Sinopsis MISS KOREA Episode 9 – 2
(masih flashback) Hyung Joon masuk ke dalam sebuah diskotik. Dia mencari seseorang. Yang dicari ternyata sedang menari. Hyung Joon hanya bisa memandanginya.
***
Hyung Joon mengantar Ji Young pulang. Ji Young duduk dan meminta Hyung Joon bernyanyi untuknya. Hyung Joon menghela nafas.
“Kau tidak mendengarku dengan serius, kan? Apa kau pikir aku melakukan ini untukku? Jika kau tidak kuliah, apalagi yang akan kau lakukan? Pelayan toko? Apa kau akan bekerja di pabrik? Elevator girl?”
Ji Young bertanya apakah ada yang salah dengan itu.Hyung Joon duduk disamping Ji Young. Hyung Joon berkata dia sudah bilang bahwa dia akan membantu Ji Young. “Kau punya waktu untk dansa bersama pemuda, tapi tidak ada waktu untuk belajar? Apa kau ingin bermain sepuasnya? Apa prioritasmu untuk bermain? Pada tahap itu, kau bisa berakhir dengan bermain-main tanpa bekerja selama sisa hidupmu. Itulah faktanya.”
“Karena Oppa tidak bermain denganku. Aku tidak punya pilihan lain selain bermain bersama anak-anak lain.” Ji Young beralasan.
Hyung Joon bilang dia ada ujian tengah semester, dia tidak punya waktu untuk bermain. Tapi Ji Young bilang Hyung Joon bisa bermain saat dia bersamanya. Kenapa Hyung Joon menyuruhnya belajar dan pergi kuliah.
“Aku ingin bermain denganmu, kencan denganmu, pergi ke bioskop denganmu, makan ddeokbokki dan ramyun denganmu. Tidak ada kosa kata bahasa Inggris dan rumus matematikan yang bisa aku lakukan sampai sekarang. Aku tidak mau melakukannya bersamamu. Yang aku inginkan hanyalah bersamamu.” Jelas Ji Young.
Hyung Joon diam saja. Ji Young kemudian berdiri dan berkata Hyung Joo pasti malu padanya. Menurut Ji Young, Hyung Joon takut dia menempel pada Hyung Joon dan bahkan tidak mau kuliah.
Hyung Joon berdiri, “Aku hanya melakukan ini agar kau tidak akan menyesal nantinya. Berapa kali aku bilang, ini bukan karena aku malu padamu!!”
“Bohong. Kau tahu aku ini memalukan.”
Hyung Joon bertanya apa Ji Young benar-benar akan menjadi seperti itu. Ji Young bilang, Hyung Joon tidak memandang gadis-gadis di kampusnya seperti itu. Ji merasa Hyung Joon benci Ji Young pergi ke kampusnya.
“Kalau begitu, jangan datang. Jika kau tidak mau kuliah, jangan datang. Kampusku…bukanlah tempat orang yang datang untuk bermain.” Hyung Joon lalu pergi.
Ji Young menangis di kamarnya.
***
Hyung Joon memandangi bola baseball kenangan mereka, di tempat pemandian. Ji Young datang dan menyimpan bungkusan buku yang dibelikan Hyung Joon.
“Aku tidak membutuhkannya.” Ji Young kemudian berbalik pergi.
“Hei, Oh Ji Young.” Hyung Joon memanggil.
Ji Young berbalik.
“Aku juga tidak butuh ini.” Hyung Joon menaruh bola itu.
Ji Young mengambil bola itu dan melihatnya. Ji Young menatap Hyung Joon dengan marah, lalu membawa bola itu pergi.
Masih banyak pria yang mengantri membeli rokok di toko keluarga Oh. Pesona Ji Young ternyata masih berlangsung. Ji Young melayani para pemuda yang membeli rokok dengan riang.
Setelah semuanya pergi, Hyung Joon mendekat dan meminta salah satu pak rokok yang tadi juga di beli oleh para pemuda itu. Tapi Ji Young bilang dia tidak punya rokok merk itu. Ji Young menutup jendelanya dan pura-pura tidak ada Hyung Joon disana.
