Sinopsis MISS KOREA Episode 5 – 1
Miss Korea Episode 5
Madam Ma menjulurkan tangannya. Ji Young menoleh pada Hyung Joon sebentar, lalu menyambut uluran tangan Madam Ma. Hyung Joon bengong.
Madam Ma pada Hyung Joon: “Aku dengan jelas memberitahuku. Aku tidak mencuri dia darimu. Mulanya, sejak awal, dia akan pergi melakukannya bersamaku. Kau mendengarnya kan?”
Lalu Madam Ma mengajak Ji Young pergi. Hyung Joon memanggil-manggil Ji Young, lalu mengejarnya.
***
Tim ViVi keluar dari ruangan. Jae Hee, Sekertaris Yoon, Lee Yoon dan Kang Shik keluar juga dari pintu yang lain. Madam Yang dan dua gadisnya juga keluar. Mereka semua mencari-cari kemana Hyung Joon membawa Ji Young.
Mereka semua kemudian terkejut melihat Ji Young dituntun keluar oleh Madam Ma, dengan Hyung Joon mengejarnya dari belakang. Heung Sam bertanya-tanya mengapa Ji Young keluar bersama Madam Ma.
“Hei, Oh Ji Young!” Hyung joon kembali memanggil Ji Young.
Ji Young akan berbalik, Madam Ma melarangnya, “Jangan melihat ke belakang. Jika kau melihat ke belakang, hidupmu akan tertinggal seperti omong kosong, seperti pria itu.”
Ji Young pun tidak menoleh dan berjalan kembali bersama Madam Ma. Hyung Joon masih diam mematung. Jae Hee dan Sekertaris Yoon bergegas menyusul Madam Ma.
Tim ViVi mendekati Hyung Joon dan bertanya apa yang terjadi. Jung juga bertanya mengapa Madam Ma mengambil Ji Young. Hyung Joon masih terdiam tak menjawab.
Madam Yang mengingat pertemuannya dengan Ji Young sebelum kontes berlangsung.
Flashback. Madam Yang bertanya Ji Young, “Kau akan masuk Miss Korea bersama kami, kan?”
Ji Young membungkuk dan meminta maaf, dia sudah mendaftar di suatu tempat. Madam Yang bertanya dimana, apakah di salon sekitar. Ji Young tak menjawab. Flashback end.
Madam Yang kesal, dan melipat tangan. Ji Young benar-benar sesuatu, dia pura-pura tidak tahu apapun, tapi dia benar-benar mengeluarkan ekor rubah. Sun Yeong juga kesal, Madam Ma juga seorang juri dan membiarkan kontestannya mengikuti kompetisi. Tapi Madam Yang bilang, dia melihat sebelumnya Madam Ma memberikan nilai nol pada Ji Young, jadi komplain masalah itu tidak akan mungkin.
Heung Sam memarahi Hyung Joon, “Apakah kau memihak Ji Young sekarang dalam keadaan seperti ini? Oh Ji Young tidak bersalah? Lalu ini salah siapa? Salah siapa? Siapa?!” Heung Sam mendorong Hyung Joon.
Hyung Joon memegang kepalanya, “Baik. Ini semua kesalahanku, jadi berhenti.”
“Ini benar-benar penghianatan. Dia tahu bagaimana perasaan kita terhadapnya. Tapi dia memukul kita dari belakang kepala dengan mengetahui itu akan sakit dan pergi sambil memegang tangan Presiden Ma!” Heung Sam masih marah.
“Dengan uang dari kalung yang aku jual, dia mendapatkan pakaian dari bawah sampai atas, bahkan sepatu untuk digunakan. Benar-benar.” Jung berlari keluar gedung.
Hwa Jung akhirnya bicara, “JIka dia benar-benar memikirkan tentang Miss Korea, bahkan akupun akan pergi ke Presiden Ma. Akankah dia cukup gila untuk melakukannya bersama pria pemula seperti kalian?”
“Apa kau senang? Apakah kau pikir itu untuk kebaikan? Ini sudah buruk, dan sekarang kau menaruh garam dalam luka yang baru?!” Heung Sam tersinggung.
Plak! Hwa Jung menampar Heung Sam, “Apakah kau tidak akan berhenti?”
Hyung Joon menengahi mereka kemudian pergi. Hwa Jung juga pergi, Heung Sam mengejar. Kang Woo duduk dengan sedih, dan putus asa. Para hadirin dari ruangan keluar.
Lee Yoon menertawakan mereka. Kang Shik yang berada di sampingnya berkata Lee Yoon sepertinya sangat tertarik dengan ViVi Cosmetics. Lee Yoon tersenyum dan membenarkan, tentu saja. Dia lalu undur diri.
