Sinopsis MISS KOREA Episode 6 – 2
Hyung Joon datang ke QBS. Dia mencari Madam Ma. Karyawan salon salah menduga Hyung Joon mencari Madam Ma untuk potong rambut. Karyawan salon tersebut mengantar Hyung Joon ke tempat cuci rambut. Hyung Joon ingin menjelaskan tapi dia malah bertemu dengan Ji Young.
Hyung Joon menghampiri Ji Young. Mereka berdua sama-sama terkejut melihat satu sama lain disana. Madam Ma kemudian datang dan bertanya pada Hyung Joon apakah Hyung Joon disana untuk mengawasi Ji Young. Hyung Joon bilang dia ingin berbicara dengan Madam Ma.
Madam Ma menyandarkan Hyung Joon ke kursi cuci rambut, “Aku rasa kau tidak bisa meyakinkah Ji Young, huh?”
Hyung Joon berontak, “Tidak, aku tidak disini untuk potong rambut sekarang—“
Madam Ma menekan dahi Hyung Joon, “Aku penasaran kapan terakhir kalinya kau mencuci rambutmu, tapi sama sekali tidak ada volumenya (lepek). Bahkan jika itu IMF dan tidak ada yang berjalan dengan baik, jika rambut lembut dan berkilat, dan mengembang, seseorang terlihat hidup. (Madam Ma mulai mencuci rambut Hyung Joon) Saat tidak bervolume, bahkan hal yang bisa terjadi, bisa berakhir dengan tidak terjadi.”
Hyung Joon membalik kepala menghadap Ji Young, Madam Ma membalikan lagi kepala Hyung Joon untuk menghadapnya, “Daripada bertemu Ji Young sendirian seperti kucing yang tersesat, cobalah meyakinkannya di ruanganku, dihadapanku. Aku akan membuatmu menjadi lelaki yang terlihat dapat dipercaya dengan benar-benar mengembangkan rambutmu.”
Madam Ma mengucek-ngucek kepala Hyung Joon, dan mendapat tepukan tangan dari para karyawan yang melihatnya. (sepertinya ini keharusan, saat Madam Ma melakukan sesuatu, semua karyawan harus tepuk tangan, sama seperti saat Jung dipotong rambut).
Kini Hyung Joon yang rambutnya sudah klimis berada di ruangan Madam Ma beserta Ji Young. Hyung Joon mengungkapkan maksud kedatangannya, yaitu untuk membicarakan masalah operasi Ji Young.
“Presdir. Apakah kau punya kepercayaan diri untuk membuatnya menjadi pemenang pertama?” tanya Hyung Joon,
“Bagaimana jika iya?”
“Maka buat dia menjadi pemenang pertama tanpa operasi.”
“Ratu dibuat, bukan dilahirkan. Dia bisa memenangkan tempat pertama jika dia melakukan operasi payudara. Akan tetapi, itu hanya akan berhasil jika dia berada dalam rangkulanku.” jelas Madam Ma.
“Aku punya kepercayaan diri untuk membuatnya memenangkan tempat pertama tanpa operasi.” Hyung Joon yakin.
Madam Ma menanyakan kesungguhan Hyung Joon, lalu mengapa Hyung Joon tidak membawanya dan dengan percaya diri keluar dari sini hari ini. Madam Ma kemudian pamit, karena pelanggannya menunggu.
Setelah Madam Ma pergi, Ji Young berkata beraninya Hyung Joon datang kesana. Ji Young meminta Hyung Joon untuk tidak membuatnya mengulangi hal yang sama, dan meminta Hyung Joon untuk pergi. Hyung Joon bertanya haruskah Ji Young melakukan operasi itu. Ji Young mengiyakan. Hyung Joon bertanya lagi, apakah Ji Young tidak takut, apakah Ji Young baik-baik saja dengan itu.
“Aku lebih takut menjadi pengangguran, tidak bisa melakukan apapun. Aku ingin bekerja. Aku takut tidak bisa melakukan apapun. Aku ingin menghasilkan uang sendiri, dan aku ingin membuat keluargaku bahagia dengan kekuatanku sendiri.”
Hyung Joon tersenyum tipis, lalu membelai rambut Ji Young, “Kau telah tumbuh. Kau menjadi dewasa.”
