Sinopsis MISS KOREA Episode 8 – 2

Sebelumnya di bagian 1

 

Pria-pria Oh masih mencari Ji Young. Lalu ada segerombolan perserta yang berlarian mengenakan pakaian renang melewati mereka. Mereka melihat dengan seksama apakah ada Ji Young diantara mereka. Tidak ada. Ada lagi segerombolan yang lewat. Mereka melihatnya lagi, apakah itu Ji Young. Bukan.

 

Paman dan Ji Suk terus saja memandangi kontestan yang lewat dari belakang. Kaget memukul kepala mereka dengan tongkat, “Sadarlah! Kau tidak akan sadar?” Paman dan Ji Suk memegangi kepala mereka masing-masing.

 

Ayah bilang mereka semua memakai model rambut dan pakaian renang yang sama. Ji Suk kemudian ingat Ji Young punya ponsel. Mereka pun bergegas menuju telpon umum. 

Ji Young dan rombongan tengah berjalan menuju tempat acara. Hwa Jung masih merapikan rambut Ji Young, dan Ji Young berjalan sambil mengangkat-angkat tangannya. Hyung Joon bertanya apa yang dilakukan Ji Young sekarang. Ji Young bilang gerakan itu akan membantu menaikkan dada.

 

“Kau tidak malu?” tanya Hyung Joon lagi.

 

“Aku akan berada di panggung dengan pakaian renang. Ini tidak ada apa-apanya. Aku tidak merasa malu.” Ujar Ji Young.

 

Kemudian tiga sekawan mengikuti gerakan Ji Young dan berseru, “Hurray! Oh Ji Young Hurray! Hurray! Oh Ji Young!”

 

Ji Young lalu mendapatkan telpon dari nomor tidak di kenal. Dia pun menjawab.

 

Ji Suk: “Hei! Dimana kau sekarang?!”

 

Ji Young agak gugup menjawab, “Menurutmu dimana? Perpustakaan.”

 

Ji Suk: “Apa? Bagaimana bisa kau berbohong, benar-benar!”

 

Kakek merebut telpon dari Ji Suk, “Ji Young! Kau tidak mau memberitahu kami yang sebenarnya?”

 

Ji Young: “Apa, kakek?”

 

Hyung Joon kaget, “Itu kakek?” Ji Young menyuruh Hyung Joon tutup mulut.

 

Kakek: “Dimana kau, kenapa terdengar seperti terengah-engah?”

 

Ji Young: “Tidak apa-apa kakek. Sampai bertemu nanti malam.”

 

“Kompetisi pakaian renang akan segera dimulai. Para kontestn silahkan bersiap-siap di belakang panggung.” Terdengar pengumuman panitia oleh kedua belah pihak.

 

Ji Young: “Kakek, sekarang aku…telpon..”

 

Hyung Joon mengambil alih ponselnya, “Ah ya kakek, ini Hyung Joon. Aku sedang terburu-buru jadi marahi saja aku saat sudah di rumah. Maafkan aku.”

 

Ji Young sudah berjalan menuju tempat acara bersama yang lain. Hyung Joon menutup telponnya dan segera menyusul. Para pria Oh bingung Ji Young menutup telponnya. Mereka pun memutusakan mencarinya lagi.

 

Kedua kubu berlari dengan tujuannya masing-masing dan tanpa sengaja bertemu. Ji Young kaget melihat keluarganya. Keluarga Ji Young juga kaget, bahkan ayah sampai lemas dan seperti ingin pingsan.

 

Paman menatap tajam Hyung Joon yang ada disana, “Apa kau yang membuatnya memakai pakaian renang seperti ini?”

 

Ji Suk juga bertanya pada Hyung Joon, “Apa kau mendukungnya untuk mengikuti kontes seperti ini?”

 

“Aku… itu….” Hyung Joon sedikit sulit untuk mengatakannya, dan akhirnya berkata, “Ya. Aku memintanya untuk mengikuti kontes Miss Korea.”