Kang Shik menghubungi seseorang. Dia meminta orang itu untuk menyelidiki apa yang sedang dilakukan anak-anak ViVi sekarang. Dia juga meminta orang itu untuk menemukan sampel produk terbaru yang mereka (Bada) belum ketahui. Dan jangan membuatnya terlalu jelas kalau mereka menyelidiki.
Kang Shik menghampiri Kang Woo, dan berkata dengan nada mengejek, “Kau tidak mendengarkanku saat aku menyuruhmu untuk masuk perusahaan kami, dan apa yang dilakukan preman bajingan itu yang membuatmu berkeliaran di sekitarnya?”
Kang Woo berdiri kesal, “Hyung, akan lebih membantu jika kau berpura-pura kau tidak mengenalku.” Kang Woo kemudian pergi.
***
Madam Ma dan rombongan menuju parkiran. Dia menyuruh Ji Young duduk di sebelahnya. Jae Hee agak tertegun mendengarnya. Mungkin merasa posisinya di ambil, tapi dia diam saja dan duduk di bangku depan.
Mobil berjalan. Jung datang dari belakang dengan berlari dan berteriak untuk menghentikan mobilnya. Jung berdiri di depan mobil, membuat Sekertaris Yoon mengerem mendadak.
Madam Ma tertawa tipis, “Mengapa aku merasa akulah satu-satunya uang mencuri? Katakan padaku dengan jelas. Aku tidak mencurimu, kan?”
Ji Young membenarkan, dan dia minta maaf. Madam Ma kemudian berkata pada Sekertaris Yoon, Jae Hee dan Ji Young tidak boleh terluka, jadi Sekertaris Yoon harus tetap menutup pintu mobil dan jangan pernah berpikiran untuk keluar. Jika dia keluar, maka dia akan mati ditangan Madam Ma.
Madam Ma keluar dengan tenang untuk menghadapi Jung. Jung berkata agar Madam Ma menyuruh Ji Young keluar. Jung menyebut Ji Young dengan ‘wanita nakal’. Madam Ma marah, bagaimana bisa Jung menyebut Ji Young dengan sebutan itu. “Hari ini, mulai saat ini dan ke depannya, aku adalah Oh Ji Young dan Oh Ji Young adalah aku. Jadi jika kau ingin mengatakan sesuatu pada Oh Ji Young, katakan saja semuanya padaku.”
Jung kesal dan menendang spion mobil Madam Ma hingga patah. Sekertaris Yoon hendak keluar, Madam Ma membentaknya. Seketaris Yoon pun mengurungkan niatnya.
“Bahkan sampai beberapa saat yang lalu, di atas panggung, Oh Ji Young itu…” Jung menunjuk Ji Young yang berada dalam mobil, “..saat wanita nakal itu terjatuh dan melakukan semua omong kosong, aku berpikir Miss Korea benar-benar lelucon yang sempurna. Bahkan Presiden Kim dan anak-anak itu mengatakan padaku bahwa perusahaan akan bertahan hanya jika Oh Ji Young menjadi Miss Korea, dan itu hanya akan menjadi satu-satunya cara untuk membayar kembali uangku! Aku tidak berkedip sekali, dan aku mengatakan pada mereka untuk sadar dan menghentikan kegilaan ini. Tapi..”
Madam Ma: “Tapi?”
Jung: “Tapi, melihatmu dengan apa yang telah kau lakukan, membuat otak bodoh ini sadar, ‘ini tidak benar!’. Aku..melihat pasa hari itu juga! Aku juga melihat dengan mata kepalaku sendiri dengan jelas! Di salonmu, kau punya banyak gadis yang secantik, bahkan lebih cantik dibanding Oh Ji Young! Kenapa seorang wanita kaya dengan sembilan gadis melawan sebuah tim dengan satu gadis, mencoba mencuri dari anak yang putus asa yang mencoba untuk bertahan hidup? Kau adalah…sebuah perusahaan besar. Dalam hal Miss Korea, mereka adalah sebuah toko pojokan. Kenapa kau sangat serakah dengan apa yang kau inginkan dan mencuri tepat di bawah hidung orang?”
Jung kembali menunjuk Ji Youing di dalam, “Oh Ji Young..gadis itu, adalah wanita iblis! Kau juga wanita iblis! Aku..tidak mengambil pihak dengan orang-orang naif, barandalan dari ViVi Cosmetics. Tapi melihat mereka dihancurkan oleh dirimu dan bertengkar diantara mereka sendiri..aku melakukan ini karena mereka tidak bisa diharapkan dan aku frustasi!” Jung berkata dengan penuh emosi. Tapi Madam Ma masih diam dengan tenang.