Hyung Joon pamit pergi. Hyung Joon keluar dari QBS, dan sekali lagi menoleh ke arah QBS. Hyung Joon menerima pesan pager, lalu pergi. Dari bawah, Ji Young menatap kepergian Hyung Joon.
***
Hyung Joon ke kantor. Dia berusaha meyakinkan seorang distributor emulsifier yang tidak mau mengirim emulsifier ke perusahaannya melalui telpon. Heung Sam juga berusaha meyakinkannya untuk mengirim emulsifier sebelum kurs dolar naik. Tapi pihak distributor malah menutup telponnya.
Kang Woo bertanya apakah mereka sebenarnya memiliki emulsifiernya. Heung Sam bilang mereka sangat senang karena IMF. Itu kesempatan mereka untuk menimbun barang. Hyung Joon berusaha menelpon kembali, tapi tidak bisa.
Heung Sam: “Hei, orang ini beralasan seperti itu karena mereka tahu dolar akan naik. Harga emulsifier akan naik dua kali lipat!”
Kang Woo: “Kau tahu kita tidak bisa membuat bahkan satu lotion tanpa emulsifier, kan? Semua produk kosmetik memerlukan emulsifier. Pabrik akan berhenti tanpa emulsifier. Kita tidak bisa membuat produk kosmetik apapun!”
Heung Sam juga bilang orang itu menyuruh mereka untuk mati. Lalu Kang Woo mengusulkan agar mereka memberikan apapun yang diinginkan orang itu. mereka butuh emulsifier segera. Setelah dolar naik, mereka tidak akan pernah bisa mendapatkan emulsifier.
Heung Sam bertanya pada Hyung Joon, “Apa yang harus kami lakukan? Haruskah kami menghentikan pabrik?”
Kang Woo: “Tidak mungkin. Menghentikan pabrik? Itu sama saja dengan membuka masker oksigen. Itu sama saja dengan mengatakan produk kita sedang sekaran berada di ICU, dengan mengambil alat pernapasan mereka. Hyung! Haruskah aku pergi mencari rentenir lain? Kita tidak bisa menghentikan pabrik apapun yang terjadi!”
Hyung Joon hanya terdiam merenung.
***
Di CBS, Madam Yang sedang melakukan pelatihan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul saat wawancara Praeliminasi Seoul.
Madam Yang bertanya pada anak-anak asuhannya tentang IMF, orang yang menemui pihak IMF, dan tentang angka pengangguran di negara mereka. Tapi tidak ada yang bisa menjawab. Madam Yang menggulung koran dan memukulkannya pada mereka. Madam Yang mengajarkan mereka untuk jangan menjawab ‘tidak tahu’, katakan saja sesuatu.
Madam Yang kesal, “Aku sudah mengatakan pada kalian, jika kalian tidak bisa membaca koran, paling tidak tonton berita jam 9. Menjadi orang cantik yang bodoh…apakah itu konsep atau sesuatu yang bisa dibanggakan?!! Baiklah. Saat kalian pulang ke rumah hari ini, pelajari IMF. Mengerti, sayangku? Aku akan mengetes kalian besok. Apa kalian mengerti? Mengerti?”
Anak-anak didiknya serempak menjawab, “Iya.”
***
Hyung Joon mengambil uang deposit rumahnya, yang sudah dikurangi karena Hyung Joon belum membayar sewa beberapa bulan. Hyung Joon meminta hal itu dirahasiakan dari ibunya.
Hyung Joon pulang ke rumah keluarga Oh, dan menyapa kakek yang ada di luar. Hyung Joon menanyakan apakah Ji Young sudah pulang.
Hyung Joon menghampiri Ji Young yang duduk di tempat mereka dulu latihan merokok. Hyung Joon duduk disamping Ji Young yang sedang makan sosis. Hyung Joon lalu bilang agar Ji Young tidak melakukan operasi.
Ji Young tersenyum. Dia melihat Hyung Joon membual bahwa Hyung Joon bisa membuatnya memenangkan tempat pertama tanpa operasi. “Aku tidak punya uang dan kau juga tidak punya sedikitpun. Jika kita datang bersama disaat orang lain menghabiskan 10 sampa 20 ribu untuk Miss Korea, apakah kau pikir itu mungkin?” tanya Ji Young.