Lama, Hyung Joon memandangi Ji Young. Dia lalu beranjak pergi, dan meletakan bungkusan buku itu di atas kotak bakpau. Setelah Hyung Joon pergi. Ji Young meihat keluar, mencari sosok Hyung Joon yang sdah berlalu. Ji Young nampak kecewa dan sedih. Dan sepertinya inilah akhir kisah cinta mereka.
Flashback end.
Hyung Joon memeriksa pesannya di telpon umum, dan ada satu pesan dari Hwa Jung yang bilang bahwa mereka sudah mendapatkan sampelnya kembali.
Ji Young menunggu Hyung Joon di depan toko CD. Dia mendengarkan lagu yang sedang diputar.
“Ah, ke sisiku, kau akan kembali lagi.
Tapi aku ingin tahu, saat itu, ketika kita bertemu lagi, akankah kau mampu mencintaiku?
Selama waktu berlalu, berapa banyak air mata, yang akan aku teteskan?”
Hyung Joon menghampiri Ji Young, dan lama memandanginya dari belakang. Lalu dia memanggil dan mengajak Ji Young minum.
Mereka pun memesan minuman dan makanan di sebuah warung. Hyung Joon menyuapi Ji Young daging. Hyung Joon bertanya apakah Ji Young tidak akan menyuapinya juga. Tidak akan, kata Ji Young.
Hyung Joon bertanya, mengapa Ji Young tidak membuat gelembung sekarang. Ji Young bilang itu karena usianya. Hyung Joon memberikan permen karet pada Ji Young dan menyuruhnya membuat gelembung. Ji Young tidak mau, tapi Hyung Joon memaksa.
Ji Young pun mengambil permen karet dan mengunyahnya. Mencoba membuat gelembung, tapi tidak berhasil. Ji Young bilang karena sudah lama tidak melakukannya, dia tidak bisa membuat gelembung dengan baik. Ji Young lalu bertanya mengapa Hyung Joon ingin dia membuat gelembung.
“Aku jatuh cinta padamu saat melihatmu membuat gelembung. Ketika gelembung muncul dari bibirmu dan meledak, kau tahu seberapa banyak hatiku bergetar?” Hyung Joon tersenyum. Ji Young juga.
Hyung Joon melanjutkan, “Saat mengunyah permen karet dan setiap kali aku melihat seorang wanita membuat gelembung, aku memikirkanmu, selama sepuluh tahun. Setahun setelah kita putus, aku bertanya-tanya bagaimana Ji Young-ku akan membuat gelembung dengan permen karet setelah lulus. Setelah dua tahun, aku ingin tahu bagaimana dia meniup gelembung dalam lift.”
Ji Young menanggapi, “Aku akan dipecat jika aku melakukan itu.”
Hyung Joon kembali melanjutkan, “Saat kau keluar ke masyarakat..Saat aku bertemu dengan pria lain..akankah dia membuat gelembung?”
Ji Young: “Aku harus mencoba menjadi pemalu. Kenapa aku akan membuat gelembung? Aku akan terlihat seperti wanita nakal.”
Hyung Joon: “Aku ingin tahu apa sekarang kau akan menjual rokok dan membuat gelembung.”
Ji Young: “Akan ada rumor di seluruh kota, bahwa aku masih belum dewasa, tersenyum murah, dan mengunyah permen karet. Aku tidak akan bisa menikah.”
Hyung Joon: “Tapi, bahkan ketika kau semakin tua, aku pikir kau akan selalu dan selamanya membuat gelembung. Karena kau adalah cinta pertamaku…satu-satunya dan selamanya.”
Hyung Joon kemudian minum dan berkata lagi, “Terima kasih. Ayo kita putus lagi.”
Ji Young menatap Hyung Joon. Hyung Joon mengangguk membenarkan, lagi. Ji Young bertanya, dia ditolak lagi. Hyung Joon membenarkan.