 

“Kenapa?” tanya paman. “Kenapa kau membuat Ji Young kami melakukan sesuatu yang buruk seperti ini? Kecuali kau bersumpah untuk mencegah dia menikah… bahkan saat dia di sekolah, setelah kau menyakiti hatinya dan pergi, dia mengurung dirinya di kamarnya dan menangis setiap hari dan tidak mau keluar. Kenapa kau muncul lagi dan membuatnya berdiri di depan laki-laki tanpa pakaian? Huh?”

 

Hyung Joon terbata, tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

 

“Samchoon.” Ji Young menyela. “Apa aku ini anak-anak? Aku meminta Oppa untuk membantuku. Itu tidak seperti itu, Ibu!” Ji Young berusaha meyakinkah ayah.

 

 

Kakek menyuruh Ji Young menutup mulutnya dan menarik Ji Young pergi dari sana. Ji Young bertahan, Ji Young berkata dia memakai pakaian renang agar dia bisa mendapat pekerjaan. Dia jua tidak bisa menggunakan pakaian renang tahun depan walaupun dia menginginkannya.

 

“Jangan memakain pakaian renang ini untuk menyelamatkan kehidupanmu!” bentak kakek.

 

Paman menarik tangan Ji Young yang satu lagi, “Bahkan jika aku tidak menikah, aku bisa memberimu pakaian dan menyuapimu. Jadi berhentilah berkeliaran telanjang seperti ini di cuaca yang dingin, benar-benar, tolonglah!”

 

Ji Young menepis semua tangan yang memegangnya dengan marah, “Lepaskan!”

 

Ayah maju dengan marah ke depan Ji Young dan menamparnya keras. Ayah mengacungkan tangannya ke atas, “Di atas sana, suara ibumu memarahiku, aku bisa mendengar itu seperti petir! Karena aku tidak kompeten, karena aku tidak mengajarimu dengan baik, itulah kenapa kau menjadi seperti ini. Dia memakiku.”

 

Ji Young memegang pipinya, “Jika aku benar-benar mempunyai ibu, dia tidak akan melakukan hal seperti ini. Bagaimana seorang ibu yang sebenarnya seorang laki-laki bisa mengerti perasaan anaknya? Hanya karena kau berlaku seperti seorang ibu, kau pikir kau seperti wanita? Apa kau pikir kau benar-benar ibuku?” Ji Young mengusap air matanya.

 

Ayah terluka mendengar perkataan Ji Young itu, matanya berkaca-kaca. Kakek menarik ayah ke belakang, lalu kakek mengacungkan tongkat pemukulnya, “Gadis nakal ini! Tidak berpikir sebelum berbicara! Beraninya kau berbicara pada ibumu sesuatu yang buruk.”

 

Kakek hendak memukul Ji Young. Hyung Joon menangkap tongkatnya dan berkata mereka tidak punya waktu lagi. Kakek meminta Hyung Joon melepaskannya, lalu kakek mendorong Hyung Joon.

 

Kakek menyuruh yang lain segera membawa Ji Young. Jadilah tarik-menarik Ji Young, dengan tim ViVi yang menahan Ji Young. Ji Young menepiskan tangan mereka semua karena merasakan sakit.

 

“Kakek. Ibu. Maafkan aku. Aku salah. Aku akan pulang.” Ujar Ji Young. Tentu kakek dan ayah merasa senang.

 

Hyung Joon menghampiri Ji Young, lalu Ji Young memberikan kode. Hyung Joon secepat kilat menarik tangan Ji young melewati para pria Oh dan berteriak pada Jung untuk mengurus sisanya.

 

Tim ViVi lari mengejar Hyung Joon dan Ji Young. Jung menghadang para pria Oh. Mereka mengeroyok, mendorong Jung.

 

Ji Young merasa kesakitan berlari dengan hak tinggi. Hyung Joon membuka sepatunya untuk dikenakan Ji Young. Dia sendiri tidak mengenakan sepatu dan membawa sepatu hak Ji Young.

***

 

Di ruang tunggu, Madam Ma tampak berpikir melihat para kontestan. “Itu bukan salah satu dari anakku. Itu bukan Oh Ji Young juga. Lalu…”

 

Madam Ma melihat seorang kontestan yang terlihat sedang mencari sesuatu. Ternyata itu adalah Seon Joo, anak didiknya Madam Yang.