“Kebebasan adalah hal yang menakutkan. Bagaimana bisa kau berpikir menaruh pisau di tubuhmu secara gratis, kau gadis nakal? Apakah kau berpikir ada hal yang benar-benar gratis di dunia ini? Kau bahkan tidak akan bisa menikah. Seberapa murahan kau ingin diperlakukan oleh pria, menunjukan dadamu seperti itu?”
“Tutup mulutmu.” Ji Young tersinggung.
“Apakah itu sesuatu yang bisa dibanggakan? Memiliki yang kecil menjadi besar?”
“Itu tidak apa-apa. Kau bisa melihat dan ibu juga bisa melihat. Kakek juga akan melihatnya. Semua orang akan melihat payudaraku. Seperti apa rupanya payudaraku. Apa masalahnya? Payudaraku…apa masalah besar?” Ji Young berkata dengan sedih.
Hyung Joon kesal, “Apakah hidupmu tentang sesuatu untuk dikatakan ‘apa masalah besar?’?”
“Jika kau tidak punya kemampuan, abaikan saja itu. Akankah kau? Jadi, sekaran bahwa kau mengetahui masalah kompleks dadaku apakah itu membuatmu merasa baik? Pergilah.” Ji Young menahan tangis dan membuang muka.
“Dadamu tidaklah kompleks. Walaupun itu kecil dan terdapat bekas luka terbakar, payudara wanita itu cantik dan menarik. Tidak ada payudara wanita yang memalukan di dunia. Oke?”
Ji Young menangis.
***
Esok pagi di QBS, Madam Ma memberikan pelatihan lagi. Kali ini latihan elevator. Madam Ma menjelaskan, “Untuk menjadi Miss Korea, latihan elevator ini adalah salah satu yang terpenting dan terberat. Postur yang tepat, dada yang berisi, perut yang kuat, kaki yang lurus. Kita akan membuatnya terjadi dalam satu waktu. 30 menit, hari ini 30 menit. Besok, 40. Lusa, 50. Merasa ingin mati, kan? Bukankah itu seperti sepuluh menit pertama juga? Tapi kau belum mati, kan? Sama seperti 10 menit saat kau berpikir kau tidak bisa menjalankannya selama 30 menit, besok 40 menit. Kau bsia melakukannya 40 menit. Jadi, hari ini 30 menit tidak ada apa-apanya. Kau bisa melakukannya.”
Anak-anak didik Madam Ma terus melakukan gerakan elevator itu sambil bersandar ke dinding. Hampir semua sudah kepayahan. Turun, naik, turun, naik, turun.. Satu persatu roboh ke lantai.
“Di pra eliminasi Seoul, kau harus menjadi juara 1, 2, dan 3 untuk bisa menarik perhatian di karantina dan di putaran final, sebaik mungkin menerima perhatian lebih dari penonton dan juri.”
Tersisa dua orang, Jae Hee dan Ji Young. Madam Ma menghampiri mereka, “Oh Ji Young, kau seharusnya menjadi juara pertama. Kim Jae HEe. Akankah kau menjadi juara kedua? Jika kau naik elevator selama 30 menit, kau akan masuk ke final Miss Korea, dan siapa yang naik elevator lebih lama bisa menjadi pemenang pertama Miss Korea tahun ini. Haruskah kita menunggu untuk melihat siapa yang bertahan lebih lama? Ji Young, tarik dadamu kebelakang. Jae Hee, tarik volume payudaramu ke atas.”
Jae Hee melirik tidak senang ke arah Ji Young. Madam Ma melihat mereka berdua dengan tersenyum.
Ji Young hendak keluar dari QBS. Tiba-tiba Sekertaris Yoon menghadang dan berkata, “Tidak ada ‘nanti’. Menjadi Presdir, saat kau bilang kau tidak punya uang, ‘Baik, maka aku tidak bisa menggunakan uangku juga. Jangan melakukan operasi.’ Akahkah dia mengatakan itu? walaupun dia bilang tidak apa-apa, kau harus membawa uangnya sebelum operasi. Dan jangan biarkan Presdir menghadapi komplain dari ibu para kandidat lain. Apakah kau bahkan tidak tahu itu?! Apa yang dilakukan ibumu? Ibu macam apa dia yang hanya melepaskan putrinya kesini dan bahkan tidak menunjukan wajahnya—“
“Ibuku? 365 hari setiap tahun dia berada di toko kecil yang tidak terkenal. Jadi dia tidak punya waktu untuk mengurusi rambutnya disalon mahal seperti ini. Dia tidak sering memotong rambutnya di tukang cukur. Kenapa?”