“Kau memulainya sendiri dan sekarang kau juga melipatnya sendiri?”
“Hiduplah dengan baik, seperti yang kau inginkan.”
Ji Young meminta ijin membuat gelembung. Hyung Joon mengijinkan. Ji Young lalu membuat gelembung. Hyung Joon manggut-manggut melihatnya.
“Hatimu baru saja hancur, Oppa.”
“Ya.” Hyung Joon masih manggut-manggut.
“Jika aku mendengarkan Oppa dan pergi kuliah, apa kita tidak akan putus? Atau kita akan putus?”
Hyung Joon tak bisa menjawab.
(Di adegan ini tuh Hyung Joon beda banget, dia seperti mabuk, tapi tidak mabuk. Loyo begitu…)
***
Ji Young pulang ke rumah sendirian, dan bertemu Yoon yang sedang menunggunya di luar rumah. Yoon bilang setiap kali dia menelpon, kakek Ji Young yang menjawab. Ji Young berkata Yoon harus lebih bersahabat dengan kakeknya. Yoon tertawa, lalu bertanya apakah Ji Young baik-baik saja. Ji Young membenarkan, lalu balik bertanya apa yang dilakukan Yoon disana.
Yoon duduk disamping Ji Young, “Berhentilah bertemu Hyung Joon. Hyung Joon mengalami kesulitan. Ini akan sulit untukmu juga, jika kau tinggal bersamanya.”
Ji Young: “Benarkah?”
Yoon: “Ada kehidupan lain selain Miss Korea. Jika kau mau, aku bisa menunjukannya padamu, kehidupan yang berbeda.”
Ji Young menoleh.
***
Ji Young masuk kamarnya dan termenung. Dia lalu mengambil sebuah kotak. Di kotak itu ada bola kenangannya bersama Hyung Joon. Ji Young memikirkan sesuatu.
***
Madam Ma makan malam bersama Seon Joo. Madam Ma bilang, Seon Joo pasti punya alasan dengan minum air gandum dan mengikuti Miss Korea. Hal itu tidak bisa hanya di tutup-tutupi, tapi Seon Joo harus menyingkir diam-diam. Kemudian Seon Joo dan bayinya bisa mendapat perlindungan. Madam Ma berjanji akan membantu Seon Joo.
Seon Joo hanya terdiam lalu menatap Madam Ma.
***
Esok pagi. Hyung Joon membaca koran, dimana disebutkan Kim Jae Hee dan Choi Soo Yeon dikonfirmasi masuk ke final. Heung Sam mengomentari Hyung Joon yang melihat berita itu disaat sudah tahu hasilnya.
Hwa Jung masuk dan meletakan sampel BB cream mereka di atas meja. Hyung Joon memegangnya dan merasa lega. Dia bertanya bagaimana Hwa Jung meyakinkah Jung Seon Saeng.
“Hyung Joon…” Hwa Jung ingin mengatakan sesuatu. Tapi begitu Hyung Joon menyahut, Hwa Jung tidak jadi mengatakannya. (sepertinya Hwa Jung ingin memberi tahu masalah klaim asuransi itu.)
Hwa Jung pun kemudian menanyakanya keadaan Ji Young, apakah baik-baik saja. Giliran Hyung Joon yang gugup, dan mengiyakan. Hwa Jung bilang kemarin mereka sangat gila karena tidak mengurus Ji Young dan pergi masing-masing. Ji Young juga pasti merasa kesulitan karena dia tidak berhasil.
Hyung Joon bilang Ji Young baik-baik saja. Lalu Hyung Joon pamit keluar sebentar.
Heung Sam lalu bertanya di mana Hwa Jung menangkap Jung. Hwa Jung memberitahu, dia menangkapnya di depan Bada Cosmetics.
Kang Woo terkejut mendengarnya, dan merasa marah. Dia lalu bergegas keluar. Heung Sam mengikutinya.