 

Madam Ma menggelindingkan botol itu ke arah Seon Joo. Seon Joo akhirnya menemukan yang dia cari. Botol itu. Seon Joo meminumnya, dan memasukan botolnya ke dalam tasnya.

 

Kemudian para kontestan keluar ruangan karena diminta panitia untuk menunggu di belakang panggung. Madam Ma diam berdiri sampai ruangan kosong. Setelah kosong Madam Menghampiri meja Seon Joo dan membaca nama dan nomor pesertanya disana. Juga memastikan botol itu memang milik Seon Joo.

***

 

 

Hyung Joon memakaikan sepatu pada kaki Ji Young. Hyung Joon bertanya apakah Ji Young baik-baik saja. Ji Young mengangguk. Hyung Joon mencium kening Ji Young, lalu menyuruhnya masuk.

 

Panitia kemudian mengumumkan bahwa Komisaris Pemilu Partai yang berkuasa saat ini, anggota majelis, Kim Suk Chul telah hadir di ruangan kompetisi. Panitia meminta hadirin bertepuk tangan.

 

Jae Hee yang sedang berjalan, menghentikan langkahnya mendengar ayahnya ada disana dan sangat terkejut.

 

Para pria Oh kemudian masuk ke ruangan itu dan. Paman dan Ji Suk, masing-masing menggetok kepala Hyung Joon. Ayah nunjuk-nunjuk dan kakek mengancam dengan pemukulnya.

***

 

Di belakang panggung, Soo Yeon (baru inget namanya, di episode 1 udah di sebut padahal.. -.-) dan beberapa temannya anak didik Madam Ma dengan sinis meminta Ji Young karena ingin mengatakan sesuatu. Mereka mendorong paksa Ji Young.

 

Mereka mendorong Ji Young ke dinding, “Kau mengkhianati Presdir Ma setelah merayunya seperti seekor serigala, dan kau merayu juri juga!”

 

Ji Young meminta mereka menyingkir, tapi mereka semakin mendesak Ji Young. Soo Yeon berhasil mengambil bantalan Ji Young, dan dia mengguntingnya. Soo Yeon melemparkan bantalan itu pada Ji Young.

 

“Mari kita lihat apa kau akan menjadi Miss Korea seperti itu.” ujar Soo Yeon kemudian masuk kembali.

 

Ji Young memungut bantalannya yang tak bisa lagi dikenakan. Ji Young merasa kesal.

***

 

Acara di mulai, MC memanggil satu persatu 50 kontestan yang bertanding.

 

“Kontestan no 1, Choi Soo Yeon. Usia 23 tahun, tinggi 169, berat 50 kg, 33-24-35.”

 

Dia masuk dengan percaya diri. Paman dan Ji Suk melihat tanpa berkedip. Sedangkan kakek dan ayah, membuang muka.

 

“Kontestan no 2, Shin Sun Yeong. Usia 24 tahun, tinggi 172.4 cm, berat 52.9 kg, 35-23-36.”

 

Madam Yang riweh memberikan pengarahan dari kursinya pada Sun Yeong. Sun Yeong salah posisi bedirinya.

 

“Kontestan no 3, Kim Jae Hee. Usia 24 tahun, tinggi 171.9 cm, berat 51.9 kg, 36-23-36.”

 

Jae Hee terlihat gugup, takut ketahuan ayahnya. Jae Hee berjalan dengan lesu ke atas panggung. Kang Woo yang melihatnya menduga Jae Hee sedang sakit. Jae Hee takut-takut memandang ke arah penonton. Suk Chul sedang mengobrol dengan rekannya sehingga tidak melihat wajah Jae Hee. Jae Hee melihat ke arah ayahnya, kemudian saat ayahnya yang menoleh ke panggung, Jae Hee berbalik pindah tempat ke belakang. Madam Ma melihatnya dengan bingung. Saat Jae Hee masih membelakangi penonton, Suk Chul pergi. (jadi, dia tidak menyadari Jae Hee ada di dalam kontes itu. Suk Chul sempat menoleh lagi, tapi tidak bisa melihat dengan jelas pada Jae Hee.)