“Apa yang kau katakan?”
***
Tiga sekawan sedang memantau pabrik. Kang Woo bilang lusa mereka tidak bisa meneruskannya lagi tanpa emulsifier. Kang Woo bertanya apakah rumah Hyung Joon sudah disewakan. Hyung Joon bilang belum.
Heung Sam: “Jika pabrik dihentikan, akan ada kegelisahaan diantara para pekerja. Bank mungkin akan menarik obligasi juga. Aku hampir gila, sungguh. Apa yang akan kita katakan pada pekerja pabrik kita? Walaupun kita belum membayar gaji mereka beberapa kali sangat lama, mereka masih mempercayai kita.”
Hyung Joon melihat para pekerjanya.
***
Hyung Joon melamun sendirian, dia mengeluarkan amplop uang deposit rumahnya. Begitu sadar Jung mendekat, Hyung Joon memasukan uangnya kembali. Jung berdiri disamping Hyung Joon. Jung bilang Hyung Joon terlihat seperti sudah memiliki surat wasiat. (maksudnya Hyung Joon terlihat seperti akan mati.)
Hyung Joon menoleh, “Kau benar-benar harus berkata seperti itu, huh?”
***
Ji Young sedang belajar memperkenalkan diri dengan tersenyum sambil menggigit sumpit. “Halo. Saya kontestan nomor 18, Oh Ji Young. Halo. Saya kontestan…”
Terdengar suara pintu bergeser, Hyung Joon masuk ke dalam toko setelah mencabut pengumuman penyewaan kamar yang masih tertempel. Hyung Joon kemudian menyerahkan uang untuk membeli mie instan. Ji Young tidak mau mengambilkan dan hanya menunjukan tempatnya. Ji Young kembali berlatih.
Hyung Joon meracik mienya, dan mengambil sumpit yang ada di mulut Ji Young. Ji Young menyuruh Hyung Joon untuk makan diatas. Hyung Joon bilang dia duduk disana sebagai pelanggan.
Ji Young mengambil sumpit yang baru dan latihan bicara lagi, “Kegemaranku adalah membaca dan mendengarkan musik.”
Hyung Joon tertawa, “Aku jatuh tertidur begitu kau membuka buku. Membaca apanya…”
Ji Young mendelik, lalu melanjutkan, “Harapanku adalah penggabungan selatan dan utara, dan kedamaian dunia.”
Hyung Joon menyela lagi, “Harapanmu adalah menjadi Miss Korea dan tidak menjadi pengangguran selama krisis IMF, dan membuat kehidupan dengan kakimu sendiri. Bukankah begitu?”
Hyung Joon mendekat, mengecek mienya. Dia berkata akan membantu Ji Young. Hyung Joon mengajak Ji Young melakukan operasi itu. Pikirannya tidak berubah sedikitpun, dia tidak mau Ji Young di operasi. Tapi jika Ji Young benar-benar menginginkannya, jika Ji Young ingin melakukannya, seperti yang Ji Young katakan, lagipula itu semua adalah miliknya.
“Jika aku membantumu, akankah kau melakukannya denganku?”
Ji Young bilang Hyung Joon membual, Hyung Joon bahkan tidak punya uang. Ji Young mengambil mie instan untuknya.
“Aku punya uang.” Hyung Joon mengeluarkan amplop, “Ini. Kau melihatnya? Kau punya uang, kan? Aku mengambil uang deposit. Aku akan membuatmu menjadi Miss Korea dengan uang ini. Aku akan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Benar.”
“Jadi, kau ingin aku dioperasi dengan uang ini? Payudara kiri adalah ruang tengah dan payudara kanan adalah kamar tidurmu? Bagaimana bisa aku berjalan dengan hal yang berat itu?”
“Punyaku hanya satu ruangan, jadi itu tidak berat sama sekali.”