Kang Woo dan Heung Sam pergi ke kantor Bada untuk menemui Kang Shik. Kang Woo melarang Heung Sam ikut dengannya. Walaupun Heung Sam bilang dia ingin mengatakan banyak hal pada Kang Shik, Kang Woo tetap melarang Heung Sam ikut. Dia akan mengatasinya sendiri.
Kang Woo masuk ke dalam ruangan Kang Shik, dan langsung bertanya mengapa Kang Shik melakukannya. Kang Shik bertanya mengapa Kang Woo datang ke kantornya.
Kang Woo kembali bertanya mengapa Kang Shik menyuruh Jung mencuri sampel milik ViVi. “Itu Hyung, kan? Perusahaan Hyung bisa bertahan tanpa itu, tapi kami? Kami akan mati tanpa itu. Apa kau tidak malu di hadapanku?”
Kang Shik mencibir, “Melihatmu menatapku dan berbicara, sampel itu pasti benar-benar menakjubkan. Itu menarik minatku.”
***
Ji Young pergi menemui Madam Yang.
***
Ayah dan paman pergi ke Dream Departement Store, hendak menyuap Manager Park agar mempekerjakan kembali Ji Young. Ayah membawakan minuman kaleng dan uang, tapi terlalu sedikit jadi paman menambahkan uangnya.
Mereka menemui Young Sun dan akhirnya mengetahui semua yang sebenarnya terjadi saat Ji Young keluar dari sana.
“Itulah sebabnya Eonni tidak punya pilihan lain, selain berhenti. Manager Park membuatnya jadi pencuri. Dia mengambil uang pesangon enam bulan gajinya, dan berpura-pura bahwa dia (Ji Young) ingin pensiun dini, tetapi kenyataannya, dia memecatnya.” Young Sun menangis menjelaskannya.
Paman kesal dan ingin menghajar Manajer Park. Ayah menahannya.
Paman dan Ayah di lift. Manajer Park masuk. Paman masih merasa kesal. Ayah dengan ramah menyapa Manajer Park dan memperkenalkan diri sebagai ayah dari Ji Young. Ayah ingin bersalaman, tapi Manajer Park yang melihat kamera CCTV mengacuhkannya.
Ayah memberikan kardus minumannya. Manajer Park bilang dia tidak menerima suap. Ayah meminta maaf karena tidak sopan. Dengan angkuh Manajer Park bilang dengan ayah memperlakukannya seperti itu sekarang itu juga tidak menyenangkan.
Manajer Park: “Kau sudah tahu pencuriannya, kan? Aku mendiamkannya.”
Ayah: “Aku akan mengembalikan akal sehatnya jadi dia tidak akan pernah melakukannya lagi. Manajer, tidak bisakah kau membiarkan dia bekerja disini lagi di bagian manapun?”
Manajer Park: “Kau tidak harus memikirkan dia bekerja atau tidak. Untuk seorang gadis yang tertangkap mencuri yang tidak takut konsekuensinya, dia berani masuk kontes Miss Korea dan mempermalukan dirinya sendiri. Bahkan jika dia putrimu, bagaimana mungkin kau bisa mempersembahkan pencuri pada kami? Apa? Apa kalian pikir Dream Departement Store kami sama dengan seperti kios di kota kecil?”
Paman lalu menegur Manajer Park yang sudah bicara keterlaluan.
Manajer Park: “Bahkan untuk gadis dungu dan tidak berpendidikan, dia melakukan semua hal di dalam lift ini! Karena dia, para pelanggan berhenti datang. Dalam situasi ini, kau bilang apa? Biarkan dia kembali bekerja? Seorang gadis yang tidak memiliki rasa malu dan integritas. Gadis macam apa itu???”
Tangan ayah gemetaran menahan marah atas penghinaan Manajer Park pada anaknya.
Paman membalas kata-kata Manajer Park dengan bicara tidak formal, “Apa itu sebabnya kau tidak membiarkannya buang angin atau membuatnya kehilangan makanannya? Meski dia menderita kram di kakinya dan kehilangan sirkulasi darah, selalu di awasi oleh kamera sialan itu yang membuatnya hampir tidak bisa bernapas dengan nyaman. Dia tidak punya tempat untuk pergi, jadi dia terus bertahan. Tapi kau mengantongo uang pesangonnya 6 bulan. Kau menelanjanginya keluar di musim dingin untuk membeku sampai mati? Hah?!”