 

 

“Kontestan no 4, Im Seon Joo. Usia 22 tahun, tinggi 171.1 cm, berat 51 kg, 37-25-36.”

 

Madam Yang bertepuk tangan keras, memuji Seon Joo melakukannya dengan baik. Madam Yang sambil berdiri. Madam Ma yang duduk dibelakang memanggilnya, dan menyuruhnya duduk. Madam Yang meminta maaf dan duduk kembali.

 

“Selanjutnya kontestan no 5, Oh Ji Young.”

 

Tim ViVi bertepuk tangan heboh. Kang Woo dan Heung Sam bersorak. Kakek menggetok kepala mereka. Ji Young masuk dengan senyumannya. Ayah berpaling karena malu.

 

“Oh Ji Young, usia 25 tahun, tinggi 170.5 cm dan berat 50 kg”. (sebelumnya aku pernah menyebutkan usia Ji Young 27 tahun, gak tau yang bener yang mana)

 

Kakek berkata pada ayah, dia merasa telah hidup terlalu lama (sehingga harus menyaksikan Ji Young seperti itu). Sementara ayah masih berpaling dan menutup matanya berkata pada kakek, dia tidak percaya yang ada di panggung itu adalah anaknya dan dia yang melahirkannya. Ji Suk juga memalingkan wajahnya dan mengeluh pada ayah, apa-apaan, empat laki-laki tidak bisa menghentikannya. Paman juga terlihat tidak nyaman melihat Ji Young, dia berkata apa yang bisa mereka lakukan pada Ji Young.

 

Madam Yang melongo terkejut melihat dada kecil Ji Young. Madam Ma biasa saja, karena dia sudah tahu. Tim ViVi juga merasa terkejut seperti Madam Yang. Heung Sam bertanya pada Hwa Jung, apakah Ji Young tidak memakai bantalan. Hwa Jung bilang Ji Young sudah memakainya sebelum dia pergi.

 

“Lalu kenapa seperti itu?” Heung Sam mendesah, “Apakah itu ulah gadis lain yang mengetahui kelemahannya? Mungkin gadis-gadis itu lebih seperti gangster daripada Miss Korea.”

 

Para pria Oh yang duduk dibelakang Tim ViVi mendengar perkataan Heung Sam. Kakek bertanya, “Apa yang sudah dilakukan gadis-gadis itu pada Ji Young-ku?” Ayah meminta kakek untuk tenang. Dan ternyata Lee Yoon dan Madam Ma juga mendengar mereka.

 

Para juri berkomentar tentang Ji Young. Semuanya sempurna, tapi dadanya sedikit menyedihkan. Kakinya panjang dan tangannya, juka kakinya lurus dan panjang. Dan Ji Young jadi yang pertama saat kompetisi wajah tanpa make-up. Salah seorang bertanya apa yang harus mereka lakukan. Juri yang lain mengusulkan untuk menjumlahkan nilai dari wajah tanpa make-up dan kompetisi pakaian renang lagi. Semuanya pun setuju.

 

MC terus memanggil sampai kontestan terakhir.

***

 

Beberapa panita berjalan dengan membawa nampan yang berisi mahkota, selempang, dan rangkaian bunga, untuk para pemenang.

 

“Kontes Miss Seoul 1997 adalah penyisihan awal untuk kompetisi Miss Korea. Diantara 50 kontestan kami akan mengumumkan 5 finalis. Kami akan menyebutkannya secara acak.”

 

“Selamat kepada Choi Soo Yeon, Kim Jae Hee, Shin Sun Yeong, Oh Ji Young, dan Im Seon Joo. Silahkan maju ke depan.”

 

Tim ViVi dan juga keluarga Oh senang Ji Young berhasil masuk ke dalam 5 besar. Lalu MC mengumumkan akan ada 3 orang yang akan masuk ke final, pemenangnya ditentukan dengan menjumlahkan nilai dari kompetisi wajah tanpa make-up dan pakaian renang. MC pun akan mulai mengumumkan.

 

“Pertama, saya akan mengumumkan runner up kedua. Runner Up kedua Miss Seoul 1997 adalah….kontestan no 1, Choi Soo Yeon.”