Hyung Joon memberikan mienya untuk Ji Young. Ji Young bilang dia suka mie lembek. Maka makan dulu yang pertama kali di masak, ujar Hyung Joon. Ji Young bilang itu mulutnya, apakah Hyung Joon mencoba untuk mengontrol seleranya juga. Jika Hyung Joon membuatnya melakukan operasi, Ji Young penasaran berapa banyak yang akan dikontrol oleh Hyung Joon, mengakui kalau dia adalah miliknya.
“Aku tidak akan mengontrolmu. Aku tidak akan bersikeras kau adalah milikku.” Hyung Joon mendekat, “Ayo lakukan. Bersamaku.”
***
Ji Young berlatih gerakan elevator di kamar sambil memikirkan sesuatu.
***
Lee Yoon membeli sebuah ponsel, dan mencoba menghubungi nomor ponsel baru itu. Lalu Lee Yoon meninggalkan pesan di pesan suara nomor itu.
“Ini aku, Lee Yoon. Apakah pergelangan kakimu baik-baik saja sekarang? Setelah melihatmu dalam panggung di Pulau Jeju, aku menjadi sedikit penasaran. Bagaimana Oh Ji Young akan terlihat sebagai Miss Korea bukan sebagai gadis penjual rokok. Aku akan membeli rokok kapan-kapan.”
Lee Yoon menutup telponnya dan tertawa.
***
Keluarga Oh sedang sarapan. Hyung Joon yang selesai mandi memberikan salam dan hendak pergi ke kamarnya. Ji Young menyuruhnya duduk. Ji Suk bertanya apakah Ji Young hendak memberi makan pada Hyung Joon juga.
Ji Young balik bertanya, apakah mereka akan menjadi picik dan hanya mereka yang makan. Ji Suk bilang Hyung Joon bukan orang indekos, dia hanya membayar kamar, jadi mengapa Ji Young harus menyediakan makanan untuknya juga. Ji Young tak menghiraukan protes Ji Suk dan menyuruh Hyung Joon duduk lagi.
Hyung Joon mendekat dan hendak duduk diantara Paman dan Ji Suk. Tapi mereka berdua tidak membiarkan Hyung Joon bisa duduk dan menyempit ke tengah. Hyung Joon mengambil mangkuknya dan hendak duduk di samping Ji Suk, tapi Ji Suk lagi-lagi menghalangi dan mendorong Hyung Joon.
Ji Young menyuruh Hyung Joon duduk diantara dia dan ayah. Hyung Joon mendekat dan hendak duduk, kali ini ayah yang menghalangi.
Kakek bertanya kabar ibu pada Hyung Joon, dan apakah dia tahu Hyung Joon hidup seperti itu. Hyung Joon bilang tidak. Ji Young lalu menyuruh Hyung Joon duduk disampingnya. Ji Young meminta ayahnya geser sedikit.
Ji Young bilang diluar dingin, jadi Hyung Joon harus menghangatkan badan dengan makanan. Sehingga Hyung Joon bisa bekerja dengan bahu tegak. Hyung Joon tersenyum dan bertanya mengapa Ji Young tiba-tiba seperti itu padanya. Ji Young bilang karena IMF, dia sedikit longgar karena IMF.
Ji Young memberikan jatah supnya pada Hyung Joon. Hyung Joon mengembalikannya, tapi Ji Young bilang tidak usah. Ji Young malah menyuapi Hyung Joon. Semua orang melihatnya. Paman menyindir, apakah Hyung Joon tidak punya tangan, makan dengan tangannya sendiri. Ji Young memberikan tempat agar Hyung Joon bisa duduk dengan nyaman. Hyung Joon pun makan dalam tatapan keluarga Oh.
***
Ji Young keluar bersama dengan Hyung Joon. Hyung Joon bertanya apakah Madam Ma menyuruh Ji Young diet. Ji Young tidak menjawab, dan berkata Hyung Joon akan terlambat.
Kemudian Madam Ma datang dengan mobilnya dan menyuruh Ji Young masuk. Madam Ma juga bilang Hyung Joon terlalu berlebihan dengan tinggal dirumah itu sekarang.
Madam Ma pada Ji Young: “Apakah kau ingin tinggal di rumahku hingga kontes Miss Korea berakhir? Pria tua dari masa lalu, dia akan menghalangi jalanmu di rumah yang sama.”
