamaku.” Madam Ma menghampiri mereka. “Seperti dugaan, penilaianku tidak salah. Kuat bertahan, gigih, menyedihkan. Itu adalah kulitas yang bagus.”
“Presdir Ma…” Hyung Joon berusaha mengentikan.
Madam Ma hanya menoleh sebentar pada Hyung Joon, dan berkata kembali pada Ji Young, “Kau berjanji untuk melakukannya bersamaku, itu tidak berubah kan?”
Madam Ma menjulurkan tangannya.
Ji Young menoleh pada Hyung Joon sebentar, lalu menyambut uluran tangan Madam Ma. Hyung Joon bengong.
Madam Ma pada Hyung Joon: “Aku dengan jelas memberitahuku. Aku tidak mencuri dia darimu. Mulanya, sejak awal, dia akan pergi melakukannya bersamaku. Kau mendengarnya kan?”
Lalu Madam Ma mengajak Ji Young pergi. Hyung Joon memanggil-manggil Ji Young, lalu mengejarnya.
Flashback.
Hyung Joon membakar batu bara bersama Ji Young di depan toko Ji Young. Mereka kemudian masuk untuk meletakannya di dalam alat pemanas. Hyung Joon berkata dia akan melakukannya untuk Ji Young. Tapi Ji Young bilang dia bisa melakukannya dengan baik dan meminta Hyung Joon untuk minggir.
JY: “Tesnya besok. Jika kau menghirup asap batu bara, mereka bikang kepalamu akan sakit. Bagaimana jika kau menghirup asap dan kau tidak bisa menjawab pertanyaan?”
HJ: “Aku bilang aku akan melakukannya.”
JY: “Apakah itu sebabnya otakku buruk?”
“HJ: Hei, siapa yang bilang otakmu buruk?”
Ji Young tersenyum, lalu dia memberi arahan untuk menyalakan pemanasnya. Akhirnya pemanas sudah menyala. Mereka berdua kemudian jongkok di depan pemanas. Hyung Joon batuk-batuk. Ji Young mengambilkan air minum dari botol kakek. Hyung Joon minum, raut mukanya aneh. Ternyata kakek sudah sejak dulu sering menyimpan soju di botol minum.
Ji Young yang tidak melihat perubahan wajah Hyun Joon berkata, bahkan saat dia melakukan semuanya dengan salah, ibunya tetap mengatakan bahwa dia melakukannya dengan baik, tapi jika dia membiarkan apinya keluar dari pemanas itu, dia akan berada dalam masalah besar dengan ibunya.
Hyung Joon bertanya mengapa Ji Young memanggil ayahnya dengan sebutan ‘ibu’. Ji Young balik bertanya apakah itu aneh. Hyung Joon membenarkan, sedikit aneh.
“Hanya saja dari awal tidak ada seseorang yang bisa aku panggil ‘ibu’. Tapi aku ingin memanggil seseorang ‘ibu’, jadi aku mulai memanggil ayah dengan ‘ibu’. Ibu juga menyebutnya ‘ibu’, karena dia (ayah) juga menyukainya.”
Hyung Joon sudah terlihat mabuk, bertanya kembali kapan ibu Ji Young meninggal dunia. Ji Young menjawab saat umurnya 3 tahun.
Hyung Joon cegukan. Ji Young menyuruhnya minum air lebih banyak. Tentunya dengan air soju itu (Ji Young masih tidak tahu). Tapi Hyung Joon masih cegukan. Ji Young bilang cegukan akan berhenti jika minum air tepat saat cegukan. Ji Young menenggakan air itu tepat saat Hyung Joon cegukan, dan berhasil. Tapi Hyung Joon semakin mabuk.
“Apa yang akan kau lakukan setelah kau menyelesaikan ujianmu?”
“Apa? Well, dengan teman-teman yang mengambil ujian….” Hyung Joon menjawab dengan mabuk.
“Oppa. Jangan lakukan ujianmu dengan baik.”
“Kenapa?”
“Jika kau melakukan dengan baik ujianmu dan pergi ke Universitas Seoul, kau tidak akan bermain denganku.”
“Apa yang kau katakan? Tidak sama sekali.”
“Benarkah?”
“Tentu saja!”
“Jangan pergi MT dengan gadis dari jurusan yang sama.”
“Oke.”
“Jangan bertemu dengan gadis dari Universitas Wanita Ehwa. Jangan melakukannya dengan gadis dari Universitas Wanita Sookmyung juga, oke?”
“Oke.”
“Jangan malu karena aku.”
“Tentu saja.”
“Bahkan jika aku bukan mahasiswa, bisakah kau membawaku ke kampus Universitas Seoul?”
Hyung Joon mengangguk.
“Bahkan saat aku bekerja di pabrik setelah lulus?”
“Ya.”
“Bahkan jika aku menjadi elevator girl setelah aku lulus?”
“Ya. Apalagi?”
“Masih banyak…” Ji Young berpikir sambil memajukan bibir.
Cup. Hyung Joon yang mabuk mencium Ji Young, lalu meminta maaf.
“Seseorang mengatakan bahwa jika kau berciuman malam sebelum SAT, nilaimu akan dua kali lipat. Apakah kau benar-benar berencana untuk pergi ke Universitas Seoul?”
Hyung Joon tersenyum dan mengangguk.
“Itukah mengapa kau melakukannya. Disini?” Ji Young menunjuk bibirnya.
Hyung Joon mendekat, “Jangan memandang rendah diriku jika aku tidak menghasilkan banyak uang atau tidak melakukan apapun yang spesial.”
“Oke.”
“Jangan memandang rendah diriku bahkan jika aku tidak bekerja di Fortune 100 dan tidak memiliki mobil.”
Ji Young tersenyum, “Oke.”
Cup. Cup. Cup. Hyung Joon terus mencium Ji Young beberapa kali, membuat Ji Young tertawa. “Oppa! Apa kau ingin lulus lebih awal dari Universitas Seoul?”
Hyung Joon menggeleng, “Tidak, aku ingin lulus lebih awal dari Universitas Harvard.”
Cup. Cup. Cup. Cuuuuupppp. Ji Young mencium balik Hyung Joon dengan agak lama. Hyung Joon terkejut. Ji Young tertawa.
Hyung Joon lalu merangkul Ji Young dan memegang tangannya.
Flashback End.
***
Bersambung ke Episode 5 ~
Komentar:
Akhir yang cute menurutku.. Mereka padahal pas dulu pacaran lucu, kenapa putus ya..
Baiklah, wajar saja jika Ji Young marah pada Hyung. Hyung yang pernah berjanji akan tetap menyukainya walau apapun yang terjadi, ternyata malah menyebarkan rumor yang tidak menyenangkan tentang dirinya. Tapi belum terungkap juga ya kenapa Hyung Joon menyebutkan rumor itu. Padahal sepertinya Hyung Joon masih menyukai Ji Young.
ReplyDeleteMbak....lanjut sinopsisnya ya
........makin penasaran nih....
Gayatri
thanks a lot mbak :))
ReplyDeleteSemangat terus ya lanjutin sinop nya.
ReplyDelete({})♡̷̬̩̃̊˚˚♥♍άKα§îîîîîĦ♥˚˚♡̷̬̩̃̊({}) mbk mu2 di tnggu klnjtannya,semngat mbak, n smga yg drmah shat2 smua,amin,
ReplyDeletemakasih mbak buat sinopsis nya , alurnya agak lambat kalo menurut aku tpi tetap semangat soalnya di tulis sama mbak mumu ^^
ReplyDelete