 

Soo Yeon melonjak kaget dan maju ke depan. Para hadirin bertepuk tangan. Heung Sam bertanya pada dua sekawan, apakah dia terlalu berlebihan jika menginginkan juara pertama, tapi setidaknya Ji Young bisa menjadi runner up pertama. Heung Sam mengajak semuanya memikirkan yang bagus-bagus saja.

 

Soo Yeon mendapatkan buket bunga, selempang, dan mahkota.

 

“Runner Up kedua Miss Seoul 1997 adalah….seseorang yang sangat dihormati adalah…kontestan no 3, Kim Jae Hee.”

 

 

Madam Yang ikut berdiri dan bertepuk tangan. Sekertaris Yoon bertepuk tangan dengan senang, lalu berhenti ketika melihat ekspresi Madam Ma yang biasa saja.

 

Jae Hee mendapatkan buket bunga, selempang, dan mahkota.

 

“Sekarang, hanya tinggal pemenang. Pemenangnya akan memakai mahkota tapi akan dua orang yang tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke babak final.”

 

Tim ViVi bergandengan tangan menanti dengan tegang. Keluarga Oh juga tampak tegang.

 

“Lalu sekarang, saya akan mengumumkan pemenangnya! Pemenang Miss Seoul 1997! Pemenangnya adalah….”

 

Semua menunggu dengan tegang.

 

“Kontestan….no 4, Im Seon Joo!”

 

Seon Joo melonjak gembira. Begitupun Madam Yang yang berada di kursi penonton. Madam Ma menatap tajam ke depan. Ji Young ikut bertepuk tangan. Tim ViVi dan keluarga Oh merasa lemas dan kecewa.

 

Di atas panggung, Sun Yeong menahan tangisnya. Ji Young juga tampak menahan tangis.

 

Seon Joo mendapatkan buket bunga, selempang, dan mahkota.

 

Madam Yang berteriak dari kursi penonton sambil menangis haru: “Aku bangga padamu, sayangku! Kau yang terbaik! Lebih baik dari suamiku!”

 

Di panggung, Ji Young berusaha tersenyum. Tapi air mata mengalir di pipinya. Hyung Joon dan keluarga Oh menatap Ji Young sedih. Dan ternyata Ji Young dan Sun Yeong berada di posisi ke 4 dengan nilai yang seimbang. MC meminta hadirin bertepuk tangan untuk pemenang ke empat. Ayah bertepuk tangan kecil untuk Ji Young.

 

Wartawan naik ke panggung dan memotret para pemenang.

 

Seperti Ji Young yang menangis, Hwa Jung dan Kang Woo juga menangis. Jung melihat Hwa Jung yang menangis lalu pergi keluar. Kang Shik melihat Jung keluar dan mengikutinya. Lee Yoon juga tampak kecewa.

 

Hyung Joon tidak menangis, dia malah tersenyum pada Ji Young dan meminta Ji Young untuk tersenyum. (backsound: Street Of Angel-Every Single Day, haruuuuu….)

 

Madam Ma menulis sesuatu pada selembar kertas.

 

Jung melamun di luar, dia juga sedih Ji Young tidam mendapatkan juara. Kang Shik muncul dan berkata bahwa permainan sudah berakhir, jadi apa lagi yang perlu Jung pertahankan. Jung bilnag bahwa hidup Kim Hyung Joon itu bernilai.

 

Jung menoleh, “Kau mengancamku atau mencoba bernegosiasi?”

 

Kang Shik: “Fakta bahwa ViVi sudah tidak ada harapan, bukankah kau sudah melihatnya dengan matamu hari ini? Kenapa kau tidak memberikan sampelnya sekarang? Kantorku selalu terbuka.”

 

Jung tak mengatakan apa-apa dan pergi dari sana.

 

Kembali ke dalam. Seorang wartawan yang waktu itu ada di lobi, menyapa Madam Ma. Tampaknya mereka kenalan lama. Madam Ma tersenyum lalu meminta tolong wartawan itu untuk memberikan kertas darinya pada pemenang sebagai pesan ucapan selamat. Wartawan itu bersedia menyampaikannya.