Hyung Joon: “Wow, bicaramu dalam cara yang sangat tegas dan menyakitkan hati.”
Madam Ma: “Apakah kau tidak tahu perasaan sisa akan menghancurkan kehidupan seseorang, terutama untuk seorang wanita?”
Madam Ma kembali menyuruh Ji Young masuk. Setelah masuk Hyung Joon berkata pada Ji Young dia akan menjemput Ji Young pulang nanti malam. Madam Ma bilang lakukan apa yang Hyung Joon inginkan. Ji Young bilang Hyung Joon tidak punya mobil (mau jemput pake apa?).
Madam Ma bertanya apakah dia harus memberikan tumpangan pada Hyung Joon sampai halte bis. Hyung Joon bilang tidak usah. Kalau begitu, Madam Ma pun berangkat.
Di dalam mobil, Madam Ma berkata dia ingin Ji Young berpikir bahwa dia dilahirkan kembali dan berpikir kalau dia adalah ibunya. Madam Ma menggenggam tangan Ji Young, “Kau bisa melakukannya kan? Setelah operasi, jika kau paling tidak ingin memastikan semua luka menghilang, hari ini adalah hari terakhir untuk melakukan operasi. Kau tidak bisa memasuki pra eliminasi Seoul, jika kau melewatkan hari ini.”
Madam Ma lalu meminta Ji Young untuk datang ke klinik jam 6. Saat semuanya berakhir dan Ji Young membuka mata, Madam Ma akan menjadi yang pertama merangkul Ji Young seperti ibu Ji Young.
***
Hyung Joon ke halte bis. Dia lalu teringat uang yang semalam dia janjikan masih ada ditangannya. Hyung Joon pun bergegas menyetop taksi.
***
Di klinik (klinik yang gratis itu) Ji Young telah siap dan berganti pakaian. Madam Ma juga menunggu Ji Young di klinik yang dia sebutkan.
Ji Young masuk ke ruang operasi, dan telah siap. Dokter menanyakan nama Ji Young dan bertanya apakah ada yang membuatnya tidak nyaman. Jika tidak ada, mereka akan memulai operasinya. Dokter kembali bertanya apakah wajahnya benar-beanr tidak akan diperlihatkan.
Di luar, Hyung Joon baru saja turun dari taksi. Dengan panik dia masuk dan menanyakan keberadaan Ji Young pada suster jaga, dan bertanya apakah mungkin Ji Young sudah masuk ke ruang operasi. Suster itu tak bisa berkata-kata karena Hyung Joon terus bicara.
Hyung Joon lalu mengeluarkan uangnya,”Ini uangnya. Aku akan membuatnya melakukan operasi yang formal, jadi kau tidak boleh melakukan hal ‘sebelum&sesudah’ pada payudara Ji Young kami, oke? Jika kau melakukannya, mungkin aku akan membom klinik ini, oke? Kau mengambil foto sebelum, kan? Jika kau melakukannya, hapus secepatnya. Kau pasti mengambilnnya sekali. Kau melakukannya, kan? Hapus!”
Hyung Joon kemudian masuk ke bagian dalam klinik dan memanggil nama Ji Young. Suster berteriak, Hyung Joon tidak boleh masuk kesana.
Di dalam ruangan operasi Ji Young disuntik obat bius.
“Ji Young! Ji Young!” Hyung berjalan mencari keberadaan Ji Young.
Suster mengejar, “Oh, maaf. Kau tidak bisa membuat keributan disini!”
Hyung Joon terus berteriak, “Hei, kau tidak usah takut! Aku akan menunggu, jadi jangan takut! Hei Ji Young!”
Di dalam, Ji Young mendengar suara Hyung Joon itu. Dia lalu teringat perkataan-perkataan Hyung Joon sebelumnya pada Madam Ma.
Hyung Joon: “Apakah kau punya kepercayaan diri untuk membuatnya menjadi pemenang pertama?”
Madam Ma: “Bagaimana jika iya?”
Hyung Joon: “Maka buat dia menjadi pemenang pertama tanpa operasi.”
“Dadamu tidaklah memalukan. Payudara wanita itu cantik dan menarik. Tidak ada payudara wanita yang memalukan di dunia.”