Jung kemudian berkata dia akan masuk ke dalam dan membunuh semua berandalan itu (tim ViVi), dan dia akan memukul Oh Ji Young, si pengkhianat. Jadi, Jung berharap Madam Ma mau menyerahkan Ji Young. Madam Ma dengan tenang berkata dia tidak bisa.
Jung kembali marah, “Serahkan dia, dasar ular berbisa!”
Madam Ma mendekat pada Jung, “Kau harus tahu semuanya sebelum mengumpat kepada orang lain. Atau marah kalau kau punya hal untuk marah. Oh Ji Young…berkata kalau dia ingin bergabung ke timku dengan mulutnya sendiri secara sukarela. Jika aku memaksanya, ksatria jahat di sisinya akan datang untuk menyelamatkannya dariku. Dan dia akan menantangku duel. Itu akan masuk akal. Kudengar kalau kau seorang rentenir? Jika uangnya ada, dan kau menerima pembayaran hutang..kenapa aku masih melihatmu menjual Ji Young ke tempat yang aneh?”
Jung lebih mendekatkan wajahnya pada Madam Ma, “Apa kau sudah selesai bicara?”
Madam Ma memandang Jung dengan wajah menantang, Jung mengangkat tangan hendak memukul Madam Ma. Hyung Joon datang dan memegang tangan Jung. Melihat Hyung Joon, Ji Young turun dari mobil.
Hyung Joon menghadap Madam Ma dan memintanya bicara padanya saja. Madam Ma bertanya siapa Hyung Joon.
Hyung Joon berkata pada Madam Ma tapi sambil melihat Ji Young, “Bahkan jika kau pergi hari ini..Ji Young akan kembali lagi padaku.”
Madam Ma tertawa, “Terserah apa maumu. Apa ini sebuah tantangan? Dia juga punya kaki. Apa kau pikir aku akan membuatnya menjadi Miss Korea dengan mengikat kaki dan tangannya agar tidak lari? Tidak sama sekali. Jika kau mau mengambilnya, silahkan coba saja.”
Hyung Joon: “Ji Young bergabung dengan tim milikmu karena aku tidak memperlakukan Ji Young dengan benar. Tapi mulai sekarang, aku akan memperlakukan Ji Young dengan benar. Jadi..pastika kau kau bersiap-siap.” Ji Young memandang Hyung Joon.
Madam Ma: “Apa kau kekasih Oh Ji Young?”
Hyung Joon: “Dulunya iya.”
Madam Ma: “Dan sekarang tidak?”
Hyung Joon menatap Ji Young, “Tidak, sekarang bukan kekasihnya.”
Madam Ma tersenyum remeh. Jung berteriak marah, apa maksus Hyung Joon berkata bukan kekasihnya. Jung berkata Hyun Joon berpura-pura. Jung hendak memegang tubuh Hyung Joon, tapi Hyung Joon menepisnya.
Hyung Joon kemudian berkata dia tahu kalau Ji Young tulus pada Madam Ma. Tapi dia akan memastika bahwa Ji Young akan tulus kembali kepadanya lagi. Madam Ma berkata baiklah, dia akan bersungguh-sungguh kalau begitu.
Madam Ma melirik Jung, “Di dalam mobil yang berbahaya itu dengan lampu spion sisi yang rusak, apa boleh jika aku pergi sekaran, tuan preman? Aku telah setuju untuk menerima semua tantangannya. Pastikan kau takkan lagi…mengancam Ji Young.”
Ji Young pandang-pandangan dengan Hyung Joon. Ji Young lalu mendekati mereka. Ji Young meminta maaf pada Jung. Madam Ma mengajaknya pergi.
Ji Young menatap Hyung Joon seakan meminta ijin. Hyung Joon mengijinkan Ji Young untuk pergi.
Madam Ma kembali berkata pada Jung, jika Jung berkeliaran seperti itu dengan potongan rambut darinya, bagaimana dengan nama baiknya. Jung salah tingkah disindir seperti itu.Madam Ma kemudian masuk mobil.
Ji Young menatap Hyung Joon, “Oppa. Seperti yang kau bilang…menilai dari hari ini, kurasa aku memang seorang gelandangan dengan otak penuh dengan kotoran. Dan kurasa aku memang seorang elevator girl yang murahan. Silahkan menjelekkan diriku sepuas yang kau mau. Berhati-hatilah.”