 

Wartawan itu naik ke atas panggung dan memberikan kertas dari Madam Ma. Seon Joo agak bingung menerimanya, dia membuka dan membacanya: “Sesuatu yang kau minum adalah air gandum (malt water), kan?”

 

Senyum Seon Joo sedikit menghilang. Dia gugup, ada yang mengetahui kebohongannya. Madam Ma tersenyum tipis melihatnya.

 

 

Ji Young menunduk, dan menangis semakin deras. Hyung Joon hanya bisa menatapnya dari jauh. Madam Ma juga melihat Ji Young yang menangis.

 

Flashback beberapa adegan.

Saat pertama kali Ji Young berkenalan dengan Hyung Joon di tempat pemandian.

Saat Hyung Joon dan Lee Yoon melihat Ji Young berjalan melewati sekolah mereka.

Saat Lee Yoon mengajak Ji Young berkencan dan Ji Young menolaknya.

Saat Ji Young mengajarkan caranya merokok pada Hyung Joon.

Saat Hyung Joon dan Ji Young menyanyi bersama di bis.

 

Saat Hyung Joon menunggu Ji Young di luar hotel, ketika Lee Yoon bersama Ji Young di dalam hotel.

 

Lalu saat Hyung Joon mencium Ji Young dalam mabuknya saat SMA.

 

Saat Yoon memberikan anting pada Ji Young, dan mengatakan Ji Young terlihat cantik lebih dari yang dia bayangkan.

Saat Ji Young menghirup dan merasakan udara dari dalam bis di Pulau Jeju.

 

Saat Ji Young naik ke atas panggung dalam kontes pakaian renang.

 

Saat Hyung Joon melemparkan pesawat kertas buatannya dan terjatuh di pundak Ji Young.

 

Terakhir saat Ji Young yang menangis di atas panggung, sedih karena tidak mendapatkan juara apapun.

 

Lalu terdengar suara penyiar radio sepuluh tahun yang lalu yang juga muncul di akhir episode 3: “5 November 1987. Ah, hari ini sangat panjang dan tidak terduga. Hujan sepanjang hari, tapi bersalju di malam hari. Ini seperti suatu kebohongan kita harus memakai payung di siang hari. Pada malamnya, cukup untuk melemparkan briket batubara. Cukup untuk membuat manusia salju karena salju turun begitu banyak. Lalu apakah hari ini hujan, atau haruskah kita mengatakannya bersalju?”

***

Bersambung ke Episode 9 ~

 

 

Komentar:

 

Hyung Joon…dia itu manis banget sih, hehe… karaternya memang menghangatkan, tidak heran jika Ji Young dulu menyukainya. Dan tidak heran juga jika Hyung Joon setelah putus dengan Ji Young jadi playboy. Perempuan mana yang gak jatuh jika diperlakukan seperti itu, hehe…

 

Dari awal, Hyung Joon tidak memaksakan Ji Young untuk membantunya mengikuti kontes, walaupun dia berbohong tapi dia tidak memaksa. Dan yang terakhir pun Ji Young sendiri yang memutuskan ikut, karena dia sendiri memang ingin mengikuti kontes. Maka dari itu, aku rasa, Hyung Joon tidak bisa menunjukan kekecewaanya karena Ji Young tidak menang. Walau kehancurannya sendiri di depan mata, dia harus tetap memberika dukungan untuk Ji Young. Apalagi Hyung Joo jelas mengetahui sifat Ji Young, yang sebenarnya masih manja.

 

Malt water biasa diminum oleh ibu-ibu yang sudah melahirkan, untuk menghentikan ASI setelah menyusui. Tapi saya sendiri belum pernah nyoba, hehe… Yang pasti berarti Seon Joo tidak sah menjadi pemenang karena dia berarti sudah mempunyai anak, dan itu tidak diperbolehkan dalam kontes. Jadi, kalau ketahuan, ada kemungkinan Ji Young naik ke runner-up kedua. Semoga saja.

 

Oya, Madam Ma melakukan itu, bukan karena dia ingin menolong Ji Young, tapi karena Madam Ma memang tidak menyukai kecurangan.