Ayah berusaha menahan paman. Ayah meminta maaf pada Manajer Park. Manajer Park yang tahu bahwa dia di awasi, dia meminta minuman yang dibawa ayah dan membuangnya ke lantai. Juga uangnya, dia hambur-hamburkan. (untuk mendapat pencitraan lewat CCTV, jadi dia dipuji karena tidak menerima suap.)
***
Hyung Joon menemui Madam Yang. Hyung Joon meminta Madam Yang untuk membuat Ji Young Miss Korea. “Aku memintamu membuatnya jadi pemenang. Terus terang, aku akui bahwa kau akan jauh lebih baik dalam hal itu daripada aku. Aku mengharapkan bantuanmu.” (Hyung Joon ingin memastikan Ji Young mendapatkan yang dia inginkan.)
Hyung Joon berdiri dan akan pergi. Madam Yang mencibir, Madam Yang memberitahu bahwa Ji Young mengatakan dia tidak akan melakukannya. Hyung Joon menoleh tak mengerti.
“Ji Young bilang dia tidak akan melakukannya bersamaku. Di kesini, di kursimu.” Madam Yang menjelaskan dengan kesal.
“Apa kau membujuknya semalam? Seberapa rendah seorang pria harus menangis…ugh! Ugh! Ugh! Aku ingin tahu apakah kau ingin hidup seperti itu.”
Flashback.
Ji Young masuk ke dalam café dan duduk di hadapan Madam Yang. Madam Yang tersenyum senang karena mengira Ji Young akan pindah ke dalam bimbingannya.
Ji Young: “Presdir. Aku memikirkan hal ini dengan kepala bodohku semalaman. Tolong buat aku jadi runner up kedua.”
Madam Yang tersenyum: “Tentu saja.”
Ji Young: “Aku akan memulai ladi dengan Kim Hyung Joon.”
Madam Yang terkejut: “Apa katamu?”
Ji Young: “Kenapa kau lebih suka membuat sainganmu, kandidat Presiden Ma, sebagai pemenang dan akan menghasilkan tempat pertama baginya? Katakan apa alasan di baik itu lebih dulu.”
Madam Yang kesal dan berkata bahwa Ji Young tidak dalam posisi untuk berdebat. Ji Young seharusnya mengucapkan terima kasih dan langsung minum (menerima tawarannya tanpa bertanya apapun). Ji Young bilang mungkin itu bukan hal yang patut disyukuri, tapi hal yang alami. Ji Young bertanya apakah dia salah. Madam Yang tak bisa berkata apa-apa lagi.
Flashback end.
Hyung Joon keluar dari café dan berjalan. Dia tersenyum.
***
Sun Yeong melihat berita tentang Miss Korea di koran. Dia menghubungi seseorang.
“Apa ini agen koran? Aku punya informasi tentang Miss Seoul tahun ini.”
***
Hwa Jung masuk ke restoran waktu itu. Ada Jung yang sedang makan disana. Hwa Jung duduk membelakangi Jung. Setelah sebentar berpikir, Hwa Jung pindah tempat duduk di meja Jung, berhadapan dengannya. Jung menatapnya heran
Ahjumma mengantarkan pesanan Hwa Jung. Hwa Jung langsung melahapnya, lalu berkata pada Jung agar dia tidak memberitahukan pada yang lain masalah Hyung Joon. Hwa Jung menjelaskan, walaupun mereka pria, tapi mereka mudah takut.
Jung diam saja memandang Jung. Dia memberikan makanannya pada Hwa Jung. Hwa Jung memakannya.
***
Hyung Joon pulang dengan gembira. Menyapa paman dan ayah yang sedang duduk di dekat tangga. Mereka diam saja, mereka syok karena perlakuan Manajer Park tadi.