Ji Young kemudian berjalan menuju pintu samping mobil, sebelum masuk dia menoleh pada Hyung Joon lagi, lalu masuk. Dan mobilpun berjalan pergi. Hyung Joon menatap kepergian mobil itu. Jung berjalan pergi sambil berteriak mengatai Hyung Joon ‘bodoh’.
***
Di depan toko rumah Ji Young, ada pengumuman kamar disewakan.
Di dalam, keluarga Oh berkumpul bersama minum teh. Ayah menawarkan apakah Ji Young ingin minuman lain. Ji Young bilang tidak usah. Ayah kemudian bertanya tentang kakinya Ji Young, kenapa bisa seperti itu, dan apakah Ji Young tidak pergi ke rumah sakit. Ji Young hanya mengangguk.
Kakek juga bertanya apakah keadaan manajer baik-baik saja. Ji Young hanya ber-‘oh’. Kakek bilang Ji Young harus memastikan menghibur hatinya manajer, karena pasti dia sedang mengalami kesusahan.
Ayah kemudian memberitahu Ji Young, bahwa kakaknya melakukan sesuatu yang pantas dipuji. Tidak pernah sekalipun dia memberikan gaji dari pekerjaannya, tapi dia bilang dia akan menyewakan kamarnya dan akan tinggal bersama satu kamar dengan paman. Ayah tertawa.
Ji Young lalu memanggil satu persatu keluarganya itu, ayah, kakeh, paman, oppa. Kakek menyela, terlalu panjang untuk memanggil mereka semua. “Karena aku adalah raja dari rumah tangga ini, jika aku bilang ‘ya’ berarti tidak apa-apa. Jika ‘tidak’ maka itu takkan terjadi, jadi panggil saja namaku.”
Paman: “Dua presiden terakhir dipenjara. Apa ayah ingin dipenjara dengan mereka berdua? Ayah diktator sekali. Keluarga kita haruslah demokratis juga. Itulah kenapa kita perlu melakukan voting. Tidak banyak waktu yang tersisa. Untuk masa pemerintahan mendatang, pastikan kau memilih di balai kota.”
Paman lalu meminta persetujuan ayah, ayah bilang iya dan paman membuatnya ingin menangis. Ji Young, oke. Terutama Ji Suk, baiklah. Paman menoleh pada kakek dan bertanya mengapa kakek tidak menjawab.
Kakek kesal, “Aku..akan mendikte apapun yang kumau, di dalam rumahku sampai aku mati! Jangan kasar begitu dan diamlah. Diam saja,oke?”
Ayah kemudian mengingatkan Ji Young yang akan mengatakan sesuatu pada mereka. Semuanya pun menoleh pada Ji Young. Ji Young bersiap untuk bicara.
“Aku…departement store…aku…akan…Miss…aku akan berhenti.” Ji Young bicara dengan terbata.
Kakek meminta ayah menjelaskan padanya apa maksud perkataan Ji Young, tapi ayah juga tidak mengerti. Paman juga bertanya pada Ji Young apa yang dikatakannya tadi. Semuanya menoleh pada Ji Young lagi, minta penjelasan yang lebih jelas.
Ji Young salah tingkah, diapun hanya meminta semua melupakan apa yang dia katakan tadi, lalu Ji Young pamit pergi bekerja. Ji Suk bertanya-tanya apa yang dikatakan Ji Young tadi.
***
Ji Young menghampiri Manajer Park yang sedang berdiri di depan lift. Ji Young menyerahkan surat pengunduran diri. Manajer Park dengan sinis bertanya mengapa Ji Young tida mengajak teman suruhannya juga (Young Sun).
“Young Sun tidak melakukan kesalahan apapun. Dia tahu itu salah, tapi aku memaksanya untuk melakukannya untukku, sebagai sebuah bantuan. Tolong berbaik hatilah pada Young Sun.” Ji Young memohon.
“Berbaik hati?” Manajer Park tertawa, “Kalu begitu, pikirkanlah sebuah jalan. Apa yang akan kau lakukan untukku agar aku bisa berbaik hati kepadanya?”
***
Ji Young masuk ke ruangan tunggu. Dia membuka loker dan mengeluarkan artikel operasi payudara waktu itu. Young Sun datang dan bertanya apa yang dikatakan Manajer Park, apa dia memecatnya juga. Apa Manajer Park bicara tentang uang? Young Sun menangis.
Ji Young memegang pundaknya, “Jangan kuatir. Aku akan memastikan kalau kau takkan dipecat.”
“Bagaimana?” tanya Young Sun.