Ji Young tersenyum. Dokter memanggil Ji Young, apakah Ji Young masih sadar. Ji Young berkata, “Dokter. Aku mendengar suara seorang pria memanggil namaku. Apakah ini sebuah mimpi? Atau…waikiki.”
“Pasien, apa kau baik-baik saja?”
“Hawaii..” Ji Young berusaha tersenyum, tapi kemudian menangis. “Hyung Joon…Hyung Joon…”
Hyung Joon mondar-mandir menunggu Ji Young diruang tunggu. Ji Young pun keluar. Hyung Joon segera menghampirinya dan bertanya apakah Ji Young baik-baik saja. Ji Young balik bertanya, mengapa Hyung Joon datang kesana, seorang pria datang ke tempat seperti itu.
Hyung Joon menatap payudara Ji Young: “Apakah semuanya sudah selesai sekarang? Itu pasti sangat menyakitkan, aku benar kan? Hei. Kau melakukannya lebih cepat daripada yang aku duga. Kau takut, kan?”
“Aish..ini memalukan.” Ji Young merasa malu ditanya-tanya seperti itu, lalu berjalan pergi.
“Tidak, itu tidak memalukan. Hei, Ji Young. Aku dengar dada akan terasa sangat sakit, jadi…” Hyung Joon tampak berpikir, “Mungkinkah dia tidak melakukannya?” (Hyung Joon aneh setelah operasi Ji Young malah melenggang tanpa merasa kesakitan.)
***
Madam Ma kesal karena Ji Young tidak juga datang. Yang datang malah Jae Hee. Madam Ma bertanya mengapa Jae Hee datang, Jae Hee tidak perlu datang dan seharusnya latihan sekarang.
“Siapa yang nomor satu untukmu, Presdir? Apakah kunci suksesmu hanya Oh Ji Young? Aku akan dibawah orang yang berpikir akan menjadi nomor satu.” Jae Hee berkata dengan nada emosi. Madam Ma hanya menatapnya.
Lalu Ji Young datang. Madam Ma marah dan membentak Ji Young, “Apa yang kau lakukan sekarang?!”
“Maafkan aku.” Ji Young menunduk.
“Aku pikir kau mengalami kecelakaan atau terluka!” Madam Ma benar-benar khawatir.
“Aku tidak akan melakukan operasi.”
“Apakah itu karena kau takut? Tidak apa-apa. Aku akan mendapatkan jadwal lain besok.”
“Aku tidak bisa melakukannya.”
“Apa kau mengundurkan diri?”
“Tolong usir aku keluar.”
“Ji Young..” Madam Ma tak percaya dengan apa yang dikatakan Ji Young.
“Aku tidak bisa melakukannya sesuai keinginanmu. Aku harus dan ingin menjadi Miss Korea tapi aku takut melakukan operasi sama seperti merasa bersalah tidak memberitahu keluargaku. Dan aku tidak bisa begitu saja menerima penawaran kemurahan hatimu seperti ini tanpa rasa malu.”
“Alasanmu menyedihkan. Jangan menghabiskan tenaga. Kau. Ini karena Presdir ViVi itu kan?”
“Tidak, bukan itu alasannya.”
“Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak terikat dengan pria yang belum dewasa. Di saat yang panting ini, kau ingin mengubah jalan hidupmu karena dia? Orang tolol. Aku tidak akan berpegangan pada orang yang tidak menyukaiku. Bisakah aku mengatakan sesuatu padamu? Berdasarkan saranku, kau harus melakukan operasi dan tinggal dalam duniaku untuk memenangkan tempat pertama. Jika kau meninggalkanku, kau bukan apa-apa. Kita lihat. Aku akan menunjukan padamu apa artinya meninggalkanku.”
Madam Ma berkata pada Jae Hee. Sesuai keinginannya, Jae Hee baru saja menjadi yang pertama secara langsung. Walaupun itu bukan Ji Young, Jae Hee bisa menjadi nomor satu. Kecemburuan Jae Hee tidak cocok untuknya. “Jadi, apa kau mengatakan kau ingin pergi bersama CBS Yang Choon Ja?”
Jae Hee bilang bukan begitu. Madam Ma bilang, jika Jae Hee ingin pergi, Jae Hee bisa pergi juga. Jae Hee berusaha menjelaskan, bukan begitu maksudnya.