Hyung Joon mencari Ji Young di kamarnya, tapi kosong. Hyung Joon lalu masuk kamarnya, dan terkejut melihat Ji Young sedang headstand disana. Hyung Joon bertanya kenapa Ji Young di kamarnya dan apa yang terjadi.
Ji Young: “Aku merasa seolah-olah aku akan mati gugup, jadi jangan bicara padaku. Ini tempat yang lebih baik untuk latihan dan lebih nyaman.”
Hyung Joon: “Ini kamarku.”
Ji Young: “Ini rumahku. Aku berkata pada Presdir Yang, dengan mengertakkan gigi, tapi aku tidak bisa bilang apa aku melakukanya dengan baik atau aku gila. Aku benar-benar bingun dan menyesal. Aku benar-benar takut. Bagaimana jika aku membuat pilihan yang salah?”
Hyung Joon (maaf) nungging untuk bicara pada Ji Young: “Entah kau di posisi ke tiga atau ke empat, kau akan pergi bersamaku..apa itu yang kau bilang? Benarkah?”
Ji Young: “Hilangkan posisi ke empat!”
Hyung Joon mengangguk. Ji Young bertanya, apakah dia bisa masuk ke final. Lalu ponselnya berdering. Ji Young duduk dan menerima telponnya.
***
Madam Yang menerobos masuk ke dalam kantor Madam Ma dengan marah dan melemparkan koran ke meja.
“Miss Korea 1997 Penyisihan Seoul ternyata seorang ibu tunggal.”
Madam Yang bertanya mengapa Madam Ma melakukan itu, melaporkan masalah Seon Joo pada media. “Apa kau tidak bisa bersamaku mengambil poisisi pertama kontes Miss Seoul? Ah.. kau akan menjadikan gadis ini sebagai pemenang? Karena Kim Jae Hee secara materi di tingkat kedua, dia berada di posisi kedua. Seon Joo secara materi peringkat pertama, aku yakin dia akan jadi pemenangnya! Kau melihat gadis ini membuat kesalahan ketika di panggung. Apa kau benar-benar harus berada di tempat pertama?”
Madam Ma menanggapinya dengan tenang, “Orang yang memasukkan gadis cacat dalam kontes itu kau. Bukankah itu benar-benar dirimu yang ingin mengambil posisi pertama terkutuk dalam kontes Seoul? Untuk mengirim seorang ibu menyusui, memakai baju renang?”
Madam Yang kesal, apakah Madam Ma pikir dia memasukan Seon Joo walaupun tahu hal itu. Madam Ma bilang, Madam Yang sudah berdisa entah dia tahu tahu atau tidak.
Madam Ma: “Kemana kau membuang kelayakanmu, sebagai pecundang yang bahkan tidak bisa mengendalikan kontestan sendiri.”
Madam Yang: “Kau bisa menyelesaikan masalah ini diam-diam. Apa kau benar-benar harus mengekspos ini? Bagaimana kau bisa mengubur hidup-hidup seorang gadis yang masa depannya begitu cerah? Aku..tidak akan berdiri untuk ini tanpa perlawanan.”
Madam Yang juga bilang, dia tidak akan pernah membiarkan Jae Hee menjadi pemenang. Dia tidak akan duduk saja melihat Jae Hee menjadi pemenang. Madam Yang kemudian pergi.
Madam Ma berkata pada Jae Hee, bukankah lebih baik jika Jae Hee jadi pemenang pertama. Jae Hee terdiam.
(Maksud Madam Ma, jika Jae Hee yang menang waktu itu, tidak akan ada pertengkaran semacam itu antara dirinya dan Madam Yang. Intinya, tidak telalu menimbulkan keributan besar kalau Seon Joo yang pernah hamil itu bukan pemenang. Dan waktu itu memang seharusnya Jae Hee bisa jadi pemenang, kalau saja dia tidak kaku saat berjalan di panggung. Jae Hee kan kaku karena ada ayahnya…)
***
Ternyata yang menelpon Ji Young adalah panitia Miss Korea: “Sebagai pemenang ketiga Miss Seoul, kau telah mendapatkan tempat untuk masuk final.”