Ji Young merobek-robek artikel itu dan berkata bahwa dia sedang takut, jika dia harus dibius, kakek dan ibu akan memarahinya. Ji Young bilang dia tidak akan melakukannya. Dia tidak harus melakukannya. Jadi dia akan membeli bantalan yang lebih besar.
Young Sun menangis. Ji Young memeluknya dan meminta Young Sun untuk tidak menangis. Padahal dia sendiri menangis.
***
Ji Young kembali menemui Manajer Park. Ji Young berkata dia akan memberikan semua uang pensiunnya pada Manajer. Ji Young juga bilang Young Sun tidak bersalah. Manajer Park diam saja. Ji Young berkata kembali, termasuk pembayaran senilai gaji enam bulan Ji Young akan memberikan semuanya pada Manajer.
Manajer menoleh dan tersenyum sini, dia menepuk pundak Ji Young lalu pergi tanpa kata.
***
Ji Young berjalan melewati lift. Dia masuk ke dalam lift untuk terakhir kalinya, seperti mengucapkan salam perpisahan. Begitu berbalik, diluar sudah ada Hyung Joon yang membawakan tasnya. Hyung Joon juga mengajak Ji Young untuk minum-minum.
Kini mereka di penjual minuman pinggir jalan. Ji Young menghabiskan makanannya. Ji Young kemudian akan menuangkan minumannya. Hyung Joon berkata dia tidk datang kesana untuk membujuk Ji Young, jadi Hyung Joon mengajak Ji Young minum dengan santai. Ji Young pun minum.
Hyung Joon bertanya sudah sejak berapa lama mereka tidak melakukan hal seperti itu. Ji Young tersenyum menuangkan minumannya pada Hyung Joon dan mengajaknya untuk minum sampai mati (mabuk-mabukan). Hyung Joon bertanya apa maksud Ji Young.
“Apa ada hari esok untuk orang seperti kita? Lakukan apapun yang kau mau hari ini dan aku akan melakukan apapun yang aku mau. Hidupmu adalah hidupmu. Hidupku adalah hidupku.” Ji Young tersenyum.
“Walaupun kita disini duduk bersama dan berbagi sebotol soju, tetap saja kita…telah…berpisah. Kita setuju untuk menjalani jalan yang berbeda.”
Ji Young lalu memanyunkan bibirnya seperti mencium. Hyung Joon bertanya mengapa Ji Young menjadi mengerikan lagi. Ji Young mencium udara. Dia bilang dia tidak mencium Hyung Joon.
“Aku hanya tersenyum kepada dunia yang kotor ini. Aku diminta untuk melihat dengan bijak terhadap diriku sendiri.” Ji Young tersenyum menerawang.
Hyung Joon tertawa, “Gadis ini…”
Ji Young menatap Hyung Joon, “Apa kau kecewa? Jika kau kecewa…persetan lagipula kecewa tidak butuh uang. Gelandangan ini akan terus maju dan menciummu.”
Ji Young minum, lalu dia meminta Hyung Joon mendekat untuk dia cium. Hyung Joon berkata lupakan dan minum saja.
***
Di rumah Ji Young, aku menderu kencang hingga barang-barang di depan toko berjatuhan. Kakek keluar dan bertanya-tanya apa yang terjadi, itu cukup serius. Kakek memeluk tempat bakpau, dan berkata toko mereka bisa hancur. Ayah juga keluar dan meminta kakek untuk masuk.
***
Hyung Joon melihat berita di televisi. Mereka menyebutkan adanya sebuah perjanjian yang telah dicapai untuk negosiasi dana bantuan darurat dari IMF. Mereka juga telah dibantu sejumlah 55 milyar dolas AS, tapi ekonomi mereka akan diatur di bawah manajemen IMF.
Hyung Joon menatap televisi dengan melamun. Ji Young mendekat dan mencium pipi Hyung Joon. Hyung Joon menoleh, Ji Young bilang Hyung Joon jangan melihatnya dengan ekspresi sedih seperti itu. Hyung Joon hanya mengedipkan matanya.
***
Di tempat lain, Hwang dan anak buahnya juga melihat berita itu. Berita perdana mentri yang telah selesai melakukan negosiasi dengan pihak IMF.
Hwan berkata pada anak buahnya, jika mereka ingin menjadi seorang rentenir, mereka harus melakukannya dalam skala internasional seperti itu. Lempar saja 550 milyar ke muka mereka (pemerintah) dan langsung saja lakukan apapun yang kau mau terhadap Republik Korea. Keren. Sangat keren.
“Tapi Tuan, di Myeingdong dan Shinsadong banyak rentenir yang kaya. IMF itu atau siapalah. Kenapa negara kita harus meminjam uang ke luar negri?” tanya anak buah botak, Dong Chil.