“Itu berlaku sama untukmu. Untukmu, kau adalah kandidat nomor satu hanya saat kau bersama denganku. Jika kau pergi ke tempat lain, maka kau tidak akan bisa. Bersamaku atau tanpaku, adalah poin yang paling panting, jika kau ingin menjadi Miss Korea. Aku akan menunjukannya pada kalian berdua.”
Madam Ma kemudian beranjak pergi. Ji Young menunduk hormat dan berkata dia akan melakukan yang terbaik. Madam Ma menyuruh Ji Young bergeser, lalu pergi diikuti Jae Hee.
***
Madam Ma minum-minum di rumahnya. Dan menari-nari sendiri diiringi musik. Madam Ma melepaskan ke-stress-annya.
***
Ji Young melamun di kamarnya, lalu Hyung Joon masuk dengan pelan, takut ketahuan yang lain. Hyung Joon tersenyum dan bertanya mengapa Ji Young tidak melakukan operasi, apakah karena dia. Apakah yang dia katakan benar-benar masuk ke dalam hati Ji Young. Ji Young bilang dia tidak berpikir seperti itu.
Ji Young melamun kembali, Hyung Joon menatapnya, “Wow! Kau benar-benar terlihat seperti Miss Korea dari sudut ini. Sangat cantik.”
Ji Young tertawa, “Opaa. Berhenti membaca pikiranku mulai sekarang.”
“Hei. Berada di dekatmu dan mencoba membaca pikiranku sejak 10 tahun lalu menjumlahkan seluruh kehidupan cintaku. Itu akan aneh untuk menghentikannya tiba-tiba.”
“Ayo lakukan, kau dan aku.” ujar Ji Young.
“Apa?”
“Aku bilang ayo lakukan.”
Hyung Joon tersenyum, Ji Young bertanya apakah Hyung Joon tidak mau melakukannya. Hyung Joon menyangkal, bagaimana bisa dia tidak mau.
“Jika kau tidak membuatku menjadi Miss Korea, kau mati.” Ancam Ji Young.”
“Sejujurnya, jika aku tidak melakukannya, aku akan berakhir dengan mati. Jung Seon Saeng dan semua perusahaan, juga.”
Ji Young mengajak Hyung Joon memberikan semua yang terbaik, seperti hidup mereka tergantung pada hal itu.
Hyung Joon tersenyum mengiyakan.
“Waikiki.” Ji Young tersenyum.
“Hawaii.” Hyung Joon menimpali.
“Wiski.” Ujar Ji Young lagi.
“Kimchi.” Hyung Joon menimpali lagi dan tertawa.
“An Jeun Ki. Kabuki. Oi Jee.” (An Jeun Ki = ukuran tinggi dari tulang ekor sampai atas kepala saat duduk, Kabuki = teater drama tarian Jepang, Oi Jee = ketimun)
Hyung Joon tertawa melihat tingkah Ji Young.
“Halo. Apa kabar? Tersenyum adalah yang terpenting.” Ujar ji Young kemudian tersenyum pada Hyung Joon.
***
Bersambung ke episode 7 ~
Komentar:
Bersyukur Ji Young sadar walaupun di detik-detik terakhir. Di episode ini juga sangat jelas terasa jika Hyung Joon masih menyukaii atau mulai menyukai Ji Young lagi. Dulu Ji Young juga sepertinya sangat menyukai Hyung Joon. Terbukti keluarganya sangat membenci Hyung Joon, mungkin karena saat dulu putus Ji Young begitu terluka.
AaaaaaaaaaaaaaaÁaaaÀaa aÁ...tmbh aj cerita nyyyyyyyyyyaaaaaa..akhir nya ji young lakuin nya bersama hyung joon...
ReplyDeletembkk sinopsis golden raimbow nya. Cepetan yg mbkkkkkk...mkshhhhhh...
makasih mbak masih nyempetin buat sinopsis buat kami para readers,moga sehat selalu ^^
ReplyDeleteTapi..apakah dengan HJ JY bisa menang tanpa melakukan operasi? Dan menang melawan Jae Hee? Hmm..
ReplyDeletembk semangat trus yaa
ReplyDeletemakasih :)
naidra