Ji Young merasa terkejut, tapi belum bereaksi masih mendengarkan arahan panita lebih lanjut yang menanyakan umur Ji Young apakah masih memasuki standar (masih), dan bertanya apakah Ji Young sudah menikah dan memiliki anak (tentu saja tidak). Penita menyuruh Ji Young membawa KTP dan datang ke tempat pelatihan, Lawrence Hilss Hotel, 2 hari lagi jam 6 sore. Ji Young secara otomatis akan didiskualifikasi jika telambat datang, dan jika tidak membawa semua syarat yang diperlukan.
Hyung Joon yang menguping tersenyum senang. Ji Young menutup telponnya.
“Oppa! Dunia ini tidak dingin seperti yang kita pikirkan.”
“Tidak, dunia ini dingin.”
“Mungkinkah dunia menyanjung kerja kerasku? Apa yang harus dilakukan? Terima kasih!” Ji Young mencium udara lagi. “Terima kasih! Apa yang harus dilakukan?”
Hyung Joon tersenyum dan menunjuk pipi kanannya minta dicium juga. Cup. Ji Young mengecupnya.
Hyung Joon menunjuk pipi kirinya minta dicium juga. Cup. Ji Young mengecupnya.
Hyung Joon menunjuk bibirnya. Cup. Ji Young mengecupnya juga disana. Mereka pun sedikit salah tingkah.
Tapi Hyung Joon lalu mengecup balik bibir Ji Young. Ji Young terkejut.
“Selamat! Ji Young, kita akan ke final!”
Mereka berdua lalu berteriak bersamaan, saking senangnya. Ji Young berdiri dan jingkrak-jingkrak. Mereka tertawa dan berpelukan. Hyung Joon berterima kasih pada Ji Young.
***
Bersambung ke episode 10 ~
Komentar:
Jadi, ternyata akhir kisah cinta mereka dulu adalah karena keegoisan masing-masing. Ji Young tidak bisa hanya menyalahkan Hyung Joon. Karena sikap dia sendiri juga yang waktu itu membuat Hyung Joon merasa kesal, dan akhirnya tidak kembali. Untuk pria, mungkin ya, Hyung Joon sudah membuang harga dirinya untuk Ji Young dengan kembali mengantarkan buku itu. Namun, sikap Ji Young yang malah mengacuhkannya, membuat Hyung Joon merasa sia-sia saja dia datang.
Nah, Hyung Joon, tidak tahu.. Wanita memang seperti itu. Mungkin juga ya, ini berdasarkan pengalamanku aja. Wanita itu terkadang lain di mulut lain di hati. Lain dari sikap dan lain yang sebenarnya diinginkannya. Buktinya, setelah Hyung Joon pergi, Ji Young masih mencari sosok Hyung Joon. Dia ingin dibujuk Hyung Joon, tapi Hyung Joon hanya bisa menyalahkan Ji Young.
Tapi….berita baiknya adalah…Ji Young sepertinya mulai menyukai Hyung Joon lagi. Atau malah mungkin sebenarnya dia memang masih menyukai Hyung Joon selama ini. Karena dia memutuskan untuk maju bersama Hyung Joon setelah melihat bola kenangan mereka. Bahkan Ji Young mengabaikan tawaran Yoon.
Tapi sepertinya juga karean Ji Young tidak mau mencurangi Madam Ma.
Kalau Hyung Joon, kita sudah tahu dan Hyung Joon juga sudah mengakuinya, kalau dia memang menyukai Ji Young lagi.
Mbk mumu gomawo... Dttunggu klanjutn'y mkin asyik aj jd suka ma Hyung joon oppa...
ReplyDeleteFighting...
*IU SYIIFA
makasih bgt ya mbk :))
ReplyDeletegomawo mbk mumu... lanjut episode 10 ya...
ReplyDelete