Hwang mengambil sendok dan menggetok kepala anak buahnya itu, “Dasar bodoh. Kita meminjamkan uang Korea kepada mereka. Dan mereka meminjami kita dolar Amerika. Dolar.”
Tiba-tiba Jung masuk dengan tergesa. Semua orang melihatnya. Jung meminta maaf karena sedikit terlambat. Hwang menyapa ramah, mengapa Jung baru datang sekarang, makanannya hampir dingin. Hwang meminta Jung mendekat.
Hwang memukul kepala Dong Chil, “Hei, tidakkah kau tahu kapan menghormati orang tua? Apa kau tidak pernah naik subway?”
Jung bilang dia tidak apa-apa. Tapi Hwang tetap memintanya mendekat. Dong Chil bergeser dengan kesal. Jung pun ke depan.
Hwang menuangkan minuman pada Jung, dan sebaliknya. Hwang berkata pasti sekarang Jung sedang mengalami masa-masa sulit. Apa Jung makan dengan baik. Jung mengiyakan, lalu makan makanan yang ada disana.
“Apa Presiden Kim dari ViVi Comsmetics baik-baik saja?” tanya Hwang lagi.
“Akan aku lakukan apa yang aku mampu, setudaknya mendapat tagihan dari bunga pinjaman…” ujar Jung takut-takut.
“Hyung. Hari-hari ini..aku benar-benar menikmati diriku sendiri. Karena IMF itu, bunga pinjaman terus menerus naik setiap kali aku bangun di pagi hari. Seperti kecambah, terus tumbuh dan tumbuh. Bank di ujung kebangkrutan karena mereka tidak mau memberikan pinjaman. Bisnis oleng ke kanan dan ke kiri karena kebangkrutan dimana-mana. Banyak PHK, orang tidak punya pekerjaan, dan bahkan banyak orang dengan kredit yang buruk. Mereka berbaris di kantor kita supaya bisa mendapat uang dari kita. Bahkan jika kita menaikkan bunga ke delapan, sembilan, bahkan sepuuh persen! Mereka tidak peduli!”
Hwang kembali menuangkan minuman pada Jung, dan sebaliknya.
Hwang berkata lagi, “Tapi kau tahu…di dalam musim yang indah ini, aku…tidak punya uang. Aku tidak punya uang untuk dipinjamkan. Uang tidak berputar karena perusahaan seperti ViVi tidak mengembalikan uang kita. Karena pelanggan busuk itu..aku sekarang bisa kehilangan semua pelanggan baru yang potensial. Aku juga kesulitan menjaga muka di depan pemimpin kita.”
Jung terlihat tidak nyaman. Hwang mendekatkan kepala Jung ke wajahnya. Hwang meminta Jung untuk tidak perlu gugup. Jung yang tidak bisa menemukan jalan, jadi apa yang bisa dia lakukan. Dia harus melepaskannya.
“Presiden Kim..apa dia sehat?” tanya Hwang yang membuat Jung sangat terkejut. “Dia tampaknya masih sangat muda. Jika dia mati pada umur yang masih muda..nilai asuransi jiwanya pasti sangat besar. Tidakkah kau berpikir demikian, Dong Chil?”
Dong Chil: “Aku pikir kita bisa mendapatkan sekitar 500 juta won, tuan.”
Hwang tetawa dan menepuk-nepuk pundak Jung. Jung terdiam dengan wajah terkejutnya. (oow~ ada apakah ini…)
***
Hyung Joon masih bingung dengan ciuman dari Ji Young tadi. Dia melihat kesekitar dan bertanya apakah Ji Young mabuk. Ji Young bilang tidak mabuk dan bertanya balik apakah Hyung Joon ingin tambah.
“Kau sudah mabuk.”
Ji Young: “Aku sudah bilang aku tidak mabuk.”
Ji Young tertawa, wajah Hyung Joon memerah. Hyung Joon beralasan itu karena dia kedinginan. Ji Young juga tahu kalau wajahnya memerah ketika dia minum.
Ji Young menuangkan kembali minumannya, “Kemarin, Predir Ma bilang…setiap pria di Korea takkan mengizinkan wanita yang disukainya mengikuti sebuah kontes kecantikan. Oppa, kau tidak menyukaiku.”
Hyung Joon hanya menatap saja. Lalu dia berkata, tidakkah Madam Ma menceramahi dan mengatakan pada Ji Young bahwa minum dapat merusak kulitnya. Ji Young ber-‘cih’ dan kembali minum.
“Hei, karena kita bicara mengenai persiapan untuk kompetisi Miss Korea. Tidakkah Presdir Ma menyuruh
untuk tidak mencium laki-laki? Presdir Ma adalah orang yang menakutkan.”
“Jadi kenapa kalau dia menakutkan? Dia seseorang yang kompeten.”
“Sekali kau menginjakan kaki ke dalam dunianya Predir Ma…bisa berbahaya. Akan jauh berbeda dengan kehidupan yang selalu kau kenal.”
“Apa kau sekarang sedang membicarakannya dibelakangnya?”
Hyung Joon menghela nafas dan bertanya, “ Tidak bisakah kau memikirkannya sekali lagi? Aku minta maaf karena tidak jujur kepadamu mulai dari awal..dan meminta bantuan darimu tanpa memberi tahu yang sebenarnya terjadi. Walau pun aku tahu pasti..siapa yang mau ikut Miss Korea dengan tim penuh karyawan perusahaan yang tidak tahu apa-apa. Jadi aku berbohong.”
Ji Young diam mendengarkan. Hyung Joon melanjutkan, “Kami benar-benar telah berada di ujung tanduk. Dan kita telah membuat sesuatu yang kami sebut sebagai BB cream. Dengan lemahnya pemasaran dan distribusi kepada publik, kami benar-benar sekarat. Perusahaan, pegawai-pegawai kami, dan juga aku.”
Ji Young menuangkan minuman untuk mereka. Hyung Joon minum, dan kembali berkata dia dan teman-temannya berencana sekuatnya untuk menjadikan Ji Young menjadi Miss Korea. Dan setelah Ji Young menjadi Miss Korea, jika dia memakai BB cream kami sekali saja dan tersenyum, karyawannya, mereka tidak perlu melakukan PHK dan membiarkan mereka berkeliaran di jalan.
Hyung Joon mengeluarkan sampel BB creamnya dan menyimpannya di tangan Ji Young. Hyung Joon berkata itu adalah hidupnya. Dan itu adalah harapan terakhir mereka. Dunia masih belum mengetahui apa itu BB cream. Ji Young adalah konsumen pertama yang menggunakan produk itu. Hyung Joon meminta Ji Young pulang dan mencobanya sekali saja.
“Jika kau tidak percaya kepadanya, bisakah kau setidaknya melihat produk ini dan mempertimbangkan kami kembali?” tanya Hyung Joon.
Ji Young meletakan BB cream itu di meja, “Jika Presdir Ma memintaku untuk mati.. bahkan jika aku harus berpura-pura sekarat aku akan menjadi Miss Korea dengan cara apapun.”
“Jadi sudah pasti tidak bersama tim kami?”
Ji Young menatap kesal pada Hyung Joon. Dia kemudian menuangkan minuman pada gelas besar dan meminum semuanya. Ji Young berkata dengan nada tinggi, “Aku juga menyedihkan! Tolong jangan berpura-pura lebih menyedihkan dariku. Aku juga menyedihkan! Alasanku frustasi, hal-hal yang ingin aku tangisi, penolakan, banyaknya permohonan! Apa harus aku jelaskan? Apa dua orang menyedihkan seperti kita harus mencoba membangun istana dengan air mata?”
“Aish! Ayo mati saja. Hari ini…coba kita lihat apa kita bisa mati dengan minum-minum sampai mati.” Hyung Joon juga menuangkan minuman ke gelas besar dan meminumnya sampai habis. “Ayo kita coba membangun istana. Ya ampun, dunia ini….aaahhh!”
***
Jung tinggal sendirian di tempat makan para preman tadi. Dia minum-minum sendirian dengan putus asa. Terngiang kembali perkataan Hwang padanya.
“Jika kau tidak bisa mendapatkan uang dari ViVi pada akhir tahun ini…Kim Hyung Joon..akan memberikan stempel perjanjian uang hasil asuransi kesehatannya, dan dia akan menuju akhirat. Jika kau tidak menginginkannya, maka tuis namamu dan bukannya Kim Hyung Joon. Jika kau mau pergi ke akhirat juga tidak apa-apa.”
Jung memandangi surat perjanjian itu, dia lalu tertunduk lemas.
***
Hyung Joon mengantar Ji Young pulang. Mereka berdua sudah sangat mabuk. Ji Young mengucapkan terima kasih. Hyung Joon mengajak Ji Young minum sekali lagi.
Ji Young lalu menyerah sebuah amplop berisi uang. Itu adalah seluruh kekayaannya, uang untuk kalung emas mereka kemarin. Hyung Joon berkata jika dia mengambil uang itu, berarti Ji Young tak akan mengikuti Miss Korea bersama tim mereka. Hyung Joon tidak mau mengambilnya. Ji Young memaksa, dan meminta Hyung Joon membuka tangannya.
Hyung Joon tetap tidak mau. Ji Young bilang ambil saja, Hyung Joon bahkan tidak punya uang. Bukannya mengambil, Hyung Joon malah meminta Ji Young melakukannya di sebelah kanan. Hyung Joon menunjukan pipi kanannya.
“Melakukan apa?” tanya Ji Young tak mengerti.
“Apa yang telah kau lakukan di pipi sebelah kiri, beberapa waktu yang lalu.”
Ji Young tertawa, “Presdir. Mengetahui kalau perusahaanmu berada di ujung kebangkrutan kau seharusnya tidak kuatir akan apapun. Aku merasa bersalah atas yang terjadi kemarin. Sekarang kau kelihatan aslinya, hah?”
Hyung Joon bilang itu bukan pertama kalinya. Tapi Ji Young bilang dulu bahkan Hyung Joon tidak berani menatap matanya. Ji Young bertanya, “Sampai sekarang, berapa banyak gadis yang telah kau kencani melakukan ini?”
“Hanya dirimu.”
“Jangan membuatku tertawa!” Ji Young tertawa, Hyung Joon juga ikutan tertawa. “Hei, apa kau menyukaiku?”
“Tidak mungkin.” Elak Hyung Joon masih sambil tertawa.
“Benar? Tidak mungkin. Benar kan?”
Hyung Joon mengangguk. Ji Young ingin bertanya satu hal. Hyung Joon menempelkan pipinya ke tangan Ji Young, dan mengatakan tangan Ji Young sangat hangat.
“Kenapa kita putus?” tanya Ji Young kemudian.
Hyung Joon mengangkat kepala, “Kau bahkan tidak tahu kenapa?”
“Tidak, aku tidak tahu kenapa. Tetap saja.” ujar Ji Young.
“Apa untungnya mengetahuinya sekarang?”
“Apa kau tahu?” Ji Young balik bertanya.
“Aku tidak tahu.”
“Kau mencampakkanku, bukan?”
“Sudah kubilang aku tidak tahu!” Hyung Joon masih mengelak.
“Kau bahkan tidak menyangkalnya.” (yang berarti benar..)
Hyung Joon terdiam tak menjawab menatap Ji Young, dan mendapat balasan dari Ji Young. Hyung Joon melepaskan genggaman tangannya pada Ji Young.
Ji Young lalu berkata, “Sebaiknya kita tidak saling bertemu lagi… Sekarang…kita benar-benar selesai. Semoga seha selalu.” Ji Young meletakan amplop uang di tangan Hyung Joon, menepuk pundak Hyung Joon dan kemudian masuk ke dalam.
“Hei, Ji Young! Hei! Hei, Ji Young. Hei, Ji Young!” Hyung Joon memanggil Ji Young, tapi Ji Young tidak keluar lagi. Hyung Joon tiduran di dipan depan toko.
Ji Young keluar, “Hei! Kau bisa mati kedinginan jika kau tidur disini!”
“Hei, ayo kita minum sebotol lagi.”
“Sudahlah! Pulanglah dasar brengsek!” Ji Young menarik tubuh Hyung Joon dan memukulnya.
“Sebotol lagi!”
“Kau akan mati kedinginan jika kau tidur disini dan keluargaku akan memukulimu jika kau masuk ke rumah. Pergilah!” Ji Young mendorong Hyung Joon pergi.
Ji Young masuk ke dalam. Hyung Joon masih memanggil-manggil Ji Young dan kembali ke depan toko. Hyung Joon masih mengajak Ji Young untuk minum sebotol lagi. Hyung Joon lalu melihat pengumuman yang ada di depan pintu toko. Pengumuman kamar disewakan.
***
Bersambung ke bagian 2 ~
Komentar:
Memang benar, siapa yang akan memilih tim yang tidak berpengalaman. Tapi, penyesalan Hyung Joon, aku rasa itu sungguhan. Dan ucapannya bahwa dia tidak mencintai Ji Young lagi, itu bohong.
mbak mumu thanks bgt ya :))
ReplyDeleteak suka baca sinop ny mbak
yeeeay dateng juga, mba mumu maaf baru bisa coment, biasanya lewat hape jadi ga bisa coment, maaf ya mba jadi silent reader terus :(, semangat mba mumu :D
ReplyDeleteMksih sinopsisx...
ReplyDeleteLanjut terus mbak...
Smga mbk n dede' mikaeil sehat selalu...
Millaaa..
Makasih mbak mumu sinopnya ^^
ReplyDelete